Category: Tribunnews.com

  • Promo KAI Ekstra Mudik Lebaran 2025, Ada Diskon 25 Persen Tiket Kereta Api, Cek Syarat dan Rutenya – Halaman all

    Promo KAI Ekstra Mudik Lebaran 2025, Ada Diskon 25 Persen Tiket Kereta Api, Cek Syarat dan Rutenya – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – PT Kereta Api Indonesia (KAI) kembali menggelar program promo diskon ekstra mudik Lebaran 2025.

    PT KAI memberikan promo ekstra diskon tiket kereta api sebesar 25 persen untuk pemudik yang belum sempat mudik Lebaran 2025 dengan tajuk ‘Promo Ekstra Silaturahmi Mudik Lebaran 2025’.

    Tiket kereta api promo ekstra mudik Lebaran 2025 tersebut bisa dipesan mulai hari ini, Senin, 7 April 2025 sampai dengan 11 Apri 2025.

    Promo KAI Ekstra Mudik Lebaran 2025 ini dapat pakai untuk keberangkatan pada tanggal 8-11 April 2025.

    “Yang mudik Lebaran-nya belakangan, sini kumpul! Ada promo menarik lagi nih buat kalian!.”

    “Dengan Promo Ekstra Silaturahmi Mudik Lebaran, kalian bisa dapetin diskon tiket kereta api sebesar 25 persen, untuk keberangkatan 8-11 April 2025, yang periode pembeliannya bisa dilakukan pada 7-11 April 2025,” tulis Instagram @kai121_, dikutip Senin (7/4/2025).

    Adapun promo KAI Ekstra Mudik Lebaran 2025 ini hanya berlaku bagi sejumlah rute kereta api (KA) yang telah ditetapkan.

    Lantas, apa saja syarat untuk dapat Promo KAI Ekstra Mudik Lebaran 2025?

    Serta, apa saja syarat dapat diskon 25 persen dari promo KAI Lebaran 2025?

    Simak syarat untuk dapatkan dikson tiket kereta api promo KAI Ekstra Mudik Lebaran 2025 dan daftar rute kereta api, mengutip Instagram @kai121_ sebagai berikut.

    1. Pembelian tarif promo dapat dilakukan di semua channel penjualan pada tanggal 7-11 April 2025. 

    2. Berlaku untuk keberangkatan mulai tanggal 8-11 April 2025.

    3. Tarif diskon tidak berlaku untuk Kereta Compartment, Luxury, Panoramic, Priority, Imperial, dan/atau Kereta Wisata lainnya. 

    4. Tiket dengan tarif diskon ini tidak berlaku pada tarif khusus dan tidak dapat digabungkan dengan reduksi dan/atau diskon lainnya. 

    5. Tarif diskon hanya berlaku untuk KA-KA yang telah ditetapkan. 

    6. Jadwal dan daftar kereta dapat dilihat melalui aplikasi Access by KAΑΙ. 

    7. Tiket dengan tarif diskon ini dapat dibatalkan dan diubah jadwalnya sesuai dengan aturan yang berlaku. 

    8. Berlaku selama tiket dan tarif diskon masih tersedia.

    KA Argo Wilis (Bandung-surabaya Gubeng)
    KA Turangga (Bandung-surabaya Gubeng)
    KA Argo Merbabu (Semarang Tawang Bank Jateng-gambir)
    KA Malabar (Bandung-malang) 
    KA Mutiara Selatan (Bandung-surabaya Gubeng) 
    KA Lodaya (Bandung-solo Balapan) 
    KA Harina (Bandung-surabaya Pasarturi)
    KA Papandayan (Garut-gambir) 
    KA Parahyangan (Bandung-gambir) 
    KA Ciremai (Bandung-semarang Tawang Bank Jateng) 
    KA Mutiara Timur (Ketapang-surabaya Gubeng) 
    KA Mutiara Timur (Ketapang-surabaya Pasarturi)
    KA Kaligung (Tegal-semarang Poncol (Pp)) 
    KA Ijen Ekspres (Ketapang-malang) 
    KA Lodaya Tambahan (Bandung-solo Balapan) 
    KA Kutojaya Selatan Tambahan(Kiaracondong-kutoarjo)

    (Tribunnews.com/M Alvian Fakka)

  • Tak Ada Adegan Kekerasan Seksual saat Rekonstruksi Pembunuhan Juwita, Ini Kata Kuasa Hukum Korban – Halaman all

    Tak Ada Adegan Kekerasan Seksual saat Rekonstruksi Pembunuhan Juwita, Ini Kata Kuasa Hukum Korban – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Rekonstruksi kasus pembunuhan jurnalis Juwita oleh Jumran digelar, Sabtu (5/4/2025).

    Rekonstruksi tersebut digelar oleh Detasemen Polisi Militer (Denpom) Pangkalan Angkatan Laut (Lanal) Banjarmasin, Kalimantan Selatan di ruas Jalan Trans Gunung Kupang, Kiram, Kota Banjarbaru.

    Dalam rekonstruksi tersebut, tersangka memeragakan adegan pembunuhan terhadap calon istrinya.

    Meski begitu, pihak kuasa hukum keluarga korban menilai ada adegan yang tidak disertakan terkait pembunuhan yang terjadi pada 22 Maret 2025 lalu ini.

    Muhammad Pazri, kuasa hukum keluarga korban menuturkan, adegan yang tidak disertakan tersebut adalah soal dugaan kekerasan seksual yang dilakukan oleh anggota TNI AL tersebut.

    “Dugaan kekerasan seksual tidak muncul dan beberapa hal lainnya,” kata Pazri, dikutip dari BanjarmasinPost.com.

    Ia juga menuturkan bahwa tak ada keterangan waktu di 33 adegan yang diperagakan Jumran.

    “Ketika rekonstruksi tidak disebutkan tanggal dan pukul berapa,” lanjut Pazri.

    Pazri menuturkan, setelah melihat reka adegan ini, pihaknya makin yakin bahwa kasus ini merupakan pembunuhan berencana.

    “Poinnya, ini adalah pembunuhan berencana, jadi harus dituntut maksimal,” tegasnya.

    Selain itu, Pazri juga meminta penyidik untuk mencari HP milik tersangka karena bisa mengungkap fakta-fakta lain tentang pembunuhan.

    “Kami meminta penyidik mencari dan menyita telepon seluler tersangka,”

    “Dari ponsel pula  penyidik bisa mendapatkan petunjuk lain yang berkaitan dengan pembunuhan,” tegasnya.

    Ada Dugaan Rudapaksa

    Diwartakan sebelumnya, Pazri menuturkan tersangka Jumran pernah merudapaksa Juwita sebanyak dua kali sebelum melakukan pembunuhan.

    “Berdasarkan alat bukti, kami sampaikan bahwa korban mengalami kekerasan seksual, ini adalah pemerkosaan,” ujarnya, dikutip dari Banjarmasin Post.

    Ia menuturkan, aksi rudapaksa tersebut, terjadi dalam rentan waktu 25-30 Desember 2024 dan pada 22 Maret 2025, tepat saat jasad korban ditemukan.

    Pazri menambahkan, antara korban dan tersangka sendiri saling kenal lewat sosial media pada September 2024.

    “Pada September 2024, korban dan pelaku berkenalan lewat media sosial, kemudian komunikasi, lalu tukaran nomor telepon, hingga akhirnya pada rentan waktu 25-30 Desember pelaku menyuruh korban memesan kamar hotel di Banjarbaru,” jelasnya.

    Mengutip Banjarmasin Post, setelah disuruh memesan kamar hotel di Banjarbaru, pelaku datang dan masuk ke kamar lalu mendorong korban ke tempat tidur.

    “Setelah itu, pelaku menyuruh korban menunggu, setelah datang pada hari itu, pelaku membawa korban masuk ke dalam kamar dan mendorong ke tempat tidur, pelaku sempat memiting korban sebelum merudapaksa di dalam kamar tersebut,” ujarnya.

    Kejadian tersebut, diceritakan korban ke kakak iparnya pada 26 Januari 2025 sambil menunjukkan bukti video pendak dan beberapa foto.

    “Bukti di dalam video yang berdurasi sekitar 5 detik itu, korban merekam pelaku sedang mengenakan celana dan baju setelah melakukan aksinya, saat itu korban ketakutan sehingga rekaman video itu bergetar,” ujarnya.

    Selain itu, Pazri menuturkan bahwa pihak keluarga korban meminta untuk dilakukan tes DNA.

    Pasalnya, dari temuan dokter forensik, ada sperma di rahim korban.

    “Pasalnya berdasarkan keterangan dari dokter forensik, sperma tersebut diketahui memiliki volume yang besar,”

    “Hal ini memunculkan pertanyaan tentang asal-usul sperma tersebut, sehingga pihak keluarga mengusulkan untuk melakukan tes DNA guna memastikan pemilik sperma tersebut,” ujarnya kepada Banjarmasin Post.

    Tes DNA ini, ujar Pazri, penting karena untuk mengetahui siapa yang bertanggung jawab atas peristiwa yang menimpa Juwita.

    “Namun, tes DNA yang dimaksud memerlukan fasilitas forensik yang lebih lengkap, yang saat ini tidak tersedia di Kalimantan Selatan, oleh karena itu, kuasa hukum mengusulkan agar tes DNA tersebut dilakukan di luar daerah, seperti di Surabaya atau Jakarta, untuk memastikan hasil yang lebih akurat dan tuntas,” jelasnya. 

    Ia juga menuturkan, kakak ipar korban sempat berbicara dengan dokter forensik dan kesimpulannya kasus ini adalah kasus pembunuhan.

    “Hasil hasil otopsi yang dipaparkan kakak ipar korban kasus ini adalah pembunuhan.”

    “Otopsi itu kan intinya adalah untuk kepentingan penyidikan ternyata pada saat berhadapan dengan dokter forensik itu kakak ipar korbannya sempat merekam pembicaraan dari dokter forensik yang menjelaskan yang pada intinya kesimpulan dari dokter adalah pembunuhan,” ujarnya. 

    Ada Saksi Mata

    Pazri juga menuturkan bahwa ada saksi mata yang saat kejadian berada tak jauh tersangka masuk ke dalam mobilnya.

    “Ya, dia adalah saksi mata yang melihat Jumran saat hendak masuk ke dalam mobil,” ujarnya, dikutip dari Banjarmasin Post.

    Ia menuturkan, saksi tersebut adalah seorang penyadap karet yang saat itu sedang bekerja di lokasi yang berdekatan dengan TKP.

    “Kakek ini yang kemudian melihat ada mobil dan korban,” jelasnya.

    Ia menuturkan, saat ini pihak Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) juga ikut memantau kasus ini.

    Wakil Ketua LPSK, Susilaningtyas mengatakan, pihaknya telah berkomunikasi dengan pengacara keluarga korban.

    Ia menuturkan bahwa mereka mengajukan perlindungan.

    “Mereka (pengacara korban) akan mengajukan permohonan kepada LPSK,” jelasnya.

    Sebagian artikel ini telah tayang di BanjarmasinPost.co.id dengan judul Tim Hukum Juwita Pertanyakan Ponsel Jumran, Soroti Rekontruksi di Banjarbaru Tak Ada Adegan Ini

    (Tribunnews.com, Muhammad Renald Shiftanto)(BanjarmasinPost.co.id, Frans Rumbon/Stanislaus Sene)

  • Meski Ajudan Kapolri Minta Maaf, Polisi Pastikan Penyelidikan Kasus Kekerasan Jurnalis Dilanjutkan – Halaman all

    Meski Ajudan Kapolri Minta Maaf, Polisi Pastikan Penyelidikan Kasus Kekerasan Jurnalis Dilanjutkan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Anggota Tim Pengamanan Protokoler Kapolri, Ipda Endri Purwa Sefa, mendatangi kantor Berita Antara Jateng di Jalan Veteran, Kota Semarang, Jawa Tengah, Minggu (6/4/2025).

    Kedatangan Ipda Endri Purwa Sefa didampingi oleh Kabid Humas Polda Jateng, Kombes Pol Artanto dan tim Mabes Polri.

    Ajudan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo itu melakukan kekerasan dengan menempeleng, memukul hingga mengeluarkan kata-kata kasar kepada jurnalis di Semarang.

    Kejadian tersebut berlangsung saat Kapolri meninjau arus balik Lebaran 2025 di Stasiun Tawang, Kota Semarang, Sabtu (5/4/2025).

    Korban kekerasan dari Ipda Endri diduga lebih dari empat orang.

    Namun, hanya pewarta foto dari Kantor Berita Antara Foto, Makna Zaezar, yang berani menyuarakan tindakan kekerasan tersebut.

    Setelah peristiwa ini viral, Ipda Endri telah meminta maaf secara langsung kepada Makna Zaezar.

    “Kami dari pengaman protokoler memohon maaf atas kejadian di Stasiun Tawang semoga kami lebih humanis dan dewasa,” ujar Ipda Endri, Minggu, dikutip dari TribunJateng.com.

    Penyelidikan Tak Dihentikan

    Kabid Humas Polda Jateng, Kombes Pol Artanto, berdalih tindakan ajudan Kapolri kepada jurnalis di Semarang terjadi karena suasana sangat crowded saat kunjungan Kapolri di Stasiun Tawang.

    Ketika itu, Ipda Endri Purwa Sefa disebut berusaha mengamankan jalur Kapolri hingga berujung insiden pemukulan.

    “Seharusnya kejadian ini bisa dihindari sehingga kami akan melakukan evaluasi agar peristiwa serupa tak terulang kembali,” ujar Kombes Pol Artanto, Minggu.

    Meski Ipda Endri telah meminta maaf, pihak kepolisian memastikan tidak menghentikan penyelidikan atas kasus tersebut.

    “Kami akan menyelidiki kasus ini semisal ditemukan pelanggaran kami tak segan memberikan sanksi,” tegas Kombes Pol Artanto.

    PFI Semarang: Minta Maaf Bukan Akhir

    Sementara itu, Pewarta Foto Indonesia (PFI) Semarang menjalankan peran untuk mengadvokasi, mendampingi, dan mengawal kasus tersebut, termasuk memberikan bantuan hukum apabila korban memilih melanjutkan proses pelaporan.

    “Makna sendiri berada di bawah naungan kantor berita Antara, yang juga telah mengambil langkah advokasi langsung ke institusi Polri,” ujar Ketua PFI Semarang, Dhana Kencana, Minggu, dilansir TribunJateng.com.

    Kemudian, pihak Polri merespons dengan pertemuan langsung di kantor Antara sebagai bagian mediasi antara pelaku dan korban.

    “Namun demikian, kami menegaskan bahwa permintaan maaf bukanlah akhir dari proses, melainkan bagian dari proses advokasi yang telah berjalan.”

    “Hak korban untuk melanjutkan ke jalur hukum tetap menjadi prioritas dan didampingi oleh organisasi,” terang Dhana.

    Video permintaan maaf dari pelaku telah diunggah sebagai dokumentasi dan bentuk transparansi kepada publik, bahwa proses penanganan kasus terus dikawal.

    PFI Semarang mengajak seluruh pihak untuk terus menjaga ruang kerja jurnalis agar aman, bebas dari kekerasan, dan menghormati nilai-nilai kebebasan pers.

    KEKERASAN JURNALIS – Tampang ajudan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo yang memukul kepala jurnalis dan mengancam menempeleng satu per satu jurnalis di Semarang pada Sabtu (5/4/2025) sore. (TRIBUN JATENG/REZANDA AKBAR)

    Langgar UU Pers

    Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Semarang, Aris Mulyawan, menyebut peristiwa kekerasan pewarta foto dari Kantor Berita Antara Foto, Makna Zaezar, merupakan pelanggaran Pasal 18 ayat (1) Undang-Undang RI Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers yang dapat berujung pada pidana penjara.

    “Kami mengecam tindakan tersebut dan Polri harus memberikan sanksi kepada anggota pelaku kekerasan terhadap jurnalis tersebut,” tegas Aris.

    Sebelumnya, Ipda Endri mendorong beberapa jurnalis dan Humas dari berbagai lembaga saat Kapolri menyapa seorang penumpang yang duduk di kursi roda.

    Padahal para jurnalis dan Humas sudah mengambil gambar dari jarak yang wajar.

    Melihat aksi Ipda Endri tersebut, para wartawan berusaha mundur dan menghindar.

    Begitupun dengan Makna, tapi Ipda Endri menghampiri korban hingga melakukan kekerasan dengan cara memukul kepala jurnalis itu.

    Usai pemukulan, ajudan Kapolri tersebut terdengar mengeluarkan ancaman kepada beberapa jurnalis dengan menantang akan memukul kepala jurnalis satu per satu.

    “Kalian pers, saya tempeleng satu-satu,” ungkap Ketua PFI Semarang, Dhana Kencana menirukan ucapan Ipda Endri.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul Arogan Ancam Tempeleng Satu-satu Jurnalis Semarang, Kini Ipda Endri Purwa Sefa Tertunduk Minta Maaf

    (Tribunnews.com/Nuryanti) (TribunJateng.com/Iwan Arifianto/Hermawan Handaka)

  • Siloam Hospitals Kebon Jeruk Perkuat Layanan Jantung Terintegrasi melalui Siloam Heart Institute – Halaman all

    Siloam Hospitals Kebon Jeruk Perkuat Layanan Jantung Terintegrasi melalui Siloam Heart Institute – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Penyakit jantung masih menjadi penyebab kematian utama di Indonesia, dengan angka kejadian yang terus meningkat setiap tahunnya. Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan bahwa lebih dari 17 juta orang di dunia meninggal akibat penyakit jantung dan pembuluh darah setiap tahun.

    Di Indonesia sendiri, angka kematian akibat penyakit kardiovaskular mencapai 651.481 jiwa per tahun, terdiri dari stroke (331.349 kematian), penyakit jantung koroner (245.343 kematian), penyakit jantung hipertensi (50.620 kematian), dan penyakit kardiovaskular lainnya (Institute for Health Metrics and Evaluation, 2019).

    Sebagai bentuk kepedulian terhadap tingginya angka penyakit jantung dan untuk menyediakan layanan kesehatan jantung yang komprehensif di setiap fase kehidupan, Siloam Hospitals Kebon Jeruk menghadirkan kampanye “Strong Hearts, Bright Futures”. Kampanye ini menyoroti keunggulan layanan Siloam Heart Institute di Siloam Hospitals Kebon Jeruk, yang menawarkan perawatan jantung menyeluruh mulai dari pencegahan, skrining, diagnosis, hingga tindakan medis terkini untuk semua usia, termasuk bayi dan anak-anak.

    Sebagai bagian dari kampanye ini, Siloam Hospitals Kebon Jeruk menggelar serangkaian health talk bertajuk “Setiap DETAK Berharga”, menghadirkan para ahli di bidang kardiologi dan bedah jantung. Dalam salah satu sesi, dr. Maizul Anwar, SpBTKV (K), menjelaskan bahwa perkembangan teknologi telah membawa dampak besar dalam prosedur bedah jantung. “Dengan teknologi terkini, prosedur bedah jantung kini lebih aman dan minimal invasif sehinggamemungkinkan pemulihan yang lebih cepat dan efektif bagi pasien. Hasil akhirnya pun lebih baik untuk menunjang kualitas hidup pasien,” ujarnya.

    Selain itu, dr. Tito Phurbojoyo, SpJP (K), FIHA, turut berbagi wawasan mengenai inovasi dalam pengobatan jantung. “Terobosan dalam pengobatan jantung terus berkembang, membawa harapan baru bagi pasien dengan kondisi jantung kronis melalui terapi yang lebih personal dan efisien,” ungkapnya.

    Sebagai rumah sakit yang menyediakan layanan kesehatan jantung yang menyeluruh, Siloam Hospitals Kebon Jeruk dalam hal ini Siloam Heart Institute memiliki sejumlah keunggulan utama, antara lain:

    Perawatan oleh Dokter dan Ahli Bedah Jantung Terbaik – Didukung oleh tim dokter spesialis jantung dan bedah jantung terbaik dan berpengalaman di Indonesia.
    Spesialis Jantung Anak – Layanan spesialis jantung dan bedah jantung anak pada kasus penyakit jantung bawaan. Deteksi dini pada anak dengan penyakit jantung bawaan memberikan hasil yang lebih baik untuk tumbuh kembang anak di kemudian hari. Fasilitas
    Perawatan Jantung Canggih – Fasilitas modern dengan teknologi medis terkini untuk diagnosis dan pengobatan penyakit jantung.
    Prosedur Invasif Minimal dan Penanganan Kasus Jantung Kompleks – Prosedur dengan teknik minimal invasif serta penanganan penyakit jantung kompleks untuk hasil terbaik dengan masa pemulihan lebih singkat.
    Rehabilitasi Jantung Komprehensif dan Terintegrasi – Program rehabilitasi jantung terintegrasi untuk meningkatkan kualitas hidup pasien setelah pengobatan dan prosedur.

    dr. Melisa, Hospital Director of Siloam Hospitals Kebon Jeruk, menegaskan bahwa kampanye ini merupakan wujud nyata komitmen rumah sakit dalam menyediakan perawatan jantung yang berkualitas, komprehensif, dan mudah diakses bagi setiap tahap kehidupan.

    “Karena setiap detak jantung berharga, kami di Siloam Hospitals Kebon Jeruk berkomitmen untuk menyediakan layanan kesehatan jantung yang menyeluruh. Dengan fasilitas modern dan tim ahli terbaik, kami ingin memastikan setiap pasien mendapatkan perawatan optimal demi masa depan yang lebih sehat,” ujarnya.

    Dengan semakin meningkatnya angka penyakit jantung di Indonesia, langkah proaktif dalam pencegahan dan pengobatan menjadi sangat krusial. Pemilihan layanan heart care yang tepat juga menjadi faktor utama dalam memastikan kualitas hidup yang lebih baik bagi pasien.

    Siloam Heart Institute – Siloam Hospitals Kebon Jeruk hadir untuk memberikan solusi kesehatan jantung terbaik bagi masyarakat Indonesia. Untuk informasi lebih lanjut mengenai layanan jantung terintegrasi dari Siloam Heart Institute, hubungi hotline Siloam Hospitals Kebon Jeruk di 08155340188.

  • Turki Makin Panas, Krisis Politik Era Erdogan Mencapai Titik Didih? – Halaman all

    Turki Makin Panas, Krisis Politik Era Erdogan Mencapai Titik Didih? – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Penahanan Wali Kota Istanbul, Ekrem Imamoglu, memicu gelombang protes terbesar di Turki dalam satu dekade terakhir.

    Rakyat turun ke jalan dalam jumlah besar.

    Mereka menyuarakan kemarahan terhadap pemerintahan Presiden Recep Tayyip Erdogan.

    Dilansir Al Jazeera, Imamoglu ditangkap atas sejumlah tuduhan berat, sebut saja kasus korupsi, pemerasan, hingga pengelolaan organisasi kriminal.

    Ekrem Imamoglu membantah seluruh tuduhan tersebut.

    Oposisi menyebut kasus ini sebagai langkah politis untuk menyingkirkannya dari bursa calon presiden Turki 2028.

    Sebab, Imamoglu dipandang sebagai salah satu tokoh oposisi paling populer dan potensial untuk menantang dominasi Erdogan.

    Sejak terpilih sebagai Wali Kota Istanbul pada 2019, ia dikenal sebagai pemimpin yang dekat dengan rakyat, dengan gaya yang inklusif dan progresif.

    Partai Rakyat Republik (CHP) bahkan tetap mencalonkannya sebagai presiden meski ia sedang dipenjara dan gelar akademiknya dibatalkan.

    Menurut Ziya Meral dari SOAS, Universitas London, sebagian besar daya tarik Imamoglu terletak pada kepribadiannya yang hangat dan tidak memecah belah—sesuatu yang jarang di politik Turki saat ini.

    Ketegangan terus meningkat seiring aksi massa yang meluas.

    Pemimpin CHP, Ozgur Ozel, menyerukan unjuk rasa nasional dan meluncurkan petisi menuntut pembebasan Imamoglu serta pemilihan presiden lebih awal.

    “Mereka telah menahan ratusan anak muda kita. Tujuan mereka jelas: menakut-nakuti,” ujar Ozel kepada massa di Istanbul.

    Presiden Erdogan merespons keras.

    Ia menyebut demonstrasi sebagai “gerakan kekerasan” dan menuding oposisi melindungi massa yang menyerang polisi.

    Lebih dari 100 petugas dilaporkan terluka dalam bentrokan.

    Sementara itu, Menteri Kehakiman Yilmaz Tunc menegaskan bahwa peradilan tetap independen dan tidak ada campur tangan presiden dalam kasus Imamoglu.

    Persamaan Mengejutkan: Imamoglu dan Erdogan

    Ironisnya, kisah Imamoglu memiliki kemiripan dengan perjalanan Erdogan sendiri.

    Keduanya berasal dari wilayah Laut Hitam.

    Imamoglu dan Erdogan sama-sama pernah menjabat Wali Kota Istanbul dan sama-sama pernah dipenjara karena alasan politik.

    Erdogan bahkan pernah mengatakan, “Siapa yang menang di Istanbul akan menang secara nasional.”

    Itulah sebabnya kemenangan Imamoglu pada 2019, yang mengakhiri 25 tahun dominasi Partai AK di kota itu, dinilai sebagai ancaman langsung terhadap kekuasaan Erdogan.

    Rakyat Terbelah, Jalan Menuju 2028 Makin Berliku

    Meski Imamoglu masih mendapat dukungan luas, ia tidak lepas dari kritik.

    Ia pernah dianggap kurang sigap saat banjir besar pada 2019, dan keputusannya berlibur setelah kunjungan ke wilayah gempa juga menuai kecaman.

    Audit kota juga menemukan pengeluaran yang dinilai berlebihan selama masa kepemimpinannya.

    Namun, semua itu belum cukup untuk meruntuhkan citranya sebagai simbol harapan perubahan bagi banyak rakyat Turki.

    Kini, dengan jalan politik yang makin buntu, Turki berdiri di persimpangan: antara memperkuat demokrasi atau memperdalam krisis kekuasaan.

    Penahanan Imamoglu bukan hanya soal hukum, tapi menjadi pemicu krisis politik paling panas sepanjang pemerintahan Erdogan.

    (Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

  • Meski Ajudan Kapolri Minta Maaf, Polisi Pastikan Penyelidikan Kasus Kekerasan Jurnalis Dilanjutkan – Halaman all

    Tampang Ipda Endri, Ajudan Kapolri Tertunduk usai Pukul Jurnalis, Listyo Sigit sampai Minta Maaf – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Tampang Ipda Endri Purwa Sefa, ajudan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo yang jadi sorotan setelah melakukan tindakan kekerasan terhadap jurnalis di Semarang, Jawa Tengah.

    Ipda Endri yang merupakan anggota Tim Pengamanan Protokoler Kapolri diduga memukul dan mengintimidasi sejumlah jurnalis saat peliputan kunjungan Kapolri di Stasiun Tawang, Kota Semarang, Sabtu (5/4/2025).

    Usai kejadian tersebut, Ipda Endri hanya bisa tertunduk lesu ketika mendatangi Kantor Berita Antara Jateng di Jalan Veteran, Kota Semarang, Minggu (6/4/2025).

    Ipda Endri secara langsung telah meminta maaf kepada Makna Zaezar, pewarta foto dari Kantor Berita Antara Foto.

    Dalam pernyataannya, Ipda Endri mengaku menyesali perbuatannya.

    “Kami dari pengaman protokoler memohon maaf atas kejadian di Stasiun Tawang, semoga kami lebih humanis dan dewasa,” katanya, dilansir TribunJateng.com.

    Atas ulah ajudannya itu, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo meminta maaf.

    Pihaknya mengaku tak mengetahui terkait peristiwa yang membuat para jurnalis tak nyaman tersebut.

    “Secara pribadi saya minta maaf terhadap insiden yang terjadi dan membuat tidak nyaman rekan-rekan media,” kata Kapolri, Minggu.

    Kapolri mengaku akan mengecek terlebih dahulu terkait insiden tersebut.

    Sebab, ia mengaku baru mendengar insiden tersebut dari pemberitaan.

    “Namun, kalau benar itu terjadi, saya sangat menyesalkan kejadian tersebut. Karena hubungan kami dengan teman-teman media sangat baik. Segera saya telusuri dan tindaklanjuti,” bebernya.

    Dari informasi yang dihimpun, korban kekerasan yang dilakukan Ipda Endri disebut lebih dari empat orang.

    Namun, hanya pewarta foto dari Kantor Berita Antara Foto, Makna Zaezar yang berani menyuarakan tindakan kekerasan tersebut.

    “Saya pribadi secara manusiawi sudah memaafkan. Namun, saya minta harus ada tindak lanjut (sanksi) dari Polri untuk Endri (pelaku),” ujar Makna, Senin (7/4/2025).

    Kejadian bermula saat Makna meliput agenda Kapolri meninjau arus balik di Stasiun Tawang, Sabtu petang.

    Ipda Endri disebut mendorong beberapa jurnalis dan humas dari berbagai lembaga saat Kapolri menyapa seorang penumpang yang duduk di kursi roda.

    Padahal, menurut Ketua Pewaera Foto Indonesia (PFI) Semarang, Dhana Kencana, jurnalis dan humas sudah mengambil gambar dari jarak yang wajar.

    Melihat sikap Ipda Endri, sejumlah wartawan berusaha mundur dan menghindar. Begitu pun dengan Makna.

    Namun, Ipda Endri menghampiri Makna, kemudian melakukan kekerasan dengan cara memukul kepala jurnalis tersebut.

    Setelah melakukan pemukulan, ajudan tersebut terdengar mengeluarkan ancaman kepada beberapa jurnalis.

    “Kalian pers, saya tempeleng satu-satu,” kata Dhana menirukan ucapan Ipda Endri.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul Arogan Ancam Tempeleng Satu-satu Jurnalis Semarang, Kini Ipda Endri Purwa Sefa Tertunduk Minta Maaf

    (Tribunnews.com/Nanda Lusiana, TribunJateng.com/Iwan Arifianto)

  • Lebih dari 20 Ribu Penumpang Tinggalkan Jakarta Via Stasiun Pasar Senen pada H+7 Lebaran – Halaman all

    Lebih dari 20 Ribu Penumpang Tinggalkan Jakarta Via Stasiun Pasar Senen pada H+7 Lebaran – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – PT KAI Daop 1 Jakarta mencatat masih ada aktivitas mudik yang berlangsung pada H+7 Lebaran 2025.

    Manajer Humas KAI Daop 1 Jakarta, Ixfan Hendriwintoko, menyebut ada lebih dari 20 ribu penumpang yang meninggalkan Jakarta via Stasiun Pasar Senen, Jakarta Pusat, Senin (7/4/2025).

    “Jadi untuk keberangkatan kalau untuk secara keseluruhan (Daop 1 Jakarta) tadi ada 34.242. Sedangkan untuk keberangkatan dari stasiun Pasar Senen ada sebanyak 21.389 penumpang,” ungkap Ixfan, kepada awak media.

    Jumlah tersebut menurut Ixfan masih cukup tinggi jika dibandingkan dengan hari-hari biasanya di luar periode lebaran.

    Bahkan, pada akhir pekan, jumlah penumpang tertinggi di stasiun Pasar Senen hanya berkisar 15 ribu orang.

    “Di sini biasanya untuk hari-hari biasa di stasiun Pasar Senen itu paling tinggi antara 10.000 sampai 11.000. Kalau weekend bisa sampai 15.000,” kata Ixfan.

    “Hari ini itu Pasar Senen sudah mencapai 21.389 artinya ada kenaikan 50 persen lebih,” jelasnya.

    Ixfan menyebut, berdasarkan analisa pihaknya, masih banyak penumpang yang mudik di masa arus balik adalah karena ada kebijakan WFA (Work From Anywhere) yang diterapkan oleh pemerintah.

    Praktis, dengan adanya WFA dan libur bersama yang begitu panjang, maka terjadi penyebaran penumpang yang merata. 

    “Itu karena mungkin ada kebijakan pemerintah yang sangat-sangat mungkin bermanfaat bagi para pemudik dan penumpang arus balik,” kata Ixfan. 

    “Jadi mereka sangat memanfaatkan program WFA dan libur bersama. Kenapa? Karena di tanggal-tanggal favorit tiket itu sudah habis, maka mereka bergeser,” imbuhnya.

  • Hasil Visum Jurnalis yang Ditemukan Tewas di Hotel Jakarta Barat, Keluarga Buat Laporan Pembunuhan – Halaman all

    Hasil Visum Jurnalis yang Ditemukan Tewas di Hotel Jakarta Barat, Keluarga Buat Laporan Pembunuhan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Seorang wartawan asal Palu, Sulawesi Tengah bernama Situr Wijaya (33) ditemukan tewas di sebuah kamar hotel di Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Jumat (4/4/2025) malam.

    Kasatreskrim Polres Metro Jakarta Barat, AKBP Arfan Zulkan Sipayung, mengatakan jasad telah dibawa ke rumah sakit untuk menjalani proses visum.

    Penyebab kematian hingga kronologi korban tewas masih diselidiki.

    Hasil visum menunjukkan adanya lebam pada jasad korban, tapi bukan karena kekerasan.

    “Luka lebam pada tubuh korban adalah lebam normal jenazah yang sudah meninggal,” tuturnya, Minggu (6/4/2025).

    Hingga saat ini penyidik belum menemukan luka akibat benda tumpul maupun benda tajam.

    Sebanyak tiga saksi telah diperiksa untuk mendalami unsur tindak pidana pada kematian korban.

    “Kasus ini sudah ditangani oleh Polda Metro setelah Jumat malam itu, sekitar 21.30 WIB, pengacara korban bikin laporan ke Polda,” tandasnya.

    Proses olah TKP telah dilakukan pada Jumat (4/4/2025) malam dan sejumlah barang diamankan.

    Jenazah telah diterbangkan ke Palu untuk dimakamkan di rumah duka di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah.

    Kuasa hukum keluarga korban, Rogate Oktoberius Halawa mengatakan, ada yang janggal pada kematian Situr Wijaya sehingga keluarga membuat laporan kasus pembunuhan pada Sabtu (5/4/2025).

    Keluarga merasa ada yang janggal pada kematian korban setelah melihat foto-foto penemuan jasad.

    “Ada dugaan korban dihilangkan nyawanya dengan pelaku yang kini sedang didalami,” tukasnya.

    Laporan keluarga korban teregistrasi dengan nomor LP/B/2261/IV/2025/SPKT/Polda Metro Jaya.

    “Kami sudah memasukkan laporan ke Polda Metro Jaya tentang dugaan tindak pidana pembunuhan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 338 KUHP,”  ucapnya.

    Ia menerangkan foto jasad menunjukkan korban mengeluarkan darah di hidung dan mulut.

    Selain itu ada luka memar hingga sayatan di leher korban.

    Setelah penemuan jasad, pihak hotel tak langsung mengonfirmasi ke keluarga.

    “Rumah sakit, tahunya dari sopir ambulans yang mengantar jenazah, yang kami sayangkan pihak hotel tidak memberitahukan hal ini ke keluarga korban,” sambungnya.

    Sebagian artikel telah tayang di WartaKotalive.com dengan judul Jurnalis Tewas di Hotel Jakbar Diduga Dibunuh, Keluarga Lapor Polda Metro Usai Lihat Bukti Ini

    (Tribunnews.com/Mohay) (WartaKotalive.com/Budi Sam)

  • 50.358 Pemudik Tiba di Terminal Kampung Rambutan Jakarta Timur Hingga H+6 Lebaran – Halaman all

    50.358 Pemudik Tiba di Terminal Kampung Rambutan Jakarta Timur Hingga H+6 Lebaran – Halaman all

    Adapun angka tersebut relatif turun 27 persen dibanding arus balik mudik lebaran pada tahun 2024 kemarin.

    Tayang: Senin, 7 April 2025 15:18 WIB

    Tribunnews.com/Fahmi Ramadhan

    ARUS BALIK – Sebanyak 50.358 pemudik tercatat telah tiba di Jakarta melalui Terminal Kampung Rambutan Hingga H+6 lebaran 2025 atau Minggu (6/4/2025). Angka tersebut turun 27 persen dibanding periode yang sama pada lebaran 2024 Lalu. 

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Sebanyak 50.358 pemudik telah kembali ke Jakarta melalui Terminal Kampung Rambutan, Jakarta Timur hingga Minggu (6/4/2025) atau H+6 lebaran Idul Fitri 1446 hijriah.

    Adapun angka tersebut relatif turun 27 persen dibanding arus balik mudik lebaran pada tahun 2024 kemarin.

    Sementara itu berdasarkan pantauan di lokasi pada Senin (7/4/2025) per pukul 14.00 WIB, tampak tidak terlihat penumpukan penumpang arus balik di area kedatangan.

    Beberapa penumpang yang baru tiba lebih memilih turun di area pintu masuk terminal ketimbang di area kedatangan.

    Terkait hal ini, Kepala Terminal Kampung Rambutan, Yulza Ramadhoni menjelaskan, ribuan penumpang itu tiba di Kampung Rambutan menggunakan 4.705 armada bus yang berangkat dari kota masing-masing.

    Ia juga menuturkan, bahwa penurunan arus balik penumpang melalui Terminal Kampung Rambutan memang turun signifikan dibanding tahun kemarin.

    “Kalau kita komparasi dengan periode tahun lalu untuk penumpang turun sebanyak 27 persen khusus di Terminal Kampung Rambutan,” kata Yulza kepada awak media di Terminal Kampung Rambutan, Senin (7/4/2025).

    Jumlah tersebut lanjut Yulza berdasarkan catatan pihaknya sejak 21 Maret 2025 hingga 6 April 2025 kemarin.

    Rata-rata penumpang yang tiba di Terminal Kampung Rambutan menurut dia mengalami penurunan hingga 27 persen.

    Turunnya tingkat arus balik pemudik di Terminal Kampung Rambutan ini kata dia dilatarbelakangi berbagai faktor salah satunya adanya program mudik gratis.

    “Mereka sudah tercover mudik gratis dan kesininya memakai mudik gratis makanya penurunannya signifikan untuk data penumpang yang berangkat maupun yang tiba,” jelasnya.

    “);
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:’2′,img:’thumb2′}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }
    else{
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    $(“#test3”).val(“Done”);
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else if (getLast > 150) {
    if ($(“#ltldmr”).length == 0){
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    }
    }
    }
    });
    });

    function loadmore(){
    if ($(“#ltldmr”).length > 0) $(“#ltldmr”).remove();
    var getLast = parseInt($(“#latestul > li:last-child”).attr(“data-sort”));
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast ;
    if($(“#test3”).val() == ‘Done’){
    newlast=0;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest”, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;
    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else{
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:sectionid,img:’thumb2′,total:’40’}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast+1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    }

    Berita Terkini

  • Arus Balik Mudik Lebaran, Kapolri: Sudah 52 Persen Kendaraan Kembali ke Jakarta – Halaman all

    Arus Balik Mudik Lebaran, Kapolri: Sudah 52 Persen Kendaraan Kembali ke Jakarta – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo memastikan pelaksanaan dari rangkaian pengamanan dan pelayanan arus balik mudik Lebaran berjalan lancar. 

    Berdasarkan data dari Jasa Marga, Jenderal Sigit menyebut sampai saat ini sudah 52 persen kendaraan arus balik masuk Jakarta. 

    Dari separuh kendaraan yang masuk Jakarta pada arus balik ini, Kapolri menyimpulkan secara umum mudik aman terkendali.

    Meskipun sebenarnya terjadi peningkatan arus mudik tahun ini dibandingkan tahun 2024 lalu. 

    “Semuanya secara nasional dan alhamdulillah dari rekayasa yang ada kita mendapatkan laporan bahwa baik dari sisi kelancaran ini juga terjadi peningkatan dibanding tahun 2024 di mana untuk mudik 5 jam 45 menit dan untuk balik 5 jam 6 menit ini jauh lebih cepat dibandingkan tahun 2025,” ucap Kapolri saat melakukan pengecekan penyelenggaraan One Way Nasional di KM 70 Cikatama dikutip Senin (7/4/2025).

    Dia menuturkan sejumlah rekayasa lalu lintas dilakukan seperti one way lokal dan nasional.

    Sedangkan dari sisi jumlah masyarakat yang mengalami kecelakaan ini juga mengalami penurunan di jalan tol turun 12 persen dan yang fatalitas turun 88 persen.

    Jenderal Sigit juga mengingatkan warga yang balik ke Jakarta dari arah selatan untuk melewati tol Japek 2 yang disiapkan sebagai jalur alternatif. 

    Hal ini bertujuan untuk mengurai kepadatan di gerbang tol Cikatama. 

    “Sementara tentunya pengaturan, contraflow dan kemudian juga keseimbangan antara yang masuk dari timur dan masuk dari barat,” tukas Sigit.

    Menurutnya, gerbang tol Cikatama ini adalah pertemuan antara trans Jawa dan Cipularang.

    “Ini tentunya terus kita jaga dan kita tingkatkan,” kata Kapolri menambahkan.