Category: Tribunnews.com Internasional

  • Setelah Serangan AS, Houthi Panggil Sejuta Warga untuk Turun ke Jalan dan Tunjukkan Persatuan – Halaman all

    Setelah Serangan AS, Houthi Panggil Sejuta Warga untuk Turun ke Jalan dan Tunjukkan Persatuan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Pemimpin pemberontak Houthi Yaman pada hari Minggu (16/3/2025) menyerukan terhadap satu juta warga Yaman untuk berkumpul demi memperkuat persatuan.

    Seruan Abdul Malik Al-Houthi ini bertepatan setelah serangan AS yang menghantam ibu kota, Sanaa dan beberapa daerah lainnya.

    “Saya menyerukan kepada rakyat kita untuk keluar besok pada peringatan Pertempuran Badar dalam pawai sejuta orang di Sanaa dan seluruh provinsi,” kata Abdulmalik Al-Houthi, dikutip dari Arab News.

    Namun beberapa jam setelahnya, AS kembali melancarkan serangannya pada hari Senin (17/3/2025), pagi. 

    Serangan AS ini menghantam kota pelabuhan di Yaman barat yaitu Hodeidah.

    Kementerian Pertanian, Sumber Daya Perikanan, dan Sumber Daya Air Yaman mengatakan bahwa serangan tersebut tepatnya menargetkan toko kapas di distrik Zabid, Provinsi Al-Hodeidah.

    “Kementerian Pertanian menerima salinan dari Kantor Berita Yaman (Saba), musuh Amerika, Inggris, dan musuh Zionis dalam menargetkan objek sipil dan instalasi layanan di Yaman, termasuk pabrik kapas dengan tujuan menggandakan penderitaan manusia dan makhluk hidup,” katanya.

    Hingga saat ini, belum ada tanggapan apa pun dari militer AS.

    Sementara itu, Kementerian Kesehatan yang dikelola Houthi mengatakan bahwa serangan AS di Sanaa menewaskan sedikitnya 53 orang.

    Dari jumlah tersebut, terdapat 5 wanita dan 2 anak-anak.

    Serangan tersebut juga membuat 100 orang terluka.

    Houthi Balas Serangan AS, Targetkan Kapal Kargo

    Setelah serangan AS pada hari sebelumnya, Houthi melancarkan serangan balasan pada hari Minggu (16/3/2025).

    Hal tersebut dikonfirmasi oleh juru bicara militer Houthi Yahya Saree.

    Yahya Saree mengatakan Houthi telah menembakkan 18 rudal balistik dan jelajah serta drone ke arah kapal induk AS USS Harry S Truman dan kapal perangnya, dikutip dari Al Jazeera.

    Dalam komentar terpisah, Abdul Malik al Houthi mengatakan bahwa AS dan Israel sama-sama unjuk kekuatan untuk melawan rakyatnya.

    “AS dan Israel berusaha memaksakan persamaan kebolehan pada kawasan dan rakyatnya,” katanya.

    Kemudian Houthi berjanji akan terus melancarkan serangan balasan terhadap AS.

    “Kami akan menanggapi musuh Amerika dengan serangan rudal dan menargetkan kapal perang dan kapal angkatan lautnya,” kata al-Houthi.

    Sementara AS juga berjanji akan melancarkan serangan terhadap Houthi.

    Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth mengatakan bahwa pihaknya hanya akan menghentikan serangan apabila Houthi juga mengentikan serangan terhadapnya.

    “Begitu pihak Houthi mengatakan kami akan berhenti menembaki kapal-kapal kalian, kami akan berhenti menembaki pesawat tak berawak kalian, kampanye ini akan berakhir, tetapi hingga saat itu tiba, kampanye ini tidak akan pernah berhenti,” kata Hegseth kepada Fox News.

    Houthi, mengatakan minggu lalu mereka akan melanjutkan serangan terhadap kapal-kapal Israel yang melewati Laut Merah jika Israel tidak mencabut blokade terhadap bantuan yang memasuki Gaza, dikutip dari Asharq Al-Aawsat.

    Mereka telah melancarkan sejumlah serangan terhadap pengiriman setelah perang Israel dengan Hamas dimulai pada akhir tahun 2023.

    Menurut Houti, ini adalah bentuk solidaritas dengan warga Palestina di Gaza.

    Sementara AS dan beberapa sekutunya telah membom Yaman dengan rudal jelajah pada beberapa kesempatan sejak Januari 2024 saat perang Israel di Gaza.

    (Tribunnews.com/Farrah)

    Artikel Lain Terkait Houthi dan AS

  • As Mengebom Sanaa, Trump Ancam Akan ‘Menjatuhkan Neraka’ di Yaman karena Dukungannya Terhadap Gaza – Halaman all

    As Mengebom Sanaa, Trump Ancam Akan ‘Menjatuhkan Neraka’ di Yaman karena Dukungannya Terhadap Gaza – Halaman all

    As Mengebom Sanaa Sementara Trump Mengancam Akan ‘Menjatuhkan Neraka’ Di Yaman Atas Dukungannya Terhadap Gaza

    TRIBUNNEWS.COM- Pesawat tempur AS dan Inggris melancarkan serangan udara baru terhadap lingkungan permukiman di distrik Shuaab, ibu kota Yaman, Sanaa, pada akhir 15 Maret, menewaskan sedikitnya sembilan warga sipil dan melukai beberapa lainnya.

    Serangan baru ini menyusul pelonggaran pembatasan yang dilakukan Washington terhadap komandan AS untuk mengizinkan serangan udara dan operasi khusus di luar medan perang konvensional, sehingga memperluas pilihan target.

    “Ledakan itu dahsyat dan mengguncang lingkungan sekitar seperti gempa bumi. Wanita dan anak-anak kami ketakutan,” kata seorang warga setempat kepada Reuters .

    “Para pejuang pemberani kita saat ini tengah melancarkan serangan udara terhadap markas, pemimpin, dan sistem pertahanan rudal para pejuang untuk melindungi aset pengiriman, udara, dan laut Amerika, serta memulihkan Kebebasan Bernavigasi,” kata Presiden AS Donald Trump dalam sebuah unggahan di media sosial setelah serangan tersebut. 

     

     

     

    “Tidak ada kekuatan pejuang yang akan menghentikan kapal-kapal komersial dan angkatan laut Amerika untuk berlayar bebas di Perairan Dunia,” imbuh Trump. Dalam postingannya, presiden AS juga mengancam Iran, menuntut negara itu berhenti memberikan dukungan bagi gerakan perlawanan Ansarallah yang berkuasa. 

    “Serangan ini [di Yaman] merupakan peringatan bagi Iran, yang mendukung Yaman dan Houthi. Kami tidak akan menoleransi serangan Houthi terhadap tentara, kapal, dan pesawat kami,” kata Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth.

    Serangan tengah malam itu menandai serangan udara pertama Barat yang menghantam Yaman sejak kesepakatan gencatan senjata Gaza mulai berlaku pada bulan Januari. Serangan itu juga terjadi beberapa hari setelah Trump menambahkan kembali Ansarallah ke dalam daftar Organisasi Teroris Asing (FTO).

    Awal minggu ini, Angkatan Bersenjata Yaman (YAF) mengumumkan pemberlakuan kembali larangan bagi semua kapal Israel yang melewati area operasional yang ditentukan di Laut Merah, Laut Arab, Selat Bab al-Mandab, dan Teluk Aden, menyusul berakhirnya batas waktu yang ditetapkan oleh pemimpin Ansarallah Abdul Malik al-Houthi bagi Israel untuk mengizinkan bantuan masuk ke Gaza.

    “Setiap kapal Israel yang mencoba melanggar larangan ini akan menjadi sasaran di wilayah operasi yang dinyatakan. Larangan ini akan berlanjut hingga penyeberangan ke Jalur Gaza dibuka kembali dan bantuan, makanan, dan pasokan obat-obatan diizinkan masuk,” tegas pernyataan YAF.

    Upaya Sanaa untuk menghentikan genosida AS-Israel di Gaza memicu perang ilegal yang diprakarsai oleh Washington dan London pada Januari 2024, yang mengakibatkan ratusan serangan udara di negara termiskin di dunia Arab itu.

    Meskipun ada serangan dari pihak barat, Angkatan Udara Yaman tidak gentar dalam operasi militer mereka dan berhasil memaksa beberapa kapal induk AS dan kapal perang Eropa keluar dari Laut Merah. Negara itu juga telah menembak jatuh 15 pesawat nirawak MQ-9 Reaper milik AS.

     

    SUMBER: THE CRADLE

  • Netanyahu Murka, Ancam Pecat Bos Intelijen Shin Bet Usai Cekcok di Depan Umum – Halaman all

    Netanyahu Murka, Ancam Pecat Bos Intelijen Shin Bet Usai Cekcok di Depan Umum – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Perdana Menteri (PM) Israel Benyamin Netanyahu mengancam akan memecat Kepala Badan Intelijen Dalam Negeri Shin Bet, Ronen Bar dalam waktu dekat.

    Ancaman ini diungkap usai kantor Perdana Menteri memanggil Ronen Bar untuk menggelar pertemuan tertutup dengan Netanyahu pada Minggu (16/3/2025).

    Tak dirinci apa isi pertemuan Netanyahu dengan Bar. Namun pasca pertemuan tersebut digelar kantor Perdana Menteri Israel mengumumkan bahwa Netanyahu bakal mengupayakan pemecatan Bar minggu ini.

    Sumber Times Of Israel yang dekat dengan Netanyahu menyebut, pemecatan Bar akan dibawa ke hadapan pemerintah pada Rabu besok, tetapi keputusan ini berpeluang menghadapi gugatan hukum.

    Netanyahu mengatakan pemecatan Bar diperlukan untuk memulihkan organisasi, mencapai semua tujuan perang, dan mencegah bencana berikutnya.

    Namun rencana pemecatan kepala Shin Bet, Ronen Bar menuai kontroversi beberapa pihak lantaran masa jabatan Bar berakhir pada Oktober 2026.

    Adapun Ketua Partai Demokrat Israel, Yair Golan jadi sosok yang mengecam pemecatan ini, Golan dengan tegas mengecam langkah pemecatan Bar.

    “Pemecatan kepala Shin Bet merupakan upaya putus asa oleh seorang terdakwa pidana untuk menyingkirkan seseorang yang setia kepada Israel dan yang sedang menyelidiki Netanyahu dan lingkaran dekatnya atas pelanggaran serius dan gelap serta tidak bersedia menutupinya,” kata Golan.

    Kecaman serupa juga dilontarkan pemimpin oposisi Yair Lapid, ia menyebut rencana Netanyahu sebagai tindakan memalukan.

    Perang Dingin Netanyahu VS Bos Shin Bet

    Mengutip Al Jazeera, perseteruan antara Netanyahu dengan Bar sebenarnya terjadi jauh sebelum serangan Hamas dimulai.

    Akan tetapi pasca perang Hamas dan Israel pecah, hubungan Netanyahu dengan Bar menjadi semakin tegang.

    Perselisihan yang kian memanas membuat Netanyahu dan Direktur Shin Bet Ronen Bar terlibat pertengkaran di muka umum tentang reformasi badan tersebut.

    Netanyahu menuduh Shin Bet sebagai tokoh yang gagal mencegah serangan milisi Hamas pada 7 Oktober 2023 yang memicu agresi brutal Israel ke Jalur Gaza Palestina.

    Tak hanya itu Netanyahu menuding Bar melakukan “pemerasan” dan “ancaman” terkait reformasi yang diusulkan.

    Tudingan ini keluar dari mulut Netanyahu setelah pada Kamis, pendahulu Bar, Nadav Argaman, memanas-manasi situasi dalam wawancara dengan Channel 12, stasiun televisi swasta Israel.

    “Saya menjaga kerahasiaan semua yang terjadi antara saya dan perdana menteri. Jelas saya memiliki banyak informasi yang bisa saya gunakan, tetapi saya tidak melakukannya,” kata Argaman dalam wawancara itu seperti dikutip AFP.

    “Namun, jika saya menyimpulkan bahwa perdana menteri bertindak bertentangan dengan hukum, saya tidak punya pilihan-saya akan mengungkap semua yang saya ketahui demi menjaga pentingnya hubungan antara kepala Shin Bet dan perdana menteri,” paparnya.

    Merespons pernyataan Argaman, Netanyahu pun mencuitkan pembelaan melalui platform media sosial X.

    Ia menuduh Argaman melakukan pemerasan langsung di siaran langsung terhadap seorang perdana menteri yang sedang menjabat. Adapun tudingan yang dimaksud adalah Direktur Shin Bet Ronen Bar.

    Serangkaian konflik ini yang mendorong Netanyahu untuk mengupayakan pemecatan Bar, dengan dalih masalah kepercayaan.

    Ronen Bar Tolak Mundur Dari Kursi Jabatan

    Ronen Bar diketahui menjabat sebagai Direktur Shin Bet (Agensi Keamanan Israel) sejak Maret 2021.

    Sebelumnya, ia telah memiliki pengalaman yang luas dalam Shin Bet, termasuk menjabat dalam berbagai posisi penting di badan tersebut.

    Meski mendapat tekanan dari Netanyahu untuk mundur dari kursi Direktur Shin Bet, namun hal tersebut tak membuat Ronen Bar goyah.

    Bar dengan tegas menolak untuk mengundurkan diri, ia justru menuduh kebijakan pemerintah Netanyahu yang turut berkontribusi pada serangan tersebut.

    Ia tidak yakin keputusan pemecatannya itu terkait dengan kegagalan pada 7 Oktober. Ia menuding Netanyahu punya motif politis.

    “Saya bertanggung jawab atas peran lembaga (dalam kegagalan mencegah serangan) … jelas bahwa maksud di balik pemecatan saya tidak terkait dengan 7 Oktober,” kata Bar, yang masa jabatannya akan berakhir pada Oktober 2026.

    (Tribunnews.com / Namira)

  • Vatikan Rilis Foto Paus Fransiskus untuk Pertama Kali sejak Dirawat di RS Selama Satu Bulan – Halaman all

    Vatikan Rilis Foto Paus Fransiskus untuk Pertama Kali sejak Dirawat di RS Selama Satu Bulan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Untuk pertama kalinya, Vatikan merilis foto Paus Fransiskus sejak dirawat di rumah sakit selama satu bulan, Minggu (16/3/2025).

    Dalam foto tersebut, pria berusia 88 tahun itu sedang menghadap altar setelah merayakan misa di sebuah kapel di rumah sakit, dikutip dari Al Jazeera.

    Menurut Vatikan, foto ini dirilis lantaran banyak wartawan dan umat yang ingin melihat kondisi Paus Fransiskus saat ini.

    Sebelumnya, foto Paus Fransiskus terakhir kali dipublikasikan lebih dari satu bulan lalu.

    Pada bulan ini, umat katolik hanya dapat mendengar suara Paus Fransiskus melalui rekaman audio yang dirilis pada 6 Maret 2025.

    Dalam rekaman audio tersebut, terdeangar suara Paus yang masih lemah, namun tetap memberikan ucapan terima kasih kepada semua yang telah mendoakan dirinya.

    Seperti diketahui, Paus Fransiskus dirawat di RS karena mengalami Pneumonia Ganda.

    Meski Paus terlihat sudah dapat melakukan aktivitas dan dalam kondisi stabil, Vatikan melaporkan saat ini Paus masih dalam kondisi kesehatan yang kompleks.

    Hal tersebut sejalan dengan pernyataan dokter yang merawat Paus Fransiskus.

    Sang dokter mengatakan Paus saat ini tidak dalam kondisi kritis, namun tetap dalam kondisi yang harus dalam pantauan.

    Dokter mengungkapkan ini karena usia, dan sebagian paru-parunya yang sudah hilang sejak ia masih muda.

    Meskipun tengah berjuang melawan penyakitnya, Paus Fransiskus tetap melakukan tugasnya.

    Di mana ia baru-baru ini telah menyetujui proses implementasi dan evaluasi selama tiga tahun untuk proyek reformasi yang bertujuan untuk membuat Gereja Katolik Roma lebih ramah dan tanggap.

    Paus Fransiskus dirawat di Rumah Sakit Gemelli Roma sejak 14 Februari lalu.

    Ia dirawat setelah didiagnosis menderita infeksi saluran pernapasan dan pneumonia di kedua paru-parunya.

    Paus lebih rentan terhadap infeksi paru-paru karena saat muda ia pernah mengalami radang selaput dada.

    Ia harus menjalani operasi pengangkatan sebagian paru-parunya di Argentina ketika masih menjalani pelatihan untuk menjadi pendeta.

    Vatikan menegaskan, Paus akan tetap menjalani perawatan di rumah sakit selama diperlukan untuk memastikan pemulihan yang optimal.

    Seluruh umat Katolik di dunia terus berharap dan berdoa agar Paus Fransiskus segera kembali dalam kondisi yang lebih baik.

    (Tribunnews.com/Farrah)

    Artikel Lain Terkait Paus Fransiskus

  • Populer Internasional: Donald Trump Berencana Batasi Perjalanan 43 Negara – AS Serang Yaman – Halaman all

    Populer Internasional: Donald Trump Berencana Batasi Perjalanan 43 Negara – AS Serang Yaman – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Rangkuman berita populer Tribunnews di kanal Internasional dapat disimak di sini.

    Presiden AS, Donald Trump, berencana menerapkan pembatasan perjalanan untuk 43 negara.

    Sementara itu, militer AS dan Inggris melancarkan serangan udara terhadap Yaman, setelah mendapat perintah dari Trump.

    Namun, langkah Trump tersebut dinilai sebagai suatu kekeliruan.

    Selengkapnya, berikut berita populer internasional dalam 24 jam terakhir.

    1. Daftar 43 Negara yang Warganya Terancam Dilarang Berpergian ke Amerika Serikat, Indonesia Termasuk?

    Pemerintahan Donald Trump sedang mempertimbangkan pembatasan perjalanan bagi warga negara dari 43 negara.

    Menurut laporan The New York Times, pejabat keamanan AS telah menyusun daftar rekomendasi yang mengelompokkan negara-negara tersebut ke dalam tiga kategori, yakni merah, oranye, dan kuning.

    Daftar merah: Warga dari negara-negara ini akan menghadapi larangan total masuk ke AS.

    Daftar oranye: Warga negara akan menghadapi pembatasan tambahan, tetapi tidak sepenuhnya dilarang.

    Daftar kuning: Negara-negara ini memiliki waktu 60 hari untuk memperbaiki kekurangan dalam sistem keamanan mereka sebelum berisiko dipindahkan ke kategori pembatasan yang lebih ketat.

    BACA SELENGKAPNYA >>>

    2. Trump Serukan Eskalasi, Serangan Gabungan AS-Inggris di Yaman Tewaskan Sedikitnya 19 Orang

    Setidaknya sembilan warga sipil tewas dan sembilan lainnya terluka, sebagian besar dalam kondisi kritis, setelah serangan udara AS-Inggris menghantam lokasi sipil di ibu kota Yaman, Sanaa, pada Sabtu (15/3/2025) malam, menurut Kementerian Kesehatan dan Lingkungan Yaman, seperti dilaporkan oleh Palestine Chronicle.

    Laporan terbaru dari Al Jazeera pada Minggu (16/3/2025) pagi, menyebut jumlah korban tewas telah meningkat menjadi 19 orang.

    Dalam pernyataan kepada Kantor Berita Yaman (SABA), Kementerian Kesehatan dan Lingkungan Yaman mengutuk serangan tersebut, menyebutnya sebagai kejahatan perang serta pelanggaran terang-terangan terhadap hukum dan konvensi internasional.

    Kementerian tersebut memperingatkan, serangan terhadap warga sipil dan infrastruktur akan membawa dampak kemanusiaan yang parah, terutama di negara yang telah porak-poranda akibat perang bertahun-tahun, krisis ekonomi, dan salah satu bencana kemanusiaan terburuk di dunia.

    BACA SELENGKAPNYA >>>

    3. Keputusan Trump untuk Serang Yaman Dinilai Keliru, Houthi Sudah Tak Beraksi Sejak Gencatan Senjata

    Mantan diplomat AS, Nabeel Khoury, menilai keputusan Presiden AS Donald Trump untuk melancarkan serangan terhadap Houthi di Yaman sebagai langkah yang keliru.

    “Bagi presiden kita, yang datang dengan janji ingin menghindari perang dan mengedepankan perdamaian, ia justru mengambil langkah yang salah,” kata Khoury kepada Al Jazeera.

    “Ada banyak cara lain yang bisa ditempuh sebelum memilih jalur perang.”

    Ia mengakui, ancaman terhadap pelayaran di Laut Merah merupakan masalah serius, tetapi menurutnya, persoalan itu seharusnya diselesaikan melalui jalur diplomasi.

    “Kelompok Houthi, yang sebelumnya telah mengalami serangan besar-besaran di wilayah mereka, tidak mungkin dapat ditundukkan hanya dengan beberapa minggu pengeboman,” ujar Khoury.

    BACA SELENGKAPNYA >>>

    4. AS Koordinasi ke Israel Soal Bombardemen ke Houthi Yaman, IRGC Iran Nyatakan Siap Perang

    Kementerian luar negeri Iran, Minggu (15/3/2025), mengutuk serangan mematikan Amerika Serikat (AS) terhadap kelompok Ansarallah Houthi Yaman yang didukung Teheran, dengan mengatakan serangan itu melanggar hukum internasional.

    Juru bicara Kementerian Esmaeil Baqaei dalam sebuah pernyataan menyatakan kalau Iran “mengutuk keras serangan udara brutal oleh AS” dan menyebutnya sebagai “pelanggaran berat terhadap prinsip-prinsip Piagam PBB”.

    Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump memperingatkan Iran agar berhenti mendukung Houthi, dalam pernyataan yang dibuat pada Sabtu.

    Peringatan Trump itu dia lontarkan setelah mengumumkan apa yang tampaknya merupakan dimulainya serangan udara besar-besaran terhadap kelompok Yaman tersebut.

    BACA SELENGKAPNYA >>>

    (Tribunnews.com)

  • Dipecat Netanyahu, Kepala Shin Bet: Saya Akan Mundur, tapi Tidak Sekarang – Halaman all

    Dipecat Netanyahu, Kepala Shin Bet: Saya Akan Mundur, tapi Tidak Sekarang – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Kepala Shin Bet, Ronen Bar, menanggapi keputusan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, untuk memecatnya dari jabatan sebagai kepala badan intelijen tersebut.

    Dilansir The Times of Israel, Netanyahu mengumumkan pada hari Minggu (16/3/2025), mengenai niatnya untuk memecat Ronen Bar, yang memicu pertikaian yang telah berlangsung selama berbulan-bulan antara keduanya.

    Netanyahu memanggil Bar untuk menghadiri rapat darurat di kantornya pada Minggu malam, dan memberi tahu, kabinet akan mengadakan pemungutan suara terkait pemecatannya akhir pekan ini.

    “Setiap saat, terutama selama perang eksistensial seperti yang sedang kita hadapi, harus ada kepercayaan penuh antara perdana menteri dan kepala Shin Bet,” ujar Netanyahu dalam pernyataan video setelah pertemuannya dengan Bar.

    “Namun, sayangnya situasinya tidak demikian — saya tidak memiliki kepercayaan penuh terhadap kepala Shin Bet,” lanjutnya.

    “Saya merasa ketidakpercayaan terhadap kepala Shin Bet ini telah berkembang seiring waktu.”

    “Saya ingin menegaskan bahwa saya sangat menghargai para pria dan wanita yang bekerja di Shin Bet.”

    Netanyahu menambahkan, dia percaya langkah ini penting untuk merehabilitasi lembaga tersebut, demi mencapai semua tujuan perang, dan untuk mencegah terjadinya bencana di masa mendatang.

    RONEN BAR – Gambar merupakan tangkap layar YouTube International Institute for Counter-Terrorism (ICT) yang diambil pada Rabu (5/3/2025), menunjukkan Ronen Bar menyampaikan sambutan di ICT21: Terorisme di Mata Badai, KTT Dunia ke-21 tentang Antiterorisme pada 29 November 2022. (YouTube International Institute for Counter-Terrorism (ICT))

    Tanggapan Ronen Bar

    Sebagai tanggapan, Ronen Bar menyatakan dia akan mengundurkan diri lebih awal, mengutip jpost.com.

    Namun, dia menegaskan, pengunduran dirinya hanya akan dilakukan setelah tercapai kemajuan lebih lanjut dalam upaya pemulangan sandera Israel, penyelesaian investigasi Qatargate, serta persiapan bagi penggantinya untuk mengambil alih posisi tersebut.

    Menurut Bar, karena dia sudah menyatakan akan mundur lebih awal akibat kegagalannya mencegah operasi Hamas pada 7 Oktober, tidak perlu bagi Netanyahu untuk memecatnya.

    Langkah itu, menurut Bar, hanya akan mempolitisasi organisasi tersebut dan menghindarkan Netanyahu dari tanggung jawab atas insiden 7 Oktober serta skandal korupsi Parlemen Eropa “Qatargate.”

    Dalam kasus Qatargate, para pembantu senior Netanyahu diduga menerima pembayaran dari Qatar, bersamaan dengan keterlibatan mereka dalam kebijakan negosiasi penyanderaan yang sangat sensitif untuk perdana menteri, yang juga terkait dengan Qatar.

    Biasanya, polisi menyelidiki dugaan pelanggaran hukum, tetapi mengingat dimensi keamanan nasional, investigasi ini dipimpin oleh Shin Bet.

    Bar mengatakan, Netanyahu merasa tidak senang dengan laporan lembaga tersebut yang 90 persen-nya mengkritik kegagalan Netanyahu sendiri.

    Sebagian kecil laporan itu secara eksplisit menyoroti kegagalan Netanyahu untuk memperhatikan peringatan terkait keputusan kebijakan yang diambilnya, yang menurut Shin Bet dapat membahayakan keamanan nasional Israel.

    Kepala Shin Bet Tidak Bisa Dipecat Begitu Saja

    Secara umum, kepala Shin Bet menjabat selama lima tahun, namun perdana menteri memiliki wewenang untuk memberhentikannya, meskipun hal ini jarang terjadi.

    Jika Bar menolak untuk memenuhi perintah Netanyahu agar mengundurkan diri, perdana menteri mungkin harus melibatkan Jaksa Agung Gali Baharav-Miara atau Mahkamah Agung untuk menengahi.

    Bar juga menegaskan kembali, Netanyahu tidak memiliki kebebasan penuh untuk menunjuk siapapun sebagai pengganti kepala Shin Bet.

    Ia harus mengikuti tradisi dengan menunjuk salah satu dari dua wakil kepala yang baru-baru ini menjabat.

    Lebih lanjut, Bar menyatakan, jika dia tunduk pada uji kesetiaan terhadap Netanyahu, dia akan gagal dalam tugasnya yang lebih tinggi sebagai pelayan publik bagi hukum dan masyarakat Israel.

    Kepala Shin Bet tampaknya mengambil sikap yang lebih tegas terhadap Netanyahu dibandingkan dengan Kepala IDF yang akan lengser, Herzi Halevi.

    Halevi tampaknya berusaha menjaga perbedaan pandangan mereka agar tetap tertutup dan mengikuti permintaan Netanyahu untuk mengundurkan diri pada 5 Maret, setelah sekitar satu bulan tertunda.

    (Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

  • Tak Termaafkan, Anak-anak Termasuk di Antara 32 Korban Tewas Serangan Udara AS di Yaman – Halaman all

    Tak Termaafkan, Anak-anak Termasuk di Antara 32 Korban Tewas Serangan Udara AS di Yaman – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Jet tempur Amerika Serikat (AS) melancarkan serangkaian serangan udara di Yaman, menewaskan sedikitnya 32 orang, termasuk anak-anak dan wanita, serta melukai 101 orang lainnya.

    Serangan ini terjadi setelah Presiden AS, Donald Trump, memperingatkan kelompok Houthi agar tidak menyerang kapal-kapal di Laut Merah yang dianggap terkait dengan Israel.

    Menurut laporan dari Kementerian Kesehatan yang dikelola Houthi, serangan udara ini diluncurkan pada Sabtu (15/3/2025) dan berlanjut hingga Minggu (16/3/2025) dini hari, menargetkan ibu kota Yaman, Sanaa, serta wilayah Saada dan al-Bayda.

    Sebagian besar korban yang tewas adalah anak-anak dan wanita, menurut juru bicara kementerian, Anis al-Asbahi.

    Selain itu, serangan juga dilaporkan terjadi di provinsi Hajjah, Marib, Dhamar, dan Taiz.

    Houthi menanggapi serangan ini dengan tegas, memperingatkan bahwa serangan tersebut “tidak akan berlalu begitu saja tanpa respons.”

    Kelompok ini mengecam aksi AS sebagai bentuk “agresi” dan “kebrutalan kriminal.”

    Ancaman Trump terhadap Houthi

    Sebelumnya, Trump mengancam kelompok Houthi setelah mereka mengancam akan melanjutkan serangan terhadap kapal yang berlayar di Laut Merah sebagai respons terhadap blokade Israel terhadap Gaza.

    Trump berjanji untuk menggunakan “kekuatan mematikan yang luar biasa” terhadap Houthi jika serangan tidak dihentikan.

    Dia memerintahkan militer AS untuk melancarkan operasi militer besar-besaran terhadap kelompok tersebut.

    Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, mengutuk serangan tersebut.

    Araghchi menegaskan bahwa AS tidak memiliki kewenangan untuk mendikte kebijakan luar negerinya.

    Sementara itu, Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, menyerukan penghentian penggunaan kekuatan dan mendorong dialog politik untuk menemukan solusi damai.

    Kontroversi Seputar Serangan

    Kelompok Houthi sendiri membantah klaim AS yang menyatakan adanya ancaman terhadap navigasi internasional di Selat Bab al-Mandeb, dengan menyebut pernyataan tersebut sebagai “salah dan menyesatkan.”

    Houthi menegaskan bahwa embargo maritim yang mereka terapkan hanya berlaku untuk pelayaran Israel dan bertujuan untuk mendukung Gaza.

    Serangan AS, yang dilancarkan oleh jet dari kapal induk Harry S Truman yang berada di Laut Merah, disebut oleh Komando Pusat AS (CENTCOM) sebagai tindakan untuk “mempertahankan kepentingan Amerika” dan “memulihkan kebebasan navigasi” yang terancam oleh serangan Houthi.

    Serangan ini mendapat kritik dari berbagai pihak, termasuk mantan diplomat AS Nabeel Khoury, yang menyebutnya sebagai langkah yang keliru.

    Ia menilai serangan tersebut tidak akan mampu menundukkan kelompok Houthi yang telah terbukti tangguh dalam menghadapi tekanan militer.

    Tanggapan Faksi Perlawanan

    Faksi-faksi perlawanan Palestina telah mengeluarkan pernyataan keras mengutuk agresi yang dilakukan AS dan Inggris terhadap Yaman.

    Hamas menggambarkan serangan ini sebagai pelanggaran terang-terangan terhadap hukum internasional, yang menyerang kedaulatan dan stabilitas Yaman.

    “Kami menyatakan solidaritas penuh terhadap negara dan rakyat Yaman,” ungkap juru bicara Hamas.

    Mereka juga memberikan apresiasi atas dukungan Yaman terhadap perjuangan rakyat Palestina di Gaza.

    Jihad Islam Palestina menilai agresi ini sebagai dukungan berani terhadap rezim Israel, dengan tujuan melindungi entitas tersebut.

    “Serangan ini melanggar hak semua pihak yang mendukung rakyat Palestina,” kata perwakilan Jihad Islam.

    Komite Perlawanan Rakyat menegaskan bahwa agresi AS-Inggris merupakan bagian dari bias AS terhadap Israel.

    “Serangan ini tidak akan menggoyahkan tekad kuat rakyat Yaman dalam melawan kekuatan tirani dan arogansi Zionis-Amerika,” tegas mereka.

    Gerakan Kebebasan Palestina juga mengkritik agresi ini sebagai perang yang dilakukan oleh Israel, dengan jelas menunjukkan bias dari AS dan Eropa yang mengorbankan darah rakyat Palestina dan Yaman.

    Organisasi Teroris Asing

    Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) kembali menetapkan kelompok Houthi Yaman, yang dikenal sebagai Ansar Allah, sebagai Organisasi Teroris Asing (FTO), Selasa (4/3/2025).

    Ini adalah langkah untuk memenuhi janji yang dibuat Presiden Donald Trump setelah menjabat pada 2017 lalu.

    Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio mengungkapkan, keputusan ini sejalan dengan kebijakan yang dijalankan oleh pemerintahan Trump sebelumnya.

    Rubio menyatakan kelompok Houthi telah terlibat dalam berbagai aktivitas yang mengancam keselamatan warga sipil, personel AS di Timur Tengah, serta mitra-mitra regional AS.

    Salah satu ancaman utama adalah serangan yang dilakukan Houthi terhadap kapal-kapal komersial di Laut Merah dan Teluk Aden, yang mengganggu jalur perdagangan global dan kebebasan navigasi.

    (Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

  • Perang Antar Perang Israel Lawan Iran: Tel Aviv Tambah Tiga Pesawat F-35i di Pangkalan Nevatim – Halaman all

    Perang Antar Perang Israel Lawan Iran: Tel Aviv Tambah Tiga Pesawat F-35i di Pangkalan Nevatim – Halaman all

    Perang Antar Perang Israel dengan Iran: Tel Aviv Tambah Tiga Pesawat F-35i di Pangkalan Nevatim

    TRIBUNNEWS.COM – Militer Israel (IDF), Minggu (15/3/2025) mengumumkan kalau tiga pesawat F-35i telah mendarat di Pangkalan Angkatan Udara Nevatim.

    Tambahan jet tempur canggih di Angkatan Udara Israel (IAF) ini berasal dari pembelian dari produsen raksasa pertahanan Amerika Serikat (AS), Lockheed Martin.

    “Tambahan 3 unit ini meningkatkan kuantitas pesawat F-35 Israel menjadi 42 dari 50, yang telah dibeli penuh,” tulis laporan The Jerusalem Post, dikutip Senin (16/3/2025).

    Ketiga pesawat ini sebenarnya tiba minggu lalu tetapi baru diumumkan pada hari Minggu sebagai bagian dari kesepakatan jangka panjang yang berlangsung selama beberapa tahun untuk menambah jumlah F-35 Israel dari 25 menjadi 50.

    Jerusalem Post melansir kalau dalam waktu sekitar dua bulan berikutnya, tiga pesawat lagi akan dikirimkan, dengan tiga lagi akan dikirimkan pada akhir tahun 2025 dan dua terakhir dari pesanan yang ada pada tahun 2026.

    “Namun itu bukanlah akhir dari pengiriman F-35,” kata laporan itu menjelaskan kalau IAF akan kembali kedatangan jet-jet canggih.

    Pada tahun 2023, Israel, pemerintah AS, dan Lockheed Martin menandatangani kesepakatan untuk 25 F-35 tambahan untuk akhirnya meningkatkan jumlah pesawat menjadi 75.

    “Ini berarti IAF akan memiliki skuadron ketiga jet tempur, dan langkah tambahan dalam proses tersebut terjadi pada pertengahan tahun 2024,” tulis laporan tersebut.

    TAMBAHAN JET TEMPUR – Jet tempur F-35 Angkatan Udara Israel terlihat tiba di pangkalan Israel, pada tanggal 15 Maret 2025. IDF mengumumkan pada hari Minggu bahwa tiga pesawat F-35i telah mendarat di Pangkalan Angkatan Udara Nevatim , yang dibeli dari raksasa pertahanan AS Lockheed Martin, yang meningkatkan kuantitas pesawat F-35 Israel menjadi 42 dari 50, yang telah dibeli penuh .

    Bagian dari Strategi MABAM, Perang Antar Perang dengan Iran

    Pengiriman skuadron ketiga pertama F-35 akan dimulai pada tahun 2027

    Israel menandatangani program F-25 pada tahun 2010, dan program F-35-nya mulai beroperasi pada tahun 2017.

    Selama perang multifront yang dihadapi Israel saat ini, F-35 telah menjalani lebih dari 15.000 jam terbang di semua lini, yang harus dihadapi Israel, dari Iran hingga Yaman, Suriah, Lebanon, dan Gaza.

    Selain itu, selama perang, IDF mengatakan bahwa mereka memodifikasi pesawat F-35 miliknya agar dapat menembakkan amunisi JDAM dari sayapnya, berbeda dengan desain awalnya yang menjatuhkan amunisi dari perut pesawat.

    JDAM atau Joint Direct Attack Munition atau Amunisi Serangan Langsung Gabungan adalah bom berpemandu GPS yang digunakan untuk menyerang target di darat.

    “Bahkan sebelum perang, F-35 dianggap penting dalam “perang antar perang” MABAM melawan proksi Iran di Suriah,” tulis ulasan JPost soal perang F-35 di IAF.

    Strategi perang antar perang Israel (MABAM dalam bahasa Ibrani) merupakan gagasan menteri pertahanan saat itu Boogie (Moshe) Yaalon dan kepala staf (purn.) Benny Gantz.

    Ribuan tentara dan perwira, dari pasukan darat elit hingga personel intelijen, staf operasi, dan pilot, telah mengambil bagian dalam MABAM, yang akan merayakan ulang tahunnya yang ke-10 tahun ini.

    Strategi MABAM ini mengacu pada kampanye terselubung antar-perang yang dilancarkan oleh Israel. 

    Hal ini dilakukan melalui IDF dan Komunitas Intelijen Israel, dengan mencegah musuh-musuh Israel, siapa pun mereka, dari mengembangkan kemampuan yang akan memungkinkan mereka untuk membobol sistem pencegahan (deterrence) Israel melalui pendeteksian dan penghancuran secara selektif ancaman-ancaman yang muncul terhadap keamanan Israel.

    Pesawat jet F-35 Israel dilaporkan meluncurkan rudal air to surface dari jauh jauh dan menghantam situs radar Iran. Situs radar ini menjadi bagian dari sistem pertahanan fasilitas nuklir Natanz Iran yang sangat rahasia. (khaberni/HO)

    Atas stretagi MABAM ini, Israel mengandalkan jet-jet berjenis ini untuk melancarkan serangan senyap ke wilayah target, termasuk Iran secara diam-diam.

    “Pesawat ini memiliki teknologi siluman, yang membuatnya lebih mampu menyerang sasaran di seluruh Timur Tengah tanpa hukuman (diserang balik atau terdeteksi), dan kemampuan pengawasan dan intelijennya jauh melampaui pesawat F-16 dan F-15 Israel yang lebih tua,” kata laporan JPost.

    Misalnya, dikatakan bahwa pesawat itu dengan mudah mampu mengecoh sistem pertahanan rudal antipesawat S-300 Iran, dan bahkan mungkin sistem S-400, sedangkan pesawat Israel lainnya akan mengalami lebih banyak kesulitan.

    CEO Lockheed Martin Israel yang akan lengser, Joshua (Shiki) Shani, sebelumnya mengatakan, “Kami bangga mendukung Pasukan Pertahanan Israel dalam menyediakan F-35, dan merasa terhormat bahwa pemerintah Israel telah mengumumkan niatnya untuk membeli F-35 tambahan.

    “Angkatan Udara Israel telah membuktikan kemampuannya dalam operasi kritis dengan Skuadron 116 dan 140, dan kami berharap dapat terus mengembangkan kinerja yang kuat ini. Dengan kombinasi teknologi siluman, fusi sensor, dan peperangan elektronik, F-35 generasi kelima akan memastikan Angkatan Udara Israel tetap unggul dalam menghadapi ancaman terkini dan yang terus berkembang,” katanya.

    Pada saat yang sama, Israel tampaknya mempersiapkan peningkatan kekauatan angkatan udaranya seiring makin meluasnya konflik yang mereka hadapi.

    Setelah bertahun-tahun tertunda, Kementerian Pertahanan telah melanjutkan dengan 25 pesawat tempur F-15 EX Boeing dari AS untuk membantu menggantikan pesawat F-15 yang sudah tua.

    Pada bulan November 2022, Israel menyelesaikan perjanjian untuk membeli empat pesawat pengisian bahan bakar di udara Boeing KC-46A.

    “Masing-masing elemen pesawat baru tersebut juga membutuhkan waktu beberapa tahun lagi untuk dikirimkan ke Israel, tetapi pada akhirnya akan meningkatkan kemampuan Yerusalem untuk menyerang program nuklir Teheran, jika diperlukan,” kata laporan tersebut.

     

    (oln/Jpost/*)

     

     

  • Bikin Pasukan Infanteri Rusia Mati Kutu, Ukraina Targetkan Produksi 4,5 Juta Drone untuk Tahun 2025 – Halaman all

    Bikin Pasukan Infanteri Rusia Mati Kutu, Ukraina Targetkan Produksi 4,5 Juta Drone untuk Tahun 2025 – Halaman all

    Lebih Banyak dari Rusia, Ukraina Targetkan Produksi 4,5 Juta Drone untuk Tahun 2025

    TRIBUNNEWS.COM – Pemerintah Ukraina menargetkan jumlah produksi drone sebanyak 4,5 juta unit untuk tahun 2025—hanya dari pabrik-pabrik Ukraina.

    Kebutuhan perang, membuat Ukraina saat ini diklaim sebagai negara terdepan dalam produksi drone.

    “Ukraina sekarang menjadi pemimpin dunia dalam perang pesawat tanpa awak,” klaim Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky membanggakan capaian negaranya dalam masa perang dengan Rusia. 

    Adapun target Rusia untuk produksi pesawat nirawak pada tahun 2025 adalah antara 3 dan 4 juta, menurut The New York Times. 

    Dengan beberapa pengecualian penting, pesawat nirawak Ukraina dibuat dengan lebih baik, lebih andal, dan lebih tahan terhadap pertahanan utama terhadap pesawat nirawak: gangguan radio.

    Secara khusus, drone yang digunakan pada perang Rusia-Ukraina ini adalah drone dengan jenis pandangan orang pertama (First person view/FPV).

    Drone FPV saat ini berkontribusi sebagai penyebab lebih dari dua pertiga korban di garis depan sepanjang 800 mil dari perang Rusia yang berlangsung selama 37 bulan di Ukraina.

    Drone FPV memang cocok untuk medan perang, sifatnya yang berfungsi sebagai peledak, beratnya hanya beberapa pon dan bisa diterbangkan sejauh enam mil oleh operator jarak jauh dengan mengenakan kacamata yang menampilkan umpan dari kamera drone itu sendiri, menjadikan drone ini sebagai senjata mematikan di era perang modern.

    “Artinya, pesawat tanpa awak (drone) kecil yang mudah bermanuver—yang masing-masing harganya hanya beberapa ratus dolar—telah membunuh atau melukai ratusan ribu warga Rusia dan Ukraina serta menghancurkan ribuan kendaraan,” tulis ulasan Forbes, dkutip Minggu (15/3/2025).

    Drone naga Ukraina semprotkan lidah api serang parit tempat persembunyian tentara Rusia (X @ItsArtoir)

    Pasukan Infanteri Rusia Mati Kutu

    Pengerahan pesawat nirawak ini tidak merata dalam perang Ukraina-Rusia.

    Kedua pihak lazimnya memusatkan pesawat nirawak dan operator terbaik mereka di sektor-sektor yang menurut mereka akan memberikan dampak kehacuran terbesar bagi lawan.

    Bagi Ukraina, area prioritas meliputi tanah tak bertuan yang hancur di sekitar reruntuhan Chasiv Yar di Ukraina timur.

    “Alasan utama kurangnya keberhasilan tetaplah dominasi udara musuh,” keluh seorang blogger militer Rusia di sekitar Chasiv Yar dalam sebuah surat baru-baru ini yang diterjemahkan oleh analis Estonia WarTranslated.

    “Drone pengintai mereka berada di langit 24/7 (24 jam sehari, 7 hari dalam sepekan), dan setiap gerakan dari pihak kami langsung disambut dengan gelombang besar pesawat pengintai (bersudut pandang orang pertama/FPV).”

    Dominasi drone Ukraina ini membuat pasukan infanteri Rusia tidak dapat meninggalkan parit mereka. 

    Ketika pasukan Rusia nekat ke luar dari parit, blogger itu mengatakan, “kami hanya kehilangan personel tanpa mencapai (meraih capaian) apa pun,” tulis blogger tersebut. 

    Kendaraan lapis baja apa pun Rusia yang keluar dari tempat persembunyian dan mengekspos diri mereka terhadap pesawat tanpa awak yang selalu ada, juga sangat rentan dihantam peledak dari drone Ukraina.

    “Pada dasarnya, (drone-drone Ukraina) beroperasi secara satu arah (kamikaze),” imbuh blogger tersebut.

    Namun pasukan Ukraina juga rentan di sektor-sektor tempat Rusia mengerahkan kelompok pesawat nirawak terbaiknya.

    Pada tanggal 25 Februari, serangkaian serangan pesawat nirawak Rusia yang akurat melumpuhkan puluhan kendaraan Ukraina di sepanjang jalan utama menuju Sudzha, kota yang merupakan pangkalan utama pasukan Ukraina yang saat itu menduduki wilayah penting di Kursk Oblast di Rusia bagian barat.

    Dalam dua minggu yang penuh kekacauan, Pusat Sistem Tak Berawak Canggih Rubicon Rusia menghancurkan ratusan kendaraan Ukraina, menyumbat jalan, membuat garnisun di Sudzha kelaparan—dan memaksa para penyintas mundur pada hari Senin atau Selasa.

    Drone sungai baru Ukraina dari kendaraan permukaan tak berawak Black Widow 2 (Tangkapan layar dari video Suspilne/Brave 1 via Kyiv Post)

    Peningkatan Skala Produksi

    Mengingat ketegasan perang drone-drone ini di medan tempur, masuk akal jika kedua pihak memprioritaskan produksi pesawat nirawak kecil.

    Hal ini bahkan lebih masuk akal bagi Ukraina, yang mana pesawat nirawak juga menawarkan tingkat tinggi dari apa yang digambarkan oleh kanselir terpilih Jerman Friedrich Merz sebagai “kemandirian strategis.”

    Ya, pabrik pesawat nirawak Ukraina mengimpor komponen—khususnya komponen Cina—dan mereka juga bergantung sebagian pada pembiayaan asing.

    Meski begitu, produksi kendaraan udara nirawak yang sebagian besar dinasionalisasi di Ukraina sebagian mampu membebaskan negara itu dari ketergantungan pada sekutu yang kadang-kadang tidak ada seperti Amerika Serikat.

    Dengan perintah eksekutif yang sederhana, Presiden AS Donald Trump dapat membekukan bantuan AS ke Ukraina—dan telah melakukannya.

    Trump menghentikan bantuan selama dua minggu setelah konferensi pers yang membawa bencana di Ruang Oval pada tanggal 28 Februari, di mana ia dan Wakil Presiden JD Vance mencaci Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky karena dianggap tidak cukup bersyukur atas bantuan AS di masa lalu ke Ukraina.

    Bantuan di masa lalu yang ditentang baik oleh Trump maupun Vance saat itu.

    Ketidakstabilan Amerika dapat merampas senjata butik tertentu dari Ukraina yang belum diproduksi oleh industri Ukraina: misalnya, rudal pertahanan udara jarak jauh terbaik.

    Namun, dengan ekspansi besar-besaran industri pesawat nirawak Ukraina, yang mungkin merupakan yang terbaik dan terbesar di dunia, Amerika tidak dapat merampas senjata yang paling banyak menimbulkan korban dari Ukraina.

    Peningkatan produksi UAV sangat pesat. Pabrik-pabrik Ukraina diharapkan memproduksi sekitar 1 juta drone kecil pada tahun 2024. Faktanya, mereka memproduksi 2,2 juta, menurut Zelensky. Target produksi tahun ini lebih dari dua kali lipat.

    Angka produksi untuk tahun 2026 bahkan bisa lebih tinggi.

     

    (oln/forbes/*)

  • Jenazah Berdatangan ke RS Indonesia di Gaza, Israel Segera Laksanakan Agresi Militer Terbatas – Halaman all

    Jenazah Berdatangan ke RS Indonesia di Gaza, Israel Segera Laksanakan Agresi Militer Terbatas – Halaman all

    Jenazah Berdatangan ke RS Indonesia di Gaza, Israel Segera Laksanakan Agresi Militer Terbatas

     

    TRIBUNNEWS.COM – Gerakan Hamas menyatakan, serangan udara yang dilakukan Israel di Beit Lahia, Gaza Utara, pada Sabtu adalah pembantaian mengerikan.

    Hamas menyatakan, serangan yang dilakukan pasukan pendudukan Israel (IDF) merupakan eskalasi berbahaya yang mencerminkan pengabaian terhadap hukum internasional.

    Dilaporkan, sembilan warga Palestina tewas dan lainnya terluka dalam serangan udara Israel yang menargetkan kota Beit Lahia di Jalur Gaza utara.

    Seorang koresponden Al Jazeera melaporkan bahwa pesawat nirawak Israel dua kali menargetkan perkumpulan warga sipil di Beit Lahia.

    Dalam sebuah pernyataan, Hamas menganggap eskalasi pendudukan sebagai konfirmasi niatnya untuk membatalkan perjanjian gencatan senjata dan menyia-nyiakan kesempatan untuk menyelesaikan implementasinya dan menukar sandera (Israel) dengan tahanan (Palestina).

    Gerakan perlawanan Palestina itu menambahkan, meningkatnya kejahatan pendudukan sejak gencatan senjata dimulai menempatkan para mediator dan Perserikatan Bangsa-Bangsa di hadapan tanggung jawab untuk menghentikan kejahatan ini.

    Hamas meminta para mediator untuk “mengambil tindakan mendesak dan menekan penjahat perang Netanyahu agar memaksanya melaksanakan apa yang telah disepakati.”

    Jenazah Berdatangan ke RS Indonesia di Gaza

    Dalam rincian korban serangan Israel tersebut, Minggu (15/3/2025) sumber-sumber Palestina mengungkapkan kalau di antara para martir terdapat empat wartawan yang meliput berbagai peristiwa dan proyek bantuan di wilayah tersebut. 

    “Sumber-sumber tersebut juga mengonfirmasi kedatangan jenazah para martir ke rumah sakit Indonesia,” tulis laporan Khaberni, Minggu.

    Dilaporkan juga kalau seorang warga Palestina terluka oleh tembakan tentara Israel di lingkungan Tel al-Sultan, Rafah, selatan Jalur Gaza.

    Hal ini merupakan bagian dari serangkaian pelanggaran perjanjian gencatan senjata di Gaza, yang coba dihindari Israel dengan menolak melanjutkan ke fase kedua, sebagaimana disepakati, setelah fase pertama berakhir pada awal Maret.

    SERANGAN UDARA ISRAEL – Tangkap layar Khaberni yang menunjukkan bekas ledakan bom dari serangan udara Israel di Beit Lahia, Gaza Utara, Sabtu (14/3/2025). Israel berdalih, serangan menargetkan terduga milisi perlawanan yang hendak memasang perangkap. Sejumlah saksi menuturkan kalau para korban adalah warga sipil, termasuk 4 jurnalis dari 9 korban yang dilaporkan. (khaberni/tangkap layar)

    Rencana Baru Perang Gaza

    Tanda Israel enggan meneruskan negoisasi gencatan senjata makin jelas saat Channel 12 Israel, mengutip sumber politik di Tel Aviv, menyatakan kalau keputusan mungkin dikeluarkan hari ini untuk meluncurkan operasi militer terbatas di Gaza.

    Operasi militer terbatas ini dinyatakan untuk menekan Hamas yang berarti Israel akan kembali mengerahkan pasukan mereka ke Gaza.

    Sebelumnya, media berbasis di Amerika Serikat (AS), The Wall Street Journal melaporkan kalau Israel sedang mengembangkan rencana perang baru untuk menekan Gerakan Perlawanan Islam (Hamas).

    Laporan ini menyusul perkembangan situasi yang dilansir Lembaga Penyiaran Israel, KAN, yang mengutip sumber informasi, kalau tingkat politik di Israel telah mengeluarkan instruksi kepada pihak tentara (IDF) untuk segera bersiap menghadapi pertempuran di Gaza.

    The Wall Street Journal melaporkan, Israel telah memetakan arah untuk secara bertahap meningkatkan tekanan terhadap Hamas hingga pada titik melancarkan invasi lain ke Jalur Gaza.

    Mengutip sumber yang mengetahui rencana Israel tersebut, laporan mengatakan kalau militer Israel potensial akan menginvasi Gaza dengan kekuatan yang jauh lebih besar daripada yang telah digunakannya selama ini dalam 15 bulan agresi yang berujung kegagalan.

    “Pengerahan pasukan besar-besaran ini bertujuan untuk menguasai wilayah tersebut dan menduduki Gaza di area tertentu sambil menargetkan elemen-elemen Hamas,” kata laporan tersebut dikutip Khaberni, Minggu (9/3/2025).

    Mantan Penasihat Keamanan Nasional Israel Yaakov Amidror mengatakan kepada surat kabar itu kalau Israel, “Akan membutuhkan setidaknya enam bulan hingga satu tahun untuk menundukkan Hamas,”.

    Amidror menambahkan kalau “tidak ada cara untuk melenyapkan Hamas tanpa menduduki Gaza.”

    Laporan surat kabar Amerika tersebut, mengutip mediator perundingan, mengatakan kalau Hamas bersikeras membuka perundingan tahap II alih-alih memperpanjang gencatan senjata tahap I seperti yang diminta Israel.

    Untuk memasuki negosiasi Tahap II, Hamas menyerukan Israel untuk membuka blokade akses bantuan kemanusiaan dan menarik mundur pasukan dari Gaza.

    Hamas juga menolak membahas perlucutan senjata. Sejauh ini, negosiasi gencatan senjata tahap berikutnya, masih menemui jalan buntu.

    SIAP MASUK GAZA – Foto file yang diambil dari Khaberni, Rabu (12/2/2025) menunjukkan tank-tank pasukan Israel bersiap memasuki Gaza pada Oktober 2023 setelah Operasi Banjir Al-Aqsa terjadi. Israel bersiap memasuki Gaza lagi pada pertengahan Februari 2025 seiring mandeknya negosiasi gencatan senjata dengan Hamas. (khaberni/tangkap layar)

    Instruksi Bagi IDF, Bersiap Perang Lagi!

    Di sisi lain, Otoritas Penyiaran Israel, KAN, mengutip sumber yang mengetahui kalau tingkat politik di Israel telah menginstruksikan IDF  untuk segera bersiap menghadapi pertempuran di Gaza.

    Perintah untuk bersiap perang lagi bagi IDF ini merujuk pada terhentinya negosiasi mengenai kemajuan menuju fase kedua perjanjian gencatan senjata.

    KAN, mengutip pejabat Israel yang mengatakan kalau Hamas tidak berminat untuk memenuhi usulan yang diajukan Utusan AS untuk Timur Tengah, Steve Witkoff yang meminta perpanjangan gencatan senjata tahap I di Gaza.

    Israel justru mengklaim, pihaknya tidak berniat berunding untuk mengakhiri perang sebagaimana ditetapkan dalam perjanjian tiga tahap gencatan senjata pada Januari 2025 silam.

    PEMBEBASAN SANDERA – Foto ini diambil dari publikasi Telegram Brigade Al-Qassam (sayap militer gerakan Hamas) pada Minggu (23/2/2025), memperlihatkan anggota Brigade Al-Qassam memamerkan senjata selama pertukaran tahanan gelombang ke-7 di Jalur Gaza pada Sabtu (22/2/2025). Pada Sabtu (22/2/2025), Hamas membebaskan 6 sandera Israel dengan imbalan 602 tahanan Palestina. (Telegram/Brigade Al-Qassam)

    Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan Israel telah menyetujui garis besar gencatan senjata yang diusulkan oleh Witkoff selama bulan suci Ramadhan dan hari raya Paskah Yahudi (12-20 April).

    Kantor tersebut mengatakan bahwa proposal tersebut menetapkan pembebasan separuh dari tahanan Israel di Gaza, baik hidup maupun mati, selama hari pertama gencatan senjata yang diusulkan, dan jika kesepakatan gencatan senjata permanen tercapai, baru separuh sandera Israel lainnya di Gaza akan dibebaskan.

    Hamas menolak tegas usulan ini.

    KAN juga melaporkan kalau perwakilan Kantor Netanyahu mengatakan, kembali bertempur di Gaza merupakan salah satu pilihan yang tersedia, tetapi pejabat keamanan Israel memperingatkan selama konsultasi tertutup bahwa kembali perang di Gaza meningkatkan risiko melukai atau bahkan membunuh para sandera Israel yang ada di tangan Hamas saat ini.

    PEMBEBASAN SANDERA – Foto ini diambil dari publikasi Telegram Brigade Al-Qassam (sayap militer gerakan Hamas) pada Kamis (20/2/2025), memperlihatkan anggota Brigade Al-Qassam membawa salah satu peti mati dari empat jenazah sandera Israel; Kfir Bibas (9 bulan), Ariel Bibas (4), ibu mereka bernama Shiri Bibas (32) dan Oded Lifshitz (83), dalam pertukaran tahanan gelombang ke-7 di Jalur Gaza pada Kamis. (Telegram Brigade Al-Qassam)

    “Laporan KAN juga menyatakan, Israel menyadari bahwa keputusan untuk menghentikan akses bantuan kemanusiaan ke Gaza telah mulai mempengaruhi Jalur Gaza, dan Israel yakin bahwa sejumlah tahanan dapat dibebaskan jika tekanan terus berlanjut,” kata laporan Khaberni mengutip lansiran tersebut.

    Pada awal Maret, fase pertama perjanjian gencatan senjata di Gaza, yang berlangsung selama 42 hari, berakhir, sementara Israel menolak melanjutkan pembicaran fase kedua gencatan senjata, yang mencakup penghentian perang.

    Netanyahu, yang didukung oleh Amerika Serikat, ingin memperpanjang tahap pertama perjanjian, yang mulai berlaku pada 19 Januari 2025, untuk membebaskan sebanyak mungkin tahanan Israel tanpa menawarkan imbalan apa pun atau menyelesaikan hak militer dan kemanusiaan yang diberlakukan dalam perjanjian selama periode sebelumnya.

    “Dengan berakhirnya fase pertama perjanjian gencatan senjata, Israel sekali lagi menutup semua penyeberangan menuju Gaza untuk mencegah masuknya bantuan kemanusiaan, dalam sebuah langkah yang bertujuan menggunakan kelaparan sebagai alat tekanan pada Hamas untuk memaksanya menerima perintahnya (Israel),” kata laporan Khaberni. 

    Israel juga mengancam tindakan eskalasi lainnya, yang mengarah pada dimulainya kembali perang genosida di Gaza.

     

    (oln/wsj/kan/khbrn/*)