Category: Liputan6.com

  • Korlantas Polri Kirim Tim TAA Usut Penyebab Kecelakaan Bus ALS di Padang Panjang Sumbar – Page 3

    Korlantas Polri Kirim Tim TAA Usut Penyebab Kecelakaan Bus ALS di Padang Panjang Sumbar – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri mengirimkan tim Traffic Accident Analysis (TAA) untuk mengusut penyebab kecelakaan Bus di Padang, Sumatera Barat. Insiden ini diketahui terjadi di jalan Bukitinggi-Padang tepatnya di Kelurahan Bukit Surungan Padang Panjang, Sumatera Barat, Selasa 6 Mei 2025.

    Direktur Penegakan Hukum (Dirgakkum) Korlantas Polri Brigjen Faizal mengatakan, tim TAA rencananya akan diberangkatkan pada Rabu (7/6/2025). Nantinya, tim tersebut untuk membantu pelaksanaan olah TKP.

    “Korlantas pasti akan back up untuk TAA kemudian Jasa Raharja untuk asuransi. Rencananya hari ini, cuma tidak ada pesawat untuk berangkat, tidak sempat. Jadi besok pagi baru berangkat,” kata Faizal saat dihubungi, Selasa (6/5/2025).

    Selain itu, ia juga telah memberikan arahan kepada jajaran Ditlantas Polda Sumatera Barat untuk segera mengevakuasi korban beserta kendaraan dan mengamankan lokasi kejadian.

    “Kami sudah memberikan arahan untuk teman-teman di Padang agar segera dilakukan evakuasi, bawa korban ke rumah sakit, mengevakuasi kendaraan serta memberitahu keluarga korban,” ujarnya.

    Sebelumnya, Kecelakaan tunggal dialami bus antar provinsi, ALS. Kecelakaan terjadi di jalan Bukitinggi-Padang tepatnya di Kelurahan Bukit Surungan Padang Panjang, Sumatera Barat, Selasa (06/05).

    Dikutip dari Antara, dugaan sementara, kecelakaan terjadi karena rem blong. Bus nopol B 7512 FGA kemudian menabrak sejumlah kendaraan dan terguling miring ke kiri. Dikabarkan, belasan orang meninggal dunia.

     

  • Menikmati Pesona Keindahan Taman Nasional Betung Kerihun, Surga Tersembunyi di Kalimantan Barat

    Menikmati Pesona Keindahan Taman Nasional Betung Kerihun, Surga Tersembunyi di Kalimantan Barat

    Di tengah tantangan perubahan iklim dan kerusakan lingkungan yang semakin luas, keberadaan kawasan seperti Betung Karihun adalah pengingat akan pentingnya perlindungan kawasan alami demi masa depan yang lestari.

    Menariknya, keindahan Taman Nasional Betung Karihun tidak hanya terletak pada alamnya semata, tetapi juga pada budaya lokal yang menyatu erat dengan lingkungan sekitarnya.

    Masyarakat adat Dayak Iban yang mendiami kawasan sekitar taman telah hidup berdampingan secara harmonis dengan hutan selama berabad-abad. Mereka memiliki pengetahuan tradisional yang luar biasa mengenai flora dan fauna lokal, serta sistem sosial dan kepercayaan yang menghormati alam sebagai bagian dari kehidupan spiritual mereka.

    Rumah-rumah panjang khas Dayak, anyaman rotan, dan ukiran kayu yang indah menjadi bagian dari kekayaan budaya yang dapat dinikmati oleh para pengunjung. Interaksi dengan masyarakat lokal bukan hanya memberikan pengalaman wisata yang berbeda, namun juga membuka wawasan tentang cara hidup yang selaras dengan alam.

    Pemerintah dan berbagai organisasi konservasi telah bekerja sama dengan komunitas lokal untuk menjaga keseimbangan antara pariwisata dan konservasi, sehingga kunjungan wisata ke taman ini tetap berkelanjutan dan tidak merusak ekosistem yang ada.

    Edukasi dan partisipasi masyarakat menjadi pilar penting dalam menjaga kelestarian Betung Karihun, menjadikannya contoh nyata bahwa konservasi hanya bisa berhasil jika dilakukan bersama-sama.

    Bagi siapa pun yang mencari ketenangan, keindahan sejati, dan petualangan yang otentik, Taman Nasional Betung Karihun adalah destinasi yang wajib dikunjungi. Tidak seperti kawasan wisata lain yang telah tersentuh oleh modernisasi, taman ini menawarkan pengalaman yang benar-benar alami dan murni.

    Dari mendaki gunung hingga menyusuri sungai, dari bermalam di hutan hingga menyaksikan satwa liar dalam habitat aslinya, semua memberikan kesan mendalam yang tak terlupakan. Betung Karihun bukan sekadar tempat untuk bersantai, tetapi juga ruang refleksi tentang hubungan manusia dengan alam.

    Di sinilah kita dapat kembali menyadari bahwa bumi ini begitu kaya dan menakjubkan, namun juga rapuh dan membutuhkan perlindungan. Keindahannya tidak hanya dapat dinikmati dengan mata, tetapi juga dengan hati dan kesadaran bahwa setiap langkah kecil dalam menjaga alam berarti besar bagi masa depan planet ini.

    Kalimantan Barat boleh jadi masih tersembunyi dalam peta wisata dunia, namun dengan permata seperti Taman Nasional Betung Karihun, ia berpotensi menjadi ikon pariwisata berkelanjutan yang membanggakan Indonesia di mata dunia.

    Penulis: Belvana Fasya Saad

  • Alasan Rumah Tradisional Jawa Dominan Berbentuk Limas Ketimbang Joglo

    Alasan Rumah Tradisional Jawa Dominan Berbentuk Limas Ketimbang Joglo

    Liputan6.com, Yogyakarta – Dominasi rumah limasan dibanding joglo dalam arsitektur tradisional Jawa ternyata menyimpan alasan praktis yang berkaitan dengan efisiensi bahan, tenaga kerja, dan strata sosial masyarakat pada masa lalu. Rumah limasan menjadi pilihan utama masyarakat Jawa karena konstruksinya yang lebih sederhana.

    Bentuk atap limas yang dasar hanya memerlukan empat sisi miring membuat struktur bangunan ini lebih mudah dibuat. Berbeda dengan joglo yang membutuhkan konstruksi atap lebih kompleks dengan susunan tumpang sari dan penopang tenggek, limasan hanya memerlukan balok-balok dasar yang sederhana.

    Mengutip dari laman Dinas Kebudayaan DIY, faktor ekonomi menjadi pertimbangan utama dalam pemilihan bentuk limasan. Data dari Dinas Kebudayaan Yogyakarta menunjukkan bahwa pembuatan rumah limasan membutuhkan kayu 30-40% lebih sedikit dibanding joglo dengan ukuran yang sama.

    Proses pembuatan yang lebih cepat juga menjadi keunggulan limasan. Sebuah rumah limasan bisa diselesaikan dalam waktu setengah dari durasi pembuatan joglo.

    Hal ini karena tidak adanya elemen-elemen rumit seperti tumpang sari atau soko guru yang memerlukan ketelitian tinggi dalam pengerjaannya. Keterbatasan lahan turut memengaruhi popularitas limasan.

    Rumah joglo membutuhkan area lebih luas untuk menciptakan proporsi yang seimbang, sementara limasan bisa dibangun di lahan terbatas sekalipun. Pada masyarakat agraris Jawa yang umumnya memiliki lahan sempit untuk permukiman, limasan menjadi solusi praktis.

    Stratifikasi sosial masa lalu juga berperan dalam pola pemilihan bentuk rumah. Joglo yang megah dan rumit hanya dimiliki oleh kalangan bangsawan dan orang kaya sebagai simbol status.

    Sedangkan limasan yang lebih sederhana menjadi pilihan masyarakat biasa, sehingga jumlahnya lebih banyak tersebar. Joglo biasanya menggunakan kayu jati pilihan dengan ukuran besar, sementara limasan bisa memakai kayu dengan kualitas lebih rendah atau bahkan kombinasi dengan bahan lain.

     

  • Kenangan Keteladanan Sri Paus Fransiskus dari Umat

    Kenangan Keteladanan Sri Paus Fransiskus dari Umat

    Liputan6.com, Yogyakarta – Pemilihan Paus baru akan dimulai pada tanggal 7 Mei 2025 setelah meninggalnya Sri Paus Fransiskus pada Senin, 21 April 2025. Dicky Sofjan, Dosen Program Doktor Indonesian Consortium for Religious Studies (ICRS) Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada (SPs UGM) yang pernah bertemu dengan Sri Paus Fransiskus pada pertengahan tahun 2024 saat menghadiri konferensi oleh organisasi Focolare, sebuah gerakan sosial keagamaan yang berbasis di bawah naungan Vatikan memberikan kenangannya. “Satu hal yang paling membekas dari beliau menurut saya adalah kepedulian dan keterbukaannya terhadap komunitas di luar Katolik, khususnya terhadap umat Muslim,” kata Dicky di Kampus UGM, Jumat 25 April 2025.

    Menurutnya Sri Paus Fransiskus selalu memiliki keinginan yang tulus untuk membangun jembatan antara komunitas Katolik dan Muslim. Terbukti dari kunjungannya ke berbagai negara mayoritas Muslim seperti di Timur Tengah, Afrika Utara, Asia, dan termasuk Indonesia yang ia kunjungi tahun lalu.

    Dicky juga memberikan catatan soal dokumen persaudaraan (Fraternity Document) yang ditandatangani oleh Paus Fransiskus dan Grand Syaikh dari Al-Azhar, Mesir, pada tahun 2019. Dokumen tersebut menjadi simbol penting dalam membangun kerja sama lintas agama. “Bagi saya ini merupakan lompatan teologis yang besar. Sri Paus Fransiskus juga mengakui bahwa keselamatan tidak hanya eksklusif untuk umat Katolik, tapi juga bisa diraih oleh umat agama lain,” ujarnya.

    Dicky juga menyoroti intensitas kepedulian seorang pemimpin spiritual yang sesungguhnya dari Sri Paus Fransiskus. Keberpihakan Sri Paus Fransiskus terhadap kaum miskin dan tertindas, termasuk apa yang terjadi dengan masyarakat Palestina sangat membekas di hati Dicky. Sri Paus Fransiskus secara konsisten mengecam agresi Israel dan selalu membela rakyat Palestina. “Ia bahkan rutin menelepon pemimpin Katolik di Gaza selama perang untuk memastikan kondisi komunitas di sana apakah aman,” kenangnya.

    Terpisah, Margareta Rosemary, alumnus Prodi Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA UGM) dan Mahasiswa Magister Teknik Sistem Energi Terbarukan UGM mengenang akan kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia pada September 2024. Ia masih ingat karena menjadi salah satu dari puluhan ribu umat yang beruntung dapat menghadiri misa akbar di Gelora Bung Karno, Jakarta, dan sempat mendapatkan rosario langsung dari Sri Paus Fransiskus.

    “Saat mendengar berita duka dari Vatikan, saya tergerak membuat tanda salib. Rasa duka tentu ada, namun juga kelegaan. Dalam iman Katolik kami percaya bahwa hidup hanya diubah, bukan dilenyapkan. Kematian menjadi pintu masuk menuju sukacita abadi bersama Bapa di Surga dan para kudusNya,” katanya.

    Menurut Margareta, kehadiran Sri Paus Fransiskus telah membawa pesan perdamaian, kesederhanaan, dan cinta kasih sebagai nilai-nilai yang selalu diperjuangkan sepanjang hidupnya. Paus Fransiskus juga dikenang sebagai pemimpin yang peduli pada kelestarian bumi.

    Salah satu warisan pemikirannya tertuang dalam ensiklik Laudato Si’, yang ia tulis sebagai “Surat cinta” bagi seluruh umat manusia, mengajak semua orang untuk menjaga keutuhan ciptaan. Ensiklik ini menginspirasi banyak orang, termasuk Margareta, untuk mengubah gaya hidup mereka. “Saya membuat eco-enzim di kos, bersepeda ke kampus, makan sampai habis, punya barang secukupnya, dan membuat konten seputar lingkungan. Semua itu berawal dari inspirasi Bapa Suci,” ujarnya.

    Bagi banyak umat Katolik seperti Margareta, Sri Paus Fransiskus bukan hanya pemimpin spiritual, tetapi juga teladan hidup. Kesederhanaan hidup yang ditunjukkan Sri Paus Fransiskus tak hanya tampak dalam ajarannya, tetapi juga dalam wasiat terakhirnya yang meminta makamnya dibuat sederhana di tanah, tanpa hiasan khusus, hanya bertuliskan “Franciscus”. Lagi-lagi, kata Margareta, keutamaan ini juga dihidupi sampai akhir. “Tugasnya di dunia sudah selesai, kini menjadi pendoa bagi kami yang masih berziarah di dunia ini. Terima kasih Paus Fransiskus, teladanmu akan terus kami hidupi dalam peziarahan ini,” ujar Margareta.

  • Kronologi Terbongkarnya Kasus Prostitusi yang Melibatkan 2 Gadis Belia di Manado

    Kronologi Terbongkarnya Kasus Prostitusi yang Melibatkan 2 Gadis Belia di Manado

    Liputan6.com, Manado – Polisi membongkar kasus prostitusi yang melibatkan anak di bawah umur yang terjadi di Kota Manado, Sulut. Dua gadis belia berinisial YS (12) dan CM (14) diduga terlibat dalam kasus ini.

    Kronologi terbongkarnya kasus ini bermula dari laporan warga setempat ke Polsek Malalayang tentang dugaan tindak pidana perdagangan orang (TPPO) yang melibatkan YS dan CM (14).

    Lokasi kejadian terdeteksi berada di sebuah kos-kosan di Kelurahan Sario, Kecamatan Sario, Kota Manado, Sulut, pada Minggu 4 Mei 2025, sekitar pukul 00.30 Wita.

    Sekitar pukul 01.00 Wita, petugas Piket SPKT, Resmob, dan Piket Reskrim Polsek Malalayang segera merespons laporan tersebut dengan turun ke lapangan.

    Mereka berhasil mengamankan dua terduga pelaku, yakni perempuan MM (17) yang diduga bertindak sebagai mucikari, serta lelaki FR (51), yang diketahui memberikan uang kepada kedua gadis remaja itu setelah melakukan tindakan asusila.

    Selama pemeriksaan, terungkap bahwa kedua korban diambil oleh MM dan dibawa ke kos-kosan tersebut. Setelah berhubungan badan dengan pelaku, kedua korban diberikan uang sebesar Rp150 ribu oleh FR.

    Pada pukul 01.30 Wita, petugas kembali mengamankan FR di depan Manado Convention Center, yang kemudian digiring ke Polsek Malalayang.

    Kedua pelaku bersama dua gadis belia itu segera dipindahkan ke SPKT Polresta Manado untuk proses lebih lanjut.

    “Kami berkoordinasi dengan Unit PPA Perlindungan Perempuan dan Anak untuk membuat laporan terkait kejadian tersebut,” ungkap Kapolresta Manado Kombes Pol Julianto P Sirait melalui Kasie Humas Iptu Agus Haryono.

    Dia mengatakan, kasus ini masih dalam penyelidikan lebih lanjut, dan para pelaku akan dihadapkan pada proses hukum yang berlaku.

  • Pura-pura Jadi Pembeli, Pasangan WNA Timur Tengah Curi Uang di Minimarket Banyuwangi

    Pura-pura Jadi Pembeli, Pasangan WNA Timur Tengah Curi Uang di Minimarket Banyuwangi

    Liputan6.com, Banyuwangi – Sebuah minimarket di Dusun Wadungkamidin, Desa Tulungrejo, Kecamatan Glenmore, Banyuwangi disatroni pencuri yang menyamar sebagai pembeli. Pelaku berjumlah 2 orang dan diduga merupakan warga negara asing asal Timur Tengah. Peristiwa itu terekam kamera pengawas yang berada di toko. Kasus ini juga telah dilaporkan ke polisi. Pihak berwajib kini tengah melakukan penyelidikan. 

    Kapolsek Glenmore, AKP Budi Hermawan membenarkan peristiwa tersebut. Insiden terjadi pada Jumat (2/5/2025) sekitar pukul 15.30 WIB. “Peristiwa tersebut benar dan masih dalam proses penyelidikan,” kata Budi, Senin (5/5/2025).

    Budi menyebut bahwa pelaku berjumlah 2 orang, dugannya mereka adalah pasangan suami istri. Kala itu keduanya datang dengan berpura-pura membeli 1 botol saos tomat dan sosis setengah kilo. Selanjutnya pada saat membayar, pelaku menukar uang pecahan Rp 50 ribu dan Rp 100 ribu. Pada saat kasir tengah mengambil uang, pelaku pria langsung merogoh laci penyimpanan uang. Sementara pelaku lainnya menutupi kamera CCTV dengan badannya. 

    Usai transaksi itu kasir tak menyadari jika baru saja dikelabui oleh kedua pelaku. SSC, kasir minimarket itu baru tersadar jika uangnya di kotak kasir telah berkurang Rp 550 ribu. Polisi pun kini tengah melakukan penyelidikan dalam kasus ini. Selain memintai keterangan kasir, polisi turut mengamankan bukti rekaman CCTV toko.

    Budi menjelaskan berdasarkan rekaman CCTV pelaku menggunakan topi hitam, kaos warna coklat dan menggunakan tas slempang warna hitam. Sementara yang perempuan, berjilbab warna coklat menggunakan baju motif batik dan bercelana panjang. “Dugaannya mereka berasal dari Timur Tengah. Untuk identitasnya masih dalam penyelidikan,” terangnya. 

  • Balada Sabu Nyaris 1 Kg di Sandal Pekerja Migran Asal Madura

    Balada Sabu Nyaris 1 Kg di Sandal Pekerja Migran Asal Madura

    Namun ia baru menerima imbalan sebesar Rp3 juta, sisanya Rp37 juta nanti jika sabu tersebut berhasil sampai yang dituju.

    AN menerima sandal berisi sabu dari seorang rekannya, R, di Johor Bahru, dan diminta mengantarkannya ke sebuah rumah sakit di Madura sebagai titik akhir pengiriman.

    Barang bukti dan pelaku langsung diamankan dan dibawa ke Bea Cukai Batam. Uji laboratorium mengonfirmasi bahwa kristal putih dalam sandal itu adalah Methamphetamine, narkotika golongan 1.

    Dengan berat total 805 gram, sabu tersebut ini diperkirakan dapat merusak hingga 4.000 jiwa.

    Muhtadi, Kepala Bidang P2 Bea Cukai Batam, menambahkan bahwa tersangka AN kini diserahkan ke Polresta Barelang untuk penyelidikan lebih lanjut dan terancam hukuman maksimal berupa penjara seumur hidup atau hukuman mati.

    “Penindakan ini menyelamatkan ribuan nyawa dari ancaman narkoba dan menjadi bukti komitmen aparat dalam menjalankan program prioritas nasional memerangi narkotika,” tandas dia.

  • Gondang Buhun, Warisan Seni Tradisional Masyarakat Pangandaran Jawa Barat

    Gondang Buhun, Warisan Seni Tradisional Masyarakat Pangandaran Jawa Barat

    Hal ini menunjukkan betapa tinggi nilai spiritual Gondang Buhun dalam struktur budaya masyarakat Pangandaran. Bahkan, dalam beberapa kasus, Gondang Buhun dianggap sebagai penghubung antara dunia nyata dan dunia gaib di mana manusia dapat berkomunikasi secara langsung dengan kekuatan tak kasat mata yang diyakini menjaga keseimbangan jagat raya.

    Namun demikian, dalam arus deras modernisasi dan globalisasi, eksistensi Gondang Buhun semakin terdesak dan cenderung dilupakan, terutama oleh generasi muda yang lebih akrab dengan budaya populer dan teknologi digital daripada tradisi nenek moyangnya.

    Hal ini menjadi kekhawatiran besar bagi para budayawan dan pelestari adat di Pangandaran. Tidak sedikit dari mereka yang merasa prihatin melihat bagaimana upacara-upacara adat yang dahulu ramai dan sakral kini hanya menjadi tontonan wisata atau bahkan hanya dokumentasi sejarah.

    Di sinilah letak paradoks budaya: ketika suatu tradisi mulai dikenalkan ke publik luas melalui festival atau pertunjukan budaya, ia justru mulai kehilangan esensi sakralnya karena terpaksa menyesuaikan diri dengan tuntutan tontonan dan komersialisasi.

    Dalam konteks ini, Gondang Buhun menghadapi dilema antara mempertahankan nilai-nilai spiritualnya yang asli atau membuka diri terhadap reinterpretasi yang lebih sesuai dengan zaman.

    Maka dibutuhkan kebijakan kultural dan kesadaran kolektif baik dari pemerintah daerah, komunitas adat, hingga kaum muda untuk menjaga Gondang Buhun tetap hidup, tidak hanya sebagai artefak sejarah tetapi sebagai sistem pengetahuan dan spiritualitas yang masih relevan dalam menjawab tantangan zaman kini.

    Penting juga untuk menyadari bahwa pelestarian Gondang Buhun tidak semata-mata soal mempertahankan bentuk fisik atau pertunjukan semata, tetapi lebih pada menjaga keberlanjutan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Gondang Buhun mengajarkan harmoni dengan alam, rasa hormat kepada leluhur, serta kesadaran spiritual atas kehidupan manusia sebagai bagian kecil dari tatanan kosmis yang lebih besar.

    Dalam situasi dunia yang semakin materialistik dan eksploitatif terhadap alam, nilai-nilai Gondang Buhun justru bisa menjadi solusi moral dan filosofis yang dibutuhkan umat manusia.

    Oleh karena itu, revitalisasi Gondang Buhun hendaknya tidak hanya dibebankan pada komunitas adat saja, tetapi juga melibatkan institusi pendidikan, media massa, dan platform digital agar lebih banyak orang khususnya generasi muda mengenal, memahami, dan mencintai budaya leluhurnya sendiri.

    Upaya digitalisasi, dokumentasi, pelatihan, hingga kolaborasi dengan seniman modern bisa menjadi jembatan yang menjadikan Gondang Buhun kembali relevan tanpa menghilangkan ruh aslinya. Dengan demikian, seni Gondang Buhun dapat terus berdetak dalam denyut nadi kebudayaan Pangandaran, tidak sebagai kenangan masa lalu, tetapi sebagai warisan hidup yang menyinari masa depan.

    Penulis: Belvana Fasya Saad

     

  • Ilmuwan Gunakan Puisi Berusia 1.400 Tahun untuk Lacak Populasi Pesut Langka Tanpa Sirip, Bagaimana Caranya? – Page 3

    Ilmuwan Gunakan Puisi Berusia 1.400 Tahun untuk Lacak Populasi Pesut Langka Tanpa Sirip, Bagaimana Caranya? – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Tim ilmuwan di Tiongkok mengambil pendekatan unik untuk melacak populasi pesut tanpa sirip Sungai Yangtze yang langka, dengan puisi-puisi kuno berusia 1.400 tahun.

    Analisis terhadap karya tulis itu menunjukkan bahwa jangkauan habitat pesut tanpa sirip Yangtze (Neophocaena asiaeorientalis) telah menyusut setidaknya 65 persen, dan sebagian besar penurunan terjadi dalam 100 tahun terakhir.

    Temuan yang dipublikasikan pada 5 Mei 2025 di jurnal Cell Press, Current Biology, ini menghubungkan keanekaragaman hayati dengan hampir dua milenium budaya Tiongkok.

    “Pekerjaan kami mengisi celah antara informasi jangka panjang yang kita dapatkan dari fosil dan DNA dengan survei populasi terkini. Ini benar-benar menunjukkan betapa kuatnya gabungan antara seni dan konservasi keanekaragaman hayati,” ujar Zhigang Mei, salah satu penulis studi dan ahli hidrobiologi di Akademi Ilmu Pengetahuan Tiongkok, dikutip dari Popular Science, Selasa (6/5/2025).

    Mei, yang tumbuh di tepi Sungai Yangtze, mengenang bagaimana para tetua di komunitasnya mengajarkan bahwa pesut itu seperti roh yang memahami cuaca dan jumlah ikan. Melukai mamalia tersebut dianggap membawa nasib buruk.

    Sungai Yangtze, yang membentang hampir 6.400 kilometer dari Pegunungan Tanggula di Dataran Tinggi Tibet hingga Laut China Timur dekat Shanghai, adalah sungai terpanjang di Asia dan ketiga terpanjang di dunia.

    Banyak penyair telah menulis tentang sungai ini, termasuk Kaisar Qianlong dari Dinasti Qing. Karena penyair dan pedagang sama-sama mengandalkan sungai dan anak-anak sungainya untuk perjalanan, banyak dari mereka melihat sekilas pesut langka tanpa sirip Yangtze, satu-satunya jenis pesut air tawar yang diketahui di dunia yang dulunya menghuni sebagian besar sungai.

    “Dibandingkan ikan, pesut tanpa sirip Yangtze cukup besar, dan mereka aktif di permukaan air, terutama sebelum badai petir ketika mereka benar-benar mengejar ikan dan melompat-lompat. Pemandangan yang menakjubkan ini sulit diabaikan oleh para penyair,” Mei memaparkan.

  • Indonesia Gandeng Oracle Bangun Pusat AI Terbesar di Asia Tenggara – Page 3

    Indonesia Gandeng Oracle Bangun Pusat AI Terbesar di Asia Tenggara – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Indonesia mengumumkan telah menjalin kemitraan dengan perusahaan teknologi global Oracle. Lewat kemitraan ini, Indonesia disebut akan memperkuat posisinya sebagai pusat AI di Asia Tenggara.

    Dikutip dari siaran pers yang diterima, Selasa (6/5/2025), dalam kemitraan ini, Oracle akan membangun wilayah cloud publik dengan klaster GPU terbesar yang ada di kawasan. Ini menandai babak baru dalam transformasi digital nasional.

    Menteri Komdigi (Komunikasi dan Digital) Meutya Hafid menegaskan kalau proyek ini akan dimulai pada kuartal ketiga 2025.

    “Kami ingin Indonesia tidak hanya menjadi pengguna, tetapi juga pusat pengembangan AI di Asia Tenggara,” ujarnya.

    Disebutkan lebih lanjut, klaster GPU itu akan menjadi fondasi penting dalam pegembangan ekosistem AI nasional, memperkuat kapasitas digital, dan membuka peluang besar bagi inovasi dalam negeri.

    Tidak hanya itu, dengan teknologi mutakhir yang mendukung pemrosesan beban kerja AI berskala besar, wilayah cloud publik Oracle juga dirancang menjawab kebutuhan akan keamanan dan kedaulatan data nasional.

    Selain membangun infrastruktur, kerja sama ini mencakup aspek pengembangan sumber daya manusia. Pemerintah menargetkan pelatihan AI bagi lebih dari 100.000 pelajar, pekerja, dan aparatur negara dalam tiga tahun ke depan.

    “Transformasi digital berkelanjutan hanya bisa tercapai dengan SDM yang tangguh,” tutur Meutya.

    Sementara itu Senior Vice President Oracle untuk Jepang dan Asia Pasifik (JAPAC) Chris Chelliah menyebut Indonesia merupakan pasar strategis yang siap menjadi pemimpin AI regional.

    “Oracle tidak hanya membawa teknologi dan investasi, tetapi juga membangun infrastruktur yang siap menjawab kebutuhan lokal, mulai dari keamanan data hingga keberlanjutan ekosistem digital, “ujarnya.

    Sebagai tindak lanjut, Kementerian Komdigi (Komunikasi dan Digital) bersama Oracle akan membentuk tim kerja bersama untuk menyusun peta jalan pengembangan AI nasional yang inklusif dan berdaya saing global.