Category: Pikiran-Rakyat.com Nasional

  • Sejarah Perjuangan Lingkungan Sejak Puluhan Tahun Silam

    Sejarah Perjuangan Lingkungan Sejak Puluhan Tahun Silam

    PIKIRAN RAKYAT – Hari Bumi diperingati setiap tanggal 22 April sebagai momentum kembali menumbuhkan kesadaran pentingnya menjaga kelestarian lingkungan.

    Peringatan ini bukannya hanya seremonial, Hari Bumi menjadi pengingat bumi bukan sekadar tempat tinggal tapi warisan yang harus dijaga untuk generasi mendatang.

    Lahir dari sejarah perjuangan lingkungan yang dimulai sejak puluhan tahun silam, menjaganya bukan hanya tugas sebagian orang tapi tanggung jawab bersama.

    Sejarah Hari Bumi

    Peringatan ini pertama kali digagas Senator Gaylord Nelson dari Wisconsin, Amerika Serikat tahun 1970 berdasarkan situs resmi Earth Day.

    Momen ini dimaksudkan sebagai perayaan tahunan, menghargai berbagai pencapaian dalam gerakan pelestarian lingkungan, meningkatkan kesadaran pentingnya menjaga sumber daya alam demi masa depan.

    Inspirasi Nelson muncul dari insiden tumpahan minyak besar di Santa Barbara, California pada Januari 1969.

    Peristiwa ini menjadi salah satu bencana lingkungan terbesar di AS saat itu, bahkan kini tercatat yang terparah di California. Kejadian tersebut mendorongnya menginisiasi gerakan perlindungan lingkungan.

    Nelson terdorong mengangkat isu lingkungan lewat pendekatan serupa, melihat semangat mahasiswa dalam demonstrasi menentang perang saat itu. Ia mencetuskan ide agar para dosen dan mahasiswa menggelar diskusi khusus soal kondisi lingkungan.

    Tanggal 22 April 1970 dipilih sebagai waktu yang tepat, karena berada di antara masa libur musim semi dan ujian akhir semester, memungkinkan banyak mahasiswa terlibat.

    Gagasan ini berkembang pesat dan sukses menarik perhatian jutaan warga AS. Pada Hari Bumi pertama, masyarakat ikut dalam berbagai aksi seperti pembersihan sungai, unjuk rasa, dan edukasi lingkungan.

    Sejak itu, Hari Bumi tak lagi hanya dirayakan di Amerika tapi menjadi gerakan global yang mengajak seluruh dunia lebih peduli pada keberlangsungan bumi.

    Meski umumnya diperingati setiap 22 April, ada pihak yang memilih memperingatinya pada momen ekuinoks musim semi, saat matahari berada tepat di atas garis khatulistiwa.

    PBB sendiri menetapkan tanggal 20 Maret sebagai Hari Bumi menurut gagasan John McConnell tahun 1969. Tradisi ini dikenal dengan sebutan Ekuinoks Maret.

    Saat ini lebih dari 175 negara merayakan Hari Bumi yang dikoordinasikan Earth Day Network. Tapi di Indonesia kesadaran Hari Bumi belum sepopuler Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang diperingati setiap 5 Juni.

    Hari Lingkungan Hidup Sedunia

    Meskipun serupa dalam semangatnya, keduanya mempunyai latar belakang sejarah yang berbeda.

    Hari Bumi lahir dari gerakan masyarakat, sedangkan peringatan ini berasal dari Konferensi PBB di Stockholm pada 1972, yang juga dihadiri perwakilan Indonesia, Prof. Emil Salim. Keduanya bertujuan sama, mengajak masyarakat peduli kondisi lingkungan yang kian terancam.

    Peringatan Hari Bumi hendaknya tak sekadar jadi momen seremonial, tapi harus diiringi aksi nyata menjaga dan melestarikan bumi.

    Tanggung jawab ini kewajiban seluruh penghuni bumi. Kesadaran menjaga alam perlu ditanamkan sejak dini dan terus dipupuk agar tetap lestari sampai masa depan.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Makna, Sejarah, dan Alasan di Balik Peringatannya

    Makna, Sejarah, dan Alasan di Balik Peringatannya

    PIKIRAN RAKYAT – Setiap tanggal 22 April, masyarakat dunia memperingati Hari Bumi sebagai momentum penting untuk mengingatkan kembali tanggung jawab bersama dalam menjaga kelestarian lingkungan.

    Bukan sekadar seremoni tahunan, Hari Bumi menjadi pengingat bahwa planet ini bukan hanya tempat tinggal, melainkan warisan berharga yang harus dijaga untuk generasi mendatang.

    Tahun 2025 ini, Hari Bumi jatuh pada Selasa, 22 April, dengan mengangkat tema “Our Power, Our Planet” atau “Energi Kita, Planet Kita”. Tema ini menyoroti pentingnya transisi global menuju energi terbarukan sebagai kekuatan pemersatu umat manusia dalam melindungi bumi dari ancaman krisis iklim.

    Asal Usul dan Sejarah Hari Bumi

    Peringatan Hari Bumi tidak muncul begitu saja. Ia berakar dari sejarah panjang perjuangan lingkungan di Amerika Serikat pada akhir 1960-an. Gagasan awal datang dari Senator Gaylord Nelson, seorang politikus dari Partai Demokrat yang prihatin terhadap kondisi lingkungan setelah menyaksikan langsung tumpahan minyak besar-besaran di Santa Barbara, California, pada Januari 1969.

    Bencana tersebut menggugah kesadaran Nelson akan pentingnya edukasi publik tentang pelestarian alam. Terinspirasi oleh semangat mahasiswa yang saat itu aktif dalam demonstrasi anti-perang, Nelson merancang sebuah gerakan nasional untuk meningkatkan kesadaran lingkungan di kalangan masyarakat luas, terutama kampus-kampus.

    Ia kemudian menggandeng Denis Hayes, seorang aktivis muda dan mantan Presiden Mahasiswa di Universitas Stanford, untuk membantu menyebarkan kampanye ini. Bersama timnya, Hayes memutuskan memilih 22 April sebagai tanggal penyelenggaraan karena jatuh di antara masa libur musim semi dan ujian akhir semester di kampus-kampus AS. Hal ini memungkinkan partisipasi mahasiswa dalam jumlah besar.

    Hari Bumi Pertama

    Pada 22 April 1970, Hari Bumi pertama kali diperingati dan berhasil menggerakkan sekitar 20 juta warga Amerika Serikat—sekitar 10 persen dari populasi saat itu—untuk turun ke jalan, taman, dan auditorium dalam berbagai aksi demonstrasi dan kegiatan edukatif. Mereka menyoroti dampak buruk dari industrialisasi yang selama 150 tahun merusak lingkungan.

    Peringatan tersebut sukses besar, menarik perhatian media nasional, dan menjadi titik balik kesadaran masyarakat Amerika terhadap isu-isu lingkungan. Sejak saat itu, Hari Bumi berkembang menjadi gerakan global yang dirayakan di lebih dari 175 negara, termasuk Indonesia.

    Ekuinoks Maret: Alternatif Tanggal Hari Bumi

    Meski 22 April menjadi tanggal yang paling dikenal, terdapat pula versi lain dari peringatan Hari Bumi. Pada tahun 1969, John McConnell, seorang aktivis lingkungan, mengusulkan agar Hari Bumi diperingati setiap 20 Maret, bertepatan dengan ekuinoks musim semi, yaitu saat matahari tepat berada di atas garis khatulistiwa dan siang-malam memiliki durasi yang sama. PBB bahkan mengadopsi tanggal ini sebagai Hari Bumi Global versi resmi.

    Namun, gerakan yang dimotori Nelson dan Hayes pada 22 April tetap menjadi yang paling berpengaruh dan kini dikenal luas sebagai Hari Bumi internasional.

    Kenapa 22 April Dipilih?

    Alasan utama di balik pemilihan tanggal 22 April berkaitan dengan strategi partisipasi massa. Saat itu, Hayes dan timnya mempertimbangkan faktor-faktor praktis: tanggal tersebut adalah hari kerja biasa yang jatuh di antara libur musim semi dan ujian akhir semester, serta berada pada musim semi yang sejuk di belahan bumi utara, sehingga lebih kondusif untuk kegiatan luar ruangan.

    Kombinasi antara momentum, partisipasi kampus, dan kondisi cuaca menjadikan 22 April sebagai pilihan strategis yang pada akhirnya mengukir sejarah penting dalam gerakan lingkungan hidup.

    Hari Bumi di Indonesia

    Di Indonesia, kesadaran terhadap Hari Bumi memang belum sepopuler Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang diperingati setiap 5 Juni. Namun, keduanya memiliki semangat yang sama—yakni meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap krisis lingkungan.

    Hari Lingkungan Hidup Sedunia sendiri lahir dari hasil Konferensi Stockholm pada tahun 1972 dan disahkan oleh PBB. Indonesia ikut serta dalam konferensi tersebut melalui kehadiran Prof. Emil Salim, yang dikenal sebagai tokoh pelopor lingkungan hidup nasional.

    Meskipun berbeda asal-usul, baik Hari Bumi maupun Hari Lingkungan Hidup Sedunia bertujuan memperkuat upaya global dalam pelestarian bumi.

    Tujuan Hari Bumi

    Peringatan Hari Bumi dirancang bukan sebagai agenda formalitas, melainkan memiliki sejumlah tujuan konkret yang menyentuh seluruh lapisan masyarakat, di antaranya:

    1. Meningkatkan kesadaran lingkungan

    Menumbuhkan pemahaman bahwa bumi dalam kondisi terancam akibat ulah manusia, dari deforestasi hingga pencemaran udara dan laut.

    2. Mendorong perubahan perilaku

    Mengajak individu, komunitas, hingga pemerintah untuk mulai beralih ke gaya hidup dan kebijakan yang ramah lingkungan.

    3. Menggerakkan aksi nyata

    Penanaman pohon, gerakan bersih-bersih sampah, kampanye pengurangan plastik, hingga advokasi energi terbarukan merupakan contoh aksi konkret.

    Menekankan bahwa bumi adalah tanggung jawab bersama, bukan hanya milik ilmuwan, aktivis, atau lembaga lingkungan.

    5. Menjaga warisan bumi untuk generasi mendatang

    Melindungi sumber daya alam agar tetap tersedia dan layak untuk anak cucu di masa depan.

    Tema Hari Bumi 2025: “Our Power, Our Planet”

    Tahun ini, Earth Day Network mengangkat tema “Our Power, Our Planet”. Fokus utama peringatan adalah:

    1. Mendorong transisi energi bersih

    Hari Bumi 2025 menyerukan agar pemanfaatan energi terbarukan ditingkatkan hingga tiga kali lipat pada tahun 2030.

    2. Mengedukasi dan mengadvokasi

    Komunitas global diajak untuk memahami pentingnya energi terbarukan seperti tenaga surya dan angin sebagai alternatif bahan bakar fosil.

    3. Menyatukan masyarakat lintas ideologi

    Energi bersih dianggap memiliki daya tarik universal yang dapat menyatukan masyarakat dari latar belakang politik dan ekonomi berbeda.

    Hari Bumi 22 April bukan sekadar tanggal di kalender. Ia adalah seruan global untuk kembali peduli terhadap satu-satunya rumah yang dimiliki umat manusia: planet bumi. Sejarahnya yang lahir dari keresahan akan bencana lingkungan menjadi pengingat bahwa aksi kecil hari ini menentukan nasib bumi di masa depan.

    Peringatan ini hendaknya tak berhenti di baliho dan slogan semata, tetapi dihidupkan dalam bentuk nyata—dari kesadaran pribadi hingga kebijakan negara—demi menciptakan dunia yang lebih bersih, sehat, dan berkelanjutan.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • 4 Calon Pemimpin Gereja Katolik usai Paus Fransiskus Meninggal, Ada yang dari Filipina!

    4 Calon Pemimpin Gereja Katolik usai Paus Fransiskus Meninggal, Ada yang dari Filipina!

    PIKIRAN RAKYAT – Gereja Katolik menghadapi momen yang menentukan saat Dewan Kardinal kembali berkumpul di Kota Vatikan untuk memilih Paus baru.

    Sebanyak 1,3 miliar umat Katolik sedunia untuk pertama kalinya mungkin memiliki pemimpin dari Asia atau Afrika, 2 kawasan yang biasanya kurang terwakili dalam hierarki tertinggi Gereja Katolik.

    Para kardinal berusia di bawah 80 tahun yang memiliki hak pilih akan melakukan sejumlah putaran pemungutan suara hingga seorang calon paus mendapat dua pertiga suara dukungan.

    Proses konklaf yang khidmat dan rahasia dimulai di Kapel Sistina Vatikan usai Paus Fransiskus dimakamkan. Berikut 4 calon pemimpin gereja katolik baru.

    Profil 4 Calon Paus Baru 1. Peter Turkson (Ghana)

    Kardinal Peter Turkson dikenal salah satu pemimpin gereja dari Afrika yang paling energetik dan dihormati di kancah internasional.

    Mantan Uskup Agung Cape Coast berusia 76 tahun itu ditunjuk sebagai Kardinal oleh Paus Yohanes Paulus II tahun 2003.

    Ia memainkan peranan penting di era Paus Fransiskus sebagai kepala Dewan Pontifikal untuk Keadilan dan Perdamaian.

    Turkson dikenal di lingkaran gereja sebagai pembela respons perubahan iklim, kemiskinan, dan keadilan ekonomi.

    Pihaknya ditugaskan Paus Fransiskus sebagai duta perdamaian untuk Sudan Selatan. Jika terpilih, Turkson akan menjadi Paus berkulit hitam pertama dan menjadi langkah bersejarah yang akan semakin mengeratkan jalinan Gereja Katolik dan Afrika.

    2. Luis Antonio Tagle (Filipina)

    Seorang calon kuat lainnya yakni Luis Antonio Tagle, mantan Uskup Agung Manila yang kerap dijuluki Fransiskus dari Asia.

    Kardinal berusia 67 tahun itu kini bertugas sebagai Prefek Kongregasi untuk Evangelisasi Bangsa-Bangsa. Ia dikenal sebagai kardinal yang liberal, Tagle senantiasa membela keadilan sosial, inklusivitas, dan kasih untuk kaum papa dan terpinggirkan.

    Jika terpilih, Tagle akan menjadi Paus pertama dari Benua Asia, titik baru dalam sejarah Gereja Katolik.

    3. Pietro Parolin (Italia)

    Kardinal Pietro Parolin bertugas sebagai Kardinal Sekretaris Negara di bawah Paus Fransiskus sejak tahun 2013. Pihaknya berperan besar dalam negosiasi Vatikan dengan pemerintah China, serta negara-negara Timur Tengah.

    Kardinal berusia 70 tahun ini sudah bertugas di Dewan Kardinal sejak 2014. Ia salah satu pejabat yang paling berpengalaman di Vatikan.

    Parolin dikenal sebagai seorang yang terus membela respons perubahan iklim, kemiskinan serta keadilan ekonomi.

    4. Peter Erdo (Hongaria)

    Seorang kardinal dari Hongaria, Erdo adalah Uskup Agung Esztergom-Budapest sejak 2003.

    Jika terpilih, Ia akan menjadi paus ke-2 yang berasal dari bekas negara komunis Eropa usai Paus Yohanes Paulus II dari Polandia.

    Calon-calon lain yang berpotensi menjadi Paus yakni Robert Sarah dari Guinea, Matteo Zuppi dari Italia serta Mario Grech dari Malta.***

     

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Menteri ATR/ BPN Bentuk Permen Baru untuk Penerbitan HGB

    Menteri ATR/ BPN Bentuk Permen Baru untuk Penerbitan HGB

    PIKIRAN RAKYAT – Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Nusron Wahid berencana akan membentuk peraturan menteri (Permen) baru terkait penerbitan Hak Guna Bangunan (HGB). 

    Nusron mengatakan, rencana pembentukan Permen buntut kisruh keberadaan pagar laut di kawasan Bekasi, Jawa Barat, beberapa waktu lalu.

    “Evaluasinya supaya tidak ada lagi Kami buatkan permen baru. Kewenangan Kepala kantor sekarang Fungsinya murni pelayanan, Pelayanan balik nama SHM, PTSL dan sebagainya,” ucap Nusron di DPR RI, Senin, 21 April 2025.

    “Nggak ada lagi Menerbitkan HGB badan. HGB badan ditarik ke provinsi, supaya hati-hati,” lanjut ujarnya.

    Nusron mengatakan, ke depannya keputusan penerbitan HGB badan akan ditarik ke provinsi. Sehingga dapat mengantisipasi kejadian-kejadian serupa seperti kasus pagar laut ini di masa mendatang.

    Menurutnya, langkah ini juga dapat memperkecil potensi dan risiko.

    “Risikonya terpusat. Konsekuensi apa? Tanggung jawab pusat lebih besar. Tanggung jawab wilayah lebih besar. Tanggung jawab bawah biarkan dia sosialisasi di masyarakat Sama pelayanan di masyarakat,” katanya.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Poin-Poin Penting Pertemuan Indonesia dan China tuk Perkuat Hubungan, Singgung Soal Laut China Selatan

    Poin-Poin Penting Pertemuan Indonesia dan China tuk Perkuat Hubungan, Singgung Soal Laut China Selatan

    PIKIRAN RAKYAT – Senin, 21 April 2025 bertempat di Beijing, Indonesia mengadakan pertemuan 2+2 dengan China. Pertemuan ini memperkuat hubungan bilateral Indonesia dengan China.

    Dari pihak Indonesia, dihadiri Menteri Luar Negeri Sugiono dan Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin. Sedangkan dari pihak Negeri Tirai Bambu tersebut dihadiri Menteri Luar Negeri Wang Yi dan Menteri Pertahanan Dong Jun.

    Pertemuan tersebut menjadi tindak lanjut bertemunya kedua pemimpin negara pada 9 November 2024. Pertemuan 2+2 menghasilkan sejumlah poin penting.

    Pertama, Indonesia menegaskan memegang teguh prinsip Satu China. Dengan kata lain, hanya ada satu negara Tiongkok yang diakui. Yaitu, Republik Rakyat Tiongkok. Terkait Taiwan, Xinjian, maupun Hong Kong menjadi urusan internal negara tersebut untuk diselesaikan.

    Sementara itu, Menhan Dong Jun menjelaskan bahwa Amerika Serikat mendukung aksi separatisme di Taiwan. China perlu mengadakan latihan militer untuk mempertahankan wilayah tersebut.

    Menlu Wang Yi mengutarakan Beijing pun mengapresiasi sikap tersebut. Sebagai balasannya, Beijing akan lebih mendukung Indonesia di panggung politik internasional. Sementara itu, Menhan Dong Jun ingin agar isu pengembalian wilayah Taiwan ke China didukung.

    Kedua, menggunakan dialog untuk menyelesaikan sengketa Laut China Selatan. Menlu Sugiono tak menampik sengketa internasional ini memunculkan eskalasi. Dialog penting untuk menghindarinya.

    Untuk menghindarinya, Menlu Wang Yi menegaskan agar perundingan Kode Pedoman Perilaku Para Pihak tetap berlangsung. Menlu Wang Yi berharap agar Indonesia lebih banyak berperan dalam negosiasi kode pedoman tersebut.

    Hal senada diungkapkan juga oleh Menhan Dong Jun. Ia ingin agar Indonesia berperan aktif dalam negosiasi perjanjian internasional tersebut.

    Ketiga, Beijing tak ingin hubungan bilateral ini dan hubungannya dengan ASEAN rusak. Menlu Wang Yi agar hubungan China dengan ASEAN tak dirusak oleh pihak luar

    Demikian, sejumlah poin penting hasil pertemuan 2+2 yang memperkuat hubungan Indonesia dengan China. Bagi Indonesia, negara berpenduduk terbanyak kedua di dunia ini memang strategis. Begitu pun sebaliknya.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Erick Thohir Tanggapi Kabar Meninggalnya Paus Fransiskus, Sebut Sebagai Sosok Sederhana

    Erick Thohir Tanggapi Kabar Meninggalnya Paus Fransiskus, Sebut Sebagai Sosok Sederhana

    PIKIRAN RAKYAT – Pemimpin Gereja Katolik Dunia Paus Fransiskus dinyatakan meninggal dunia pada Senin sore WIB atau pagi waktu Vatikan. 

    Menteri BUMN, Erick Thohir menanggapi soal Paus Fransiskus sebagai pemimpin Gereja Katolik Dunia. Menurutnya, Paus adalah sosok pemimpin yang sederhana. 

    “Duka cita mendalam atas berpulangnya Pemimpin Gereja Katolik Dunia sekaligus Kepala Negara Vatikan, Yang Teramat Mulia Sri Paus Fransiskus. Sosok pemimpin dunia yang begitu sederhana,” kata Erick Thohir pada Senin, 21 April 2025. 

    Sebagai informasi, Takhta Suci Vatikan mengabarkan bahwa Paus Fransiskus pada Senin Paskah dinyatakan meninggal dunia karena sakit. 

    Paus meninggal dunia di tempat tinggalnya yang berada di Casa Santa Marta, Vatikan. Usia Pemimpin katolik tertinggi umat Katolik saat menghembuskan nafas terakhir yakni 88 tahun. 

    Kepala Departemen Urusan Awam, Keluarga, dan Kehidupan Vatikan yakni Kardinal Kevin Joseph Farrell menyebut Paus Fransiskus meninggal dunia pada pukul 7.35 pagi waktu setempat (5.35 GMT/12.35 WIB).

    Pada awal Februari 2025, Paus menjalani perawatan di Rumah Sakit Gemelli karena menderita bronkitis. Sejak 18 Februari 2025, Paus didiagnosis menderita pneumonia bilateral. 

    Sementara itu, Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas mengatakan bahwa Paus adalah sosok yang cinta damai. 

    “Dunia berduka dengan meninggalnya Paus Fransiskus. Beliau dikenal sebagai tokoh yang cinta perdamaian,” ujar Anwar.

    Untuk diketahui, Paus Fransiskus pernah datang ke Indonesia pada 3 sampai dengan 6 September 2024 untuk bertemu para umatnya. Termasuk berkunjung ke Masjid Istiqlal untuk melakukan pertemuan dengan pemuka Agama.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • TNI Berseragam Lengkap Masuk Kampus, Mirip Pangkopkamtib Era Orde Baru

    TNI Berseragam Lengkap Masuk Kampus, Mirip Pangkopkamtib Era Orde Baru

    PIKIRAN RAKYAT – Koalisi Masyarakat Sipil mengecam keras aksi anggota TNI berseragam lengkap yang mendatangi sejumlah kampus dalam beberapa hari terakhir. Aksi ini dinilai telah melampaui batas kewenangan militer dan mencemaskan kebebasan sipil, terutama dalam ruang akademik dan gerakan mahasiswa.

    Insiden ini terjadi di Universitas Indonesia pada 16 April 2025 dan UIN Walisongo, Semarang, pada 14 April 2025. Meskipun pihak TNI berdalih kegiatan tersebut merupakan bagian dari koordinasi dan komunikasi, Koalisi menilai kehadiran mereka justru mengarah pada tindakan represif. Disebutkan bahwa anggota TNI masuk ke ruang organisasi mahasiswa dan menginterogasi mahasiswa terkait agenda kegiatan serta isu-isu publik yang sedang dibahas.

    Unjuk rasa menyikapi UU TNI diSidoarjo ANTARA FOTO

    “Paket ‘interogasi dan intimidasi’ tersebut bergaya Pangkopkamtib seperti zaman Orde Baru,” ujar Julius Ibrani, perwakilan Koalisi, dalam pernyataan tertulis yang diterima Pikiran Rakyat, Senin (21/4/2025).

    Koalisi menyatakan bahwa tindakan aparat militer tersebut tidak hanya mengancam demokrasi dan bertentangan dengan Konstitusi, tetapi juga berpotensi memperkuat dugaan kembalinya praktik dwifungsi TNI dalam ranah sipil. Mereka mengingatkan bahwa militer memiliki tugas pokok di bidang pertahanan negara dan tidak memiliki wewenang dalam urusan kemahasiswaan ataupun akademik.

    “Koalisi masyarakat sipil mengingatkan Panglima TNI bahwa militer memiliki tugas dan fungsi pertahanan, tidak memiliki kewenangan untuk mengawasi dan ikut campur dalam urusan akademis terlebih lagi gerakan mahasiswa,” tegas Julius.

    Prabowo Harus Jalankan Amanat Konstitusi

    Koalisi juga mendesak Panglima TNI untuk menjatuhkan sanksi terhadap anggota yang dianggap mencoreng profesionalisme institusi. Selain itu, Presiden Prabowo Subianto diminta menjalankan amanat konstitusi dengan mengarahkan Menteri Pertahanan dan Panglima TNI agar fokus pada fungsi pertahanan serta tidak mencampuri urusan sipil.

    “Kepada Presiden Prabowo Subianto kami juga menyampaikan agar Presiden menjalankan amanat konstitusi, memberikan arahan kepada Menteri Pertahanan dan Panglima TNI agar pasukan TNI tetap menjaga mandat sebagai penjaga pertahanan, tidak mencampuri urusan sipil, serta menghormati prinsip demokrasi, kebebasan sipil akademik, dan hak berkumpul warga negara,” lanjut Julius.

    Koalisi juga meminta Komisi I DPR RI untuk mengawasi implementasi revisi Undang-Undang TNI dan memastikan tidak terjadi pelanggaran terhadap prinsip-prinsip konstitusional.

    Dalam rilisnya, Koalisi yang terdiri dari berbagai lembaga masyarakat sipil seperti Imparsial, PBHI, Elsam, Centra Initiative, De Jure, HRWG, dan Walhi, menyerukan agar ruang sipil tetap terbebas dari intervensi militer demi menjaga iklim demokrasi di Indonesia.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Siapa Pemimpin Vatikan Sementara usai Paus Fransiskus Meninggal Dunia?

    Siapa Pemimpin Vatikan Sementara usai Paus Fransiskus Meninggal Dunia?

    PIKIRAN RAKYAT – Dunia Katolik berduka atas wafatnya Paus Fransiskus pada Senin, 21 April 2025, di usia 88 tahun. Kepergian Paus asal Argentina ini meninggalkan kekosongan kepemimpinan di Takhta Suci, memicu proses transisi yang kompleks dan penuh tradisi.

    Dalam situasi ini, Kardinal Kevin Farrell, sebagai Camerlengo Gereja Roma Suci, mengambil alih tanggung jawab sebagai pemimpin sementara Vatikan.

    Profil Kardinal Kevin Farrell

    Kardinal Kevin Farrell, 77 tahun, kini memegang peran krusial dalam mengelola urusan harian Takhta Suci hingga terpilihnya paus baru.

    Diangkat menjadi kardinal pada tahun 2016 dan ditunjuk sebagai Camerlengo pada tahun 2019 oleh Paus Fransiskus, Farrell memiliki pengalaman luas dalam administrasi Gereja Katolik.

    Lahir di Dublin, Irlandia, Farrell telah meniti karier sebagai pendeta sejak tahun 1978, dengan pengalaman tinggal dan berkarya di Meksiko, Roma, dan Amerika Serikat.

    Dilansir Pikiran-Rakyat.com dari berbagai sumber, sebelum penunjukannya sebagai Camerlengo, Farrell menjabat sebagai Uskup Keuskupan Katolik Dallas dari tahun 2007 hingga 2016.

    Pada tahun 2020, ia ditunjuk sebagai presiden Komisi Urusan Rahasia, dan tiga tahun kemudian, ia juga diangkat sebagai presiden Mahkamah Agung Negara Kota Vatikan.

    Peran Camerlengo sangat penting dalam masa sede vacante (kekosongan takhta kepausan). Farrell akan memastikan kelancaran administrasi Vatikan, mengawasi persiapan Konklaf (pertemuan para kardinal untuk memilih paus baru), dan menjaga tradisi-tradisi Gereja selama masa transisi.

    8 Calon Kuat Penerus Paus Fransiskus

    Kepergian Paus Fransiskus memicu spekulasi luas mengenai siapa yang akan menjadi penerus pemimpin umat Katolik sedunia.

    Sejumlah nama kardinal pun mencuat sebagai kandidat kuat, merefleksikan beragam latar belakang geografis dan ideologis dalam Gereja Katolik.

    1. Luis Antonio Tagle (Filipina)

    Kardinal asal Filipina ini menjadi salah satu kandidat unggulan, berpotensi menjadi paus Asia pertama dalam sejarah. Tagle dikenal karena karisma dan kepeduliannya terhadap isu-isu kemanusiaan.

    2. Peter Turkson (Ghana)

    Seorang penasihat kunci Paus Fransiskus dalam isu-isu seperti perubahan iklim dan keadilan sosial, Turkson dianggap sebagai kandidat kuat dari Afrika.

    3. Peter Erdo (Hungaria)

    Dari kalangan konservatif muncul nama Peter Erdo, seorang kardinal asal Hungaria dan Uskup Agung Esztergom-Budapest.

    Pemimpin umat Katolik dunia yang juga Kepala Negara Vatikan Paus Fransiskus melambaikan tangan saat tiba di Kantor Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), di Menteng, Jakarta, Kamis (5/9/2024). /ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

    4. Pietro Parolin (Italia)

    Sebagai Sekretaris Negara Vatikan dan perdana menteri de facto Vatikan, Parolin memiliki pemahaman mendalam tentang urusan internal Vatikan dan diplomasi internasional.

    5. Kardinal Jose Tolentino Calaca de Mendonca (Portugal)

    Kardinal asal Pulau Madeira, Portugal, yang ditunjuk oleh Paus Fransiskus sebagai kepala departemen untuk budaya dan pendidikan, mewakili kaum progresif dalam Gereja.

    6. Kardinal Matteo Zuppi (Italia)

    Uskup Agung Bologna ini dianggap sebagai sosok progresif dan memiliki kedekatan dengan mendiang Paus Fransiskus.

    7. Kardinal Mario Grech (Malta)

    Kardinal asal Malta yang menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Sinode para Uskup juga dianggap memiliki peluang untuk menduduki posisi tertinggi.

    8. Kardinal Robert Sarah (Guinea)

    Dikenal karena pandangan konservatifnya, termasuk kritik terhadap ideologi gender dan penolakannya terhadap radikalisme Islam.

    Dinamika Pemilihan Paus

    Pemilihan paus baru dilakukan melalui Konklaf, sebuah pertemuan tertutup para kardinal di bawah usia 80 tahun dari seluruh dunia.

    Proses ini penuh dengan tradisi dan aturan yang ketat, dirancang untuk memastikan pemilihan dilakukan secara khidmat dan bebas dari pengaruh eksternal.

    Para kardinal akan melakukan pemungutan suara rahasia berulang kali di dalam Kapel Sistina. Seorang kandidat harus memperoleh mayoritas dua pertiga suara untuk terpilih sebagai paus.

    Setelah terpilih, kardinal terpilih akan ditanya apakah ia menerima jabatan tersebut. Jika menerima, ia akan dikenal sebagai paus baru dan mengumumkan nama kepausannya.

    Proses Konklaf bisa berlangsung beberapa hari atau bahkan beberapa minggu, tergantung pada konsensus di antara para kardinal pemilih.

    Pemilihan paus berikutnya akan menjadi momen penting bagi Gereja Katolik, karena akan menentukan arah dan fokus kepemimpinan gereja untuk tahun-tahun mendatang.

    Paus yang akan terpilih nanti akan menghadapi berbagai tantangan kompleks, termasuk isu-isu seperti sekularisasi, krisis pelecehan seksual, dialog antaragama, perubahan iklim, dan ketidakadilan sosial.

    Umat Katolik di seluruh dunia memiliki harapan besar agar paus baru dapat memimpin Gereja dengan kebijaksanaan, kasih, dan keberanian dalam menghadapi tantangan zaman.

    Pemilihan paus baru juga akan menjadi indikator penting mengenai arah masa depan Gereja Katolik, apakah akan melanjutkan jalur reformasi dan keterbukaan yang diinisiasi oleh Paus Fransiskus, atau akan bergerak ke arah yang lebih konservatif.

    Paus Fransiskus dikabarkan meninggal dunia, simak profil pemimpin Gereja Katolik yang pernah datang ke Indonesia. Unsplash/Ashwin Vaswani

    Vatikan kini memasuki masa sede vacante yang penuh dengan tradisi dan harapan. Kardinal Kevin Farrell memikul tanggung jawab penting sebagai pemimpin sementara, sementara delapan kardinal dengan latar belakang dan pandangan yang beragam muncul sebagai calon potensial untuk menggantikan Paus Fransiskus.

    Proses Konklaf akan menjadi penentu arah Gereja Katolik di masa depan, dan dunia akan menyaksikan dengan seksama bagaimana para kardinal memilih pemimpin spiritual yang baru.

    Umat Katolik berharap agar Roh Kudus membimbing para kardinal dalam memilih seorang paus yang mampu membawa kedamaian, persatuan, dan harapan bagi seluruh umat manusia.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Anggota DPR Minta Negara Hadirkan Keadilan Bagi Eks Pemain Sirkus OCI Taman Safari

    Anggota DPR Minta Negara Hadirkan Keadilan Bagi Eks Pemain Sirkus OCI Taman Safari

    PIKIRAN RAKYAT – Anggota Komisi III DPR RI Gilang Dhielafararez mendorong agar kasus dugaan penganiayaan dan eksploitasi para eks pemain sirkus Oriental Circus Indonesia (OCI) Taman Safari diusut secara tuntas agar fakta yang terjadi di masa lalu benar-benar terungkap. Menurutnya, harus ada tanggung jawab yang diberikan kepada korban.

    “Kasus ini sebenarnya seperti pucuk es. Kejadian sudah lama, namun baru ramai terungkap sekarang. Meski begitu, negara harus menghadirkan keadilan bagi para mantan pemain sirkus di Taman Safari ini,” kata Gilang Dhielafararez, kepada wartawan Selasa, 22 April 2025.

    Dengan begitu Gilang menilai negara harus menghadirkan keadilan bagi para eks pemain sirkus OCI Taman Safari yang selama ini merasa kasusnya belum tuntas.

    “Konstitusi sudah mengatur jaminan dari negara untuk pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi setiap warganya. Jadi kasus ini harus diusut secara terang benderang, apalagi juga ada bantahan dari pemilik sirkus,” ujarnya. 

    Selain ituGilang pun menilai, rekomendasi Amnesty Internasional Indonesia soal tim pencari fakta (TPF) perlu untuk dipertimbangkan. 

    Dia mengatakan, Tim pencari fakta ini dianggap penting untuk mengungkap kegagalan negara di masa lalu dalam menghadirkan keadilan bagi para korban sekaligus untuk menginvestigasi dugaan pelanggaran HAM berat yang dialami eks pemain sirkus OCI. 

    “Negara perlu mengakomodir para pemain sirkus ini agar mereka mendapat keadilan. Dan saya kira, DPR bisa ikut memfasilitasinya,” ungkapnya.

    Terlebih, kata Gilang, dugaan kasus eksploitasi dan penganiayaan mantan pegawai sirkus OCI harus dipertanggungjawabkan di mata hukum.

    “Kita tidak boleh berhenti bahwa kasus ini sudah kedaluwarsa. Walau kasus lama, masih bisa dibuka lagi dan diusut tuntas. Kasus kedaluwarsa bukan berarti para korban ini tidak berhak memperoleh keadilan,” ujarnya.

    “Dan perlu ditelusuri juga mengapa saat itu kasus hukumnya dihentikan. Kalau kurang bukti, kenapa tidak ditelusuri secara mendalam? Ini menyangkut hak asasi manusia yang terlanggar lho,” imbuhnya.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Pihak F1 Kenang Sosok Paus Fransiskus, Dianggap Memancarkan Kedamaian

    Pihak F1 Kenang Sosok Paus Fransiskus, Dianggap Memancarkan Kedamaian

    PIKIRAN RAKYAT – Chief Executive Officer Formula 1 Stefano Domenicali menceritakan sosok Pemimpin Gereja Katolik Dunia Paus Fransiskus yang meninggal dunia baru-baru ini. 

    Bagi Domenicali, Paus Fransiskus digambarkan sebagai sosok pribadi yang baik serta selalu memancarkan kedamaian dan kekuatan spiritual. 

    Bahkan, Domenicali pernah bertemu dengan Paus Fransiskus beberapa waktu lalu dan ada kesan yang mendalam bagi dirinya. 

    “Saya menyimpan dalam hati kenangan menyentuh tentang tatapan yang memancarkan kedamaian, dari kejauhan saja sudah terlihat kemanusiaannya yang luar biasa dan kekuatan spiritualnya,” ujar Domenicali dikutip dari Antara pada Selasa, 22 April 2025.

    Menurutnya, Paus Fransiskus sebagai teladan sejati dalam dialog, kebaikan, dan belas kasih. Bahkan warisan Paus akan tetap berjalan berjalan sampai sekarang. 

    “Paus Fransiskus adalah contoh otentik dari dialog, kebaikan, dan belas kasih. Ia meninggalkan warisan mendalam yang akan tetap bersama kita selamanya,” lanjutnya.

    Terakhir, Domenicali merasa sedih atas kehilangan sosok yang begitu tulus dan terus merindukan sifat baik kepada semua orang. 

    “Kami akan merindukan senyumannya yang begitu tulus dan dalam,” tuturnya.

    Sebagai informasi, Paus Fransiskus meninggal dunia karena penyakit yang diderita. Meninggalnya Paus langsung menjadi pusat perhatian dunia termasuk Indonesia. 

    Hal itu dikarenakan Paus Fransiskus pernah berkunjung ke Indonesia pada September 2024 untuk menjalani berbagai agenda termasuk Misa akbar.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News