Category: Liputan6.com

  • Kurangi Dampak Abu Vulkanik Gunung Raung, Warga Banyuwangi Diimbau Gunakan Masker

    Kurangi Dampak Abu Vulkanik Gunung Raung, Warga Banyuwangi Diimbau Gunakan Masker

    Liputan6.com, Banyuwangi – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika mengimbau kepada masyarakat Banyuwangi yang berada di wilayah sekitar Gunung Raung dan wilayah selatan agar menggunakan masker untuk mengurangi dampak dari erupsi semburan abu vulkanik.

    Disampaikan oleh Prakirawan BMKG Kelas III Banyuwangi, Ganis Dyah Limaran, berdasarkan update pengamatan langsung pada Kamis, (19/6/2025), jika aktivitas vulkanologi Gunung Raung masih ada erupsi di kolom abu teramati kurang lebih 2000 meter diatas puncak.

    “Dan saat ini Gunung Raung berada dalam status Level 2 atau waspada,” jelasnya, Jumat (20/6/2025).

    Kemudian, masih kata Ganis, diprakirakan beberapa jam kedepan, sebaran debu atau abu vulkanik Gunung Raung menuju ke arah tenggara sehingga barat daya Banyuwangi. Dari hal tersebut akan berdampak pada wilayah-wilayah yang dilalui oleh abu.

    “Wilayah yang terdampak seperti, Sempu, Genteng hingga mencapai Siliragung,” terangnya.

    Sedangkan, untuk wilayah sebaliknya yakni wilayah utara seperti Banyuwangi dan sekitarnya tidak akan terdampak oleh abu vulkanik. Hal tersebut didukung oleh hasil paper tes yang dilakukan di Bandara Banyuwangi, yang mana abu tidak sampai ke wilayah Banyuwangi.

    “Khususnya dengan kecepatan angin yakni 10 knots atau 20 kilometer per jam untuk pergerakan dari debu vulkanik menuju ke selatan hingga barat daya,” papar Ganis.

    Melihat kondisi itu, BMKG mengimbau, agar masyarakat yang tinggal di sekitar Gunung Raung selalu waspada. Bagi pendaki diperingatkan agar tidak mendekati bahkan bermalam dipusat erupsi di kawah atau kaldera maupun puncak gunung dengan radius 3 Kilometer.

    Tak hanya itu, Ganis menambahkan, adanya debu vulkanik dapat mengganggu kesehatan terutama sistem pernapasan, termasuk visibilitas atau jarak pandang yang akan mempengaruhi penerbangan.

    “Oleh sebab itu, masyarakat sekitar gunung raung seperti Songgon, Kalibaru dan lainya, termasuk masyarakat yang wilayahnya dilalui oleh persebaran debu vulkanik Gunung Raung bisa menggunakan masker,” imbaunya.

    “Tetap pantau update informasi terbaru BMKG terkait sebaran erupsi Gunung Raung yang bisa di akses melalui Instagram, Telegram maupun X,” imbuhnya.  

     

    Kondisi Arus Mudik 2025 di Tol dan Jalur Pantura Pemalang Jateng

  • Sekubal, Warisan Rasa Lampung Melekat Erat dalam Setiap Lapisan Ketan dan Santan

    Sekubal, Warisan Rasa Lampung Melekat Erat dalam Setiap Lapisan Ketan dan Santan

    Sekubal tidak hanya memiliki rasa yang menggoda dengan tekstur kenyal dan rasa gurih dari santan yang menyerap hingga ke dalam, tetapi juga menyimpan simbol filosofi masyarakat Lampung tentang ketekunan dan kesabaran.

    Setiap lapis dalam proses pembuatannya menggambarkan nilai kerja keras, keterikatan keluarga, dan penghormatan terhadap leluhur. Di masa lalu, Sekubal kerap dijadikan sebagai bekal perjalanan jauh atau hantaran pernikahan, karena daya tahannya yang cukup lama.

    Dalam tradisi Lebaran, Sekubal menjadi suguhan istimewa yang dihidangkan bersama serundeng kelapa, rendang, atau gulai, menciptakan kombinasi rasa yang tak terlupakan. Bahkan, hingga kini, banyak keluarga di Lampung yang tetap mempertahankan tradisi membuat Sekubal sendiri, sebagai wujud pelestarian budaya yang diwariskan dari generasi ke generasi.

    Sayangnya, seiring dengan bergesernya pola hidup modern dan semakin jarangnya masyarakat yang membuat makanan tradisional secara manual, eksistensi Sekubal mulai mengalami tantangan. Banyak generasi muda yang mengenal makanan cepat saji lebih dalam daripada kudapan-kudapan adat seperti Sekubal.

    Namun demikian, beberapa komunitas pecinta kuliner tradisional di Lampung kini mulai bergerak, mengadakan festival makanan, pelatihan membuat Sekubal, hingga menjadikannya sebagai oleh-oleh khas daerah yang dijual secara daring.

    Upaya-upaya semacam ini menjadi harapan baru untuk menjaga Sekubal tetap hidup dan dikenal luas, bukan hanya oleh masyarakat Lampung, tetapi juga oleh seluruh penjuru Indonesia, bahkan dunia. Sebab, Sekubal bukan sekadar makanan, melainkan cerminan jati diri dan kebanggaan dari tanah Sai Bumi Ruwa Jurai.

    Penulis: Belvana Fasya Saad

     

  • Gunung Raung Erupsi, Warga Diimbau Jauhi Puncak Kawah

    Gunung Raung Erupsi, Warga Diimbau Jauhi Puncak Kawah

    Liputan6.com, Banyuwangi – Gunung Raung yang berada di perbatasan tiga kabupaten yaitu Kabupaten Banyuwangi, Jember dan Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur kembali menunjukkan aktivitasnya dengan erupsi pada hari Jumat, 20 Juni 2025, pukul 02.24 WIB.

    Erupsi kali ini menghasilkan kolom abu setinggi sekitar 1.000 meter di atas puncak, atau sekitar 4.332 meter di atas permukaan laut.

    Menurut Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Raung, Burhan Althea, kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas sedang, condong ke arah selatan. Kata dia, erupsi  Gunung Raung berlangsung secara menerus.

    “Rekaman seismik juga menunjukkan dominasi tremor menerus dengan amplitudo maksimum 5 mm, menandakan aktivitas vulkanik yang sedang berlangsung,” ujar Burhan Jumat (20/6/2025).

    Burhan mengatakan, hingga laporan ini dibuat, erupsi masih berlangsung. Saat ini, status Gunung Raung berada pada Level II (Waspada). Oleh karena itu, masyarakat dan pengunjung/wisatawan diimbau untuk tidak mendekati pusat erupsi di kawah puncak dengan radius 3 kilometer.

    “Selain itu, warga juga kami minta untuk tidak menuruni kaldera dan bermalam di kawasan kawah demi keselamatan,” paparnya.

    Burhan menambahkan, pihaknya terus memantau perkembangan aktivitas Gunung Raung dan akan memberikan informasi terbaru jika ada perubahan status atau rekomendasi lebih lanjut.

    “Masyarakat di sekitar lereng Gunung Raung diharapkan tetap tenang namun waspada, serta mengikuti arahan dari petugas,” pungkasnya.

     

    Satgas Pangan Cek Ketersediaan Bahan Pokok di Pasar Tradisional jelang Lebaran Idul Fitri 2025

  • Ngadulag, Tradisi Menabuh Bedug Penyambut Tahun Baru Hijriah di Jawa Barat

    Ngadulag, Tradisi Menabuh Bedug Penyambut Tahun Baru Hijriah di Jawa Barat

    Liputan6.com, Bandung – Masyarakat Jawa Barat, khususnya di Sukabumi dan Bogor, memiliki tradisi unik dalam menyambut 1 Muharam atau tahun baru Hijriah. Tradisi yang disebut ngadulag ini melibatkan penabuhan bedug dan kentungan sebagai bentuk syukur serta penyambutan bulan muharam.

    Mengutip dari berbagai sumber, ngadulag berasal dari kata dulag yang berarti menabuh. Tradisi ini merupakan kegiatan menabuh bedug secara berirama, biasanya diiringi dengan suara kentungan.

    Tabuhan bedug dan kentungan ini memiliki makna spiritual dan sosial dalam masyarakat. Tradisi ini umumnya dilakukan pada malam menjelang 1 Muharam.

    Masyarakat berkumpul di masjid atau lapangan desa untuk bersama-sama menabuh bedug. Selain sebagai bentuk syukur, ngadulag juga sering menjadi pengiring pawai obor yang dilakukan oleh warga.

    Pawai ini melambangkan penerangan atau cahaya dalam memasuki tahun baru. Beberapa daerah bahkan mengkombinasikan ngadulag dengan pembacaan doa dan dzikir bersama.

    Beberapa wilayah di Jawa Barat, ngadulag tidak hanya dilakukan pada malam 1 Muharam, tetapi juga berlanjut selama bulan Muharam sebagai bagian dari kegiatan keagamaan. Meski terlihat sederhana, ngadulag memiliki nilai sejarah yang dalam.

    Tradisi ini dipercaya telah ada sejak lama dan diwariskan turun-temurun sebagai bagian dari budaya Islam di Jawa Barat. Dahulu, tabuhan bedug juga berfungsi sebagai sarana komunikasi antarwarga atau penanda waktu.

     

  • Mitos Tradisi: Cowongan, Ritual Memanggil Hujan di Banyumas

    Mitos Tradisi: Cowongan, Ritual Memanggil Hujan di Banyumas

    Boneka ini diyakini memiliki kekuatan spiritual untuk membantu proses pemanggilan hujan. Proses ritual cowongan biasanya melibatkan seluruh masyarakat desa.

    Mereka berkumpul di tempat yang telah ditentukan, seringkali di dekat sumber air atau tempat-tempat yang dianggap keramat. Selama prosesi berlangsung, peserta ritual menjaga sikap dan perilaku sesuai aturan adat.

    Masyarakat percaya bahwa keseimbangan alam harus dijaga melalui hubungan harmonis antara manusia dengan Sang Pencipta dan alam semesta. Ritual ini merupakan penghormatan terhadap kekuatan alam yang lebih besar.

    Dalam perkembangannya, cowongan tidak hanya dilaksanakan sebagai ritual murni, tetapi juga sering ditampilkan sebagai pertunjukan budaya. Adaptasi ini dilakukan untuk memperkenalkan tradisi kepada generasi muda.

    Penulis: Ade Yofi Faidzun

  • Banjir Bandang Terjang Dua Desa di Pohuwato: 2 Orang Tewas, Sapi-Sapi Bergelimpangan

    Banjir Bandang Terjang Dua Desa di Pohuwato: 2 Orang Tewas, Sapi-Sapi Bergelimpangan

    Dampak Banjir merusak akses jalan dan jembatan utama antardesa. Sebanyak 615 jiwa dari 158 kepala keluarga di Desa Tuweya dan 620 jiwa dari 197 kepala keluarga di Desa Bohusami dilaporkan terdampak. Tidak hanya itu, banyak hewan ternak warga hanyut dan mati akibat terjangan banjir.

    Pemerintah Kabupaten Pohuwato menyediakan pos pengungsian darurat di balai desa dan rumah-rumah warga yang tidak terdampak.

    Bantuan logistik berupa makanan siap saji, air bersih, selimut, serta perlengkapan bayi mulai disalurkan. Peringatan Cuaca dan Mitigasi Bencana

    Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Gorontalo mengingatkan potensi hujan lebat masih tinggi dalam beberapa hari ke depan.

    “Kami imbau masyarakat tetap waspada. Kondisi cuaca ekstrem masih berpotensi menyebabkan banjir susulan,” kata Kepala BMKG Gorontalo.

    BPBD menilai lemahnya sistem peringatan dini dan buruknya tata kelola drainase menjadi faktor yang memperparah dampak banjir. Pemerintah daerah diminta segera mengevaluasi sistem mitigasi bencana dan memperkuat kesiapsiagaan menghadapi perubahan iklim.

    Banjir ini menjadi salah satu bencana alam terbesar yang menimpa Kabupaten Pohuwato dalam tiga tahun terakhir. Selain kerusakan fisik, bencana ini juga menimbulkan trauma bagi masyarakat, terutama anak-anak dan lansia yang kini tinggal di pengungsian.Penutup

    Hingga Sabtu malam, situasi di lokasi bencana berangsur kondusif. Pemerintah daerah terus memantau perkembangan cuaca dan memastikan distribusi bantuan berjalan lancar. Bencana ini menjadi pengingat pentingnya membangun ketangguhan daerah terhadap ancaman iklim ekstrem yang kian sering terjadi.

  • Malam Satu Suro dan Terbukanya Pintu Alam Gaib dalam Tradisi Jawa

    Malam Satu Suro dan Terbukanya Pintu Alam Gaib dalam Tradisi Jawa

    Selain itu, malam 1 Suro juga dianggap sebagai waktu yang tidak tepat untuk mengadakan hajatan, seperti pesta pernikahan, sunatan, atau acara besar lainnya. Dalam keyakinan Jawa, hajatan yang digelar di malam 1 Suro justru akan mengundang musibah, karena malam ini bukanlah waktu bersenang-senang, melainkan waktu bertafakur dan merendahkan diri.

    Banyak orang tua Jawa yang menolak mentah-mentah jika anaknya hendak menikah pada bulan Suro, apalagi di malam pertamanya. Mitos tentang pernikahan di bulan Suro akan berakhir duka begitu kuat dipegang sebagian masyarakat.

    Meskipun tak sedikit orang modern yang berani menentang mitos tersebut, tetapi kekuatan budaya dan warisan leluhur membuat banyak orang tetap memilih untuk menghormati kepercayaan ini. Ketakutan bukan satu-satunya alasan, tetapi lebih karena adanya keyakinan bahwa hidup akan selaras jika dijalani dengan memperhatikan tanda-tanda spiritual yang diwariskan secara turun-temurun.

    Dalam kerangka tersebut, malam 1 Suro juga dijadikan momentum untuk introspeksi diri. Kesakralan malam ini menjadikannya sebagai saat terbaik untuk merenungi perjalanan hidup, memohon ampun, dan memperbaiki niat serta tujuan hidup ke depan.

    Banyak orang yang berdoa lebih lama malam itu, membaca doa-doa khusus, hingga menyalakan dupa atau kemenyan sebagai simbol pembersihan jiwa dan lingkungan. Sebagian masyarakat juga meyakini bahwa doa dan niat baik yang dipanjatkan di malam ini akan lebih mudah dikabulkan karena keberadaannya yang begitu dekat dengan dimensi spiritual.

    Oleh karena itu, malam 1 Suro menjadi momen penguatan diri, bukan hanya melindungi dari gangguan gaib, tetapi juga sebagai jalan untuk memperdalam kesadaran spiritual.

    Salah satu ritual unik yang dikenal pada malam 1 Suro adalah tapa Bisu, yakni berjalan mengelilingi tempat tertentu, seperti Benteng Keraton Yogyakarta atau Surakarta, tanpa mengeluarkan sepatah kata pun sepanjang perjalanan.

    Ritual ini menjadi simbol pengendalian diri yang tinggi, pelatihan spiritual untuk menahan hawa nafsu, dan bentuk penghormatan kepada leluhur serta kekuatan gaib yang dipercaya hadir di malam tersebut.

    Dalam diam yang panjang, peserta tapa bisu bukan sekadar berjalan, tetapi mereka mendengar dengan batin, menyerap energi malam, dan membuka ruang perenungan mendalam tanpa gangguan dari dunia luar. Mereka yang melakukan tapa bisu biasanya adalah orang-orang yang tengah mencari kekuatan batin, jawaban atas kebimbangan, atau pertolongan dalam menghadapi hidup yang berat.

    Ini adalah laku spiritual yang tidak sembarangan, karena diperlukan kesiapan mental dan kepercayaan yang kuat untuk melaksanakannya dengan penuh kesadaran. Malam 1 Suro dalam budaya Jawa bukanlah malam biasa.

    Ia adalah malam yang menjembatani antara alam nyata dan tak kasat mata, antara manusia dan leluhur, antara kesenangan dunia dan perenungan spiritual. Di tengah dunia yang semakin modern dan serba rasional, tradisi malam 1 Suro tetap hidup dan dijaga karena menyimpan makna yang sangat dalam tentang keseimbangan hidup, penghormatan kepada leluhur, dan keheningan sebagai jalan menuju pemahaman hakiki.

    Dalam diamnya malam itu, tersimpan kekuatan tradisi yang masih berdetak di hati masyarakat Jawa sebuah malam yang mengajarkan kita untuk berhenti sejenak, mendengar suara hati, dan menghormati yang tak terlihat.

    Penulis: Belvana Fasya Saad

     

  • Viral Pedagang Roti di Pesawaran Diintimidasi saat Live TikTok, Pelakunya Ternyata..

    Viral Pedagang Roti di Pesawaran Diintimidasi saat Live TikTok, Pelakunya Ternyata..

    Dari hasil mediasi yang dilakukan kepolisian, diketahui bahwa pria berinisial IH (37), warga Desa Gedong Tataan, tengah menjalani pengobatan karena gangguan kejiwaan. Atas pertimbangan tersebut, korban Sandriya memilih menyelesaikan masalah secara kekeluargaan dan tidak melanjutkan ke proses hukum.

    “Sandriya telah memaafkan pelaku dan bersedia menghapus video tersebut dari akun TikTok-nya,” ujar Kasat Reskrim, Iptu Pande.

    Sementara itu, IH melalui keluarganya menyampaikan permintaan maaf atas insiden tersebut dan berterima kasih kepada korban karena telah memberi ruang damai tanpa proses hukum.

    Kapolres Pesawaran AKBP Heri Sulistyo Nugroho menyatakan bahwa pihaknya akan tetap bersikap tegas terhadap segala bentuk tindakan yang meresahkan masyarakat.

    “Meski kasus ini selesai secara kekeluargaan, kami tetap berkomitmen menciptakan rasa aman bagi warga. Tidak ada ruang untuk tindakan premanisme di Pesawaran,” tegas kapolres.

     

     

  • Saudi Airlines Mendarat Darurat di Bandara Kualanamu, 376 Jemaah Haji Asal Surabaya Dievakuasi

    Saudi Airlines Mendarat Darurat di Bandara Kualanamu, 376 Jemaah Haji Asal Surabaya Dievakuasi

    Ini bukan pertama Saudi Airlines pengangkut Jemaah Haji mendarat darurat di Bandara Kualanamu. Sebelumnya Saudi Airlines membawa 442 Jemaah Haji Debarkasi Jakarta Kloter 12, Nomor Penerbangan SV5276 juga sempat mendarat darurat di Bandara Kualanamu akibat ancaman bom pada Selasa, 17 Juni 2025.

    Kemudian, Saudi Airlines yang sempat mendarat darurat di Bandara Kualanamu, Deli Serdang, Sumut, dari Jeddah tujuan Jakarta dinyatakan aman dari ancaman bom.

    Hal itu disampaikan Kapolda Sumut, Irjen Pol Whisnu Hermawan Februanto. Kapolda menyampaikan hal tersebut setelah dilakukan deteksi secara mendalam oleh petugas gabungan.

    Selanjutnya penumpang pesawat merupakan jemaah haji sekitar 442 dari Depok dan Bekasi, akan diberangkatkan ke Jakarta pada penerbangan Rabu, 18 Juni 2025 sekitar 08.00 WIB.

    “Setelah mendapat laporan adanya ancaman bom pesawat haji, kami bersama dengan Pangdam I BB dan Danlanud serta intansi terkait langsung melakukan SOP yang ada,” kata Kapolda didampingi Pangdam I BB Mayjen TNI Rio Firdianto, Danlanud Suwondo Kolonel Nav Benny Simanjuntak, Ka Otban Wilayah II Medan, Asri Santosa, saat memberikan keterangan pers di Bandara Kualanamu, Selasa, 17 Juni 2025.

    Diterangkannya, SOP pertama yang dilakukan adalah mengamankan para penumpang. Kemudian melakukan pengamanan pada pesawat.

    “Nah, hasil sementara dari kegiatan pengecekan Jibom Brimob Polda Sumut, Kodam I BB dan Phaskas AU, dinyatakan pesawat saat ini aman. Tim keamanan terus melakukan pendalaman,” terangnya.

    Disebutkan Kapolda, terkait latar belakang dan kronologis kejadian, pihaknya masih mendalami. Karena juga masih dalam pendalaman informasi dari Jakarta dan Jeddah.

  • Ada Pendaratan Darurat Saudi Airlines, Bagaimana Situasi di Bandara Kualanamu?

    Ada Pendaratan Darurat Saudi Airlines, Bagaimana Situasi di Bandara Kualanamu?

    Ini bukan pertama Saudi Airlines pengangkut Jemaah Haji mendarat darurat di Bandara Kualanamu. Sebelumnya Saudi Airlines membawa 442 Jemaah Haji Debarkasi Jakarta Kloter 12, Nomor Penerbangan SV5276 juga sempat mendarat darurat di Bandara Kualanamu akibat ancaman bom pada Selasa, 17 Juni 2025.

    Kemudian, Saudi Airlines yang sempat mendarat darurat di Bandara Kualanamu, Deli Serdang, Sumut, dari Jeddah tujuan Jakarta dinyatakan aman dari ancaman bom.

    Hal itu disampaikan Kapolda Sumut, Irjen Pol Whisnu Hermawan Februanto. Kapolda menyampaikan hal tersebut setelah dilakukan deteksi secara mendalam oleh petugas gabungan.

    Selanjutnya penumpang pesawat merupakan jemaah haji sekitar 442 dari Depok dan Bekasi, akan diberangkatkan ke Jakarta pada penerbangan Rabu, 18 Juni 2025 sekitar 08.00 WIB.

    “Setelah mendapat laporan adanya ancaman bom pesawat haji, kami bersama dengan Pangdam I BB dan Danlanud serta intansi terkait langsung melakukan SOP yang ada,” kata Kapolda didampingi Pangdam I BB Mayjen TNI Rio Firdianto, Danlanud Suwondo Kolonel Nav Benny Simanjuntak, Ka Otban Wilayah II Medan, Asri Santosa, saat memberikan keterangan pers di Bandara Kualanamu, Selasa, 17 Juni 2025.

    Diterangkannya, SOP pertama yang dilakukan adalah mengamankan para penumpang. Kemudian melakukan pengamanan pada pesawat.

    “Nah, hasil sementara dari kegiatan pengecekan Jibom Brimob Polda Sumut, Kodam I BB dan Phaskas AU, dinyatakan pesawat saat ini aman. Tim keamanan terus melakukan pendalaman,” terangnya.

    Disebutkan Kapolda, terkait latar belakang dan kronologis kejadian, pihaknya masih mendalami. Karena juga masih dalam pendalaman informasi dari Jakarta dan Jeddah.