Category: Tribunnews.com Internasional

  • Berseragam Militer, Putin Kunjungi Komando Rusia di Kursk Pertama Kalinya – Halaman all

    Berseragam Militer, Putin Kunjungi Komando Rusia di Kursk Pertama Kalinya – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Presiden Rusia Vladimir Putin mengunjungi wilayah perbatasannya di Kursk, Rusia barat, pada Rabu (12/3/2025).

    Kunjungan tersebut adalah yang pertama sejak pasukan Ukraina menguasai beberapa wilayah di Kursk tahun lalu.

    Putin muncul di televisi Rusia mengenakan seragam militer dan mengunjungi pusat kendali di wilayah Kursk yang digunakan oleh pasukan Rusia.

    Dalam kunjungannya, Putin memerintahkan pasukan Rusia untuk membebaskan wilayah Kursk sepenuhnya setelah mereka meraih kemajuan pesat dan memukul mundur pasukan Ukraina.

    “Dalam waktu sesingkat mungkin, kami akan mengalahkan musuh yang terkonsentrasi di wilayah Kursk dan yang terus melakukan operasi pertahanan di sini,” kata Putin kepada komandan militer senior Rusia, Rabu.

    Putin juga mendengar laporan dari Kepala Staf Umum Rusia, Valery Gerasimov, yang memberitahunya bahwa pasukan Ukraina di Kursk kini dikepung.

    “Penghancuran sistematisnya saat ini sedang berlangsung,” tambah Valery Gerasimov, seperti diberitakan Kremlin.

    Selain itu, Putin mengatakan Rusia seharusnya memperlakukan tentara Ukraina yang ditawan sebagai tawanan perang di wilayah Kursk sebagai teroris.

    “Mereka yang berada di wilayah Kursk, mereka yang melakukan kejahatan terhadap warga sipil di sini, mereka yang menentang angkatan bersenjata, badan penegak hukum, dan layanan khusus kita… adalah mereka yang harus kita perlakukan sebagai teroris,” kata Putin.

    Namun, ia menegaskan Rusia memperlakukan semua tawanan secara manusiawi sambil menambahkan bahwa tentara bayaran asing di antara pasukan Ukraina adalah yang tidak tunduk pada Konvensi Jenewa.

    “Kami memperlakukan semua orang secara manusiawi dan harus terus melakukannya di masa mendatang – dengan siapa pun yang jatuh ke tangan kami. Namun, saya juga ingin mengingatkan Anda bahwa tentara bayaran asing tidak tunduk pada Konvensi Jenewa 1949 tentang Perlakuan terhadap Tawanan Perang,” tambah Putin.

    Putin mengatakan Rusia tidak bermaksud memperluas cakupan Konvensi Jenewa untuk mencakup warga asing yang bertempur di pihak Ukraina.

    Sementara itu, Valery Gerasimov mengungkap kemajuan yang diraih pasukannya selama beberapa bulan terakhir.

    “Secara total, lebih dari 1.100 kilometer persegi wilayah dibebaskan selama operasi ofensif, yang merupakan lebih dari 86 persen wilayah yang sebelumnya diduduki musuh,” kata Valery Gerasimov.

    “Selama operasi militer di poros Kursk, musuh menderita lebih dari 67.000 tentara…” lanjutnya, seperti diberitakan Al Arabiya.

    Sebelumnya, pasukan Ukraina berhasil melakukan serangan mengejutkan dan menduduki sejumlah wilayah di Kursk pada bulan Agustus tahun lalu.

    Pasukan Ukraina berhasil menduduki ratusan kilometer persegi di Kursk selama beberapa bulan.

    Sementara itu, pasukan Rusia telah berusaha memukul mundur mereka dalam beberapa bulan terakhir.

    (Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

    Berita lain terkait Konflik Rusia VS Ukraina

  • Lebanon Bantah Akan Ada Normalisasi Hubungan dengan Israel: Hanya Negosiasi Perbatasan – Halaman all

    Lebanon Bantah Akan Ada Normalisasi Hubungan dengan Israel: Hanya Negosiasi Perbatasan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Meski bersedia bernegosiasi, Lebanon membantah akan menormalisasi hubungannya dengan Israel.

    Sebelumnya, baik Lebanon maupun Israel sudah sepakat untuk duduk di meja perundingan guna membahas perbatasan di antara kedua belah pihak.

    Lebanon dan Israel juga sudah mengumumkan ada tiga tim kerja yang akan dibentuk.

    Tim itu akan berfokus membahas lima tempat yang masih diduduki Israel di Lebanon, Garis Biru yang menjadi perbatasan Israel-Lebanon, tempat-tempat yang disengketakan, dan warga Lebanon yang ditahan Israel.

    Seorang narasumber Israel mengaku Israel tertarik untuk melakukan normalisasi dengan Lebanon.

    Namun, para pejabat Lebanon pada hari Rabu membantah bahwa negosiasi dengan Israel akan mengarah kepada normalisasi hubungan.

    Menurut para narasumber di kantor kepresidenan Lebanon, pernyataan bahwa perundingan Israel-Lebanon akan menjadi awal negosiasi adalah hal yang tidak berdasar.

    Kepada Al Mayadeen, mereka juga mengatakan akan dibentuk tiga tiga komite untuk mengatasi masalah dengan Israel demi penerapan Resolusi PBB 1701.

    Namun, ketiganya tidak akan terlibat dalam negosiasi langsung antara Lebanon dan Israel.

    “Komite ini akan menangani masalah lama, terutama sengketa perbatasan dan tempat-tempat yang masih disengketakan sejak tahun 2006,” kata narasumber itu.

    LEBANON SELATAN – Foto yang diambil dari The Times of Israel tanggal 11 Februari 2025 memperlihatkan tiga tentara Israel beroperasi di Lebanon selatan, 20 November 2025. Perang Israel-Hizbullah diprediksi kembali meletus. (The Times of Israel/Emmanuel Fabian)

    Mereka mengonfirmasi bahwa lima titik di Lebanon yang masih diduduki Israel akan menjadi salah satu topik perundingan.

    Media Israel juga mengatakan tidak ada negosiasi mengenai normalisasi hubungan Israel dengan Lebanon.

    Narasumber media itu mengklaim hanya ada kemungkinan kecil normalisasi.

    “Klaim seperti itu (normalisasi) bisa mengganggu pembicaraan saat ini yang berfokus pada garis perbatasan,” kata dia.

    Sebelumnya, para pejabat Israel berkata kepada Channel 12, “Kami mengupayakan normalisasi dengan Lebanon, dan pembicaraan saat ini menjadi bagian dari upaya itu.”

    Israel akan bebaskan 5 warga Lebanon

    Israel sepakat untuk membebaskan lima warga Lebanon yang ditahan Israel. Menurut Kantor Perdana Menteri Israel, pembebasan itu dikoordinasikan dengan Amerika Serikat (AS).

    Di sisi lain, Lebanon mengaku sudah menerima empat warga Lebanon yang disandera Israel. Sandera kelima akan diserahkan pada hari Rabu.

    Media AS Axios mengatakan salah satu warga Lebanon yang dibebaskan adalah anggota Hizbullah.

    Menurut laporan di Lebanon, ada sebanyak 11 warga Lebanon yang masih ditahan oleh Israel.

    Axios melaporkan tiga tim kerja yang dibentuk di atas bisa bertemu bulan depan.

    Israel dan Lebanon pernah merundingkan perjanjian perbatasan di laut tahun 2022 dengan ditengahi oleh AS. Namun, keduanya belum menerapkan perjanjian perbatasan di darat.

    Gencatan senjata

    Israel dan Hizbullah sepakat mengadakan gencatan senjata yang berlangsung mulai akhir November 2024 hingga 18 Februari 2025.

    Gencatan itu menyudahi sebagian besar serangan di antara keduanya. Israel dan Hizbullah mulai saling menyerang sehari setelah perang di Gaza meletus tanggal 7 Oktober 2023.

    Serangan Hizbullah ditujukan untuk membantu Gaza yang diinvasi oleh Israel.

    Hingga saat itu Israel masih melancarkan serangan di Lebanon. Pada hari Selasa lalu drone Israel dilaporkan membunuh seorang panglima Hizbullah.

    The Times of Israel menyebut panglima itu adalah Hassan Abbas Izzedine. Sementara itu, media Lebanon merilis foto-foto mobil Izzedine yang diserang drone.

    Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan Izzedine bertugas di satuan pertahanan udara. Dia berusaha membangun kembali infrastruktur pertahanan udara yang rusak karena perang.

    Serangan IDF lainnya di Lebanon selatan menargetkan fasilitas Hizbullah.

    (*)

  • Presiden Iran Pezeshkian Tolak Negosiasi dengan Trump: Lakukan Apa pun yang Anda Inginkan – Halaman all

    Presiden Iran Pezeshkian Tolak Negosiasi dengan Trump: Lakukan Apa pun yang Anda Inginkan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Presiden Iran, Masoud Pezeshkian, dengan tegas menolak perundingan soal nuklir dengan Presiden AS, Donald Trump.

    Menurut Pezeshkian, apa yang dilakukan Trump saat ini adalah mengancam agar Iran mau berunding dengannya.

    Namun, justru ancaman Trump tak membuat Pezeshkian mengubah keputusannya untuk bernegosiasi dengan Presiden AS.

    Pezeshkian mengatakan dirinya tak akan peduli dengan apa yang dilakukan Trump terhadap Iran.

    “Jika Anda mengancam saya, saya tidak akan bernegosiasi, lakukan apa pun yang Anda inginkan,” kata Pezeshkian dalam sebuah acara di Teheran pada hari Selasa (11/3/2025), dikutip dari Anadolu Anjansi.

    Sebelumnya, Trump mengklaim telah mengirimkan surat kepada pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, pada hari Jumat (7/3/2025).

    Trump mengumumkan dalam wawancara dengan Fox Business Network, dirinya telah mengirimkan surat kepada Khamenei.

    Dalam surat tersebut, Trump mengatakan menawarkan pembicaraan menuju kesepakatan mengenai program nuklir.

    Menurutnya, negosiasi ini akan menghasilkan sesuatu yang lebih baik daripada intervensi yang selama ini iya lakukan.

    “Saya telah menulis surat, saya harap Anda akan bernegosiasi karena jika kita harus melakukan intervensi militer, itu akan menjadi hal yang mengerikan bagi mereka,” kata Trump dalam segmen wawancara yang disiarkan pada hari Jumat, dikutip dari Iran International.

    Trump mengklaim, dengan mengajukan kesepakatan ini tidak akan menyakiti Iran.

    “Ada dua cara untuk menangani Iran, secara militer atau membuat kesepakatan. Saya lebih suka membuat kesepakatan karena saya tidak ingin menyakiti Iran,” imbuh Trump.

    Presiden AS ini juga mengaku memiliki banyak kenalan di Iran.

    “Mereka orang-orang hebat. Saya kenal banyak orang Iran dari negara ini,” terangnya.

    Trump menambahkan dalam wawancaranya, kesepakatan nuklir akan menjadi kemenangan bagi Iran.

    “Saya pikir mereka ingin mendapatkan surat itu. Alternatif lainnya adalah kita harus melakukan sesuatu, karena kita tidak bisa membiarkan senjata nuklir lain,” katanya.

    Meski banyak orang yang tidak setuju dengan keputusannya, Trump yakin ini akan membawa kemenangan bagi Iran.

    “Saya tidak yakin semua orang setuju dengan saya. Namun, kita dapat membuat kesepakatan yang sama bagusnya seperti jika Anda menang secara militer,” tambah presiden AS.

    Namun, Iran membantah dan mengatakan hingga saat ini pihaknya tidak menerima surat apa pun dari Trump.

    “Kami belum menerima surat seperti itu sejauh ini,” kata jubir kedutaan Iran, dikutip dari Al Jazeera.

    Ini juga bukan pertama kalinya Trump mengirimkan pendekatan serupa.

    Pada 2019, surat Trump juga diabaikan oleh Khamenei. Menurut Khamenei, surat itu “tidak layak” dibalas.

    Sementara itu, Iran telah lama menegaskan programnya ditujukan untuk tujuan damai.

    Sejak Trump kembali ke menjabat sebagai Presiden AS, pemerintahannya secara konsisten mengatakan Iran harus dicegah memperoleh senjata nuklir. 

    Ketegangan antara Iran dan Amerika Serikat terjadi setelah tahun 2018, di bawah pemerintahan Donald Trump.

    Di mana saat itu Trump menarik diri dari perjanjian nuklir 2015 yang membatasi pengembangan nuklir Iran. 

    Perjanjian tersebut berisi tentang perjanjian Iran dan negara-negara besar dunia, termasuk Prancis, Inggris, dan Jerman untuk  mencapai kesepakatan yang meringankan sanksi internasional terhadap Teheran dengan imbalan pembatasan program nuklirnya.

    Teheran mematuhi kesepakatan tersebut hingga Washington menarik diri, tetapi kemudian mulai membatalkan komitmennya.

    (Tribunnews.com/Farrah)

    Artikel Lain Terkait Donald Trump dan Masoud Pezeshkian

  • Ketar-ketir dengan Program Nuklir Iran: Tiongkok, Rusia, dan AS Gelar Pertemuan – Halaman all

    Ketar-ketir dengan Program Nuklir Iran: Tiongkok, Rusia, dan AS Gelar Pertemuan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – China mengumumkan akan mengadakan pembicaraan trilateral dengan Rusia dan Amerika Serikat (AS) untuk membahas isu nuklir Iran.

    Pertemuan itu diselenggarakan di tengah meningkatnya ketegangan internasional mengenai program nuklir Teheran.

    Pertemuan ini dijadwalkan akan berlangsung di Beijing pada Jumat (14/3/2025).

    Wakil menteri luar negeri dari kedua negara dijadwalkan hadir, Al Jazeera melaporkan.

    Langkah ini mengikuti sesi tertutup Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), yang diadakan oleh negara-negara Barat terkait program nuklir Iran.

    Fokus utama dari pembicaraan ini adalah untuk mendiskusikan perkembangan terkait program nuklir Iran serta pencabutan sanksi yang diberlakukan terhadap negara tersebut.

    Teheran sudah lama membantah tuduhan, mereka berupaya mengembangkan senjata nuklir.

    Meskipun demikian, kekhawatiran tetap ada.

    Kalangan negara-negara Barat tidak bisa mengesampingkan persoalan ini.

    Mereka menilai langkah-langkah Iran dalam mengembangkan program nuklirnya semakin berbahaya.

    Menurut laporan Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA), Iran telah mempercepat pengayaan uranium hingga mencapai kemurnian 60 persen, mendekati tingkat senjata nuklir yang diperkirakan sekitar 90 persen.

    Pertemuan yang akan dilangsungkan di Beijing ini juga menjadi perhatian utama karena menambah ketegangan dalam hubungan internasional.

    Sebelumnya, AS telah meningkatkan tekanan terhadap Iran untuk menyetujui kesepakatan baru yang akan mencegah Teheran memperoleh senjata nuklir.

    Hubungan antara Iran dan Rusia semakin erat sejak dimulainya perang Ukraina pada 2022, dengan keduanya menjalin perjanjian kerja sama strategis.

    Iran dan Rusia juga telah memelihara hubungan yang baik dengan China, yang kini menjadi pihak kunci dalam pembicaraan mengenai program nuklir Iran.

    Sementara itu, hubungan dengan Amerika Serikat semakin kompleks.

    Di bawah pemerintahan Donald Trump, AS menarik diri dari kesepakatan nuklir 2015 yang sebelumnya membatasi aktivitas nuklir Iran dengan imbalan keringanan sanksi.

    Sejak saat itu, Iran mulai mengurangi komitmennya terhadap kesepakatan tersebut.

    Pemerintahan Trump juga kembali menerapkan kampanye sanksi maksimal dan bahkan mengancam tindakan militer terhadap Iran.

    Namun, meskipun ada ancaman tersebut, Iran secara tegas menolak berunding langsung selama sanksi masih berlaku.

    Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, mengungkapkan Teheran kini tengah menunggu perwakilan dari negara-negara Arab untuk menyampaikan surat yang dikirimkan oleh Presiden Trump.

    Surat tersebut berisi ajakan untuk berdialog dan memperingatkan kemungkinan aksi militer.

    Sementara itu, meskipun upaya internasional untuk memperbarui kesepakatan nuklir terus dilakukan, tantangan besar tetap ada.

    Rencana baru dari AS, China, dan Rusia menunjukkan, program nuklir Iran tetap menjadi topik hangat dalam diplomasi internasional.

    Latihan Angkatan Laut Gabungan di Teluk Oman

    Dalam perkembangan lain, Iran, Rusia, dan Tiongkok memulai latihan angkatan laut gabungan di Teluk Oman.

    Aktivitas ini menandai tahun kelima sejak ketiga negara tersebut melakukan latihan militer bersama.

    Latihan ini, yang diberi nama “Sabuk Keamanan Laut 2025”.

    Latihan gabungan dimulai di dekat pelabuhan Chabahar, Iran, pada Selasa (11/3/2025).

    Tujuannya adalah untuk memperkuat kerja sama antar angkatan laut negara-negara peserta.

    Dikutip dari Al Jazeera, latihan ini mencakup beberapa kegiatan militer, seperti penyerangan target maritim, pengendalian kerusakan, dan operasi pencarian dan penyelamatan gabungan.

    Selama dua hari, awak kapal melancarkan tembakan siang dan malam menggunakan senapan mesin kaliber besar dan senjata ringan ke sasaran yang menyerupai perahu tak berawak dan kendaraan udara tak berawak musuh tiruan, seperti yang dilaporkan oleh media Rusia, Interfax.

    Beberapa negara lain, termasuk Azerbaijan, Afrika Selatan, Oman, Kazakhstan, Pakistan, Qatar, Irak, Uni Emirat Arab, dan Sri Lanka, juga mengamati latihan ini, Iran Press TV melaporkan.

    Meskipun Tiongkok dan Rusia tidak sering berpatroli di perairan Timur Tengah, kawasan ini semakin dimiliterisasi dalam beberapa tahun terakhir.

    Pada akhir 2023, kelompok Houthi di Yaman mulai menyerang kapal-kapal yang terkait dengan Israel di Laut Merah sebagai bentuk solidaritas dengan Palestina.

    Setelah gencatan senjata antara Hamas dan Israel pada Januari 2024, Houthi menghentikan serangan mereka tetapi mengancam untuk melanjutkan jika Israel tidak mencabut pengepungan terhadap Gaza.

    Amerika Serikat dan negara-negara Barat lainnya juga meningkatkan kehadiran mereka di Laut Merah, termasuk dengan membentuk pasukan gabungan 10 negara pada Desember 2023 untuk melawan serangan Houthi.

    Angkatan Laut AS memiliki armada yang bermarkas di Bahrain.

    Ketika ditanya mengenai latihan militer pada Minggu (9/3/2025), Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan dia “sama sekali tidak” khawatir mengenai unjuk kekuatan oleh tiga musuh bebuyutan AS.

    “Kami lebih kuat dari mereka semua. Kami memiliki kekuatan lebih besar dari mereka semua,” katanya kepada Fox News di atas Air Force One.

    (Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)a

  • Tentara Pembebasan Balochistan – Siapa Militan di Balik Pembajakan Kereta Api Pakistan? – Halaman all

    Tentara Pembebasan Balochistan – Siapa Militan di Balik Pembajakan Kereta Api Pakistan? – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Kelompok militan separatis membajak sebuah kereta api di Pakistan dan menyandera hampir 500 penumpang pada Selasa (11/3/2025).

    Mengutip The Independent, Tentara Pembebasan Balochistan (Baloch Liberation Army/BLA) mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut.

    Para pemberontak menyerang Jaffar Express, yang sedang dalam perjalanan dari ibu kota provinsi Quetta menuju kota Peshawar, di daerah pegunungan Bolan.

    Mereka meledakkan rel kereta dengan bahan peledak, memaksa kereta berhenti, dan menjebaknya di dalam Terowongan Mashkaf.

    BLA telah lama melancarkan pemberontakan di provinsi Balochistan.

    Pejabat keamanan Pakistan melaporkan bahwa militer berhasil menyelamatkan sedikitnya 155 sandera dalam operasi semalam dan menewaskan 27 militan.

    Sementara itu, BLA mengklaim telah menewaskan 30 tentara Pakistan dan menembak jatuh sebuah pesawat nirawak.

    Siapa Tentara Pembebasan Balochistan?

    Tentara Pembebasan Balochistan (BLA) adalah salah satu kelompok militan terbesar yang menuntut kemerdekaan bagi Balochistan.

    Kelompok ini telah ditetapkan sebagai organisasi teroris oleh Pakistan dan Amerika Serikat.

    BLA dan kelompok separatis lainnya menuduh pemerintah Pakistan mengeksploitasi sumber daya alam yang ada di Balochistan, seperti minyak dan mineral, tanpa memberikan manfaat yang adil bagi penduduk setempat.

    Balochistan merupakan provinsi terbesar di Pakistan, tetapi berpenduduk paling sedikit.

    Wilayah ini berbatasan dengan Afghanistan dan Iran.

    BLA mengklaim bahwa Pakistan secara paksa mengintegrasikan Balochistan pada tahun 1948 setelah menekan Khanate of Kalat, penguasa lokal pada masa pemerintahan Inggris, untuk menandatangani perjanjian aksesi.

    Kelompok ini memiliki sejarah panjang dalam menargetkan warga sipil serta pasukan keamanan di provinsi tersebut, yang dihuni sekitar sembilan juta orang etnis Baloch.

    Mereka juga secara rutin menyerang proyek-proyek ekstraksi sumber daya alam, karena daerah pegunungan di Balochistan berfungsi sebagai tempat persembunyian mereka.

    Selama beberapa dekade, serangan BLA berskala kecil.

    Namun, pada Agustus tahun lalu, mereka meningkatkan intensitas serangan, menewaskan sekitar 70 orang dalam serangkaian aksi kekerasan.

    BLA juga bertanggung jawab atas serangan di dekat Bandara Karachi tahun lalu yang menewaskan dua warga negara China.

    Selain itu, mereka pernah mengirim seorang perempuan pengebom bunuh diri untuk menyerang warga China di sebuah universitas di kota pesisir.

    Aksi tersebut diduga merupakan bentuk protes terhadap investasi China di tambang emas dan tembaga di Balochistan.

    China sendiri telah menginvestasikan lebih dari £50 miliar dalam Koridor Ekonomi China-Pakistan (CPEC), bagian dari inisiatif Belt and Road, yang mencakup proyek-proyek di Balochistan.

    Menurut Pusat Penelitian dan Studi Keamanan di Islamabad, kelompok-kelompok militan menewaskan lebih dari 1.600 orang di Pakistan tahun lalu.

    Mengapa BLA Menyerang Kereta Api Jaffar Express?

    BLA menuntut pembebasan tahanan politik, aktivis, dan warga Baloch yang mereka klaim telah diculik dalam operasi militer yang dikritik karena pelanggaran hak asasi manusia.

    Setelah membajak kereta, kelompok itu mengaku telah menyandera banyak personel keamanan yang sedang dalam perjalanan pulang saat cuti.

    “Penumpang sipil, terutama wanita, anak-anak, orang tua, dan warga Baloch telah dibebaskan dengan selamat dan diberi rute aman,” ujar BLA dalam sebuah pernyataan.

    Mereka juga menyatakan kesiapan untuk melakukan pertukaran tahanan, tetapi mengancam akan mengeksekusi para sandera jika intervensi militer terus berlanjut.

    “Jika tuntutan kami tidak dipenuhi dalam batas waktu yang ditentukan, atau jika pemerintah Pakistan melakukan operasi militer selama negosiasi, semua tawanan perang akan dieksekusi, dan kereta akan dihancurkan sepenuhnya,” ancam BLA.

    Menurut laporan Reuters, militan telah memerintahkan beberapa orang untuk mengenakan jaket berisi bahan peledak dan duduk di dekat para sandera.

    BLA mengklaim telah menahan 214 orang, sementara sumber keamanan Pakistan menyebut ada 425 penumpang di dalam kereta ketika serangan terjadi.

    Dalam pernyataan lain pada Selasa (11/3/2025), BLA memperingatkan investor asing agar tidak ikut serta dalam eksploitasi sumber daya Balochistan.

    Belum diketahui secara pasti berapa banyak militan yang terlibat dalam serangan ini.

    Namun, pejabat Pakistan dan analis keamanan memperkirakan BLA memiliki sekitar 3.000 pejuang.

    Presiden Pakistan Asif Ali Zardari dan Perdana Menteri Shehbaz Sharif mengecam serangan tersebut dan berjanji akan memberantas para teroris.

    Sekretaris Jenderal PBB, António Guterres, juga mengutuk serangan ini dan menuntut pembebasan segera semua sandera.

    (Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

  • Zelensky dan Trump Baikan, Kesepakatan Gencatan Senjata Rusia Vs Ukraina Terwujud – Halaman all

    Zelensky dan Trump Baikan, Kesepakatan Gencatan Senjata Rusia Vs Ukraina Terwujud – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, mengundang Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky kembali ke Gedung Putih.

    Undangan tersebut dilayangkan setelah Ukraina menyetujui proposal gencatan senjata selama 30 hari dengan Rusia.

    Kesepakatan ini dicapai setelah perundingan delegasi di Arab Saudi.

    Pada Selasa (11/3/2025), Trump menyatakan harapannya agar Rusia juga menyetujui kesepakatan tersebut.

    “Bola ada di tangan Rusia,” ujar Trump kepada wartawan.

    Ia juga menambahkan, akan berbicara dengan Rusia dalam 24-48 jam ke depan untuk mendapatkan jawaban dari Presiden Vladimir Putin.

    Ketika ditanya tentang kemungkinan pertemuan dengan Zelensky, Trump menjawab, “Tentu saja, tentu saja”.

    Jawaban Trump tersebut tampaknya mengindikasikan hubungan keduanya yang sempat memburuk setelah pertemuan sebelumnya tidak menghalangi kemungkinan kolaborasi lebih lanjut.

    Pertemuan sebelumnya antara Trump dan Zelensky di Gedung Putih beberapa minggu lalu berujung pada ketegangan.

    Sebagaimana diketahui, Trump dan Zelensky terlibat dalam pertikaian sengit di Ruang Oval, BBC melaporkan.

    Pertemuan tersebut seharusnya menjadi ajang penandatanganan kesepakatan akses AS ke mineral Ukraina, tapi berakhir dengan ketidakpuasan.

    Setelah pertemuan di Jeddah, Arab Saudi, AS dan Ukraina mengeluarkan pernyataan bersama yang menyatakan bahwa Ukraina terbuka untuk usulan gencatan senjata sementara selama 30 hari yang dapat diperpanjang.

    Detail Gencatan Senjata

    Usulan gencatan senjata ini mencakup penghentian semua serangan, termasuk penggunaan rudal, drone, dan bom, tidak hanya di Laut Hitam tetapi juga di sepanjang garis depan.

    “Kami berharap gencatan senjata akan segera berlaku jika Rusia setuju,” kata Zelensky, dikutip dari Al Jazeera.

    Dengan adanya kemajuan ini, pejabat AS menyatakan bahwa mereka segera mencabut penangguhan pembagian informasi intelijen dan melanjutkan bantuan keamanan ke Ukraina.

    Seorang pejabat Ukraina mengonfirmasi bahwa bantuan keamanan AS telah dilanjutkan.

    (Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

  • Siklus Perang Gaza Kembali ke Awal: Bombardemen Israel, Kemarahan Hamas, Keterlibatan Houthi – Halaman all

    Siklus Perang Gaza Kembali ke Awal: Bombardemen Israel, Kemarahan Hamas, Keterlibatan Houthi – Halaman all

    Siklus Gaza Kembali ke Awal: Bombardemen Israel, Kemarahan Hamas, Keterlibatan Houthi

    TRIBUNNEWS.COM – Perkembangan situasi Jalur Gaza dilaporkan mirip pada situasi yang terjadi di awal-awal agresi militer Israel pasca-terjadinya serangan Banjir Al-Aqsa Hamas pada 7 Oktober 2023 silam.

    Siklus kekerasan yang terjadi di Gaza ini seperti kembali ke titik awal saat Israel mulai membombardir dan memblokade wilayah kantung Palestina itu dari akses ke dunia luar.

    Manuver ini dibarengi dengan kemarahan Hamas yang meminta lembaga dan negara-negara internasional untuk bertindak dan tidak mendiamkan Israel melakukan kejahatan kemanusiaan.

    Perkembangan situasi makin mirip ke awal perang genosida saat gerakan perlawanan Yaman, Ansarallah Houthi menyatakan kembali menerapkan blokade Laut Merah terhadap kapal-kapal berentitas Israel selama Israel mencegah akses bantuan kemanusiaan untuk masuk ke Gaza.

    Perkembangan ini terjadi di tengah kebuntuan negosiasi antara Hamas dan Israel mengenai kelanjutan gencatan senjata dengan kerangka pertukaran sandera dan tahanan.

    Hamas bersikeras, seperti apa yang sudah disepakati pada Januari terkait kesepakatan Tiga Tahap, kalau gencatan senjata saat ini harus sudah membahas Tahap II dengan poin-poin penarikan mundur pasukan Israel dan pembukaan akses secara penuh bantuan ke Gaza.

    Israel melanggar kesepakatan awal dan menginginkan perpanjangan Tahap I sambil terus meminta sandera Israel dibebaskan Hamas.

    Israel yang enggan melanjutkan negosiasi Tahap II kemudian melakukan sejumlah kejahatan perang dengan menerapkan ‘hukuman kolektif’ ke Gaza dengan memblokade bantuan masuk serta memutus akses listrik dan suplai air ke Gaza.

    Fase-fase ini diyakini, hanya masalah waktu sampai Israel kemudian mengirimkan lagi pasukannya ke Jalur Gaza untuk menuntaskan apa yang mereka gagal raih saat 15 bualn agresi.

    HANTAM BANGUNAN – Tangkap layar foto arsip Anadolu, Rabu (12/3/2025) yang menunjukkan serangan artileri Israel menghantam bangunan di Jalur Gaza. Israel mengindikasikan melanjutkan Perang Gaza yang terjeda gencatan senjata sekitar dua bulan sejak Januari 2025 untuk memerangi Hamas.

    Bombardemen Israel Targetkan Rafah, Khan Younis, dan Beit Lahia

    Seperti di awal perang, Israel secara bergelombang juga melakukan bombardemen ke sejumlah titik ke Jalur Gaza. 

    “Tiga warga Palestina lainnya terluka oleh penembakan artileri Israel di Jalur Gaza selatan pada Rabu (12/3/2025) meskipun ada perjanjian gencatan senjata,” kata petugas medis di Gaza dilansir Anadolu.

    Para saksi mengatakan tank-tank Israel menembakkan lebih dari 10 peluru ke kamp pengungsi Shabura di Rafah tengah.

    Petugas medis mengatakan tiga orang terluka dalam serangan itu dan dipindahkan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan medis.

    Penembakan Israel juga dilaporkan terjadi di bagian tenggara kota Deir al-Balah di Gaza tengah, tetapi belum ada informasi tersedia mengenai korban luka.

    Menurut para saksi, sejumlah warga Palestina mengungsi dari Khan Younis timur akibat tembakan tentara Israel ke arah tenda-tenda mereka di daerah tersebut.

    Serangan itu adalah pelanggaran terbaru Israel terhadap gencatan senjata dan perjanjian pertukaran tahanan yang berlaku di Gaza pada bulan Januari, yang menghentikan perang brutal Israel, yang telah menewaskan lebih dari 48.500 warga Palestina, kebanyakan dari mereka wanita dan anak-anak, dan meninggalkan daerah kantong itu dalam reruntuhan.

    Meskipun ada gencatan senjata, otoritas lokal Gaza melaporkan pelanggaran gencatan senjata hampir setiap hari oleh tentara Israel.

    Pihak berwenang Palestina mengatakan bahwa sedikitnya 137 orang telah tewas dalam serangan Israel sejak gencatan senjata mulai berlaku pada bulan November.

    SIAP PERANG LAGI – Tangkap layar khaberni, Selasa (4/3/2025) yang menunjukkan petempur Hamas dengan latar belakang peluncur roket. Brigade tempur Hamas dilaporkan bersiap melanjutkan perang Gaza seiring buntunya negosiasi gencatan senjata dengan Israel. (khaberni/tangkap layar)

    Hamas: Israel Lakukan Kejahatan Perang

    Kelompok perlawanan Palestina Hamas mengecam pemutusan pasokan listrik dan makanan Israel ke Jalur Gaza pada hari Rabu sebagai “kejahatan perang.”

    “Pemutusan pasokan listrik Israel yang terus-menerus ke Gaza, yang berlangsung lebih dari 16 bulan, dan pemutusan jaringan listrik terbatas yang baru-baru ini mengalirkan listrik ke pabrik desalinasi Deir al-Balah merupakan kejahatan perang yang berisiko menimbulkan bencana kelaparan,” kata Hamas dalam sebuah pernyataan.

    Hamas mengatakan penggunaan air dan makanan oleh Israel sebagai alat perang terhadap warga sipil “adalah bagian dari upaya sistematis untuk memperburuk bencana kemanusiaan di Gaza.”

    Hamas menuduh pemerintah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memberlakukan “hukuman kolektif yang belum pernah terjadi sebelumnya” terhadap lebih dari dua juta warga Gaza.

    Israel memutus pasokan listrik ke Gaza pada hari Minggu, dalam langkah terbaru untuk memperketat blokade yang mencekik di daerah kantong Palestina tersebut meskipun ada gencatan senjata dan perjanjian pertukaran tahanan.

    Pelapor Khusus PBB Francesca Albanese mengecam tindakan Israel tersebut sebagai “peringatan genosida”, dengan mengatakan bahwa tanpa listrik, tidak ada air bersih.

    Hal ini menyusul keputusan Israel lainnya untuk menghentikan bantuan kemanusiaan memasuki Gaza, yang memicu peringatan dari kelompok hak asasi manusia dan lokal tentang kembalinya kelaparan yang meluas bagi penduduk Palestina.

    Pada hari Selasa, Mohammad Thabet, juru bicara Perusahaan Distribusi Listrik Gaza, mengatakan kalau Israel hanya menyediakan lima megawatt listrik bagi daerah kantong itu sejak November lalu sebelum keputusan terbarunya untuk memutus aliran listrik ke daerah kantong itu.

    Hamas mengatakan penutupan Israel atas penyeberangan Gaza dan pemblokiran pasokan makanan dan medis merupakan “pelanggaran berat” terhadap kesepakatan gencatan senjata Gaza dan “pelanggaran mencolok terhadap hukum internasional dan kemanusiaan.”

    Hamas mendesak PBB, organisasi kemanusiaan, dan negara-negara Arab untuk bertindak cepat untuk menghentikan “kejahatan biadab ini,” mencabut blokade, dan meminta pertanggungjawaban para pemimpin Israel di hadapan keadilan internasional.

    Lebih dari 48.500 orang telah tewas, sebagian besar wanita dan anak-anak, dalam perang brutal Israel di Gaza sejak Oktober 2023. Serangan itu dihentikan sementara berdasarkan kesepakatan gencatan senjata dan pertukaran tahanan, yang berlaku pada bulan Januari.

    November lalu, Pengadilan Kriminal Internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanannya Yoav Gallant atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.

    Israel juga menghadapi kasus genosida di Pengadilan Internasional atas perangnya di daerah kantong itu.

    Gerakan Ansarallah (Houthi) Yaman menembakkan rudal hipersonik ke wilayah pendudukan Israel. (mna/tangkap layar)

    Campur Tangan Houthi

    Situasi Gaza mirip pada awal perang saat Kelompok Houthi Yaman mengatakan pada Selasa bahwa mereka akan melanjutkan larangan lintas semua kapal Israel di Laut Merah, Laut Arab dan Selat Bab al-Mandab.

    Blokade Laut ini dilakukan Houthi setelah batas waktu empat hari yang mereka berikan kepada Israel untuk mengizinkan bantuan kemanusiaan masuk ke Jalur Gaza, berakhir.

    Pernyataan itu disampaikan melalui pidato yang disiarkan televisi oleh juru bicara militer Houthi Yahya Saree yang diposting di akun X miliknya.

    Beberapa jam sebelumnya, Kabinet Houthi yang tidak diakui berkumpul di Sanaa untuk membahas ultimatum empat hari yang diberikan kepada Tel Aviv, menurut kantor berita Saba yang dikelola Houthi.

    Pernyataan itu menegaskan kesiapan pasukannya untuk menyerang kapal-kapal Israel jika bantuan tidak mencapai Gaza sesuai batas waktu, menandakan kesiapan semua sektor pemerintah terhadap potensi perkembangan dan dampak yang timbul dari sikap solidaritas dengan Palestina ini, kantor berita itu melaporkan.

    Pemimpin Houthi Abdul Malik al-Houthi menegaskan pada hari Senin bahwa pasukannya “siap dan siaga” untuk bertindak melawan Israel setelah batas waktu berakhir.

    “Setelah berakhirnya tenggat waktu yang ditetapkan oleh Komandan Abdul Malik al-Houthi bagi para mediator untuk memaksa musuh Israel membuka kembali penyeberangan dan mengizinkan bantuan ke Gaza—dan mengingat kegagalan para mediator untuk mencapai hal ini—Angkatan Bersenjata Yaman mengonfirmasi dimulainya kembali larangan bagi semua kapal Israel di zona operasional yang ditentukan, meliputi Laut Merah, Laut Arab, Bab al-Mandab (Selat), dan Teluk Aden,” kata Saree.

    Ia memperingatkan bahwa “setiap kapal Israel yang mencoba melanggar larangan ini akan menjadi sasaran di dalam wilayah operasional yang diumumkan,” dan menambahkan bahwa pembatasan akan terus berlaku “hingga penyeberangan ke Gaza dibuka kembali dan bantuan, makanan, dan obat-obatan diizinkan masuk.”

    Israel belum mengomentari ancaman Houthi.

    Langkah ini dilakukan setelah berakhirnya fase pertama gencatan senjata Gaza selama 42 hari pada tanggal 1 Maret yang dimediasi oleh Qatar, Mesir, dan AS. 

    Setelah itu, Israel menolak untuk memasuki fase kedua—yang mengharuskan penghentian perang sepenuhnya—dan malah menutup kembali semua penyeberangan ke Gaza, sehingga menghalangi bantuan sejak tanggal 8 Maret.

    Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya memperpanjang tahap awal untuk mengamankan lebih banyak pembebasan sandera tanpa memenuhi komitmen yang lebih luas, sebuah taktik yang menurut para kritikus akan menarik hati kelompok garis keras dalam koalisinya.

    Sementara itu, kelompok Palestina Hamas berkeras mematuhi ketentuan kesepakatan, mendesak para mediator untuk meluncurkan pembicaraan tahap kedua demi penarikan penuh Israel dan berakhirnya perang.

    Sejak November 2023, Houthi telah melancarkan serangan rudal dan pesawat nirawak terhadap target-target Israel dan kapal-kapal kargo yang terkait dengan Israel, terkadang menyerang Israel secara langsung dengan rudal dan pesawat nirawak, termasuk Tel Aviv, sebagai “solidaritas dengan Gaza.”

    Israel menanggapi dengan serangan udara terhadap lokasi-lokasi militer yang diduga milik Houthi di Yaman hingga gencatan senjata Gaza menghentikan pertukaran tersebut pada tanggal 19 Januari.

     

    (oln/anadolu/*)

     

  • Elon Musk Kehilangan Rp 476,4 Triliun dalam Sehari, tapi Masih Jadi Orang Terkaya di Dunia – Halaman all

    Elon Musk Kehilangan Rp 476,4 Triliun dalam Sehari, tapi Masih Jadi Orang Terkaya di Dunia – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Elon Musk tidak perlu khawatir soal keuangan pribadinya, meski kekayaannya telah menurun drastis dalam beberapa bulan terakhir.

    Baru-baru ini, Musk kehilangan 29 miliar dolar AS (sekitar Rp 476,4 triliun) dalam satu hari setelah saham Tesla anjlok 15 persen pada Senin (10/3/2025).

    Mengutip CBC News, beberapa analis menilai penurunan ini merupakan indikasi bahwa komentar kontroversial Musk, hubungannya dengan Presiden AS Donald Trump, serta perannya dalam pemotongan anggaran federal dapat berdampak signifikan pada kekayaannya.

    “Penjualan saham Tesla seperti ini memang berdampak. Tesla adalah jantung dan paru-paru ekosistem Musk,” kata analis keuangan yang berbasis di LA, Wedbush Securities, Dan Ives, kepada CBC News.

    “Apakah ini berdampak pada Musk secara pribadi? Tidak. Tapi apakah ini memberi sinyal kepada Musk dan Dewan Tesla? Ya.”

    Menurut Ives, sinyal tersebut menegaskan bahwa Musk, yang memiliki sekitar 13 persen saham Tesla, perlu kembali memprioritaskan perannya sebagai CEO Tesla.

    “Ini jelas merupakan masa yang menegangkan,” katanya. “Ini adalah momen krusial bagi Musk.”

    Para analis mengatakan penurunan harga saham Tesla sebagian disebabkan oleh meningkatnya persaingan dari produsen kendaraan listrik lain, terutama dari China.

    Penjualan Tesla turun 12 persen di California, pasar terbesarnya, dan anjlok drastis di Eropa.

    Di Jerman, misalnya, penjualan turun 76 persen pada Februari lalu.

    Tahun lalu, Tesla mencatat penurunan penjualan keseluruhan sebesar satu persen, yang merupakan penurunan pertama dalam lebih dari satu dekade.

    Sebagian dari penurunan ini disebabkan oleh tantangan operasional, termasuk antisipasi model baru serta penyegaran Tesla Model Y, serta manajemen inventaris, menurut laporan Financial Monthly.

    Ives menambahkan bahwa permintaan yang melemah untuk kendaraan listrik juga menjadi faktor utama.

    Namun, Anthony Sassine, ahli strategi investasi senior di firma pengelola investasi Kraneshares, mengatakan kepada CNBC bahwa penurunan saham Tesla juga disebabkan oleh serangkaian keputusan strategis yang keliru oleh Musk.

    Keputusan tersebut termasuk fokus berlebihan pada Cybertruck dibandingkan dengan pengembangan mobil Tesla yang lebih terjangkau, serta keterlibatan Musk dalam politik yang menimbulkan reaksi negatif dari investor dan pembeli di AS serta Eropa.

    Laporan dari Brand Finance bulan lalu menunjukkan bahwa nilai merek Tesla turun 26 persen akibat kegagalan mencapai target pendapatan, meningkatnya persaingan di sektor kendaraan listrik, dan pemotongan harga di pasar utama seperti China.

    Musk juga mendapat kritik atas komentarnya di media sosial X, serta dukungannya terhadap Trump dan kandidat sayap kanan lainnya di seluruh dunia.

    Di sisi lain, ia menghadapi kecaman atas keterlibatannya dalam upaya efisiensi pemerintah Trump yang dikenal sebagai Department of Government Efficiency (DOGE).

    “Boikot terhadap Tesla, demonstran di showroom Tesla di AS, dan bahkan vandalisme terhadap mobil Tesla di jalan adalah bukti bahwa perusahaan Musk telah menjadi simbol Trump dan DOGE, yang pada akhirnya merugikannya,” kata Ives.

    “Tesla identik dengan Musk. Musk identik dengan Tesla. Erosi merek adalah perhatian utama.”

    Banyak pelanggan utama Tesla berasal dari kalangan Demokrat di pesisir AS, tambah Ives.

    “Hal terakhir yang Anda inginkan adalah Tesla dikaitkan dengan Trump dan gerakan MAGA.”

    Namun, hal ini semakin sulit dihindari setelah Trump duduk di kursi pengemudi Tesla Model S berwarna merah pada Selasa (11/3/2025), sementara Musk menjadi penumpangnya.

    Momen ini berlangsung di jalan masuk Gedung Putih, sehari setelah Trump mengumumkan di platform media sosialnya bahwa ia akan membeli Tesla baru.

    “Elon Musk berusaha membantu negara kita, dan ia melakukan pekerjaan yang luar biasa!” tulis Trump di Truth Social.

    “Saya akan membeli Tesla baru besok pagi sebagai tanda kepercayaan dan dukungan untuk Elon Musk, seorang warga Amerika yang benar-benar hebat.”

    Menurut Abigail Wright, konsultan di firma penasihat bisnis Chamber of Commerce, Musk seharusnya lebih fokus pada inovasi dan pertumbuhan Tesla ketimbang politik.

    “Jika ia menyalurkan energinya ke eksplorasi ruang angkasa dan kemajuan teknologi alih-alih politik, kita mungkin sudah melihat terobosan yang menguntungkan umat manusia daripada penurunan saham dan kerusakan merek,” katanya kepada Newsweek.

    Musk Masih Lebih Kaya daripada Bezos

    Meski mengalami penurunan kekayaan, Musk tetap menjadi orang terkaya di dunia dengan total kekayaan bersih 307 miliar dolar AS (sekitar Rp 5.041 triliun), menurut Bloomberg Billionaires Index.

    Pendiri Amazon, Jeff Bezos, berada di posisi kedua dengan kekayaan bersih 218 miliar dolar AS (sekitar Rp 3.586 triliun).

    Meskipun harga sahamnya turun, Tesla masih memiliki nilai pasar lebih dari 700 miliar dolar AS, menjadikannya produsen mobil paling bernilai di dunia.

    Tesla bahkan berada di atas sembilan produsen mobil besar lainnya yang secara kolektif menjual 44 juta unit tahun lalu, sementara Tesla hanya menjual 1,8 juta unit.

    Tesla Model Y juga menjadi kendaraan terlaris pada 2024.

    Dalam wawancara dengan Fox Business, Musk mengakui bahwa ia menjalankan bisnisnya dengan sangat ketat.

    Namun, menurut Ives, Musk perlu lebih aktif terlibat di Tesla untuk menahan kerusakan yang terjadi.

    “Ia perlu muncul di pabrik atau showroom Tesla, bukan hanya di Gedung Putih atau Mar-a-Lago,” kata Ives.

    “Ia harus menunjukkan bahwa ia masih memegang kendali, bukan hanya duduk di kursi belakang.”

    (Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

  • Ketegangan Meningkat Selama Ramadan, Israel Rampas Toa Masjid Al-Aqsa – Halaman all

    Ketegangan Meningkat Selama Ramadan, Israel Rampas Toa Masjid Al-Aqsa – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Ketegangan di Yerusalem semakin meningkat selama bulan Ramadan.

    Pasukan Israel menyerbu kompleks Masjid Al-Aqsa.

    Dalam penyerbuan tersebut, dua toa atau pengeras suara masjid yang ada di ruang Salat Qibli dicopot oleh pasukan Angkatan Bersenjata Israel (IDF), Roya News melaporkan.

    Padahal toa tersebut digunakan untuk mengumandangkan azan selama bulan Ramadan.

    Setelah merampas toa, pasukan Israel melarikan diri dari area tersebut.

    Penyerbuan ini terjadi pada akhir pekan lalu.

    Menurut laporan yang diterima dari sumber lokal yang dikutip oleh Palestinian Media Centre pada Selasa (11/3/2025), pasukan Israel tidak hanya mencopot toa Masjid Al-Aqsa.

    Mereka juga memperketat pembatasan bagi warga Palestina yang ingin beribadah di masjid tersebut.

    Tindakan tersebut menambah ketegangan yang sudah sangat mencekik di lingkungan sakral itu.

    Warga Palestina dari Tepi Barat yang ingin beribadah di Masjid Al-Aqsa dilarang memasuki Yerusalem.

    Hanya perempuan Palestina yang berusia di atas 40 tahun dengan kartu identitas Palestina yang diizinkan untuk mengunjungi kota tersebut dan melaksanakan salat di masjid.

    Masjid Al-Aqsa, yang merupakan situs tersuci ketiga dalam Islam, kini menghadapi ancaman serius akibat kebijakan penggalian yang terus dilakukan oleh Israel serta percepatan proyek Yudaisasi.

    Dalam laporan yang dilansir oleh Middle East Monitor pada Selasa (11/3/2025), usulan terbaru dari anggota Knesset Israel, Amit Halevi, mengusulkan pembagian kompleks Masjid Al-Aqsa dan pengambilalihan lebih dari 70 persen wilayah masjid.

    Usulan ini memicu kecaman keras dari otoritas Palestina dan dunia Islam.

    Mereka menganggap langkah tersebut sebagai upaya Israel untuk mengubah status quo kompleks suci tersebut.

    Kompleks Masjid Al-Aqsa, yang terletak di Yerusalem Timur yang diduduki, merupakan simbol identitas nasional Palestina.

    Tempat tersebut juga merupakan situs suci bagi umat Yahudi, yang menyebutnya sebagai Temple Mount.

    Berdasarkan konvensi lama, umat Yahudi diperbolehkan untuk berkunjung, tetapi mereka tidak diizinkan untuk berdoa di dalam kompleks ini.

    Meskipun demikian, belakangan ini, semakin banyak kelompok ultranasionalis Yahudi, termasuk politisi sayap kanan Israel, yang menuntut perubahan aturan tersebut.

    Di sisi lain, Israel terus memperketat tindakan militernya di Tepi Barat.

    Pasukan Israel telah melancarkan serangan terhadap kota Jenin, Tulkarem, dan kamp-kamp pengungsi di wilayah utara Tepi Barat sejak awal Januari.

    Serangan-serangan ini semakin memperburuk pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan oleh pasukan Israel terhadap warga Palestina.

    Reaksi Internasional dan Ancaman Perlawanan

    Tindakan represif ini juga berimbas pada kehidupan sehari-hari warga Palestina.

    Pemerintah Israel terus memperkuat langkah-langkah militer ini di pintu masuk dan keluar kota-kota serta permukiman Palestina, yang semakin menambah ketegangan di kawasan tersebut.

    Tindakan agresif Israel terhadap Masjid Al-Aqsa dan tindakan militer yang terus meningkat di Tepi Barat kembali memicu kecaman keras dari dunia internasional.

    Organisasi hak asasi manusia, negara-negara di Timur Tengah, serta komunitas internasional menyerukan agar Israel menghentikan tindakan provokatif ini yang berpotensi memperburuk konflik di kawasan tersebut.

    Banyak pihak khawatir bahwa kebijakan Israel yang semakin agresif ini dapat memicu gelombang protes dan perlawanan lebih besar dari warga Palestina.

    Keadaan ini juga meningkatkan ketegangan di kompleks Masjid Al-Aqsa dan di seluruh wilayah Tepi Barat, yang sudah lama menjadi titik rawan kekerasan.

    Reaksi keras dari komunitas internasional terhadap tindakan ini diyakini akan semakin memperburuk situasi dan memperpanjang ketegangan yang ada.

    Dengan situasi yang semakin buruk, banyak pihak yang meragukan masa depan Masjid Al-Aqsa sebagai tempat ibadah bagi umat Islam.

    Israel terus berusaha untuk memperkuat kontrolnya atas Yerusalem, sementara warga Palestina tetap berjuang untuk mempertahankan identitas mereka dan akses ke situs-situs suci mereka.

    Tindakan Israel yang semakin memperketat kontrol di Tepi Barat dan Yerusalem berisiko memicu ketegangan lebih lanjut dan memperburuk perpecahan yang ada.

    Masjid Al-Aqsa, sebagai simbol identitas Palestina, kini berada di bawah ancaman yang lebih besar dari sebelumnya.

    Pemerintah Israel, yang telah mengklaim Yerusalem sebagai ibu kota mereka, terus memperkuat posisi mereka dengan mempercepat proyek Yudaisasi dan mengubah status quo yang telah lama ada.

    (Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

  • Bukan Cuma Israel, Otoritas Palestina Juga Gerah Hamas Bernegosiasi Langsung dengan AS – Halaman all

    Bukan Cuma Israel, Otoritas Palestina Juga Gerah Hamas Bernegosiasi Langsung dengan AS – Halaman all

    Bukan Cuma Israel, Otoritas Palestina Juga Gerah Hamas Negosiasi Langsung dengan AS

    TRIBUNNEWS.COM – Pengakuan pihak Amerika Serikat (AS) kalau mereka sudah melakukan kontak langsung dengan gerakan Hamas rupanya tidak hanya membuat geram pihak Israel, namun juga pihak Otoritas Palestina (PA).

    Sebagai catatan, PA merupakan unsur utama dari Kepresidenan Palestina.

    Pada Selasa (11/3/2025), Kepresidenan Palestina mengatakan pihaknya mengutuk kontak Hamas dengan pihak asing tanpa mandat nasional.

    Pihak asing yang dimaksud adalah utusan AS untuk urusan sandera, Adam Boehler.

    Presidensi Palestina menilai, kontak Hamas dengan AS, tanpa koordinasi, merupakan bentuk pengabaian terhadap otoritas.

    “Presidensi Palestina menambahkan dalam sebuah pernyataan pada hari Selasa: “Kami menganggap kontak-kontak ini sebagai pengalih perhatian dari posisi Palestina”,” kata laporan Khaberni, dikutip Rabu (12/3/2025).

    Presidensi Palestina bahkan menilai komunikasi yang dilakukan Hamas dengan AS ini melanggar hukum Palestina.

    “Hukum Palestina mengkriminalisasi komunikasi dengan entitas asing,” kata pernyataan itu.

    Personel keamanan Otoritas Palestina di Jenin, Samaria utara, Tepi Barat yang diduduki Israel pada 16 Desember 2024. (Foto oleh Nasser Ishtayeh/Flash90.)

    Seputar PA

    Otoritas Palestina (PA) , badan pemerintahan daerah otonomi Palestina di Tepi Barat. 

    Didirikan pada tahun 1994 sebagai bagian dari Perjanjian perdamaian Oslo Agreement (Perjanjian Oslo) antara Israel dan Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), PA juga memiliki kewenangan pemerintahan de jure atas keseluruhan Jalur Gaza, tetapi tidak menjalankan kontrol de facto di sana sejak 2007, ketika Hamas mengambil alih kendali wilayah tersebut dengan paksa. 

    “Meskipun PA, hingga saat itu, demokratis, Presiden Mahmoud Abbas sejak itu memerintah dengan dekrit dan menunda pemilihan umum tanpa batas waktu. Pada tahun 2011, PA telah membangun lembaga-lembaga untuk negara yang berfungsi, tetapi kemudian mengalami krisis keuangan berulang kali di bawah tekanan dari Israel dan negara-negara lain,” tulis ulasan britannica.

    PA didirikan setelah bertahun-tahun permusuhan dengan pendudukan Israel. 

    Pertemuan rahasia yang diadakan di Norwegia pada tahun 1993 antara PLO dan Israel menyebabkan penandatanganan Deklarasi Prinsip bersejarah (Kesepakatan Oslo), di mana kedua belah pihak sepakat untuk saling pengakuan dan persyaratan di mana fungsi pemerintahan di Tepi Barat dan Jalur Gaza—yang diduduki oleh Israel sejak Perang Enam Hari tahun 1967—akan secara progresif diserahkan kepada dewan Palestina.

    Selama waktu itu—dalam apa yang secara umum dikenal sebagai proses Oslo—Israel dan Palestina harus merundingkan perjanjian damai permanen untuk menyelesaikan status akhir wilayah ini.

    Perjanjian antara kedua belah pihak menyerukan Otoritas Palestina (PA) untuk mengambil kendali atas sebagian besar wilayah berpenduduk di wilayah yang diduduki.

    Keamanan untuk wilayah tersebut akan berada di tangan polisi Palestina, meskipun warga Israel akan dijamin kebebasan bergerak.

    Beberapa kelompok militan Palestina, khususnya Hamas , mengecam perjanjian damai tersebut.

    Administrasi PA

    PA diatur oleh konstitusi sementara yang dikenal sebagaiUndang-Undang Dasar, yang dapat diubah oleh badan legislatif dengan mayoritas dua pertiga.

    Presiden dipilih secara langsung untuk masa jabatan empat tahun, dengan batas dua masa jabatan.

    Presiden adalah panglima tertinggi pasukan keamanan, mengelola hubungan luar negeri , memiliki kewenangan untuk memveto undang-undang, dan dapat mengeluarkan dekrit ketika badan legislatif sedang tidak bersidang. Perdana menteri , yang ditunjuk oleh presiden, dan dewan menteri memegang otoritas eksekutif utama, dengan kepercayaan dari Dewan Legislatif Palestina (PLC). 

    PLC terdiri dari 132 anggota yang dipilih untuk masa jabatan empat tahun. Menurut amandemen Undang-Undang Dasar tahun 2005, pemilihan umum tahun 2006 menggunakan sistem perwakilan mayoritas campuran dan proporsional .

    Hal ini mengakibatkan hasil yang kontroversial, yaitu Hamas memenangkan 74 kursi meskipun memperoleh 44 persen suara (melawan 41 persen suara Fatah, unsur utama PA ).

    Pada tahun 2007 Undang-Undang Dasar diamandemen untuk menjadikan sistem tersebut sepenuhnya proporsional.

    Sejumlah kursi, yang ditetapkan oleh keputusan presiden, dialokasikan untuk orang Kristen, dan partai politik harus memasukkan sejumlah perempuan dalam daftar mereka, termasuk satu dari tiga posisi teratas.

    Di tengah gesekan faksional Fatah-Hamas pada tahun 2007, Presiden Mahmoud Abbas membubarkan pemerintahan dan mengumumkan keadaan darurat, dan setelah itu ia memerintah dengan dekrit.

    SAYAP MILITER HAMAS – Personel Brigade Al Qassam, Sayap Militer Gerakan Perlawanan Palestina, Hamas, dalam sebuah parade militer di Jalur Gaza beberapa waktu lalu. Hamas membantah menyetujui usulan AS untuk memperpanjang gencatan senjata dan menyerukan Israel untuk melanjutkan negosiasi Tahap II gencatan senjata di mana pasukan Israel harus menarik diri dari Gaza dan membuka akses masuk bantuan kemanusiaan. (RNTV/TangkapLayar)

    Pertemuan Hamas dan AS

    Terkait hasil pertemuan Hamas dan AS, gerakan Hamas dilaporkan mengusulkan gencatan senjata selama lima hingga sepuluh tahun dengan Israel.

    Usul Hamas itu disampaikan saat Hamas melakukan pembicaraan langsung dengan Adam Boehler.

    Ketika diawancarai media penyiaran Israel bernama Kan, Boehler menyebut usul itu akan membuat Hamas dilucuti senjatanya dan tidak terlibat dalam politik pemerintahan.

    Saat ditanya mengenai kemajuan perihal gencatan senjata, dia mengatakan hanya ada kemajuan kecil.

    Menurut Boehler, Hamas menyarankan hal yang “relatif masuk akal dan bisa dilakukan”.

    “Mereka menyarankan pertukaran semua tahanan. Jadi, semua sandera kita saat ini ditukar dengan beberapa tahanan. Kami tidak tertarik dengan hal itu,” ujar Boehler dikutip dari All Israel News.

    Kemudian, dia mengungkapkan keinginan Hamas untuk melakukan gencatan senjata jangka panjang.

    “Dan mereka menyarankan gencatan senjata lima hingga sepuluh tahun, dan Hamas akan meletakkan semua senjata, dan AS akan membantu, serta negara-negara lain, memastikan tidak ada terowongan,” ujarnya.

    Di samping itu, dia mengklaim Hamas tidak akan terlibat dalam urusan politik.

    “Dan saya pikir itu bukan tawaran awal yang buruk,” kata Boehler.

    Bantahan Hamas

    Meski demikian, Al Aarbi Al Jadeed pada hari Senin melaporkan bahwa Hamas membantah bakal dilucuti senjatanya.

    Laporan itu didasarkan pada pernyataan juru bicara Hamas.

    Jubir itu mengatakan para pejabat Hamas sudah berkata kepada Boehler bahwa mereka tak akan bersedia meletakkan senjata, bahkan saat pembentukan negara Palestina.

    Mengenai pembicaraan AS-Hamas, Boehler membantah bahwa hal itu tidak diketahui oleh Israel.

    “Tindakan saya dikoordinasikan dengan Israel, bahkan meski mungkin ada beberapa yang tidak. Tindakan itu terkoordinasi.”

    Menurut Boehler, tujuan tindakannya bukan untuk “meminggirkan” Israel.

    Meski demikian, dia mengakui bahwa ada beberapa pihak di Israel yang meragukan ketulusan tindakannya. Mereka takut bahwa tindakannya hanya ditujukan untuk mengamankan warga AS yang disandera Hamas.

    Dia berkata keluarga sandera Israel khawatir pembebasan warga AS akan diutamakan, bukan warga Israel.

    “Jadi, Presiden AS sudah sangat jelas, sangat jelas di akun [media sosial] Truth Social bahwa yang dibebaskan semua sandera,” ucap dia.

    Dia mengaku berupaya memulangkan semua sandera yang masih ada di Gaza.

    “Dia (Donald Trump) pria yang bisa dipegang kata-katanya. Itu salah satu alasan saya bekerja pada Presiden.”

    Boehler juga mengaku diperintahkan Trump untuk terus bekerja hingga semua sandera bisa pulang.

    Lalu, dia mengatakan AS berencana menghadiri negosisasi di Qatar.

    “Akan di sana. Rekan saya, Steve Witkoff, adalah negosiator yang luar biasa, dan kami bekerja dengan erat bersama-sama, dia akan pergi ke sana.”

    Sementara itu, Israel mengonfirmasi bahwa pihaknya akan mengirimkan delegasi ke Qatar guna membahas perpanjangan gencatan senjata.

    Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada hari Sabtu mengatakan delegasi itu dikirim untuk memajukan perkembangan negosiasi.

    Sebelumnya, Hamas telah bertemu dengan pejabat Mesir di Qatar untuk membahas tahap kedua gencatan senjata dengan Israel.

    Juru bicara Hamas, Abdel Latif Al Qanoua, mengatakan ada sinyal-sinyal positif mengenai negosiasi tahap kedua.

    Dikutip dari Al Jazeera, gencatan tahap pertama berakhir 1 Maret. Selama enam minggu gencatan, ada pertukaran 25 sandera Israel dengan 1.800 warga Palestina yang ditahan di penjara Israel.

    Israel mengaku ingin tahap pertama diperpanjang hingga pertengahan April.

    Israel menolak beralih ke tahap dua. Jika tahap dua terwujud, perang akan diakhiri dan semua pasukan Israel ditarik mundur dari Gaza.

    (*)