Category: Pikiran-Rakyat.com Ekonomi

  • Alasan Donald Trump Masukkan Indonesia ke Daftar 58 Negara Penghambat Perdagangan AS

    Alasan Donald Trump Masukkan Indonesia ke Daftar 58 Negara Penghambat Perdagangan AS

    PIKIRAN RAKYAT – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump kembali mengguncang dunia perdagangan global dengan kebijakan tarif perdagangannya. Dalam langkah terbaru yang diumumkan, dia menargetkan berbagai negara yang dianggap menghambat perdagangan AS.

    Indonesia, bersama 57 negara lainnya, masuk dalam daftar yang disusun oleh Perwakilan Dagang Amerika Serikat (USTR).

    Kebijakan Tarif Trump dan Dampaknya

    Donald Trump telah lama mengkampanyekan kebijakan “tarif timbal balik”, yang bertujuan untuk menyeimbangkan defisit perdagangan AS dengan negara-negara mitra dagangnya. Dia menuduh berbagai negara menerapkan tarif dan kebijakan perdagangan yang tidak adil terhadap produk AS.

    Oleh karena itu, dia berencana menerapkan bea masuk terhadap negara-negara tersebut.
    Meskipun detail spesifik dari kebijakan ini masih samar, Gedung Putih menegaskan bahwa ini adalah langkah besar dalam “hari pembebasan” ekonomi AS.

    Donald Trump mengklaim kebijakan ini akan mengatur ulang hubungan dagang Amerika dengan dunia. Namun, para ekonom memperingatkan bahwa tarif yang diterapkan secara luas bisa memicu perang dagang global.

    Dalam sebuah wawancara dengan Fox Business pada 18 Maret 2025, Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, menyebut adanya “Dirty 15” atau 15% negara yang menyumbang sebagian besar volume perdagangan AS namun memberlakukan hambatan tarif dan non-tarif terhadap barang-barang Amerika.

    Meskipun tidak merinci negara-negara tersebut, data dari Departemen Perdagangan AS menunjukkan bahwa defisit perdagangan AS terbesar pada tahun 2024 terjadi dengan China, Uni Eropa, Meksiko, Vietnam, dan negara-negara lain, termasuk Indonesia.

    Alasan Indonesia Masuk Daftar Penghambat Perdagangan AS

    Menurut laporan tahunan Perwakilan Dagang AS, Indonesia dianggap sebagai salah satu negara yang menghambat perdagangan dengan menerapkan berbagai kebijakan yang dianggap membebani produk AS. Beberapa faktor utama yang membuat Indonesia masuk dalam daftar ini meliputi:

    Kebijakan Keamanan Pangan
    Regulasi terkait standar keamanan pangan di Indonesia dinilai terlalu ketat dan menghambat produk pertanian dari AS untuk masuk ke pasar Indonesia. Syarat Energi Terbarukan
    Kebijakan Indonesia dalam mengutamakan energi terbarukan dianggap sebagai hambatan bagi perusahaan energi Amerika yang ingin berinvestasi. Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
    Indonesia, bersama dengan negara lain seperti Meksiko dan Argentina, menerapkan PPN yang dinilai memberatkan produk impor dari AS. Regulasi Impor
    Sistem lisensi impor Indonesia dianggap terlalu birokratis dan menghambat arus perdagangan barang dari AS. Bea Cukai dan Akses Pasar Farmasi
    Produk farmasi AS mengalami kesulitan dalam mengakses pasar Indonesia akibat kebijakan bea cukai yang kompleks dan ketatnya aturan impor obat-obatan. Regulasi Produk Halal
    Persyaratan sertifikasi halal di Indonesia juga menjadi sorotan karena dianggap menambah kompleksitas bagi eksportir AS, terutama dalam industri makanan dan farmasi.

    “Tidak ada Presiden Amerika dalam sejarah modern selain Trump yang menyadari betapa luas dan merugikannya hambatan perdagangan luar negeri terhadap AS,” ucap Perwakilan Dagang AS, Jamieson Greer.

    “Di bawah kepemimpinan Trump, pemerintahan ini bekerja keras untuk mengatasi praktik tidak adil ini, membantu memulihkan keadilan dan mengutamakan pebisnis AS yang bekerja keras di pasar global,” tuturnya menambahkan.

    Daftar Lengkap 58 Negara Penghambat Perdagangan AS

    Berikut adalah daftar lengkap 58 negara yang masuk dalam daftar negara penghambat perdagangan AS:

    Algeria Angola Argentina Australia Bangladesh Bolivia Brazil Brunei Darussalam Kamboja Kanada Chile China Kolombia Kosta Rika Pantai Gading Republik Dominika Ekuador Mesir El Salvador Ethiopia Ghana Guatemala Honduras Hong Kong India Indonesia Israel Jepang Yordania Kenya Korea Selatan Laos Malaysia Meksiko Selandia Baru Nikaragua Nigeria Norwegia Pakistan Panama Paraguay Peru Filipina Rusia Singapura Afrika Selatan Swiss Taiwan Thailand Tunisia Turki Ukraina Inggris Uruguay Vietnam Liga Arab Uni Eropa Gulf Cooperation Council (GCC)

    Hingga saat ini, pemerintahan Presiden Prabowo belum memberikan tanggapan resmi terkait masuknya Indonesia dalam daftar negara penghambat perdagangan AS. Namun, beberapa analis ekonomi menilai bahwa kebijakan tarif yang akan diterapkan AS bisa berdampak pada ekspor Indonesia, terutama dalam sektor manufaktur, pertanian, dan farmasi.

    Jika Donald Trump melanjutkan kebijakan tarifnya tanpa pengecualian, perusahaan-perusahaan Indonesia yang bergantung pada pasar AS harus mencari strategi baru, termasuk diversifikasi pasar ekspor ke negara lain seperti China dan Uni Eropa.

    Di sisi lain, kebijakan proteksionisme AS ini juga bisa memicu Indonesia untuk memperkuat kerja sama dagang regional, misalnya melalui perjanjian dengan ASEAN atau negara-negara di kawasan Indo-Pasifik.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Daftar Uang Rupiah 500, 1.000, 5.000, 10.000 yang Dicabut, Tukar Sebelum 30 April 2025

    Daftar Uang Rupiah 500, 1.000, 5.000, 10.000 yang Dicabut, Tukar Sebelum 30 April 2025

    PIKIRAN RAKYAT – Uang rupiah yang dicabut adalah uang yang sudah tidak berlaku lagi sebagai alat pembayaran yang sah.

    Informasi lengkap mengenai pencabutan/penarikan uang Rupiah ini tercantum dalam Peraturan Bank Indonesia yang dapat ditemukan di situs web resmi BI atau media informasi lainnya seperti televisi, surat kabar, media sosial, dan radio.

    Masyarakat memiliki waktu 10 tahun sejak tanggal pencabutan untuk menukarkan uang yang sudah tidak berlaku tersebut. Penukaran dapat dilakukan di kantor bank umum atau kantor Bank Indonesia di seluruh Indonesia. Setelah periode tersebut, uang tidak dapat lagi ditukarkan.

    Sejumlah pecahan uang rupiah tertentu, yaitu 500, 1.000, 5.000, dan 10.000, telah dinyatakan tidak sah dan tidak dapat digunakan untuk pembayaran yang sah. Daftar berikut memuat pecahan uang Rupiah 500, 1.000, 5.000, dan 10.000 yang telah dicabut.

    1. Rp500 TE 1982

    Tanggal pencabutan: 1 Mei 1992

    Batas Penukaran: 30 April 2025

    2. Rp1.000 TE 1980

    Tanggal pencabutan: 1 Mei 1992

    Batas Penukaran: 30 April 2025

    3. Rp5.000 TE 1980

    Tanggal pencabutan: 1 Mei 1992

    Batas Penukaran: 30 April 2025

    4. Rp10.000 TE 1979

    Tanggal pencabutan: 1 Mei 1992

    Batas Penukaran: 30 April 2025.

    Masyarakat yang masih memiliki uang pecahan tersebut dapat melakukan penukaran di Kantor Pusat Bank Indonesia (KPBI) hingga 30 April 2025.Penukaran dapat dilakukan dengan membawa uang fisik yang masih dikenali ciri keasliannya.

    Jika uang rupiah yang akan ditukarkan dalam kondisi lusuh, cacat, atau rusak, maka penggantiannya akan mengacu pada Peraturan Bank Indonesia Nomor 21/10/PBI/2019.  

    Berikut peraturannya:

    Dalam hal fisik Uang Rupiah logam lebih besar dari 1/2 (satu perdua) ukuran aslinya dan ciri uang Rupiah dapat dikenali keasliannya, diberikan penggantian sebesar nilai nominal uang Rupiah yang ditukarkan, dan;

    Dalam hal fisik Uang Rupiah logam sama dengan atau kurang dari 1/2 (satu perdua) ukuran aslinya, tidak diberikan penggantian.

    Dengan menukarkan uang yang sudah tidak berlaku, sobat PR turut berpartisipasi dalam menjaga kualitas dan keabsahan uang rupiah. Penukaran juga membantu BI dalam mengelola peredaran uang rupiah.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Negara-Negara ASEAN Dihantam Tarif Impor Baru Donald Trump, Siapa yang Paling Menderita?

    Negara-Negara ASEAN Dihantam Tarif Impor Baru Donald Trump, Siapa yang Paling Menderita?

    PIKIRAN RAKYAT – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump kembali mengguncang ekonomi global dengan kebijakan tarif impornya yang baru. Dalam pengumuman pada Rabu 2 April 2025 di Gedung Putih, dia memperkenalkan serangkaian tarif baru yang menargetkan negara-negara dengan defisit perdagangan tinggi terhadap AS, termasuk negara-negara di Asia Tenggara.

    Kebijakan ini disebutnya sebagai “Hari Pembebasan” bagi Amerika, tetapi bagi negara-negara ASEAN, langkah ini berpotensi merusak stabilitas industri manufaktur dan hubungan perdagangan dengan AS.

    Tarif Baru dan Negara-Negara yang Paling Terpukul

    Menurut daftar tarif yang dirilis oleh Gedung Putih, negara-negara ASEAN yang paling terkena dampak adalah:

    Kamboja – 49% Laos – 48% Vietnam – 46% Myanmar – 44% Thailand – 36% Indonesia – 32% Brunei – 24% Malaysia – 24% Filipina – 17% Timor-Leste – 10% Singapura – 10%

    Tarif ini jauh lebih tinggi dari tarif dasar 10% yang diberlakukan pada semua negara. Vietnam, Kamboja, dan Laos termasuk di antara negara yang paling terpukul, dengan tarif yang hampir menyamai sanksi dagang.

    Alasan di Balik Tarif Timbal Balik

    Dalam pernyataannya, Gedung Putih menyebutkan bahwa kebijakan ini bertujuan untuk memperkuat posisi ekonomi AS.

    “Hari ini, Presiden Donald J. Trump menyatakan bahwa perdagangan luar negeri dan praktik ekonomi telah menciptakan keadaan darurat nasional, dan perintahnya memberlakukan tarif responsif untuk memperkuat posisi ekonomi internasional Amerika Serikat dan melindungi pekerja Amerika,” tutur pernyataan resmi.

    Donald Trump sendiri menegaskan bahwa kebijakan ini merupakan upaya untuk membalikkan kerusakan ekonomi yang ia klaim disebabkan oleh kebijakan perdagangan pendahulunya.

    “Tarif ini adalah inti dari rencana Presiden Trump untuk membalikkan kerusakan ekonomi yang ditinggalkan oleh Presiden Biden dan menempatkan Amerika di jalur menuju zaman keemasan baru,” ujar Gedung Putih.

    Dampak bagi ASEAN

    Negara-negara ASEAN telah lama mengandalkan perdagangan internasional untuk pertumbuhan ekonomi mereka. Banyak dari negara ini bergantung pada ekspor ke AS, terutama untuk produk manufaktur dan elektronik.

    Vietnam Terpukul Paling Keras

    Vietnam adalah salah satu negara dengan surplus perdagangan tertinggi dengan AS, mencapai $123,5 miliar pada tahun 2024. Sebagai akibatnya, Trump menargetkan negara ini dengan tarif 46%.

    Padahal, AS adalah tujuan utama ekspor Vietnam, mencakup 29% dari total ekspor dan 30% dari PDB Vietnam. Kebijakan ini bisa menghambat pertumbuhan ekonomi negara tersebut.

    Seorang analis Vietnam, Khang Vu, menyebut kebijakan ini sebagai “tujuan geopolitik sendiri” karena dilakukan hanya beberapa hari sebelum kunjungan Presiden China Xi Jinping ke Vietnam.

    Kamboja dan Myanmar: Risiko Ketidakstabilan

    Industri manufaktur Kamboja juga menghadapi ancaman besar, dengan tarif 49% terhadap ekspor ke AS. Pada tahun 2024, Kamboja mengekspor barang senilai $9,91 miliar ke AS, yang mencakup 37% dari total ekspornya.

    Jika tarif ini benar-benar diterapkan, gelombang PHK di sektor manufaktur bisa memicu ketidakstabilan politik di dalam negeri.

    Myanmar, yang sudah berada di bawah sanksi AS, kini menghadapi tarif 44%, yang akan semakin memperburuk situasi ekonominya.

    Indonesia: Dianggap Terlalu Dekat dengan China

    Indonesia dikenai tarif 32%, lebih tinggi dari tarif yang diterapkan pada India (26%) dan Jepang (24%). Salah satu alasan utama adalah meningkatnya investasi China di Indonesia dan integrasi Indonesia dalam rantai pasokan China.

    Donald Trump menyebut Indonesia sebagai negara yang mendapat “terlalu banyak keuntungan” dari hubungan dagangnya dengan China.

    “Selama bertahun-tahun, negara kita telah dieksploitasi oleh berbagai negara, baik sekutu maupun lawan. Tarif ini akan membuat Amerika kaya kembali,” katanya dalam pidatonya di Gedung Putih.

    Reaksi dan Dampak Jangka Panjang

    Para pengamat menilai bahwa kebijakan tarif ini lebih bersifat politis dibandingkan ekonomi. Mike Bird dari The Economist menyebut bahwa kebijakan ini adalah “sinyal yang hampir lebih buruk daripada tarif itu sendiri.”

    Banyak yang menganggap bahwa angka-angka yang dipakai sebagai dasar perhitungan tarif tidak mencerminkan realitas perdagangan.

    Jika tarif ini benar-benar diberlakukan dalam jangka panjang, akan ada beberapa dampak besar:

    Pergeseran Rantai Pasokan
    Negara-negara ASEAN dapat mencari pasar alternatif, terutama dengan memperkuat hubungan dengan China dan Uni Eropa. Negosiasi Ulang Perdagangan
    Pemerintah negara-negara ASEAN kemungkinan akan mencari jalan untuk menegosiasikan ulang tarif ini dengan AS. Melemahnya Pengaruh AS di Asia Tenggara
    Washington semakin kehilangan posisi dominannya di Asia Tenggara, terutama setelah menarik diri dari Perjanjian Komprehensif dan Progresif untuk Kemitraan Trans-Pasifik (CPTPP) pada tahun 2017.

    Evan Feigenbaum, mantan analis dari Carnegie Endowment for International Peace, menyimpulkan dampak dari kebijakan ini dengan tajam.

    “AS cukup banyak dilakukan secara strategis di Asia Tenggara. Wilayah ini dipenuhi dengan pragmatis, yang dapat dan memang menavigasi semua jenis hal gila dari kekuatan luar. Tapi itu sangat tergantung pada para pemain yang berprinsip atau strategis – dan Washington sekarang bukan keduanya,” katanya, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari The Diplomat.

    Pengenaan tarif tinggi terhadap negara-negara ASEAN oleh Donald Trump akan membawa dampak signifikan bagi perekonomian kawasan. Negara-negara seperti Vietnam, Kamboja, dan Indonesia akan mengalami hambatan perdagangan yang besar dengan AS. Di sisi lain, langkah ini juga dapat mempercepat pergeseran ekonomi ASEAN ke arah China dan Uni Eropa.

    Pertanyaan besar yang tersisa adalah apakah tarif ini akan tetap berlaku atau hanya menjadi taktik negosiasi. Yang pasti, kebijakan ini telah menciptakan ketidakpastian baru dalam hubungan perdagangan internasional, yang bisa berdampak luas bagi ekonomi global dalam beberapa tahun ke depan.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Terlalu Dekat dengan China, Indonesia Dihantam Tarif Impor 32 Persen oleh Donald Trump

    Terlalu Dekat dengan China, Indonesia Dihantam Tarif Impor 32 Persen oleh Donald Trump

    PIKIRAN RAKYAT – Kebijakan perdagangan Amerika Serikat kembali mengguncang ekonomi Asia Tenggara. Kali ini, Presiden AS Donald Trump mengumumkan tarif impor baru yang menargetkan sejumlah negara, termasuk Indonesia, dengan tarif sebesar 32 persen.

    Keputusan ini diumumkan dalam pernyataan resmi Gedung Putih pada Rabu malam, di mana Trump menyebut kebijakan ini sebagai “Hari Pembebasan” bagi ekonomi Amerika.

    “Hari ini, Presiden Donald J. Trump menyatakan bahwa perdagangan luar negeri dan praktik ekonomi telah menciptakan keadaan darurat nasional, dan perintahnya memberlakukan tarif responsif untuk memperkuat posisi ekonomi internasional Amerika Serikat dan melindungi pekerja Amerika,” tutur pernyataan Gedung Putih.

    Donald Trump menegaskan bahwa kebijakan tarif ini bertujuan untuk membalikkan apa yang ia klaim sebagai “kerusakan ekonomi” yang ditinggalkan oleh Joe Biden.

    “Tarif ini adalah inti dari rencana Presiden Trump untuk menempatkan Amerika di jalur menuju zaman keemasan baru,” ucap Gedung Putih.

    Mengapa Indonesia Dikenai Tarif 32 Persen?

    Menurut daftar tarif yang dirilis oleh Gedung Putih, Indonesia termasuk dalam kelompok negara Asia Tenggara yang paling terdampak kebijakan ini. Dengan tarif sebesar 32 persen, Indonesia berada di bawah Thailand (36 persen) namun lebih tinggi dibandingkan Brunei dan Malaysia (masing-masing 24 persen).

    Beberapa pengamat ekonomi menilai bahwa hukuman dagang ini tak lepas dari kedekatan Indonesia dengan China dalam berbagai aspek ekonomi. Indonesia, yang merupakan anggota Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (RCEP), semakin erat bekerja sama dengan China dalam beberapa tahun terakhir.

    Investasi besar-besaran China di sektor infrastruktur Indonesia, termasuk proyek kereta cepat Jakarta-Bandung, serta peningkatan signifikan perdagangan bilateral, menjadi salah satu faktor yang membuat Washington waspada.

    “AS melihat Indonesia semakin condong ke China dalam kebijakan ekonomi dan investasi. Tarif ini tampaknya bukan sekadar tentang defisit perdagangan, tetapi juga sebagai upaya Trump untuk memberikan sinyal kuat bahwa kedekatan dengan China memiliki konsekuensi,” kata seorang analis perdagangan internasional di Washington.

    Dampak bagi Ekonomi Indonesia

    Kenaikan tarif impor ini berpotensi memukul industri manufaktur dan ekspor Indonesia ke AS, terutama sektor tekstil, elektronik, dan produk olahan makanan. Dengan tarif yang lebih tinggi, produk Indonesia bisa kehilangan daya saingnya di pasar AS, yang selama ini merupakan salah satu tujuan ekspor utama.

    “Tarif ini bisa berdampak pada penurunan ekspor hingga miliaran dolar dalam setahun. Sektor manufaktur kita bisa terancam, dan pekerja bisa kehilangan pekerjaan jika perusahaan tidak bisa menutupi biaya tambahan akibat tarif ini,” kata seorang ekonom dari Bank Indonesia.

    Industri elektronik dan tekstil, yang sangat bergantung pada pasar ekspor ke AS, akan menjadi salah satu yang paling rentan terdampak. Sebelumnya, Vietnam yang juga memiliki hubungan erat dengan China dihantam tarif lebih tinggi, yakni 46 persen.

    “Kita harus berhati-hati agar tidak mengalami nasib yang sama,” ucapnya.

    Manipulasi Data Tarif: Benarkah?

    Dalam pernyataannya, Donald Trump mengklaim bahwa tarif yang diberlakukan mencerminkan “hambatan perdagangan dan manipulasi mata uang” yang dilakukan oleh negara-negara yang terkena dampak.

    Indonesia disebut-sebut memiliki tarif efektif sebesar 63 persen terhadap produk AS, sebuah angka yang dianggap banyak pihak sebagai “buatan Gedung Putih”.

    “Angka-angka ini tidak masuk akal. Mereka tidak mencerminkan tarif aktual, melainkan dihitung berdasarkan surplus perdagangan yang ada antara Indonesia dan AS,” ujar Mike Bird dari The Economist dalam sebuah unggahan di media sosial.

    Bahkan, Gedung Putih kemudian tampaknya mengonfirmasi bahwa metode perhitungan mereka memang didasarkan pada surplus perdagangan, bukan tarif aktual.

    “Amerika Serikat tidak akan lagi menempatkan dirinya terakhir dalam masalah perdagangan internasional dengan imbalan janji-janji kosong. Tarif timbal balik adalah bagian besar mengapa orang Amerika memilih Presiden Trump,” kata Gedung Putih dalam pernyataannya.

    Langkah Indonesia Selanjutnya

    Dengan situasi yang semakin tidak pasti, pemerintah Indonesia kini dihadapkan pada dilema besar: apakah harus tetap mempertahankan hubungan ekonomi yang kuat dengan China atau mencoba meredam ketegangan dengan AS?

    “Pemerintah harus segera mencari jalan keluar, baik dengan melakukan diplomasi dagang atau memperluas pasar ekspor ke negara-negara lain di luar AS dan China,” ucap seorang pejabat senior Kementerian Perdagangan Indonesia.

    Banyak yang memperkirakan bahwa tarif ini hanyalah bagian dari strategi negosiasi Trump, yang sering kali menggunakan kebijakan proteksionisme sebagai alat tekanan. Jika Indonesia dapat menunjukkan niat baik dalam bernegosiasi, ada kemungkinan tarif ini bisa diturunkan atau dihapus dalam perundingan mendatang.

    Namun, yang jelas, kebijakan perdagangan Trump ini menandai perubahan besar dalam hubungan ekonomi AS dengan Asia Tenggara. Dengan semakin mengabaikan prinsip perdagangan bebas dan menarik diri dari perjanjian perdagangan multilateral seperti CPTPP dan RCEP, AS tampaknya lebih memilih jalur konfrontatif dalam menghadapi negara-negara yang dianggap merugikan kepentingan ekonominya.

    “AS cukup banyak selesai secara strategis di Asia Tenggara,” ucap Evan Feigenbaum dari Carnegie Endowment for International Peace di media sosial.

    “Wilayah ini dipenuhi dengan pragmatis, yang dapat dan memang menavigasi semua jenis hal gila dari kekuatan luar. Tapi itu sangat tergantung pada para pemain yang berprinsip atau strategis – dan Washington sekarang bukan keduanya,” tuturnya menambahkan, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari The Diplomat.

    Sementara itu, dalam beberapa minggu mendatang, kunjungan Presiden China Xi Jinping ke Malaysia, Vietnam, dan Kamboja bisa menjadi indikasi bagaimana negara-negara ASEAN akan merespons tekanan ekonomi yang datang dari Washington.

    Jika negara-negara ini semakin erat bersekutu dengan Beijing, maka keputusan Donald Trump bisa semakin mempercepat pergeseran geopolitik di kawasan ini.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Indonesia Jadi Korban Perang Dagang AS, Kena Tarif 32 Persen: Apa Dampaknya?

    Indonesia Jadi Korban Perang Dagang AS, Kena Tarif 32 Persen: Apa Dampaknya?

    PIKIRAN RAKYAT – Ketegangan perdagangan global kembali memanas setelah Presiden Amerika Serikat (AS) mengumumkan kebijakan tarif baru terhadap berbagai negara. Indonesia menjadi salah satu korban dari kebijakan ini, dengan dikenai tarif sebesar 32 persen.

    Langkah ini memicu kekhawatiran terhadap dampak ekonomi, perdagangan, dan hubungan diplomatik antara Indonesia dan AS.

    Kebijakan Tarif Trump: Latar Belakang dan Tujuan

    Dalam sebuah upacara di Rose Garden, Presiden AS mengumumkan kebijakan tarif yang berlaku untuk puluhan negara asing. Menurutnya, langkah ini diambil untuk melindungi industri manufaktur domestik AS yang telah lama dirugikan oleh praktik perdagangan internasional yang tidak seimbang.

    “Selama bertahun-tahun, warga Amerika yang bekerja keras dipaksa untuk duduk di sela-sela ketika negara-negara lain menjadi kaya dan berkuasa, sebagian besar dengan mengorbankan kita,” tutur Donald Trump dalam pidatonya, Kamis 3 April 2025.

    Dia menambahkan bahwa meskipun tarif yang dikenakan tidak sepenuhnya timbal balik, AS tetap berusaha untuk menyeimbangkan perdagangan dengan mitra-mitranya.

    “Kami akan menagih mereka sekitar setengah dari apa yang mereka – dan telah – bebankan kepada kami,” ucap Donald Trump.

    Indonesia Terkena Tarif 32 Persen: Apa Saja Dampaknya?

    Dampak terhadap Ekspor Indonesia

    Dengan tarif 32 persen, produk-produk Indonesia yang diekspor ke AS akan mengalami kenaikan harga di pasar AS. Hal ini berpotensi mengurangi daya saing produk Indonesia, mengingat negara lain yang memiliki tarif lebih rendah akan lebih menarik bagi konsumen Amerika. Beberapa sektor yang paling terdampak meliputi:

    Tekstil dan produk garmen Elektronik dan komponen listrik Produk kelapa sawit dan turunannya Karet dan hasil perkebunan

    Menurut para analis perdagangan, kebijakan ini bisa menghambat pertumbuhan industri ekspor Indonesia yang selama ini bergantung pada pasar AS.

    Potensi Pengalihan Pasar

    Menghadapi kenaikan tarif ini, eksportir Indonesia kemungkinan besar akan mencari pasar alternatif untuk menggantikan AS. Negara-negara di Asia, Eropa, dan Timur Tengah bisa menjadi tujuan ekspor baru.

    akan tetapi, proses diversifikasi pasar tidak selalu mudah dan memerlukan waktu serta strategi perdagangan yang matang.

    Pengaruh terhadap Investasi Asing

    Indonesia selama ini menjadi salah satu destinasi investasi yang menarik bagi perusahaan global. Namun, tarif tinggi dari AS bisa membuat investor mempertimbangkan ulang rencana ekspansi mereka di Indonesia, terutama perusahaan yang berorientasi ekspor. Hal ini bisa berdampak pada lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi nasional.

    Ketidakpastian dalam Hubungan Bilateral

    Peningkatan tarif ini juga bisa memperburuk hubungan diplomatik antara Indonesia dan AS. Pemerintah Indonesia mungkin perlu melakukan negosiasi ulang atau mencari solusi melalui organisasi perdagangan internasional seperti WTO untuk mengurangi dampak negatif dari kebijakan ini.

    Respons Global terhadap Kebijakan Tarif AS

    Tidak hanya Indonesia yang terkena dampak, tetapi juga banyak negara lain di Asia dan Eropa. Negara-negara seperti Vietnam (+46%), Sri Lanka (+44%), Thailand (+36%), dan Tiongkok (+34%) juga menghadapi tarif tinggi.

    Menurut Deborah Elms, kepala kebijakan perdagangan di Hinrich Foundation, langkah ini dianggap lebih buruk dari yang diharapkan.

    “Tentu saja dilihat dari Asia, di mana semua orang terkena. Wilayah yang bergantung pada ekspor akan benar-benar berjuang dengan kenaikan harga yang sangat besar secara tiba-tiba,” ujarnya.

    Dari sisi Tiongkok, analis perdagangan Bill Bishop memperkirakan bahwa Beijing tidak akan tinggal diam menghadapi kebijakan ini.

    “Reaksi RRT tidak mungkin lemah, dan saya ragu Xi dan timnya akan berguling dan tidak melakukan apa-apa saat mencoba bernegosiasi,” ucapnya, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Al Jazeera.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Harga Emas Diprediksi Bakal Melambung, Rupiah Justru Terancam Tembus Rp17.000 Setelah Lebaran 2025

    Harga Emas Diprediksi Bakal Melambung, Rupiah Justru Terancam Tembus Rp17.000 Setelah Lebaran 2025

    PIKIRAN RAKYAT – Harga emas dunia diprediksi bakal melambung pascalebaran 2025. Emas diperkirakan akan mencapai harga baru tertinggi pada April 2025 ini.

    Sayangnya, melambungnya harga emas ini kemungkinan juga diikuti dengan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

    “Target saya sendiri di bulan Maret, harga emas sekitar 3.092 dolar AS per troy ons. Kenyataanya, hari Senin (31 Maret 2025) kemarin harga emas tembus 3.120 dolar AS per troy ons,” kata Analis Pasar Uang, Ibrahim Assuaibi, Selasa 1 April 2025.

    Dia pun memprediksi, harga emas dunia diperkirakan akan terus melambung setelah periode Lebaran.

    “Kemungkinan besar dalam bulan April ini harga emas dunia akan tembus 3.150 dolar AS per troy ons,” ujar Ibrahim Assuaibi.

    Jadwal implementasi kebijakan tarif impor Presiden Trump di AS tanggal 2 April 2025 dinilai akan mempengaruhi pergerakan harga emas. Kenaikan tarif impor ini bukan hanya berlaku pada Tiongkok, Eropa, Kanada, dan Meksiko saja.

    “Negara-negara yang perdagangannya dengan AS mengalami surplus juga bisa dikenakan kebijakan tarif tersebut termasuk Indonesia. Penerapan tarif ini akan menimbulkan permasalahan perang dagang,” tutur Ibrahim Assuaibi.

    Rupiah Bakal Tembus Rp17.000?

    Selain itu konflik geopolitik di Timur Tengah masih terus memanas. Israel penjajah masih melakukan serangan brutalnya ke Jalur Gaza bahkan di hari pertama Lebaran.

    Sementara itu, AS melontakan ancaman terhadap Iran, jika Iran tidak mau menegosiasikan program nuklirnya dengan AS.

    “Bagi Amerika, itu artinya perang terhadap Iran,” ucap Ibrahim Assuaibi.

    Melihat kondisi tersebut, dia juga melihat kenaikan harga emas akan disertai pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Dia mengaku was-was rupiah akan mengalami pelemahan yang dalam.

    “Kemungkinan besar dalam pembukaan pasar nanti setelah tanggal 7 April, rupiah bisa mendekati level Rp17.000 per dolar AS. Selain kondisi global, selama periode libur Lebaran Bank Indonesia tidak beroperasi, sehingga tidak melakukan intervensi di pasar,” kata Ibrahim Assuaibi.

    Dari data Bloomberg pada Selasa 1 April 2025, posisi nilai tukar rupiah hari ini Rp16.699 per Dolar AS. Posisi itu turun 0,72 persen atau 119 poin dibandingkan posisi sebelumnya.

    Sementara harga emas dunia hari ini tercatat 3.133 dolar AS per troy ons. Sedangkan harga emas Antam di Indonesia, dari laman logammulia.com, Rp1.826.000 per gram belum termasuk pajak.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Antam Naik Rp10.000, Pegadaian Naik Tipis, UBS Jutsru Turun

    Antam Naik Rp10.000, Pegadaian Naik Tipis, UBS Jutsru Turun

    PIKIRAN RAKYAT – Harga emas pada Kamis, 3 April 2025, mengalami kenaikan dibandingkan dengan harga pada Rabu, 2 April 2025. Kenaikan ini tercatat pada beberapa penyedia emas ternama di Indonesia, seperti Antam, UBS, dan Galeri24.

    Berikut adalah rincian harga emas terbaru beserta perubahan harga dibandingkan dengan hari sebelumnya.

    Harga Emas Antam 0,5 gram: Rp961.899 (naik Rp10.000) 1 gram: Rp1.823.548 (naik Rp10.000) 2 gram: Rp3.586.945 (naik Rp10.000) 3 gram: Rp5.355.355 (naik Rp19.000) 5 gram: Rp8.892.175 (naik Rp16.000) 10 gram: Rp17.729.213 (naik Rp14.000) 25 gram: Rp44.197.218 (naik Rp10.000) 50 gram: Rp88.315.238 (naik Rp10.000) 100 gram: Rp176.552.280 (naik Rp10.000) 250 gram: Rp441.115.038 (naik Rp10.000) 500 gram: Rp882.019.550 (naik Rp10.000) 1.000 gram: Rp1.763.999.000 (naik Rp10.000) Harga Emas UBS 0,5 gram: Rp895.000 (tetap) 1 gram: Rp1.713.700 (turun Rp4.300) 2 gram: Rp3.382.500 (turun Rp7.500) 3 gram: Rp5.071.000 (naik Rp1.000) 5 gram: Rp8.409.000 (tetap) 10 gram: Rp16.706.000 (tetap) 25 gram: Rp41.576.000 (tetap) 50 gram: Rp82.951.000 (tetap) 100 gram: Rp165.802.000 (tetap) Harga Emas Pegadaian

    0,5 gram:

    Galeri24: Rp973.000 (naik Rp1.000) Antam: Rp984.000 (naik Rp7.000) UBS: Rp988.000 (naik Rp1.000)

    1 gram:

    Galeri24: Rp1.804.000 (naik Rp1.000) Antam: Rp1.865.000 (naik Rp13.000) UBS: Rp1.826.000 (naik Rp1.000)

    2 gram:

    Galeri24: Rp3.540.000 (naik Rp3.000) Antam: Rp3.668.000 (naik Rp27.000) UBS: Rp3.624.000 (naik Rp3.000)

    5 gram:

    Galeri24: Rp8.753.000 (naik Rp6.000) Antam: Rp9.092.000 (naik Rp34.000) UBS: Rp8.954.000 (naik Rp6.000)

    10 gram:

    Galeri24: Rp17.386.000 (naik Rp13.000) Antam: Rp18.128.000 (naik Rp134.000) UBS: Rp17.813.000 (naik Rp13.000)

    25 gram:

    Galeri24: Rp43.418.000 (naik Rp30.000) Antam: Rp45.190.000 (naik Rp333.000) UBS: Rp44.443.000 (naik Rp30.000)

    50 gram:

    Galeri24: Rp86.768.000 (naik Rp63.000) Antam: Rp90.298.000 (naik Rp666.000) UBS: Rp88.704.000 (naik Rp63.000)

    100 gram:

    Galeri24: Rp173.517.000 (naik Rp124.000) Antam: Rp180.515.000 (naik Rp1.332.000) UBS: Rp177.337.000 (naik Rp124.000)

    250 gram:

    Galeri24: Rp433.448.000 (naik Rp309.000) Antam: Rp451.016.000 (naik Rp3.330.000) UBS: Rp443.209.000 (naik Rp309.000)

    500 gram:

    Galeri24: Rp866.896.000 (naik Rp617.000) Antam: Rp901.816.000 (naik Rp6.660.000) UBS: Rp885.376.000 (naik Rp617.000)

    1.000 gram:

    Galeri24: Rp1.733.791.000 (naik Rp1.233.000) Antam: Rp1.803.590.000 (naik Rp13.320.000)

    Berdasarkan perbandingan harga emas pada Rabu, 2 April 2025, dan Kamis, 3 April 2025, berikut adalah analisis serta rekomendasi untuk dilakukan:

    Harga emas Antam mengalami kenaikan tipis, terutama untuk pecahan kecil seperti 1 gram dan 5 gram. Harga emas UBS relatif stabil, dengan sedikit fluktuasi di beberapa pecahan. Harga emas Pegadaian cenderung mengalami kenaikan, baik untuk Galeri24, Antam, maupun UBS. Rekomendasi Berdasarkan Tujuan

    Untuk Membeli (Buy) → Kurang Disarankan

    Harga emas hari ini lebih tinggi dibandingkan kemarin, terutama pada Pegadaian dan Antam. Jika ingin membeli emas untuk investasi jangka panjang, sebaiknya tunggu harga mengalami koreksi atau penurunan kembali.

    Untuk Menjual (Sell) → Disarankan

    Jika telah memiliki emas sejak harga lebih rendah (misalnya bulan lalu atau beberapa minggu lalu), ini bisa menjadi momen yang baik untuk menjual karena harga emas naik, terutama untuk pecahan besar seperti 100 gram ke atas.

    Untuk Buyback → Cukup Menguntungkan

    Harga buyback di Pegadaian dan Antam meningkat dibandingkan hari sebelumnya. Jika ingin mencairkan aset emas dalam bentuk tunai, hari ini bisa menjadi kesempatan yang baik.

    Untuk Investasi Jangka Panjang → Masih Layak

    Meskipun harga sedang naik, emas tetap merupakan aset lindung nilai yang baik. Namun, bagi investor yang ingin mendapatkan harga terbaik, lebih baik menunggu saat harga mengalami penurunan dalam beberapa hari ke depan sebelum mulai membeli kembali.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Saham Merosot, Harga Minyak Anjlok, Wall Street Terseok-seok

    Saham Merosot, Harga Minyak Anjlok, Wall Street Terseok-seok

    PIKIRAN RAKYAT – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump mengumumkan kebijakan tarif impor baru yang mengguncang pasar global pada Rabu 2 April 2025. Dia mengonfirmasi, akan memberlakukan tarif dasar sebesar 10% pada semua impor ke AS, serta tarif yang lebih tinggi pada puluhan negara lainnya, termasuk beberapa mitra dagang utama seperti China, Uni Eropa, Jepang, dan Korea Selatan.

    Kebijakan ini semakin memperdalam perang dagang dan meningkatkan kekhawatiran terhadap stabilitas ekonomi global.

    Tarif Baru: Mengubah Tatanan Perdagangan Dunia

    Dalam pernyataannya di Taman Mawar Gedung Putih, Donald Trump menegaskan bahwa tarif ini adalah bentuk “timbal balik” terhadap kebijakan perdagangan negara lain yang dianggap merugikan AS.

    “Selama beberapa dekade, negara kita telah dijarah, dijarah, diperkosa dan dijarah oleh negara-negara dekat dan jauh, baik teman maupun musuh,” ucapna.

    Tarif baru ini mencakup pungutan sebesar 34% untuk impor dari China, meningkat dari tarif 20% yang sudah berlaku sebelumnya. Jepang menghadapi tarif 24%, Vietnam 46%, dan Korea Selatan 25%. Uni Eropa juga tidak luput, dengan tarif sebesar 20%.

    Menurut seorang pejabat Gedung Putih yang berbicara secara anonim, tarif ini akan berlaku pada 9 April 2025, sementara tarif dasar 10% mulai diberlakukan pada Sabtu 5 April 2025. Namun, kebijakan ini tidak berlaku untuk beberapa barang tertentu seperti tembaga, obat-obatan, semikonduktor, kayu, emas, energi, dan “mineral tertentu yang tidak tersedia di AS”.

    Selain itu, Donald Trump juga menutup celah perdagangan yang memungkinkan pengiriman paket bernilai rendah (di bawah 800 dolar AS atau setara Rp13,2 juta) bebas bea dari China dan Hong Kong, kebijakan yang dikenal sebagai “de minimis.” Peraturan baru ini mulai berlaku pada 2 Mei 2025.

    Pasar Keuangan Terguncang: Saham Merosot, Minyak Anjlok

    Pengumuman tarif ini segera memicu kekacauan di pasar keuangan. Saham berjangka AS anjlok setelah pengumuman tersebut, dengan Nasdaq berjangka turun 4%, S&P 500 berjangka turun 3,3%, dan Nikkei berjangka jatuh lebih dari 4%.

    Pasar Asia juga terkena dampak besar, dengan saham Australia turun 2%. ETF Vietnam Van Eck (VNM.Z) merosot lebih dari 8% dalam perdagangan setelah jam kerja.

    Sektor teknologi menjadi salah satu yang paling terpukul, terutama karena China merupakan pusat manufaktur utama bagi banyak perusahaan besar AS. Saham Apple (AAPL.O) jatuh hampir 7% dalam perdagangan setelah jam kerja.

    “Kami akan mencirikan daftar tarif ini sebagai ‘lebih buruk dari skenario terburuk’ yang ditakuti Street,” kata analis dari Wedbush.

    Harga minyak juga ikut terpengaruh. Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) turun lebih dari 2% menjadi 69,73 dolar AS (Rp1,1 juta) per barel, sementara Brent berjangka turun menjadi 74,95 dolar AS (Rp1,2 juta) per barel. Harga minyak sempat naik sebelum akhirnya jatuh ke wilayah negatif setelah Trump mengumumkan tarif baru ini.

    “Harga minyak mentah telah menghentikan reli bulan lalu, dengan Brent menemukan beberapa resistensi di atas 75 dolar AS (Rp1,24 juta), dengan fokus untuk saat ini beralih dari pengurangan pasokan yang dipimpin oleh sanksi ke pengumuman tarif Trump dan potensi dampak negatifnya pada pertumbuhan dan permintaan,” tutur Ole Hansen, kepala strategi komoditas di Saxo Bank.

    Reaksi Global dan Ancaman Resesi

    Para pemimpin dunia bereaksi dengan cemas terhadap kebijakan Donald Trump ini. Perdana Menteri Italia, Giorgia Meloni, menyatakan bahwa perang dagang akan merugikan konsumen dan tidak menguntungkan kedua belah pihak.

    “Kami akan melakukan semua yang kami bisa untuk bekerja menuju kesepakatan dengan Amerika Serikat, dengan tujuan menghindari perang dagang yang pasti akan melemahkan Barat demi pemain global lainnya,” ujar Meloni.

    Di AS, kebijakan ini juga mendapat kritik keras dari kalangan politisi. Gregory Meeks, anggota Demokrat di Komite Urusan Luar Negeri DPR, mengecam langkah Trump sebagai beban besar bagi rakyat Amerika.

    “Trump baru saja menghantam orang Amerika dengan kenaikan pajak regresif terbesar dalam sejarah modern – tarif besar-besaran pada semua impor. Kebijakannya yang sembrono tidak hanya merusak pasar, tetapi juga akan merugikan keluarga pekerja secara tidak proporsional,” tutur Meeks.

    Ekonom memperingatkan bahwa tarif ini dapat memperlambat ekonomi global, meningkatkan risiko resesi, dan meningkatkan biaya hidup bagi rata-rata keluarga AS hingga ribuan dolar per tahun. Inflasi yang dipicu oleh tarif ini juga bisa memperumit kebijakan moneter Federal Reserve, yang sedang berupaya menyeimbangkan pertumbuhan ekonomi dan pengendalian inflasi.

    Dampak pada Wall Street dan Investor

    Wall Street mengalami sesi perdagangan yang bergejolak pada Rabu 2 April 2025, dengan Dow Jones Industrial Average naik 235,36 poin sebelum akhirnya merosot kembali setelah pengumuman Donald Trump.

    S&P 500 dan Nasdaq juga mengalami penurunan signifikan. Indeks Volatilitas CBOE (.VIX), yang mengukur ketakutan pasar, tetap tinggi selama tiga sesi terakhir, mencerminkan ketidakpastian yang semakin meningkat.

    “Kata-kata dari presiden penting,” ucap Christopher Wolfe, presiden dan chief investment officer Pennington Partners & Co.

    “Mereka dapat, dan memang, mengubah kebijakan serta cara perusahaan Amerika merespons berbagai hal. Itulah beban yang kita semua rasakan sekarang,” ujarnya menambahkan, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Reuters.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Cara Menukar Uang Lebaran yang Rusak atau Lusuh di Bank, Diganti Baru Tanpa Biaya

    Cara Menukar Uang Lebaran yang Rusak atau Lusuh di Bank, Diganti Baru Tanpa Biaya

    PIKIRAN RAKYAT – Mungkin Anda pernah mengalami memiliki uang kertas yang robek, berlubang, atau bahkan hampir tidak berbentuk karena termakan usia. Jangan khawatir, uang rusak atau lusuh tersebut masih bisa ditukarkan dengan uang baru di bank.

    Bank Indonesia sebagai bank sentral di Indonesia telah mengatur prosedur dan persyaratan penukaran uang rusak atau lusuh agar masyarakat tetap dapat menggunakan uang sebagai alat pembayaran yang sah.

    Dalam artikel ini, kita akan membahas secara lengkap tentang cara menukar uang rusak atau lusuh di bank. Mulai dari persyaratan yang harus dipenuhi, prosedur penukaran, hingga lokasi penukaran yang tersedia.

    Dengan memahami informasi ini, Anda tidak perlu lagi bingung atau khawatir jika memiliki uang rusak atau lusuh. Mari kita simak penjelasan selengkapnya.

    Kriteria Penukaran Uang Rusak

    Sebelum menukarkan uang rusak, pastikan uang tersebut memenuhi kriteria berikut:

    Uang Kertas Fisik uang lebih besar dari 2/3 ukuran aslinya. Keaslian uang dapat dikenali. Uang masih merupakan satu kesatuan dengan atau tanpa nomor seri yang lengkap. Jika uang tidak dalam satu kesatuan, kedua nomor seri harus lengkap dan sama. Uang Logam Bentuk fisik uang masih dapat dikenali keasliannya.

    Jika uang rusak akibat terbakar, BI dapat meminta surat keterangan dari kelurahan atau kantor kepolisian setempat sebagai syarat penukaran.

    Prosedur Penukaran Uang Rusak

    1. Pemesanan Melalui Aplikasi PINTAR

    Akses aplikasi PINTAR melalui laman https://pintar.bi.go.id/Order/UangRusak. Pilih provinsi, lokasi, dan tanggal pemesanan. Klik “Pesan” dan sesuaikan kembali tanggal serta waktu penukaran sesuai jadwal yang tersedia. Lengkapi data diri pemesanan, termasuk NIK-KTP, nama, nomor telepon, dan email. Isi jumlah lembar atau keping uang rusak yang akan ditukarkan dan kategori kerusakan (misalnya terbakar, berlubang, hilang sebagian, robek, mengerut, atau lainnya). Unduh bukti pemesanan setelah selesai.

    2. Kunjungi Lokasi Penukaran

    Bawa uang rusak yang telah memenuhi kriteria penukaran. Kunjungi kantor BI atau bank umum yang melayani penukaran uang rusak sesuai dengan jadwal yang dipilih. Serahkan uang rusak kepada petugas untuk dilakukan pemeriksaan. Jika uang memenuhi kriteria, Anda akan menerima penggantian dengan nilai nominal yang sama. Jika tidak memenuhi kriteria, Anda mungkin diminta mengisi formulir pengajuan penelitian lebih lanjut. Baca Juga: Hukum Penukaran Uang Baru Lebaran 2025, Apakah Islam Membolehkan?

    Penukaran uang rusak dapat dilakukan di 45 Kantor Perwakilan BI di seluruh Indonesia pada hari kerja pukul 08.00 s/d 11.30 waktu setempat.

    Dengan mengikuti prosedur di atas, Anda dapat menukarkan uang rusak atau lusuh dengan mudah dan sesuai ketentuan yang berlaku.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Bank Buka Kapan Setelah Lebaran 2025? Cek Jadwal Operasional BCA, BRI, BNI, Mandiri, BSI, dan Mega!

    Bank Buka Kapan Setelah Lebaran 2025? Cek Jadwal Operasional BCA, BRI, BNI, Mandiri, BSI, dan Mega!

    PIKIRAN RAKYAT – Periode libur Lebaran 2025 berlangsung cukup panjang, mulai dari 28 Maret hingga 7 April. Sejumlah bank nasional menyesuaikan jadwal operasional mereka selama periode ini.

    Beberapa bank tetap membuka layanan terbatas di beberapa cabang, sementara lainnya menutup seluruh operasional kantor hingga liburan usai. Meskipun demikian, layanan perbankan digital tetap tersedia untuk memfasilitasi transaksi nasabah.

    Berikut adalah jadwal operasional beberapa bank besar di Indonesia selama dan setelah libur Lebaran 2025:

    1. Bank Central Asia (BCA) 28 Maret 2025: Beroperasi di cabang tertentu. 29-30 Maret 2025: Layanan Weekend Banking ditiadakan. 31 Maret – 2 April 2025: Tidak beroperasi. 3 April 2025: Layanan terbatas untuk B2B Pertamina di cabang tertentu. 4 April 2025: Tidak beroperasi. 5 April 2025: Beroperasi di cabang tertentu. 6 April 2025: Layanan Weekend Banking ditiadakan. 7 April 2025: Beroperasi di cabang tertentu. 8 April 2025: Seluruh layanan cabang kembali normal.

    Layanan digital seperti myBCA, BCA mobile, KlikBCA, dan ATM tetap dapat digunakan selama periode libur.

    2. Bank Rakyat Indonesia (BRI) 28 Maret – 6 April 2025: Kantor cabang tutup. 30 Maret, 2 April, 4 April 2025: Layanan terbatas (08.00-12.00) untuk nasabah tertentu (Pertamina, ASDP, HM Sampoerna, Jasa Raharja). 5-6 April 2025: Weekend Banking tetap tersedia di beberapa kantor cabang. 7 April 2025: Seluruh layanan kembali normal. 3. Bank Negara Indonesia (BNI) 28 Maret – 7 April 2025: Mengikuti jadwal libur pemerintah. 1 April dan 4 April 2025: Layanan terbatas di beberapa kantor cabang (09.00-12.00). 7 April 2025: Layanan terbatas di beberapa kantor cabang. 8 April 2025: Beroperasi normal.

    BNI juga menghadirkan layanan O-Branch (Mobil Gerak BNI) di beberapa titik strategis selama arus mudik.

    4. Bank Mandiri 28 Maret – 7 April 2025: Sebagian besar kantor cabang tutup. Beberapa cabang tetap buka: Layanan khusus dengan jam operasional pukul 08.00-15.00. 8 April 2025: Seluruh layanan kembali normal. 5. Bank Syariah Indonesia (BSI) 28 Maret – 7 April 2025: Seluruh kantor cabang tidak beroperasi. Sebanyak 448 outlet tetap melayani nasabah secara terbatas.

    Informasi mengenai lokasi kantor cabang yang beroperasi selama libur Lebaran dapat dilihat melalui website resmi BSI.

    6. Bank Mega Syariah 28 Maret – 7 April 2025: Seluruh kantor cabang tutup.

    Dua cabang tetap beroperasi dengan layanan terbatas:

    KCP Cibubur Trans Studio Mall: 30 Maret: 10.00 – 22.00 WIB Hari pertama Idul Fitri: 12.00 – 22.00 WIB Hari kedua Idul Fitri: 10.00 – 22.00 WIB 28 Maret, 2-7 April: 10.00 – 22.00 WIB 30 Maret: 10.00 – 20.00 WIB Hari pertama & kedua Idul Fitri: 13.00 – 22.00 WIB 28 Maret, 2-7 April: 10.00 – 22.00 WIB 8 April 2025: Seluruh kantor cabang kembali beroperasi normal.

    Nasabah tetap dapat menggunakan layanan digital seperti ATM, M-Syariah, dan Cash Management System (CMS) yang tersedia 24 jam.

    Selama periode libur Lebaran 2025, sebagian besar bank menyesuaikan operasional mereka dengan menutup layanan cabang atau membuka beberapa kantor secara terbatas. Meskipun demikian, layanan perbankan digital tetap tersedia untuk memastikan kemudahan transaksi.

    Untuk informasi lebih lanjut mengenai cabang yang beroperasi selama libur, nasabah disarankan untuk mengunjungi situs resmi masing-masing bank.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News