Category: Pikiran-Rakyat.com Nasional

  • Siapa Pengganti Paus Fransiskus yang Meninggal Dunia? Ada Paus Asal Afrika dan Asia

    Siapa Pengganti Paus Fransiskus yang Meninggal Dunia? Ada Paus Asal Afrika dan Asia

    PIKIRAN RAKYAT – Setelah wafatnya Paus Fransiskus pada usia 88 tahun, perhatian dunia kini tertuju ke Kota Vatikan, tempat para Kardinal berkumpul dalam Konklaf untuk memilih pemimpin Gereja Katolik selanjutnya.

    Paus Fransiskus dikenal sebagai paus pertama yang berasal dari Amerika Latin, sebuah langkah besar dalam sejarah Gereja Katolik yang dinilai mencerminkan keterbukaan terhadap keberagaman.

    Dari deretan nama yang berpeluang menjadi Paus baru, muncul pertanyaan besar, akankah Gereja Katolik memilih paus pertama yang berasal dari Afrika atau Asia?

    Berikut ini beberapa nama kandidat terkuat yang digadang-gadang akan menjadi Paus baru pengganti Imam Yesuit Jorge Mario Bergoglio:

    1. Peter Turkson (76 tahun)

    Turkson berasal dari Ghana dan pernah menjabat sebagai Uskup Cape Coast. Ia menjadi simbol harapan bagi umat Katolik di Afrika.

    Pernah dikirim Paus Fransiskus sebagai utusan perdamaian ke Sudan Selatan, Turkson juga dikenal memiliki pandangan moderat terhadap isu hubungan sesama jenis—menilai hukum di negara-negara Afrika terlalu keras namun tetap menghormati pandangan masyarakat setempat. Namanya sempat difavoritkan saat konklaf tahun 2013.

    2. Luis Antonio Tagle (67 tahun)

    Tagle, mantan Uskup Agung Manila, kini menjadi kandidat unggulan. Jika terpilih, ia akan menjadi paus pertama dari Asia, yakni dengan pertumbuhan umat Katolik tercepat.

    Ia dikenal liberal dalam sejumlah isu sosial, meskipun menolak aborsi. Tagle mengkritik Gereja Katolik karena terlalu keras terhadap pasangan sesama jenis dan pasangan yang bercerai.

    3. Pietro Parolin (70 tahun)

    Sebagai Sekretaris Negara Vatikan di bawah Paus Fransiskus, Parolin adalah kandidat yang dianggap akan melanjutkan kebijakan sebelumnya. Ia dikenal moderat, namun sikapnya terhadap isu sosial tidak seprogresif Fransiskus.

    Pernyataannya yang menyebut legalisasi pernikahan sesama jenis di Irlandia sebagai “kekalahan bagi umat manusia” menuai kritik. Ia juga dikritik karena perjanjian kontroversial Vatikan-Tiongkok pada 2018.

    4. Peter Erdo (72 tahun)

    Uskup Agung dari Esztergom-Budapest, Erdo berasal dari wilayah bekas Blok Soviet dan dikenal konservatif.

    Ia menentang pemberian komuni kepada umat Katolik yang telah bercerai atau menikah kembali, serta dikenal sebagai pembela nilai-nilai tradisional Gereja.

    5. Jose Tolentino de Mendonça (59 tahun)

    Asal Madeira, Portugal, Tolentino adalah kandidat termuda dalam daftar ini. Ia dikenal terbuka terhadap budaya modern dan mendorong para teolog untuk memahami dunia lewat film dan musik. Ia pernah menjabat sebagai Uskup Agung dan mengisi beberapa peran penting di Vatikan.

    6. Matteo Zuppi (69 tahun)

    Zuppi, Uskup Agung Bologna, ditunjuk menjadi Kardinal oleh Paus Fransiskus pada 2019 dan menjadi utusan perdamaian Vatikan untuk perang di Ukraina.

    Meski tidak bertemu langsung dengan Presiden Putin, ia sempat bertemu Patriark Kirill, pemimpin Gereja Ortodoks Rusia, walau hasil diplomatiknya belum terlihat.

    7. Mario Grech (68 tahun)

    Berasal dari Malta, Grech kini menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Sinode Para Uskup.

    Ia menyerukan agar Gereja menggunakan pendekatan baru dalam menyikapi pasangan sesama jenis dan mereka yang bercerai, meskipun masih dianggap cukup tradisional.

    8. Robert Sarah (79 tahun)

    Sarah, yang lahir di Guinea Prancis, adalah kandidat kulit hitam lainnya. Meski usianya menjadi hambatan, ia memiliki pengalaman panjang di Vatikan sejak masa Paus Yohanes Paulus II. Ia dikenal konservatif, menentang ideologi gender dan juga radikalisme Islam.

    Akankah Gereja Katolik memilih paus yang mencerminkan keberagaman globalnya, atau tetap melanjutkan tradisi Eropa? Jawabannya ada tak akan lama setelah masa berkabung umat Katolik. ***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Tradisi dan Proses Menuju Pemilihan sang Pengganti

    Tradisi dan Proses Menuju Pemilihan sang Pengganti

    PIKIRAN RAKYAT – Setelah pengumuman wafatnya Paus Fransiskus pada Senin pagi oleh Vatikan, Gereja Katolik Roma memasuki periode transisi yang disebut sede vacante, atau “takhta kosong”.

    Ini adalah masa duka dan refleksi, sekaligus masa persiapan untuk menyambut pemimpin baru umat Katolik sedunia. Serangkaian ritual suci pun dijalankan untuk menandai akhir dari satu kepausan dan awal dari yang berikutnya.

    1. Pengesahan Kematian dan Penutupan Kepausan

    Tugas pertama dipegang oleh Camerlengo (Chamberlain), yang saat ini dijabat oleh Kardinal Kevin Farrell. Ia secara resmi mengonfirmasi kematian Paus dan mengambil langkah simbolis dengan menyegel apartemen pribadi mendiang pemimpin tertinggi Gereja.

    Selain itu, dua simbol penting juga harus dimusnahkan:

    Cincin Nelayan, yang sebelumnya digunakan Paus untuk memeteraikan dokumen resmi, dihancurkan. Segel timah resmi Paus juga dihancurkan, untuk mencegah penyalahgunaan.

    Tidak dilakukan otopsi, sesuai dengan tradisi kepausan.

    2. Persiapan dan Rangkaian Pemakaman

    Camerlengo bersama tiga asistennya akan memutuskan kapan jenazah Paus Fransiskus akan dipindahkan ke Basilika Santo Petrus agar umat dapat memberikan penghormatan terakhir.

    Sesuai permintaan pribadi Paus, ia tidak akan dimakamkan di ruang bawah tanah Basilika Santo Petrus, melainkan di Basilika Santa Maria Mayor Roma, tempat yang memiliki makna spiritual khusus bagi Fransiskus. Ia juga meminta untuk dimakamkan dalam peti kayu sederhana, sebuah simbol kerendahan hati yang melekat selama masa kepemimpinannya.

    Upacara berkabung akan berlangsung selama sembilan hari, dan pemakaman biasanya dilaksanakan antara hari keempat hingga keenam setelah wafat.

    3. Masa Sede Vacante dan Tugas College of Cardinals

    Selama masa sede vacante, College of Cardinals (Dewan Kardinal) mengambil alih sebagian fungsi administratif Gereja. Namun, kewenangan mereka sangat terbatas, dan sebagian besar aktivitas Vatikan berhenti sementara.

    Fokus utama mereka adalah mempersiapkan konklaf, yaitu sidang rahasia untuk memilih Paus baru.

    4. Konklaf di Kapel Sistina

    Konklaf diadakan antara hari ke-15 hingga ke-20 setelah wafatnya Paus. Lokasinya adalah Kapel Sistina yang terkenal dengan lukisan langit-langit Michelangelo. Kardinal peserta akan “dikurung” secara simbolis di dalam Vatikan hingga terpilih paus baru.

    Hanya kardinal berusia di bawah 80 tahun yang berhak memilih. Saat ini, sekitar 80% dari kardinal pemilih ditunjuk oleh Paus Fransiskus, sebuah fakta yang meningkatkan peluang kebijakan progresifnya tetap diteruskan.

    Pemilihan dilakukan melalui pemungutan suara rahasia, dengan syarat dua pertiga suara ditambah satu untuk menyepakati calon Paus baru. Proses ini bisa berlangsung dalam beberapa putaran.

    5. Tanda Asap dan Pengumuman ‘Habemus Papam’

    Setelah suara disepakati:

    Asap putih akan keluar dari cerobong Kapel Sistina sebagai simbol telah terpilihnya Paus baru. Jika belum ada hasil, asap hitam akan terlihat.

    Setelah pemilihan berhasil, Dekan Dewan Kardinal akan muncul di balkon tengah Basilika Santo Petrus untuk menyatakan kalimat ikonik:

    “Habemus Papam” (Kami memiliki Paus)

    Paus baru akan tampil di hadapan umat dan memberikan berkat apostolik pertamanya.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Pendiri OCI Taman Safari Siap Ambil Jalur Hukum Jika Digugat

    Pendiri OCI Taman Safari Siap Ambil Jalur Hukum Jika Digugat

    PIKIRAN RAKYAT – Pendiri Oriental Circus Indonesia (OCI) Taman Safari Jansen Manansang bakal mengutamakan penyelesaian dugaan kasus eksploitasi kepada mantan pemain OCI secara kekeluarga.

    Hal itu disampaikan oleh Kuasa Hukum OCI, Ricardo Kunontas apabila mantan pemain OCI sewaktu-waktu mengajukan langkah hukum baik itu gugatan perdata maupun pihak kepolisian.

    Dia mengatakan, Jansen akan tetap mengutamakan pengambil langkah penyelesaian secara kekeluargaan karena sudah menganggap sebagai adiknya sendiri.

    “Jadi, menurut Pak Janson ya, apapun yang terjadi, beliau tetap mengutamakan penyelesaian sekeluarga, karena dianggap seperti adik-adiknya itu. Itu kan yang dianggap dulu pertama dari almarhum bapaknya, Pak Adi,” ujar Ricardo dalam konferensi pers di Hotel Mulia, Senayan, Jakarta, Senin 21 April 2025.

    Lebih la jut Ricardo mengungkapkan bahwa sebenarnya tindakan hukum itu pilihan terakhir yang akan dilakukan oleh Jansen. Namun yang membuatnya terpukul stament yang viral di media sosial.

    “Sedih sekali (Jansen). Makanya tadi di hearing tadi di Komisi III (DPR) agak emosional mau keluarin undang-undang gitu. Jadi ya sebenarnya dari pihak kami itu enggak ini lah, enggak terlalu ini,” tuturnya.

    “Saya juga bingung gitu loh, Dari pihak Pak Janson dan keluarganya itu baik-baik aja,” lanjutnya.

    Kendati demikian apabila persoalan ini benar-benar serius akan dibawa kejalur hukum maka pihaknya siap untuk melawan balik.

    “Ya kita akan ya kita akan counter sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku ya. Terima kasih,” pungkasnya.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Deretan Mobil yang Dipakai Paus Fransiskus Saat Kunjungan di Berbagai Negara, Pilih Kendaraan Merakyat

    Deretan Mobil yang Dipakai Paus Fransiskus Saat Kunjungan di Berbagai Negara, Pilih Kendaraan Merakyat

    PIKIRAN RAKYAT – Vatikan menyampaikan kabar duka yang mengejutkan dunia. Paus Fransiskus, pemimpin Gereja Katolik Roma pertama yang berasal dari Amerika Latin, telah berpulang pada usia 88 tahun setelah mengalami komplikasi akibat pneumonia ganda yang parah.

    Pada Senin 21 April 2025 pagi waktu setempat, Vatikan mengumumkan kepergian Paus Fransiskus melalui siaran televisi. Kardinal Kevin Farrell, dengan suara yang penuh duka, menyampaikan pengumuman resmi tersebut.

    Paus Fransiskus, dipilih untuk memimpin Gereja Katolik pada 13 Maret 2013, menyusul pengunduran diri yang mengejutkan dari Paus Benediktus XVI.

    Paus Fransiskus berkunjung ke Indonesia pada 3 September 2024. Perjalanan Paus Fransiskus ke Indonesia adalah bagian dari rangkaian kunjungan apostoliknya ke beberapa negara di Asia Tenggara pada tahun 2024.

    Selama berkegiatan di Jakarta, Paus Fransiskus menggunakan Toyota Innova Zenix Hybrid. Paus Fransiskus beberapa kali terlihat menggunakan kendaraan yang umum digunakan oleh masyarakat dalam kunjungan internasionalnya. Berikut adalah beberapa mobil yang pernah digunakannya.

    Sedan Honda Ballade

    Pada November 2015, ketika berkunjung ke Kenya, Paus Fransiskus terlihat menaiki sedan Honda Ballade untuk berkeliling di sekitar Nairobi.

    KIA Soul

    Paus Fransiskus memilih KIA Soul sebagai kendaraan selama kunjungan ke Korea Selatan, yang menandai lawatan kepausan pertamanya di Asia.

    Toyota Land Cruiser Modifikasi

    Saat berkunjung ke Republik Afrika Tengah dan melakukan perjalanan di pusat Kota Bangui, Paus Fransiskus menggunakan mobil Land Cruiser yang modelnya bukan keluaran terbaru.

    Mitsubishi L200

    Ketika berkunjung ke Uganda, Paus Fransiskus memilih mobil SUV Mitsubishi L200 sebagai kendaraannya, yang meskipun tidak mencolok namun sebenarnya tidak tergolong murah.

    Toyota Raize

    Setibanya di Bandara Port Moresby, Papua Nugini, Paus Fransiskus kembali memilih kendaraan yang umum digunakan masyarakat, yaitu Toyota Raize.

    Hyundai Ioniq 5

    Paus Fransiskus menggunakan Hyundai Ioniq 5, mobil bertenaga listrik, selama kunjungannya di Singapura.

    Toyota Sienta

    Saat tiba di Bandara Internasional Presidente Nicolau Lobato, Dili, Timor Leste, Paus Fransiskus menggunakan Toyota Sienta sebagai kendaraannya.

    Beberapa mobil yang pernah digunakan tersebut mencerminkan bahwa Paus Fransiskus adalah orang yang merakyat dan sederhana.***

     

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Kondisi Kesehatan Terakhir Paus Fransiskus Sebelum Meninggal Dunia, Sempat Pulih dari Pneumonia

    Kondisi Kesehatan Terakhir Paus Fransiskus Sebelum Meninggal Dunia, Sempat Pulih dari Pneumonia

    PIKIRAN RAKYAT – Paus Fransiskus sempat menunjukkan tanda-tanda pemulihan dari pneumonia ganda yang dideritanya, hanya beberapa pekan sebelum wafat di usia 88 tahun. Kondisi kesehatannya saat itu sempat membaik, dan ia bahkan menyapa puluhan ribu umat Katolik dari mobil Paus terbuka dalam perayaan Paskah di Lapangan Santo Petrus, Vatikan.

    Peristiwa itu menjadi penampilan publik pertamanya di luar ruangan setelah menjalani perawatan intensif selama lima minggu di rumah sakit, dan nyaris kehilangan nyawanya akibat infeksi paru-paru serius.

    “Paus Fransiskus menyambut kerumunan Paskah yang bersorak dari mobil Paus saat dia pulih dari pneumonia,” tutur pernyataan resmi Vatikan pada waktu itu.

    Kembalinya Paus ke Hadapan Publik

    Dalam perayaan Misa Paskah Vatikan, Paus duduk di kursi yang ditinggikan di belakang kendaraan putihnya, disambut sorakan umat yang meneriakkan “Viva il Papa!” (Hidup Paus!).

    Dia tak banyak bergerak, namun memberikan isyarat tangan kecil kepada jemaah yang melambai penuh haru. Beberapa bayi bahkan diangkat dari kerumunan untuk diberkati secara simbolis olehnya.

    Paus tidak memimpin langsung Misa karena dokter menyarankannya untuk membatasi aktivitas fisik, tetapi tetap hadir di akhir acara untuk menyampaikan pesan damai dalam tradisi dua tahunan Vatikan: Urbi et Orbi (untuk kota dan dunia).

    Seruan Perdamaian dalam Pesan Paskah

    Dalam pesannya, yang dibacakan oleh seorang ajudan dari balkon utama Basilika Santo Petrus, Paus Fransiskus kembali menegaskan sikap kerasnya terhadap konflik militer di Timur Tengah, terutama perang di Gaza.

    “Saya mengungkapkan kedekatan saya dengan penderitaan … dari semua rakyat Israel dan rakyat Palestina,” kata Paus dalam pesan tersebut.

    “Saya mengimbau pihak-pihak yang bertikai: menyerukan gencatan senjata, membebaskan para sandera, dan datang untuk membantu orang-orang kelaparan yang bercita-cita untuk masa depan perdamaian,” tuturnya menambahkan.

    Paus Fransiskus juga menyebut situasi kemanusiaan di Gaza sebagai “dramatis dan menyedihkan”, seraya meminta kelompok Hamas untuk segera membebaskan sandera yang masih ditahan. Paus mengutuk peningkatan tren antisemitisme yang ia nilai semakin mengkhawatirkan di dunia.

    Pertemuan Diplomatik Terakhir: JD Vance

    Masih pada hari yang sama, Paus juga menerima kunjungan Wakil Presiden AS JD Vance dalam sebuah pertemuan singkat di Vatikan. Pertemuan itu berlangsung selama beberapa menit untuk saling bertukar salam Paskah, dan menjadi salah satu interaksi diplomatik terakhir Paus sebelum kepergiannya.

    “Pertemuan dengan Vance berlangsung singkat, berlangsung beberapa menit, untuk bertukar salam Paskah,” ujar keterangan resmi Vatikan, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Reuters.

    Pulih, Namun Tak Pernah Sepenuhnya Sembuh

    Meskipun Paus Fransiskus sempat menunjukkan tanda-tanda pulih dan kembali tampil di hadapan publik, berbagai laporan internal menyebutkan bahwa kondisinya tidak pernah benar-benar stabil. Dia terus mengalami penurunan stamina, membatasi jadwal audiensi, dan sering kali menyampaikan pidato melalui bantuan asisten.

    Riwayat kesehatannya memang tidak ringan. Selain pneumonia, Paus pernah menjalani operasi usus besar pada 2021 dan mengalami masalah pernapasan yang memburuk seiring usia. Namun, semangatnya untuk terus hadir di hadapan umat tetap tak tergoyahkan.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Kondisi Kesehatan Terakhir Paus Fransiskus Sebelum Meninggal Dunia, Sempat Pulih dari Pneumonia

    Paus Fransiskus Meninggal Dunia di Usia 88 Tahun, Dunia Katolik Berduka

    PIKIRAN RAKYAT – Dunia dikejutkan oleh kabar duka dari Takhta Suci Vatikan. Paus Fransiskus, pemimpin Gereja Katolik Roma pertama yang berasal dari Amerika Latin, telah meninggal dunia pada usia 88 tahun, setelah sebelumnya sempat menjalani perawatan akibat serangan pneumonia ganda yang serius.

    Kabar wafatnya diumumkan secara resmi oleh Vatikan melalui siaran televisi pada Senin pagi waktu setempat. Suara penuh duka terdengar saat Kardinal Kevin Farrell menyampaikan pengumuman resmi.

    “Saudara-saudari yang terkasih, dengan kesedihan yang mendalam saya harus mengumumkan kematian Bapa Suci kita Fransiskus,” ujar Kardinal Farrell, Senin 21 April 2025.

    “Pada pukul 7:35 pagi ini, Uskup Roma, Fransiskus, kembali ke rumah Bapa,” ucapnya menambahkan.

    Pemimpin yang Mengubah Wajah Gereja

    Lahir dengan nama Jorge Mario Bergoglio, Paus Fransiskus terpilih sebagai pemimpin tertinggi Gereja Katolik pada 13 Maret 2013, menggantikan Paus Benediktus XVI yang secara mengejutkan mengundurkan diri.

    Terpilihnya Bergoglio menjadi momen bersejarah, bukan hanya karena ia berasal dari Argentina, tetapi juga karena ia dikenal sebagai sosok sederhana yang sangat dekat dengan kaum miskin.

    Sejak awal, ia menolak tinggal di apartemen kepausan mewah di Istana Apostolik. Sebaliknya, ia memilih tinggal di kediaman tamu Vatikan untuk mempertahankan “kesehatan psikologisnya” dan membaur dengan lingkungan komunitas.

    Mewarisi Gereja yang Terluka

    Paus Fransiskus naik takhta saat Gereja sedang dilanda krisis besar, khususnya terkait skandal pelecehan seksual terhadap anak yang mencoreng reputasi institusi tersebut secara global. Ia mendapat mandat besar untuk mereformasi birokrasi internal Vatikan yang kerap tertutup dan dipenuhi pertikaian.

    Namun, upayanya menuai tantangan dari segala arah. Kelompok konservatif Gereja menuduhnya terlalu jauh melonggarkan tradisi dan doktrin lama, sementara kelompok progresif justru menganggapnya kurang radikal dalam membenahi struktur kekuasaan dan peran perempuan di dalam Gereja.

    Diplomat Global dan Pembela Kaum Tertindas

    Meski menghadapi kritik internal, Paus Fransiskus menjelma menjadi ikon global. Dalam berbagai lawatannya ke luar negeri, ia terus menyerukan dialog antaragama, perdamaian dunia, dan solidaritas terhadap kaum marginal, seperti pengungsi, migran, dan masyarakat miskin.

    Kepemimpinannya menonjol dalam menyuarakan isu-isu sosial, lingkungan, dan ekonomi yang sebelumnya jarang disentuh oleh para pendahulunya. Ia juga aktif menjalin hubungan diplomatik, termasuk dengan dunia Islam dan komunitas Yahudi.

    Dua Paus dalam Satu Era

    Selama sebagian besar masa kepemimpinannya, Paus Fransiskus hidup berdampingan secara unik dengan pendahulunya, Paus Benediktus XVI, yang memilih tetap tinggal di Vatikan pasca pengunduran dirinya tahun 2013. Keberadaan dua tokoh tertinggi Gereja dalam satu masa sempat menimbulkan bayang-bayang politik internal.

    Paus Benediktus, yang dianggap sebagai ikon konservatif Gereja, akhirnya wafat pada Desember 2022, meninggalkan Fransiskus sendirian di panggung kepausan untuk melanjutkan arah reformasi.

    Warisan dan Masa Depan Gereja Katolik

    Sebelum wafat, Paus Fransiskus telah menunjuk hampir 80% kardinal yang memiliki hak suara dalam konklaf mendatang. Keputusan ini diyakini akan sangat memengaruhi arah Gereja Katolik setelahnya, karena sebagian besar dari mereka berasal dari kalangan yang mendukung agenda progresif Paus.

    “Kami kehilangan seorang gembala yang bukan hanya membimbing umat Katolik, tetapi juga dunia. Kepeduliannya pada perdamaian dan kemanusiaan akan terus dikenang,” ujar Kardinal Luis Tagle dalam pernyataan tertulisnya, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Reuters.

    Pemakaman Paus Fransiskus dijadwalkan akan dilangsungkan di Basilika Santo Petrus, Vatikan, dengan prosesi kenegaraan penuh doa dan penghormatan dari para pemimpin dunia.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • DPR Prihatin Kesejahteraan Guru PAUD, Dorong Peluang Jadi ASN Melalui Jalur PPPK

    DPR Prihatin Kesejahteraan Guru PAUD, Dorong Peluang Jadi ASN Melalui Jalur PPPK

    PIKIRAN RAKYAT – Anggota DPR RI Fraksi Partai Demokrat dari Dapil Jawa Barat I Fathi menyampaikan keprihatinannya atas kondisi para Pendidik Anak Usia Dini (PAUD), khususnya guru-guru nonformal yang hingga kini masih menghadapi tantangan kesejahteraan dan pengakuan.

    “Bayangkan, mereka mengajar dari pagi hingga siang, setiap hari membimbing anak-anak di usia emas masa paling penting dalam tumbuh kembang anak tapi hanya menerima honor Rp500 ribu per bulan. Itu pun tidak semua mendapatkan,” kata Fathi kepada wartawan, Senin, 21 April 2025.

    Politikus Partai Demokrat itu menegaskan, peran guru PAUD tak bisa dipandang sebelah mata. Mereka adalah garda terdepan dalam membentuk karakter dan fondasi awal kecerdasan anak. Oleh karena itu, ia menyebut ada ada beberapa hal penting yang menjadi fokus terkait kesejahteraan yang layak.

    Dia berpandangan pemerintah, baik pusat maupun daerah perlu bergotong royong menaikkan honorarium guru PAUD.

    “Minimal setara UMR. Jangan sampai mereka yang berjasa mencerdaskan anak-anak kita justru hidup dalam keterbatasan,” katanya.

    Menurutnya pentingnya pengakuan formal terhadap guru PAUD nonformal juga diperlukan. Oleh karena itu, Fathi mendorong agar guru PAUD bisa mengakses sertifikasi dan jabatan fungsional.

    “Mereka bukan sekadar relawan. Mereka pendidik sejati. Bangsa ini butuh pengakuan terhadap jerih payah mereka. Ini penting untuk meningkatkan kualitas sekaligus memberikan ruang berkembang bagi mereka sebagai profesional,” ujarnya.

    Selain itu Fathi menyoroti akses peluang guru PAUD untuk menjadi ASN melalui Jalur Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). Ia menilai perlu ada afirmasi dalam seleksi PPPK bagi guru PAUD.

    Bahkan perlindungan ketenagakerjaan (BPJS Ketenagakerjaan) bagi guru PAUD nonformal juga berhak diberikan, karena tidak semua guru PAUD juga yang jarak ke tempat mengajar berdekatan dan perlindungan dalam bekerja di lingkungan sebagai guru.

    “Kalau kita sungguh-sungguh ingin anak-anak kita tumbuh menjadi generasi hebat, maka kita harus mulai dengan memastikan gurunya diperlakukan secara adil dan manusiawi. Karena pendidikan yang berkualitas dimulai dari guru yang dihargai,” ujarnya.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Rangkaian Upacara Wafatnya Paus Fransiskus, Sejak Pemakaman hingga Pemilihan Paus Baru

    Rangkaian Upacara Wafatnya Paus Fransiskus, Sejak Pemakaman hingga Pemilihan Paus Baru

    PIKIRAN RAKYAT – Saat seorang Paus wafat, Gereja Katolik menjalankan rangkaian ritus dan tradisi yang telah diatur secara rinci. Rangkaian ini dimulai dari pengesahan kematian, penghormatan publik, pemakaman, hingga pemilihan Paus baru.

    Paus Fransiskus sempat menyederhanakan beberapa bagian dari upacara ini, untuk menegaskan bahwa seorang Paus tetaplah seorang gembala, bukan tokoh duniawi penuh kemewahan.

    Tiga tahapan utama tetap dijalankan, yaitu:

    3 Tahap Utama Setelah Paus Wafat

    1. Di tempat tinggal Paus

    Jenazah Paus diperiksa oleh kepala layanan kesehatan Vatikan untuk memastikan penyebab kematian, kemudian disemayamkan di kapel pribadinya, bukan kamar tidur seperti sebelumnya.

    Ini disesuaikan dengan tempat tinggal Paus Fransiskus yang berada di kediaman Santa Marta, bukan Istana Apostolik.

    Jenazah dipakaikan jubah merah, mitra uskup, dan pallium (selempang wol liturgi). Sebuah lilin Paskah juga ditempatkan di dekat peti.

    2. Di Basilika Santo Petrus

    Jenazah dipindahkan ke Basilika Santo Petrus agar umat bisa memberikan penghormatan.

    Litani Para Kudus dikumandangkan saat prosesi masuk, dan peti jenazah diletakkan secara sederhana menghadap umat, tidak lagi di atas panggung tinggi seperti tradisi sebelumnya.

    3. Di tempat pemakaman

    Malam sebelum pemakaman, peti ditutup dan disegel oleh camerlengo bersama para kardinal senior. 

    Koin khusus yang dicetak selama masa kepausannya, serta dokumen singkat tentang masa pelayanannya (disebut rogito) dimasukkan ke dalam peti.

    Setelah pemakaman, dimulailah masa berkabung selama sembilan hari (novemdiales), sebelum konklaf dimulai untuk memilih Paus baru.

    Perubahan Penting oleh Paus Fransiskus

    Paus Fransiskus memperkenalkan sejumlah perubahan penting dalam tata cara pemakaman Paus. Perubahan ini dibuat untuk menekankan bahwa pemakaman seorang Paus adalah pemakaman seorang gembala Kristus, bukan pemimpin dunia yang penuh simbol kekuasaan. Berikut beberapa poin pentingnya:

    Pemakaman tidak harus di Vatikan. Paus kini diperbolehkan memilih tempat peristirahatan terakhir di luar Vatikan. Peti jenazah lebih sederhana, hanya terdiri dari satu lapis kayu dengan bagian dalam dari seng. Ini menggantikan tradisi tiga lapis peti: kayu, timah, dan ek. Upacara dipermudah, tanpa terlalu banyak simbol kemewahan atau panggung tinggi, agar lebih menonjolkan kerendahan hati dan pelayanan. Siapa yang Memimpin Pemakaman?

    Pemakaman Paus dipimpin oleh dekan Dewan Kardinal. Jika dekan berhalangan, maka digantikan oleh wakil dekan atau kardinal senior lainnya.

    Saat ini, posisi dekan dipegang oleh Kardinal Giovanni Battista Re (91), dan wakil dekan adalah Kardinal Leonardo Sandri (81). Paus Fransiskus sendiri telah memperpanjang masa jabatan mereka.

    Keinginan Pribadi Paus Fransiskus

    Paus Fransiskus telah menyatakan ingin dimakamkan bukan di Basilika Santo Petrus seperti mayoritas Paus sebelumnya, tetapi di Basilika Santa Maria Maggiore di Roma. Pilihan ini dilandasi devosinya yang kuat kepada ikon Maria di sana, Salus Populi Romani.

    Ikon tersebut menggambarkan Bunda Maria berbalut jubah biru, menggendong Kanak-Kanak Yesus yang memegang kitab emas berhiaskan permata.

    Setelah setiap perjalanan luar negeri, Paus Fransiskus selalu menyempatkan diri untuk datang ke basilika itu dan berdoa di hadapan ikon tersebut.

    “Itu tempat devosi saya yang besar. Tempatnya sudah dipersiapkan,” kata Paus Fransiskus dalam sebuah wawancara.

    Setelah Pemakaman

    Setelah prosesi pemakaman selesai, Gereja Katolik memasuki masa berkabung resmi selama sembilan hari yang dikenal dengan istilah novemdiales. Setelah itu, konklaf untuk memilih Paus baru akan dimulai. ***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Kualitas Beras Lokal Lebih Rendah dari Impor, Bulog Minta Bantuan Menteri Tito

    Kualitas Beras Lokal Lebih Rendah dari Impor, Bulog Minta Bantuan Menteri Tito

    PIKIRAN RAKYAT – Perum Bulog mencatat rekor baru dalam penyerapan beras domestik tahun 2025. Namun, di tengah keberhasilan itu, perusahaan pelat merah ini menghadapi tantangan terkait perbedaan kualitas beras lokal dibandingkan beras impor yang sebelumnya umum digunakan.

    Untuk itu, Bulog meminta dukungan dari Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian, agar pemerintah daerah turut aktif menyosialisasikan perubahan ini kepada masyarakat.

    Rekor Pengadaan Beras Domestik

    Kepala Divisi Perencanaan Operasional dan Pelayanan Publik Perum Bulog, Epi Sulandari menjelaskan bahwa penyerapan beras sepanjang Maret 2025 merupakan yang terbesar sepanjang sejarah Bulog.

    Sampai akhir Maret 2025, pengadaan beras untuk Cadangan Beras Pemerintah (CBP) telah mencapai 725 ribu ton. Angka itu terus meningkat hingga mencapai 1,27 juta ton pada 20 April 2025.

    “Ini merupakan yang terbesar dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya,” ucap Epi dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Tahun 2025, Senin 21 April 2025.

    Sebagian besar dari beras yang diserap tersebut berasal langsung dari petani dalam bentuk gabah kering panen (GKP). Jika dikonversikan, sekitar 53 persen dari total volume pengadaan telah menjadi beras siap distribusi.

    Dengan capaian tersebut, stok CBP yang saat ini dikelola Bulog mencapai 2.775.389 ton. Di luar itu, Bulog juga memiliki stok beras komersial sebanyak 40.628 ton. Totalnya, lebih dari 2,8 juta ton beras sudah tersebar di berbagai gudang Bulog di seluruh wilayah Indonesia.

    Perbedaan Kualitas Beras: Lokal vs Impor

    Di balik keberhasilan pengadaan, Epi mengingatkan bahwa kualitas beras lokal berbeda dengan beras impor yang sebelumnya biasa disalurkan Bulog, terutama untuk program bantuan pangan dan stabilisasi harga melalui program SPHP.

    “Yang sebelumnya kita menggunakan stok eks impor dengan broken 5%. Sementara untuk pengadaan CBP dari dalam negeri kita menggunakan broken 25%,” ujarnya.

    Kadar patahan (broken) beras menjadi penanda kualitas yang cukup mencolok. Beras dengan patahan 5% cenderung lebih utuh dan penampilannya seragam, sebagaimana yang umum ditemukan dalam beras impor.

    Sementara beras lokal, terutama hasil penggilingan dari GKP yang diserap langsung dari petani, memiliki kadar patahan lebih tinggi, yakni mencapai 25%.

    Epi mengakui bahwa perbedaan ini mungkin akan memicu kebingungan di kalangan penerima bantuan atau masyarakat umum. Oleh karena itu, ia secara khusus meminta peran aktif pemerintah daerah.

    “Mohon bantuan kepada Bapak Mendagri dan Bapak/Ibu Gubernur dan Walikota, untuk mensosialisasikan atas perbedaan kualitas stok CBP,” ucapnya.

    Penugasan Resmi Berdasarkan Inpres

    Bulog tidak serta-merta beralih ke beras lokal tanpa dasar. Perubahan strategi ini dilandasi oleh penugasan resmi dari Badan Pangan Nasional (Bapanas), yang mengamanatkan penyerapan hingga 3 juta ton gabah dan beras dari dalam negeri sepanjang 2025.

    Penugasan tersebut diperkuat oleh Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 6 Tahun 2025 tentang pengadaan dan pengelolaan gabah dan beras dalam negeri. Melalui kebijakan ini, pemerintah pusat menegaskan komitmennya dalam memperkuat ketahanan pangan nasional dengan mengutamakan hasil produksi petani lokal.

    Antisipasi Persepsi Masyarakat

    Meskipun beras lokal memiliki kadar patahan yang lebih tinggi, Epi memastikan bahwa kualitas dan nilai gizinya tetap memenuhi standar konsumsi. Namun, secara visual, beras lokal memang terlihat kurang menarik dibandingkan beras impor.

    Bulog berharap dukungan pemerintah daerah dapat meredam persepsi negatif dan mendorong pemahaman bahwa perbedaan tampilan tidak berarti penurunan mutu. Sosialisasi yang masif dinilai penting agar distribusi bantuan dan program stabilisasi harga berjalan lancar tanpa gangguan dari persepsi konsumen.

    Dengan stok yang melimpah dan dukungan kebijakan nasional, langkah Bulog menyerap produksi dalam negeri sekaligus memperkuat cadangan beras nasional diharapkan dapat menjaga stabilitas pangan di tengah tantangan inflasi dan gejolak cuaca yang kian tak menentu.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Iseng Berujung Penjara, Dokter Gigi di Jakarta yang Rekam Mahasiswi Mandi Ditangkap

    Iseng Berujung Penjara, Dokter Gigi di Jakarta yang Rekam Mahasiswi Mandi Ditangkap

    PIKIRAN RAKYAT – Polres Metro Jakarta Pusat menangkap seorang dokter gigi berinisial MAES (39) yang sedang menjalani pendidikan spesialis. MAES ditangkap karena merekam mahasiswi yang sedang mandi.

    Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Pusat, Muhammad Firdaus, mengatakan bahwa peristiwa ini terjadi di sebuah rumah kos di Jakarta Pusat pada 15 April 2025. Korban, berinisial SSS (22), adalah mahasiswi di sebuah perguruan tinggi dan tinggal di kos yang sama dengan pelaku.

    MAES diketahui merekam korban selama delapan detik menggunakan ponsel. Ia melakukan aksinya dengan cara memanjat dinding kamar mandi setelah mendengar suara dari dalam. “Kemudian mengambil handphone serta memanjat dan merekam korban yang sedang mandi,” jelas Firdaus.

    Aksi tersebut diketahui oleh korban, yang kemudian melaporkannya ke polisi. Tersangka ditangkap pada Jumat, 18 April 2025. Dalam penangkapan tersebut, polisi menyita barang bukti berupa telepon genggam yang digunakan untuk merekam.

    “Barang bukti yang disita antara lain, telepon genggam yang digunakan untuk merekam korban,” ujar Firdaus.

    Dari hasil pemeriksaan, MAES mengaku melakukan tindakan tersebut karena iseng. Video yang direkam juga tidak disebarluaskan dan hanya untuk konsumsi pribadi.

    “Pelaku iseng,” kata Firdaus menegaskan motif pelaku dikutip Pikiran Rakyat dari Antara.

    Firdaus menyampaikan bahwa MAES yang telah berkeluarga akan dijerat dengan Pasal 4 ayat (1) dan Pasal 35 junto Pasal 9 Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2008 tentang Pornografi. Ia terancam hukuman penjara hingga 12 tahun.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News