Category: Liputan6.com

  • Masih Jadi Favorit, Ribuan Wisatawan Padati Wisata Alam Situ Gunung Sukabumi

    Masih Jadi Favorit, Ribuan Wisatawan Padati Wisata Alam Situ Gunung Sukabumi

    Sementara itu, pengelola wisata alam Situ Gunung Sukabumi, Dadi Supriadi menjelaskan, sedikitnya 1.300 kunjungan tercatat hingga Minggu (8/6/2025) pada libur panjang kali ini. Wisatawan memilih situgunung karena terdapat beberapa wahana wisata alam yang dapat dinikmati dalam satu kawasan. 

    Diantaranya ekspedisi Lembah Purba dengan berjalan 4 jam 6 kilometer pulang pergi. Jadi ketemunya dengan air terjun kembar jadi ketinggian 90 meter. Banyak juga ada yang posisinya menginap di area glamping

    “Jadi untuk tujuan saat ini ada sebagian yang ke jembatan ataupun Air Terjun Curug Sawer keranjang Sultan, Adapun dengan ambil ekspedisi Lembah purba,” ujarnya. 

    Terkait petunjuk arah menggunakan maps digital, pihaknya menghimbau agar wisatawan mengarahkan tujuan ke Polsek Kadudampit. Sebab, jika langsung mengarah pada destinasi Lembah Purba, khususnya bagi kendaraan roda empat akan masuk pada jalur tak terdeteksi. 

    “Google maps udah aman, ngambilnya kalau posisi google maps kita ambilnya Polsek Kadudampit. Soalnya kalau ambilnya ke lembah purban terkadang tutup zona, himbauan juga, terkadang yang kesini set tujuan yang lembah purba untuk akses kesini hanya kendaraan bermotor padahal kita buka,” jelasnya. 

     

     

  • Nasi Sek, Jejak Rasa Kuliner Tradisional Priaman Sajian Penuh Kenangan

    Nasi Sek, Jejak Rasa Kuliner Tradisional Priaman Sajian Penuh Kenangan

    Liputan6.com, Jakarta – Di antara hamparan kekayaan kuliner Minangkabau yang mendunia ada satu sajian istimewa yang tak begitu sering terdengar di telinga khalayak luar, namun begitu mengakar dalam kehidupan masyarakat lokal yakni Nasi Sek Priaman.

    Meskipun tak setenar rendang atau sate padang, Nasi Sek Priaman menyimpan kisah dan rasa yang tak kalah menggugah. Dalam semangkuk nasi yang hangat, tersembunyi kisah lama tentang gotong royong, kebersamaan, dan warisan kuliner yang diwariskan dari generasi ke generasi.

    Nama Sek sendiri dipercaya berasal dari kebiasaan masyarakat setempat yang menyajikan nasi ini secara cepat dan padat, seperti sekejap namun lengkap. Sekilas, tampilannya bisa membingungkan karena mirip dengan nasi bakar yang dibungkus daun dan dipanggang namun Nasi Sek punya karakteristik khas yang membedakannya, baik dari cara penyajian maupun jenis lauk-pauk yang menyertainya.

    Apa yang membuat Nasi Sek begitu memikat adalah konsep sajian komplit dalam satu piring. Hidangan ini terdiri dari nasi putih yang lembut, disandingkan dengan berbagai macam lauk-pauk seperti rendang daging, ayam lado mudo, gulai ikan, dendeng balado, telur dadar iris, hingga sambal lado tanak yang kental dan menggoda.

    Uniknya, semua ini disusun secara padat dalam satu piring, tanpa banyak hiasan atau estetika berlebih, namun justru dari kesederhanaannya itulah daya tariknya muncul. Cita rasanya tajam, pedas, gurih, dan kaya rempah—karakteristik utama masakan Minang—namun tetap memiliki sentuhan khas Priaman yang lebih ringan dan membumi.

    Lauk-pauk yang digunakan dalam Nasi Sek sering kali berasal dari hasil bumi dan laut lokal, menjadikannya representasi dari keseharian masyarakat pesisir Sumatera Barat.

    Saat disantap, setiap suapan menjadi perjalanan rasa yang menggugah, seolah membawa lidah kita menyusuri jalanan pasar tradisional, rumah-rumah kayu tua, dan suasana perkampungan nelayan yang bersahaja.

     

    Mengintip Ujian SIM C Baru di Polres Pemalang, Lebih Mudah?

  • Pemkot Bandung Selidiki Indikasi Pungli SPMB: Satu Kursi Seharga Rp5-8 Juta

    Pemkot Bandung Selidiki Indikasi Pungli SPMB: Satu Kursi Seharga Rp5-8 Juta

    Liputan6.com, Bandung – Pemerintah Kota Bandung akui adanya indikasi praktik pungli dalam  proses Seleksi Penerimaan Murid Baru (SPMB). Investigasi diaku tengah berjalan. Jika terbukti, diklaim tak segan mempidanakan pemberi dan penerima suap. 

    Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan mengatakan, nilai pungli yang terindikasi berada pada kisaran Rp5 juta hingga Rp8 juta per kursi. 

    Terkait investigasi, Farhan menyatakan, saat ini masih dalam tahap penyelidikan dan belum bisa membocorkan nama sekolah maupun pihak-pihak yang terlibat. 

    “Kalau baru indikasi, maka akan diberi peringatan keras dan sanksi administrasi berat. Tapi kalau sudah terbukti ada transaksi, langsung proses pidana,” ujar Farhan, dalam keterangan pers, Selasa, 10 Juni 2025.

    “Kita belum bisa buka detailnya karena ini sedang berjalan. Tapi jumlahnya cukup signifikan,” jelasnya lagi.

    Ia mengingatkan para orang tua murid untuk tidak tergoda memberi uang kepada oknum yang mengaku bisa meloloskan anak ke sekolah tujuan. 

    “Yang pidana itu bukan hanya yang menerima, tapi juga yang memberi. Jadi orang tua jangan pernah coba-coba,” tegasnya. 

    Pihaknya, aku Farhan, terus berkoordinasi dengan aparat penegak hukum untuk memastikan proses investigasi berjalan adil dan transparan. 

    “Kami tidak ingin ada yang merasa dilindungi atau diperlakukan istimewa,” katanya. 

    Farhan mengaku prihatin atas maraknya modus calo pendidikan yang kembali muncul setiap musim penerimaan siswa baru. Ia berharap masyarakat turut menjadi pengawas dan melapor jika melihat atau mengalami pungli.

    “Kita ingin memastikan akses pendidikan di Bandung ini bersih, adil, dan berpihak pada anak-anak, bukan pada uang,” ungkapnya.

     

  • Drone Termal Pantau Gunung Tangkuban Parahu, Ada Bualan Lumpur di Kawah Ratu

    Drone Termal Pantau Gunung Tangkuban Parahu, Ada Bualan Lumpur di Kawah Ratu

    Liputan6.com, Bandung – Gunung Tangkuban Parahu, Jawa Barat, terus dipantau secara intensif oleh Badan Geologi. Pemantauan, antara lain dilakukan menggunakan drone guna mengetahui perkembangan termal di kawah-kawah gunung api tersebut. 

    “Pemantauan termal menggunakan Drone Mavic Pro 3T,” kata Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid secara tertulis di Bandung, Minggu, 8 Juni 2025.

    Terdapat dua lokasi pemantauan yakni Kawah Ratu dan Kawan Ecoma. Hasilnya, kata Wafid, menunjukkan tidak ada perluasan titik panas pada kedua kawah tersebut bila dibandingkan dari foto termal antara tanggal 5 dan 7 Juni 2025. 

    Selain itu, pengamatan secara visual terpantau hembusan asap putih tipis hingga sedang dengan ketinggian berkisar antara 5 hingga 150 meter dari dasar Kawah Ratu dan 5 hingga 10 meter dari dasar Kawah Ecoma dengan tekanan lemah hingga sedang.

    “Saat ini aktivitas bualan lumpur hanya terjadi di Kawah Ratu. Pada area di sekitar bualan lumpur ini teramati endapan lumpur berwarna hitam,” jelasnya.

    “Manifestasi bualan lumpur di Kawah Ratu berdasarkan rekaman kegempaan teridentifikasi mulai terbentuk sejak tanggal 5 Juni 2025 sekitar pukul 22:00 WIB yang ditandai dengan mulai terekamnya getaran Tremor Menerus,” imbuhnya.

     

    Perbesar

    Foto pengukuran Thermal pada Kawah Ecoma menggunakan
    pesawat Drone Mavic Pro 3T pada tanggal 7 Juni 2025. (Sumber: Badan Geologi)…. Selengkapnya

    Wafid mengatakan, hingga 8 Juni 2025 ini, tingkat aktivitas Tangkuban Parahu berada pada Level-1 normal. 

    “Tingkat aktivitas Gunung Tangkuban Parahu masih berada pada Level I (Normal),” jelasnya.

    Sementara itu, kegempaan Tangkuban Parahu masih didominasi oleh getaran Tremor Menerus. Rekaman kegempaan pada 8 Juni 2025 hingga pukul 12:00 WIB terdiri dari 3 kali Gempa Low-Frequency (LF) dan Tremor Menerus dengan amplitudo maksimum antara 0,5 – 1,5 mm (dominan 1 mm).

    Data pemantauan tanggal 7 Juni 2024, jumlah Gempa Low-Frequency (LF) terekam sebanyak 16 kejadian dan getaran Tremor Menerus dengan amplitudo 0,5 – 2 mm. 

    Pengamatan deformasi permukaan menggunakan alat EDM dan GNSS masih menunjukkan adanya pola inflasi, yang mengindikasikan akumulasi tekanan pada kedalaman dangkal di bawah tubuh gunungapi.

    “Hal ini masih menjadi perhatian karena potensi erupsi freatik tetap dapat terjadi secara tiba-tiba, tanpa didahului gejala vulkanik yang jelas,” katanya.

     

    Perbesar

    Kondisi visual Kawah Ratu Gunung Tangkuban Parahu pada 7 Juni 2025. (Sumber: Badan Geologi)… Selengkapnya

    Hingga tanggal 8 Juni 2025, data pengukuran gas dari stasiun Multi-GAS permanen belum menunjukkan perubahan mencolok dalam komposisi gas-gas vulkanik seperti rasio CO2/SO2, CO2/H2S, maupun proporsi antara SO2 dan H2S. 

    Konsentrasi gas yang terukur pada 8 Juni 2025 di bibir Kawah Ratu bagian barat dengan menggunakan Multi- GAS portabel juga masih berada dalam batas normal. 

    “Masyarakat di sekitar Gunung Tangkuban Parahu dan para pengunjung tetap diimbau untuk tidak mendekati area dasar kawah, tidak berlama-lama di kawasan kawah aktif, serta segera menjauh jika teramati peningkatan intensitas hembusan atau tercium bau gas menyengat,” katanya.

    Simak Video Pilihan Ini:

    Jenazah Nelayan Dievakuasi dari Perairan Nusakambangan Cilacap

  • Legenda Urban: Suara Gamelan di Gunung Lawu

    Legenda Urban: Suara Gamelan di Gunung Lawu

    Liputan6.com, Yogyakarta – Gunung Lawu, salah satu gunung paling mistis di Jawa, menyimpan cerita tentang suara gamelan gaib yang kerap terdengar di kawasan tertentu. Fenomena ini telah menjadi bagian dari legenda urban yang dipercaya masyarakat sekitar.

    Mengutip dari berbagai sumber, Gunung Lawu yang terletak di perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur dikenal tidak hanya karena keindahan alamnya tetapi juga berbagai kisah mistis yang melekat. Salah satu legenda yang paling sering dibicarakan adalah suara gamelan gaib yang muncul tiba-tiba, terutama di sekitar kawasan pasar setan dan puncak Hargo Dalem.

    Suara tersebut sering digambarkan sebagai alunan musik tradisional Jawa yang terdengar samar namun jelas. Masyarakat setempat meyakini bahwa suara gamelan itu merupakan pertanda aktivitas makhluk halus atau roh penunggu gunung.

    Beberapa pendaki melaporkan mendengarnya saat cuaca sedang berkabut atau menjelang malam hari. Ada pula yang mengaitkannya dengan ritual-ritual spiritual yang konon dilakukan oleh para leluhur atau penghuni alam gaib.

    Keyakinan ini semakin kuat karena Gunung Lawu sejak lama dianggap sebagai tempat sakral, terutama bagi penganut Kejawen dan para pencari ilmu kebatinan. Para ahli geologi dan akustik memberikan penjelasan rasional.

    Salah satu teori menyebutkan bahwa suara mirip gamelan bisa terjadi karena angin yang melewati celah-celah bebatuan atau akar pohon besar dan menciptakan resonansi tertentu. Fenomena serupa juga ditemukan di gunung-gunung lain di dunia, di mana kondisi alam menghasilkan bunyi-bunyian aneh tanpa campur tangan supernatural.

     

  • Legenda Urban: Arwah Penambang Belerang Gunung Ijen

    Legenda Urban: Arwah Penambang Belerang Gunung Ijen

    Liputan6.com, Malang – Gunung Ijen tidak hanya menyimpan fenomena alam api biru yang memukau. Kawasan ini juga menjadi tempat berkembangnya legenda urban tentang arwah penambang belerang yang diyakini masih berkeliaran di sekitar kawah.

    Mengutip dari berbagai sumber, masyarakat sekitar Gunung Ijen percaya bahwa roh para penambang belerang yang tewas di kawah masih tetap aktif. Arwah-arwah ini dikatakan terus melakukan aktivitas seperti saat mereka masih hidup, termasuk mengangkut belerang dari dasar kawah.

    Banyak penambang yang masih hidup mengaku sering melihat penampakan sosok-sosok bayangan membawa keranjang belerang di area pertambangan. Penampakan paling sering terjadi pada dini hari, saat aktivitas penambangan tradisional biasanya dimulai.

    Beberapa saksi melaporkan melihat sosok-sosok tanpa wajah dengan pakaian rusak membawa keranjang belerang. Sesuatu yang lebih mengerikan, kadang terdengar suara batuk-batuk khas penambang yang terpapar gas beracun, meski tidak ada seorang pun di lokasi tersebut.

    Legenda ini semakin kuat setelah beberapa kejadian misterius. Beberapa penambang mengaku pernah dibantu oleh sosok tak dikenal saat kelelahan mengangkat belerang.

    Akan tetapi, ketika berbalik untuk berterima kasih, sosok tersebut sudah menghilang tanpa jejak. Ada pula laporan tentang keranjang belerang yang tiba-tiba terisi penuh tanpa ada yang mengisinya.

     

  • Keluarga Ogah Dampingi Pelaku Perusakaan 3 Mobil Dinas Pemkot Solo, Gegara Gangguan Kejiwaan?

    Keluarga Ogah Dampingi Pelaku Perusakaan 3 Mobil Dinas Pemkot Solo, Gegara Gangguan Kejiwaan?

    Respati mengungkapkan, jika pihak keluarga memang enggan mengurus salah satu anggota keluarganya yang menjadi pelaku perusakan itu, maka Pemkot Solo akan bertanggungjawab untuk mengurus dan membiayai perawatan di rumah sakit jiwa.

    “Kami akan rawat di rumah sakit jiwa. Bila dinyatakan sehat, nanti proses hukum yang berlaku dan itu menjadi tanggung jawab negara karena sudah tidak ada lagi keluarga yang mau mengakui,” kata dia.

    Sedangkan terkait terjadinya insiden perusakan saat cuti bersama di lingkungan Pemkot Solo, Respati akan mengevaluasi sistem pengamanan di Balai Kota Solo. Menurutnya, Balai Kota Solo merupakan salah satu obyek vital negara sehingga sangat disayangkan terjadinya aksi tersebut.

    “Itu menjadi catatan kami di Pamdal (pengamanan dalam) dan Bagian Umum Pemkot, saya akan langsung review. Ini pemerintah kota jangan sampai masuk di Dispendukcapil karena ada data kependudukan. Keamanan balai kota sedang saya review kembali karena ini obyek vital negara bisa kemasukan, ini menjadi catatan pamdal dan keamanan balai kota,” tegasnya.

  • Koalisi Gerak Sabumi Sorot 3 Faktor Perusak Lingkungan Jabar: Tambang, Bisnis Properti, dan Wisata

    Koalisi Gerak Sabumi Sorot 3 Faktor Perusak Lingkungan Jabar: Tambang, Bisnis Properti, dan Wisata

    Koalisi Gerak Sabumi menyampaikan sejumlah tuntutan strategis sebagai berikut: 

    1. Lakukan audit legislasi lingkungan hidup dan Sinkronisasi RPPLH dengan RPJMD dan KLHS di semua level, dengan mengidentifikasi perda yang perlu dicabut, direvisi, atau digabung, berbasis pada regulatory impact assessment dan prinsip hierarki peraturan. Lakukan kajian atas tumpang-tindih dan ketidaksesuaian antara substansi berbagai perda sektoral dengan RTRW Provinsi yang juga diselaraskan dengan dokumen RPPLH terbaru.

    2. Susun Kodifikasi Perda Hijau Jawa Barat, dengan menggabungkan regulasi sektoral (air, tambang, hutan, udara, kawasan lindung) ke dalam satu naskah besar yang mengacu pada RPPLH dan PP terbaru. Gabungkan perda-perda lingkungan yang tumpang tindih ke dalam satu Perda Penataan Agraria dan Pengelolaan Lingkungan dan Sumber Daya Alam serta peraturan penunjang seperti peraturan gubernur untuk penjelasan teknis implementasi terkait perda tersebut.

    3. Moratorium kebijakan sektoral yang bertentangan dengan RPPLH, seperti moratorium izin baru untuk tambang, industri ekstraktif, dan perkebunan di zona ekoregion bernilai konservasi tinggi dengan membentuk Satgas Harmonisasi Perda & RPPLH dengan melibatkan DLH, Biro Hukum Setda, akademisi, dan masyarakat sipil.

    4. Dorong percepatan penyusunan RDTR Kabupaten/Kota yang mengacu pada RDTR dan RPPLH Jawa Barat. 

    5. Percepat penyusunan Peraturan Gubernur turunan RPPLH, sebagai jembatan implementatif sebelum revisi perda-perda usang selesai dilakukan. Peraturan Gubernur turunan Perda 4/2023 harus fokus pada operasionalisasi skenario implementasi, peran serta masyarakat, dan penguatan kelembagaan lingkungan

    6. Bentuk Dewan Pertimbangan Agraria dan Lingkungan, bertugas menjalankan fungsi mengawasi kegiatan industri, pertambangan, atau proyek yang berpotensi merusak lingkungan. Melakukan investigasi terhadap pelanggaran hukum lingkungan. Mendukung proses hukum terhadap pelaku perusakan lingkungan, serta menyusun laporan hasil kerja dan memberikan rekomendasi kebijakan kepada pemerintah atau lembaga terkait, menuju pembentukan Dewan Pertimbangan dahulu agar segera membentuk tim Panitia Kerja (PANJA) Agraria dan Lingkungan. 

  • VIDEO: Antusiasme Pecah! Penggemar Nintendo Antri Panjang di Tokyo Demi Switch 2

    VIDEO: Antusiasme Pecah! Penggemar Nintendo Antri Panjang di Tokyo Demi Switch 2

    VIDEO: Antusiasme Pecah! Penggemar Nintendo Antri Panjang di Tokyo Demi Switch 2

  • Tragedi Bus MGI di Palabuhanratu Sukabumi, Nyawa Sopir Melayang Akibat Dugaan Kelalaian Prosedur Keselamatan

    Tragedi Bus MGI di Palabuhanratu Sukabumi, Nyawa Sopir Melayang Akibat Dugaan Kelalaian Prosedur Keselamatan

    Liputan6.com, Sukabumi – Sebuah kecelakaan tunggal bus MGI trayek Palabuhanratu – Bogor terjadi di jalan Nasional III Kelurahan/Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi pada Senin (09/06/2025) dini hari. Kejadian ini berakhir dengan meninggalnya sang sopir, yang awalnya hanya dilaporkan mengalami luka ringan. 

    Insiden ini membuka mata akan krusialnya penerapan prosedur keselamatan yang ketat dalam operasional angkutan umum.

    Kanit Gakkum Satlantas Polres Sukabumi, Ipda Wangsit, menjelaskan bahwa peristiwa tragis ini bermula saat bus MGI yang dikemudikan oleh Sukanta Wijaya (59) sedang berhenti atau “ngetem” di pinggir jalan, saat kejadian bus tersebut hanya diganjal dengan batu.

    “Saat ngetem, korban turun. Lalu, tiba-tiba mobil berjalan sendiri tanpa kendali kemudian menabrak pohon dan trotoar. Korban awalnya hanya dilaporkan luka ringan,” terang Wangsit dalam laporan tertulisnya, Senin (9/6/2025).

    Akibat benturan keras, kecelakaan tunggal yang dialami bus MGI mengalami ringsek di bagian depan dan kaca bus pecah.Tak lama berselang, Wangsit menerima kabar duka bahwa sopir bus MGI tersebut meninggal dunia di RSUD Palabuhanratu.

    “Iya, barusan dari pihak MGI memberi info sopir meninggal dunia,” jelasnya.

    Dia menambahkan bahwa terdapat dua penumpang di dalam bus saat kejadian, dan beruntungnya, kedua penumpang tersebut selamat tanpa cedera.

    Saat ini, berbagai spekulasi, mulai dari dugaan korban terlindas busnya sendiri hingga tidak berfungsinya rem tangan, masih dalam penyelidikan oleh Unit Laka Satlantas Polres Sukabumi.

    “Perkara ini masih dalam penyelidikan. Untuk korban, kalau luka luar tidak terlihat dan kami masih menunggu hasil visum dari rumah sakit,” terang dia.