Category: Liputan6.com

  • Mengungkap Keindahan dan Tantangan Mendaki Gunung Leuser

    Mengungkap Keindahan dan Tantangan Mendaki Gunung Leuser

    Pendakian biasanya memakan waktu sekitar 10-14 hari, tergantung pada kecepatan dan kondisi cuaca. Sepanjang jalur, pendaki akan menghadapi berbagai tantangan, seperti sungai yang harus diseberangi, tanjakan terjal yang menguras tenaga, dan kondisi cuaca yang sering berubah secara tiba-tiba.

    Namun, semua kesulitan ini terbayar ketika pendaki mencapai puncak Gunung Leuser. Dari puncak ini, hamparan hutan hijau sejauh mata memandang menjadi pemandangan yang luar biasa, ditambah dengan awan-awan putih yang seolah melayang di kaki gunung.

    Tidak hanya keindahan alamnya, perjalanan mendaki Gunung Leuser juga menawarkan pengalaman spiritual yang mendalam. Berada di tengah alam liar yang begitu murni, pendaki sering kali merasa lebih dekat dengan Sang Pencipta.

    Hutan yang seolah tak berujung, udara segar yang bebas dari polusi, dan ketenangan yang memeluk setiap sudut gunung ini menciptakan rasa syukur dan kerendahan hati. Selain itu, interaksi dengan masyarakat lokal di sekitar kawasan TNGL juga menjadi pengalaman berharga.

    Penduduk setempat, yang sebagian besar berasal dari suku Gayo dan Alas, dikenal ramah dan memiliki kearifan lokal yang erat kaitannya dengan pelestarian alam. Bagi para pencinta alam sejati, Gunung Leuser menjadi destinasi yang wajib dikunjungi.

    Tidak hanya memberikan tantangan fisik, tetapi juga pengalaman yang memperkaya jiwa. Keindahan yang ditawarkan oleh Gunung Leuser mengingatkan kita akan pentingnya menjaga alam sebagai warisan berharga bagi generasi mendatang.

    Melalui pendakian ini, setiap langkah yang diambil menjadi pengingat bahwa manusia adalah bagian kecil dari alam semesta yang begitu luas dan megah. Gunung Leuser tidak hanya menjadi tempat untuk menaklukkan ketinggian, tetapi juga untuk menemukan makna hidup dalam setiap hembusan angin dan setiap gemerisik dedaunan di hutan hujan tropisnya.

    Penulis: Belvana Fasya Saad

  • Goa Kucing, Tempat Bersejarah Peninggalan Syekh Maulana Ishaq di Probolinggo

    Goa Kucing, Tempat Bersejarah Peninggalan Syekh Maulana Ishaq di Probolinggo

    Kisah ini juga menginspirasi penduduk sekitar untuk ikut serta merawat kucing-kucing tersebut, menjadikan Goa Kucing sebagai simbol harmoni antara manusia dan alam. Hingga kini, Goa Kucing masih menjadi tempat yang dihormati dan sering dikunjungi oleh para peziarah.

    Banyak orang yang datang ke sini untuk berdoa, mencari berkah, atau sekadar mengagumi keindahan alam sekaligus mengenang nilai-nilai kemanusiaan yang diajarkan Syekh Maulana Ishaq.

    Selain memiliki nilai spiritual yang tinggi, Goa Kucing juga menjadi daya tarik wisata budaya dan sejarah. Para pengunjung yang datang tidak hanya bisa menikmati suasana yang damai, tetapi juga belajar tentang kehidupan Syekh Maulana Ishaq dan kontribusinya dalam menyebarkan Islam di Nusantara.

    Pemerintah daerah Probolinggo pun berupaya melestarikan tempat ini dengan menjadikannya sebagai bagian dari situs cagar budaya. Program-program edukasi dan konservasi lingkungan sering diadakan untuk menjaga kelestarian kawasan Goa Kucing, termasuk menjaga populasi kucing yang masih hidup di sekitar goa.

    Goa ini juga menjadi bukti nyata bahwa nilai-nilai kemanusiaan yang diajarkan oleh para ulama terdahulu tetap relevan hingga saat ini. Goa Kucing ini contoh sempurna bagaimana agama, budaya, dan kasih sayang terhadap makhluk hidup dapat bersatu dalam harmoni.

    Kisah Syekh Maulana Ishaq yang memelihara ribuan kucing tidak hanya menjadi bagian dari sejarah, tetapi juga warisan moral yang penting bagi generasi masa kini. Melalui Goa Kucing, kita diajarkan untuk tidak hanya mencintai sesama manusia, tetapi juga menghormati dan menyayangi setiap makhluk ciptaan Tuhan.

    Probolinggo, dengan segala kekayaan sejarahnya, menawarkan banyak pelajaran berharga, dan Goa Kucing adalah salah satu harta karun yang patut dijaga dan dilestarikan oleh semua pihak.

    Penulis: Belvana Fasya Saad

     

  • Legenda Urban: Siluman Ular Besar di Tambang Emas Pongkor Jawa Barat

    Legenda Urban: Siluman Ular Besar di Tambang Emas Pongkor Jawa Barat

    Kisah-kisah semacam ini sering kali memadukan unsur kepercayaan lokal dengan pengaruh spiritual yang lebih luas. Keberadaan legenda ini berdampak pada aktivitas penambangan di Pongkor.

    Sejumlah lokasi dianggap angker dan dihindari oleh para pekerja. Bagi pihak pengelola tambang, cerita ini terkadang dimanfaatkan sebagai bagian dari upaya pengendalian aktivitas penambangan liar.

    Sementara bagi masyarakat sekitar, legenda ini berfungsi sebagai pengingat untuk menjaga keseimbangan antara pemanfaatan sumber daya alam dan penghormatan terhadap nilai-nilai tradisional. Meskipun tambang terus berkembang dengan teknologi modern, legenda siluman ular tetap hidup dalam ingatan masyarakat.

    Cerita ini diteruskan dari generasi ke generasi, baik melalui tuturan lisan maupun catatan-catatan lokal. Tambang emas Pongkor menyimpan kekayaan alam berupa emas dan kekayaan budaya dalam bentuk legenda yang terus bertahan.

    Penulis: Ade Yofi Faidzun

  • Asal-usul Teror Mistis Leak, Makhluk Mitologi Bali Kerap Menyerang Wanita Hamil

    Asal-usul Teror Mistis Leak, Makhluk Mitologi Bali Kerap Menyerang Wanita Hamil

    Liputan6.com, Bandung – Kisah teror mistis Leak merupakan salah satu urban legend yang sangat terkenal di Indonesia khususnya di Bali. Sosok Leak dikenal dalam kepercayaan masyarakat Bali sebagai makhluk jadi-jadian yang memiliki kekuatan supranatural.

    Kemudian dalam kisah yang beredar dari generasi ke generasi, Leak sering diasosiasikan dengan ilmu hitam dan praktik mistis yang menakutkan. Cerita tentang Leak tidak hanya menjadi bagian dari legenda tetapi juga telah meresap dalam kebudayaan.

    Leak digambarkan memiliki wujud yang menyeramkan dengan kepala melayang, mata menyala merah, serta lidah panjang yang menjulur. Sosok ini dikenal menakutkan da menjadi mimpi buruk bagi para wanita hamil.

    Pasalnya makhluk ini dikisahkan senang mencari wanita hamil dengan tujuan mengincar bayi dalam kandungan. Leak diyakini dapat menyusup ke dalam rumah dan menyerang korban yang sedang tidak terlindungi terutama pada malam hari.

    Kisah ini membuat banyak orang Bali berhati-hati dan tetap menjaga tradisi spiritual mereka. Adapun dalam tradisi Bali, upaya untuk melindungi diri dari Leak dilakukan melalui berbagai ritual keagamaan, penggunaan sesajen, serta menjaga kesucian rumah dan lingkungan.

    Leak dianggap sebagai simbol dari energi negatif yang harus dilawan dengan kebaikan, kesucian, dan kekuatan spiritual. Oleh karena itu, masyarakat Bali masih sangat menjaga nilai-nilai adat dan spiritual untuk menangkal hal-hal buruk.

    Namun, saat ini sosok leak tidak hanya populer di antara masyarakat Bali tetapi juga hampir seluruh masyarakat Indonesia mengenal kisah mistis makhluk tersebut.

  • Legenda Urban: Kampung Pasar Setan di Bekas Tambang Emas Pegunungan Banjarnegara

    Legenda Urban: Kampung Pasar Setan di Bekas Tambang Emas Pegunungan Banjarnegara

    Lokasi Kampung Pasar Setan pun berada di tengah hutan. Selain itu, jarak antara rumah satu dengan yang lainnya juga berjauhan, sekitar 300-600 meter. Hal ini menambah suasana mencekam di kampung ini.

    Total warga diperkirakan hanya sekitar 10 kepala keluarga dan 11 rumah. Untuk menuju ke kampung ini, warga harus melewati Jembatan Pasar Setan.

    Terkait bekas area tambang di Kampung Pasar Setan, konon terdapat empat titik lorong seperti gua yang sempat menjadi kawasan pertambangan emas. Warga setempat dahulu menggantungkan hidupnya pada tambang tersebut.

    Tepatnya pada 1992, pertambangan emas ini sempat menjadi mata pencaharian warga setempat. Lokasinya berada persis di atas Pasar Setan.

    Operasional tambang ini konon berjalan selama satu tahun. Sementara area tambang lainnya berjalan selama dua tahun.

    Saat ini, area tambang emas di Kampung Pasar Setan sudah tidak aktif. Namun, jejak-jejak aktivitas tambang masih bisa ditemukan di sekitar perkampungan, termasuk desas-desus keberadaan pasar setan yang mencekam.

    Penulis: Resla

  • Tradisi Pemakaman Bawah Air dan Pengembangan TPU di Desa Nagara Kalimantan Selatan

    Tradisi Pemakaman Bawah Air dan Pengembangan TPU di Desa Nagara Kalimantan Selatan

    Pemerintah setempat mengembangkan Tempat Pemakaman Umum (TPU) di lokasi-lokasi strategis yang tidak terpengaruh pasang surut air. Saat ini, TPU telah beroperasi di kawasan Tumbukan Banyu dan perbatasan Sangai Pinang.

    Sementara itu, pembangunan TPU di Desa Banjar Baru masih dalam tahap penyelesaian. Pembangunan TPU bertujuan menyediakan alternatif pemakaman yang lebih berkelanjutan bagi masyarakat.

    Inisiatif ini sekaligus mengurangi ketergantungan warga pada tradisi pemakaman bawah air. Kabupaten Hulu Sungai Selatan memiliki topografi dataran rendah dengan 90.060 hektare hutan rawa, memengaruhi pola permukiman dan tradisi masyarakat Nagara.

    Selain menggunakan kayu galam dan pemberat, peti tabala harus diikat dengan tali khusus agar tidak bergeser oleh arus air selama proses penguburan. Pemakaman bawah air terutama dilakukan saat musim hujan ketika genangan mencapai puncak, bahkan area TPU darat sekalipun kerap tergenang.

    Penulis: Ade Yofi Faidzun

  • Saparan Wonolelo, Tradisi Tahunan di Kabupaten Sleman yang Terus Dilestarikan

    Saparan Wonolelo, Tradisi Tahunan di Kabupaten Sleman yang Terus Dilestarikan

    Liputan6.com, Yogyakarta – Saparan wonolelo merupakan tradisi tahunan yang digelar masyarakat Dusun Pondok Wonolelo, Widodomartani, Ngemplak, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Tradsi ini digelar untuk mengenang Ki Ageng Wonolelo yang telah menyebarkan agama Islam di wilayah tersebut.

    Mengutip dari laman Dinas Kebudayaan Kabupaten Sleman, tradisi saparan wonolelo biasanya diisi dengan kirab pusaka Ki Ageng Wonolelo, kirab gunungan, kirab keprajuritan, tari, dan fragmen. Adapun pusaka peninggalan Ki Ageng Wonolelo yang akan dikirabkan adalah kitab Suci Al-Qur’an, baju ontrokusuma, kopiah, bongkahan mustaka masjid, dan tongkat.

    Kirab dimulai dari Masjid Pondok Wonolelo menuju Makam Ki Ageng Wonolelo sepanjang 800 meter. Kirab gunungan dalam tradisi ini berisi apem yang akan diperebutkan masyarakat.

    Perebutan apem dalam tradisi ini merupakan simbol sedekah yang dianggap dapat mendatangkan keberkahan dan keberuntungan hidup. Tak tanggung-tanggung, sebanyak 1,5 ton apem diperebutkan oleh pengunjung.

    Menurut cerita sejarah, Ki Ageng Wonolelo memiliki nama asli Jumadi Geno. ia merupakan keturunan Prabu Brawijaya V sekaligus tokoh penyebar agama Islam di masa Kerajaan Mataram.

    Ki Ageng Wonolelo bermukim di Dusun Pondok Wonolelo. Pada masa itu, ia termasuk orang yang memiliki ilmu kebatinan tinggi.

    Karena kelebihan tersebut, ia pernah diutus Raja Mataram ke Kerajaan Sriwijaya di Palembang yang saat itu membangkang terhadap Mataram. Ki Ageng Wonolelo pun berhasil menaklukkan Kerajaan Sriwijaya.

     

  • Anggota Komisi VII DPR: Pencabutan Izin Tambang demi Selamatkan Raja Ampat – Page 3

    Anggota Komisi VII DPR: Pencabutan Izin Tambang demi Selamatkan Raja Ampat – Page 3

    Anggota Komisi VI DPR RI Mufti Anam meminta Pemerintah mengevaluasi sistem penerbitan izin usaha pertambangan (IUP) agar aktivitas tambang tidak melanggar aturan seperti yang terjadi di Raja Ampat.

    “Kejadian di Raja Ampat bisa menjadi pembelajaran bagi pemerintah untuk tidak ugal-ugalan menerbitkan izin tambang. Jangan sampai pemerintah menjadi makelar tambang,” kata Mufti dalam keterangannya, Selasa (10/6/2025).

    Politikus PDIP ini mengingatkan, Raja Ampat memiliki mega keanekaragaman yang merupakan habitat bagi ratusan jenis flora dan fauna yang unik, langka, dan terancam punah. Sehingga, aktivitas pertambangan sangat merugikan ekosistem lingkungan hidup dan kemakmuran masyarakat setempat.

    “Yang digali bukan cuma tambang, tapi harga diri kita sebagai bangsa! Raja Ampat bukan untuk ditambang, tapi untuk dijaga. Pemerintah yang membiarkan tambang masuk ke sana, sama saja dengan menghancurkan masa depan anak cucu kita,” tuturnya.

    Mufti pun mengingatkan, penambangan di pulau-pulau kecil di Raja Ampat tak hanya merusak lingkungan, tapi juga bertentangan dengan UU Nomor 1 tahun 2014 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil jo UU No 27 tahun 2007 yang melarang aktivitas pertambangan di pulau yang luasnya kurang dari 2.000 km2.

    Mengapa Izin Bisa Terbit?

    Oleh karenanya, Mufti menyoroti bagaimana bisa izin tambang terbit di Raja Ampat yang mayoritas merupakan wilayah konservasi. Apalagi sebagian tambang berdekatan dengan Pulau Piaynemo, yang dikenal sebagai destinasi wisata utama di Raja Ampat.

    “Bahkan bisa-bisanya Peraturan Daerah Kabupaten Raja Ampat Nomor 3 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) justru menetapkan beberapa pulau kecil sebagai kawasan pertambangan yang sangat bertentangan dengan undang-undang,” ujar Mufti.

    “Belum lagi adanya respons sejumlah pejabat yang terkesan membela aktivitas tambang lalu muncul narasi-narasi yang bertentangan dengan suara masyarakat asli Papua,” imbuhnya.

    Mufti mengatakan Raja Ampat merupakan kawasan konservasi dan pariwisata kelas dunia, bukan zona industri ekstraktif. Sehingga, menurutnya, tidak masuk akal jika muncul izin-izin pertambangan di kawasan Raja Ampat.

    “Sudah cukup hutan habis, laut rusak, masyarakat adat digusur. Kita tidak boleh menggadaikan alam yang akan menjadi modal kehidupan masa depan,” sebut Mufti.

  • Disaksikan Prabowo, Indonesia-Turki Teken MoU Pengadaan 48 Unit Pesawat Tempur KAAN – Page 3

    Disaksikan Prabowo, Indonesia-Turki Teken MoU Pengadaan 48 Unit Pesawat Tempur KAAN – Page 3

    Selain pengadaan, kesepakatan ini juga mencakup transfer teknologi yang mendalam di bidang kedirgantaraan.

    Dalam proyek ini, komponen lokal Indonesia akan dimanfaatkan secara signifikan melalui kemitraan strategis antara Turkish Aerospace dengan perusahaan nasional seperti PT Dirgantara Indonesia (PTDI) dan PT-RAD.

    Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto membangun kerja sama dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan di sektor pertahanan strategis, seperti pengembangan pesawat jet tempur dan kapal selam.

    “Kita juga memiliki kesepakatan untuk membuat joint venture yang penting antara perusahaan pertahanan strategis di antara dua negara kita,” tutur Prabowo dalam konferensi pers bersama Erdogan di Ankara, Turki, Kamis (10/4/2025).

    “Kita sangat terima kasih, Indonesia berkeinginan untuk ikut serta dalam kerja sama pengembangan jet tempur generasi kelima KAAN dan juga dalam pembangunan pengembangan kapal selam bersama industri Turki,” sambungnya.

     

  • Gempa Hari Ini Rabu 11 Juni 2025 di Indonesia, BMKG: Terjadi di Nias Utara Sumut – Page 3

    Gempa Hari Ini Rabu 11 Juni 2025 di Indonesia, BMKG: Terjadi di Nias Utara Sumut – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Bumi Pertiwi kembali digetarkan lindu di tengah pekan pada hari ini, Rabu (11/6/2025). Hingga pukul 20.45 WIB, hanya terjadi satu kali gempa hari ini di Indonesia.

    Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan, lindu tersebut menggetarkan pukul 05:28:46 WIB pagi tadi di wilayah Nias Utara, Provinsi Sumatera Utara (Sumut).

    Gempa di Indonesia itu dirasakan Modified Mercalli Intensity (MMI) III di Nias Utara. Pusat lindu berada di laut 31 kilometer barat daya Nias Utara.

    Gempa bumi dilaporkan BMKG memiliki kekuatan magnitudo 4,1 dengan kedalaman 25 kilometer. Episenter lindu berada pada koordinat titik 1,26 Lintang Utara (LU)-97,14 Bujur Timur (BT).

    Apa Itu Gempa Bumi?

    Untuk diketahui, gempa bumi adalah bencana alam yang bersifat merusak. Fenomena ini bisa terjadi setiap saat dan berlangsung dalam waktu singkat. Dan Indonesia termasuk wilayah rawan akan bencana gempa.

    Gempa bumi adalah bencana yang bisa menyebabkan kerugian nyawa dan materil.

    Menurut WHO, secara global gempa bumi menyebabkan 750 ribu kematian selama kurun 1998-2017. Lebih dari 125 juta orang terkena dampak gempa bumi selama periode ini.

    Tanggap Bencana Gempa Bumi

    Meski tak bisa dicegah, gempa bumi adalah bencana yang bisa dihadapi. Salah satu cara menghadapi gempa bumi adalah tanggap akan bencana gempa bumi.

    Contoh tanggap gempa bumi adalah mengetahui prosedur evakuasi dan mematuhi pedoman keselamatan ketika bencana ini datang.

    Menurut BNPB, gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi yang disebabkan oleh tumbukan antar lempeng bumi, patahan aktif, akitivitas gunung api atau runtuhan batuan.

    Menurut BMKG, gempa bumi adalah peristiwa bergetarnya bumi akibat pelepasan energi di dalam bumi secara tiba-tiba yang ditandai dengan patahnya lapisan batuan pada kerak bumi.

    Menurut WHO, gempa bumi adalah guncangan hebat dan tiba-tiba dari tanah, yang disebabkan oleh pergerakan antara lempeng tektonik di sepanjang garis patahan di kerak bumi.

    Gempa bumi dapat mengakibatkan goncangan tanah, likuifaksi tanah, tanah longsor, retakan, longsoran, kebakaran dan tsunami.

    Perbarui informasi Anda bersama Fokus edisi (04/5) dengan beberapa berita pilihan di antaranya, Gempa Magnitudo 6,0 Guncang Gorontalo, Pria Berusia 99 Tahun Siap Menunaikan Ibadah Haji, Berburu Busana dan Aksesori.