Category: Tribunnews.com Internasional

  • Jelang Perundingan dengan Trump, Prancis Desak Putin Buktikan Rusia Ingin Berdamai dengan Ukraina – Halaman all

    Jelang Perundingan dengan Trump, Prancis Desak Putin Buktikan Rusia Ingin Berdamai dengan Ukraina – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengklaim “banyak elemen” perjanjian damai antara Rusia dan Ukraina telah disepakati.

    Klaim ini disampaikan menjelang panggilan teleponnya dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.

    Ia mengumumkan melalui Truth Social bahwa pembicaraan dengan Putin akan berlangsung pada Selasa pagi, meskipun masih ada beberapa hal yang perlu dirundingkan lebih lanjut.

    “Setiap minggu ada 2.500 tentara tewas dari kedua belah pihak, dan ini harus diakhiri SEKARANG,” tulis Trump, dikutip dari BBC.

    “Saya sangat menantikan panggilan telepon dengan Presiden Putin,” lanjut Trump.

    Ia juga berharap dapat mencapai kesepakatan gencatan senjata dan perdamaian antara Rusia dan Ukraina.

    Sementara Trump optimis, pemimpin Eropa tetap skeptis terhadap niat Rusia.

    Dikutip dari Yahoo! News, Presiden Prancis Emmanuel Macron menantang Putin untuk membuktikan komitmennya terhadap perdamaian.

    Ia memuji keberanian Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky yang telah menyetujui proposal gencatan senjata dan meminta Rusia melakukan hal yang sama.

    “Sudah cukup banyak kematian dan kehancuran. Senjata-senjata harus dibungkam,” ujar Macron dalam sebuah unggahan di X.

    Menteri Luar Negeri Inggris David Lammy juga mendesak Putin untuk segera menyetujui “gencatan senjata penuh dan tanpa syarat.”

    Ia memperingatkan bahwa Inggris dan sekutunya memiliki “lebih banyak kartu yang dapat dimainkan” guna memaksa Rusia bernegosiasi secara serius.

    Dikutip dari Euro News, Perwakilan Tinggi Uni Eropa, Kaja Kallas, turut memperingatkan bahwa Rusia tidak bisa dipercaya dalam proses negosiasi.

    Ia menilai Rusia hanya memanfaatkan kesempatan ini untuk mengajukan tuntutan yang merupakan “tujuan akhir” mereka.

    Putin Ajukan Syarat Tambahan

    Putin menyatakan dukungannya terhadap gencatan senjata tetapi mengajukan sejumlah syarat tambahan.

    Salah satu tuntutannya adalah klarifikasi mengenai apakah pasokan senjata dari Barat ke Ukraina akan tetap berlanjut selama gencatan senjata.

    Dalam konferensi pers pekan lalu, Putin mempertanyakan, “Apakah mobilisasi akan tetap berlangsung di Ukraina? Apakah senjata akan terus dipasok?”

    Selain itu, ia kembali menegaskan tuntutannya terkait demiliterisasi Ukraina dan jaminan netralitas, yang ditolak tegas oleh Kyiv.

    “Bola ada di tangan Rusia,” ujar Kallas, menegaskan bahwa “Rusia tidak benar-benar menginginkan perdamaian dan tidak bisa dipercaya dalam perundingan.”

    Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, menyebut tuntutan Putin sebagai “sangat dapat diprediksi dan manipulatif”.

    Ia merujuk pada laporan penumpukan militer Rusia di perbatasan timur laut Ukraina sebagai bukti bahwa Putin hanya ingin memperpanjang perang.

    “Ini menunjukkan niat untuk menyerang,” katanya.

    Dampak Perundingan bagi Eropa

    Brussels akan mencermati hasil perundingan ini dengan saksama.

    Percakapan terakhir Trump dan Putin pada 12 Februari mengejutkan sekutu Barat karena mereka sepakat untuk segera memulai negosiasi perdamaian.

    Hal ini mengguncang strategi isolasi terhadap Kremlin yang telah berlangsung selama tiga tahun.

    Sebagai respons, Prancis dan Inggris kini memimpin upaya membentuk koalisi pertahanan untuk memastikan Ukraina tetap memiliki dukungan.

    Koalisi ini diperkirakan melibatkan lebih dari 30 negara dan berfokus pada bantuan militer serta perlindungan wilayah Ukraina.

    Sementara itu, Kallas mengusulkan inisiatif baru untuk mengumpulkan bantuan militer sebesar €40 miliar bagi Ukraina.

    Rencana ini bertujuan untuk menghindari veto dari negara-negara yang cenderung pro-Rusia, seperti Hongaria dan Slowakia, serta terbuka bagi kontribusi dari negara non-Uni Eropa, termasuk Inggris dan Norwegia.

    “Kami harus menunjukkan tekad sekarang dan mendukung Ukraina agar mereka bisa mempertahankan diri,” ujar Kallas, seraya menegaskan bahwa inisiatif ini akan dibahas lebih lanjut dalam pertemuan puncak Uni Eropa pada Kamis mendatang.

    Perundingan yang akan datang antara Trump dan Putin menjadi momen krusial yang dapat menentukan arah konflik Rusia-Ukraina ke depan.

    (Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani) 

  • Populer Internasional: Mengenal Penjara CECOT El Salvador – Houthi Targetkan Kapal Induk USS Truman – Halaman all

    Populer Internasional: Mengenal Penjara CECOT El Salvador – Houthi Targetkan Kapal Induk USS Truman – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Rangkuman berita populer internasional dapat disimak di sini.

    Ratusan anggota geng Venezuela dideportasi dari AS dan ditempatkan di penjara CECOT di El Salvador.

    Penjara tersebut dikenal ketat dan kejam.

    Sementara itu, ketegangan meningkat di Yaman, setelah Amerika Serikat melancarkan serangannya.

    Simak berita selengkapnya.

    1. Mengenal CECOT, Penjara Raksasa di El Salvador Tempat Trump Jebloskan Ratusan Anggota Geng Migran

    Amerika Serikat baru saja mendeportasi lebih dari 250 tersangka anggota geng migran ke El Salvador.

    Dikutip dari NY Post, sedikitnya 238 anggota geng Tren de Aragua dari Venezuela dan 21 anggota MS-13 telah tiba di El Salvador, ungkap Presiden Nayib Bukele pada Minggu (16/3/2025).

    Saat mendarat di El Salvador, para anggota geng tersebut “disambut” oleh puluhan pasukan komando bersenjata.

    Mereka kemudian langsung dipindahkan ke Centro de Confinamiento del Terrorismo (CECOT) atau Pusat Penahanan Terorisme, sebagaimana terlihat dalam video yang diunggah oleh Bukele.

    BACA SELENGKAPNYA >>>

    2. Zelensky Ganti Jenderal Angkatan Darat, Strategi Baru Ukraina Lawan Rusia di Medan Perang

    Presiden Volodymyr Zelensky melakukan reshuffle, menunjuk Mayor Jenderal Andriy Hnatov sebagai Kepala Staf Angkatan Darat Ukraina yang baru.

    Hnatov diangkat untuk menggantikan posisi Letnan Jenderal Anatoliy Barhilevych yang kini ditunjuk mengawasi standar militer dan memperkuat disiplin di Angkatan Darat.

    Perombakan kepemimpinan ini diumumkan Zelensky lewat sebuah dekrit yang dipublikasikan di situs web kepresidenan.

    “Kami secara konsisten mengubah angkatan bersenjata agar lebih siap tempur. Untuk mencapainya, kami mengubah sistem manajemen dan memperkenalkan standar yang jelas,” kata Menteri Pertahanan Rustem Umerov dalam sebuah pernyataan yang membenarkan pergantian komandan Angkatan Darat tersebut.

    Penunjukan Mayor Jenderal Andriy Hnatov sebagai Kepala Staf Angkatan Darat Ukraina yang baru dilakukan bukan tanpa alasan.

    BACA SELENGKAPNYA >>>

    3. Abaikan Ancaman Putin, Eropa Bersiap Kirim Ribuan Pasukan untuk Situs Penting Ukraina

    Prancis, Inggris, dan sejumlah negara di Eropa tengah bersiap mengirimkan ribuan tentara ke lokasi-lokasi penting di Ukraina tanpa memerlukan izin Rusia.

    Pernyataan itu diungkap Presiden Prancis, Emmanuel Macron kepada surat kabar regional Prancis, termasuk Le Parisien dan La Dépêche de Midi, Minggu (17/3/2025).

    Dalam keterangan resminya, Macron mengungkap, sejumlah negara di Eropa telah  berkomitmen untuk memberikan jaminan keamanan bagi Ukraina, lewat pengiriman kontingen ke lokasi penting di Ukraina.

    “Sejumlah negara Eropa menyatakan kesediaan mereka untuk bergabung dalam kemungkinan pengerahan pasukan ke lokasi-lokasi penting di Ukraina tanpa memerlukan izin Rusia,” ujar Macron, sebagaimana dikutip dari The Guardian.

    BACA SELENGKAPNYA >>>

    4. 2 Kali dalam 24 Jam, Houthi Serang Kapal Induk USS Harry Truman sebagai Balasan Serangan AS di Yaman

    Kelompok Houthi di Yaman mengklaim telah dua kali menyerang kelompok kapal induk Amerika USS Harry Truman pada Senin (17/3/2025).

    Serangan ini diklaim merupakan yang kedua dalam kurun waktu 24 jam.

    Dalam pernyataan yang diunggah di Telegram, seorang juru bicara Houthi mengatakan bahwa serangan terhadap kelompok kapal induk ini adalah balasan atas agresi AS yang terus berlanjut terhadap Yaman.

    Mengutip The Times of Israel, Houthi awalnya melaporkan bahwa mereka telah meluncurkan 18 rudal dan sebuah pesawat nirawak ke kapal induk USS Harry Truman dan kapal perang pendampingnya di Laut Merah.

    BACA SELENGKAPNYA >>>

    (Tribunnews.com)

  • 90 Drone Shahed Iran Bombardir 9 Wilayah Ukraina, Kyiv Sebut Serangan Dilakukan oleh Moskow – Halaman all

    90 Drone Shahed Iran Bombardir 9 Wilayah Ukraina, Kyiv Sebut Serangan Dilakukan oleh Moskow – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Rusia meluncurkan serangan pesawat tak berawak (drone) ke Kyiv, Ukraina, Minggu (16/3/2025).

    Hal ini dikatakan langsung oleh Wali Kota Kyiv, Vitali Klitschko, Senin pagi (17/3/2025).

    Diketahui serangan udara Rusia tersebut langsung direspons oleh sistem pertahanan udara Ukraina.

    Kyiv mengatakan Moskow telah meluncurkan 90 drone Shahed Iran ke sembilan wilayah Ukraina.

    Mengutip Reuters, para saksi mendengar ledakan yang terdengar seperti pertahanan udara.

    Sementara itu, pihak berwenang Ukraina mengatakan bahwa sistem pertahanan udara Ukraina memukul mundur serangan itu.

    “Pasukan pertahanan udara bekerja untuk menghilangkan ancaman di langit di atas Kyiv,” lanjut Vitali Klitschko lewat aplikasi pesan Telegram.

    Serangan itu terjadi pada malam pertemuan negara antara pejabat Ukraina dan Amerika Serikat (AS) di Arab Saudi.

    Lewat pertemuan ini diharapkan kedua belah pihak (Rusia-Ukraina) akan memberikan kemajuan besar untuk mengakhiri perang.

    Zelensky Tuduh Putin

    Presiden Ukraina Volodymir Zelensky menuduh Presiden Rusia Vladimir Putin berbohong.

    Zelensky mengatakan Putin telah berbohong tentang situasi di Provinsi Kursk, Rusia.

    Tak hanya itu Zelensky juga mengatakan bahwa Putin berusaha untuk memperpanjang perang.

    “Presiden Rusia berbohong tentang situasi di lapangan, terutama tentang apa yang terjadi di wilayah Kursk,” ujar Zelensky dalam sebuah unggahan di media sosial X pada hari Sabtu (15/3/2025), mengutip The Guardian.

    Dia mengatakan pasukan Ukraina masih menangkis pasukan Rusia dan Korea Utara di daerah itu tetapi menghadapi potensi serangan baru terhadap Sumy di timur laut Ukraina.

    Zelensky mengatakan pasukan Kyiv tidak dikepung di Kursk, seperti yang telah diklaim oleh Rusia, tetapi Moskow mengumpulkan pasukan di dekatnya untuk serangan terpisah.

    “Penumpukan pasukan Rusia menunjukkan bahwa Moskow bermaksud untuk terus mengabaikan diplomasi,” katanya.

    “Jelas bahwa Rusia memperpanjang perang.” lanjut Zelensky.

    (Tribunnews.com/Garudea Prabawati)

  • Jet Tempur Israel Serang Lagi Gaza, IDF Sebut Pejuang Palestina Lagi Tanam Bahan Peledak – Halaman all

    Jet Tempur Israel Serang Lagi Gaza, IDF Sebut Pejuang Palestina Lagi Tanam Bahan Peledak – Halaman all

    Jet Tempur Israel Serang Gaza, IDF Sebut Pejuang Palestina Tengah Tanam Bahan Peledak

    TRIBUNNEWS.COM – Militer Israel, Senin (17/3/2025) menyatakan kalau mereka melancarkan serangan udara di Gaza tengah dan selatan dengan klaim kalau serangan itu menargetkan para pejuang Palestina yang berusaha menanam bahan peledak di dekat pasukan Israel yang ditempatkan di wilayah tersebut.

    Menurut klaim IDF, satu serangan menghantam tiga pejuang Palestina di Gaza tengah saat mereka sedang menanam bahan peledak.

    “Adapun serangan lainnya dari Israel menargetkan beberapa pejuang di Rafah, di Gaza selatan,” kata pernyataan IDF dilansir RNTV, Senin.

    Militer Israel telah melancarkan serangan hampir setiap hari di Gaza, meskipun gencatan senjata yang mulai berlaku pada tanggal 19 Januari sebagian besar masih berlaku, dengan Israel dan Hamas menahan diri untuk tidak kembali berperang habis-habisan.

    Pada hari Sabtu, serangan di kota Beit Lahia di Gaza utara menewaskan sembilan orang, termasuk empat wartawan Palestina, kata badan pertahanan sipil wilayah itu, dalam serangan paling mematikan di satu lokasi sejak 19 Januari.

    Hamas mengutuk serangan hari Sabtu sebagai “pelanggaran terang-terangan terhadap gencatan senjata”.

    Militer Israel mengklaim serangan tersebut mengenai “sel teroris”, dan menambahkan bahwa para pejuang Palestina mengoperasikan pesawat tanpa awak yang dimaksudkan untuk melakukan “serangan” terhadap pasukannya.

    JALUR GAZA – Foto yang diambil dari kantor berita Wafa tanggal 7 Maret 2025 memperlihatkan situasi di Beit Lahia, Gaza. Israel merampungkan persiapan untuk memindahkan warga Gaza. (Wafa)

    Situasi Gaza Seperti Kiamat Dunia

    Organisasi-organisasi kemanusiaan yang beroperasi di wilayah Palestina meningkatkan kewaspadaan atas blokade dan pembatasan baru yang diberlakukan Israel yang mereka khawatirkan akan membuat pekerjaan mereka “hampir mustahil.”

    Seorang pejabat senior dari sebuah LSM internasional, yang berbicara secara anonim kepada AFP, menggambarkan situasi di Gaza sejak dimulainya agresi sebagai kemunduran yang cepat.

    “Kami telah meluncur menuruni lereng yang curam, dan sekarang kami telah mencapai titik terendah. LSM memahami bahwa situasi ini tidak dapat diterima.”

    Pejabat itu meminta identitasnya dirahasiakan karena potensi dampak buruk terhadap operasi organisasi mereka di Tepi Barat yang diduduki dan Jalur Gaza yang diblokade.

    “Kemampuan untuk memberikan bantuan dengan tetap menghormati prinsip-prinsip kemanusiaan di Gaza, dikombinasikan dengan pembatasan akses di Tepi Barat, membuat kita merasa seperti sedang menyaksikan kiamat dunia,” tambahnya.

    “Ini seperti mencoba memadamkan bom nuklir dengan alat pemadam api.”

    BLOKIR BANTUAN – Truk pengangkut bantuan melewati Rafah di Jalur Gaza selatan. Pada Minggu (2/3/2025), Israel menyatakan memblokir semua bantuan masuk ke Gaza untuk menekan Hamas menyetujui usulan gencatan senjata sementara yang diajukan Amerika Serikat. (tangkap layar/Hussam al-Masri/Reuters)

    Perluasan Kendali Israel atas Distribusi Bantuan

    Menurut LSM, Koordinasi Kegiatan Pemerintah di Wilayah (COGAT) Israel, sebuah unit dalam Kementerian Pertahanan yang mengawasi urusan sipil di wilayah Palestina, memperkenalkan sebuah rencana pada akhir Februari untuk merestrukturisasi distribusi bantuan kemanusiaan.

    Langkah-langkah baru tersebut dilaporkan meningkatkan kontrol “Israel” atas operasi bantuan, termasuk pendirian pusat-pusat logistik yang terkait dengan militer dan pemeriksaan tambahan terhadap pekerja bantuan dan penerima bantuan.

    Seorang pekerja dari sebuah LSM medis memperingatkan bahwa pembatasan tersebut akan membuat operasi “hampir mustahil secara logistik,” mempertanyakan apakah mereka sekarang harus mengungkapkan rincian tentang pasien individu dan obat-obatan mereka.

    Israel mengklaim kebijakan baru tersebut bertujuan untuk mencegah penjarahan dan penyitaan bantuan oleh kelompok bersenjata.

    Namun, LSM berpendapat bahwa insiden semacam itu sangat minim dan solusi sebenarnya adalah meningkatkan pasokan bantuan—sesuatu yang telah diblokir Israel sejak 2 Maret.

    Seorang pejabat LSM Eropa mengkritik asumsi “Israel”, dengan menyatakan, “Klaim bahwa Hamas sedang membangun kembali kemampuannya melalui bantuan kemanusiaan sama sekali tidak benar. Bantuan tidak menyediakan roket atau senjata.” Ia menambahkan, “”Israel” hanya menginginkan lebih banyak kendali atas wilayah ini.”

    COGAT belum menentukan kapan aturan baru tersebut akan berlaku dan belum menanggapi permintaan komentar.

    Namun, arahan pemerintah yang mulai berlaku pada bulan Maret telah memperkenalkan proses pendaftaran yang lebih ketat bagi LSM yang menyediakan layanan bagi warga Palestina.

    Arahan tersebut mengharuskan pembagian data yang luas tentang karyawan dan memberikan Israel hak untuk menolak anggota staf yang dianggapnya berusaha “mendelegitimasi” Israel.

    Sejak 7 Oktober, LSM melaporkan bahwa tidak ada izin kerja yang dikeluarkan untuk staf asing mereka.

    Meningkatnya Risiko Bagi Relawan Bantuan

    LSM yang beroperasi di wilayah Palestina menghadapi tantangan yang semakin meningkat setiap harinya.

    Setidaknya 387 pekerja bantuan telah tewas di Gaza sejak 7 Oktober, menurut perkiraan PBB terkini, dan beberapa di antaranya meninggal saat bertugas.

    Dalam pernyataan kepada AFP, Philippe Lazzarini, Komisaris Jenderal UNRWA—badan PBB untuk pengungsi Palestina, yang baru-baru ini dilarang oleh Israel—mengatakan, “Ada perdebatan yang sedang berlangsung di antara organisasi-organisasi kemanusiaan tentang seberapa jauh kita dapat melangkah sambil tetap setia pada prinsip-prinsip kita tentang kemandirian dan nondiskriminasi. Ini adalah diskusi yang kritis.”

    Amjad Al-Shawa, kepala Jaringan LSM Palestina, menekankan perlunya sikap bersatu melawan pembatasan baru tersebut, yang ia lihat sebagai upaya untuk melindungi “Israel” dari akuntabilitas.

    Dengan pengalaman lebih dari 30 tahun dalam bantuan kemanusiaan, Al-Shawa menggambarkan situasi tersebut sebagai “ancaman eksistensial” terhadap sektor tersebut, dan menekankan, “Nyawa menjadi taruhannya.”

    Pimpinan sebuah LSM internasional memperingatkan, “Garis merah telah dilewati.”

    Namun, pihak lain lebih berhati-hati dalam penilaian mereka. Seorang pekerja bantuan medis mencatat, “Jika kami melawan, kami akan dituduh anti-Semitisme,” seraya menambahkan bahwa “sikap berprinsip tidak dapat bertahan terhadap kebutuhan kemanusiaan yang sangat besar.”

     

    (oln/rntv/*)

  • Putra Rodrigo Duterte Berjanji Akan Lawan ICC, Sebut Ayahnya Ditahan secara Ilegal – Halaman all

    Putra Rodrigo Duterte Berjanji Akan Lawan ICC, Sebut Ayahnya Ditahan secara Ilegal – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Putra mantan Presiden Filipina Rodrigo Duterte, Sebastian Duterte, berjanji akan melawan penahanan ayahnya oleh Mahkamah Pidana Internasional (ICC).

    Sebastian Duterte, yang saat ini menjabat sebagai Wali Kota Davao, menyerukan para pendukungnya untuk melawan apa yang ia klaim sebagai penangkapan ilegal terhadap ayahnya.

    Ia mengklaim penangkapan ayahnya menjadikan posisi presiden berbahaya, sementara pejabat lain di Filipina juga mengkritik ekstradisi Rodrigo Duterte.

    “Kami akan bangkit dan melawan,” kata Sebastian Duterte.

    Sebastian Duterte dan adiknya, Veronica Duterte, mengajukan petisi habeas corpus kepada Mahkamah Agung Filipina.

    Petisi tersebut berisi permintaan hukum yang menyatakan seseorang tidak dapat dipenjara atau ditahan di dalam sel penjara kecuali ia telah terlebih dahulu dibawa ke hadapan pengadilan yang memutuskan apakah sah atau tidak bagi orang tersebut untuk ditahan di penjara.

    Sebastian Duterte dan Veronica Duterte berpendapat ICC tidak memiliki yurisdiksi atas Filipina karena negara tersebut menarik diri dari Statuta Roma pada 17 Maret 2019.

    Sebastian Duterte juga mengangkat dugaan pemindahan paksa dan kelalaian medis terhadap ayahnya.

    Ia mengatakan ayahnya tidak diberi perawatan medis yang memadai dan diusir secara paksa dari Filipina tanpa persetujuannya, seperti diberitakan Philstar.

    Rodrigo Duterte Dibawa ke ICC

    Sebelumnya, Rodrigo Duterte ditangkap oleh otoritas Filipina di bandara internasional Manila pada minggu lalu dan diterbangkan ke Den Haag, Belanda, untuk diadili di ICC.

    Rodrigo Duterte akan diadili atas tuduhan kejahatan terhadap kemanusiaan yang terkait dengan perang melawan narkoba selama masa jabatannya sebagai Wali Kota Davao dan sebagai presiden Filipina.

    Menurut surat perintah penangkapan ICC, Rodrigo Duterte selama masa jabatannya sebagai wali kota diduga mengorganisir “pasukan pembunuh” hingga masa jabatan terakhirnya berakhir pada tahun 2016.

    Setelah dilantik sebagai presiden pada tahun 2016, Rodrigo Duterte kembali melanjutkan kampanye antinarkoba hingga tahun 2022, seperti diberitakan Al Jazeera.

    Sebelum mengeluarkan surat perintah penangkapan, ICC mulai menyelidiki kampanye antinarkoba yang digagas oleh Rodrigo Duterte pada tahun 2018 atas tuduhan pembunuhan di luar hukum dan kebrutalan polisi yang diduga terlibat dalam kampanye tersebut.

    Surat perintah ICC menuduh Rodrigo Duterte bertanggung jawab secara pidana atas pembunuhan sedikitnya 43 orang antara tahun 2011 dan 2019 sebagai bagian dari perang melawan narkoba saat menjabat sebagai wali kota kota Davao di wilayah selatan.

    Laporan pembunuhan tersebut meningkat ketika ia menjabat sebagai presiden antara tahun 2016 dan 2022, dikutip dari laporan Reuters.

    Para pembela hak asasi manusia dan jaksa ICC memperkirakan sekitar 30.000 orang tewas oleh polisi dan orang tak dikenal hingga pada masa jabatan terakhirnya pada tahun 2022. 

    Namun, polisi Filipina hanya melaporkan 7.000 kematian selama operasi kepolisian, tidak termasuk mereka yang tewas oleh pelaku tak dikenal.

    (Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

  • AS dan Israel Pertimbangkan Kirim Warga Gaza ke Suriah, Pemerintahan Julani Baru Seumur Jagung – Halaman all

    AS dan Israel Pertimbangkan Kirim Warga Gaza ke Suriah, Pemerintahan Julani Baru Seumur Jagung – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Amerika Serikat dan Israel dilaporkan sedang mempertimbangkan sejumlah negara yang bisa menjadi tujuan migrasi warga Palestina dari Jalur Gaza.

    Selain Somalia dan Sudan, baru-baru ini Suriah disebut menjadi salah satu kandidat tujuan warga Gaza.

    Seorang narasumber CBS News mengatakan AS di bawah Presiden Donald Trump sudah berusaha menghubungi pemerintahan baru di Suriah melalui pihak ketiga.

    Adapun narasumber lainnya menyatakan pemerintah Suriah memang sudah dihubungi. Namun, belum jelas apakah sudah ada tanggapan dari Suriah.

    Seorang pejabat senior Suriah berkata pihaknya belum mengetahui adanya upaya AS dan Israel untuk menghubungi pemerintah Suriah untuk keperluan pemindahan warga Gaza.

    Saat ini pemerintahan baru Suriah dapat dikatakan baru seumur jagung. Pemerintahan itu didirikan setelah rezim Presiden Bashar al-Assad ditumbangkan oleh kelompok Hayat Tahrir al-Sham (HTS).

    Suriah kini dipimpin oleh Presiden Ahmed Al-Sharaa yang juga dikenal sebagai Abu Muhammad al-Julani.

    AHMED AL-SHARAA – Tangkapan layar YouTube Al Jazeera pada Senin (10/3/2025) memperlihatkan Presiden Suriah Ahmed Al-Sharaa. (Tangkapan layar YouTube Al Jazeera)

    Pemindahan warga Gaza

    Ide pemindahan warga Gaza itu sudah disampaikan berulang kali oleh Trump sebagai bagian dari upaya membangun kembali Gaza dan mengakhiri perang Israel-Hamas.

    Trump juga sempat mengusulkan agar AS mengusai Gaza dengan cara membelinya.

    Ide Trump itu mendapat penolakan keras dari berbagai pihak, terutama Hamas dan negara-negara Arab.

    Sebaliknya, para pejabat sayap kanan Israel menyambut baik ide itu dan meminta warga Palestina untuk menyetujuinya.

    Namun, beberapa waktu lalu sikap Trump tampak melunak. Dia mengatakan tidak siapa pun yang akan mengusir warga Palestina di Gaza.

    Sudan dan Somalia dipertimbangkan

    Dua negara di Afrika, yakni Sudan dan Somalia, turut dipertimbangkan menjadi tujuan perpindahan warga Gaza.

    Dua narasumber diplomatik CBS mengatakan pejabat AS dan Israel disebut sudah berkomunikasi dengan kedua negara itu.

    Namun, Duta Besar Somalia untuk AS, Dahir Hassan, mengklaim baik AS maupun Israel belum menghubungi Somalia untuk membahas rencana pemindahan warga Gaza.

    “Penyebaran informasi yang tidak terverifikasi semacam itu berisiko memicu propaganda rekrutmen untuk kelompok ekstremis seperti ISIS dan Al-Shabaab, berpotensi memperbesar tantangan keamanan di kawasan ini,” kata Hassan.

    Saat ini Somalia tidak dalam situasi baik. Di negara itu terdapat kelompok Al Shabaab yang terus melakukan pemberontakan. 

    Sementara itu, Sudan masih dilanda perang saudara dan bencana kelaparan.

    Ada puluhan ribu pengungsi Sudan yang berusaha mencari suaka di Israel dalam dua dasawarsa terakhir. Namun, mereka ditahan di tempat penahanan atau dibiarkan saja tanpa status formal.

    Israel rampungkan persiapan pemindahan warga Gaza

    Israel dilaporkan sudah merampungkan persiapan untuk memindahkan warga Palestina dari Gaza.

    Menurut pemberitaan media Israel Hayom, sudah ada negara-negara yang bersedia menerima warga Gaza.

    Dalam beberapa minggu terakhir, Menteri Pertahanan Israel Katz sudah menetapkan mekanisme yang memungkinkan 2.500 warga Gaza pergi dari Gaza setiap hari.

    Adapun saat ini ada lebih dari dua juta warga Palestina yang menetap di Gaza.

    Menurut narasumber yang didapatkan media Israel itu, ada satu negara yang sudah tertarik menerima pekerja bangunan dari Gaza. Meski demikian, adanya kontroversi membuat perkembangan hal itu mandek.

    Pemindahan warga Gaza bisa dilakukan melalui jalur laut, yakni melalui Pelabuhan Ashdod di Israel.

    Sementara itu, pemindahan lewat udara bisa dilakukan melalui Pelabuhan Ramon di Eilat.

    Rute udara ini disebut sudah dioperasikan selama beberapa bulan untuk mengangkut korban luka. Sudah ada sekitar 1.500 warga Palestina yang keluar dari Gaza untuk pergi ke negara lain.

    Adapun jalur lainnya ialah melalui perlintasan Rafah. Dilaporkan sudah ada sekitar 35.000 warga Gaza yang pergi ke Mesir pada awal perang Gaza. Beberapa di antara mereka pergi lagi dari Mesir ke negara lain.

    Media itu mengklaim Israel tertarik untuk mengizinkan sebanyak mungkin warga Palestina untuk meninggalkan Gaza.

    (*)

  • Hizbullah Dituding Menculik 3 Orang, Pasukan Suriah dan Tentara Lebanon Bentrok 3 Jam di Perbatasan – Halaman all

    Hizbullah Dituding Menculik 3 Orang, Pasukan Suriah dan Tentara Lebanon Bentrok 3 Jam di Perbatasan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Pasukan Suriah yang dipimpin oleh Hayat Tahrir al-Sham (HTS) terlibat bentrok tentara Lebanon di perbatasan kedua negara itu.

    Bentrokan hari Minggu, (16/3/2025), itu terjadi setelah pasukan Suriah melepaskan tembakan artileri dan meluncurkan roket ke kota-kota perbatasan di Lebanon. Tentara Lebanon lalu membalas serangan itu.

    Al Mayadeen melaporkan Lembah Bekaa di Lebanon terus dihujani serangan selama tiga jam dengan roket dan artileri dari wilayah Suriah.

    Pasukan Suriah juga disebut meluncurkan drone atau pesawat nirawak ke Lebanon.

    Beberapa roket yang ditembakkan dari area pedesaan di Qusayr dilaporkan menghantam Kota Qasr di perbatasan Lebanon.

    Dilaporkan ada korban tewas di pihak Lebanon, termasuk seorang anak. Sementara itu, Al Jazeera menyebut ada delapan anggota Kementerian Pertahanan (Kemenhan) Suriah yang tewas dalam bentrokan tersebut.

    Pertempuran dimulai beberapa jam setelah ada tiga pejuang HTS yang ditemukan tewas di wilayah Lebanon.

    Ketiganya diserahkan kepada pihak Suriah oleh Angkatan Bersenjata Lebanoan dan organisasi Sabit Merah.

    Kantor Kemenhan Suriah mengatakan “milisi Hizbullah” menculik tiga pejuang itu di perbatasan. Ketiganya lalu dibawa ke perbatasan Lebanon dan dibunuh di sana.

    Adapun laporan lainnya menyebut ketiganya sudah berada di Lebanon dalam keadaan meninggal.

    Sementara itu, surat kabar Lebanon bernama Annahar mengatakan hari ini ada dua pemuda Lebaon yang ditemukan meninggal di area Matraba di dekat perbatasan.

    Mereka dilaporkan diculik dari rumah mereka di Lebanon oleh aparat keamanan Suriah lalu dibunuh.

    Otoritas Suriah mengatakan pihaknya kini melawan Hizbullah di Lebanon. Di sisi lain, Hizbullah melalui pernyataannya sudah membantah bahwa mereka terlibat dalam insiden terbaru itu.

    “Desa dan kota Lebanon di daerah itu menjadi target tembakan dari wilayah Suriah. Satuan militer membalas ke sumber tembakan itu dengan senjata yang sesuai, menguatkan pengerahannya, dan menjaga keamanan,” kata Angkatan Bersenjata Lebanon.

    “Kontak di antara komando tentara dan otoritas Suriah dilanjutkan guna menjaga keamanan dan stabilitas di area perbatasan.”

    Pasukan Suriah dilaporkan sudah mengirim bala bantuan ke perbatasan Lebanon.

    Bentrokan terbaru ini terjadi sebulan setelah bentrokan besar antara pasukan Suriah dan suku-suku Lebanon.

    Saat itu pasukan Suriah mengerahkan pasukan untuk membangun titik pemeriksaan yang disebut bertujuan untuk mencegah penyelundupan.

    Setelah ada kesepakatan dengan Angkatan Bersenjata Lebanon, suku-suku itu menarik diri dari perbatasan dan bentrokan selesai.

    (*)

  • Hal-Hal yang Bikin Kepala Shin Bet Israel Berani Lawan Pencopotan Netanyahu – Halaman all

    Hal-Hal yang Bikin Kepala Shin Bet Israel Berani Lawan Pencopotan Netanyahu – Halaman all

    Hal-Hal yang Bikin Kepala Shin Bet Israel Berani Lawan Pencopotan Netanyahu

    TRIBUNNEWS.COM – Kepala Shin Bet Ronen Bar telah menolak rencana Perdana Menteri “Israel” Benjamin Netanyahu untuk mencopotnya dari jabatannya.

    Bar menyatakan kalau pemecatannya tidak terkait dengan peristiwa 7 Oktober, serangan Banjir Al-Aqsa oleh Hamas yang mengekspos total kelemahan keamanan Israel baik secara intelijen maupun kemampuan militer.

    Dia juga bermaksud tetap menjabat karena tantangan keamanan yang sedang berlangsung, sebuah pembangkangan terang-terangan dalam rezim pemerintahan Israel saat ini.

    “Tanggung jawab nasional saya mengharuskan saya untuk tetap menjabat pada periode mendatang, mengingat potensi eskalasi keamanan dan meningkatnya ketegangan,” kata Bar dalam sebuah pernyataan menyusul pengumuman Netanyahu dilansir RNTV, Senin (17/3/2025).

    Ia menekankan kalau ia masih memiliki kewajiban penting, termasuk upaya untuk mengamankan pemulangan sandera Israel yang ditahan di Gaza.

    Selain itu dia juga merasa masih punya wewenang mengawasi investigasi sensitif, dan mempersiapkan kandidat yang memenuhi syarat untuk akhirnya menggantikannya.

    Bar juga menuduh Netanyahu mengutamakan kepentingan pribadi daripada kebutuhan keamanan negara.

    “Harapan perdana menteri akan kesetiaan pribadi dengan mengorbankan kepentingan publik sama sekali tidak dapat diterima dan bertentangan dengan hukum Shin Bet,” katanya.

    Keputusan Netanyahu untuk mencopot Bar menyusul meningkatnya ketegangan antara keduanya.

    Penyebab perselisihan ini adalah:

    Kegagalan intelijen menjelang peristiwa 7 Oktober
    Negosiasi pertukaran sandera dan tahanan dengan Hamas
    Penyelidikan yang sedang berlangsung terkait dugaan hubungan antara para pembantu Netanyahu dan Qatar.

    Penolakan Bar terhadap langkah Netanyahu menambah gejolak politik yang meningkat di Israel, di mana perdana menteri telah mengganti pejabat keamanan utama, termasuk Menteri Pertahanan Yoav Gallant dan kepala militer Herzi Halevi.

    Dampak dari peristiwa 7 Oktober terus memicu perpecahan politik, dengan para kritikus menuduh Netanyahu mengesampingkan mereka yang menantangnya sambil menghindari akuntabilitas atas kelalaian keamanan.

    Adapun Ketua Partai Demokrat Israel, Yair Golan jadi sosok yang mengecam pemecatan ini, Golan dengan tegas mengecam langkah pemecatan Bar.

    “Pemecatan kepala Shin Bet merupakan upaya putus asa oleh seorang terdakwa pidana untuk menyingkirkan seseorang yang setia kepada Israel dan yang sedang menyelidiki Netanyahu dan lingkaran dekatnya atas pelanggaran serius dan gelap serta tidak bersedia menutupinya,” kata Golan.

    Kecaman serupa juga dilontarkan pemimpin oposisi Yair Lapid, ia menyebut rencana Netanyahu sebagai tindakan memalukan.

    TOLAK DIPECAT – Kepala Shin Bet, Ronen Bar yang berkonflik dengan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu. Ada tudingan Netanyahu memecat Ronen Bar karena kepentingan kasus penyidikan yang akan dilaksanakan Shin Bet terkait Netanyahu dalam kasus korupsi.

    Perang Dingin Netanyahu VS Bos Shin Bet

    Mengutip Al Jazeera, perseteruan antara Netanyahu dengan Bar sebenarnya terjadi jauh sebelum serangan Hamas dimulai.

    Akan tetapi pasca perang Hamas dan Israel pecah, hubungan Netanyahu dengan Bar menjadi semakin tegang.

    Perselisihan yang kian memanas membuat Netanyahu dan Direktur Shin Bet Ronen Bar terlibat pertengkaran di muka umum tentang reformasi badan tersebut.

    Netanyahu menuduh Shin Bet sebagai tokoh yang gagal mencegah serangan milisi Hamas pada 7 Oktober 2023 yang memicu agresi brutal Israel ke Jalur Gaza Palestina.

    Tak hanya itu Netanyahu menuding Bar melakukan “pemerasan” dan “ancaman” terkait reformasi yang diusulkan.

    Tudingan ini keluar dari mulut Netanyahu setelah pada Kamis, pendahulu Bar, Nadav Argaman, memanas-manasi situasi dalam wawancara dengan Channel 12, stasiun televisi swasta Israel.

    “Saya menjaga kerahasiaan semua yang terjadi antara saya dan perdana menteri. Jelas saya memiliki banyak informasi yang bisa saya gunakan, tetapi saya tidak melakukannya,” kata Argaman dalam wawancara itu seperti dikutip AFP.

    “Namun, jika saya menyimpulkan bahwa perdana menteri bertindak bertentangan dengan hukum, saya tidak punya pilihan-saya akan mengungkap semua yang saya ketahui demi menjaga pentingnya hubungan antara kepala Shin Bet dan perdana menteri,” paparnya.

    Merespons pernyataan Argaman, Netanyahu pun mencuitkan pembelaan melalui platform media sosial X.

    Ia menuduh Argaman melakukan pemerasan langsung di siaran langsung terhadap seorang perdana menteri yang sedang menjabat. Adapun tudingan yang dimaksud adalah Direktur Shin Bet Ronen Bar.

    Serangkaian konflik ini yang mendorong Netanyahu untuk mengupayakan pemecatan Bar, dengan dalih masalah kepercayaan.

     

    (oln/rntv/*)

  • Abaikan Tawaran Putin, Ukraina Pilih Menata Ulang Pasukan dan Bertahan di Kursk – Halaman all

    Abaikan Tawaran Putin, Ukraina Pilih Menata Ulang Pasukan dan Bertahan di Kursk – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Menteri Pertahanan Ukraina, Rustem Umerov mengatakan Ukraina kembali mengerahkan pasukannya ke garis pertahanan yang lebih menguntungkan di wilayah Kursk di Rusia.

    Ia juga membantah laporan bahwa ribuan prajurit Ukraina terkepung di Kursk dan mengatakan informasi tersebut adalah salah.

    “Pasukan pertahanan kami terus melakukan tindakan defensif dan menjaga sejumlah kilometer wilayah musuh di bawah kendali,” kata Rustem Umerov, Minggu (16/3/2025).

    “Untuk menjaga tingkat kesiapan pasukan dan pasukan tertentu, kami melaksanakan pengerahan ulang yang direncanakan ke garis pertahanan yang lebih menguntungkan, tetapi pada tahap ini, tidak ada satu pun unit pasukan pertahanan yang dikepung dan pernyataan tentang ribuan prajurit Ukraina yang dikepung tidak benar,” lanjutnya.

    Menurutnya, pada musim gugur lalu, selama pertemuan puncak BRICS, tersebar informasi tentang dugaan pengepungan beberapa prajurit Ukraina di Kursk namun informasi tersebut tidak disertai bukti, seperti diberitakan Pravda.

    Ia menilai informasi baru-baru ini yang mengatakan pasukan Ukraina terkepung di Kursk adalah lanjutan dari propaganda Rusia.

    “Oleh karena itu, ini merupakan kelanjutan dari propaganda. Namun, kami akan melanjutkan operasi pertahanan aktif dengan tindakan ofensif di sisi-sisi kelompok operasional musuh untuk mencegah invasinya ke wilayah kami,” kata Rustem Umerov.

    Putin Minta Pasukan Ukraina di Kursk untuk Menyerah

    Pada pekan lalu, Presiden Rusia Vladimir Putin meminta pasukan Ukraina yang terkepung di Kursk untuk menyerahkan diri.

    “Jika mereka meletakkan senjata dan menyerah, pasukan Ukraina di wilayah Kursk akan dijamin kehidupan dan perlakuan yang layak sesuai dengan norma hukum internasional dan hukum Federasi Rusia,” kata Putin dalam pidato yang disiarkan televisi, Jumat (14/3/2025).

    Putin mengatakan tentara Ukraina melakukan banyak kejahatan terhadap warga sipil di wilayah Kursk.

    Namun, ia menekankan Rusia menanggapi permintaan Donald Trump untuk melindungi pasukan Ukraina yang terkepung di Kursk.

    “Pada saat yang sama, kami menanggapi seruan Presiden Trump mengenai tentara-tentara ini karena alasan kemanusiaan,” katanya, seperti diberitakan The Moscow Times.

    Sebelumnya, Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina membantah klaim tentang pengepungan unit Ukraina di wilayah Kursk.

    Klaim tersebut sebelumnya disampaikan oleh Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

    Sebelumnya, Panglima Angkatan Bersenjata Ukraina, Oleksandr Syrski, mengisyaratkan pasukannya ditarik mundur dari Kursk untuk meminimalkan kerugian.

    “Dalam situasi yang paling sulit, prioritas saya adalah menyelamatkan nyawa tentara Ukraina. Untuk tujuan ini, unit-unit pasukan pertahanan, jika perlu, akan bermanuver ke posisi yang lebih menguntungkan,” kata Oleksandr Syrski, Rabu (12/3/2025), dikutip dari The Guardian.

    Penarikan tersebut terjadi setelah Rusia meluncurkan serangan balasan terhadap pasukan Ukraina yang menduduki sebagian wilayah Kursk.

    (Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

    Berita lain terkait Konflik Rusia VS Ukraina

  • Anggota DPR Israel: Hamas & Jihad Islam Pulihkan Militernya, Kini Punya Lebih dari 30 Ribu Pejuang – Halaman all

    Anggota DPR Israel: Hamas & Jihad Islam Pulihkan Militernya, Kini Punya Lebih dari 30 Ribu Pejuang – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Sejumlah anggota Knesset (DPR Israel) mengklaim Hamas telah berhasil memulihkan kekuatan militernya di Jalur Gaza.

    Mereka meminta digelarnya rapat darurat guna membahas kegagalan Israel mencapai tujuan perang di Gaza dan bahaya yang mengancam keamanan dan kepentingan negara itu.

    Gadi Eisenkot, salah satu anggota Knesset, bersama dengan anggota dewan dari kubu oposisi telah mengajukan petisi mengenai rapat itu. Petisi itu ditandatangani oleh Gadi Eisenkot, Ram Ben Barak, Meir Cohen, Elazar Stern, Moshe Tor Paz, Sharon Nir, dan Merv Michaeli.

    “Dalam beberapa hari terakhir, kita sudah diberi tahu bahwa kekuatan militer Hamas dan Jihad Islam sudah pulih, misalnya Hamas memiliki lebih dari 25.000 pejuang bersenjata dan Jihad Islam lebih dari 5.000,” kata mereka dikuti dari laporan media Israel Walla hari Minggu, (16/3/2025).

    Mereka mengklaim dalam beberapa bulan terakhir pemerintah Israel tidak memenuhi kewajibannya.

    “Karena panglima tertinggi IDF (Pasukan Pertahanan Israel) tidak mempercepat dicapainya perang tujuan perang, yakni mengembalikan sanera dan menghancurkan kekuatan militer dan pemerintahan Hamas.”

    Di samping itu, para anggota Knesset mengklaim Netanyahu dan menteri-menterinya melakukan tindakan yang melanggar keputusan kabinet perang guna “mencapai tujuan pengembalian sandera” dan memberlakukan wajib militer untuk para Yahudi ultra-Ortodoks.

    Dalam beberapa minggu belakang, upaya Israel untuk membebaskan sandera di Gaza memang mandek.

    Israel menolak mengadakan pembicaraan mengenai gencatan tahap kedua dengan Hamas. Padahal, jika tahap kedua terwujud, semua sandera akan dikembalikan dan sebagai gantinya, Israel harus menarik pasukan dari Gaza.

    BRIGADE HAMAS – Para petempur gerakan Hamas yang tergabung dalam Brigade Al Qassam saat parade bersenjata di Gaza beberapa waktu lalu. Hamas menyatakan akan menyerahkan 4 jenazah sandera Israel pada Kamis (20/2/2025) dan membebaskan 6 sandera hidup Israel pada Sabtu (22/2/2025) dalam fase pertama kesepakatan pertukaran sandera dan tahanan dengan Israel. (RNTV)

    Dikutip dari The Cradle, Sabtu kemarin Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sudah memerintahkan juru rundingnya agar meneruskan negosiasi sesuai dengan usul dari utusan Amerika Serikat (AS) untuk Timur Tengah, Steve Witkoff.

    Witkoff mengusulkan agar sebelas sandera yang masih di Gaza segera dipulangkan, lalu setengah dari jasad para sandera yang meninggal juga dikembalikan.

    Adapun beberapa waktu lalu Hamas mengaku siap menerima usul dari utusan AS, Adam Boehler, yang meminta dikembalikannya sandera berkewarganegaraan Israel-AS. Para sandera akan ditukar dengan warga Palestina yang kini ditahan Israel.

    Namun, sesudah Boehler menggelar pembicaraan langsung dengan pejabat Hamas, Israel marah-marah. Tak hanya itu, Presiden AS Donald Trump mencopot Boehler dari jabatannya.

    Hamas menginginkan perang diakhiri secara permanen, penarikan mundur pasukan Israel dari Gaza, pembukaan perlintasan demi penyaluran bantuan, dan pembebasan warga Palestina yang ditahan.

    Di sisi lain, Israel memilih untuk memperpanjang gencatan tahap pertama hingga pertengahan April mendatang. Israel juga meminta transisi apa pun ke tahap dua harus menyertakan “demiliterisasi total” di Gaza.

    Intelijen berkata serupa

    Awal bulan ini media Israel juga mulai mengabarkan bahwa Hamas bersiap melanjutkan pertempuran melawan Israel di Jalur Gaza.

    Berdasarkan pernyataan seorang perwira intelijen, Channel 13 mengatakan Hamas sukses merekrut ribuan pejuang baru.

    “Diperkirakan Hamas memiliki sekitar 30.000 pejuang sebelum perang, dan situasi kini menjadi mirip [dengan sebelumnya],” kata Channel 13 dikutip dari Sky News Arabia.

    Laporan menunjukkan Hamas kini memanfaatkan masa gencatan senjata untuk menanam bom di berbagai area di Gaza. IDF disebut mampu memantau hal itu lewat operasi intelijen.

    Netanyahu sudah mengancam akan melanjutkan perang di Gaza jika Hamas tidak membebaskan sandera Israel lainnya. Menurut Netanyahu, Hamas akan membayar “harga yang tak terbayangkan”.

    Israel saat ini sudah menghentikan aliran bantuan ke Gaza. Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich mengatakan penghentian itu hanyalah tahap pertama.

    Tahap selanjutnya adalah menghentikan aliran listrik dan air. Lalu, Israel akan melancarkan serangan besar untuk menduduki Gaza.

    (*)