Category: Tribunnews.com

  • Kreasi Peternak di Banjarnegara Cipta Mesin Pencacah dan Penetas Telur, Pelanggan Sampai Luar Jawa

    Kreasi Peternak di Banjarnegara Cipta Mesin Pencacah dan Penetas Telur, Pelanggan Sampai Luar Jawa

    TRIBUNJATENG.COM, BANJARNEGARA – Ternak berperan vital dalam ketahanan pangan sebagai sumber protein hewani. 

    Ternak juga penting untuk ketersediaan pangan dan gizi keluarga. 

    Kesadaran ini pula yang dirasakan Khoiru Ramadan, warga Desa Rakit Kecamatan Rakit, Banjarnegara.

    Pemuda itu bukan hanya bisa mencukupi gizi keluarga. Lebih dari itu, ternak unggas yang ia kembangkan bahkan bisa menghasilan banyak cuan. 

    Tak cukup di situ, pemuda itu mampu menciptakan teknologi tepat guna berupa mesin pencacah yang berhasil dikomersilkan. 

    Tanah kosong di belakang rumahnya yang tak seberapa luasnya, ia sulap menjadi kandang itik atau entok. 

    Suara soang saling bersahutan seperti sinyal hewan peliharaan itu sedang lapar. 

    Entok-entok itu bak pasukan yang berlari rapi ke arahnya saat dipancing makanan. 

    Ramadan tak segan bergulat dengan tanah becek penuh kotoran.  Karena dari situ, ia berpenghasilan. 

    “Ini jenis entok jumbo, rambon, ” katanya, Sabtu (29/3/2025). 

    Di sebelah kandang entok, ada kandang bambu berisikan ayam kampung yang tertutup rapat. 

    Sebuah mesin penetas berkapasitas ratusan telur sedang bekerja di dalam kandang. 

    Seperti umumnya peternak, Ramadan pun berharap peternakannya menghasilkan cuan. 

    Karenanya ia memelihara cukup banyak indukan. 

    Dari indukan banyak dengan beberapa pejantan, diharapkan bisnis pembiakan (breeding) nya cepat berkembang. 

    Hanya usaha itu yang memungkinkan dilakukannya di desa, di luar usaha pertanian. 

    “Kalau untuk penghasilan meliharanya harus yang banyak,” katanya.

    Tapi Ramadan sempat menghadapi hambatan. Kendala usaha peternakan ada di pakan. 

    Jika semua pakan atau konsentrat dibeli dari pabrikan, hasilnya tak bisa menutup modal. 

    Karena itu Ramadan memutuskan membuat sendiri pakan bermodal bekatul dan dedaunan. 

    Masalahnya, pekerjaan itu merepotkan jika dilakukan dengan cara manual. Butuh alat pencacah untuk melembutkan bahan-bahan. 

    Sayang harga mesin itu di pasaran tidak terjangkau olehnya. 

    BERI MAKAN ENTOK: Khoiru Ramadan sedang memberi makan entok di kandang belakang rumahnya Desa Rakit, Kecamatan Rakit Banjarnegara, Sabtu (29/3/2025). (TRIBUN JATENG/KHOIRUL MUZAKI)

    Ciptakan Mesin Pencacah

    Beruntung, Ramadan punya latar belakang sebagai teknisi las. Dengan keterampilannya, ia mencoba berkreasi untuk menciptakan mesin pencacah sendiri. 

    Kebetulan, ada tetangganya yang meminta tolong kepadanya agar dibuatkan alat pencacah. 

    Ramadan mulai berburu mesin pompa bekas. Ia juga mencoba membuat pisau pencacah dari bahan baja.

    Ember cat ukuran 20 kilogram dijadikan bak penampung bahan. 

    “Tadinya ada yang minta dibuatkan, karena saya tukang las dianggap bisa, ” katanya

    Setelah berkali-kali melakukan ujicoba (trial and error), Ramadan berhasil menciptakan teknologi tepat guna. 

    Ia berhasil memodifikasi mesin pompa dan elemen lainnya menjadi alat pencacah yang handal. 

    Batang dan dedaunan yang ia masukkan ke mesin itu langsung digilas hingga remuk menjadi ukuran kecil. Sehingga mudah dicerna ternak. 

    Mulanya ia hanya memakainya untuk keperluan pribadi. Ia sendiri butuh alat itu untuk membuat pakan unggasnya. 

    Ramadan sempat iseng mengunggah karyanya ke media sosial Tiktok. 

    Siapa sangka, kontennya yang memperkenalkan alat pencacah ciptaannya viral.

    Karyanya menuai pujian dari banyak orang. Bukan hanya mengapresiasi,  sebagian dari mereka bahkan langsung memesan produknya. 

    Tak ingin menyiakan kesempatan, Ramadan terus menyempurnakan produknya agar layak dijual. 

    Ia akhirnya berani menerima pesanan dari pelanggan dengan harga wajar. 

    “Saya gak sengaja hanya iseng posting di Tiktok, tak tahunya FYP, ” katanya.

    BERI MAKAN AYAM: Khoiru Ramadan memberi makan ayam dan memeriksa mesin penetas telur di belakang rumahnya di Desa Rakit Kecamatan Rakit, Banjarnegara, Sabtu (29/3/2025). (TRIBUN JATENG/KHOIRUL MUZAKI)

    Manfaatkan BRImo 

    Usai kontennya viral, Ramadan kebanjiran pesanan. Tidak tanggung-tanggung, pelanggannya banyak datang dari luar Jawa di antaranya Kalimantan. 

    Media sosial menjadi penghubung dia dengan para pelanggan dari berbagai daerah di Indonesia. 

    Lewat konten yang dia unggah di akun medsos, mereka percaya produknya teruji hingga mantab untuk memesan. 

    Ramadan sendiri mengklaim keunggulan produknya yang dibuat dari bahan pilihan. 

    Baik dari sisi kualitas maupun harga yang kompetitif. 

    Mesin pencacah karyanya ia jual dengan harga bervariasi, tergantung spesifikasi bahan dan kapasitas mesin. 

    Ia membanderolnya dengan harga mulai Rp 770 ribu hingga Rp 1,1 juta. 

    “Kalau mau beli disesuaikan kebutuhan, semakin bagus mesinnya semakin mahal. Tergantung permintaan juga, ” katanya

    Bukan hanya dalam hal pemasaran yang menggunakan teknologi komunikasi digital. Untuk bertransaksi dengan pelanggan, ia juga biasa memanfaatkan layanan transaksi digital. 

    Transaksi digital bagi pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) sepertinya adalah suatu keniscayaan. 

    Apalagi pelanggannya berasal dari berbagai daerah di seluruh Indonesia. Tidak mungkin transaksi dilakukan secara tunai karena tidak saling bertatap. 

    Rata-rata pelanggannya mentransfer uang ke rekeningnya untuk pembayaran. Ramadan selalu mengaktifkan aplikasi perbankan digital milik Bank Rakyat Indonesia, yakni BRImo. 

    Setiap pembayaran dari pelanggan langsung masuk ke rekening BRI nya. Bagi dia, transaksi digital memudahkan dan tidak merepotkan. 

    “Pelanggan saya jauh-jauh, jadi rata-rata transfer saat mau bayar, ” katanya

    Meski baru seumur jagung, usaha Ramadan cepat berkembang. Ia bahkan tak bisa mengerjakan sendiri untuk melayani pelanggan. 

    Ia harus dibantu dua karyawan yang masih ada ikatan keluarga dengannya. 

    Nanang Wiyoso, salah satu karyawan, mengaku menikmati pekerjaannya. Ia mulai bekerja saat Ramadan mendapat pesanan pertama kalinya, beberapa bulan lalu. 

    Ia sendiri bertugas membuat pisau pencacah yang nantinya dimodifikasi dengan komponen lainnya. 

    “Yang paling susah menurut saya bikin pisaunya, agak lama, ” katanya

     

    Nanang sebelumnya berprofesi sebagai pekerja bangunan. Ia biasa merantau ke luar Jawa untuk menafkahi keluarga.

    Karenanya, ia antusias ketika mendapatkan tawaran kerja di tempat Ramadan. Apalagi tempatnya kerja saat ini tidak jauh dari rumahnya di Desa Purwonegoro Kecamatan Purwanegara. 

    Ia tak harus merantau lagi ke luar kota untuk bekerja. 

    Karena itu, ia berharap usaha Ramadan terus eksis, bahkan semakin maju ke depannya. Sebab keberlangsungan usaha itu ikut memengaruhi nasibnya. 

    “Harapannya usahanya bisa maju jadi saya bisa bekerja di rumah, gak merantau lagi, “katanya

    Ia mengaku salut dengan kreativitas Ramadan. Terlebih kreativitas itu bisa menghasilkan cuan dan mampu memberdayakan warga sekitar. Termasuk dirinya. 

    Bahkan, di luar mesin pencacah, Ramadan kini kembali berkreasi membuat mesin penetas telur.

    Mesin penetas berkapasitas 100 telur sudah berhasil dibuat dan telah melalui serangkaian ujicoba. 

    Kini pemuda itu sedang mengembangkan mesin penetas dengan kapasitas lebih besar yang mampu mengeram 500 telur.

    Ramadan sudah mengaplikasikan mesin itu di kandangnya. 

    Inovasi ini juga berasal dari kegelisahan Ramadan yang ingin bisnis breeding-nya cepat berkembang. 

    Jika mengandalkan proses natural, telur dierami indukan, pembiakan akan lamban. Karena itu, proses pengeraman perlu dibantu teknologi. 

    Dengan begitu, setelah bertelur, induk unggas bisa cepat kembali kawin dan bertelur lagi. 

    “Kalau pakai mesin penetas, siklus bertelurnya bisa lebih cepat. Karena indukan gak harus mengerami telurnya, bisa cepat bertelur lagi, ” katanya. (aqy)

  • Pengalaman Pertama Salat Id di Tegal, Wawali Iin Terkesan Hangatnya Sambutan Warga

    Pengalaman Pertama Salat Id di Tegal, Wawali Iin Terkesan Hangatnya Sambutan Warga

    TRIBUNJATENG.COM,TEGAL – Wakil Wali Kota Tegal, Tazkiyyatul Muthmainnah yang akrab disapa Mba Iin, melaksanakan salat Idulfitri yang pertama kali di Masjid Agung Kota Tegal, Senin (31/3/2025).

    Di periode pertamanya menjabat, Iin melaksanakan salat id bersama jamaah perempuan lainnya di Alun-alun. 

    Warga antusias bertemu dan menyapa Iin, bahkan mengajak berfoto.

    “Kesannya luar biasa, tentu sangat membahagiakan buat saya,” kata Iin seusai salat id.

    Iin mengatakan, pelaksanaan salat id pertamanya di Kota Tegal menjadi hal yang berkesan.

    Menurutnya, sambutan warga Kota Tegal sangat hangat.

    “Selamat Idulfitri 1446 Hijriah, mohon maaf lahir batin masyarakat Kota Tegal,” ungkapnya. (fba)

  • Prajurit AL ke Myanmar untuk Misi Kemanusiaan, Asops KSAL: Negara Memanggil, Kita Berangkat – Halaman all

    Prajurit AL ke Myanmar untuk Misi Kemanusiaan, Asops KSAL: Negara Memanggil, Kita Berangkat – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Di tengah Hari Raya Idulfitri 1446 Hijriah, Asisten Operasi Kepala Staf Angkatan Laut (Asops KSAL) Laksamana Muda TNI Yayan Sofiyan memimpin Apel Gelar Pasukan Dalam Rangka Pengiriman Bantuan Kemanusiaan ke Myanmar dan Thailand, Senin (31/3/2025).

    Saat memeriksa pasukan di Dermaga Kolinlamil Jakarta Utara, Yayan sempat menanyai beberapa prajurit TNI dari tiga matra yang sudah memanggul ransel, helm, dan senjatanya.

    Sambil menepuk pundak prajurit, Yayan bertanya asal mereka dan bertanya kesiapan mereka.

    Para prajurit TNI tersebut pun menyatakan siap dengan lantang.

    Yayan juga sempat bertanya kepada salah satu prajurit yang baru pertama kali mendapatkan tugas bantuan kemanusiaan terkait perasaan mereka terhadap tugas tersebut.

    “Bangga kau?” tanya Yayan seraya menepuk bahu prajurit tersebut.

    “Siap! Bangga!” jawab prajurit tersebut dengan lantang dan tegas.

    Dalam pidatonya, Yayan membakar semangat prajurit dengan lantang.

    Awalnya, Yayan menjelaskan bahwa dirinya mengikuti rapat dengan Panglima TNI maupun kementerian dan lembaga pada Minggu (30/3/2025) kemarin.

    Selain itu, sebelum saya datang ke sini, ia telah menghadap Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Muhammad Ali.

    Ia mengatakan Panglima TNI dan KSAL menitipkan beberapa pesan kepada mereka mengingat baru saja mereka menyelesaikan ibadah puasa di Bulan Suci Ramadan.

    “Tadi pagi kita sudah melaksanakan perayaan, bermaaf-maafan, berkumpul dengan keluarga kita masing-masing dan manakala tugas memanggil, negara memanggil, kita berangkat, itulah jadi diri kita prajurit TNI!” tegas Yayan.

    Ia pun meminta mereka melaksanakan setiap tugas dengan penuh rasa tanggung jawab.

    Mereka, kata dia, adalah patriot-patriot yang harus ikhlas berangkat ke medan tugas setiap saat negara memanggil dalam situasi apapun.

    “Dan saat ini Bapak Presiden Republik Indonesia telah memerintahkan kepada jajarannya untuk segera memberangkatkan satgas. Inilah langkah konkret kita untuk implementasi perintah tersebut kita laksanakan, dengan segala keikhlasan jiwa dan raga kita,” tegasnya.

    Ia juga mengingatkan agar mereka menjaga kesehatan dan keselamatan dalam pelaksanaan tugas.

    Hal tersebut, ungkap dia, karena tidak di antara mereka yang tahu bagaimana kondisi di sana.

    “Kemungkinan di dalam reruntuhan-reruntuhan itu ada korban manusia yang perlu diselamatkan oleh kalian. Jaga keamanan kalian, karena kita tidak tahu bangunan-bangunan reruntuhan-reruntuhan itu jangan sampai berdampak terhadap keselamatan kalian,” ungkap dia.

    “Anak dan istri kalian pasti menunggu di rumah, menunggu kalian selamat, menunggu dengan utuh kalian kembali di tengah-tengah keluarga kalian. Kita tidak tahu situasi dan sanitasi yang ada di sana. Jaga kesehatan kalian, jangan sampai justru, kalian sudah letih bekerja namun mengabaikan aspek kesehatan kalian,” kata Yayan lantang.

    Yayan juga mengungkapkan mereka tidak tahu berapa lama mereka dalam penugasan tersebut. 

    Ia mengingatkan mereka tidak tertutup kemungkinan sanitasi atau kesehatan lingkungan tidak baik untuk kesehatan mereka.

    “Sehingga kondisi kesehatan kalian juga harus prima karena energi kalian di sana akan dipakai untuk membantu para korban mengevakuasi,” ungkap dia.

    “Kita memberangkatkan tenaga kesehatan gabungan baik dari Angkatan Darat, Angkatan Laut, maupun Angkatan Udara dan kapal perang yang kita banggakan dengan berbagai aset yang ada di dalamnya. Layani mereka dengan segala keikhlasan, dengan segala ketulusan,” pesan Yayan.

    Dia akhir amanatnya, ia mengajak prajurit yakin Tuhan akan memberikan keadilan bagi semua yang ikhlas dalam melaksanakan tugas.

    Yayan pun berharap mereka dapat kembali dengan selamat dan sehat.

    “Saata kalian kembali, kembalilah dengan selamat, kembalilah dengan utuh, kembalilah dengan sehat. Ada orang-orang tercinta yang menunggu di rumah masing-masing,” pungkas Yayan.

    Para prajurit yang terdiri dari Tim SAR dan tim medis tersebut nantinya akan diberangkatkan ke Myanmar menggunakan kapal bantu rumah sakit KRI dr Radjiman Wedyodiningrat-992. 

    Pada saat yang sama, Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pertahanan (Kemenhan) memberangkatkan tim kemanusiaan hingga logistik untuk membantu korban gempa di Myanmar di Base Ops Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur pada Senin (31/3/2025).

    Diberitakan sebelumnya Myanmar dilanda gempa dengan magnitudo 7,7.

    Jumlah korban tewas akibat gempa seperti dilaporkan Junta Militer, mencapai 2.056 orang. Sementara korban luka 3.900 orang.

    Sedangkan orang yang masih dinyatakan hilang mencapai 300 orang.

  • Rekam Jejak Sandi Butar Butar, Petugas Damkar Depok yang Dipecat, Pernah Lapor Kasus Dugaan Korupsi – Halaman all

    Rekam Jejak Sandi Butar Butar, Petugas Damkar Depok yang Dipecat, Pernah Lapor Kasus Dugaan Korupsi – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Sandi Butar Butar, petugas pemadam kebaran (Damkar) Kota Depok dipecat setelah mendapat 4 kali surat peringatan (SP) setelah kembali bekerja di instansi tersebut dengan status sebagai PPPK.

    Pemecatan Sandi Butar Butar sebagai petugas Damkar Depok tertuang dalam surat yang diterbitkan pada Kamis (27/3/2025) dengan nomor 800/201-PO.Damkar terkait dengan pemutusan perjanjian kerja.

    Surat pemutusan kontrak tersebut ditandatangani oleh Plt Kepala Bidang Pengendalian Operasional Kebakaran dan Penyelamatan, Tessy Haryanti.

    Isi dari surat tersebut yakni kajian berita acara pemeriksaan perihal sejumlah pelanggaran yang dilakukan oleh Sandi Butar Butar selama bertugas sebagai anggota Damkar Depok.

    “Bahwa berdasarkan hal tersebut di atas, maka dengan ini disampaikan kepada nama Sandi Butar Butar, dilakukan Pemutusan Perjanjian atau Hubungan Kerja sebagaimana dituangkan dalam Surat Perjanjian Kerja 800/184/PO tentang Kontrak Kerja Pelaksana Kegiatan Tidak Tetap Tahun Anggaran 2025 per tanggal surat ini dikeluarkan,” demikian bunyi isi surat tersebut, seperti dikutip dari Kompas.com.

    Pada surat itu disebutkan bahwa pihak kesatu, yaitu Dinas Damkar Kota Depok, berhak memutus perjanjian secara sepihak berdasarkan ketentuan yang tercantum dalam Pasal 7 ayat (1) huruf f Perjanjian Kerja Nomor 800/184/PO tentang Kontrak Kerja Pelaksana Kegiatan Tidak Tetap Tahun Anggaran 2025.

    “Pihak Kesatu berhak: Memutus perjanjian sepihak, apabila Pihak Kedua tidak dapat menjalankan tugas dan kewajibannya dan/atau terbukti melanggar ketentuan yang ditetapkan Pihak Kesatu dan/atau peraturan perundang-undangan yang berlaku,” demikian isi surat tersebut.

    Lantas, seperti apakah rekam jejak Sandi Butar Butar saat bertugas sebagai petugas Damkar Depok?

    Petugas Damkar Sandi Butar Butar pernah melaporkan dugaan korupsi Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Kota Depok ke Kejaksaan Negeri (Kejari) Kota Depok pada Senin (9/9/2024).

    Didampingi kuasa hukumnya Deolipa Yumara, Sandi mendatangi Kantor Kejari Depok dengan membawa bukti-bukti dugaan korupsi baik berupa dokumen, foto, hingga video.

    Sandi menjelaskan, pelaporan dugaan korupsi Dinas Damkar Depok kaitannya dengan pengadaan sarana-prasarana (sarpras).

    Pasalnya, Pemerintah Kota (Pemkot) Depok sudah menganggarkan biaya untuk sarpras, namun fakta di lapangan tidak sesuai.

    “Kayak misalnya, contohnya kayak perawatan-perawatan terus kalau misalnya alat-alat gitu kan udah tertera di pembagiannya itu berapa (duitnya), tapi fakta lapangan yang ada di kota Depok, yang dibagiin itu tidak sesuai,” kata Sandi di lokasi, dikutip dari Tribun Jakarta.

    “Kami siap semua jadi saksi anggota,” sambungnya.

    Sandi mengaku tidak mengetahui pasti kapan korupsi di lingkungan Damkar Depok terjadi.

    Meski demikian, anggota Damkar Depok sudah lama merasakan kejanggalan dugaan korupsi tersebut.

    “Kalau untuk alat rusak bukan temuan lagi, tapi fakta lapangan hanya di Cimanggis saja yang dibenerin tapi di UPT-UPT lain belum menyeluruh,” ujarnya.

    Deolipa Yumara menjelaskan pihaknya sudah mengantongi bukti-bukti dugaan korupsi Dinas Damkar Depok.

    “Jadi beliau (Sandi) sudah bawa dokumen dan bukti-bukti, ya termasuk foto-foto segala macam dan ini orangnya langsung ada Sandi Butar Butar dan teman-temannya nih,” kata Deolipa.

    “Karena ini kan banyak dari pengaduan sandi kan banyak peralatan-peralatan sudah rusak, sudah lama rusak dan memang enggak pernah dibenahi, enggak pernah diperbaiki dan perawatannya juga kurang,” sambungnya.

    Dibantu Dedi Mulyadi

    Deolipa Yumara menyebut Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi turut berperan atas dipekerjakannya kembali Sandi sebagai petugas Damkar.

    Mewakili Sandi, Deolipa menyampaikan ucapan terima kasih untuk Dedi Mulyadi dan Supian Suri. 

    “Di atasnya Pak Supian sebenarnya ada yang disampaikan oleh Pak Gubernur, Kang Dedi Mulyadi,” kata Deolipa kepada wartawan, Jumat (14/3/2025) .

    “Yang memang menyatakan bahwasanya setelah Wali Kota Depok terpilih, Sandi akan diterima bekerja kembali,” tambahnya.

    “Dan kemudian ini sudah ditepati oleh Wali Kota Depok dan oleh Gubernur Jawa Barat,” lanjut Deolipa.

    Deolipa Yumara bersama Sandi sempat bertemu Dedi di kediamannya, Lembur Pakuan, Subang, Jawa Barat.

    Dalam pertemuan tersebut, Sandi bercerita panjang lebar mengenai perjalanan kariernya sebagai anggota Damkar Depok, termasuk pengalaman menjadi korban perundungan, gaji yang dipotong, hingga kondisi alat pemadam kebakaran yang memprihatinkan.

    Dalam kesempatan tersebut, Dedi Mulyadi selaku Gubernur terpilih memberi pesan kepada Sandi Butarbutar apabila kembali bekerja sebagai pemadam kebakaran (Damkar).

    Dedi Mulyadi lalu menyampaikan bahwa telah meminta Wali Kota Depok terpilih, Supian Suri, untuk memperkerjakan kembali Sandi Butar Butar.

    “Nanti karakternya ubah ya, jadi kalau pimpinannya sudah baik, kelengkapan damkarnya sudah benar, hak-hak kamu diberikan, jangan banyak ngoceh keluar, karena pimpinan pasti pusing itu,” kata Dedi Mulyadi.

    Sandi mengaku, dirinya tidak akan aktif bersuara bila fasilitas yang didapat anggota Damkar sudah nyaman.

    Dedi Mulyadi menuturkan, dirinya akan meminta untuk segera memperbaiki manajerial pengelolaan pemadam kebakaran Kota Depok.

    “Karena ke depan, Depok itu kelengkapannya harus setara dengan DKI Jakarta, karena itu gerbangnya Jawa Barat, jangan bikin malu,” kata dia.

    “Oke, kamu kerja juga yang bagus, nanti pasti yang kerjanya tangan bukan mulut ya,” ujar Dedi Mulyadi.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul TERBONGKAR Surat Pemecatan Sandi Butar Butar dari Damkar Depok, 3 Hal Ini Disorot, Singgung Korupsi dan  di TribunJatim.com dengan judul Masih Ingat Sandi Butar Butar? Baru Jadi Damkar sudah Terima 4 SP, Gaji Lebih Kecil: Tak Dapat THR

    (Tribunnews.com/Rakli) (Kompas.com/Dinda Aulia Ramadhanty)

  • Idul Fitri di Gaza: Kesedihan dan Stok Makanan Menipis – Halaman all

    Idul Fitri di Gaza: Kesedihan dan Stok Makanan Menipis – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Warga Palestina di Gaza merayakan Idul Fitri dengan suasana duka dan persediaan makanan yang semakin menipis.

    Momen yang seharusnya menjadi perayaan meriah ini, justru diliputi kesedihan akibat serangan udara terbaru Israel yang mengakibatkan banyak korban, termasuk anak-anak.

    Suasana Duka di Hari Raya

    Pada hari raya ini, banyak warga Gaza yang berdoa di luar masjid untuk menandai berakhirnya bulan puasa Ramadhan.

    “Ini adalah hari raya kesedihan,” ungkap Adel al-Shaer, seorang warga yang menghadiri shalat di tengah reruntuhan bangunan di Deir al-Balah.

    Ia kehilangan 20 anggota keluarganya, termasuk empat keponakan yang tewas dalam serangan Israel.

    Israel mengakhiri gencatan senjata dengan Hamas awal bulan ini, melanjutkan serangan yang telah berlangsung selama 17 bulan.

    “Kami kehilangan orang-orang yang kami cintai, anak-anak kami, nyawa kami, dan masa depan kami,” tambah al-Shaer dengan suara penuh tangis.

    Krisis Kemanusiaan

    Akibat konflik yang berkepanjangan, Israel tidak mengizinkan makanan, bahan bakar, atau bantuan kemanusiaan masuk ke Gaza selama sebulan.

    “Terjadi pembunuhan, pengungsian, kelaparan, dan pengepungan,” ujar Saed al-Kourd, seorang jemaah yang merasakan dampak langsung dari situasi ini.

    Saat ini, para mediator Arab sedang berupaya mengembalikan gencatan senjata.

    Hamas mengonfirmasi bahwa mereka telah menerima usulan baru dari Mesir dan Qatar, sementara Israel mengajukan usulan balasan yang dikoordinasikan dengan Amerika Serikat.

    Serangan Berlanjut

    Serangan militer Israel di Jalur Gaza masih berlangsung, terutama di Khan Younis.

    Dalam serangan 24 jam terakhir, tujuh rumah dihancurkan, mengakibatkan banyak korban. “Serangan ini terjadi saat warga Palestina saling mengunjungi untuk merayakan Idul Fitri,” jelas laporan dari Al Jazeera.

    Tim Pertahanan Sipil melaporkan bahwa sangat berbahaya untuk mengambil jenazah korban di tengah serangan yang terus berlanjut. “Jenazah warga Palestina yang terbunuh di kamp pengungsi Maghazi dipindahkan ke Rumah Sakit Syuhada Al-Aqsa di Deir el-Balah,” tambah mereka.

    Syarat Perdamaian dari Netanyahu

    Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyatakan bahwa operasi militer akan terus berlanjut sambil berunding.

    Ia menolak klaim bahwa Israel tidak ingin mengakhiri perang, namun mengajukan syarat yang jauh melampaui perjanjian gencatan senjata. “Hamas harus melucuti senjatanya, dan pemimpin mereka harus diizinkan keluar,” tegas Netanyahu dalam rapat Kabinet.

    Sementara itu, Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengusulkan rencana pemukiman kembali bagi penduduk Gaza di negara lain.

    Namun, warga Palestina menolak meninggalkan tanah air mereka, dan para pakar hak asasi manusia memperingatkan bahwa rencana tersebut mungkin melanggar hukum internasional.

    Dengan situasi yang semakin memburuk, harapan untuk perdamaian di Gaza tampak semakin jauh.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Salat Idulfitri Berkesan di Masjid Agung Jawa Tengah, Replika Payung Masjidil Haram Jadi Daya Tarik

    Salat Idulfitri Berkesan di Masjid Agung Jawa Tengah, Replika Payung Masjidil Haram Jadi Daya Tarik

    TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG – Gema takbir di kawasan Masjid Agung Jawa Tengah Semarang, memanggil para umat muslim untuk melakukan ibadah terakhir pada rangkaian bulan ramadan 1446 Hijriah sebagai bentuk kemenangan, usai berpuasa dan menahan diri selama satu bulan lamanya.

    Satu persatu dari mereka memasuki kawasan Masjid Agung Jawa Tengah Semarang, dengan menggunakan pakaian terbaik ya.

    Tak sedikit pula para anak muda mengenakan gamis selayaknya Syeikh dari timur tengah, untuk melaksanakan salat Idul Fitri.

    Dari cara berpakaian mereka menandakan semangat masyarakat untuk beribadah salat Ied. Salat Ied dimulai pada pukul 07.00 WIB, terlihat penuh di ruang salat dan serambi masjid agung. 

    Bahkan payung replika dari Masjidil Haram ikut dibuka untuk melindungi para jemaah.

    Momen seperti ini membawa kerinduan bagi masyarakat, Seperti Ali Hadi pemudik asal Bandung ini mengaku rindu tiap tahunnya untuk beribadah di Masjid Agung Jawa Tengah Semarang.

    “Harus semangat, saya juga merasa rindu untuk salat Ied di Masjid Agung Jawa Tengah Semarang. Dulu sebelum menikah, sama bapak dan ibu salat Ied ke sini,” jelasnya, Senin (31/3/2025).

    Meski dia kini mulai merantau ke Bandung dan mempersunting gadis di tempat merantaunya dan diberkahi satu anak balita, Ali menginginkan untuk istri dan anaknya beribadah di Masjid Agung Jawa Tengah Semarang saat salat Ied.

    “Setelah nikah saya juga pingin ngajak mereka ke sini. Untuk melihat dan merasakan suasana kampung halaman saya, kehangatan saat melakukan ibadah Ied,” jelasnya.

    Selain Ali, Faizar Rahman mengatakan beribadah di Masjid Agung Jawa Tengah Semarang menjadi momen tahunan yang harus di ulang, apalagi arsitektur masjid yang menjadikan hari raya lebih berkesan.

    “Waktu salat Ied di sini itu suasana berbeda dengan masjid lainnya, ini masjid arsitektur bagus dan indah. Terus sekalian berfoto keluarga di sini,” tuturnya. (Rad)

  • 3 Polisi di Muna Dikeroyok Gegara Tegur Pemotor yang Pakai Knalpot Brong – Halaman all

    3 Polisi di Muna Dikeroyok Gegara Tegur Pemotor yang Pakai Knalpot Brong – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Tiga anggota Kepolisian dari Polsek Tiworo Tengah menjadi korban pengeroyokan oleh sekelompok warga, Minggu (30/3/2025).

    Insiden ini terjadi saat petugas melakukan pengamanan malam takbiran menjelang Lebaran Idulfitri 1446 Hijriah.

    Penganiayaan berlangsung di depan Kantor Polsek Tiworo Tengah, Desa Wapae, Kecamatan Tiworo Tengah, Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara

    Menurut keterangan Kasi Humas Polres Muna, Ipda Bahruddin, insiden ini bermula ketika petugas menegur seorang pemotor yang menggunakan knalpot brong dan menggeber-geber kendaraannya di depan Polsek.

    “Awalnya anggota menegur pemotor yang beberapa kali menggeber knalpot racingnya depan Polsek, hingga akhirnya ditegur oleh anggota,” kata Ipda Bahruddin, Senin.

    Setelah ditegur, pemotor tersebut tidak terima dan mengajak sekelompok warga untuk menyerang anggota kepolisian.

    Akibatnya, pengeroyokan pun tidak dapat dihindari.

    Dalam insiden ini, dua anggota kepolisian mengalami luka-luka dan harus mendapatkan perawatan medis.

    Satu di antaranya bahkan harus dilarikan ke RSUD Kabupaten Muna Barat untuk penanganan lebih lanjut.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Cerita Jemaah Salat Idulfitri di Lawang Sewu Semarang, Kesan Mistis Berubah Jadi Khidmat

    Cerita Jemaah Salat Idulfitri di Lawang Sewu Semarang, Kesan Mistis Berubah Jadi Khidmat

    TRIBUNJATENG.COM,SEMARANG – Ribuan umat muslim berbagai daerah  padati saf Salat Idulfitri yang digelar di tempat wisata Lawang Sewu Semarang, Senin (31/3/2025).

    Jemaah menikmati Salat Idulfitri di lapangan utama Lawang Sewu.

    Bahkan kesan mistis berubah ketika takbir berkumandang di area itu

    Manager Historical Building and Museum PT KAI Wisata, Otnial Eko Pamiars menuturkan adanya salat Idulfitri agat masyarakat Kota Semarang dapat merasa memiliki Lawang Sewu.

    Selain itu meningkatkan kunjungan wisata. 

    “Berdasar catatan yang ada, Lawang Sewu tertinggi kedua setelah Kota Lama,” tuturnya 

    Ia memprediksi jemaah yang hadir berjumlah 4.000 orang.

    Dia berharap jemaah yang dapat mengajak keluarganya dari luar kota menikmati lawang sewu.

    “Kami targetkan sekitar 5.000 pengunjung per hari di Lawang Sewu,” tandasnya.

    Sementara itu Dinda (42) jamaah dari Gresik antusias mengikuti salat Idulfitri di Lawang Sewu.

    Dirinya tertarik salat Id setelah membaca pengumuman di media sosial.

    “Saya tahunya ada Salat id di Instagram,” kata dia.

    Ia berkesan Salat id di Lawang Sewu.

    Sebab dirinya baru pertama kali salat Id di tempat wisata.

    “Pengalaman asyik ya, bisa sekaligus berwisata, selama ini saya salat id di dekat Jalan Pemuda,” ujarnya. 

    Begitu juga Putri pengunjung asal Jakarta yang antusias mengikuti salat Id di Lawang Sewu.

    Biasanya dia jika berkunjung di Kota Semarang selalu Salat Id di Balaikota. 

    “Saya dikabari saudara kalau ada salat id disini. Bisa sekalian tahu Lawang Sewu,” tuturnya.(rtp)

     

     

  • Di Balik Bunyi Gitar Ngrombo: Ekosistem Mikro yang Saling Bergantung – Halaman all

    Di Balik Bunyi Gitar Ngrombo: Ekosistem Mikro yang Saling Bergantung – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chrysnha Pradipha

    TRIBUNNEWS.COM, SUKOHARJO – Di Desa Ngrombo, Kecamatan Baki, Kabupaten Sukoharjo, dentingan gitar bukan sekadar melodi.

    Ia adalah suara kerja keras, ketekunan, dan tangan-tangan yang saling menggenggam dalam ekosistem sosial dan ekonomi yang berkelindan erat.

    Sebuah ekosistem mikro yang hidup dari satu kayu menjadi nada, dari satu mimpi menjadi warisan.

    Desa Ngrombo terletak di Kecamatan Baki, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah. Lokasinya tak jauh dari pusat Kota Solo, berjarak sekitar 10 kilometer dengan waktu tempuh kurang lebih 25 menit jika mengendarai sepeda motor.

    Meski kecil, desa ini memiliki identitas yang kuat sebagai sentra industri gitar yang telah bertahan selama lebih dari setengah abad.

    Tugu gitar yang berdiri kokoh di kompleks Kantor Desa Ngrombo bukan sekadar simbol, melainkan bukti sejarah panjang yang mengakar di tanah ini.

    Sejak 1960-an, warga Ngrombo mulai menekuni industri pembuatan gitar.

    Bermula dari tangan-tangan terampil beberapa orang pengrajin, keterampilan ini berkembang menjadi industri rumahan yang diwariskan turun-temurun.

    Keahlian mereka bukan sekadar warisan keluarga, tetapi juga bagian dari identitas desa yang kini dikenal sebagai salah satu klaster ekonomi unggulan di Sukoharjo.

    Pada 2016, Desa Ngrombo resmi ditetapkan sebagai Desa Wisata Gitar.

    Status ini semakin mengukuhkan posisinya dalam industri alat musik di Indonesia.

    Produk-produk buatan pengrajin Ngrombo bahkan telah melanglang buana ke berbagai negara, seperti Filipina dan Yunani, membuktikan bahwa karya anak bangsa ini memiliki daya saing di pasar global.

    Satu Gitar, Banyak Tangan

    Sebuah gitar yang utuh adalah hasil kerja kolektif yang tak terhitung.

    Dimulai dari tukang potong kayu yang memilih bahan terbaik, pengrajin yang membentuk tubuhnya dengan telaten, pengecat yang memberi warna dan karakter, hingga perakit yang menyatukan senar dengan ketelitian seorang seniman.

    Proses ini tidak terjadi di satu tempat, melainkan tersebar di berbagai rumah produksi kecil yang saling terhubung, seperti kepingan puzzle yang membentuk sebuah mahakarya.

    Sistem kerja kolaboratif ini telah berlangsung sejak 1960-an, diwariskan dari generasi ke generasi.

    Namun, kini, bayangan suram mulai menggelayut. Menemukan penerus yang mau menekuni kerajinan ini semakin sulit.

    “Anak-anak muda lebih tertarik pada pekerjaan lain, sementara membuat gitar butuh kesabaran dan ketekunan,” keluh Sumardi, Ketua Paguyuban Klaster Gitar Amanah.

    Saat ini, sekitar 225 pengrajin masih bertahan di Desa Ngrombo.

    Mereka memproduksi ribuan gitar setiap bulannya, dengan variasi harga yang berkisar dari ratusan ribu hingga jutaan rupiah, tergantung pada jenis dan kualitasnya.

    Namun, di tengah tantangan zaman, keberlanjutan industri ini semakin dipertaruhkan.

    Relasi Sosial & Ekonomi: Bukan Sekadar Bisnis

    Industri gitar di Ngrombo tidak sekadar urusan jual beli.

    Ia berdiri di atas jalinan relasi sosial yang erat.

    Paguyuban hadir bukan hanya sebagai wadah organisasi, tetapi juga sebagai rumah tempat para pengrajin bersandar.

    Saat pesanan sepi, paguyuban menjadi tempat berbagi solusi.

    Saat harga pasaran anjlok akibat persaingan di dunia digital, mereka berdiskusi untuk mencari jalan keluar.

    Di tengah rantai produksi yang panjang, ada peran-peran informal yang tak kalah penting.

    Salah satunya adalah Sumardi yang menjadi jembatan antara bank dan para pengrajin.

    Ia membantu warga mendapatkan akses modal, memastikan roda produksi tetap berputar meski menghadapi badai ekonomi.

    Lebih dari sekadar industri, komunitas pengrajin gitar Ngrombo adalah jaringan sosial yang saling menopang.

    Saat salah satu pengrajin kesulitan membayar cicilan karena order menurun, yang lain bersedia menalangi sementara.

    Sebuah solidaritas yang membuat mereka tetap bertahan meski tantangan semakin besar.

    Di sisi lain, hubungan baik juga masih terjalin antara para pengrajin gitar Desa Ngrombo dengan BRI.

    Pendampingan dan pembinaan pun beberapa kali telah dilakukan bersama. Seperti halnya berupa workshop digitalisasi hingga pemasaran.

    BRI mensosialisasikan pentingnya digitalisasi dalam kegiatan perdagangan, dalam hal ini perihal transaksi pembayaran mulai merambah pada transaksi nontunai berupa pembayaran QRIS.

    BRI juga hadir membersamai para pengrajin yang merupakan pelaku UMKM yang kesulitan dalam permodalan atau ingin mengembangkan usaha.

    Layanan Kredit Usaha Rakyat alias KUR pun menjadi program terdepan untuk pengrajin gitar yang sudah menjadi satu klaster tersendiri. 

    Ketahanan Ekonomi Lokal Lewat Kemandirian

    Sebagai salah satu klaster ekonomi utama di Kabupaten Sukoharjo, Desa Ngrombo pernah merasakan kejayaan.

    Ribuan gitar dikirim ke berbagai penjuru dunia—Filipina, Yunani, dan negara-negara lainnya.

    Namun, dalam beberapa tahun terakhir, digitalisasi menghadirkan tantangan baru.

    Persaingan harga di media sosial membuat gitar-gitar lokal kesulitan bersaing.

    Harga yang anjlok bukan satu-satunya tantangan. Ketergantungan pada order luar negeri membuat ekonomi lokal rentan guncangan.

    Namun, di tengah tantangan ini, para pengrajin tetap bertahan dengan modal sendiri, mengandalkan kreativitas dan kepercayaan dari pelanggan setia.

    Di sisi lain, digitalisasi juga membawa peluang baru.

    Beberapa pengrajin mulai memanfaatkan media sosial untuk memperluas jangkauan pasar.

    Meski belum sepenuhnya optimal, langkah ini menjadi sinyal positif bahwa industri gitar Ngrombo bisa bertahan di tengah arus perubahan.

    “Kami harus terus beradaptasi. Media sosial bisa jadi ancaman, tapi juga bisa jadi peluang. Yang penting, kualitas harus tetap dijaga,” kata Sumardi dengan nada optimis.

    (*)

  • PRCS Temukan 15 Jenazah Tim Medis di Rafah, Korban Serangan Israel – Halaman all

    PRCS Temukan 15 Jenazah Tim Medis di Rafah, Korban Serangan Israel – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS) melaporkan penemuan 15 jenazah tim penyelamat di Rafah, yang merupakan korban serangan Israel terhadap ambulans seminggu lalu.

    Dari 15 jenazah yang ditemukan, delapan di antaranya telah diidentifikasi sebagai anggota PRCS, enam sebagai anggota Pertahanan Sipil, dan satu sebagai karyawan badan PBB.

    Sementara itu, satu petugas medis lainnya masih dilaporkan hilang.

    Serangan tersebut terjadi pada 23 Maret saat tim medis berusaha memberikan pertolongan pertama kepada warga yang terluka akibat penembakan oleh pasukan Israel di wilayah Hashashin, Rafah.

    PRCS menegaskan bahwa penargetan terhadap petugas medis merupakan pelanggaran hukum internasional dan harus dianggap sebagai kejahatan perang.

    “Penargetan petugas medis oleh pendudukan hanya dapat dianggap sebagai kejahatan perang yang dapat dihukum berdasarkan hukum humaniter internasional,” ungkap PRCS dalam pernyataannya yang dikutip dari Al Jazeera.

    Kecaman dari PRCS dan IFRC

    Presiden PRCS, Younis al-Khatib, mengutuk keras serangan tersebut dan menekankan bahwa para petugas medis yang menjadi korban adalah pekerja kemanusiaan yang menjalankan misi untuk membantu mereka yang membutuhkan.

    “Jiwa-jiwa itu bukan sekadar angka. Jika insiden ini terjadi di tempat lain, seluruh dunia akan menggerakkan langit dan bumi untuk mengungkap kejahatan perang ini,” kata al-Khatib dengan penuh emosi.

    Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (IFRC) juga mengecam serangan tersebut.

    Chapagain menegaskan bahwa petugas penyelamat seharusnya mendapatkan perlindungan, bukan menjadi target.

    “Mereka mengenakan lambang yang seharusnya melindungi mereka. Ambulans mereka ditandai dengan jelas. Mereka seharusnya kembali ke keluarga mereka, tetapi mereka tidak melakukannya,” tambahnya.

    Tragedi ini merupakan serangan tunggal paling mematikan terhadap personel Palang Merah dan Bulan Sabit Merah di seluruh dunia sejak 2017.

    Sejak dimulainya konflik ini, jumlah relawan dan staf Bulan Sabit Merah Palestina yang terbunuh telah mencapai 30 orang.

    Serangan ini terjadi di tengah ketegangan yang meningkat di Gaza setelah militer Israel melanjutkan pengeboman pada 23 Maret, tepat beberapa hari setelah gencatan senjata yang bertahan hampir dua bulan.

    Militer Israel mengeklaim bahwa mereka menembaki ambulans dan truk pemadam kebakaran karena kendaraan tersebut dianggap mencurigakan.

    Insiden ini tidak hanya mengundang kecaman dari IFRC dan PRCS, tetapi juga menunjukkan betapa rentannya posisi petugas medis di zona konflik.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).