Category: Sindonews.com

  • Tanggapi Kasus Gus Miftah, Menag Nasaruddin Umar: Ini Jadi Pembelajaran

    Tanggapi Kasus Gus Miftah, Menag Nasaruddin Umar: Ini Jadi Pembelajaran

    loading…

    Menteri Agama (Menag), Nasaruddin Umar meminta semua pihak menahan diri terkait polemik Gus Miftah. Foto/SINDOnews/sunu hastoro fahrurazi

    BOGOR – Menteri Agama (Menag), Nasaruddin Umar memberi komentar terkait polemik kasus Gus Miftah. Nasaruddin Umar meminta semua pihak untuk menahan diri.

    “Jadi Gus Miftah itu kan banyak kapasitasnya, sebagai penceramah, utusan Presiden, pelawak, pimpinan pondok juga ada. Jadi jangan sampai Gus Miftah kita potret dengan gaya formal tapi dia dalam keadaan gaya informal,” ujar Menag usai meresmikan Gedung Pusat Literasi Keagamaan Islam (PLKI) Unit Percetakan Al Qur’an (UPQ) di Ciawi, Bogor, Jawa Barat, Rabu (4/12/2024).

    Menag menambahkan, jangan dilupakan bahwa Gus Miftah itu seorang seniman. “Saya nggak mengikuti perkembangam seperti apa, tapi saya mohon semua pihak menahan diri dan perlu klarifikasi ke Gus Miftah. Kalau itu ada unsur kesengajaan maka perlu minta maaf,” imbaunya.

    “Ini juga pembelajaran bagi Gus Miftah, ketika jadi figur pejabat publik seperti ini harus ada kontroling,” sarannya.

    Menag menambahkan, sebagai figur pejabat publik maka bukan hanya milik diri sendiri, tetapi milik masyarakat bahkan milik pemerintah. “Mudah-mudahan ini jadi pembelajaran,” tegasnya.

    (cip)

  • 6 Perwira Polisi Terlibat Kasus Ferdy Sambo Dapat Promosi Jabatan, Ini Nama-namanya

    6 Perwira Polisi Terlibat Kasus Ferdy Sambo Dapat Promosi Jabatan, Ini Nama-namanya

    loading…

    Mantan Kadiv Propam Polri Ferdy Sambo mengenakan seragam Polri saat menghadiri sidang etik pada Kamis, 25 Agustus 2022. FOTO/ACHMAD AL FIQRI

    JAKARTA – Sejumlah perwira polisi yang terlibat kasus Ferdy Sambo kembali aktif bertugas. Beberapa di antaranya bahkan mendapat promosi jabatan, termasuk Budhi Herdi Susianto.

    Sedikit kilas balik, Ferdy Sambo menjadi tersangka utama kasus pembunuhan Brigadir J pada 2022 lalu. Dalam proses peradilan, Sambo sempat dijatuhi hukuman mati oleh Hakim Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan dalam sidang pembacaan vonis pada Senin, 13 Februari 2023.

    Sambo yang sempat ditolak banding ke Pengadilan Tinggi DKI Jakarta kemudian mengajukan permohonan kasasi ke MA pada 12 Mei 2023. Beberapa bulan berlalu, MA memutuskan mengubah putusan terhadap para terdakwa pembunuhan berencana Brigadir J, termasuk Ferdy Sambo yang semula dihukum mati berganti penjara seumur hidup.

    Selain ditetapkannya Ferdy Sambo sebagai tersangka, ada beberapa anggota kepolisian lainnya yang turut terseret. Mereka ini dijatuhi sanksi beragam, termasuk ada yang didemosi.

    Beberapa tahun berlalu, sejumlah nama yang pernah terlibat kembali aktif di Polri. Menariknya, terdapat beberapa di antaranya yang mendapat promosi. Berikut di antaranya:

    Perwira Polisi di Kasus Ferdy Sambo Dapat Promosi Jabatan

    1. Budhi Herdi Susianto

    Saat kasus Ferdy Sambo, Budhi Herdi Susianto dulu menjabat sebagai Kapolres Jakarta Selatan dengan pangkat Kombes Polisi. Ia sempat merilis kejadian tewasnya Brigadir J sebagai insiden tembak menembak.

    Setelah terbukti terlibat, Budhi dikenai sanksi demosi dan mendapat penempatan khusus (patsus). Setelahnya, ia juga sempat menjabat Kabag Yanhak Rowatpers SSDM Polri.

    Pada awal November 2024 lalu, Budhi mendapatkan promosi jabatan sebagai Karowatpers SSDM Polri menggantikan Brigjen Erthel Stephan. Penunjukannya itu membuatnya pecah bintang 1 menjadi Brigadir Jenderal Polisi/Brigjen Pol.

    Tambahan informasi, mutasi tertuang tertuang dalam Surat Telegram Kapolri nomor ST/2517/XI/KEP/2024 tertanggal 11 November 2024 yang ditandatangani Asisten SDM Polri Irjen Dedi Prasetyo.

    2. Chuck Putranto

    Kemudian, ada Chuck Putranto. Saat kasus Ferdy Sambo, ia menjabat Kasubbagaudit Baggak Etika Rowabprof Divpropam Polri dengan pangkat Kompol.

    Terbukti terlibat dalam hal perintangan penyidikan, ia didemosi dan divonis 1 tahun penjara oleh PN Jakarta Selatan.

  • Ketika Komunikasi Menjadi Luka Psikologis

    Ketika Komunikasi Menjadi Luka Psikologis

    loading…

    Nugroho Agung Prasetyo, S.Sos, MSI, Praktisi Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia/ISKI Pusat. Foto/istimewa

    Nugroho Agung Prasetyo, S.Sos, MSI
    Praktisi Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia/ISKI Pusat

    DI era digital saat ini, banyak konten mengangkat isu perundungan atau bullying, tidak hanya merujuk pada kekerasan fisik, tetapi juga bentuk verbal yang sering kali tersembunyi di balik candaan atau hardikan. Sayangnya, banyak yang menganggap ucapan seperti “hanya bercanda” sebagai hal sepele tanpa menyadari dampaknya yang mendalam pada psikologis penerimanya.

    Beberapa kasus terkini menggambarkan betapa seriusnya dampak dari perundungan ini. Sepanjang tahun 2023, Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) melaporkan 30 kasus perundungan di sekolah, meningkat dari tahun sebelumnya. Ironisnya, beberapa kasus berujung pada tragedi, seperti di Sukabumi dan Blitar, di mana korban kehilangan nyawa akibat perundungan yang tak tertahankan.

    Dalam ajang Oscar 2022, komedian Chris Rock membuat candaan tentang penampilan Jada Pinkett Smith, istri Will Smith, yang mengalami alopecia (kondisi medis yang menyebabkan rambut rontok). Candaan ini memicu respons emosional dari Will Smith, yang secara spontan menampar Chris Rock di atas panggung. Walaupun reaksi fisik Will Smith mendapat banyak kritikan, namun simpati terhadap keluarganya karena candaan tersebut juga bermunculan karena candaan tersebut dianggap melukai secara personal.

    Sebagai figur publik, komunikasi menjadi alat utama untuk membangun citra dan memengaruhi publik. Namun, bercanda dalam komunikasi bisa menjadi pedang bermata dua. Humor yang tidak tepat dapat merusak reputasi, menciptakan ketersinggungan, atau bahkan memicu konflik. Oleh karena itu, seorang public figure perlu memahami cara bercanda yang lentur, efektif, namun tetap menghormati orang lain.

    Perundungan verbal—dengan hardikan, julukan kasar, atau candaan yang merendahkan—tidak kalah menyakitkan. Sebuah studi menunjukkan bahwa ucapan yang menyakitkan ini bisa meninggalkan luka psikologis yang mendalam, termasuk stres, kecemasan, depresi, bahkan penurunan kepercayaan diri.

    Ketika seseorang mengatakan, “Ah, cuma bercanda,” mereka sering kali mengabaikan dampak dari kata-kata tersebut pada penerima. Hardikan atau ejekan, meskipun tidak dimaksudkan untuk menyakiti, dapat diterima dengan cara yang berbeda oleh orang lain. Psikolog komunikasi menjelaskan bahwa setiap individu memiliki sensitivitas emosional yang unik. Kata-kata yang terdengar ringan bagi satu orang, bisa menjadi beban berat bagi yang lain.

    Kasus di Cilacap dan Balikpapan menjadi contoh nyata betapa seriusnya perundungan verbal. Di Cilacap, seorang siswa SMP dianiaya secara fisik, namun akar masalahnya berawal dari ejekan verbal yang memicu konflik. Hal serupa terjadi di Balikpapan, di mana seorang anak dianiaya setelah menjadi bahan lelucon oleh teman sebayanya.

    Dampak Psikologis yang Mengkhawatirkan Korban perundungan verbal sering kali merasa terisolasi, tidak berdaya, dan kehilangan rasa aman. Menurut data dari Journal of Social Science and Humanities, mereka cenderung mengalami gangguan mental seperti kecemasan kronis, depresi, hingga risiko bunuh diri. Efek ini tidak hanya memengaruhi keseharian mereka, tetapi juga prestasi akademik dan kemampuan sosial.

    Di sisi lain, pelaku perundungan, meskipun mungkin tidak menyadarinya, juga menghadapi konsekuensi psikologis. Perilaku ini sering kali menjadi pola yang merusak hubungan interpersonal mereka di masa depan.

  • Tren Politik Identitas Menurun, Bukti Politik di Indonesia Makin Dewasa

    Tren Politik Identitas Menurun, Bukti Politik di Indonesia Makin Dewasa

    loading…

    Akademisi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Deden Mauli Darajat. FOTO/IST

    JAKARTA – Pemilihan Kepala Daerah ( Pilkada ) Serentak 2024 telah berjalan dengan lancar, tertib, aman, dan damai. Meski dinamika sebelum coblosan tetap riuh dengan kampanye masing-masing pasangan calon (paslon), tapi penggunaan politik identitas relatif menurun.

    Kondisi itu berbanding terbalik dengan perhelatan Pilkada sebelumnya, seperti Pilkada DKI Jakarta 2017, yang penuh dengan politik identitas. Akademisi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Deden Mauli Darajat menilai pelaksanaan Pilkada Serentak 2024 seperti halnya Pilpres 2024, belum bisa sepenuhnya lepas dengan propaganda dan mobilisasi massa yang didasarkan pada politik identitas yang cenderung negatif, seperti penggunaan atribut dan istilah agama tertentu.

    “Walaupun demikian penggunaan sentimen agama tidak terlalu kuat pada Pilkada kali ini, berbeda dengan beberapa perhelatan Pilkada sebelumnya. Misalnya, Pilkada DKI 2017 yang sangat kuat sekali mengambil isu-isu keagamaan dan ketika Pilpres 2019,” kata Deden di Jakarta, Selasa (3/12/2024).

    Pakar Ilmu Komunikasi ini juga menyoroti adanya pergeseran substansi narasi yang digunakan pihak yang berseberangan dengan Pemerintah. Jika pada beberapa Pemilu sebelumnya begitu kencang hembusan politik identitas, sekarang isunya bergeser menjadi oligarki dan dinasti politik.

    Ia menilai, menurunnya penggunaan narasi identitas politik dalam penyelenggaraan Pilkada adalah sebuah pencapaian tersendiri bagi Indonesia, mengingat cara yang sama masih laku keras di belahan dunia lainnya, bahkan di negara maju sekali pun.

    “Dalam konteks demokrasi di Indonesia, kita sudah melewati kurang lebih 26 tahun jika dihitung dari masa reformasi, yang berarti proses demokrasi kita bisa dikatakan sudah cukup matang. Saat ini, demokrasi kita juga sudah lebih inklusif, tapi dengan adanya media sosial dan digitalisasi informasi, setiap orang bisa bersuara melalui akunnya masing-masing. Ini yang perlu ditata ulang,” kata Deden.

    Penataan yang dimaksud, jelasnya, bukanlah dimaksudkan untuk menghilangkan hak dan kebebasan berpendapat, melainkan untuk mengatur adanya kewajiban yang harus dipatuhi dalam berpendapat di ruang publik. Selain itu, menurut Deden, kejelasan regulasi diperlukan untuk mengurangi potensi tersebarnya hate speech, hoax, dan black campaign. Semua itu harus diturunkan karena berpotensi memecah persatuan bangsa demi kepentingan segelintir orang.

    “Di sinilah letak urgensi peraturan yang mengatur kebebasan berpendapat. Dalam upaya ini, Pemerintah perlu didukung berbagai pihak, khususnya public figure atau bahkan influencer yang mampu menjangkau berbagai lapisan masyarakat,” katanya.

    Pilkada harus dirayakan dengan sukacita, bukan hanya saat kampanye, tapi juga ketika mengetahui hasil resmi dari KPUD masing-masing wilayah. Walaupun pemimpin yang terpilih itu berbeda agama dengan si pemilih, itu tetap hasil yang sah dan diakui oleh konstitusi negara Indonesia.

    “Ini yang harus ditekankan, bahwa kita harus menghormati keyakinan yang lain dan kita harus menghormati perbedaan yang ada. Sebagai warga negara yang bertanggung jawab, kita harus menghormati hasil Pilkada di Indonesia, sehingga tidak ada alasan lain untuk kita menolak siapa pemimpin yang sudah terpilih. Bahkan kalau pun misalnya pilihan kita yang kalah, kita harus tetap menghormati dan menjalankan kebijakan yang sudah disahkan melalui hasil Pemilu, baik Pilpres maupun Pilkada,” katanya.

  • Program MEQR Berhasil Wujudkan Pendidikan Berkualitas di Madrasah

    Program MEQR Berhasil Wujudkan Pendidikan Berkualitas di Madrasah

    loading…

    Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Abdul Rouf mengatakan, Program MEQR berhasil wujudkan pendidikan berkualitas di madrasah. Foto/istimewa

    JAKARTA – Kementerian Agama ( Kemenag ) menyebut Program Madrasah Education Quality Reform (MEQR) berhasil membangun sistem pendidikan yang berkualitas.

    Hal itu terungkap dalam Rapat Koordinasi Expose Capaian Hasil Proyek Reformasi Mutu Pendidikan Madrasah (REP-MEQR) di Jakarta. Acara ini dihadiri Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Abdul Rouf, Direktur KSKK Madrasah, M. Sidik Sisdiyanto, Ketua PMU REP MEQR Arif Rahman, para Kasubdit di Ditjen Pendis, Kabid dan Pengelola Pendidikan Inklusi Kanwil Kemenag seluruh Indonesia.

    Rapat ini bertujuan mengevaluasi dan memaparkan hasil proyek selama empat tahun terakhir. Dalam kesempatan itu, Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Abdul Rouf menekankan pentingnya forum ini untuk menilai pencapaian yang diraih serta menyusun langkah-langkah strategis ke depan.

    “Rapat ini adalah momen penting untuk menilai sejauh mana pencapaian yang telah kita raih dan menyusun langkah-langkah konkret untuk masa depan,” ujar Rouf, Rabu (4/12/2024).

    Rouf menyoroti pencapaian proyek selama empat tahun, khususnya dalam membangun sistem yang mendukung peningkatan kualitas pendidikan madrasah. “Proyek ini berhasil menciptakan sistem seperti e-RKAM dan penguatan EMIS, yang menjadi dasar kuat untuk keberlanjutan mutu pendidikan madrasah,” ungkapnya.

    Tidak hanya itu, Rouf juga menyampaikan pentingnya adaptasi madrasah terhadap dinamika global. Menurutnya, Program MEQR adalah langkah strategis untuk mendorong pendidikan berkualitas tinggi. “Kita harus memastikan semua madrasah, baik negeri maupun swasta, memiliki kualitas yang setara,” ujarnya.

    Rouf juga mendorong kolaborasi antarmadrasah untuk berbagi praktik terbaik. Termasuk menekankan pentingnya pendidikan inklusif bagi anak-anak penyandang disabilitas. “Kami berkomitmen memastikan pendidikan berkualitas dapat diakses oleh semua kalangan, termasuk anak-anak dengan kebutuhan khusus,” tambahnya.

    Kemenag juga telah menyiapkan rencana anggaran untuk mendukung keberlanjutan Program Pendidikan Guru (PPG) dan pengembangan sistem ramah disabilitas. “Ini bukan akhir, tetapi awal dari komitmen kami untuk meningkatkan mutu pendidikan madrasah secara berkelanjutan,” tegasnya.

  • Kelakar Prabowo Tidak akan Ganti Kapolri dan Panglima TNI

    Kelakar Prabowo Tidak akan Ganti Kapolri dan Panglima TNI

    loading…

    Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto dan Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo. Foto/Istimewa

    KUPANG – Presiden Prabowo Subianto berkelakar bahwa dirinya bisa saja tidak mengganti Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto . Hal itu dikarenakan nama akhir keduanya jika digabung menjadi “Prabowo Subiyanto”.

    “Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto. Kepala Kepolisian Republik Indonesia Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo. Jadi kalau Kapolri dan Panglima TNI nama terakhirnya itu Prabowo Subiyanto. Jangan-jangan enggak diganti-ganti. Jangan-jangan,” kata Prabowo berkelakar saat membuka Sidang Tanwir dan Resepsi Milad ke-112 Muhammadiyah di Universitas Muhammadiyah Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Rabu (4/12/2024).

    Dalam kesempatan itu, Prabowo juga menyapa para jajaran kabinet dan pejabat yang hadir. Mereka di antaranya Kepala Badan Gizi Nasional Dadan Hindayana, Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya, Ketua Komisi VII DPR Saleh Partaonan Daulay, Gubernur NTT terpilih Melkiades Laka Lena, Mendikdasmen Abdul Mu’ti, dan Wamenlu Anis Matta.

    Menurut Prabowo, tokoh-tokoh tersebut memiliki hubungan dekat dengan Muhammadiyah. “Tadi saya baca, banyak tokoh-tokoh, karena ternyata banyak sekali di antara mereka juga yang ada hubungan dekat dengan Muhammadiyah. Apakah mereka pernah pengurus Muhammadiyah, atau lulusan Universitas Muhammadiyah atau SMA Muhammadiyah,” kata Prabowo.

    Menurut Prabowo, hal itu bukti keberhasilan Muhammadiyah sebagai organisasi kemasyarakatan, sebagai organisasi dakwah. “Dan lebih dari itu, organisasi pendidikan dan kesehatan,” ujarnya.

    Prabowo juga menyampaikan apresiasi atas kontribusi Muhammadiyah selama lebih dari satu abad dalam mendukung kemajuan bangsa. Bahkan, Muhammadiyah telah membuka lembaga-lembaga pendidikan yang tidak hanya untuk umat Islam, tapi untuk semua agama.

    “Saya ucapkan hormat saya kepada Muhammadiyah. Saudara buka lembaga-lembaga pendidikan tidak hanya pada umat Islam, tapi buka untuk semua. Saudara telah memberi contoh dalam toleransi, dalam kehidupan inklusif, dalam kehidupan saling hormat-menghormati, dalam kehidupan saling menjaga, saling mendukung ini sangat penting.”

    (zik)

  • Pelajaran Berharga Soal Etika dan Tata Krama

    Pelajaran Berharga Soal Etika dan Tata Krama

    loading…

    Ustaz Yusuf Mansur (UYM) mengatakan, selalu ada pelajaran dari peristiwa viralnya penceramah Miftah Maulana Habiburrahman atau Gus Miftah. Foto/SINDOnews

    JAKARTA – Ustaz Yusuf Mansur (UYM) merespons peristiwa viralnya penceramah Miftah Maulana Habiburrahman atau Gus Miftah yang mengolok-olok penjual es teh. UYM menyebut, selalu ada pelajaran yang diberikan Allah SWT pada semua orang melalui serangkaian suatu peristiwa, tak terkecuali peristiwa Gus Miftah tersebut.

    “Selalu ada pelajaran dari Allah buat kita-kita lewat serangkaian peristiwa. Alhamdulillah dengan kejadian Gus Miftah yang bilang G pada penjual es teh, banyak sekali kebaikannya,” ujar Ustaz Yusuf Mansur, dikutip dari akun Instagram miliknya pada Rabu (4/12/2024).

    UYM berbicara tentang peristiwa yang dialami Gus Miftah itu melalui akun Instagramnya @yusufmansurnew dengan caption, G yang membawa berkah, buat tukang es, buat Gus Miftah, dan buat Indonesia.

    Salah satu kebaikan dalam peristiwa tersebut, penjual es teh itu pun kemungkinan bakal bisa pergi umrah dan dibangunkan rumah karena banyak orang yang mau berbagi rezekinya pada penjual es tersebut imbas viralnya peristiwa itu.

    “Misalnya kebaikan yang terjadi apa, coba deh kayaknya bentar lagi penjual es teh tersebut Insyaallah banyak rezekinya, banyak duitnya, banyak yang bagi duit, banyak yang simpati, mungkin ada yang umrahin, mungkin ada yang bangunin rumah. Bukankah ini hebat, cara Allah itu luar biasa, dan betapa beliau juga saya lihat enjoy,” tuturnya.

    Dari peristiwa tersebut, banyak pelajaran berharga tentang etika dan tata krama, yang mana kebiasaan, kultur, dan budaya suatu tempat menjadi berbeda di tempat lainnya. Maka itu, perlunya penyesuaian diri pada kebiasaan tersebut.

    “Saya melihat juga ada pelajaran berharga sekali soal etika, tata krama, yang saya pribadi pun masih terus belajar dan bagaimana secara kebiasaan, kultur, budaya suatu tempat bisa jadi berbeda dengan tempat-tempat yang lain. Hal biasa di satu tempat, di satu kejadian, di satu daerah, di satu lingkungan bisa jadi tak pas di tempat lainnya. Makanya perlu bukan saja kebiasaan tapi juga penyesuaian,” terangnya.

    “Banyak sekali hikmahnya, ilmu, cerita, pengalaman yang bisa kita dapatkan insyaallah. Tapi menarik ini, insyaAllah terima kasih buat pihak-pihak yang nanti banyak membantu tukang es tersebut, saya sudah mulai melihat ada kiriman teman-teman yang akan memberangkatkan umrah, akan membangun rumah, bahkan sebagian sudah dijalan memberi uang dan sebagainya,” ucapnya.

    Pelajaran yang bisa diambil dari peristiwa itu, tambahnya, tak hanya berlaku untuknya, tapi juga untuk semua orang. Bahwa, untuk tak merendahkan seseorang meski hanya candaan belaka.

    “Sekali lagi ini cara Allah kasih pelajaran buat saya, begitu semua juga, tak merendahkan orang seberapa pun becandanya dan respons Gus Miftah juga menurut saya sangat baik dengan langsung meminta maaf dan beliau pastinya akan melakukan manuver-manuver yang menambah ilmu, pengalaman, kisah, cerita, hikmah buat kita semua insyaallah,” katanya.

    (cip)

  • Prabowo Sebut Soekarno, Soeharto, dan Sudirman Kader Muhammadiyah: Luar Biasa

    Prabowo Sebut Soekarno, Soeharto, dan Sudirman Kader Muhammadiyah: Luar Biasa

    loading…

    Presiden Prabowo Subianto membuka Sidang Tanwir dan Milad ke-112 Muhammadiyah di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Rabu (4/12/2024). FOTO/TANGKAPAN LAYAR YOUTUBE SETPRES

    KUPANG Presiden Prabowo Subianto membuka Sidang Tanwir dan Milad ke-112 Muhammadiyah di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Rabu (4/12/2024). Prabowo memuji Muhammadiyah yang memiliki kader-kader terbaik memimpin Indonesia, seperti Soekarno, Soeharto, dan Jenderal Sudirman.

    Dalam sambutannya, Prabowo mengatakan banyak tokoh-tokoh di Indonesia yang memiliki hubungan dekat dengan Muhammadiyah. Ada yang menjadi pengurus atau hanya lulusan sekolah atau perguruan tinggi Muhammadiyah.

    “Presiden RI pertama dan dan kedua juga merupakan warga Muhammadiyah. Kalau tidak salah Presiden Soekarno pernah jadi pengurus Muhammadiyah. Ibu Fatmawati juga keluarga pimpinan Muhammadiyah di Bengkulu,” kata Prabowo.

    Presiden Kedua RI Soeharto, kata Prabowo, juga warga Muhammadiyah. Mantan mertuanya itu menamatkan pendidikan di SD dan SMP Muhammadiyah. Bahkan Presiden Soeharto banyak menempatkan kader-kader Muhammadiyah dalam kabinetnya.

    “Mungkin karena keberhasilan Muhammadiyah mendidik, membesarkan kader-kader, sehingga ada di mana-mana,” katanya.

    Tak mereka berdua, Panglima Besar TNI pertama, Jenderal Sudirman juga merupakan Kepala SMA Muhammadiyah Purwokerto, Jawa Tengah. Karena itu, Prabowo menilai bahwa Muhammadiyah, selain melakukan dakwah juga menanamkan patriotisme, semangat cinta Tanah Air, dan melahirkan pemimpin yang luar biasa.

    “Terus terang saja, Panglima Besar Jenderal Sudirman bukan lulusan Akademi Militer, beliau tidak pernah ikut Sesko di mana pun tapi berhasil memimpin perang kemerdekaan dan menang,” kata Prabowo.

    Bahkan Prabowo menganggap Jenderal Sudirman tidak dengan para pemimpin militer dunia sepanjang sejarah dunia. Hal itu bisa dibuktikan melalui ucapan, perintah, dan pemikirannya.

    “Artinya walaupun beliau mungkin hanya dianggap sebagai kepala sekolah SMA, tetapi pasti beliau mendalami, menbaca, belajar secara otodidak, sehingga beliau mampu memimpin sebuah perjuangan kemerdekaan,” katanya.

    Dalam acara tersebut, Prabowo juga mengapresiasi peran Muhammadiyah dalam ikut serta membangun bangsa. Muhammadiyah memiliki 167 perguruan tinggi, 126 rumah sakit, 231 klinik, 5.345 sekolah, 440 pesantren, dan jaringan organisasi yang luas di dalam dan luar negeri. Amal usaha itu tidak hanya untuk warga Muhammadiyah tapi semua orang.

    “Kalau saya tidak salah, Muhammdiyah baru saja membeli Gedung di Spanyol di Madrid, dan diubah menjadi masjid yang besar. Muhammadiyah luar biasa,” katanya.

    (abd)

  • Buka Tanwir dan Milad ke-112 Muhammadiyah, Prabowo: Saudara Beri Contoh Toleransi

    Buka Tanwir dan Milad ke-112 Muhammadiyah, Prabowo: Saudara Beri Contoh Toleransi

    loading…

    Presiden Prabowo Subianto secara resmi membuka Sidang Tanwir dan Resepsi Milad ke-112 Muhammadiyah di Universitas Muhammadiyah Kupang, NTT. Foto/SINDOnews

    KUPANG – Presiden Prabowo Subianto secara resmi membuka Sidang Tanwir dan Resepsi Milad ke-112 Muhammadiyah di Universitas Muhammadiyah Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT).

    Presiden Prabowo tiba di lokasi sekitar pukul 09.00 WITA dan disambut dengan hangat oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir dan Rektor Universitas Muhammadiyah Kupang Zainur Wula. Presiden Prabowo juga disambut dengan tarian “Selamat Datang” dan masyarakat sekitar yang telah menunggu kehadirannya.

    Acara kemudian diawali dengan menyanyikan lagu kebangsaan “Indonesia Raya” yang diikuti seluruh peserta. Dilanjutkan dengan lagu “Sang Surya”, simbol semangat dan identitas Muhammadiyah. Selanjutnya, pembacaan Kalam Ilahi dari Surah Al-A’raf Ayat 96 dan Surah Hud Ayat 61 oleh Khairunnisah.

    Dalam sambutannya, Presiden Prabowo menyampaikan apresiasi atas kontribusi Muhammadiyah selama lebih dari satu abad dalam mendukung kemajuan bangsa. Bahkan, Muhammadiyah telah membuka lembaga-lembaga pendidikan yang tidak hanya untuk umat Islam, tapi untuk semua agama.

    “Saya ucapkan hormat saya kepada Muhammadiyah. Saudara buka lembaga-lembaga pendidikan tidak hanya pada umat Islam, tapi buka untuk semua. Saudara telah memberi contoh dalam toleransi, dalam kehidupan inklusif, dalam kehidupan saling hormat-menghormati, dalam kehidupan saling menjaga, saling mendukung ini sangat penting,” ujarnya, Rabu (4/12/2024).

    Prabowo juga menyampaikan ucapan selamat atas Milad ke-112 Muhammadiyah. Kepala Negara berharap Muhammadiyah akan terus meningkatkan perannya di berbagai bidang yang memberikan manfaat nyata bagi masyarakat, bangsa, dan negara.

    “Harapan ke depan, Muhammadiyah akan terus dalam peranannya di bidang dakwah, kesehatan, pendidikan, melahirkan kemakmuran untuk semua adalah sangat tepat karena kemakmuran adalah tujuan kita,” ucap Presiden.

    Sebagai tanda pembukaan resmi Sidang Tanwir dan Resepsi Milad ke-112 Muhammadiyah, Presiden Prabowo memetik alat musik tradisional khas Nusa Tenggara Timur, Sasando. Bunyi indah dari Sasando menggema di lokasi acara, menjadi simbol harapan dan semangat persatuan yang selaras dengan nilai-nilai luhur Muhammadiyah.

    Turut hadir dalam acara tersebut Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Republik Indonesia Jusuf Kalla (JK), sejumlah Menteri Kabinet Merah Putih, para pimpinan Muhammadiyah dari seluruh Indonesia, tokoh masyarakat, akademisi, pelajar, hingga masyarakat.

    (cip)

  • Diskusi dengan Ridwan Kamil-Suswono, Jubir RIDO Optimistis Menatap Putaran Kedua Pilkada Jakarta

    Diskusi dengan Ridwan Kamil-Suswono, Jubir RIDO Optimistis Menatap Putaran Kedua Pilkada Jakarta

    loading…

    Sehari setelah pertemuan antara seluruh pimpinan partai politik pendukung dan pengusung pasangan RIDO, Ridwan Kamil-Suswono makan malam dan diskusi bersama para juru bicara (jubir). Foto/Istimewa

    JAKARTA – Sehari setelah pertemuan antara seluruh pimpinan partai politik pendukung dan pengusung pasangan RIDO , Ridwan Kamil-Suswono makan malam dan diskusi bersama para juru bicara (jubir). Dalam pertemuan yang berlangsung di bilangan Senayan, Selasa, 3 November 2024 malam, para jubir tetap optimistis menatap Pilkada Jakarta putaran kedua.

    Jubir Pasangan RIDO Billy Mambrasar menyampaikan, hingga saat ini seluruh Tim Pemenangan Ridwan Kamil-Suswono masih menunggu hasil rekapitulasi suara manual berjenjang yang dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Jakarta. ”Hari ini kami semua kumpul, makan bareng, mensyukuri proses yang sudah berjalan dan juga masih terus semangat untuk menjalani proses yang akan tetap berjalan ke depannya,” kata Billy.

    Seluruh jubir pasangan RIDO melihat langsung bagaimana Ridwan Kamil dan Suswono sebagai pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jakarta optimistis mengikuti tahapan pilkada yang tengah berjalan. Demikian pula dengan Ketua Tim Pemenangan Ridwan Kamil-Suswono, Ahmad Riza Patria. Politisi Partai Gerindra yang akrab dipanggil Ariza itu sangat yakin pilkada Jakarta akan berlangsung dua rputaran.

    Berdasar penghitungan suara yang terus dikawal bersama oleh Tim Pemenangan RIDO, relawan, organisasi masyarakat, dan masyarakat Jakarta secara umum, belum ada pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jakarta yang mencapai angka 50 persen plus satu suara. ”Kami diberikan pesan dan semangat juga oleh ketua Tim Pemenangan, beliau mengatakan bahwa proses penghitungan suara masih terus berlangsung dan kita menunggu keputusan KPUD,” ucap Billy.

    Meski ada banyak laporan dugaan kecurangan dalam pilkada Jakarta kali ini, Billy mengungkapkan bahwa Ridwan Kamil dan Suswono tidak tampak takut sama sekali terhadap tindakan-tindakan melanggar aturan yang dilakukan oleh pasangan calon lain. Sebaliknya, kedua tokoh yang sudah makan asam garam di pemerintahan tersebut menunjukkan optimisme dan semangat mereka untuk melalui seluruh tahapan Pilkada Jakarta.

    ”Tentunya karena pimpinan-pimpinan kami juga tetap bersemangat, dan itu tertular kepada kami para jubir. Kami harus siap tempur dan mempersiapkan diri untuk menghadapi putaran kedua. Dan mode putaran kedua itu, kami tidak tunggu nanti. Kami sudah mulai persiapkan dari sekarang,” imbuh pemuda asal Papua tersebut.

    Hal serupa disampaikan oleh Francine Widjojo. Politikus Partai Solidaritas Indonesia (PSI) itu menyampaikan bahwa diskusi dan makan malam bersama Ridwan Kamil dan Suswono sangat positif. Selain menghaturkan terima kasih kepada seluruh jubir dan tim yang sudah berjuang bersama, pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jakarta itu juga menggugah semangat para jubir untuk terus berjuang, sampai Pilkada Jakarta benar-benar selesai.

    ”Kami masih optimistis, karena kita semua masih menunggu sampai dengan pengumuman resmi dari KPUD. Kita menunggu dan kalau berdasar data yang ada, seharusnya Pilkada Jakarta itu dua putaran,” ujarnya.

    (rca)