Category: Liputan6.com Tekno

  • Top 3 Tekno: Cara Kerja Worldcoin, Terlihat Menjanjikan tapi Rawan Masalah Privasi – Page 3

    Top 3 Tekno: Cara Kerja Worldcoin, Terlihat Menjanjikan tapi Rawan Masalah Privasi – Page 3

    Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali memancing kontroversi publik. Kali ini, aksinya yang memanfaatkan teknologi AI ternyata memantik sejumlah sentimen negatif.

    Dikutip dari CNN, Senin (5/5/2025), baru-baru ini, Donald Trump sempat mengunggah hasil rekayasa AI yang menampilkan dirinya sebagai Paus, lengkap dengan jubah putih dan mitra kepausan.

    Gambar itu pun diunggah ke Truth Social dan kemudian dibagikan ulang oleh akun resmi Gedung Putih di X yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter. Tak disangka, unggahan itu pun langsung mendapatkan kritik sejumlah pihak.

    Beberapa di antaranya menyebut unggahan itu bukan lelucon dan tidak sensitif, mengingat saat ini umat Katolik tengah menantikan Paus baru, usai meninggalnya Paus Fransiskus.

    Salah satu yang menyuarakan kecaman terhadap unggahan Donald Trump adalah Kardinal Pablo Virgilio David dari Filipina. Lewat unggahannya di Facebook, ia menyebut kalau unggahan Presiden AS yang tampil layaknya Paus itu tidak lucu.

    Selain itu, ada pastor Gerald Murray dari Keuskupan Agung New York yang menilai unggahan itu sebagai hal konyol serta tidak pantas dilakukan.

    Lalu, perwakilan para uskup Katolik di negara bagian New York juga menyuarakan kritiknya. Pernyataan itu pun diunggah lewat platform X.

    Baca selengkapnya di sini 

  • Skype Tutup Layanan Setelah 23 Tahun, Ini 5 Aplikasi Alternatifnya – Page 3

    Skype Tutup Layanan Setelah 23 Tahun, Ini 5 Aplikasi Alternatifnya – Page 3

    Berikut adalah 5 alternatif Skype yang bisa dipakai di 2025:

    1. Microsoft Teams

    Sebagai ganti Skype secara de facto, Microsoft Teams menjadi pilihan utama dan pasti. Meski awalnya Teams ditujukan untuk bisnis dan keperluan yang serius alih-alih untuk kebutuhan yang fun, Teams kini menyediakan layanan bagi pengguna perorangan.

    Beberapa keunggulannya meliputi: paket gratis panggilan video 60 menit untuk 100 orang.

    Lalu, ada pula fitur premium dengan kemampuan mulai dari rapat yang diperpanjang, integrasi kalender, berbagi file, hingga integrasi dengan aplikasi Microsoft 365 (Word, Excel, dan Powerpoint).

    Selain itu, sebagai pengganti Skype, proses migrasi akun Skype pengguna lama ditransfer langsung ke Teams dan semua data ditransfer otomatis.

    2. Zoom

    Zoom menjadi nama yang populer selama pandemi Covid-19. Aplikasi ini tetap menjadi pilihan di kalangan pengguna video conference hingga kini.

    Keunggulannya meliputi paket gratis, yakni meeting 40 menit untuk 100 orang dan paket berbayarnya memungkinkan pengguna untuk melakukan panggilan lebih lama, kontrol admin yang lebih canggih, hingga perekaman meeting.

    Zoom juga populer di kalangan profesional dan guru sebagai aplikasi yang bisa diandalkan, mudah dipakai, dan punya dukungan video HD.

     

  • Apa Bedanya Worldcoin dengan Mata Uang Kripto Lain? – Page 3

    Apa Bedanya Worldcoin dengan Mata Uang Kripto Lain? – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Sebuah inovasi di dunia mata uang kripto diperkenalkan oleh tokoh di balik OpenAI, Sam Altman, dengan meluncurkan Worldcoin pada 2023. Layanan ini hadir dengan metode identifikasi pengguna yang tak lazim, yakni melalui pemindaian iris mata.

    Mengutip Tech Target, Selasa (6/5/2025), Altman mengklaim bahwa pendekatan baru ini memiliki potensi signifikan dalam menekan angka penipuan.

    Sebab, Worldcoin dirancang untuk memverifikasi identitas seseorang berdasarkan pemindaian mata (iris scanner), sebuah mekanisme yang diyakini dapat membedakan antara manusia dan robot.

    Platform Worldcoin mengintegrasikan teknologi kecerdasan buatan (AI), mata uang kripto, dan teknologi blockchain dalam sebuah protokol sumber terbuka. Tujuannya adalah untuk memberikan akses ke ekonomi global bagi siapa saja.

    Layaknya mata uang kripto lainnya, Worldcoin diklaim sebagai platform yang terdesentralisasi. Ini berarti keputusan berada di tangan pengguna, berbeda dengan sistem keuangan perbankan yang terpusat.

    Lantas, apa bedanya Worldcoin dengan mata uang kripto lain?

    Menurut laporan Tech Target, perbedaan Worldcoin dengan kripto lain terletak pada keunikan penawaran berupa token di masa depan tanpa mengharuskan adanya investasi awal, berbeda dengan aset kripto mapan seperti Bitcoin dan Ethereum.

    Proyek ini disebut-sebut memiliki aspirasi untuk mewujudkan ekonomi global yang inklusif, tanpa memandang batasan negara maupun status ekonomi individu.

     

  • Oppo Reno14 Muncul di GeekBench: Pakai Dimensity 8400 dan Android 15 – Page 3

    Oppo Reno14 Muncul di GeekBench: Pakai Dimensity 8400 dan Android 15 – Page 3

    Di sisi lain, meski belum jelas apakah model yang terlihat ini adalah Oppo Reno14 versi standar (vanilla) atau versi Pro, informasi mengenai konfigurasi kamera belakangnya juga mulai bocor.

    Ponsel ini dikabarkan akan mengusung tiga kamera belakang, termasuk kamera utama 50 megapiksel dengan OIS (optical image stabilization), serta kamera ultra-wide 8 megapiksel untuk pengambilan gambar sudut lebar.

    Salah satu fitur paling menarik adalah kehadiran kamera telefoto periskop 50MP dengan kemampuan zoom optik hingga 3,5x, yang memberikan fleksibilitas lebih saat mengambil foto dari jarak jauh tanpa kehilangan detail.

    Sementara dari sisi desain, Oppo Reno14 Pro diperkirakan akan hadir dengan bingkai berbahan aluminium yang kokoh dan ringan.

  • Apple bakal Ubah Jadwal Peluncuran iPhone Baru di 2026, 2 Kali dalam Setahun – Page 3

    Apple bakal Ubah Jadwal Peluncuran iPhone Baru di 2026, 2 Kali dalam Setahun – Page 3

    Di sisi lain, CEO Apple, Tim Cook, akhirnya angkat bicara soal kekhawatiran kenaikan harga produk Apple di tengah tekanan tarif dagang AS yang meningkat. 

    Dalam sesi panggilan pendapatan terbaru, Apple menyebutkan bahwa mereka akan menanggung beban tarif hingga USD 900 juta, atau setara dengan Rp 14,4 triliun pada kuartal ini.

    Untuk saat ini, biaya tersebut belum dibebankan ke konsumen. Namun, Cook tidak menutup kemungkinan harga produk Apple (termasuk iPhone) bisa naik di masa depan.

    “Jelas, kami sangat terlibat dalam diskusi tarif,” ujar Cook yang dikutip dari 9to5mac, Senin (5/5/2025).

    “Kami belum mengumumkan apa pun soal harga. Tapi tim operasional kami telah bekerja luar biasa dalam mengoptimalkan rantai pasokan, dan kami akan terus melakukannya sebisa mungkin.”

    Apple sendiri terus berupaya mendiversifikasi produksinya dengan tidak hanya mengandalkan Tiongkok.

    Perusahaan memperluas produksi ke India untuk memenuhi permintaan pasar AS dan juga mengandalkan Vietnam untuk lini produk lainnya. 

    Tapi, kebijakan tarif bisa berubah sewaktu-waktu, bahkan bisa saja negara rantai pasokan alternatif Apple ikut terdampak, tergantung arah kebijakan AS.

    Untuk sekarang, harga produk Apple masih aman. Tapi, jika situasi perdagangan memanas, perubahan harga bisa saja terjadi lebih cepat dari yang dibayangkan. 

  • Samsung Galaxy Z Flip 7 dan Z Fold 7 akan Beda Chipset, Ini Alasannya – Page 3

    Samsung Galaxy Z Flip 7 dan Z Fold 7 akan Beda Chipset, Ini Alasannya – Page 3

    Untuk diketahui, Samsung diperkirakan akan meluncurkan Galaxy Z Fold 7 pada Juli 2025, dan perangkat ini digadang-gadang akan menjadi ponsel lipat tertipis yang pernah dibuat.

    Informasi dari tipster dengan akun X @TheGalox_ menyebutkan bahwa ketebalan ponsel ini saat dilipat hanya sekitar 8,2 mm atau lebih tipis dari Oppo Find N5 dan sekitar 30% lebih ramping dibandingkan Galaxy Z Fold 6.

    Mengutip GizmoChina, Jumat (2/5/2025), bocoran ini juga sejalan dengan rumor yang beredar sejak Februari lalu. Jika akurat, perubahan drastis ini bisa menjadi langkah besar bagi lini ponsel lipat Samsung.

    Samsung Galaxy Z Fold 7 juga disebut-sebut memiliki ketebalan yang kurang dari setengah Galaxy Fold generasi pertama dan sekitar 4 mm lebih tipis dibandingkan Galaxy Z Fold 6.

    Setelah peningkatan yang terbilang minor pada Galaxy Z Fold 6, banyak penggemar yang menantikan Galaxy Z Fold 7 dan Galaxy Z Flip 7 sebagai lompatan besar berikutnya dalam inovasi HP lipat Samsung.

    Desas-desus mengenai Samsung Galaxy Z Fold 7 terbaru memunculkan spekulasi bahwa perangkat lipat generasi berikutnya dari Samsung akan hadir dengan bodi yang sangat tipis, yaitu hanya 8,2 mm saat dilipat.

    Namun, klaim ini menuai keraguan karena bertentangan dengan sejumlah laporan sebelumnya yang menyebutkan ketebalan perangkat tersebut akan berada di angka 9,5 mm.

    Angka itu dinilai lebih realistis, mengingat tantangan teknis dalam menghadirkan desain ultra-tipis sambil tetap mempertahankan semua fitur unggulan.

    Salah satu tantangan terbesar bagi Samsung adalah bagaimana mereka dapat menciptakan perangkat lipat dengan dimensi setipis itu tanpa mengorbankan komponen penting, seperti baterai berkapasitas besar, sistem pendingin, kamera mumpuni, dan tentu saja integrasi S Pen.

  • Kontroversi World App Pindai Mata Orang Indonesia dengan Imbalan Uang, Ancam Keamanan Data? – Page 3

    Kontroversi World App Pindai Mata Orang Indonesia dengan Imbalan Uang, Ancam Keamanan Data? – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Aplikasi dompet kripto ‘World App – Worldcoin Wallet’, belakangan ini tengah menjadi perbincangan hangat di tengah masyarakat maupun media sosial di Indonesia. Perhatian tertuju karena World App menjanjikan imbalan uang tunai, ratusan hingga jutaan rupiah dengan syarat mudah. Pengguna cukup melakukan verifikasi pemindaian iris mata menggunakan alat khusus bernama Orb pada beberapa lokasi yang ditentukan.

    Hasil pemindaian ini dikonversi menjadi kode unik terenkripsi yang kemudian digunakan untuk menciptakan identitas digital global bernama WorldID. Sontak, iming-iming yang menggiurkan itu menuai minat masyarakat. Ratusan orang rela mengantre dari matahari terbit hingga larut malam dan sukarela memindai mata mereka dengan harapan imbalan.

    Pemandangan kerumunan masyarakat ini terlihat di depan lokasi kantor Worldcoin di Jalan Insinyur H. Juanda, Bekasi yang kini ternyata ditutup. Menurut keterangan warga setempat, kantor tersebut baru beroperasi sejak Sabtu (26/4/2025) dan terakhir terlihat buka pada Sabtu (3/5/2025).

    Lia (21 tahun), warga yang ditemui di lokasi, membenarkan jika kedatangannya merupakan kedua kali. Kali ini dia ingin mendaftarkan anggota keluarga mengikuti jejaknya untuk mendaftar.

    Dia sendiri mengaku telah mendaftar di Jakarta, pekan lalu. Dari kesaksiannya menjelaskan proses pendaftaran World App ini terbilang mudah, hanya dengan mendatangi kantornya. Di lokasi kemudian diminta menunjukkan KTP ketika masuk ke lokasi.

    Namun dia mengaku lupa penjelasan perihal apa tujuan harus melakukan pemindaian mata.  “Setelah pemindaian, kita akan menerima sejumlah koin Worldcoin (WLD) yang dapat dicairkan menjadi rupiah melalui rekening bank atau ewallet,” ujarnya kepada Liputan6.com.

    Lia menjelaskan jumlah Worldcoin yang diterima setiap akun berbeda-beda. Ketika pertama kali melakukan scan mata, dirinya menerima sekitar 200 Worldcoin. Sementara di akun milik anggota keluarganya yang lain nominal penerimaannya berbeda. Untuk diketahui, hasil dari konversi Worldcoin ke rupiah menggunakan kalkulator kripto Coingecko. Terpantau harga pada Senin sore (5/5/2025), per 1 WLD seharga Rp 15.407.

    Selain mendapatkan Worldcoin ketika pertama kali mendaftar, Lia menunjukkan akunnya akan menerima Worldcoin lagi di bulan depan, tetapi dengan nominal lebih kecil.”Jadi, kita scan hanya awal-awal saja, nanti setiap bulan dapat lagi koinnya dan bisa ditarik lagi menjadi rupiah,” ungkapnya.

    Selain di Bekasi, Kantor World di Bundaran Senayan juga terpantau tutup sementara. Penutupan kantor Worldcoin merupakan imbas laporan dari sejumlah masyarakat, menuduh ada aktivitas mencurigakan yang melibatkan perusahaan tersebut.

    Kementerian Komunikasi dan Digital(Komdigi) akhirnya membekukan sementara TDPSE (Tanda Daftar Penyelenggara Sistem Elektronik) atas layanan Worldcoin dan WorldID.

    Sebagai informasi, Worldcoin didirikan oleh Sam Altman, Alex Blania, dan Max Novendstern yang keluar dari proyek tersebut pada Juli 2021. Sam Altman sendiri dikenal sebagai pendiri dan CEO OpenAI.

    Perusahaan milik Sam Altman, Tools for Humanity, menjalankan project World yang menggunakan pemindai iris mata untuk membangun sistem identitas global.

    Penjelasan Komdigi soal Pembekuan Izin Worldcoin

    Menurut Direktur Jenderal Pengawasan Ruang Digital Komdigi, Alexander Sabar, pembekuan izin Worldcoin dan WorldID bersifat preventif untuk melindungi masyarakat dari potensi risiko dalam ruang digital.

    “Pembekuan ini merupakan langkah preventif untuk mencegah potensi risiko terhadap masyarakat,” ujarnya seperti dikutip dari siaran pers Komdigi.

    Alexander menyebut, Komdigi juga akan memanggil PT. Terang Bulan Abadi dan PT. Sandina Abadi Nusantara guna memberikan penjelasan atas dugaan pelanggaran terhadap regulasi penyelenggaraan sistem elektronik.

    Untuk diketahui, dua perusahaan itu terindikasi berhubungan dengan layanan Worldcoin. Hasil investigasi awal menujukkan PT. Terang Bulan Abadi belum terdaftar sebagai PSE (Penyelenggara Sistem Elektronik) dan tidak memiliki TDPSE sebagaimana diwajibkan oleh regulasi.

    Sementara, layanan Worldcoin terdeteksi menggunakan TDPSE yang terdaftar atas nama badan hukum lain yakni PT. Sandina Abadi Nusantara.

    “Ketidakpatuhan terhadap kewajiban pendaftaran dan penggunaan identitas badan hukum lain untuk menjalankan layanan digital merupakan pelanggaran serius,” Alexander menegaskan.

    Ia menekankan bahwa pengawasan ruang digital dilakukan secara adil dan tegas demi menjaga keamanan ekosistem digital nasional.

  • Begini Penampakan Belasan Planet Baru, Gambar Detailnya Bikin Takjub! – Page 3

    Begini Penampakan Belasan Planet Baru, Gambar Detailnya Bikin Takjub! – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Meskipun tata surya kita sudah berusia sekitar 4,6 miliar tahun, proses kelahiran sistem keplanetan lain di alam semesta masih terus berlangsung.

    Mengidentifikasi dan mempelajari planet baru memang bukan tugas mudah, tapi berkat teknik yang baru dikembangkan, tim riset internasional berhasil menangkap gambar-gambar paling tajam yang pernah ada dari piringan protoplanet di lebih dari belasan sistem ‘bintang muda’.

    Protoplanet adalah massa padat yang terbentuk dari pusaran yang menyusut dalam cakram material yang mengelilingi Matahari. Massa ini kemudian berkembang menjadi planet dan bulan baru.

    Penemuan ini merupakan hasil terbaru dari proyek exoALMA, sebuah kolaborasi internasional yang memanfaatkan instrumen Atacama Large Millimeter/submillimeter Array (ALMA) di Chile untuk memindai langit.

    Alih-alih mencari cahaya langsung dari sebuah planet, para astronom menggunakan ALMA untuk mengidentifikasi efek keberadaan calon planet baru terhadap lingkungan kosmik di sekitarnya.

    “Ini seperti mencoba melihat ikan dengan mencari riak di kolam, daripada mencoba melihat ikannya secara langsung,” Christophe Pinte menjelaskan, salah satu pemimpin proyek di Monash University’s Institute of Astrophysics and Planetology di Australia, dikutip dari Popular Science, Senin (5/5/2025).

    Pinte dan rekan-rekannya secara khusus berfokus pada penyelarasan observasi planet yang diambil pada waktu berbeda, sambil menandai dan menghilangkan distorsi serta noise yang tidak diinginkan pada gambar yang dihasilkan.

     

  • Epic Games Menang Telak Lawan Apple, Fortnite Segera Kembali ke App Store – Page 3

    Epic Games Menang Telak Lawan Apple, Fortnite Segera Kembali ke App Store – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Perseteruan panjang antara Epic Games dan Apple akhirnya menemui titik terang. Setelah persidangan yang menegangkan, Epic Games dinyatakan menang melawan Apple. 

    Kemenangan Epic Games di persidangan ini pun membuka jalan bagi kembalinya Fortnite ke App Store. Mengutip Tech Crunch, Senin (5/5/2025), game Fortnite ini bisa kembali ke App Store iOS Amerika Serikat paling cepat minggu depan. 

    Hakim Yvonne Gonzales Rogers dalam putusannya mengatakan, Apple telah melakukan pelanggaran yang disengaja terhadap putusan tahun 2021 yang melarang perusahaan menerapkan antipersaingan. 

    Pengadilan juga memutuskan pembesut iPhone itu dilarang memungut biaya atas pembelian yang dilakukan di luar aplikasi. Saat itu, Apple diminta mengubah toko aplikasinya, sehingga pengembang bisa mengarahkan pelanggan ke situs web mereka agar pengguna bisa melakukan pembelian selain dari App Store. 

    “Mereka mengira Pengadilan ini akan menoleransi pembangkangan seperti itu. Upaya menutup-nutupi memperburuk keadaan, bagi Pengadilan ini, tidak ada kesempatan kedua,” kata Rogers. 

    Sementara itu menanggapi keputusan Pengadilan, seorang juru bicara Apple menyebut, perusahaan akan melawan keputusan pengadilan tersebut. 

    “Kami sangat tidak setuju dengan keputusan tersebut. Kami akan mematuhi perintah Pengadilan dan akan mengajukan banding,” katanya. 

    Menanggapi kemenangan Epic Games di Pengadilan, CEO Epic Games Tim Sweeney menuliskan di akun X miliknya, “Perusahaan akan membawa kembali Fortnite ke App Store AS paling cepat minggu depan.”

  • WorldCoin Bantah Token Sebagai Bayaran Verifikasi Iris Mata, Ini Penjelasannya – Page 3

    WorldCoin Bantah Token Sebagai Bayaran Verifikasi Iris Mata, Ini Penjelasannya – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – WorldCoin yang tengah menjadi sorotan baru-baru ini, menegaskan kalau distribusi token yang diberikan bukan bentuk kompensasi atas proses verifikasi identitas melalui teknologi biometrik.

    Dalam pernyataan resmi yang diterima, Senin (5/5/2025), Tools for Humanity menyatakan token WorldCoin bersifat opsional, dan hanya dimaksudkan jadi insentif bagi pengguna untuk menjelajahi layanan yang ditawarkan jaringan World.

    “Token ini merupakan insentif bagi pengguna untuk menjelajahi dan memanfaatkan jaringan World, yang menyediakan berbagai layanan bermanfaat,” tulis perusahaan.

    Dijelaskan pula, token tersebut dapat digunakan untuk mengakses dan berinteraksi dengan layanan yang disediakan para pengembang melalui platform World.

    Dalam pernyataan itu, Tools for Humanity juga menegaskan mereka tidak menyimpan data pribadi maupun biometrik pengguna. Teknologi yang digunakan hanya dipakai untuk memverifikasi keunikan individu, tanpa menyimpannya.

    Menurut Tools for Humanity, proses verifikasi tersebut dilakukan memakai perangkat khusus bernama Orb, kamera canggih yang bertugas mengambil gambar mata pengguna untuk menghasilkan iris code, representasi numerik unik pola iris mata seseorang.

    Kode tersebut disimpan bukan sebagai data mentah, melainkan dikonversi secara kriptografis menjadi serangkaian angka anonim menggunakan teknologi canggih. Angka itu tidak bisa ditautkan kembali identitas individu mana pun.

    Angka anonim tersebut lantas disimpan secara terpisah dalam basis data yang dikelola oleh pihak ketiga independen dan terpercaya, seperti universitas.

    Hal ini dilakukan demi memastikan tidak ada aktor tunggal yang mengontrol data, sekaligus menjaga anonimitas pengguna sepenuhnya.

    Sementara itu, gambar mata dan iris code asli hanya disimpan sementara di Orb, lalu dienkripsi dan dikirim ke perangkat pengguna. Setelah itu, data akan otomatis dihapus dari kamera.

    “Dengan skema ini, kendali penuh atas data ada di tangan pengguna,” tulis Tools for Humanity menutup pernyataannya.