Category: Tribunnews.com Internasional

  • Viral Pria di China Dihabisi Pembantunya setelah Memanfaatkannya untuk Buat Cemburu Mantan Istri – Halaman all

    Viral Pria di China Dihabisi Pembantunya setelah Memanfaatkannya untuk Buat Cemburu Mantan Istri – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Seorang pria di China pura-pura jatuh cinta kepada pembantu dan pengasuh anaknya agar mantan istrinya cemburu dan mau kembali bersama.

    Namun rencana itu berbuah tragis.

    Sang pembantu yang tak terima, membalas dendam dan menghabisi pria itu setelah mengetahui fakta sebenarnya.

    Mengutip laporan South China Morning Post pada 7 Maret 2025, pria tersebut bernama Xie.

    Ia mengelola perusahaan makanan.

    Ia bertemu dengan istrinya, He, saat mereka masih kuliah.

    Pasangan itu kemudian lulus, menikah, dan memiliki seorang putri.

    Namun, seiring dengan berkembangnya karier Xie, ia menjadi sombong dan sering bertengkar dengan istrinya karena hal-hal sepele, yang berujung pada perceraian.

    Xie kemudian diberi hak asuh atas putri mereka dan mempekerjakan seorang pengasuh, bermarga Li, untuk mengurus rumah tangga.

    Li menangani semuanya dengan sangat teliti.

    Namun, Xie selalu berpikir untuk berbaikan dengan mantan istrinya.

    Tetapi Xie terlalu gengsi untuk meminta rujuk, karena khawatir hal itu akan menurunkan “status keluarganya” dan melemahkan otoritasnya dalam rumah tangga.

    Kemudian ia menyusun rencana yang melibatkan Li, dengan harapan dapat membangkitkan kecemburuan dalam diri mantan istrinya.

    Li, yang berasal dari daerah pedesaan, melihat Xie sebagai pengusaha kaya.

    Li dengan polosnya percaya bahwa ini adalah kesempatannya untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik.

    Ia pun segera jatuh cinta pada Xie, dan hubungan mereka pun segera menjadi akrab.

    Xie kemudian memamerkan hubungan romantis mereka di media sosial dan bahkan meminta tetangganya untuk menyebarkan gosip tersebut kepada He, mantan istrinya.

    Pada satu titik, ketika He mulai sering mengunjungi rumahnya dengan kedok untuk menengok putri mereka, Xie bahkan dengan sengaja menunjukkan rasa sayangnya kepada Li setiap kali mantan istrinya itu melihat.

    Tak lama kemudian, Xie melamar Li dan bahkan menjadwalkan sesi pemotretan pernikahan.

    Xie meminta putrinya menggunakan smart watch untuk membagikan lokasi dengan ibunya.

    Hal itu demi memancing kecemburuan sang mantan istri.

    Trik itu nampaknya berhasil.

    Xie dan mantan istrinya itu rujuk.

    Setelah itu, Xie mengakhiri hubungannya dengan Li sekaligus memecatnya.

    Meskipun Xie mencoba memberi ganti rugi kepada Li secara finansial, Li merasa hancur, tertipu, dan marah.

    Li pun bersekongkol dengan sepupunya, yang memiliki catatan kriminal sebelumnya karena pencurian, untuk membalas dendam.

    Suatu malam, saat Xie pulang kerja, sepupunya memukulnya dengan tongkat, menjatuhkannya ke tanah, sementara Li kemudian menikamnya, menyebabkan luka-luka yang menyebabkan kematiannya.

    Kepada polisi, Li mengatakan ​​bahwa ia hanya ingin memberi pelajaran kepada Xie dan tidak pernah bermaksud untuk membunuhnya.

    Ia mengatakan bahwa sebagai seorang wanita lajang dari daerah pedesaan, ia berharap untuk menikah dengan seorang pria kota untuk mengubah nasibnya.

    Ia bahkan telah menyebar berita tentang rencana pernikahan mereka dengan seluruh keluarga dan teman-temannya.

    Li akhirnya dijatuhi hukuman penjara seumur hidup, sementara sepupunya dijatuhi hukuman penjara 11 tahun.

    Kisah ini kemudian viral di media sosial China.

    Seorang pengguna media sosial mengatakan: “Jika ia ingin berbaikan, mengapa tidak berbicara langsung dengan mantan istrinya? Mengapa harus melalui semua trik yang tidak perlu ini?”

    Sementara yang lain menambahkan: “Pria yang sangat tidak berperasaan. Apakah kehidupan pengasuh itu hanya permainan baginya?”

    (Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

  • Kepala IDF Eyal Zamir Pecat Juru Bicara Daniel Hagari – Halaman all

    Kepala IDF Eyal Zamir Pecat Juru Bicara Daniel Hagari – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Lembaga penyiaran publik Israel melaporkan pada hari Jumat, 7 Februari 2025, bahwa Juru Bicara Angkatan Pertahanan Israel (IDF), Daniel Hagari, telah dipecat oleh Kepala Staf Angkatan Darat Israel, Eyal Zamir.

    Keputusan ini diumumkan melalui media KAN dan dikutip oleh Anadolu Agency.

    Hagari dan Zamir sepakat bahwa pengunduran diri Hagari akan terealisasi dalam beberapa minggu mendatang, setelah itu ia memilih untuk pensiun dari militer Israel.

    Pemecatan ini merupakan langkah besar pertama Zamir setelah dilantik sebagai Kepala IDF, menggantikan Herzi Halevi.

    Sejak Januari 2025, ketegangan antara Hagari dan Menteri Pertahanan Israel, Katz, semakin meningkat.

    Katz menginstruksikan Halevi untuk bekerja sama dalam penyelidikan oleh pengawas keuangan negara terkait peristiwa yang terjadi pada 7 Oktober 2023.

    Namun, alasan pasti di balik pemecatan Hagari belum diungkapkan oleh media Israel.

    Masalah Internal di IDF

    Militer Israel mengakui adanya masalah internal terkait perang di Gaza, namun menegaskan bahwa isu ini seharusnya tidak dipublikasikan dan bisa diselesaikan melalui dialog langsung antara menteri pertahanan dan kepala staf.

    Surat kabar Yedioth Ahronot menyebut keputusan pemecatan ini sebagai sesuatu yang mengejutkan, mengingat tidak ada pejabat militer senior yang diberhentikan sejak 7 Oktober 2023.

    Media juga mempertanyakan kemungkinan adanya campur tangan politik dalam keputusan ini.

    Kepergian Hagari terjadi di tengah meningkatnya ketegangan politik di Israel.

    Sejak serangan mematikan yang dilancarkan di Jalur Gaza pada 7 Oktober 2023, lebih dari 48.400 warga Palestina dilaporkan tewas, banyak di antaranya adalah wanita dan anak-anak.

    Lebih dari 111.800 lainnya terluka akibat agresi tersebut.

    Meskipun serangan telah dihentikan sesuai kesepakatan gencatan senjata yang berlaku pada 19 Januari 2025, situasi di wilayah tersebut tetap tegang.

    Pemecatan Daniel Hagari dari jabatannya sebagai juru bicara IDF mencerminkan konflik internal yang semakin mendalam di dalam militer Israel.

    Keputusan ini diambil di tengah situasi yang kompleks, baik di lapangan maupun dalam politik domestik, yang menunjukkan tantangan yang dihadapi oleh angkatan bersenjata Israel saat ini.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Iran Ambil Pelajaran dari Cekcok Trump-Zelensky: Kami Tidak Bergantung pada Negara Lain – Halaman all

    Iran Ambil Pelajaran dari Cekcok Trump-Zelensky: Kami Tidak Bergantung pada Negara Lain – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, mengatakan bahwa pemerintahan AS di bawah Donald Trump telah menciptakan “suasana kacau” setelah pertemuan sengitnya di Ruang Oval dengan pemimpin Ukraina minggu lalu.

    Dalam opini yang diterbitkan pada Rabu (5/3/2025) di surat kabar Ettela’at Iran, Araghchi menilai perselisihan tersebut mengungkapkan keretakan besar dalam tatanan global dan memperjelas bahaya mengandalkan Amerika Serikat dalam urusan keamanan.

    Araghchi mengkritik apa yang ia sebut sebagai “ketegangan verbal” dan “kebijakan impulsif” dalam diplomasi global.

    Ia menyoroti pertikaian di Ruang Oval sebagai momen refleksi bagi negara-negara yang selama ini bergantung pada AS, khususnya dalam konteks hubungan Ukraina dengan Barat.

    “Perselisihan baru-baru ini di Gedung Putih bukan sekadar konflik biasa; hal ini mencerminkan keretakan mendalam dalam tatanan dunia,” tulisnya.

    Araghchi menilai bahwa bahkan sekutu lama AS kini mulai mempertanyakan kepemimpinan Washington, dengan negara-negara Eropa mengambil pendekatan lebih hati-hati terhadap perang di Ukraina.

    Iran Pilih Kemandirian

    Dalam opininya, Araghchi menegaskan bahwa Iran telah memilih jalur berbeda, yaitu kemandirian dan kemerdekaan strategis.

    “Tidak seperti banyak negara yang bergantung pada kekuatan asing untuk keamanan, Iran telah secara sadar memilih untuk mempertahankan kemandiriannya, meskipun harus membayar harga atas keputusan tersebut,” tulisnya.

    Ia menegaskan bahwa pendekatan ini bukanlah akibat dari sanksi, melainkan keputusan strategis yang disengaja.

    “Iran tidak membeli keamanannya; Iran membangunnya,” tambahnya.

    Mengutip Newsweek, pernyataan Araghchi sejalan dengan sikap Iran yang telah lama meyakini bahwa aliansi dengan AS tidak dapat diandalkan.

    Pernyataannya juga mendukung sikap Pemimpin Tertinggi Iran yang menolak negosiasi dengan Washington.

    Garis keras Iran menilai bahwa konfrontasi Trump-Zelensky menjadi bukti ketidakstabilan diplomatik AS.

    Meskipun Araghchi menekankan pentingnya kemandirian militer, Iran tetap menjalin kerja sama dengan pihak asing, khususnya Rusia.

    Hubungan Rusia dan Iran

    Pada Januari 2025, Rusia dan Iran menandatangani perjanjian kerja sama ekonomi dan militer.

    Kedua negara menganggap perjanjian ini sebagai tonggak penting dalam hubungan bilateral mereka.

    Presiden Rusia, Vladimir Putin, dan Presiden Iran, Masoud Pezeshkian, menandatangani perjanjian tersebut dalam sebuah upacara di Kremlin.

    Keduanya memuji kesepakatan ini sebagai babak baru dalam hubungan kedua negara.

    “Dokumen terobosan ini bertujuan menciptakan kondisi bagi pembangunan yang stabil dan berkelanjutan antara Rusia, Iran, serta seluruh kawasan Eurasia,” ujar Putin.

    Pezeshkian menambahkan bahwa perjanjian ini akan membuka babak baru dalam kerja sama Iran dan Rusia di berbagai sektor, terutama ekonomi.

    Mengutip laporan France24 pada 17 Januari 2025, sejak pecahnya perang di Ukraina pada Februari 2022, Rusia semakin memandang Iran sebagai sekutu strategis.

    Dalam dokumen yang diterbitkan Kremlin, kedua negara sepakat untuk saling membantu menghadapi ancaman keamanan bersama.

    Namun, perjanjian ini tidak mencakup pakta pertahanan bersama seperti yang ditandatangani Rusia dan Korea Utara tahun lalu.

    Rusia dan Iran sepakat untuk meningkatkan kerja sama perdagangan dan ekonomi di berbagai sektor, terutama dalam menghadapi sanksi Barat terhadap industri energi mereka.

    Selain itu, mereka juga akan bekerja sama dalam pelatihan militer dan penggunaan fasilitas pelabuhan untuk kapal perang masing-masing negara.

    Namun, perjanjian tersebut tidak secara eksplisit mencakup pertukaran senjata, yang merupakan aspek kerja sama yang telah dikenai sanksi oleh Barat.

    Iran diketahui telah memasok Rusia dengan pesawat nirawak “Shahed” yang digunakan dalam serangan ke Ukraina, menurut pejabat Ukraina dan Barat.

    Moskow dan Teheran telah merancang perjanjian baru ini selama bertahun-tahun.

    Sebelumnya, hubungan kedua negara diatur oleh dokumen kerja sama tahun 2001 yang diperbarui secara berkala.

    Meski kini semakin erat, hubungan Rusia dan Iran memiliki sejarah yang kompleks.

    Pada abad ke-18 dan ke-19, kedua negara berperang memperebutkan wilayah di Kaukasus. Selain itu, Uni Soviet dan Inggris pernah menginvasi Persia selama Perang Dunia II.

    (Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

  • Jubir IDF Daniel Hagari Dipecat, Konflik Internal Militer Israel Terungkap – Halaman all

    Jubir IDF Daniel Hagari Dipecat, Konflik Internal Militer Israel Terungkap – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Lembaga penyiaran publik Israel melaporkan pada hari Jumat (7/3/2025) bahwa tentara Israel memecat juru bicaranya Daniel Hagari.

    “Kepala Staf Angkatan Darat Israel Eyal Zamir memutuskan untuk memberhentikan juru bicara tentara Israel, Daniel Hagari, dari jabatannya,” lapor media KAN, dikutip dari Anadolu Anjansi.

    Menurut KAN, Hagari dan Zamir sepakat bahwa keputusan pengunduran diri jubir IDF ini baru akan terealisasi pada beberapa minggu mendatang.

    Setelah resmi keluar dari jabatannya, Hagari memilih untuk pensiun dari militer Israel.

    “Juru bicara militer sepakat dengan Kepala Staf Eyal Zamir bahwa ia akan mengundurkan diri dari jabatannya dalam beberapa minggu mendatang dan pensiun dari militer Israel,” tambahnya.

    Ini menjadi keputusan besar pertama kalinya Zamir setelah menjabat sebagai kepala IDF.

    Seperti diketahui, Zamir baru saja menjabat sebagai kepala IDF menggantikan Herzi Halevi yang mengundurkan diri.

    KAN melaporkan bahwa Hagari dalam posisi yang tidak aman dalam beberapa bulan ini.

    Hal ini terjadi lantaran ketegangan yang terjadi antara Hagari dengan Menteri Perathanan Israel Katz dan tidak setuju dengan kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.

    Ketegangan keduanya semakin terlihat sejak Januari tahun ini.

    Di mana Katz menginstruksikan Halevi untuk bekerja sama sepenuhnya dalam penyelidikan oleh pengawas keuangan negara atas peristiwa 7 Oktober 2023.

    Namun alasan lebih jelasnya tidak diungkapkan oleh media Israel.

    Mereka hanya mengatakan bahwa militer Israel sedang mengalami masalah internal terkait perang di Gaza.

    Atas permasalahan ini, militer Israel memberikan tanggapan publik.

    Menurut militer Israel, masalah internal ini tidak seharusnya menjadi konsumsi publik dan bisa segera diselesaikan.

    “Masalah seperti itu harus diselesaikan melalui dialog langsung antara menteri pertahanan dan kepala staf, bukan melalui media,” katanya.

    Surat kabar Israel Yedioth Ahronoth menggambarkan keputusan itu sebagai sesuatu yang mengejutkan.

    Menurut media Israel ini, sejak 7 Oktober 2023, tidak ada pejabat militer senior yang diberhentikan, dikutip dari Palestine Chronicle.

    Media Israel ini justru menanyakan motif pemecatan Hagari dan kemungkinan adanya campur tangan politik atas keputusan ini.

    Kepergian Hagari juga terjadi di tengah meningkatnya ketegangan di tengah politik Israel.

    Sebagai informasi, Israel telah melancarkan serangan mematikan di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2024.

    Serangan ini menyebabkan lebih dari 48.400 warga Palestina telah terbunuh.

    Sebagian besar korban merupakan wanita dan anak-anak.

    Lebih dari 111.800 warga Palestina terluka akibat agresi Israel.

    Namun sejak kesepakatan gencatan senjata, serangan Israel telah dihetikan sesuai kesepakatan yang berlaku pada 19 Januari 2025.

    (Tribunnews.com/Farrah)

    Artikel Lain Terkait Daniel Hagari dan Konflik Palestina vs Israel

  • Trump Puji Putin, Sebut Negosiasi Rusia Lebih Mudah dari Ukraina – Halaman all

    Trump Puji Putin, Sebut Negosiasi Rusia Lebih Mudah dari Ukraina – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Presiden AS Donald Trump mengungkapkan bahwa negosiasi untuk mencapai perdamaian antara Rusia dan Ukraina lebih mudah dilakukan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dibandingkan dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

    Dalam pernyataannya di Ruang Oval pada Jumat, 7 Maret 2025, Trump menyatakan bahwa Putin lebih kooperatif dalam pembicaraan perdamaian.

    Trump memuji Putin, meskipun ia juga mengecam serangan terbaru Rusia terhadap Ukraina dan mengancam akan memberikan sanksi baru terhadap Moskow. “Saya pikir ia akan lebih murah hati setelah perang berakhir, dan itu cukup bagus,” ujar Trump.

    Trump mengungkapkan bahwa berbicara tentang perdamaian dengan Putin lebih mudah dibandingkan dengan Zelensky. “Terus terang, saya merasa lebih sulit untuk berurusan dengan Ukraina. Mereka tidak punya kartu jelasnya,” kata Trump.

    Ia juga mencatat bahwa Rusia melancarkan serangan yang lebih besar terhadap Ukraina.

    Beberapa jam sebelum pernyataan tersebut, Trump telah memutuskan untuk memberikan sanksi dan tarif besar terhadap Rusia hingga gencatan senjata tercapai.

    Keputusan ini muncul setelah Rusia meluncurkan serangan rudal dan drone terhadap infrastruktur energi Ukraina pada 6 Maret 2025.

    AS juga telah menangguhkan akses Ukraina ke beberapa citra satelit dan menghentikan bantuan militer.

    Pertemuan antara AS dan Ukraina

    Meskipun hubungan antara Ukraina dan AS telah merenggang, Zelensky mengumumkan bahwa delegasi Ukraina dan AS akan bertemu untuk melanjutkan pembicaraan perdamaian. “Pertemuan ini tidak hanya membahas rencana perdamaian Ukraina-Rusia, tetapi juga usulan-usulan untuk menjamin keselamatan dan kesejahteraan Ukraina,” kata Zelensky.

    Pertemuan antara delegasi AS dan Ukraina dijadwalkan berlangsung pada 11 Maret 2025, dengan beberapa pejabat dari kedua negara diperkirakan akan hadir.

    Dengan situasi yang terus berkembang, perhatian dunia tertuju pada bagaimana negosiasi ini akan mempengaruhi masa depan Ukraina dan hubungan internasional.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Hari Perempuan Internasional, Hamas Kecam Israel yang Tewaskan 12.000 Wanita Gaza: Noda Kemanusiaan – Halaman all

    Hari Perempuan Internasional, Hamas Kecam Israel yang Tewaskan 12.000 Wanita Gaza: Noda Kemanusiaan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Bertepatan dengan Hari Perempuan Internasional pada 8 Maret 2025, Hamas mengutuk pembunuhan lebih dari 12.000 perempuan Palestina di Gaza oleh Israel, menyebutnya sebagai “noda kemanusiaan.”

    “Pembunuhan 12.000 perempuan di Gaza, cedera dan penangkapan ribuan lainnya, serta pengungsian ratusan ribu orang merupakan noda kemanusiaan,” kata Hamas dalam sebuah pernyataan yang dikutip dari PressTV.

    Hamas menambahkan bahwa perempuan Palestina yang diculik mengalami penyiksaan psikologis dan fisik, yang merupakan pelanggaran terang-terangan terhadap norma serta konvensi internasional.

    Kelompok tersebut juga menyoroti standar ganda negara-negara Barat, termasuk Amerika Serikat, dalam menangani kasus penculikan terhadap perempuan Palestina.

    Pernyataan ini muncul setelah Kepala Kantor Media Pemerintah di Jalur Gaza, Salama Maarouf, mengungkapkan bahwa 12.316 perempuan telah terbunuh akibat perang di Gaza.

    “Hari Perempuan bertepatan dengan berlanjutnya pengepungan Israel dan penghentian bantuan, sementara perempuan di Gaza hidup dalam kondisi kemanusiaan yang mengerikan, menderita kelaparan dan kehausan,” ujar Maarouf.

    Menurut data pemerintah Gaza, serangan Israel juga menyebabkan 2.000 perempuan dan anak perempuan mengalami cacat permanen akibat amputasi.

    Selain itu, 13.901 perempuan menjadi janda, sedikitnya 17.000 ibu kehilangan anak mereka, dan lebih dari 50.000 perempuan hamil mengalami keguguran.

    Israel melancarkan serangan di Gaza pada awal Oktober 2023 setelah Hamas dan kelompok perlawanan Palestina lainnya yang berbasis di Gaza meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa sebagai respons terhadap penindasan Israel terhadap warga Palestina selama puluhan tahun.

    Perang ini telah menyebabkan kematian sedikitnya 48.446 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, serta melukai 111.852 orang lainnya.

    Upaya Perpanjangan Gencatan Senjata

    Di hari yang sama, tank-tank Israel melepaskan tembakan di Rafah, Gaza selatan, di tengah upaya perpanjangan gencatan senjata.

    Mengutip The New Arab, sedikitnya dua warga Palestina tewas dalam serangan pesawat nirawak Israel yang menargetkan sekelompok orang di daerah tersebut.

    Sementara itu, pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu tetap menolak seruan internasional untuk mencabut blokade selama seminggu di Jalur Gaza.

    Quds Press Agency melaporkan bahwa kendaraan militer Israel melakukan serangan intensif di lingkungan al-Salam, sebelah timur kota Rafah.

    Di sisi lain, delegasi Hamas tiba di Kairo pada Jumat (7/3/2025) untuk membahas perjanjian gencatan senjata dan mendorong negosiasi guna memasuki tahap kedua kesepakatan tersebut, menurut pernyataan otoritas informasi Mesir.

    (Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

  • 90.000 Jemaah Salat Jumat di Al-Aqsa Meski Dibatasi Israel – Halaman all

    90.000 Jemaah Salat Jumat di Al-Aqsa Meski Dibatasi Israel – Halaman all

    TRIBUNNEWS.C0M – Meskipun mengalami pembatasan ketat dari pihak Israel, sekitar 90.000 warga Palestina tetap melaksanakan shalat Jumat pertama bulan Ramadhan di Masjid Al-Aqsa.

    Pembatasan ini mencakup akses yang hanya diperbolehkan bagi pria di atas usia 55 tahun, wanita di atas 50 tahun, dan anak-anak di bawah 12 tahun.

    Pembatasan Akses oleh Israel

    Direktur Jenderal Wakaf Islam di Yerusalem, Sheikh Azzam al-Khatib, menyatakan bahwa meskipun ada pembatasan yang ketat, semangat warga Palestina untuk beribadah tidak surut. “Sekitar 90.000 jemaah menghadiri shalat Jumat di Masjid Al-Aqsa,” ujarnya, seperti dikutip dari Anadolu Agency.

    Sehari sebelum shalat, pihak berwenang Israel mengumumkan pengerahan sekitar 3.000 petugas polisi di Kota Tua Yerusalem dan di pos pemeriksaan menuju kompleks masjid.

    Seorang saksi mata melaporkan bahwa tentara Israel mencegah puluhan ribu warga Palestina melintasi pos pemeriksaan militer menuju Masjid Al-Aqsa.

    Dukungan dari Relawan

    Meskipun pembatasan dan kehadiran pasukan Israel yang signifikan, warga Palestina tetap berusaha untuk mencapai Masjid Al-Aqsa.

    Mereka dibantu oleh kelompok relawan termasuk penjaga Al-Aqsa, pramuka, dan tim keamanan.

    Khatib Jumat Masjid Al-Aqsa, Muhammad Salim Muhammad Ali, memberikan pujian kepada para jemaah atas semangat dan ketekunan mereka.

    Setelah shalat Jumat, jemaah juga melanjutkan dengan melaksanakan shalat jenazah bagi warga Palestina yang meninggal akibat agresi Israel.

    Kebijakan Pembatasan oleh Netanyahu

    Sebelum pengumuman pembatasan, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyetujui usulan tersebut.

    Dalam surat pernyataan yang dikeluarkan oleh kantornya, pemerintah Israel mengikuti aturan pembatasan yang diterapkan tahun lalu.

    Hanya mereka yang memenuhi syarat dan memiliki izin keamanan yang diperbolehkan memasuki kompleks masjid.

    Masjid Al-Aqsa memiliki makna yang sangat penting bagi umat Islam, terutama selama bulan Ramadhan.

    Biasanya, lebih dari 200.000 jemaah hadir di Masjid Al-Aqsa pada Jumat terakhir Ramadhan.

    Namun, kebijakan Israel yang membatasi jumlah jemaah setiap tahunnya terus menjadi sumber ketegangan di wilayah tersebut.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Trump: Negosiasi dengan Rusia Lebih Mudah Daripada dengan Ukraina dalam Mencapai Perdamaian – Halaman all

    Trump: Negosiasi dengan Rusia Lebih Mudah Daripada dengan Ukraina dalam Mencapai Perdamaian – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Presiden AS Donald Trump memberikan pujian terhadap presiden Rusia Vladimir Putin dalam negosiasi untuk mengakhiri perang Rusia-Ukraina.

    Meski telah mengecam serangan terbaru Rusia terhadap ukraina dan mengancam akan memberikan sanksi terhadap Moskow, Trump mengatakan Putin akan lebih kooperatif dan ‘murah hati’ dalam pembicaraan ini.

    “Ia ingin mengakhiri perang dan setelah perang berakhir, dan saya pikir ia akan lebih murah hati daripada yang seharusnya. Dan itu cukup bagus,” kata Trump di Ruang Oval pada hari Jumat (7/3/2025), dikutip dari ABC News.

    Trump mengatakan dirinya telah percaya terhadap Putin.

    “Ya. Tidak, saya percaya padanya, saya percaya padanya. Saya pikir kami baik-baik saja dengan Rusia,” katanya.

    Meskipun mengancam sanksi baru terhadap Rusia, Trump mengatakan ia mengerti mengapa pasukan Putin telah melancarkan kampanye pengeboman besar-besaran di Ukraina semalam.

    “Saya pikir dia menyerang mereka (Ukraina) lebih keras daripada yang pernah dia lakukan,” kata Trump. 

    “Dan saya pikir mungkin siapa pun yang berada di posisi itu akan melakukan hal yang sama sekarang,” tambahnya, dikutip dari NDTV.

    Ia mengaku justru berbicara tentang perdamaian Rusia-Ukraina terhadap Putin lebih mudah dibandingka dengan presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky.

    “Namun saat ini, mereka mengebom Ukraina dan Ukraina habis-habisan. Terus terang, saya merasa lebih sulit untuk berurusan dengan Ukraina. Mereka tidak punya kartu,” jelasnya.

    Beberapa jam sebelumnya, Trump mengatakan dirinya telah memberikan sanksi dan tarif berskala besar terhadap Rusia hingga gencatan senjata tercapai.

    Keputusan ini diambil oleh Trump tepat setelah Rusia meluncurkan serangan rudal dan drone terhadap infrasturktur energi Ukraina pada Kamis (6/3/2025), dikutip dari BBC.

    Sementara itu, AS telah menangguhkan sementara akses Ukraina ke beberapa citra satelit.

    Tidak hanya itu, AS juga menghentikan bantuan militer ke negara itu.

    Hubungan Ukraina dan AS belakangan ini telah merenggang.

    Hal ini terjadi setelah debat panas Zelensky dan Trump di Gedung Putih pada minggu lalu.

    Meskipun Trump berselisih dengan Zelensky, nada dari tim kebijakan luar negerinya dalam dua hari terakhir terdengar lebih lunak terhadap Ukraina.

    Zelensky kemudian mengatakan bahwa ejabat Ukraina dan Amerika Serikat akan bertemu untuk melanjutkan pembicaraan perdamaian.

    “Delegasi Ukraina dan AS telah melanjutkan pekerjaan dan dijadwalkan bertemu minggu depan,” kata Zelensky saat menghadiri Dewan Eropa Khusus pada Kamis (6/3/2025), dikutip dari Kyiv Independent.

    Menurut Zelensky, pertemuan ini tidak hanya membahas rencana perdamaian Ukraina-Rusia.

    Namun juga Zelensky akan membuat usulan-usulan untuk menjamin keselamatan dan kesejahteraan Ukraina.

    “Ukraina tidak hanya siap mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk perdamaian, tetapi kami juga mengusulkan langkah-langkah apa saja yang akan diambil,” jelas Zelensky.

    Melalui X, koresponden senior Gedung Putih Fox News Jacqui Heinrich mengatakan bahwa pembicaraan dijadwalkan pada 11 Maret 2025.

    Sementara menurut Axios, pertemuan antara delegasi AS dan Ukraina dijadwalkan pada 12 Maret 2025.

    Beberapa pejabat dari AS dan Ukraina dikabarkan akan menghadiri pertemuan ini.

    (Tribunnews.com/Farrah)

    Artikel Lain Terkait Donald Trump dan Konflik Rusia vs Ukraina

  • Trump: Negosiasi dengan Rusia Lebih Mudah Daripada dengan Ukraina dalam Mencapai Perdamaian – Halaman all

    Tarif Impor Trump: Ancaman Ekonomi untuk Meksiko dan Kanada – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Dana Moneter Internasional (IMF) baru-baru ini memberikan peringatan kepada Kanada dan Meksiko terkait dampak dari kebijakan tarif impor 25 persen yang diberlakukan oleh mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.

    Peringatan ini mencerminkan kekhawatiran mengenai potensi dampak negatif yang dapat mempengaruhi stabilitas ekonomi kedua negara tersebut.

    Menurut Julie Kozack, juru bicara IMF, kebijakan tarif yang dikenakan oleh AS terhadap Meksiko dan Kanada diprediksi akan memiliki dampak yang signifikan.

    Kozack menjelaskan, “Tarif AS yang dikenakan pada Meksiko dan Kanada akan berdampak buruk yang signifikan pada negara-negara tersebut.” Kebijakan ini berpotensi menciptakan dinamika baru yang bisa mengganggu stabilitas ekonomi global, termasuk menimbulkan ancaman inflasi.

    Mengapa Kebijakan Tarif Ini Diterapkan?

    Penerapan tarif tinggi ini bermula dari upaya Trump untuk menanggulangi isu imigrasi ilegal dan perdagangan narkotika, terutama fentanyl.

    Dia berpendapat bahwa tarif ini akan tetap diberlakukan sampai kedua negara, Kanada dan Meksiko, mengambil langkah tegas untuk memberantas perdagangan narkotika dan menghentikan imigran yang melintasi perbatasan secara ilegal.

    Meskipun ada pengecualian sementara bagi kedua negara, Trump berjanji akan mengumumkan kebijakan perdagangan lebih lanjut di masa mendatang.

    Apa Dampak Ekonomi dari Tarif Tinggi Ini?

    Ketika AS memberlakukan tarif tinggi pada barang-barang impor, produsen di Meksiko dan Kanada terpaksa menanggung biaya tambahan.

    Ini akan berdampak langsung pada inflasi di kedua negara karena meningkatnya biaya produksi, yang pada akhirnya mendorong harga barang di pasar domestik, terutama di sektor yang sangat bergantung pada impor bahan baku dan komponen.

    Seperti yang dijelaskan oleh Bryan Yu, kepala ekonom di Central 1 Credit Union, dampak dari kebijakan AS ini dapat menyebabkan “kontraproduktif” jika Kanada merespons dengan kebijakan balasan, yang hanya akan membatasi respons kebijakan moneter dan merugikan konsumen, produsen, serta keuangan pemerintah Kanada.

    Apakah Terdapat Dampak Jangka Panjang?

    IMF memperkirakan bahwa jika tarif ini tetap bertahan dalam jangka panjang, perekonomian Meksiko dan Kanada, yang sangat tergantung pada perdagangan internasional, dapat mengalami penurunan pertumbuhan ekonomi.

    Selain itu, tarif tinggi dapat mengganggu rantai pasokan internasional, mengurangi efisiensi, dan meningkatkan biaya operasional bagi perusahaan-perusahaan yang bergantung pada impor bahan mentah atau barang jadi.

    Peringatan IMF menyiratkan bahwa negara-negara tersebut harus bersiap menghadapi kemungkinan dampak yang merugikan akibat kebijakan tarif AS.

    Meksiko, sebagai salah satu mitra dagang terbesar AS, akan sangat terpengaruh.

    Dalam situasi ini, penting bagi para pejabat untuk berhati-hati dalam mengambil langkah-langkah responsif untuk menghindari dampak inflasi yang lebih besar yang dapat memengaruhi ekonomi regional secara keseluruhan.

     

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • IMF Beri Peringatan: Kebijakan Trump Pukul Ekonomi, Bakal Picu Inflasi bagi Meksiko dan Kanada – Halaman all

    IMF Beri Peringatan: Kebijakan Trump Pukul Ekonomi, Bakal Picu Inflasi bagi Meksiko dan Kanada – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Dana Moneter Internasional (IMF) memperingatkan Kanada dan Meksiko untuk bersiap menghadapi pukulan ekonomi imbas kebijakan tarif impor 25 persen yang diberlakukan Donald Trump.

    “Tarif AS yang dikenakan pada Meksiko dan Kanada akan berdampak buruk yang signifikan pada negara-negara tersebut,” kata Juru bicara IMF, Julie Kozack, sebagaimana dikutip dari Reuters.

    Peringatan ini diungkap Kozack lantaran kebijakan tarif AS terhadap Meksiko dan Kanada, dapat memicu langkah balasan.

    Berpotensi menciptakan dinamika baru yang dapat mengganggu stabilitas ekonomi global, termasuk ancaman inflasi.

    Ancaman ini mulai muncul setelah Donald Trump yang menjabat sebagai Presiden AS per 20 Januari kemarin memberlakukan tarif impor terhadap tiga mitra dagang utama AS yakni China, Kanada, dan Meksiko.

    Untuk China Trump mempertimbangkan tarif sebesar 10 persen pada impor barang-barang buatan Tiongkok, berlaku mulai 1 Februari 2025. 

    Sementara bagi Meksiko dan Kanada, tarif impor yang ditetapkan Trump yakni sebesar 25 persen.

    Menurut Trump langkahnya ini dapat menanggulangi imigrasi ilegal dan perdagangan obat-obatan terlarang.  

    Adapun kenaikan tarif tersebut akan tetap diberlakukan sampai kedua negara mengambil langkah tegas untuk memberantas perdagangan narkotika khususnya fentanyl.

    Serta menghentikan imigran yang melintasi perbatasan secara ilegal. 

    Meski kini ada pengecualian sementara bagi Kanada dan Meksiko, namun Trump berjanji akan mengumumkan kebijakan perdagangan lebih lanjut.

    Dampak kebijakan AS

    Imbas AS memberlakukan tarif tinggi pada barang-barang tersebut, produsen di Meksiko dan Kanada harus menanggung biaya tambahan.

    Hal ini berpotensi menyebabkan inflasi di kedua negara, karena biaya produksi meningkat.

    Pada gilirannya bisa mendorong harga barang-barang di pasar domestik, terutama di sektor-sektor yang sangat bergantung pada impor bahan baku dan komponen.

    Allhasil Kenaikan biaya impor bisa mengurangi daya saing barang-barang yang diproduksi di Meksiko dan Kanada.

    Perekonomian negara-negara tersebut, yang sangat bergantung pada perdagangan internasional, bisa mengalami penurunan pertumbuhan ekonomi jika tarif ini bertahan lama.

    Tarif yang tinggi juga dapat mengganggu rantai pasokan internasional, mengurangi efisiensi dan meningkatkan biaya operasional bagi perusahaan-perusahaan yang bergantung pada impor bahan mentah atau barang jadi.

    IMF memprediksi bahwa dampak ini tidak hanya akan memukul Meksiko dan Kanada secara langsung, tetapi juga dapat mengganggu stabilitas ekonomi regional.

    Meksiko, misalnya, sebagai salah satu mitra dagang terbesar AS, sangat terpengaruh oleh kebijakan tarif tersebut.

    Lebih lanjut, meski guncangan ekonomi mungkin akan memaksa bank sentral memangkas biaya pinjaman, IMF menghimbau para pejabat untuk  harus hati-hati terhadap tekanan inflasi.

    “Pembalasan Kanada secara ekonomi kontraproduktif dan membatasi respons kebijakan moneter, yang merugikan konsumen, produsen, dan keuangan pemerintah Kanada,” tulis Bryan Yu, kepala ekonom di Central 1 Credit Union, dalam laporannya kepada para investor.

    (Tribunnews.com / Namira)