Category: Pikiran-Rakyat.com Nasional

  • Israel Klaim Nuklir Iran Mundur Dua Tahun

    Israel Klaim Nuklir Iran Mundur Dua Tahun

    PIKIRAN RAKYAT – Iran dan Israel kembali saling melancarkan serangan pada Sabtu dini hari, 21 Juni 2025, di tengah meningkatnya ketegangan terkait program nuklir Iran.

    Serangan terbaru ini terjadi hanya sehari setelah Teheran menegaskan tidak akan melanjutkan perundingan nuklir selama masih berada di bawah ancaman, sementara negara-negara Eropa terus mendorong jalur diplomasi.

    Militer Israel menyatakan telah menggempur sejumlah lokasi penyimpanan dan peluncuran rudal di wilayah Iran.

    Menteri Luar Negeri Israel, Gideon Saar, mengklaim bahwa serangan tersebut berhasil menghambat program nuklir Iran selama beberapa tahun.

    “Menurut penilaian yang kami dengar, kami telah menunda setidaknya dua hingga tiga tahun kemungkinan mereka memiliki bom nuklir,” ujar Gideon Saar, kepada surat kabar Jerman Bild, dikutip The Guardian, Sabtu, 21 Juni 2025.

    Militer Israel juga melaporkan bahwa mereka berhasil menewaskan dua komandan Garda Revolusi Iran. Selain itu, dua fasilitas produksi sentrifugal di Isfahan turut dihantam dalam serangan semalam.

    Media Iran, Fars News Agency, melaporkan bahwa Israel menargetkan fasilitas nuklir Isfahan, salah satu yang terbesar di Iran, namun tidak ada kebocoran bahan radioaktif yang terdeteksi.

    Serangan juga dilaporkan terjadi di Kota Qom, di mana sebuah bangunan dihantam. Seorang remaja berusia 16 tahun dilaporkan tewas dan dua orang lainnya terluka.

    Di tengah konflik bersenjata tersebut, Iran juga diguncang gempa berkekuatan magnitudo 5,5 pada Jumat, sebagaimana dilaporkan media pemerintah.

    Dampak Jika AS Ikut Campur

    Sementara itu, mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengkritik penilaian komunitas intelijen AS terhadap program nuklir Iran. Trump mengklaim Teheran bisa memiliki senjata nuklir dalam waktu beberapa minggu saja.

    Dari pihak Iran, Menteri Luar Negeri Abbas Araghchi memperingatkan bahwa keterlibatan langsung Amerika Serikat dalam serangan terhadap negaranya akan menjadi sangat, sangat berbahaya.

    Berbicara kepada wartawan di Istanbul, Araghchi menegaskan bahwa Iran tidak bisa ikut dalam perundingan dengan AS selama rakyatnya masih dibombardir.

    “AS telah terlibat dalam agresi ini sejak hari pertama. Keterlibatan langsung akan menjadi sangat, sangat berbahaya,” katanya.

    Meski demikian, Araghchi mengatakan Iran masih terbuka untuk solusi damai melalui negosiasi.

    “Teheran benar-benar siap untuk solusi melalui perundingan terkait program nuklir kami. Diplomasi pernah berhasil di masa lalu dan bisa berhasil lagi di masa depan. Tapi agar kami bisa kembali ke meja diplomasi, agresi ini harus dihentikan,” ujar dia menandaskan. ***

  • Eks Menag Yaqut Terlibat Korupsi Kuota Haji 2024? KPK Buka-bukaan Penyelidikan

    Eks Menag Yaqut Terlibat Korupsi Kuota Haji 2024? KPK Buka-bukaan Penyelidikan

    PIKIRAN RAKYAT – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) membuka peluang untuk memanggil mantan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas dalam penyelidikan dugaan korupsi pembagian kuota haji khusus tahun 2024.

    Juru Bicara KPK Budi Prasetyo menyatakan bahwa setiap pihak yang dinilai mengetahui konstruksi kasus ini kemungkinan akan diminta memberikan keterangan, termasuk Yaqut.

    “Nanti dilihat kebutuhan dalam proses penanganan perkara ini. Namun, tentu semua pihak yang diduga mengetahui terkait dengan konstruksi perkaranya seperti apa nanti akan dimintai keterangan oleh KPK,” ujar Budi, saat memberikan keterangan di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Jumat malam, 20 Juni 2025.

    Tak hanya eks Menag, KPK juga membuka opsi memanggil anggota Panitia Khusus (Pansus) Angket Haji DPR RI.

    Pansus tersebut dibentuk untuk menyelidiki dugaan pelanggaran dalam proses pembagian dan penetapan kuota haji tambahan yang dianggap tak sesuai dengan UU No. 8 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Haji dan Umrah.

    “Semua pihak tentu akan diminta keterangan ya. Tentu pihak-pihak yang diduga mengetahui dari konstruksi perkara ini,” kata Budi menegaskan.

    Sejauh ini, KPK juga sudah meminta keterangan dari sejumlah pihak lain yang relevan dalam tahap penyelidikan perkara tersebut.

    Adapun penyelidikan ini telah dimulai sejak 10 September 2024, saat KPK menyatakan kesiapannya mengusut dugaan gratifikasi dalam pengisian kuota haji khusus tahun 2024.

    Lembaga antirasuah menilai penegakan hukum dalam perkara ini penting demi menjamin keadilan dalam pelayanan ibadah haji, terutama oleh Kementerian Agama sebagai penyelenggara utama.

    Sebelumnya, Pansus Angket Haji DPR RI menemukan sejumlah kejanggalan dalam pelaksanaan ibadah haji tahun 2024.

    Salah satu sorotan utama adalah pembagian tambahan 20.000 kuota haji dari pemerintah Arab Saudi, yang dibagi rata oleh Kemenag menjadi 10.000 untuk haji reguler dan 10.000 untuk haji khusus.

    Langkah tersebut dinilai menyalahi aturan, karena kuota tambahan dianggap seharusnya dialokasikan secara proporsional dan adil, bukan dibagi 50:50 tanpa dasar hukum yang kuat. ***

  • Iran Diguncang Gempa 5,1 Magnitudo di Tengah Konflik yang Makin Panas dengan Israel

    Iran Diguncang Gempa 5,1 Magnitudo di Tengah Konflik yang Makin Panas dengan Israel

    PIKIRAN RAKYAT – Ketegangan di Iran kembali meningkat bukan hanya karena rentetan serangan udara dari Israel penjajah, tetapi juga karena dua gempa bumi yang mengguncang wilayah tersebut dalam waktu berdekatan.

    Gempa berkekuatan 5,1 magnitudo yang terjadi pada Jumat 21 Juni 2025 malam di wilayah barat daya Semnan, memicu spekulasi luas, terlebih karena lokasi gempa berdekatan dengan situs strategis Iran, termasuk fasilitas nuklir.

    Menurut Survei Geologis Amerika Serikat (USGS), gempa ini terjadi pada kedalaman 10 kilometer, sekitar 37 km dari kota Semnan. Media pemerintah Iran, Tasnim, mencatat kekuatan gempa di angka 5,2. Getaran dilaporkan terasa hingga ke Teheran dan sejumlah wilayah sekitarnya.

    “Gempa terjadi pada pukul 21.19 waktu setempat, dan tidak menunjukkan tanda-tanda aktivitas buatan,” ujar seorang pejabat dari Institut Geofisika Universitas Teheran yang tidak disebutkan namanya, dikutip oleh kantor berita IRNA.

    Spekulasi Muncul: Ada Hubungan dengan Serangan ke Situs Nuklir?

    Spekulasi tak terhindarkan setelah rentetan serangan udara Israel penjajah menghantam sejumlah lokasi penting di Iran sejak 13 Juni 2025, termasuk pusat pengayaan uranium di Natanz dan Fordo. Apalagi, hanya lima hari sebelum gempa ini, gempa kecil bermagnitudo 2,5 tercatat di dekat situs Fordo.

    Guncangan berkekuatan menengah yang berdekatan secara spasial dan temporal dengan target serangan Israel penjajah membuat publik bertanya-tanya: apakah gempa ini murni alamiah, atau ada keterkaitannya dengan kegiatan militer atau bahkan nuklir?

    Namun, para pakar seismologi menegaskan bahwa gempa tersebut merupakan bagian dari aktivitas seismik alamiah Iran.

    “Iran berada di sabuk seismik Alpine-Himalaya yang sangat aktif. Negara ini mengalami ribuan gempa setiap tahun. Secara statistik dan geologi, gempa seperti ini tidak bisa langsung dikaitkan dengan tindakan militer,” tutur Dr. Reza Pourfaraj, seismolog dari Tehran Institute of Technology.

    Apa Kata Ilmuwan Tentang Teori Gempa Buatan?

    Badan-badan seperti USGS, CTBTO (Organisasi Perjanjian Larangan Uji Coba Nuklir Komprehensif), hingga laboratorium seismologi independen di Amerika Serikat dan Eropa juga ikut angkat suara. Mereka menekankan bahwa gempa yang dipicu oleh ledakan bawah tanah, termasuk uji coba nuklir, memiliki karakteristik berbeda dibanding gempa alami.

    “Ledakan nuklir menghasilkan dominasi gelombang P (gelombang kompresional), sedangkan gempa alami mengandung gelombang P dan S (geser),” ujar laporan USGS.

    “Dari pola gelombangnya saja, kita bisa melihat ini adalah gempa tektonik biasa,” ucapnya menambahkan.

    National Geographic juga menjelaskan bahwa uji nuklir cenderung tidak menimbulkan gempa susulan sebanyak gempa tektonik. Dalam kasus Iran, tidak ditemukan pola-pola yang mendukung hipotesis ledakan atau uji coba sebagai penyebab.

    Konflik Membayangi Analisis Sains

    Meski para ilmuwan menolak keterkaitan gempa dengan serangan militer atau nuklir, suasana politik yang panas membuat narasi ini tetap hidup di media sosial dan sejumlah platform berita. Ini diperparah oleh laporan satelit yang menunjukkan kerusakan di beberapa situs nuklir Iran setelah gelombang serangan Israel penjajah pekan lalu.

    Presiden Israel penjajah dalam pernyataan resminya menyebut bahwa serangan ke situs nuklir dilakukan sebagai bentuk “pembongkaran ancaman strategis”, namun tidak merinci bentuk kerusakan atau dampaknya secara fisik.

    Di sisi lain, pemerintah Iran menuding serangan tersebut sebagai “agresi terang-terangan” yang dapat memicu ketidakstabilan kawasan. “Setiap tindakan terhadap infrastruktur vital kami adalah kejahatan perang,” ujar Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Nasser Kanaani, Sabtu pagi.

    Gempa Tak Mengurangi Ketegangan

    Meski sudah ditegaskan sebagai peristiwa alam, gempa ini menambah atmosfer kecemasan di tengah masyarakat Iran yang masih berduka akibat konflik militer yang belum mereda.

    “Saya terbangun karena gempa, tapi saya lebih takut pada rudal,” kata seorang warga Teheran, Mehdi Ahmadi, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari India Today.

    Saat ini, pemerintah Iran tengah melakukan survei kerusakan di sekitar lokasi gempa, meski belum ada laporan korban jiwa atau bangunan roboh secara signifikan.***

  • Gubernur Jatim Khofifah Tak Jadi Diperiksa KPK di Kasus Korupsi Dana Hibah, Kenapa?

    Gubernur Jatim Khofifah Tak Jadi Diperiksa KPK di Kasus Korupsi Dana Hibah, Kenapa?

    PIKIRAN RAKYAT – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa batal menjalani pemeriksaan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait kasus dugaan korupsi dana hibah untuk kelompok masyarakat (pokmas) di lingkungan Pemprov Jatim tahun anggaran 2021–2022.

    Juru Bicara KPK, Budi Prasetyo, membenarkan bahwa Khofifah tidak hadir sesuai jadwal pemeriksaan alias mangkir dan meminta penjadwalan ulang.

    “Saksi KIP tidak hadir. Minta untuk dijadwalkan ulang,” ujar Budi, sebagaimana dikutip dari Antara, Sabtu, 21 Juni 2025.

    Ia menjelaskan, Khofifah telah mengirimkan surat kepada penyidik KPK yang menyatakan ketidakhadirannya karena memiliki keperluan lain.

    Surat tersebut diterima pada Rabu, 18 Juni 2025, sementara panggilan pemeriksaan sebelumnya dikirim pada 13 Juni 2025.

    “Surat diterima Rabu kemarin, 18 Juni 2025. Surat panggilan per 13 Juni 2025,” ucap Budi.

    Nama Khofifah mencuat dalam kasus ini setelah pernyataan Ketua DPRD Jatim periode 2019 hingga 2024, Kusnadi, yang telah diperiksa KPK sehari sebelumnya.

    Menurut Kusnadi, sebagai kepala daerah, Khofifah semestinya mengetahui proses pengelolaan dana hibah pokmas yang terjadi saat dirinya menjabat.

    “Pasti tahu. Orang dia yang mengeluarkan (dana hibah, red.), masa dia enggak tahu,” kata Kusnadi, Kamis, 19 Juni 2025.

    Ia juga menegaskan bahwa proses pengajuan dana hibah selalu dibahas bersama antara legislatif dan eksekutif.

    “Bukan kewenangan DPRD mengeksekusi anggaran itu. Yang mengeksekusi anggaran itu ya kepala daerah,” ujarnya.

    Sebagai informasi, KPK pada 12 Juli 2024 telah menetapkan 21 tersangka dalam perkara ini. Empat orang dijerat sebagai penerima suap, termasuk tiga penyelenggara negara dan satu staf mereka.

    Sementara 17 lainnya ditetapkan sebagai pemberi suap, yang terdiri atas 15 pihak swasta dan dua penyelenggara negara. ***

  • Fasilitas Nuklir Diserang, Tel Aviv Terbakar, 639 Tewas di Iran

    Fasilitas Nuklir Diserang, Tel Aviv Terbakar, 639 Tewas di Iran

    PIKIRAN RAKYAT – Ketegangan di Timur Tengah meledak menjadi konfrontasi militer langsung antara Iran dan Israel penjajah, dengan serangkaian serangan udara, rudal, dan drone yang mengguncang dua negara bersenjata lengkap itu dalam salah satu babak paling mematikan dalam sejarah konflik mereka.

    Serangan paling parah dilaporkan terjadi Sabtu 21 Juni 2025 dini hari, ketika Israel penjajah melancarkan serangan udara terhadap fasilitas nuklir Isfahan, salah satu instalasi nuklir terbesar Iran, dan beberapa titik strategis lainnya.

    Media pemerintah Iran Fars News mengonfirmasi serangan itu, namun menyebutkan bahwa “tidak ada kebocoran bahan berbahaya” dari situs nuklir tersebut.

    Di waktu hampir bersamaan, Israel penjajah juga meluncurkan serangan ke kota suci Qom. Sumber medis Iran menyatakan seorang remaja berusia 16 tahun tewas dan dua lainnya terluka dalam serangan tersebut.

    “Israel menyerang jantung infrastruktur nuklir kami. Ini adalah agresi terbuka yang melanggar hukum internasional dan akan direspons,” ucap Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araqchi, dalam konferensi pers darurat di Teheran.

    Sementara itu, Israel penjajah mengatakan telah menghantam puluhan target militer di Iran, termasuk lokasi produksi rudal dan pusat riset senjata nuklir di Teheran. Militer Israel penjajah menyebut ini sebagai tindakan pre-emptive untuk mencegah “ancaman eksistensial dari pengembangan nuklir Iran.”

    Langit Tel Aviv Dikepung Rudal Balistik

    Tidak tinggal diam, Iran membalas dengan meluncurkan lima rudal balistik yang menyasar wilayah tengah Israel penjajah. Sirene peringatan menggema di seluruh Tel Aviv dan wilayah sekitar, memicu kepanikan luas.

    “Kami menyaksikan kilatan di langit, diikuti suara ledakan dahsyat. Anak-anak menangis. Semua orang lari ke tempat perlindungan,” kata Miriam Levi, seorang warga Tel Aviv yang rumahnya rusak akibat serpihan rudal.

    Otoritas Israel penjajah mengatakan sebagian besar rudal berhasil dicegat oleh sistem pertahanan udara Iron Dome. Namun, kebakaran dilaporkan terjadi di sebuah gedung hunian bertingkat akibat puing-puing dari intersepsi rudal.

    Militer Israel penjajah menegaskan tidak ada korban jiwa dalam serangan balasan Iran. Namun, 24 warga sipil Israel penjajah telah tewas dalam serangan-serangan rudal sejak konflik meningkat pada pertengahan Juni, menurut data resmi pemerintah.

    Korban Massal di Iran, Termasuk Ilmuwan Nuklir

    Dampak paling mengerikan terjadi di Iran. Menurut Human Rights Activists News Agency yang berbasis di AS, serangan udara Israel penjajah telah menewaskan 639 orang sejak 13 Juni. Di antara korban, termasuk ilmuwan nuklir dan petinggi militer Iran.

    “Serangan ini bukan hanya terhadap fasilitas militer, tapi juga warga sipil. Mereka mencoba melemahkan bangsa kami dengan cara paling biadab,” ujar seorang pejabat senior di Kementerian Pertahanan Iran yang tidak ingin disebutkan namanya.

    Jalan Diplomasi Tertutup, Guncangan Global Menguat

    Sementara Eropa berusaha menjaga dialog tetap terbuka di Jenewa, Iran menolak kemungkinan negosiasi dengan Amerika Serikat selama “agresi Israel penjajah masih berlangsung.” Dalam pembicaraan dengan diplomat Eropa, Abbas Araqchi menyatakan bahwa “tidak ada ruang untuk kompromi di bawah ancaman.”

    Presiden AS Donald Trump, yang saat ini berada dalam masa transisi pemerintahan, menyatakan bahwa “Iran sangat dekat memiliki senjata nuklir, mungkin dalam hitungan minggu.” Ia juga menolak permintaan agar menekan Israel penjajah untuk menghentikan serangan udara.

    “Kami siap, bersedia, dan mampu. Tetapi saya akan beri waktu dua minggu lagi. Jika akal sehat tidak kembali, maka… kita tahu apa yang harus dilakukan,” kata Trump saat berbicara di Morristown, New Jersey.

    Kecemasan Internasional: De-Eskalasi atau Perang Terbuka

    Duta Besar Iran untuk PBB, Amir Saeid Iravani, menyerukan kepada Dewan Keamanan PBB agar mengambil tindakan tegas terhadap “agresi sistematis Israel penjajah yang mengancam perdamaian dunia.” Sebaliknya, Duta Besar Israel penjajah, Danny Danon, menyatakan bahwa “serangan kami akan terus berlanjut hingga ancaman nuklir Iran benar-benar dihancurkan.”

    Rusia dan China mengeluarkan pernyataan bersama menyerukan de-eskalasi segera. Namun, sebagian besar negara anggota Dewan Keamanan belum mengambil tindakan konkret. Sementara itu, ratusan warga AS telah meninggalkan Iran dalam beberapa hari terakhir, menurut kabel diplomatik yang bocor ke Reuters.

    Konflik Memasuki Titik Tidak Bisa Kembali?

    Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan memberikan peringatan keras dari Istanbul.

    “Genosida di Gaza dan perang udara melawan Iran membawa dunia ke ambang kehancuran. Ini kegilaan yang harus dihentikan,” katanya, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Reuters.

    Dengan serangan terhadap fasilitas nuklir dan balasan rudal ke jantung ekonomi Israel penjajah, konflik ini telah melewati batas peringatan. Ketegangan bukan lagi retorika, tapi menjadi kenyataan dengan nyawa sebagai taruhannya.***

  • Eskalasi Konflik Iran-Israel, Pemerintah Indonesia Lakukan Evakuasi WNI Via Darat

    Eskalasi Konflik Iran-Israel, Pemerintah Indonesia Lakukan Evakuasi WNI Via Darat

    PIKIRAN RAKYAT – Proses evakuasi warga negara Indonesia tengah berjalan menyusul pecahnya konflik Iran-Israel.

    Direktur Pelindungan WNI Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia Judha Nugraha menyatakan, evakuasi itu memakai jalur darat.

    “Sebelumnya, para WNI berkumpul dan menginap semalam di safe house KBRI Teheran,” kata Judha dalam keterangan tertulisnya, Jumat (20/6/2025). Ia pun meminta doa agar pelaksanaannya bisa berjalan lancar dan aman. Namun, Judha tak menjelaskan berapa WNI yang tengah dievakuasi itu.

    Pemerintah Indonesia telah menetapkan status Siaga I bagi wilayah Iran. Kedutaan Besar RI di Teheran pun melakukan tindakan evakuasi bagi WNI yang bersedia. Berdasarkan data, sebanyak 386 WNI berada di Iran dan 194 WNI berada di Israel. Dari 386 WNI di Iran, mayoritas merupakan pelajar dan mahasiswa di Kota Qom. Sementara dari 194 WNI di Israel, mayoritas peserta magang bidang pertanian di Kota Arava, Israel.

    Beberapa WNI yang melakukan perjalanan singkat juga mengalami stranded atau tertahan perjalanan karena tutupnya wilayah udara dan berhentinya penerbangan. Mereka antara lain 42 peziarah di Israel, 8 jemaah haji di Jordan dan 2 WNI peziarah di Teheran. Mereka telah mendapat bantuan dari KBRI Amman dan KBRI Teheran. Sebanyak 42 WNI yang stranded di Yerusalem itu sudah kembali ke Indonesia. Demikian pula dengan 8 jamaah haji di Amman dan 2 peziarah di Teheran sudah keluar.

    KBRI Teheran juga telah menyampaikan imbauan kepada seluruh WNI agar meningkatkan kewaspadaan dan menjaga keselamatan diri serta menjaga komunikasi dan menginformasikan keadaan dan keberadaan mereka ke KBRI Teheran. WNI yang mengalami situasi kedaruratan bisa menghubungi hotline KBRI Teheran di nomor +989024668889.

    Imbauan ditujukan pula bagi WNI‎ yang berencana melakukan perjalanan ke Iran dan Israel. Mereka diimbau agar menunda perjalanan. “Bagi WNI yang memiliki rencana penerbangan melalui wilayah Timur Tengah agar mengantisipasi gangguan jadwal penerbangan,” ucap Judha beberapa waktu lalu. Dalam situasi darurat, WNI dapat menghubungi hotline Perwakilan RI terdekat atau melalui aplikasi Safe Travel Kemlu.

    KBRI Teheran meminta para WNI yang tinggal di Iran untuk meningkatkan kewaspadaan serta menjaga keselamatan diri dan keluarganya dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari. Para WNI diimbau pula menjaga komunikasi dan menginformasikan keadaan dan keberadaan mereka ke KBRI. WNI juga diminta menghindari kerumunan massa, daerah rawan dan membatasi pergerakan seminimal mungkin. Selain itu, WNI diimbau menyimpan barang dan dokumen berharga di tempat yang aman serta memastikan sudah memproses lapor diri kepada KBRI Teheran.***

  • 82 Warga Gaza Tewas Dibantai Israel, 34 Orang Gugur saat Mencari Bantuan

    82 Warga Gaza Tewas Dibantai Israel, 34 Orang Gugur saat Mencari Bantuan

    PIKIRAN RAKYAT – Tragedi kemanusiaan kembali mengguncang dunia. Sebanyak 82 warga Palestina dilaporkan tewas dalam satu hari akibat serangan militer Israel penjajah di Jalur Gaza, Jumat 20 Juni 2025.

    Di antara para korban, 34 di antaranya meregang nyawa saat sedang mengantre bantuan kemanusiaan, menambah panjang daftar pembantaian terhadap rakyat sipil yang tengah putus asa mencari makanan dan keselamatan.

    Pencari Bantuan Menjadi Sasaran Peluru dan Bom

    Menurut laporan tim medis yang diterima Al Jazeera, serangan brutal terjadi di berbagai wilayah Gaza, termasuk di kota tengah Deir el-Balah dan Gaza selatan.

    Di wilayah Gaza tengah saja, 37 orang tewas—termasuk 23 yang menjadi korban saat menunggu bantuan makanan. Di Kota Gaza, tercatat 23 korban jiwa lainnya. Di selatan, 22 orang gugur, 11 di antaranya juga pencari bantuan.

    “Warga ditembak saat menunggu bantuan. Banyak dari mereka tidak bersenjata, hanya membawa wadah kosong untuk mengisi air atau makanan. Ini adalah tindakan tidak manusiawi,” tutur salah satu petugas medis di Rumah Sakit Al-Aqsa, yang enggan disebutkan namanya karena alasan keamanan.

    Serangan paling mematikan terjadi saat jet tempur Israel penjajah menghantam sebuah rumah di barat Deir el-Balah, menyebabkan puluhan warga sipil tewas, termasuk perempuan dan anak-anak.

    GHF Digugat, Distribusi Bantuan Dinilai Gagal Lindungi Warga

    Sejak 27 Mei, distribusi bantuan oleh Gaza Humanitarian Foundation (GHF)—sebuah entitas yang didukung oleh Israel penjajah dan Amerika Serikat—menuai kritik tajam dari lembaga internasional karena dianggap gagal memastikan sistem distribusi yang aman dan layak.

    Ismail al-Thawabta, Direktur Jenderal Kantor Media Pemerintah Gaza, menyebut bahwa sejauh ini setidaknya 409 warga Gaza tewas saat mencoba mengakses bantuan, dan lebih dari 3.200 lainnya terluka.

    “Setiap hari, rakyat kami yang kelaparan dipaksa memilih antara mati karena bom atau mati karena lapar. Dan dunia masih bungkam,” ucap al-Thawabta.

    Krisis Air dan Makanan Memburuk, Anak-anak di Ambang Kematian

    Kondisi kemanusiaan di Gaza terus memburuk, tak hanya karena kekurangan makanan, tapi juga air bersih. Juru bicara UNICEF, James Elder, memperingatkan bahwa Jalur Gaza tengah menghadapi kekeringan buatan manusia karena sistem air telah hancur total.

    “Anak-anak akan mulai mati karena haus. Hanya 40 persen fasilitas air yang masih berfungsi. Ini bukan bencana alam, ini adalah bencana yang disengaja,” ujar Elder dari Jenewa, Jumat 20 Juni 2025.

    Menurut Elder, kurangnya transparansi tentang kapan dan di mana bantuan disalurkan juga memicu kekacauan. Situs bantuan kerap berada di zona pertempuran aktif, dan informasi distribusi sering kali tidak dapat diakses warga karena pemadaman internet.

    “Ada anak laki-laki yang terluka oleh proyektil tank saat mengambil bantuan, dan akhirnya meninggal karena lukanya. Berapa banyak anak lagi yang harus dikorbankan untuk disebut genosida?” katanya.

    Israel dan Iran Memanas, Erdogan: Dunia Mendekati Titik Tanpa Kembali

    Ketegangan regional semakin meningkat setelah Israel penjajah juga meluncurkan serangan terhadap sasaran di Iran dalam pekan yang sama. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan memperingatkan bahwa eskalasi konflik Israel penjajah–Iran dan genosida di Gaza kini berada di ambang kehancuran total.

    “Kegilaan ini harus berakhir secepat mungkin. Israel mengeluhkan serangan terhadap rumah sakitnya hari ini, tetapi hingga saat ini mereka telah menyerang lebih dari 700 fasilitas kesehatan di Gaza,” tutur Erdogan dalam forum pemuda Organisasi Kerjasama Islam (OKI) di Istanbul.

    PBB dan Dunia Masih Bungkam, Gaza Kehilangan Harapan

    Meski seruan gencatan senjata terus menggema, hingga kini belum ada tindakan tegas dari Perserikatan Bangsa-Bangsa ataupun negara-negara besar. Sistem distribusi bantuan yang seharusnya menjadi penyelamat, kini justru memperparah penderitaan rakyat Palestina.

    Sementara itu, GHF menyatakan bahwa mereka telah mendistribusikan lebih dari 3 juta makanan “tanpa insiden”, sebuah klaim yang dibantah langsung oleh laporan korban dan saksi lapangan.

    “Pusat bantuan mereka bukan lagi tempat harapan, tapi kuburan massal,” ucap seorang warga Deir el-Balah yang selamat dari ledakan namun kehilangan dua anaknya, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Al Jazeera.***

  • Keji, Israel Bombardir Tenda-Tenda Penampungan di Gaza Palestina

    Keji, Israel Bombardir Tenda-Tenda Penampungan di Gaza Palestina

    PIKIRAN RAKYAT – Secara keji Israel melakukan serangan dengan sengaja menargetkan tenda-tenda pengungsi di beberapa wilayah Gaza, Palestina. Serangan udara ini menjadi eskalasi paling mematikan dalam beberapa hari terakhir.

    Serangan yang dilakukan Israel penjajah ini telah menyebabkan puluhan orang tewas setiap harinya yang juga menyebabkan banyak korban luka. Mayoritas korban adalah wanita, anak-anak, dan orang tua.

    Juru bicara Pertahanan Sipil Gaza, Kapten Mahmoud Basal mengatakan dalam pernyataan singkat kepada Pusat Informasi Palestina bahwa sejak fajar, pasukan Israel telah melancarkan serangan gencar dan langsung terhadap daerah padat penduduk tempat warga sipil mengungsi.

    “Jumlah korban tewas sejauh ini telah melampaui 55 orang, dengan lebih dari 180 orang terluka, termasuk kasus kritis yang tidak dapat ditangani karena runtuhnya sistem perawatan kesehatan secara total,” katanya dilaporkan Middle East Monitor.

    Militer Israel penjajah telah mengintensifkan serangan udara di kamp-kamp sementara yang menjadi tempat berkumpulnya warga sipil di Gaza. Salah satu serangan paling mematikan di kamp pengungsi Al-Shati di bagian barat kota.

    19 orang dilaporkan tewas akibat serangan di dekat Masjid Al-Sousi. Tenda-tenda yang menampung para pengungsi diserang Israel menggunakan bom-bom. 

    Pembantaian oleh Israel ini menjadi serangkaian pelanggaran yang dilakukan Israel terhadap penduduk Gaza. Tempat penampungan yang seharusnya aman justru dibombardir Israel secara keji.

    Sejak serangan Oktober 2023, Israel telah menewaskan 55,706 warga Palestina, 130,101 warga lainnya terluka, dan belasan ribu lainnya dinyatakan hilang. Mayoritas korban merupakan anak-anak, perempuan, dan lansia.

    Selain itu, krisis kebutuhan dasar telah terjadi imbas blokade bantuan yang dilakukan sejak 2 Maret 2025. Jutaan warga yang terkepung di Gaza mengalami krisis kemanusiaan parah yang telah disorot dunia.

    Bencana kelaparan

    Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperingatkan situasi di Gaza akan semakin memburuk. Seluruh populasi di Gaza yang diperkiran 2,1 jura orang akan menghadapi krisis pangan yang lebih buruk lagi.

    Berdasarkan laporan peringatan dari Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) dan Program Pangan Dunia (WFP), Gaza menghadapi Integrated Food Security Phase Classification atau IPC 3, yaitu tingkat kerawanan pangan akut. 

    Sementara, jika kondisi tak kunjung membaik, diperkirakan pada September 2025 akan terjadi bencana kelaparan atau fase paling parah yaitu IPC 5. Hal ini dikarenakan blokade serta operasi militer besar di kawasan tersebut.

    Selain krisis kemanusiaan yang terjadi di Jalur Gaza, harga pangan yang tinggi ditambah dengan mata pencaharian yang menipis dan blokade komersial akan mempercepat keruntuhan ekonomi.***

  • Eskalasi Konflik Iran-Israel, Pemerintah Indonesia Lakukan Evakuasi WNI Via Darat

    Perang Iran-Israel Dikhawatirkan Hambat Perdagangan Dunia, RI Gercep Siapkan Pasar Alternatif

    PIKIRAN RAKYAT – Sebagai langkah antisipasi dampak perang Iran-Israel, Mendag Budi Santoso menyampaikan jika ia telah menyiapkan sejumlah pasar alternatif tujuan ekspor.

    Budi mengaku jika dirinya berharap bahwa pasar alternatif tersebut tidak akan mengganggu pasokan ekspor.

    “Harapan kita sih tidak terpengaruh, karena kita menyiapkan alternatif pasar,” ujarnya pada Jumat, 20 Juni.

    Sebelumnya, pemerintah Indonesia telah menyelesaikan perjanjian dagang strategis dengan sejumlah negara dan organisasi internasional.

    “Perundingan IUAE-CEPA (kerja sama dengan UAE dan I-EAEU FTA (kerja sama dengan negara-negara Eurasian) sudah selesai. Tunisia juga sudah selesai bulan ini. Itu semua pasar-pasar besar yang bisa kita masuki,” katanya

    Sementara itu, laman ICIS (Independent Community Intelligence Service) memprediksikan dampak perang Israel Iran terhadap perdagangan internasional. ICIS yaitu lembaga yang bergerak di bidang layanan analis harga komoditas strategis di dunia

    Prediksi yang terburuk yaitu resesi global yang mengkhawatirkan, melonjaknya harga energi, inflasi yang merajalela, dan terputusnya rantai pasokan perdagangan internasional.

    Perang antar dua negara Timur Tengah ini dimulai sejak hari Jumat, 13 Juni 2025. Saat itu, Israel menjalankan. Operasi Rising Lion yang menargetkan sekitar 100 lokasi strategis di Iran. 

    Latar belakangnya negara beribukota Teheran ini diduga mengembangkan senjata nuklir. Iran pun membalas melalui operasi True Promise III. Operasi ini mengerahkan ratusan drone untuk menembakkan rudal.

    Perang semakin memanas setelah Iran meluncurkan Sejjil yang menjadi rudal tercanggih pada Rabu, 18 Juni 2025. Targetnya Markas Besar Komando Pusat Tentara Israel untuk Komunikasi, Kontrol, dan Intelijen.

    Seminggu kemudian, tak ada tanda-tanda konflik Iran Israel mereda. Kedua negara saling berbalas tembakan rudal. Sementara itu, korban dari kedua pihak semakin bertambah.

    Di tengah semakin memanas hubungan Iran Israel, Budi berharap konflik segera selesai. Karenanya, tak lagi menghambat perdagangan internasional.

    “Mudah-mudahan perangnya juga selesai ya, jadi semua menjadi lancar kembali,” ujarnya.***

  • KPK Usut Dugaan Gratifikasi Pengadaan di MPR RI, Penanganan Perkara Sudah di Tahap Penyidikan

    KPK Usut Dugaan Gratifikasi Pengadaan di MPR RI, Penanganan Perkara Sudah di Tahap Penyidikan

    PIKIRAN RAKYAT – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) resmi membuka penyidikan baru terkait dugaan tindak pidana korupsi di lingkungan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI). Hal ini dikonfirmasi langsung oleh Juru Bicara KPK, Budi Prasetyo, saat dimintai keterangannya oleh awak media.

    “Benar, ada penyidikan baru,” ujar Budi kepada wartawan, Jumat, 20 Juni 2025.

    Penyidikan tersebut, kata Budi, fokus pada dugaan gratifikasi terkait proses pengadaan di MPR RI. Namun, Budi belum merinci lebih lanjut siapa saja pihak yang telah ditetapkan sebagai tersangka maupun detail kasus yang tengah ditangani.

    “Terkait dugaan gratifikasi pengadaan,” kata Budi singkat.

    Berdasarkan informasi yang dihimpun, penyidikan dimaksud terkait dugaanpenerimaan gratifikasi dalam proses pengadaan barang dan jasa. Sesuai ketentuan yang berlaku, KPK akan mengumumkan secara resmi identitas tersangka dan konstruksi perkara setelah tahap penyidikan dirasa cukup kuat berdasarkan bukti permulaan yang diperoleh.

    Perkembangan kasus ini akan terus dipantau dan diumumkan kepada publik seiring berjalannya proses hukum.***