Category: Tribunnews.com Internasional

  •  Kronologi Turis Israel Diperkosa Ramai-ramai di India – Halaman all

     Kronologi Turis Israel Diperkosa Ramai-ramai di India – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, INDIA –  Seorang turis asal Israel berusia 27 tahun diperkosa di dekat Danau Sanapur, Hampi, Karnataka, India pada Kamis (6/3/2025) malam.  

    Seorang petugas homestay asal India (29) juga menjadi korban pemerkosaan dalam kejadian itu.

    Kepala Kepolisian Distrik Koppal, Ram L. Arasiddi, mengatakan lima orang yang terdiri dari dua wanita dan tiga pria menjadi korban serangan oleh sekelompok pria tak dikenal. 

    Dua diantaranya adalah wisatawan asing yakni seorang pria asal Amerika Serikat dan seorang wanita dari Israel.  

    “Lima orang, dua di antaranya adalah wanita dan tiga pria, diserang oleh tiga penjahat yang datang di dekat Danau Sanapur. (Mereka) menyerang tiga pria dan juga melakukan pelecehan seksual terhadap dua wanita,” kata Arasiddi dikutip dari Reuters, Sabtu (8/3/2025).

    Menurut keterangan polisi, para pelaku yang mengendarai sepeda motor awalnya mendekati para wisatawan dengan alasan meminta bensin dan uang sebesar 100 rupee (sekitar Rp 19 ribu). 

    Ketika permintaan mereka ditolak, para pelaku berubah agresif, menyerang para korban secara fisik, mendorong para pria ke dalam danau, dan kemudian memperkosa kedua wanita. 

    “Karena tidak mengenal mereka, petugas homestay mengatakan bahwa mereka tidak memiliki uang. Para pelaku terus memaksa hingga salah satu wisatawan pria asal Odisha, India memberikan mereka 20 rupee (Rp 4.000). Namun, tiga pelaku mulai berdebat dan mengancam akan memukuli mereka dengan batu,” ucap polisi.  

    Dua wisatawan pria yaitu satu dari Amerika Serikat dan satu dari Maharashtra berhasil melarikan diri, sementara wisatawan asal Odisha ditemukan tewas pada Sabtu pagi.  

    Kasus ini telah didaftarkan di Kepolisian Pedesaan Gangavathi dengan tuduhan pemerasan, perampokan, pemerkosaan berkelompok, dan percobaan pembunuhan.  

    Saat ini, dua wanita korban serangan tersebut sedang menjalani perawatan medis di rumah sakit pemerintah.  

    Pelaku ditangkap

    Polisi Koppal menangkap dua orang pelaku pada hari Sabtu (8/3/2025).

    Terdakwa ketiga masih bebas, dan tim khusus telah dikerahkan untuk memburunya.

    Tersangka yang ditangkap telah diidentifikasi sebagai Mallesh alias Handi Malla yang berusia 22 tahun dan Chetan Sai Sillekyatar yang berusia 21 tahun.

    Keduanya penduduk Sainagar di taluk Gangavathi, distrik Koppal—sekitar 350 km dari Bengaluru.

    Dalam konferensi pers, Inspektur Polisi Koppal Ram L Arasiddi mengatakan serangan itu terjadi sekitar pukul 10.30 malam pada hari Kamis ketika para korban, bersama dengan tiga wisatawan pria, sedang mengamati bintang di dekat Kanal Tepi Kiri Tungabhadra.

     “Mereka mendorong ketiga wisatawan pria itu ke dalam kanal sebelum melakukan kekerasan seksual terhadap kedua wanita itu,” kata SP.

    “Dua dari terdakwa memperkosa beramai-ramai operator wisma, sementara wisatawan Israel itu diperkosa oleh salah satu dari mereka. Para korban selamat tidak saling kenal sebelumnya dan telah bertemu di wisma itu,” imbuhnya lebih lanjut.

    Rekan seperjalanan ditemukan tewas

    Para wisatawan pria—Daniel dari AS dan Pankaj dari Maharashtra—berhasil berenang kembali ke tempat aman dengan saling membantu.

    Namun, korban ketiga, Bibash dari Odisha hilang. 

    “Jasadnya ditemukan di kanal pada Sabtu pagi,” SP mengonfirmasi.

    Korban yang diidentifikasi sebagai Bibash dari Puri, telah berusaha untuk melerai penyerangan seksual tersebut.

    Sementara teman-temannya berhasil melarikan diri, ia tenggelam.

    Jasadnya ditemukan oleh polisi Karnataka pada Sabtu.

    Menurut FIR yang diajukan di Kantor Polisi Pedesaan Gangavathi pada Jumat malam, para penyerang juga mencuri tas pemilik rumah penginapan yang berisi dua ponsel dan uang tunai Rs 9.500 sebelum melarikan diri dengan sepeda motor mereka.

    Para korban, termasuk empat tamu dan pemilik rumah penginapan, telah menginap di properti tersebut setelah tiba pada tanggal yang berbeda.

    Kasus pemerkosaan di India

    Serangan ini memicu kekhawatiran akan keselamatan wisatawan di Hampi, sebuah situs warisan dunia UNESCO yang menjadi destinasi populer bagi turis domestik maupun internasional.  

    Kejadian ini menambah daftar panjang kasus kekerasan terhadap perempuan di India. 

    Tahun lalu, seorang turis asal Spanyol menjadi korban pemerkosaan berkelompok di negara bagian Jharkhand. 

    Sementara itu, seorang pria berusia 31 tahun, pada bulan lalu, dijatuhi hukuman penjara seumur hidup atas kasus pemerkosaan dan pembunuhan seorang turis asal Irlandia, Danielle McLaughlin, di Goa pada 2017.  

    Menurut Biro Catatan Kejahatan Nasional India, terdapat 31.516 kasus pemerkosaan yang dilaporkan pada tahun 2022, meningkat 20 persen dibanding tahun sebelumnya. 

    Namun, angka sebenarnya diyakini jauh lebih tinggi karena stigma sosial yang membuat banyak korban enggan melaporkan kejadian yang mereka alami.  

    Sumber: Reuters/Times of India

     

  • Kekecewaan Sandera Israel Terhadap IDF dan Pemerintahan Netanyahu – Halaman all

    Kekecewaan Sandera Israel Terhadap IDF dan Pemerintahan Netanyahu – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Tawanan Israel di Gaza, Matan Angrest, muncul dalam video yang dirilis oleh sayap militer Hamas, Brigade Al-Qassam, pada Jumat, 7 Februari 2025.

    Dalam video tersebut, Angrest menegaskan bahwa satu-satunya cara untuk mengamankan pembebasan para tawanan adalah melalui kemajuan ke tahap kedua gencatan senjata dan perjanjian pertukaran.

    Angrest mengungkapkan kekecewaannya terhadap pasukan pertahanan Israel (IDF) dan pemerintah yang dipimpin oleh Benjamin Netanyahu.

    Ia menyatakan bahwa mereka telah ditinggalkan, sehingga membuat para sandera mulai kehilangan harapan.

    “Kami merasa bahwa tentara negara bagian dan pemerintah Netanyahu meninggalkan kami. Kami mulai kehilangan harapan,” ujar Angrest, yang ditangkap dalam operasi perlawanan pada 7 Oktober 2023.

    Lebih lanjut, Angrest menekankan bahwa kekuatan militer IDF tidak akan mampu membebaskan mereka dari Gaza.

    “Saya ingin memberi tahu tentara IDF, Anda tidak akan berhasil membawa kami kembali dengan kekuatan militer. Satu-satunya cara untuk membawa kami pulang adalah melalui kesepakatan pertukaran dan pindah ke fase kedua,” tegasnya.

    Harapan untuk Pulang

    Angrest, yang telah ditahan selama 511 hari, menyampaikan harapannya untuk kembali ke Israel.

    “Kami hanya ingin pulang. Aku mohon padamu, tolong bawa kami kembali hidup, bukan di peti mati. Tidak mudah di sini, tidak ada matahari, dingin saat musim dingin,” ujarnya.

    Pesan untuk Tawanan yang Sudah Dibebaskan

    Di akhir pernyataannya, Angrest meminta kepada tawanan Israel yang telah dibebaskan untuk tidak melupakan mereka yang masih ditahan di Gaza.

    “Aku memintamu para tawanan yang telah kembali ke rumah, jangan tinggalkan kami di sini untuk membusuk di penangkaran. Anda tahu apa yang telah kami lalui di sini,” pungkasnya.

    Pernyataan ini menyoroti kondisi sulit yang dihadapi oleh para sandera Israel dan harapan mereka untuk segera dibebaskan melalui negosiasi.

    (*)

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Lapangan Golf Mewah Trump Kena Vandalisme Grafiti ‘Gaza Tidak Dijual’, Pelaku Terungkap – Halaman all

    Lapangan Golf Mewah Trump Kena Vandalisme Grafiti ‘Gaza Tidak Dijual’, Pelaku Terungkap – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Lapangan golf terkenal milik Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump di Skotlandia, Inggris, terkena vandalisme berupa grafiti.

    Grafiti tersebut berwarna putih dan terbaca “GAZA IS NOT 4 SALE” atau ‘Gaza Tidak Dijual”. Di samping, itu ada ceceran cat merah.

    Tembok di dekat pintu masuk juga tak lolos dari grafiti. Di tembok itu terdapat tulisan “Free Gaza” dan “Free Palestine”.

    Fox News melaporkan kelompok yang bernama Palestine Action mengaku berada di balik vandalisme itu.

    “Untuk membuatnya jelas, kami telah menunjukkan kepadanya (Trump) bahwa propertinya tidak aman dari aksi perlawanan,” demikian pernyataan Palestine Action.

    Aksi vandalisme itu dilakukan setelah Trump beberapa waktu lalu mengusulkan AS untuk menguasai Gaza dengan cara membelinya.

    Trump juga berniat memindahkan paksa warga Gaza kemudian mengubah Gaza menjadi resor mewah seperti Riviera.

    Usul Trump langsung mendapat kecaman baik dari warga Palestina maupun negara-negara Arab.

    Adapun lapangan golf Trump yang terkena vandalisme itu dikenal dengan nama Trump’s Turnberry dan berlokasi di Skotlandia barat daya.

    Terdapat tiga lapangan di sana. Dua lapangan memiliki 18 lubang dan satu lainnya memiliki 9 lubang.

    Sebelumnya, lapangan itu digunakan untuk menggelar Open Championship. Namun, sejak Trump membelinya tahun 2014 dan merenovasinya, kejuaraan itu belum digelar lagi.

    DONALD TRUMP – Tangkapan layar YouTube White House yang diambil pada Selasa (4/3/2025) menunjukkan Presiden Trump dalam pertemuan dengan Zelensky di Ruang Oval pada Jumat (28/2/2025). (Tangkapan layar YouTube White House)

    Belum diketahui dengan jelas lapangan bagian mana yang telah terkena vandalisme.

    Lapangan utama di sana, The Ailsa Course, dinamai seperti nama pulau vulkanik, yakni Ailsa Craig. Lapangan dianggap sebagai salah satu lapangan golf terbaik di dunia.

    “Kemarin, lapangan itu jadi lapangan golf nomor #3 di Eropa. Hari ini lapangan itu ditutup,” tulis Palestine Action di media sosial X.

    Resor golf itu adalah salah satu dari dua resor golf Trump di Skotlandia. Keduanya dikelola oleh Trump Organization.

    Trump sendiri memang seorang penggemar golf dan ibunya berasal dari Skotlandia.

    Kepolisian Skotlandia sedang menyelidiki aksi vandalisme itu.

    “Sekitar pukul 04.40 pada hari Sabtu, 8 Maret 2025, kami menerima laporan kerusakan di lapangan golf dan sebuah tempat di Jalan Maidens, Turnberry,” kata kepolisian Skotlandia.

    Trump ingin membeli Gaza

    Trump pada bulan Februari kemarin mengungkapkan rencananya untuk membeli dan menguasai Gaza pada hari Minggu (9/2/2025).

    Dia menyatakan ingin mengambil alih wilayah yang telah dilanda perang selama 1,5 tahun itu.

    Menurut Trump, dia ingin membangun Gaza kembali setelah membeli Gaza. Dia menegaskan bahwa Gaza akan menjadi milik AS.

    “Saya berkomitmen untuk membeli dan memiliki Gaza. Sejauh kami membangunnya kembali, kami dapat memberikannya kepada negara-negara lain di Timur Tengah untuk membangun beberapa bagiannya, orang lain dapat melakukannya, melalui dukungan kami.”

    “Namun kami berkomitmen untuk memilikinya, mengambilnya, dan memastikan bahwa Hamas tidak mundur,” kata Trump.

    Trump mengklaim bahwa rencana ini adalah langkah yang tepat untuk membangun Gaza kembali.

    Menurutnya, saat ini Gaza telah hancur total dan akan melalui pembongkaran.

    “Tidak ada yang bisa dipindah lagi. Tempat ini adalah lokasi pembongkaran. Sisanya akan dibongkar. Semuanya dibongkar,” kata Trump.

    (Febri/Farrah)

  • Informasi Bocor, Pejabat AS Akui Israel Ingin Menyabotase Pembicaraan Hamas dan AS – Halaman all

    Informasi Bocor, Pejabat AS Akui Israel Ingin Menyabotase Pembicaraan Hamas dan AS – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Israel diduga berupaya menyabotase pembicaraan antara Amerika Serikat (AS) dan Hamas.

    Media Israel Yedioth Ahronoh menyampaikan dugaan itu lewat tulisan salah satu analisnya, Ronen Bergman, hari Jumat lalu.

    Dengan mengutip pernyataan pejabat AS, Bergman menyebut Israel ingin mengganggu pembicaraan AS-Hamas di Kota Doha, Qatar.

    Para pejabat AS pergi ke Doha untuk bertemu dengan pejabat Hamas guna membahas pembebasan sandera Israel yang juga berkewarganegaraan AS. AS tidak memberi tahu Israel tentang hal itu.

    Dikutip dari The Cradle, Israel menentang adanya pembicaraan antara Hamas dan AS tanpa adanya juru penengah. Israel takut bakal ada perkembangan mengenai pembicaraan masa depan Gaza.

    Pemerintahan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu kecewa dengan pembicaraan langsung antara Hamas dan AS.

    Seorang narasumber The Times of Israel mengatakan Israel berada di balik bocornya informasi tentang pembicaraan AS-Hamas.

    NETANYAHU – Foto ini diambil dari publikasi Instagram Netanyahu pada Minggu (23/2/2025), memperlihatkan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berpidato dan mengancam Hizbullah Lebanon pada 24 September 2024. (Instagram @b.netanyahu)

    Menurut narasumber itu, Gedung Putih mengklaim telah berkoordinasi dengan Israel tentang pembicaraan itu. Namun, Netanyahu ternyata tidak tahu.

    “Perdana Menteri Benjamin Netanyahu baru mengetahui pembicaraan AS-Hamas setelah pembicaraan,” kata narasumber itu.

    Menurut laporan Axios tanggal 5 Maret, Hamas dan AS sudah menggelar pembicaraan diam-diam untuk membebaskan warga AS di Gaza dan membahas kemungkinan perjanjian yang lebih besar guna mengakhiri perang.

    Sementara itu, seorang narasumber Israel Hayom menyebut Israel sangat khawatir dengan adanya pembicaraan tersebut.

    Komentar Israel mengenai pembicaraan itu juga abu-abu alias tidak jelas.

    “Kepada AS, Israel telah mengungkapkan sikapnya mengenai pembicaraan langsung dengan Hamas,” demikian kata kantor Netanyahu.

    Kontak langsung antara AS dan Hamas itu menandai tahap baru pembicaraan antara Hamas-Israel.

    Sejak menetapkan Hamas sebagai “organisasi teroris” tahun 1990-an, AS menolak melakukan pembicaraan langsung dengan Hamas.

    Hamas mengonfirmasi bahwa pejabatnya memang menggelar pembicaraan dengan AS di Qatar.

    Ibrahim Al Madhoun, seorang komentator terafiliasi Hamas, mengatakan pembicara kedua belah pihak umumnya berkisar tentang Idan Alexander, seorang sandera yang juga memiliki kewarganegaraan AS.

    BRIGADE AL-QUDS – Foto ini diambil pada Kamis (13/2/2025) dari publikasi resmi Telegram Brigade Al-Quds (sayap militer Jihad Islam), memperlihatkan anggota Brigade Al-Quds diapit oleh anggota Brigade Al-Qassam (sayap militer Hamas) saat berpatroli selama pertukaran tahanan gelombang ke-3 Kamis (30/1/2025) yang membebaskan sandera Israel; Agam Berger, Arbel Yehud dan Gadi Moses serta 5 warga Thailand dengan imbalan pembebasan 110 warga Palestina. (Telegram Brigade Al-Quds)

    Israel marah

    Israel dilaporkan marah mengetahui pemerintah AS berbicara langsung dengan Hamas.

    Tujuan pembicaraan itu adalah untuk mengamankan pembebasan warga AS yang disandera oleh Hamas di Jalur Gaza.

    Israel Hayom melaporkan tindakan itu membuat berang para pejabat Israel.

    “Ini tindakan yang sangat problematik,” kata seorang pejabat Israel.

    Israel disebut sudah mengetahui adanya saluran rahasia yang digunakan AS dan Hamas untuk berkomunikasi langsung.  Akan tetapi, para pejabat Israel membeci keberadaan saluran itu.

    Israel Hayom mengatakan pembicaraan itu dipimpin oleh Adam Boehler, utusan Presiden AS Donald Trump yang ditugasi mengurus pemulangan warga AS yang disandera.

    Narasumber dari Hamas mengatakan delegasi Hamas telah bertemu langsung dengan utusan Trump. Dia menyebut pembicaraan Hamas-AS berfokus pada persoalan warga AS yang disandera.

    Trump dukung pembicaraan AS-Hamas

    Trump mendukung pembicaraan langsung AS dengan Hamas di Qatar. 

    Menurut Trump, pembicaraan itu dilakukan demi kebaikan Israel dan mengamankan pembebasan sandera Israel.

    “Kita membantu Israel dalam pembicaraan itu karena kita membicarakan sandera Israel,” kata Trump di Gedung Putih, dikutip dari The Times of Israel.

    “Kita tidak melakukan apa pun terkait dengan Hamas. Kita tidak memberikan uang.”

    “Kalian harus bernegosiasi. Ada perbedaan antara bernegosiasi dan membayar. Kita ingin memulangkan orang-orang ini.”

    (*)

  • Sempat Tolak Usul Israel, Hamas Kini Diklaim Setujui Perpanjangan Gencatan Senjata 2 Bulan – Halaman all

    Sempat Tolak Usul Israel, Hamas Kini Diklaim Setujui Perpanjangan Gencatan Senjata 2 Bulan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Media Arab Saudi mengklaim Hamas menyetujui usul perpanjangan gencatan senjata tahap pertama selama dua bulan dan pembebasan sandera Israel.

    Al Hadath, nama media itu, melaporkan Hamas memperlihatkan fleksibilitas dalam perundingan di Kota Kairo, Mesir.

    “Perkembangan pembicaraan dengan Hamas membuat Israel mengirimkan delegasinya pada hari Senin,” kata narasumber Al Hadath, Sabtu malam (8/3/2025).

    Belum ada konfirmasi dari Hamas mengenai laporan media Saudi itu.

    Sementara itu, media Saudi lainnya yang bernama Al Arabiya pada Sabtu kemarin, mengklaim Hamas dan Israel menyepakati gencatan sementara selama Ramadan. Namun, baik Hamas ataupun Israel membantahnya.

    Israel kirim utusan ke Qatar

    Sabtu kemarin, Israel mengumumkan akan mengirimkan delegasinya ke Kota Doha, Qatar, pada Senin, gunan membahas pembebasan sandera di Gaza.

    Dikutip dari Yedioth Aronoth, Kantor Perdana Menteri Israel menyatakan pengiriman delegasi itu dilakukan setelah ada undangan dari Mesir dan Qatar sebagai pihak penengah.

    Pernyataan itu muncul setelah ada diskusi keamanan yang dipimpin oleh Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu. Di samping itu, ada pula kekhawatiran Israel mengenai pembicaraan langsung antara AS dan Hamas.

    Delegasi Israel yang dikirim termasuk seorang pejabat senior Dinas Keamanan Israel atau Shin Bet, penasihat politik Netanyahu (Ophir Falk), koordinator sandera dan orang hilang (Gal Hirsch), serta perwakilan dari Pasukan Pertahanan Israel (IDF) dan Mossad.

    Seorang narasumber mengatakan delegasi Israel akan mendorong diberlakukannya usul dari Steve Witkoff, utusan AS.

    SIAP PERANG LAGI – Tangkap layar khaberni, Selasa (4/3/2025) yang menunjukkan petempur Hamas dengan latar belakang peluncur roket. (Khaberni)

    AS tawari Hamas gencatan senjata 2 bulan

    AS dan Hamas kembali melakukan pembicaraan di Qatar pada Rabu (5/3/2025), untuk membahas persoalan sandera.

    The Washington Post melaporkan, AS menawari Hamas perpanjangan gencatan senjata selama dua bulan dan kembali masuknya aliran bantuan kemanusiaan ke Gaza.

    Sebagai gantinya, Hamas diharuskan membebaskan beberapa sandera Israel yang masih hidup, termasuk seorang sandera berkewarganegaraan AS dan Israel yang bernama Edan Alexander.

    Tawaran AS itu juga dikonfirmasi oleh seorang narasumber Palestina yang mengungkapkannya kepada Sky News Arabia.

    Dia mengatakan pemerintah AS meminta Hamas untuk membebaskan 10 sandera yang masih hidup dengan imbalan seperti di atas.

    Hamas disebut belum menanggapi tawaran atau usul AS itu. Tawaran itu disampaikan dalam pertemuan yang dihadiri Adam Boehler (utusan Presiden AS Donald Trump) dan para pejabat senior Hamas, termasuk Khalil Al Hayya.

    Yedioth Ahronoth melaporkan, menurut seorang diplomat yang mengetahui pembicaraan itu, Boehler dan Hamas menggelar pertemuan secara langsung tanpa mediasi dari Qatar.

    Hamas dilaporkan menolak rencana yang disampaikan Steve Witkoff, utusan Trump untuk urusan Timur Tengah.

    Rencana itu adalah pembebasan setengah dari seluruh sandera, lalu perundingan tentang sandera yang tersisa akan berkaitan dengan gencatan senjata selama Ramadan dan Paskah.

    Meski demikian, pejabat AS mengklaim Hamas mempertimbangkan keuntungan yang bisa didapat dari pembicaraan langsung dengan AS.

    BERBARIS – Petempur Brigade Al-Qassam, sayap militer Hamas, berbaris di lokasi pembebasan 3 sandera Israel, di Khan Yunis, Sabtu (15/2/2025). (Khaberni)

    Hamas sempat menolak perpanjangan

    Beberapa hari lalu, Hamas dilaporkan menolak usul perpanjangan gencatan senjata tahap pertama dari Israel. Menurut Hamas, usul itu tak bisa diterima.

    Sebagai gantinya, Hamas memilih untuk merundingkan tahap kedua guna mengamankan gencatan senjata permanen.

    Al Jazeera melaporkan juru bicara Hamas, Hazem Qassem, sudah mengatakan Israel harus bertanggung jawab karena tidak memulai negosiasi tahap kedua genatan.

    Dia mengklaim Israel ingin menyelamatkan para sandera yang tersisa di Gaza sembari tetap menghidupkan harapan untuk melanjutkan perang.

    Pernyataan Qassem disampaikan sehari setelah Hamas mendesak Israel untuk merundingjkan tahapan kedua.

    Jika tahap kedua terwujud, semua sandera akan dipulangkan. Lalu, pasukan Israel akan ditarik sepenuhnya dari Gaza.

    (*)

  • Waktu Israel Hampir Habis, Houthi Segera Lanjutkan Serangan, Hamas Puji Sekutunya – Halaman all

    Waktu Israel Hampir Habis, Houthi Segera Lanjutkan Serangan, Hamas Puji Sekutunya – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Kelompok Houthi atau Ansarallah di Yaman memberi Israel waktu empat hari untuk mengizinkan bantuan kemanusiaan kembali masuk ke Jalur Gaza.

    Jika Israel tidak melakukannya, Houthi akan melanjutkan serangan di Laut Merah yang menargetkan kapal-kapal Israel.

    “Jika setelah empat hari Israel terus mencegah masuknya bantuan ke Jalur Gaza, kami akan meneruskan operasi di laut untuk menyerang Israel,” kata pemimpin Houthi yang bernama Abdulmalik Al Houthi pada hari Jumat, (7/3/2025), dikutip dari The Times of Israel.

    Berdasarkan kesepakatan gencatan senjata dengan Hamas yang mulai berlakuk 19 Januari lalu, Israel diwajibkan mengizinkan masuknya bantuan ke Gaza.

    Israel beberapa hari kemarin mengumumkan menghentikan aliran bantuan. Menurut Israel, alasannya adalah karena Hamas menolak usul dari Israel untuk memperpanjang gencatan senjata tahap awal dan pembebasan sandera.

    Adapun ultimatum Houthi di aatas disampaikan beberapa hari sesudah Amerika Serikat (AS) menetapkan Houthi sebagai “organisasi teroris”.

    Houthi mulai menyerang Israel setelah perang di Gaza meletus pada bulan Oktober 2023. Serangan itu adalah bentuk dukungan kepada warga Palestina di Gaza.

    Israel mengklaim berhasil menangkis sebagian besar serangan Houthi. Namun, warga Israel sering harus berlarian ke tempat perlindungan pada malam hari ketika serangan dilancarkan.

    Beberapa drone dan rudal yang ditembakkan Houthi sukses menghantam wilayah Israel, misalnya di Kota Tel Aviv dan Eilat.

    GAZA HANCUR – Foto yang diambil dari kantor berita Wafa tanggal 6 Maret 2025 memperlihatkan bangunan-bangunan di Jalur Gaza hancur karena serangan Israel. Mesir mengusulkan rencana pembangunan kembali Gaza. (Wafa)

    Di samping itu, Houthi juga melancarkan operasi yang menargetkan kapal-kapal Israel di Laut Merah. Operasi itu mengganggu pelayaran dunia.

    Israel tidak diam saja melihat serangan Houthi. Israel membalasnya dengan serangan udara ke Yaman. AS dan Inggris yang menjadi sekutu Israel juga ikut menyerang Houthi.

    Houthi berulang kali menegaskan baru akan menghentikan serangan jika perang di Gaza diakhiri. Sejak gencatan di Gaza diberlakukan, Houthi belum menyerang Israel lagi.

    “Sikap ini berasal dari kewajiban keagamaan, kemanusiaan, dan prinsip, serta penjelasan dari apa yang sebelumnya diumumkan oleh Republik Yaman bahwa negara itu akan terus memantau komitmen entitas Zionis dalam memenuhi kewajibannya menurut perjabjian dengan kelompok perlawanan Palestina yang dipimpin oleh Hamas,” kata Houthi untuk menegaskan kembali kesiapannya untuk menyerang Israel, dikutip dari kantor berita Samaa.

    Houthi mengatakan serangan terhadap Israel di lautan bertujuan untuk memblokade kapal-kapal Israel dan mencegah Israel melakukan genosida terhadap rakyat Palestina.

    Kelompok itu juga menyindir negara-negara Arab yang dianggap kurang sumbangsingnya dalam persoalan Gaza.

    “Kami tidak bisa melihat eskalasi, dihalanginya bantuan ke Gaza, dan kembalinya bencana kelaparan,” kata Al Houthi.

    Pemimpin Houthi itu mengklaim Israel mengurangi komitmennya secara besar-besaran dalam perjanjian gencatan senjata dengan Hamas.

    Menurut Al Houthi, peringan serangan dari pihaknya muncul ketika Israel menghadapi masa sulit karena didera krisis ekonomi akibat perang Gaza dan operasi militer Houthi di Laut Merah dalam beberapa bulan belakangan.

    PUING-PUING GAZA – Foto yang diambil dari kantor berita Wafa tanggal 6 Maret 2025 memperlihatkan warga Palestina di antara puing-puing bangunan. (Wafa)

    Hamas memuji Houthi

    Tekad Houthi untuk melanjutkan serangan yang menargetkan Israel dipuji oleh Hamas.

    Hamas menyebut keputusan Houthi itu adalah bentuk perpanjangan dukungan kepada Gaza selama perang di Gaza berlangsung.

    Otoritas yang berkuasa di Gaza itu juga meminta masyarakat internasional dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) agar sgeera bertindak untuk menghentikan “kejahatan kelaparan” yang dilakukan oleh Israel di Gaza.

    “[Israel membuat warga Gaza kelaparan] dengan menutup perlintasan dan masuknya bantuan kemanusiaan,” kata Hamas.

    (*)

  • Jubir IDF Daniel Hagari Dipecat, Militer Zionis dan Pemerintahan Netanyahu Bersitegang – Halaman all

    Jubir IDF Daniel Hagari Dipecat, Militer Zionis dan Pemerintahan Netanyahu Bersitegang – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Juru bicara Pasukan Pertahanan Israel (IDF), Daniel Hagari, dipecat dari jabatannya.

    Pemecatan Daniel Hagari ini terjadi di tengah meningkatnya ketegangan antara kepemimpinan militer IDF, campur tangan politik di pemerintahan Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu, dan genosida yang sedang berlangsung di Gaza.

    Media Israel melaporkan pada Jumat (7/3/2025) bahwa Kepala Staf tentara Israel, Eyal Zamir, memutuskan untuk memberhentikan Daniel Hagari.

    Sementara itu, Letnan Kolonel Benny Aharon sedang dipertimbangkan di antara kandidat yang mungkin akan menggantikan jabatan tersebut.

    Otoritas Penyiaran Israel (KAN) mengindikasikan bahwa Hagari mencapai kesepakatan dengan Zamir untuk mundur dalam beberapa minggu mendatang dan pensiun dari tentara.

    Pemecatan itu menandai salah satu keputusan besar pertama oleh Zamir, yang menjabat dua hari sebelumnya, menggantikan Herzi Halevi, yang mengundurkan diri menyusul kritik luas atas kepemimpinannya selama perang genosida Israel di Gaza.

    Menurut laporan itu, posisi Hagari telah melemah dalam beberapa bulan terakhir karena ketegangan antara Menteri Pertahanan Israel Yisrael Katz dan pemerintahan PM Benjamin Netanyahu. 

    Alasan di balik ketidaksepakatan tidak sepenuhnya diungkapkan, tetapi media Israel menyebut bahwa perselisihan politik dan pesan yang bertentangan mengenai perang memainkan peran dalam kepergiannya.

    Surat kabar Israel Yedioth Ahronoth menggambarkan keputusan itu mengejutkan, terutama karena tidak ada pejabat militer senior yang diberhentikan atas kegagalan 7 Oktober 2023.

    Surat kabar itu mencatat bahwa keputusan tersebut menimbulkan pertanyaan tentang motif di balik pemecatan Hagari dan kemungkinan campur tangan politik dalam penunjukan militer.

    Ia juga menambahkan bahwa pihak Netanyahu menyadari rencana pemecatan beberapa bulan yang lalu, memicu spekulasi bahwa langkah itu dipengaruhi oleh pertimbangan politik.

    Kepergian Hagari juga terjadi di tengah meningkatnya ketegangan antara IDF dan Kementerian Pertahanan. 

    Pada bulan Januari, Menteri Pertahanan Katz secara terbuka menginstruksikan mantan Kepala Staf Halevi untuk bekerja sama sepenuhnya dengan penyelidikan Pengawas Keuangan Negara ke dalam acara 7 Oktober. Tentara dilaporkan menanggapi dengan pernyataan yang tidak biasa di media sosial, mengkritik keputusan untuk menangani perselisihan internal melalui media alih-alih dialog pribadi.

    Pada 7 Oktober 2023, Hamas meluncurkan operasi besar-besaran terhadap sasaran militer Israel dan permukiman di sekitar Gaza, menyerang 11 pangkalan militer dan 22 permukiman.

    Sejak itu, Israel telah mengobarkan perang genosida di Gaza dengan dukungan Amerika, membunuh dan melukai lebih dari 160.000 warga Palestina – kebanyakan wanita dan anak-anak – dan meninggalkan lebih dari 14.000 orang hilang antara 7 Oktober 2023, dan 19 Januari 2025.

    (Tribunnews.com/Garudea Prabawati)

  • Trump Klaim Kirim Surat ke Khamenei soal Negosiasi Nuklir, Iran: Kami Belum Menerimanya – Halaman all

    Trump Klaim Kirim Surat ke Khamenei soal Negosiasi Nuklir, Iran: Kami Belum Menerimanya – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Iran mengatakan hingga saat ini belum menerima surat dari Presiden AS Donald Trump yang katanya ditujukkan kepada pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei terkait perundingan nuklir.

    Hal tersebut dikonfirmasi oleh juru bicara kedutaan Iran pada hari Jumat (7/3/2025).

    “Kami belum menerima surat seperti itu sejauh ini,” kata jubir kedutaan Iran, dikutip dari Al Jazeera.

    Sebelumnya, Trump mengumumkan dalam wawancara dengan Fox Business Network bahwa dirinya telah mengirimkan surat kepada Khamenei.

    Dalam surat tersebut, Trump mengatakan menawarkan pembicaraan menuju kesepakatan mengenai program nuklir.

    Menurutnya, negosiasi ini akan menghasilkan sesuatu yang lebih baik daripada intervensi yang selama ini iya lakukan.

    “Saya berharap Iran, dan saya telah menulis surat kepada mereka yang mengatakan, saya harap Anda akan bernegosiasi karena jika kita harus melakukan intervensi militer, itu akan menjadi hal yang mengerikan bagi mereka,” kata Trump dalam segmen wawancara yang disiarkan pada hari Jumat, dikutip dari Iran International.

    Trump mengklaim bahwa dengan mengajukan kesepakatan ini tidak akan menyakiti Iran.

    “Ada dua cara untuk menangani Iran, secara militer atau membuat kesepakatan. Saya lebih suka membuat kesepakatan karena saya tidak ingin menyakiti Iran,” imbuh Trump.

    Presiden AS ini juga mengaku memiliki banyak kenalan di Iran.

    “Mereka orang-orang hebat. Saya kenal banyak orang Iran dari negara ini,” terangnya.

    Trump menambahkan dalam wawancaranya bahwa kesepakatan nuklir akan menjadi kemenangan bagi Iran.

    “Saya pikir mereka ingin mendapatkan surat itu. Alternatif lainnya adalah kita harus melakukan sesuatu, karena kita tidak bisa membiarkan senjata nuklir lain,” katanya.

    Meski banyak orang yang tidak setuju dengan keputusannya, Trump yakin bahwa ini akan membawa kemenangan bagi Iran.

    “Saya tidak yakin semua orang setuju dengan saya. Namun, kita dapat membuat kesepakatan yang sama bagusnya seperti jika Anda menang secara militer,” tambah presiden AS.

    Pernyataan Trump muncul tepat di saat pemerintahannya memberikan tekanan besar kepada Teheran.

    Tekanan yang dimaksud adalah Trump memberikan sanksi ekonomi baru dan tindakan penegakan hukum yang menargetkan ekspor minyak Iran.

    Ini juga bukan pertama kalinya Trump mengirimkan pendekatan serupa.

    Pada tahun 2019, surat Trump juga diabaikan oleh Khamenei.

    Menurut Khamenei, surat itu “tidak layak” dibalas.

    Sementara itu, Iran telah lama menegaskan bahwa programnya ditujukan untuk tujuan damai.

    Sejak Trump kembali ke menjabat sebagai Presiden AS, pemerintahannya secara konsisten mengatakan bahwa Iran harus dicegah memperoleh senjata nuklir. 

    Akan tetapi, pengawas nuklir Perserikatan Bangsa-Bangsa pada bulan lalu mengatakan bahwa Iran telah mempercepat produksi uraniumnya yang mendekati tingkat senjata.

    Pada tahun 2015, Iran mencapai kesepakatan dengan kekuatan dunia, termasuk Amerika Serikat, untuk mengekang program nuklirnya karena kekhawatiran negara itu berpotensi mengembangkan senjata nuklir.

    Akan tetapi pada tahun 2018, keadaan berubah.

    Di mana Presiden AS Donald Trump saat menjabat sebagai presiden AS  secara sepihak menarik diri dari perjanjian tersebut.

    Trump justru menjatuhkan sanksi terhadap Iran.

    (Tribunnews.com/Farrah)

    Artikel Lain Terkait Donald Trump dan Iran

  • Berkaca dari Trump-Zelensky, Menlu Iran Sebut Negaranya Pilih Jalur Berbeda dalam Hal Keamanan – Halaman all

    Berkaca dari Trump-Zelensky, Menlu Iran Sebut Negaranya Pilih Jalur Berbeda dalam Hal Keamanan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, menyoroti bahwa ketegangan yang muncul dari pertemuan antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dapat memberikan pelajaran penting bagi negara-negara yang bergantung pada kekuatan besar, termasuk Amerika Serikat.

    Dalam opini yang diterbitkan pada 5 Maret 2025 di surat kabar Ettelaat, Araghchi menggambarkan ketegangan yang terjadi di Gedung Putih sebagai refleksi dari keretakan dalam tatanan global.

    Ia menekankan bahwa perselisihan antara Trump dan Zelensky menunjukkan risiko yang dihadapi oleh negara-negara yang mengandalkan AS untuk keamanan mereka.

    Araghchi mencatat, “Ini bukan sekadar konflik biasa; ini mencerminkan keretakan mendalam dalam tatanan dunia.”

    Pendapatnya ini menggambarkan bahwa bahkan sekutu-sekutu lama AS mulai mempertanyakan kepemimpinan Washington, dan negara-negara Eropa kini lebih berhati-hati terhadap situasi perang di Ukraina.

    Menurut Araghchi, Iran telah memilih jalur yang berbeda, yaitu kemandirian dan kemerdekaan strategis.

    Ia menjelaskan, “Tidak seperti banyak negara yang bergantung pada kekuatan asing untuk keamanan, Iran secara sadar memilih untuk mempertahankan kemandiriannya meskipun harus membayar harga atas keputusan tersebut.”

    Ini menegaskan bahwa kemandirian bukanlah hasil dari sanksi, melainkan sebuah keputusan strategis yang disengaja.

    Araghchi juga menyatakan bahwa Iran tidak membeli keamanannya; sebaliknya, negara tersebut membangun keamanannya sendiri.

    Pandangan ini mencerminkan sikap Iran yang telah lama meyakini bahwa aliansi dengan AS tidak dapat diandalkan.

    Hal ini sejalan dengan pendirian Pemimpin Tertinggi Iran yang menolak negosiasi dengan Washington.

    Meskipun Araghchi menekankan pentingnya kemandirian militer, Iran tetap menjalin kerja sama dengan pihak asing, khususnya Rusia.

    Pada Januari 2025, Iran dan Rusia menandatangani perjanjian kerja sama ekonomi dan militer yang dianggap sebagai langkah penting dalam memperkuat hubungan bilateral.

    Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Iran Masoud Pezeshkian memuji perjanjian tersebut sebagai babak baru dalam kerjasama kedua negara.

    Perjanjian ini bertujuan untuk menciptakan kondisi yang stabil dan berkelanjutan antara Rusia, Iran, dan seluruh kawasan Eurasia.

    Apa Implikasi dari Perjanjian Ini?

    Sejak pecahnya perang di Ukraina pada Februari 2022, Iran semakin dilihat sebagai sekutu strategis oleh Rusia.

    Kedua negara sepakat untuk saling membantu menghadapi ancaman keamanan bersama.

    Meskipun demikian, perjanjian ini tidak mencakup pakta pertahanan seperti yang ditandatangani Rusia dengan Korea Utara.

    Dalam laporan France24, dijelaskan bahwa Iran dan Rusia sepakat untuk meningkatkan kerja sama perdagangan dan ekonomi, terutama dalam menghadapi sanksi Barat terhadap industri energi mereka.

    Mereka juga akan bekerja sama dalam pelatihan militer dan penggunaan fasilitas pelabuhan untuk kapal perang masing-masing negara.

    Sebelumnya, hubungan antara Iran dan Rusia diatur oleh dokumen kerja sama yang ditandatangani pada tahun 2001 dan diperbarui secara berkala.

    Namun, hubungan ini memiliki sejarah yang kompleks, dengan kedua negara pernah berperang pada abad ke-18 dan ke-19 untuk memperebutkan wilayah di Kaukasus.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • AS dan Hamas Gelar Pembicaraan Rahasia soal Pembebasan Sandera, Israel Berusaha Gagalkan – Halaman all

    AS dan Hamas Gelar Pembicaraan Rahasia soal Pembebasan Sandera, Israel Berusaha Gagalkan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Pejabat AS mengungkapkan bahwa Israel berusaha menggagalkan rencana pembicaraan rahasia antara AS dan Hamas di Doha.

    Pembicaraan rahasia tersebut adalah untuk membahas pembebasan sandera yang ditahan di Jalur Gaza.

    Ini merupakan pertama kalinya AS dan Hamas terlibat dalam pembicaraan rahasia setelah bertahun-tahun.

    Namun sayangnya, rencana pembicaraan ini disambut dengan ketidaksetujuan oleh pemerintah Benjamin Netanyahu.

    Menurut surat kabar Israel Yedioth Ahronot , pejabat AS mengatakan bahwa awalnya perundingan ini akan diadakan tanpa sepengetahuan Israel.

    Hal tersebut adalah untuk mengantisipasi terjadinya kegagalan seperti putaran perundingan sebelumnya yang direncanakan minggu lalu.

    The New York Times mengatakan minggu ini bahwa Israel telah mengetahui pembicaraan tersebut melalui ‘saluran lain’ sebelum pembicaraan itu terjadi.

    Setelah mengetahui informasi tersebut, pejabat Israel kemudian membocorkan informasi ini melalui media sebagai upaya menyabotase perjanjian AS-Hamas.

    Pejabat Israel mengaku bahwa pihaknya takut jika terjadi kesepakatan tanpa melibatkan Israel.

    “AS saat ini tengah merundingkan kesepakatan dengan Hamas untuk membebaskan para sandera, dan Israel pada akhirnya harus membayar setidaknya sebagian dari harga tersebut,” kata seorang sumber Israel yang mengetahui pembicaraan tersebut kepada media berita tersebut, dikutip dari The New Arab.

    Sementara itu, kantor Perdana Menteri Israel mengonfirmasi dalam pernyataan singkat bahwa Israel telah menyatakan posisinya kepada AS mengenai negosiasi langsung dengan Hamas.

    “Israel telah menyampaikan kepada Amerika Serikat posisinya mengenai pembicaraan langsung dengan Hamas,” kata kantor Netanyahu.

    Perundingan antara Hamas dan AS ini belum pernah terjadi sebelumnya.

    AS telah menolak kontak langsung dengan kelompok tersebut sejak menetapkannya sebagai organisasi teroris pada akhir tahun 1990-an.

    Dalam pembicaraan ini, utusan Gedung Putih untuk urusan penyanderaan, Adam Boehler menjadi pejabat pertama yang diketahui berbicara langsung dengan organisasi tersebut selama bertahun-tahun.

    Pembicaraan ini juga dikonfirmasi oleh Hamas.

    Presiden AS Donald Trump pada hari Kamis (6/3/2025) mengumumkan bahwa diskusi sedang diadakan dengan Hamas.

    Menurut Trump, apa yang ia lakukan adalah upaya untuk membebaskan sandera Israel yang ditahan di Gaza.

    “Kami membantu Israel dalam diskusi tersebut karena kami berbicara tentang sandera Israel. Kami tidak melakukan apa pun terkait Hamas. Kami tidak memberikan uang tunai,” tegasnya, dikutip dari Middle East Monitor.

    Sebagai informasi, Israel telah melancarkan serangan mematikan di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2024.

    Serangan ini menyebabkan lebih dari 48.400 warga Palestina telah terbunuh.

    Sebagian besar korban merupakan wanita dan anak-anak.

    Lebih dari 111.800 warga Palestina terluka akibat agresi Israel.

    Namun sejak kesepakatan gencatan senjata, serangan Israel telah dihetikan sesuai kesepakatan yang berlaku pada 19 Januari 2025.

    (Tribunnews.com/Farrah)

    Artikel Lain Terkait Donald Trump, Hamas dan Konflik Palestina vs Israel