Category: Medcom.id News

  • Asuransi Astra Permudah Klaim dan Rawat Inap Lewat Fitur Express Discharge

    Asuransi Astra Permudah Klaim dan Rawat Inap Lewat Fitur Express Discharge

    Jakarta: Asuransi Astra melalui produk asuransi kesehatannya, Garda Medika meluncurkan layanan Express Discharge di aplikasi Garda Mobile Medcare. Fitur baru ini dihadirkan untuk meningkatkan efisiensi proses berobat di rumah sakit sekaligus memberikan pengalaman yang lebih praktis bagi pengguna.

    Operation Director Asuransi Astra Henry Yoga menjelaskan, layanan Express Discharge dirancang untuk memberikan kemudahan bagi peserta asuransi ketika membutuhkan layanan rawat jalan maupun rawat inap. Layanan ini juga menjadi bagian dari upaya Asuransi Astra dalam membangun ekosistem digital yang terintegrasi antara rumah sakit, perusahaan, dan pengguna asuransi.

    “Dengan adanya aplikasi ini, teman-teman rumah sakit untuk mengontak ke Garda Medika tidak perlu telepon lagi. Tinggal masuk ke aplikasi itu, semua data bisa di-input di situ,” kata Henry saat acara “The Launching of Express Discharge” di Jakarta, Rabu, 12 November 2025.

    Di sisi lain, kehadiran layanan digital ini juga membantu perusahaan dalam memantau proses klaim karyawan secara real time. “Untuk company-nya sendiri, dia juga pengen lihat, proses klaim apa saja yang sedang terjadi, siapa saja karyawannya yang sedang dirawat,” sambungnya.
     

    Lebih lanjut, Henry menjelaskan bahwa Garda Mobile Medcare hadir sebagai platform utama bagi pelanggan dengan fokus memberikan kemudahan dan kenyamanan, termasuk melalui fitur digital card.

    Selain digital card, aplikasi ini juga dilengkapi dengan fitur e-consultation dan e-claim sehingga proses klaim kini bisa dilakukan lebih cepat dibanding sebelumnya.

    “Itu kenapa kita bangun e-claim waktu itu dengan janjinya adalah dua hari. Puji Tuhan hari ini performance-nya adalah 80 persen dibayar di hari yang sama. Saya malah dulu mimpinya dia (pasien) belum pulang dari rumah sakit, dia (dana klaim) udah masuk,” ungkapnya.

    Pengembangan fitur Express Discharge berangkat dari evaluasi terhadap berbagai keluhan pelanggan, terutama yang berkaitan dengan layanan rawat jalan. Ia menyoroti panjangnya waktu antrean pasien untuk berkonsultasi ke dokter yang bisa mencapai dua jam.

    Meskipun Asuransi Astra sebelumnya sudah memiliki layanan Express Appointment untuk mempercepat proses administrasi awal, masih ada tahapan yang perlu disederhanakan setelah pasien selesai berkonsultasi.

    Melalui fitur Express Discharge, Asuransi Astra kini berupaya mempermudah seluruh proses pengobatan pasien di rumah sakit, termasuk urusan pembayaran dan pengambilan obat.

    Jakarta: Asuransi Astra melalui produk asuransi kesehatannya, Garda Medika meluncurkan layanan Express Discharge di aplikasi Garda Mobile Medcare. Fitur baru ini dihadirkan untuk meningkatkan efisiensi proses berobat di rumah sakit sekaligus memberikan pengalaman yang lebih praktis bagi pengguna.
     
    Operation Director Asuransi Astra Henry Yoga menjelaskan, layanan Express Discharge dirancang untuk memberikan kemudahan bagi peserta asuransi ketika membutuhkan layanan rawat jalan maupun rawat inap. Layanan ini juga menjadi bagian dari upaya Asuransi Astra dalam membangun ekosistem digital yang terintegrasi antara rumah sakit, perusahaan, dan pengguna asuransi.
     
    “Dengan adanya aplikasi ini, teman-teman rumah sakit untuk mengontak ke Garda Medika tidak perlu telepon lagi. Tinggal masuk ke aplikasi itu, semua data bisa di-input di situ,” kata Henry saat acara “The Launching of Express Discharge” di Jakarta, Rabu, 12 November 2025.

    Di sisi lain, kehadiran layanan digital ini juga membantu perusahaan dalam memantau proses klaim karyawan secara real time. “Untuk company-nya sendiri, dia juga pengen lihat, proses klaim apa saja yang sedang terjadi, siapa saja karyawannya yang sedang dirawat,” sambungnya.
     

     
    Lebih lanjut, Henry menjelaskan bahwa Garda Mobile Medcare hadir sebagai platform utama bagi pelanggan dengan fokus memberikan kemudahan dan kenyamanan, termasuk melalui fitur digital card.
     
    Selain digital card, aplikasi ini juga dilengkapi dengan fitur e-consultation dan e-claim sehingga proses klaim kini bisa dilakukan lebih cepat dibanding sebelumnya.
     
    “Itu kenapa kita bangun e-claim waktu itu dengan janjinya adalah dua hari. Puji Tuhan hari ini performance-nya adalah 80 persen dibayar di hari yang sama. Saya malah dulu mimpinya dia (pasien) belum pulang dari rumah sakit, dia (dana klaim) udah masuk,” ungkapnya.
     
    Pengembangan fitur Express Discharge berangkat dari evaluasi terhadap berbagai keluhan pelanggan, terutama yang berkaitan dengan layanan rawat jalan. Ia menyoroti panjangnya waktu antrean pasien untuk berkonsultasi ke dokter yang bisa mencapai dua jam.
     
    Meskipun Asuransi Astra sebelumnya sudah memiliki layanan Express Appointment untuk mempercepat proses administrasi awal, masih ada tahapan yang perlu disederhanakan setelah pasien selesai berkonsultasi.
     
    Melalui fitur Express Discharge, Asuransi Astra kini berupaya mempermudah seluruh proses pengobatan pasien di rumah sakit, termasuk urusan pembayaran dan pengambilan obat.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di

    Google News


    Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id

    (PRI)

  • Mampu Turunkan Stunting, Kemenkes Beri Penghargaan untuk Kaltim

    Mampu Turunkan Stunting, Kemenkes Beri Penghargaan untuk Kaltim

    Jakarta: Bertepatan dengan Hari Kesehatan Nasional yang jatuh 12 November 2025, Kementerian Kesehatan menggelar Rapat Koordinasi Nasional Percepatan Penurunan Stunting serta memberikan penghargaan kepada daerah yang sukses menurunkan stunting.

    Rakornas ini dihadiri oleh wakil presiden Gibran Rakabuming Raka. Gibran menegaskan pentingnya kerja kolaboratif antara pemerintah pusat dan daerah untuk mencapai target penurunan angka stunting nasional menjadi 14,2 persen pada 2029.

    “Kuncinya ada pada sinergi antara pusat dan daerah,” ujar Gibran.

    Pada 2025 ini, provinsi Kalimantan Timur yang berhasil mendapat penghargaan Provinsi dengan Penurunan Prevalensi Stunting Terbaik dan Provinsi dengan Prevalensi Stunting Terendah.

    Gubernur Kalimantan Timur Rudy Mas’ud menerima langsung penghargaan ini dari Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin di Kantor Kemenkes, kawasan Kuningan, Rabu (12/11/2025).
     

    Baca Juga :

    Mendagri Dapat Gelar Kehormatan dari Wali Nanggroe, Begini Respons Gubernur Aceh

    Rudy senang angka stunting di wilayahnya saat ini telah terkendali dan berada di bawah rata-rata nasional. Dia berjanji akan terus menjaganya agar angka stunting di Kaltim terus di bawah rata-rata.

    “Acara hari ini soal penurunan stunting secara nasional. Kata pak wapres penurunan stunting tahun ini sudah baik. Seluruh kabupaten kota dan provinsi akan bahu membahu dengan pemerintah pusat. MBG sangat memberikan dukungan untuk bisa menurunkan stunting juga posyandu-posyandu,” kata Rudy.

    “Kami menerima penghargaan ini dari Kemenkes karena kami bisa melakukan pencegahan stunting baik yang terbaik maupun yang terendah,” ujar Rudy di Gedung Kementerian Kesehatan.

    Meski meraih penghargaan, Rudy tak mau cepat puas. Dia akan terus melakukan penguatan agar Kaltim bisa sukses dalam urusan stunting ini di tahun-tahun mendatang.

    “Diperlukan penguatan koordinasi lintas sektor serta konsistensi program intervensi gizi di setiap daerah. Pastinya dengan MBG dan Posyandu akan diberdayakan. Termasuk memberikan penyuluhan pernikahan dini itu bisa dicegah dan remaja putri diberikan zat besi agar menghasilkan generasi-generasi yang sehat.

    Jakarta: Bertepatan dengan Hari Kesehatan Nasional yang jatuh 12 November 2025, Kementerian Kesehatan menggelar Rapat Koordinasi Nasional Percepatan Penurunan Stunting serta memberikan penghargaan kepada daerah yang sukses menurunkan stunting.
     
    Rakornas ini dihadiri oleh wakil presiden Gibran Rakabuming Raka. Gibran menegaskan pentingnya kerja kolaboratif antara pemerintah pusat dan daerah untuk mencapai target penurunan angka stunting nasional menjadi 14,2 persen pada 2029.
     
    “Kuncinya ada pada sinergi antara pusat dan daerah,” ujar Gibran.

    Pada 2025 ini, provinsi Kalimantan Timur yang berhasil mendapat penghargaan Provinsi dengan Penurunan Prevalensi Stunting Terbaik dan Provinsi dengan Prevalensi Stunting Terendah.
     
    Gubernur Kalimantan Timur Rudy Mas’ud menerima langsung penghargaan ini dari Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin di Kantor Kemenkes, kawasan Kuningan, Rabu (12/11/2025).
     

    Rudy senang angka stunting di wilayahnya saat ini telah terkendali dan berada di bawah rata-rata nasional. Dia berjanji akan terus menjaganya agar angka stunting di Kaltim terus di bawah rata-rata.
     
    “Acara hari ini soal penurunan stunting secara nasional. Kata pak wapres penurunan stunting tahun ini sudah baik. Seluruh kabupaten kota dan provinsi akan bahu membahu dengan pemerintah pusat. MBG sangat memberikan dukungan untuk bisa menurunkan stunting juga posyandu-posyandu,” kata Rudy.
     
    “Kami menerima penghargaan ini dari Kemenkes karena kami bisa melakukan pencegahan stunting baik yang terbaik maupun yang terendah,” ujar Rudy di Gedung Kementerian Kesehatan.
     
    Meski meraih penghargaan, Rudy tak mau cepat puas. Dia akan terus melakukan penguatan agar Kaltim bisa sukses dalam urusan stunting ini di tahun-tahun mendatang.
     
    “Diperlukan penguatan koordinasi lintas sektor serta konsistensi program intervensi gizi di setiap daerah. Pastinya dengan MBG dan Posyandu akan diberdayakan. Termasuk memberikan penyuluhan pernikahan dini itu bisa dicegah dan remaja putri diberikan zat besi agar menghasilkan generasi-generasi yang sehat.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di

    Google News


    Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id

    (ASM)

  • Jurnalis Hadapi Tantangan Baru di Tengah Kian Banyak Konten Kreator

    Jurnalis Hadapi Tantangan Baru di Tengah Kian Banyak Konten Kreator

    Jakarta: Jurnalis kini dihadapkan dengan tantangan baru terkait akurasi berita, relevansi, dan kepercayaan publik. Kondisi ini terjadi lantaran semakin derasnya arus informasi dan maraknya konten kreator di platform digital.
     
    Hal tersebut disampaikan oleh Citra Dyah Prastuti, Wakil Ketua Umum Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) dan Pemimpin Redaksi KBR, dalam acara Pra-UKW Angkatan V bertema “Jurnalis di Pusaran Era Digital: Peluang dan Tantangan” yang digelar secara daring. 
     
    Citra menyoroti perubahan besar yang dialami dunia media dalam dua dekade terakhir. Jika dulu publik kekurangan informasi, kini justru mengalami “tsunami informasi” yang membuat sebagian orang mengalami kelelahan dan bahkan memilih menghindari berita.
     
    Dulu berita didefinisikan oleh media, jurnalis, dan terkait dengan institusi jurnalisme. Sementara audiensi diposisikan pasif aja. Sementara sekarang, definisi berita jadi lebih personal,”ujarnya, merujuk riset Pew Research tahun 2025.
     
    Ia mencontohkan, jika seseorang tidak menyukai olahraga, maka informasi olahraga bukan lagi dianggap berita baginya. Di sisi lain, publik kini lebih menyukai penyampaian berita yang positif dan transparan.
     

     

    Ketika Kreator Menyalip Media
    Citra juga menyoroti fenomena meningkatnya kepercayaan publik terhadap kreator digital ketimbang media arus utama.  Ini menjadi tantangan besar bagi industri media yang kini harus bersaing dalam attention economy.
     
    “Masalahnya, banyak dari mereka tidak memiliki panduan etika jurnalistik. Ketika informasi keliru disebarkan, dampaknya bisa langsung ke demokrasi karena publik membuat keputusan berdasarkan informasi yang salah,” jelasnya.

    Kendati demikian, Citra mengingatkan bahwa baik jurnalis maupun kreator sama-sama berurusan dengan satu hal yang sama: kebenaran (truth). Bedanya, jurnalis bekerja dengan etika dan prinsip verifikasi yang jelas.
     
    Kemunculan ‘Homeless Media’
    Selain kreator individu, muncul pula fenomena “homeless media”, istilah lokal untuk kanal berita berbasis media sosial tanpa situs web resmi atau legalitas bisnis. Meski awalnya dikelola oleh satu-dua orang, kini banyak di antara mereka yang tumbuh menjadi industri kecil dengan puluhan staf dan situs web mandiri.
     
    “Mereka bukan lagi pemain kecil. Sekarang mereka ingin disebut new media, bahkan sudah punya forum sendiri,” kata Citra.

     

     
    Di negara lain, fenomena serupa dikenal dengan istilah “news desert”, “hyperlocal media”, hingga “community pages”. Citra menilai, keberadaan mereka adalah bagian dari ekosistem informasi baru yang menuntut media arus utama untuk lebih adaptif dan inovatif.
     
    Lebih lanjut, Citra menekankan pentingnya inovasi di internal media. Ia menegaskan, media harus mengukur keberhasilan bukan hanya dari angka klik dan views, tetapi dari dampak terhadap publik.
     
    “Measurement kita jadi turun hanya ke angka, view dan click, bukanlagi pada dampak. Padahal, itu yang seharusnya menjadi kunci yang bisa kita lakukan bersama,” tegas Citra.
     

    Jakarta: Jurnalis kini dihadapkan dengan tantangan baru terkait akurasi berita, relevansi, dan kepercayaan publik. Kondisi ini terjadi lantaran semakin derasnya arus informasi dan maraknya konten kreator di platform digital.
     
    Hal tersebut disampaikan oleh Citra Dyah Prastuti, Wakil Ketua Umum Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) dan Pemimpin Redaksi KBR, dalam acara Pra-UKW Angkatan V bertema “Jurnalis di Pusaran Era Digital: Peluang dan Tantangan” yang digelar secara daring. 
     
    Citra menyoroti perubahan besar yang dialami dunia media dalam dua dekade terakhir. Jika dulu publik kekurangan informasi, kini justru mengalami “tsunami informasi” yang membuat sebagian orang mengalami kelelahan dan bahkan memilih menghindari berita.
     
    Dulu berita didefinisikan oleh media, jurnalis, dan terkait dengan institusi jurnalisme. Sementara audiensi diposisikan pasif aja. Sementara sekarang, definisi berita jadi lebih personal,”ujarnya, merujuk riset Pew Research tahun 2025.
     
    Ia mencontohkan, jika seseorang tidak menyukai olahraga, maka informasi olahraga bukan lagi dianggap berita baginya. Di sisi lain, publik kini lebih menyukai penyampaian berita yang positif dan transparan.
     

     

    Ketika Kreator Menyalip Media

    Citra juga menyoroti fenomena meningkatnya kepercayaan publik terhadap kreator digital ketimbang media arus utama.  Ini menjadi tantangan besar bagi industri media yang kini harus bersaing dalam attention economy.
     
    “Masalahnya, banyak dari mereka tidak memiliki panduan etika jurnalistik. Ketika informasi keliru disebarkan, dampaknya bisa langsung ke demokrasi karena publik membuat keputusan berdasarkan informasi yang salah,” jelasnya.
     
    Kendati demikian, Citra mengingatkan bahwa baik jurnalis maupun kreator sama-sama berurusan dengan satu hal yang sama: kebenaran (truth). Bedanya, jurnalis bekerja dengan etika dan prinsip verifikasi yang jelas.
     

    Kemunculan ‘Homeless Media’

    Selain kreator individu, muncul pula fenomena “homeless media”, istilah lokal untuk kanal berita berbasis media sosial tanpa situs web resmi atau legalitas bisnis. Meski awalnya dikelola oleh satu-dua orang, kini banyak di antara mereka yang tumbuh menjadi industri kecil dengan puluhan staf dan situs web mandiri.
     
    “Mereka bukan lagi pemain kecil. Sekarang mereka ingin disebut new media, bahkan sudah punya forum sendiri,” kata Citra.
     
     

     
    Di negara lain, fenomena serupa dikenal dengan istilah “news desert”, “hyperlocal media”, hingga “community pages”. Citra menilai, keberadaan mereka adalah bagian dari ekosistem informasi baru yang menuntut media arus utama untuk lebih adaptif dan inovatif.
     
    Lebih lanjut, Citra menekankan pentingnya inovasi di internal media. Ia menegaskan, media harus mengukur keberhasilan bukan hanya dari angka klik dan views, tetapi dari dampak terhadap publik.
     
    “Measurement kita jadi turun hanya ke angka, view dan click, bukanlagi pada dampak. Padahal, itu yang seharusnya menjadi kunci yang bisa kita lakukan bersama,” tegas Citra.
     

    Cek Berita dan Artikel yang lain di

    Google News


    Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id

    (PRI)

  • Jurnalisme Harus Berpijak pada Moral, Bukan Algoritma

    Jurnalisme Harus Berpijak pada Moral, Bukan Algoritma

    Jakarta: Guru Besar Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia (UI), Prof. Ibnu Hamad, mengingatkan bahwa jurnalis tidak boleh kehilangan arah moral dalam praktik jurnalistik di era serba ‘algoritma’.
     
    Dalam paparan bertajuk “Jurnalisme Berkualitas di Bawah Langit Algoritma” pada Pra-Uji Kompetensi Wartawan (UKW) Angkatan V yang dilaksanakan secara daring, Prof. Ibnu menekankan bahwa ‘summum bonum jurnalisme’ atau kebaikan tertinggi dari profesi jurnalis antara lain kebenaran, kejujuran, keadilan, dan tanggung jawab sosial.
     
    Menurutnya, di era digital ini, algoritma bekerja sebagai sistem otomatis yang menyaring dan menampilkan berita berdasarkan preferensi pengguna. Akibatnya, banyak media tergoda untuk menyesuaikan isi berita dengan “selera mesin”, bukan kebutuhan publik.
     

     
    Biasanya penulis menyesuaikan dengan rumus algoritma agar tulisannya sering ditampilkan. Namun, kata Prof. Ibnu Hamad, ini akan menjadi berbahaya jika sudah sampai mengubah isi atau nilainya. Oleh karenanya, algoritma jangan dijadikan juragan jurnalis.

    “Algoritma pemberitaan menimbulkan tantangan etis karena menciptakan gelembung informasi dan memperkuat bias tertentu dalam konsumsi berita,” ujarnya.
     
    Menutup pemaparannya, Prof. Ibnu Hamad menyerukan agar jurnalis tidak terjebak menjadi ‘kulit tinta’, istilah yang digunakan untuk menggambarkan jurnalis yang hanya menulis demi angka, klik, atau viralitas.
     

     
    “Saya mengundang menjadi jurnalis yang bukan hanya mengejar algoritma atau kuli tinta algoritma, tetapi menjadi agen moral. Sebagai pemilih fakta, pemilih data yang penting bagi kemanusiaan, bagi alam, bagi kehidupan yang lebih baik,” pesannya.

    Ia juga menegaskan bahwa jurnalisme yang bertanggung jawab harus mampu menjadi pilar keempat demokrasi, bukan sekadar pengikut tren digital.
     

    Jakarta: Guru Besar Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia (UI), Prof. Ibnu Hamad, mengingatkan bahwa jurnalis tidak boleh kehilangan arah moral dalam praktik jurnalistik di era serba ‘algoritma’.
     
    Dalam paparan bertajuk “Jurnalisme Berkualitas di Bawah Langit Algoritma” pada Pra-Uji Kompetensi Wartawan (UKW) Angkatan V yang dilaksanakan secara daring, Prof. Ibnu menekankan bahwa ‘summum bonum jurnalisme’ atau kebaikan tertinggi dari profesi jurnalis antara lain kebenaran, kejujuran, keadilan, dan tanggung jawab sosial.
     
    Menurutnya, di era digital ini, algoritma bekerja sebagai sistem otomatis yang menyaring dan menampilkan berita berdasarkan preferensi pengguna. Akibatnya, banyak media tergoda untuk menyesuaikan isi berita dengan “selera mesin”, bukan kebutuhan publik.
     

     
    Biasanya penulis menyesuaikan dengan rumus algoritma agar tulisannya sering ditampilkan. Namun, kata Prof. Ibnu Hamad, ini akan menjadi berbahaya jika sudah sampai mengubah isi atau nilainya. Oleh karenanya, algoritma jangan dijadikan juragan jurnalis.
     
    “Algoritma pemberitaan menimbulkan tantangan etis karena menciptakan gelembung informasi dan memperkuat bias tertentu dalam konsumsi berita,” ujarnya.
     
    Menutup pemaparannya, Prof. Ibnu Hamad menyerukan agar jurnalis tidak terjebak menjadi ‘kulit tinta’, istilah yang digunakan untuk menggambarkan jurnalis yang hanya menulis demi angka, klik, atau viralitas.
     

     
    “Saya mengundang menjadi jurnalis yang bukan hanya mengejar algoritma atau kuli tinta algoritma, tetapi menjadi agen moral. Sebagai pemilih fakta, pemilih data yang penting bagi kemanusiaan, bagi alam, bagi kehidupan yang lebih baik,” pesannya.
     
    Ia juga menegaskan bahwa jurnalisme yang bertanggung jawab harus mampu menjadi pilar keempat demokrasi, bukan sekadar pengikut tren digital.
     

    Cek Berita dan Artikel yang lain di

    Google News


    Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id

    (PRI)

  • Cuaca Ekstrem Bakal Terjadi hingga Februari 2026, BMKG Minta Masyarakat Waspada

    Cuaca Ekstrem Bakal Terjadi hingga Februari 2026, BMKG Minta Masyarakat Waspada

    Jakarta: Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan semua pihak untuk siaga menghadapi puncak musim hujan yang diperkirakan berlangsung mulai November 2025 hingga Februari 2026.

    Hingga akhir Oktober, sebanyak 43,8 persen wilayah Indonesia atau setara 306 Zona Musim (ZOM) telah resmi memasuki musim hujan. 

    Peralihan musim ini membawa konsekuensi meningkatnya potensi cuaca ekstrem di berbagai daerah, mulai dari hujan lebat, angin kencang, hingga ancaman siklon tropis dari arah selatan Indonesia.
    Cuaca ekstrem 
    Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menegaskan hujan kini mulai meluas dari wilayah barat menuju timur Indonesia dan akan terus meningkat intensitasnya dalam beberapa pekan mendatang.

    “Kita sedang memasuki periode transisi menuju puncak musim hujan. Masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan terhadap cuaca ekstrem seperti hujan lebat disertai angin kencang dan petir, terutama di wilayah selatan Indonesia yang mulai terpengaruh sistem siklon tropis dari Samudra Hindia,” ujarnya dalam Konferensi Pers di Jakarta beberapa waktu lalu yang dikutip kembali pada Rabu, 12 November 2025.
     

    Berdasarkan analisis BMKG, kata dia, curah hujan tinggi hingga sangat tinggi dengan kisaran di atas 150 milimeter per dasarian berpotensi terjadi di sejumlah wilayah, antara lain Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, dan Papua Tengah.

    Dalam sepekan terakhir yakni pekan terakhir Oktober, hujan dengan intensitas sangat lebat tercatat di beberapa daerah, seperti Tampa Padang, Sulawesi Barat dengan 152 milimeter per hari, Torea, Papua Barat 135,7 milimeter, serta Naha, Sulawesi Utara 105,8 milimeter. 

    Selama periode 26 Oktober hingga 1 November 2025, BMKG juga mencatat 45 kejadian bencana cuaca ekstrem, didominasi hujan lebat dan angin kencang yang menyebabkan banjir, tanah longsor, serta kerusakan bangunan di berbagai daerah.

    Meski hujan mulai meningkat, lanjut Dwikorita, namun suhu maksimum harian masih cukup tinggi di sejumlah wilayah Indonesia, mencapai 37 derajat Celsius di Riau dan lebih dari 36 derajat Celsius di beberapa wilayah Sumatera dan Nusa Tenggara. Kondisi atmosfer yang belum stabil ini membuat potensi cuaca ekstrem dapat muncul sewaktu-waktu.

    Dwikorita menjelaskan, dinamika atmosfer saat ini cukup aktif dengan pengaruh MJO, gelombang Rossby dan Kelvin, serta anomali suhu muka laut positif di perairan Indonesia yang memperkuat pembentukan awan hujan.

    “Kombinasi faktor ini menyebabkan potensi hujan lebat dan badai meningkat di banyak wilayah. Oleh karena itu, masyarakat perlu terus memantau informasi peringatan dini dari BMKG,” tegasnya.
    Potensi siklon tropis selatan
    Dalam kesempatan tersebut, Dwikorita juga memperingatkan meningkatnya potensi siklon tropis selatan yang dapat membawa hujan ekstrem dan angin kencang di wilayah pesisir selatan Jawa hingga Nusa Tenggara. 

    Ia menambahkan bahwa pada November ini, periode siklon tropis di wilayah selatan Indonesia mulai aktif, sehingga masyarakat perlu mewaspadai potensi terbentuknya sistem tekanan rendah di sekitar Samudra Hindia yang dapat berkembang menjadi siklon tropis.

    “Siklon tropis yang berkembang di Samudra Hindia dapat memicu peningkatan curah hujan secara drastis dan menyebabkan banjir besar di wilayah pesisir. Kami mengimbau pemerintah daerah untuk memastikan kesiapsiagaan infrastruktur dan masyarakat terhadap kemungkinan dampak bencana,” tambah Dwikorita.

    Selain itu, pemantauan BMKG terhadap suhu muka laut di Samudra Pasifik menunjukkan bahwa dalam dua bulan terakhir telah terjadi pendinginan di wilayah Pasifik dan melewati ambang batas La Niña, yaitu pada September dengan anomali suhu muka laut di Pasifik tengah dan timur sebesar -0,54°C dan pada Oktober sebesar -0,61°C. Sementara itu, kondisi atmosfer juga menunjukkan adanya penguatan angin timuran.

    Dua indikasi tersebut menandakan perkembangan awal La Niña dan menunjukkan bahwa La Niña lemah telah terjadi. Namun demikian, Dwikorita menjelaskan bahwa fenomena ini tidak akan berdampak signifikan terhadap curah hujan di Indonesia, karena kondisi hujan pada November–Desember 2025 hingga Januari–Februari 2026 diprediksi tetap berada pada kategori normal.

    Jakarta: Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan semua pihak untuk siaga menghadapi puncak musim hujan yang diperkirakan berlangsung mulai November 2025 hingga Februari 2026.
     
    Hingga akhir Oktober, sebanyak 43,8 persen wilayah Indonesia atau setara 306 Zona Musim (ZOM) telah resmi memasuki musim hujan. 
     
    Peralihan musim ini membawa konsekuensi meningkatnya potensi cuaca ekstrem di berbagai daerah, mulai dari hujan lebat, angin kencang, hingga ancaman siklon tropis dari arah selatan Indonesia.
    Cuaca ekstrem 
    Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menegaskan hujan kini mulai meluas dari wilayah barat menuju timur Indonesia dan akan terus meningkat intensitasnya dalam beberapa pekan mendatang.

    “Kita sedang memasuki periode transisi menuju puncak musim hujan. Masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan terhadap cuaca ekstrem seperti hujan lebat disertai angin kencang dan petir, terutama di wilayah selatan Indonesia yang mulai terpengaruh sistem siklon tropis dari Samudra Hindia,” ujarnya dalam Konferensi Pers di Jakarta beberapa waktu lalu yang dikutip kembali pada Rabu, 12 November 2025.
     

    Berdasarkan analisis BMKG, kata dia, curah hujan tinggi hingga sangat tinggi dengan kisaran di atas 150 milimeter per dasarian berpotensi terjadi di sejumlah wilayah, antara lain Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, dan Papua Tengah.
     
    Dalam sepekan terakhir yakni pekan terakhir Oktober, hujan dengan intensitas sangat lebat tercatat di beberapa daerah, seperti Tampa Padang, Sulawesi Barat dengan 152 milimeter per hari, Torea, Papua Barat 135,7 milimeter, serta Naha, Sulawesi Utara 105,8 milimeter. 
     
    Selama periode 26 Oktober hingga 1 November 2025, BMKG juga mencatat 45 kejadian bencana cuaca ekstrem, didominasi hujan lebat dan angin kencang yang menyebabkan banjir, tanah longsor, serta kerusakan bangunan di berbagai daerah.
     
    Meski hujan mulai meningkat, lanjut Dwikorita, namun suhu maksimum harian masih cukup tinggi di sejumlah wilayah Indonesia, mencapai 37 derajat Celsius di Riau dan lebih dari 36 derajat Celsius di beberapa wilayah Sumatera dan Nusa Tenggara. Kondisi atmosfer yang belum stabil ini membuat potensi cuaca ekstrem dapat muncul sewaktu-waktu.
     
    Dwikorita menjelaskan, dinamika atmosfer saat ini cukup aktif dengan pengaruh MJO, gelombang Rossby dan Kelvin, serta anomali suhu muka laut positif di perairan Indonesia yang memperkuat pembentukan awan hujan.
     
    “Kombinasi faktor ini menyebabkan potensi hujan lebat dan badai meningkat di banyak wilayah. Oleh karena itu, masyarakat perlu terus memantau informasi peringatan dini dari BMKG,” tegasnya.
    Potensi siklon tropis selatan
    Dalam kesempatan tersebut, Dwikorita juga memperingatkan meningkatnya potensi siklon tropis selatan yang dapat membawa hujan ekstrem dan angin kencang di wilayah pesisir selatan Jawa hingga Nusa Tenggara. 
     
    Ia menambahkan bahwa pada November ini, periode siklon tropis di wilayah selatan Indonesia mulai aktif, sehingga masyarakat perlu mewaspadai potensi terbentuknya sistem tekanan rendah di sekitar Samudra Hindia yang dapat berkembang menjadi siklon tropis.
     
    “Siklon tropis yang berkembang di Samudra Hindia dapat memicu peningkatan curah hujan secara drastis dan menyebabkan banjir besar di wilayah pesisir. Kami mengimbau pemerintah daerah untuk memastikan kesiapsiagaan infrastruktur dan masyarakat terhadap kemungkinan dampak bencana,” tambah Dwikorita.
     
    Selain itu, pemantauan BMKG terhadap suhu muka laut di Samudra Pasifik menunjukkan bahwa dalam dua bulan terakhir telah terjadi pendinginan di wilayah Pasifik dan melewati ambang batas La Niña, yaitu pada September dengan anomali suhu muka laut di Pasifik tengah dan timur sebesar -0,54°C dan pada Oktober sebesar -0,61°C. Sementara itu, kondisi atmosfer juga menunjukkan adanya penguatan angin timuran.
     
    Dua indikasi tersebut menandakan perkembangan awal La Niña dan menunjukkan bahwa La Niña lemah telah terjadi. Namun demikian, Dwikorita menjelaskan bahwa fenomena ini tidak akan berdampak signifikan terhadap curah hujan di Indonesia, karena kondisi hujan pada November–Desember 2025 hingga Januari–Februari 2026 diprediksi tetap berada pada kategori normal.

     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di

    Google News


    Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id

    (ANN)

  • CEO Talks di COP30 Soroti Peran Korporasi Wujudkan Net Zero Indonesia

    CEO Talks di COP30 Soroti Peran Korporasi Wujudkan Net Zero Indonesia

    Jakarta: Upaya Indonesia dalam memperkuat aksi iklim berbasis integritas karbon menjadi perhatian pada sesi CEO Talks bertajuk “Corporate Climate Leadership for Indonesia’s Net Zero Action through High Integrity Carbon” di Paviliun Indonesia pada Konferensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa ke-30 (COP30).

    Sesi ini mempertemukan pelaku industri energi, kehutanan, dan keuangan untuk membahas peran strategis sektor korporasi dalam mendukung target emisi nol bersih melalui penguatan pasar karbon yang kredibel dan berkelanjutan, yang dipandu Agus Pambagio, Senior Expert Advisor Kementerian Lingkungan Hidup.

    Dalam sesi ini, APP Group menegaskan komitmennya untuk mendukung solusi iklim berbasis alam (nature-based solutions) melalui restorasi ekosistem, perlindungan hutan, pengelolaan gambut, dan pengembangan karbon biru pada kawasan mangrove sebagai bagian dari platform keberlanjutan Regenesis.

    Chief Sustainability Officer, APP Group, Elim Sritaba mengatakan, hutan Indonesia memiliki potensi penting dalam mendukung pencapaian target iklim nasional. Demikian juga APP Group selaku industri bubur kertas dan turunannya wajib mempertahankan manajemen berkelanjutan demi rantai pasok bahan baku industri yg berkelanjutan.

    Melalui upaya restorasi dan pengelolaan lanskap berbasis pengetahuan ilmiah serta pemberdayaan masyarakat lokal, pihaknya berupaya menghadirkan manfaat nyata bagi lingkungan dan komunitas sekitar. “Langkah ini memerlukan kemitraan yang kuat antara Pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat agar nilai positif dapat dirasakan secara berkelanjutan dalam jangka panjang,” ujar Elim dalam siaran persnya, dikutip Rabu, 12 November 2025.

    APP Group menyampaikan bahwa komitmen restorasi hutan perusahaan saat ini berlandaskan Forest Positive Policy, yang merupakan evolusi dari Forest Conservation Policy (2013). Melalui Regenesis, APP Group mengalokasikan US$30 juta per tahun selama 10 tahun untuk pemulihan ekosistem dan penguatan ketahanan sosial-ekonomi masyarakat sekitar lanskap prioritas.

    Pendekatan ini terintegrasi dengan target nasional FOLU Net Sink 2030, serta kerangka global seperti Article 6 Paris Agreement, standar PEFC/FSC, dan penguatan pasar karbon di bawah IDXCarbon dan pengawasan OJK.

    Untuk memastikan integritas dan transparansi, APP Group mengimplementasikan:

    Pemantauan berbasis satelit, drone, dan AI untuk kondisi tutupan hutan, produktivitas dan kesehatan tanaman, dan pencegahan kebakaran.
    Mekanisme pengaduan publik dan panel penasihat independen.
    Sistem MRV yang sedang diselaraskan dengan registri nasional untuk kesiapan partisipasi Article 6.2.

    Model restorasi perusahaan didesain untuk menghasilkan manfaat iklim, keanekaragaman hayati, dan peningkatan pendapatan masyarakat secara bersamaan. Program Desa Makmur Peduli Alam (DMPA), misalnya, telah berkontribusi pada penurunan insiden kebakaran di lebih dari 460 desa serta penguatan alternatif mata pencaharian.

    Sinergi lintas sektor juga menjadi kunci dalam memperkuat ekosistem karbon nasional. Dari sektor keuangan, Bank Mandiri menegaskan komitmennya dalam memperkuat peran lembaga keuangan dalam transisi menuju ekonomi rendah karbon di Indonesia.

    “Dalam mendukung transisi Indonesia menuju ekonomi rendah karbon, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk memfasilitasi ekosistem perdagangan karbon melalui peran strategis pada aspek Supply, Market Enablers, dan Demand, guna memastikan kerangka yang kuat bagi pengembangan, perdagangan, dan pembelian kredit karbon,” ujar Monica Yoanita Octavia, Senior Vice President ESG, Bank Mandiri.
     

    Partisipasi APP Group dalam sesi ini menegaskan peran sektor swasta sebagai mitra strategis pemerintah dalam memperkuat tata kelola pasar karbon dan mendukung pencapaian Net Zero Emission Indonesia 2060.

    Jakarta: Upaya Indonesia dalam memperkuat aksi iklim berbasis integritas karbon menjadi perhatian pada sesi CEO Talks bertajuk “Corporate Climate Leadership for Indonesia’s Net Zero Action through High Integrity Carbon” di Paviliun Indonesia pada Konferensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa ke-30 (COP30).
     
    Sesi ini mempertemukan pelaku industri energi, kehutanan, dan keuangan untuk membahas peran strategis sektor korporasi dalam mendukung target emisi nol bersih melalui penguatan pasar karbon yang kredibel dan berkelanjutan, yang dipandu Agus Pambagio, Senior Expert Advisor Kementerian Lingkungan Hidup.
     
    Dalam sesi ini, APP Group menegaskan komitmennya untuk mendukung solusi iklim berbasis alam (nature-based solutions) melalui restorasi ekosistem, perlindungan hutan, pengelolaan gambut, dan pengembangan karbon biru pada kawasan mangrove sebagai bagian dari platform keberlanjutan Regenesis.

    Chief Sustainability Officer, APP Group, Elim Sritaba mengatakan, hutan Indonesia memiliki potensi penting dalam mendukung pencapaian target iklim nasional. Demikian juga APP Group selaku industri bubur kertas dan turunannya wajib mempertahankan manajemen berkelanjutan demi rantai pasok bahan baku industri yg berkelanjutan.
     
    Melalui upaya restorasi dan pengelolaan lanskap berbasis pengetahuan ilmiah serta pemberdayaan masyarakat lokal, pihaknya berupaya menghadirkan manfaat nyata bagi lingkungan dan komunitas sekitar. “Langkah ini memerlukan kemitraan yang kuat antara Pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat agar nilai positif dapat dirasakan secara berkelanjutan dalam jangka panjang,” ujar Elim dalam siaran persnya, dikutip Rabu, 12 November 2025.
     
    APP Group menyampaikan bahwa komitmen restorasi hutan perusahaan saat ini berlandaskan Forest Positive Policy, yang merupakan evolusi dari Forest Conservation Policy (2013). Melalui Regenesis, APP Group mengalokasikan US$30 juta per tahun selama 10 tahun untuk pemulihan ekosistem dan penguatan ketahanan sosial-ekonomi masyarakat sekitar lanskap prioritas.
     
    Pendekatan ini terintegrasi dengan target nasional FOLU Net Sink 2030, serta kerangka global seperti Article 6 Paris Agreement, standar PEFC/FSC, dan penguatan pasar karbon di bawah IDXCarbon dan pengawasan OJK.
     
    Untuk memastikan integritas dan transparansi, APP Group mengimplementasikan:

    Pemantauan berbasis satelit, drone, dan AI untuk kondisi tutupan hutan, produktivitas dan kesehatan tanaman, dan pencegahan kebakaran.
    Mekanisme pengaduan publik dan panel penasihat independen.
    Sistem MRV yang sedang diselaraskan dengan registri nasional untuk kesiapan partisipasi Article 6.2.

    Model restorasi perusahaan didesain untuk menghasilkan manfaat iklim, keanekaragaman hayati, dan peningkatan pendapatan masyarakat secara bersamaan. Program Desa Makmur Peduli Alam (DMPA), misalnya, telah berkontribusi pada penurunan insiden kebakaran di lebih dari 460 desa serta penguatan alternatif mata pencaharian.
     
    Sinergi lintas sektor juga menjadi kunci dalam memperkuat ekosistem karbon nasional. Dari sektor keuangan, Bank Mandiri menegaskan komitmennya dalam memperkuat peran lembaga keuangan dalam transisi menuju ekonomi rendah karbon di Indonesia.
     
    “Dalam mendukung transisi Indonesia menuju ekonomi rendah karbon, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk memfasilitasi ekosistem perdagangan karbon melalui peran strategis pada aspek Supply, Market Enablers, dan Demand, guna memastikan kerangka yang kuat bagi pengembangan, perdagangan, dan pembelian kredit karbon,” ujar Monica Yoanita Octavia, Senior Vice President ESG, Bank Mandiri.
     

    Baca juga:  Pegiat Lingkungan Ajak Anak Muda ‘Berisik’ di Medsos Kawal COP30 Brasil

    Partisipasi APP Group dalam sesi ini menegaskan peran sektor swasta sebagai mitra strategis pemerintah dalam memperkuat tata kelola pasar karbon dan mendukung pencapaian Net Zero Emission Indonesia 2060.

     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di

    Google News


    Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id

    (CEU)

  • Mendagri Dapat Gelar Kehormatan dari Wali Nanggroe, Begini Respons Gubernur Aceh

    Mendagri Dapat Gelar Kehormatan dari Wali Nanggroe, Begini Respons Gubernur Aceh

    Jakarta: Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian mendapatkan penghargaan gelar kehormatan adat dari Wali Nanggroe Aceh. Pemberian gelar tersebut merupakan bentuk apresiasi atas kontribusi dan pengabdian Tito sebagai Mendagri maupun dulu saat masih menjabat sebagai Kapolri. 

    Gubernur Aceh, Muzakir Manaf menyampaikan ucapan selamat kepada Mendagri atas gelar kehormatan tersebut. “Saya ucapkan selamat kepada Bapak Menteri Dalam Negeri supaya sukses dan selalu bahagia kita harapkan,” ujar Muzakir saat menemui Mendagri Tito di Kantor Pusat Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Jakarta, Selasa, 11 November 2025. 

    Ia menyampaikan permohonan maaf karena tidak dapat hadir secara langsung dalam upacara pengukuhan gelar tersebut di Kota Banda Aceh, Provinsi Aceh, Rabu, 12 November 2025. Muzakir berhalangan hadir karena menjalankan tugas sehingga harus bepergian ke luar kota.
     

    “Saya memohon beribu mohon maaf atas ketidakhadiran saya,” jelasnya.

    Sementara itu, Mendagri Muhammad Tito Karnavian berterima kasih atas dukungan yang diberikan Gubernur Aceh Muzakir. Ia juga mengapresiasi kinerja Muzakir yang mampu menjalankan tugasnya dengan baik sebagai Gubernur Aceh. 

    “Saya juga mengucapkan selamat atas segala penugasan yang ada di Aceh, yang saya lihat selama ini berjalan cukup lancar di bawah kepimpinan Pak Gubernur, Pak Muzakir Manaf,” jelasnya.

    Sebagai informasi, pemberian gelar adat kepada Tito merupakan wujud penghormatan atas dedikasi dan kontribusi terhadap keamanan, hukum, pemerintahan, dan ketertiban di Aceh. 

    “Melalui pendekatan keilmuan, kebijakan yang berimbang, dan kepemimpinan yang visioner, Bapak telah memberikan kontribusi nyata bagi keberlanjutan perdamaian serta keberlangsungan pemerintahan yang berkeadilan dan berkeistimewaan di Aceh,” tulis Wali Nanggroe Aceh Teungku Malik Mahmud Al-Haythar dalam surat undangannya kepada Tito.

    Jakarta: Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian mendapatkan penghargaan gelar kehormatan adat dari Wali Nanggroe Aceh. Pemberian gelar tersebut merupakan bentuk apresiasi atas kontribusi dan pengabdian Tito sebagai Mendagri maupun dulu saat masih menjabat sebagai Kapolri. 
     
    Gubernur Aceh, Muzakir Manaf menyampaikan ucapan selamat kepada Mendagri atas gelar kehormatan tersebut. “Saya ucapkan selamat kepada Bapak Menteri Dalam Negeri supaya sukses dan selalu bahagia kita harapkan,” ujar Muzakir saat menemui Mendagri Tito di Kantor Pusat Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Jakarta, Selasa, 11 November 2025. 
     
    Ia menyampaikan permohonan maaf karena tidak dapat hadir secara langsung dalam upacara pengukuhan gelar tersebut di Kota Banda Aceh, Provinsi Aceh, Rabu, 12 November 2025. Muzakir berhalangan hadir karena menjalankan tugas sehingga harus bepergian ke luar kota.
     

    “Saya memohon beribu mohon maaf atas ketidakhadiran saya,” jelasnya.
     
    Sementara itu, Mendagri Muhammad Tito Karnavian berterima kasih atas dukungan yang diberikan Gubernur Aceh Muzakir. Ia juga mengapresiasi kinerja Muzakir yang mampu menjalankan tugasnya dengan baik sebagai Gubernur Aceh. 
     
    “Saya juga mengucapkan selamat atas segala penugasan yang ada di Aceh, yang saya lihat selama ini berjalan cukup lancar di bawah kepimpinan Pak Gubernur, Pak Muzakir Manaf,” jelasnya.
     
    Sebagai informasi, pemberian gelar adat kepada Tito merupakan wujud penghormatan atas dedikasi dan kontribusi terhadap keamanan, hukum, pemerintahan, dan ketertiban di Aceh. 
     
    “Melalui pendekatan keilmuan, kebijakan yang berimbang, dan kepemimpinan yang visioner, Bapak telah memberikan kontribusi nyata bagi keberlanjutan perdamaian serta keberlangsungan pemerintahan yang berkeadilan dan berkeistimewaan di Aceh,” tulis Wali Nanggroe Aceh Teungku Malik Mahmud Al-Haythar dalam surat undangannya kepada Tito.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di

    Google News


    Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id

    (PRI)

  • Pernyataan Dipotong, Le Minerale Tegaskan Sumbernya Air Gunung

    Pernyataan Dipotong, Le Minerale Tegaskan Sumbernya Air Gunung

    Jakarta: Le Minerale menegaskan produk air mineralnya bersumber dari air pegunungan terpilih, bukan dari tanah biasa. Hal ini menanggapi kekeliruan informasi yang beredar pasca Rapat Dengar Pendapat DPR Komisi VII.
     
    Direktur External Affairs dan Regulatory Tirta Fresindo Jaya, Johan Muliawan, menilai sejumlah media memotong pernyataannya dan tidak menyampaikan secara utuh, sehingga publik menerima informasi yang tidak tepat.
     
    “Saya kembali menegaskan bahwa Le Minerale bersumber dari air pegunungan. Yang namanya air pegunungan, yang terbaik adalah dari dalam gunung,” ujar Johan Muliawan.
     
    Johan menjelaskan secara rinci bahwa setiap tetes Le Minerale berasal dari pegunungan vulkanik terpilih yang kaya mineral di berbagai wilayah pegunungan Indonesia. Keaslian sumber air mineral pegunungan ini, menurut Johan, bukanlah sekadar klaim.
     

     
    Adapun sumber-sumber tersebut berada di area Gunung Salak, Gunung Pangrango, Gunung Mandalawangi, Gunung Gede, dan Gunung Bromo, serta berbagai pegunungan lainnya yang telah melalui proses seleksi ketat.
     
    “Konsumen bisa melihat langsung dengan jelas di kemasan Le Minerale,” ungkap Joohan.
     
    Johan mengklaim, Le Minerale menjadi air minum dalam kemasan (AMDK) yang dapat mencantumkan kandungan mineralnya secara jelas dan label air mineral pegunungan pada kemasan.
     
    “Informasi ini tidak mungkin bisa dicantumkan tanpa verifikasi dan uji ketat oleh BPOM. Dalam kata lain, untuk bisa mencantumkan label ini dibutuhkan bukti yang teruji. Ini menunjukkan komitmen Le Minerale dalam menciptakan produk yang tidak hanya berkualitas, tetapi juga memiliki nilai keaslian dan kredibilitas ilmiah yang terukur,” lanjutnya.
     

     
    Lebih lanjut, Johan mengatakan bahwa keaslian sumber pegunungan ini dapat dibuktikan secara ilmiah melalui serangkaian pengujian komprehensif seperti analisis isotop, kajian geologi, geofisika, serta studi hidro-kimia.
     
    Johan pun menegaskan komitmen Le Minerale pada prinsip pengambilan air yang berkeberlanjutan dengan memastikan kelestarian sumber daya air dan lingkungan di sekitar area pegunungan tetap terjaga.
     
    “Seluruh proses pengelolaan dilakukan secara higienis dan sesuai dengan izin resmi dari pemerintah, memastikan keamanan dan keberlanjutan dalam setiap tahap produksi,” pungkasnya.

    Jakarta: Le Minerale menegaskan produk air mineralnya bersumber dari air pegunungan terpilih, bukan dari tanah biasa. Hal ini menanggapi kekeliruan informasi yang beredar pasca Rapat Dengar Pendapat DPR Komisi VII.
     
    Direktur External Affairs dan Regulatory Tirta Fresindo Jaya, Johan Muliawan, menilai sejumlah media memotong pernyataannya dan tidak menyampaikan secara utuh, sehingga publik menerima informasi yang tidak tepat.
     
    “Saya kembali menegaskan bahwa Le Minerale bersumber dari air pegunungan. Yang namanya air pegunungan, yang terbaik adalah dari dalam gunung,” ujar Johan Muliawan.
     
    Johan menjelaskan secara rinci bahwa setiap tetes Le Minerale berasal dari pegunungan vulkanik terpilih yang kaya mineral di berbagai wilayah pegunungan Indonesia. Keaslian sumber air mineral pegunungan ini, menurut Johan, bukanlah sekadar klaim.
     

     
    Adapun sumber-sumber tersebut berada di area Gunung Salak, Gunung Pangrango, Gunung Mandalawangi, Gunung Gede, dan Gunung Bromo, serta berbagai pegunungan lainnya yang telah melalui proses seleksi ketat.
     
    “Konsumen bisa melihat langsung dengan jelas di kemasan Le Minerale,” ungkap Joohan.
     
    Johan mengklaim, Le Minerale menjadi air minum dalam kemasan (AMDK) yang dapat mencantumkan kandungan mineralnya secara jelas dan label air mineral pegunungan pada kemasan.
     
    “Informasi ini tidak mungkin bisa dicantumkan tanpa verifikasi dan uji ketat oleh BPOM. Dalam kata lain, untuk bisa mencantumkan label ini dibutuhkan bukti yang teruji. Ini menunjukkan komitmen Le Minerale dalam menciptakan produk yang tidak hanya berkualitas, tetapi juga memiliki nilai keaslian dan kredibilitas ilmiah yang terukur,” lanjutnya.
     

     
    Lebih lanjut, Johan mengatakan bahwa keaslian sumber pegunungan ini dapat dibuktikan secara ilmiah melalui serangkaian pengujian komprehensif seperti analisis isotop, kajian geologi, geofisika, serta studi hidro-kimia.
     
    Johan pun menegaskan komitmen Le Minerale pada prinsip pengambilan air yang berkeberlanjutan dengan memastikan kelestarian sumber daya air dan lingkungan di sekitar area pegunungan tetap terjaga.
     
    “Seluruh proses pengelolaan dilakukan secara higienis dan sesuai dengan izin resmi dari pemerintah, memastikan keamanan dan keberlanjutan dalam setiap tahap produksi,” pungkasnya.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di

    Google News


    Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id

    (PRI)

  • Waspada! BMKG Prakirakan Hujan Lebat hingga Sangat Lebat Terjadi Sepekan ke Depan

    Waspada! BMKG Prakirakan Hujan Lebat hingga Sangat Lebat Terjadi Sepekan ke Depan

    Jakarta: Fenomena cuaca ekstrem kembali melanda berbagai wilayah di Indonesia. Kondisi ini tentu perlu diwaspadai oleh warga karena berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi, angin kencang hingga tanah longsor.

    Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, menjelaskan bahwa peningkatan aktivitas cuaca ini dipengaruhi oleh sejumlah fenomena atmosfer berskala global hingga lokal.

    “Beberapa faktor utama yang berperan pada dinamika cuaca periode ini antara lain Siklon Tropis Fung-Wong, aktivitas Madden–Julian Oscillation (MJO), serta gelombang atmosfer Kelvin dan Rossby Ekuator yang diprediksi masih aktif di wilayah Indonesia hingga pertengahan November 2025,” ujar Guswanto dalam keterangan resminya, seperti dikutip Rabu, 12 November 2025.

    Menurut BMKG, Siklon Tropis Fung-Wong yang terbentuk di Laut Filipina bagian timur bergerak ke arah barat laut menuju Luzon, Filipina. Fenomena ini berdampak tidak langsung terhadap wilayah Indonesia, terutama berupa peningkatan pertumbuhan awan hujan dan kecepatan angin lebih dari 25 knot di Kalimantan Utara, Sulawesi, Maluku, dan Papua bagian utara.

    Selain itu, aktivitas MJO fase 5 (Maritime Continent) yang berinteraksi dengan gelombang atmosfer Kelvin dan Rossby turut meningkatkan potensi pembentukan awan konvektif di sebagian besar wilayah Indonesia bagian barat, tengah, dan timur selama sepekan ke depan.
     

     

    Prakiraan Cuaca: Hujan Lebat-Sangat Lebat
    BMKG memprakirakan potensi hujan sedang hingga lebat pada 10–12 November 2025 di wilayah Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Papua, DKI Jakarta, DIY, Bali, dan Nusa Tenggara.

    Adapun potensi hujan lebat hingga sangat lebat (kategori siaga) berpeluang terjadi di Aceh, Bengkulu, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Sulawesi Barat, Maluku Utara, Papua Barat, Papua Tengah, Papua Pegunungan, Papua Selatan, Sumatra Barat, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, dan Nusa Tenggara Timur.

    Selain curah hujan tinggi, potensi angin kencang juga perlu diwaspadai di wilayah Banten, Bengkulu, Lampung, NTB, dan Sumatra Barat. Kondisi ini dapat menimbulkan risiko pohon tumbang, gangguan transportasi, hingga gelombang tinggi di beberapa perairan.

    Memasuki periode 13–16 November 2025, potensi hujan lebat masih dapat terjadi di Bengkulu, Jawa Barat, DIY, Jawa Timur, Nusa Tenggara, Kalimantan bagian tengah dan selatan, Sulawesi Selatan, serta wilayah Papua bagian tengah dan pegunungan. Potensi angin kencang juga masih terpantau di Jawa Tengah, Bali, Kalimantan Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, dan DKI Jakarta.

    Jakarta: Fenomena cuaca ekstrem kembali melanda berbagai wilayah di Indonesia. Kondisi ini tentu perlu diwaspadai oleh warga karena berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi, angin kencang hingga tanah longsor.
     
    Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, menjelaskan bahwa peningkatan aktivitas cuaca ini dipengaruhi oleh sejumlah fenomena atmosfer berskala global hingga lokal.
     
    “Beberapa faktor utama yang berperan pada dinamika cuaca periode ini antara lain Siklon Tropis Fung-Wong, aktivitas Madden–Julian Oscillation (MJO), serta gelombang atmosfer Kelvin dan Rossby Ekuator yang diprediksi masih aktif di wilayah Indonesia hingga pertengahan November 2025,” ujar Guswanto dalam keterangan resminya, seperti dikutip Rabu, 12 November 2025.

    Menurut BMKG, Siklon Tropis Fung-Wong yang terbentuk di Laut Filipina bagian timur bergerak ke arah barat laut menuju Luzon, Filipina. Fenomena ini berdampak tidak langsung terhadap wilayah Indonesia, terutama berupa peningkatan pertumbuhan awan hujan dan kecepatan angin lebih dari 25 knot di Kalimantan Utara, Sulawesi, Maluku, dan Papua bagian utara.
     
    Selain itu, aktivitas MJO fase 5 (Maritime Continent) yang berinteraksi dengan gelombang atmosfer Kelvin dan Rossby turut meningkatkan potensi pembentukan awan konvektif di sebagian besar wilayah Indonesia bagian barat, tengah, dan timur selama sepekan ke depan.
     

     

    Prakiraan Cuaca: Hujan Lebat-Sangat Lebat
    BMKG memprakirakan potensi hujan sedang hingga lebat pada 10–12 November 2025 di wilayah Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Papua, DKI Jakarta, DIY, Bali, dan Nusa Tenggara.
     
    Adapun potensi hujan lebat hingga sangat lebat (kategori siaga) berpeluang terjadi di Aceh, Bengkulu, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Sulawesi Barat, Maluku Utara, Papua Barat, Papua Tengah, Papua Pegunungan, Papua Selatan, Sumatra Barat, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, dan Nusa Tenggara Timur.
     
    Selain curah hujan tinggi, potensi angin kencang juga perlu diwaspadai di wilayah Banten, Bengkulu, Lampung, NTB, dan Sumatra Barat. Kondisi ini dapat menimbulkan risiko pohon tumbang, gangguan transportasi, hingga gelombang tinggi di beberapa perairan.
     
    Memasuki periode 13–16 November 2025, potensi hujan lebat masih dapat terjadi di Bengkulu, Jawa Barat, DIY, Jawa Timur, Nusa Tenggara, Kalimantan bagian tengah dan selatan, Sulawesi Selatan, serta wilayah Papua bagian tengah dan pegunungan. Potensi angin kencang juga masih terpantau di Jawa Tengah, Bali, Kalimantan Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, dan DKI Jakarta.
     

     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di

    Google News


    Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id

    (RUL)

  • Mendagri Sebut Penghargaan Kepala Daerah untuk Membangun Iklim Kompetitif

    Mendagri Sebut Penghargaan Kepala Daerah untuk Membangun Iklim Kompetitif

    Jakarta: Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Muhammad Tito Karnavian menyebut pemberian penghargaan kepada kepala daerah merupakan langkah penting untuk membangun iklim kompetitif.

    Tito menyampaikan penghargaan tidak hanya menjadi bentuk apresiasi, tetapi juga sarana motivasi bagi kepala daerah untuk terus meningkatkan kinerja dan pelayanan publik.

    “Dan ini semua minta untuk bertanding, berkompetisi, berkompetisi yang sehat,” kata Tito di Jakarta, Selasa, 12 November 2025

    Tito menjelaskan hal ini penting mengingat Indonesia merupakan negara besar yang memiliki banyak kepala daerah, baik gubernur, bupati, maupun wali kota.
     

    Dia mengapresiasi berbagai kategori penghargaan yang diberikan dalam ajang tersebut, misalnya kategori Cita Daerah Damai dan Inklusif. Menurutnya kategori ini menarik lantaran menekankan nilai-nilai toleransi di negara Indonesia yang plural.

    “Damai artinya satu sama lain saling berhubungan baik di tengah banyaknya perbedaan. Dan sekaligus inklusif [artinya] tidak diskriminatif, pembangunan tidak untuk sekelompok orang, tapi bagi semuanya,” jelas Tito.

    Tito menyampaikan ucapan selamat kepada daerah yang berhasil meraih penghargaan, serta berharap daerah yang belum memperoleh penghargaan terdorong untuk meningkatkan kinerja agar ke depan juga dapat meraih apresiasi serupa.

    Jakarta: Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Muhammad Tito Karnavian menyebut pemberian penghargaan kepada kepala daerah merupakan langkah penting untuk membangun iklim kompetitif.
     
    Tito menyampaikan penghargaan tidak hanya menjadi bentuk apresiasi, tetapi juga sarana motivasi bagi kepala daerah untuk terus meningkatkan kinerja dan pelayanan publik.

    “Dan ini semua minta untuk bertanding, berkompetisi, berkompetisi yang sehat,” kata Tito di Jakarta, Selasa, 12 November 2025

    Tito menjelaskan hal ini penting mengingat Indonesia merupakan negara besar yang memiliki banyak kepala daerah, baik gubernur, bupati, maupun wali kota.
     

    Dia mengapresiasi berbagai kategori penghargaan yang diberikan dalam ajang tersebut, misalnya kategori Cita Daerah Damai dan Inklusif. Menurutnya kategori ini menarik lantaran menekankan nilai-nilai toleransi di negara Indonesia yang plural.

    “Damai artinya satu sama lain saling berhubungan baik di tengah banyaknya perbedaan. Dan sekaligus inklusif [artinya] tidak diskriminatif, pembangunan tidak untuk sekelompok orang, tapi bagi semuanya,” jelas Tito.

    Tito menyampaikan ucapan selamat kepada daerah yang berhasil meraih penghargaan, serta berharap daerah yang belum memperoleh penghargaan terdorong untuk meningkatkan kinerja agar ke depan juga dapat meraih apresiasi serupa.

     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di

    Google News


    Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id

    (PRI)