Category: Liputan6.com Tekno

  • Kolaborasi Telkom, IBM dan F5 Edukasi Generasi Muda Tentang AI & Cybersecurity – Page 3

    Kolaborasi Telkom, IBM dan F5 Edukasi Generasi Muda Tentang AI & Cybersecurity – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung pengembangan talenta digital masa depan melalui program Digistar. Dalam program ini, Telkom menggelar dua kelas khusus bertema teknologi strategis, yakni “Secure The Future: Cybersecurity Essentials for Young Professionals” dan “The Hot Future Skill: Shaping Tomorrow’s Workforce” pada beberapa waktu lalu.

    Berlangsung secara daring, Digistar yang menggandeng dua mitra global, yakni F5 Networks dan IBM Indonesia ini berhasil menjangkau lebih dari 380 peserta, yakni peserta Digistar Class Intern dan member DigiClub.

    VP Human Capital Culture & Industrial Relations Telkom Iwan Setiawan mengatakan kebutuhan talenta di bidang AI dan Cyber Security terus meningkat.

    “Kita melihat bagaimana kebutuhan akan talenta di bidang AI dan Cyber Security terus meningkat di berbagai industri, mulai dari keuangan, telekomunikasi, sampai sektor pemerintahan. Maka dari itu, Telkom berupaya menghadirkan program pelatihan yang relevan dan aplikatif untuk mengecek talenta digital yang siap terjun di dunia industri,” ungkap VP Human Capital Culture & Industrial Relations Telkom Iwan Setiawan.

    Langkah ini merupakan bagian dari strategi Telkom dalam mendukung transformasi digital nasional melalui penguatan kompetensi digital generasi muda. Kelas ini hadir bukan hanya sebagai sarana berbagi ilmu, tetapi juga sebagai inisiatif nyata membentuk ekosistem digital yang aman dan inovatif, selaras dengan tiga pilar bisnis utama Telkom: Digital Connectivity, Digital Platform, dan Digital Services.

    Pada sesi “Secure The Future”, Telkom menghadirkan pembicara dari F5 Networks, Doddy Widanto selaku Senior Solution Engineer.

    Doddy mengupas tuntas isu-isu krusial seperti lanskap ancaman siber global, pentingnya pendekatan keamanan menyeluruh, dan bagaimana organisasi perlu menerapkan perlindungan aplikasi serta API secara terintegrasi.

    Materi disampaikan dengan mengedepankan studi kasus nyata dan pemanfaatan teknologi mutakhir seperti Web Application Firewall (WAF) dan WAAP.

  • Mengintip Fitur Mac dan iPad yang Banyak Digunakan untuk Belajar dan Mengajar, Apa Saja? – Page 3

    Mengintip Fitur Mac dan iPad yang Banyak Digunakan untuk Belajar dan Mengajar, Apa Saja? – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Bersamaan dengan dimulainya tahun ajaran baru 2025/2026, siswa, mahasiswa, orang tua, hingga tenaga pengajar kembali dihadapkan pada pilihan perangkat digital mampu mendukung kegiatan belajar dan mengajar secara optimal.

    Di antara banyak pilihan, Mac dan iPad dari Apple menjadi salah satu opsi kerap dipilih, bukan hanya karena desain atau nama besar di baliknya, tetapi karena deretan fitur relevan dengan kebutuhan masa kini.

    Berikut delapan alasan mengapa kedua perangkat ini kerap menjadi pilihan dan populer untuk mendukung proses belajar.

    1. Performa Cepat dan Konsisten

    Entah itu untuk browsing internet mencari referensi, menulis laporan, hingga mengedit konten multimedia, chipset M4 di MacBook Air dan M3 di iPad hadir dengan kinerja prosesor cepat dan stabil.

    Mac dan iPad dengan chip baru Apple ini memungkinkan pelajar menyelesaikan tugas dengan efisien tanpa perlu menunggu lama saat membuka aplikasi, memproses file besar, konferensi daring secara simultan tanpa mengganggu jalannya kelas.

     

     

  • Honor Magic 8 Mini Siap Meluncur, Flagship Mungil dengan Performa Sultan? – Page 3

    Honor Magic 8 Mini Siap Meluncur, Flagship Mungil dengan Performa Sultan? – Page 3

    Honor Magic 8 Mini kabarnya akan hadir dengan layar LTPO datar 6,31 inci, resolusi 1.5K, sudut melengkung, dan bezel yang sangat tipis. Ini membuatnya terasa premium meski berukuran lebih kecil dari standar flagship saat ini.

    Sementara dua varian lainnya, Magic 8 dan 8 Pro, akan membawa layar berukuran masing-masing 6,58 dan 6,71 inci, tetap dengan panel LTPO AMOLED yang sama.

    Yang membuat Magic 8 Mini makin menarik adalah performanya. Menurut laporan, ponsel ini akan ditenagai MediaTek Dimensity 9500, chip kelas atas yang belakangan tampil cukup kompetitif di berbagai pengujian.

    Baterai Jumbo dan Kamera Fantastis

    Tak hanya chipset tangguh, Honor juga diprediksi akan membawa pembaruan besar pada sektor kamera dan baterai. Untuk Magic 8 Pro, rumor menyebut akan ada kamera telefoto 200MP dengan teknologi lensa baru, serta pengolahan gambar berbasis AI yang lebih cerdas.

    Lebih mengejutkan lagi, beberapa bocoran menyebutkan bahwa seri Magic 8 akan membawa baterai dengan kapasitas lebih dari 7.000mAh. Jika benar, ini bisa menjadi salah satu baterai terbesar yang pernah ditanamkan di smartphone flagship.

    Fitur lainnya termasuk pengenalan wajah 3D, sensor kamera utama baru, serta efisiensi daya yang dioptimalkan untuk mendukung pemrosesan AI tingkat lanjut.

  • Kagendra Juara FFNS 2025 Fall, Lolos ke FFWS SEA di Jakarta – Page 3

    Kagendra Juara FFNS 2025 Fall, Lolos ke FFWS SEA di Jakarta – Page 3

    Namun, kedua tim tersebut gagal memanfaatkan peluang emas tersebut. Sebaliknya, Kagendra justru masuk Champion Rush di game ke-6, dan mengunci kemenangan setelah meraih Booyah di game ke-7.

    Lewat sistem Point Rush, tim yang menyentuh 80 poin dan berhasil Booyah langsung keluar sebagai juara–terlepas dari jumlah total poin. Meski CostaCaffe mengoleksi 127 poin, Kagendra berhasil mencuri gelar tersebut dengan poin 106 poin dan dua Booyah.

    Game ke-7 menjadi klimaks penuh drama, di mana empat tim–Kagendra, CostaCaffe, Vesakha Sriwijaya, dan Dewa United Apollo–bersaing sengit di zona terakhir.

     

  • Setop Pengguna Baru di Indonesia, Peneliti Keamanan SKSG UI: Pemerintah Perlu Audit Starlink! – Page 3

    Setop Pengguna Baru di Indonesia, Peneliti Keamanan SKSG UI: Pemerintah Perlu Audit Starlink! – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Pemerintah Indonesia menuai kritik dari Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia (SKSG UI) terkait komitmen mendasar Starlink, seperti kedaulatan jaringan, pendirian kantor kendali lokal, dan penyerapan tenaga kerja Indonesia yang belum juga terealisasi.

    Starlink bahkan dianggap mendapatkan keistimewaan regulasi untuk mengakses spektrum frekuensi dan infrastruktur telekomunikasi nasional tanpa pengawasan penuh dari dalam negeri.

    Policy Paper SKSG UI bertajuk ‘Kedaulatan Siber Indonesia’ sebelumnya telah memperingatkan potensi ancaman terhadap berbagai aspek kedaulatan Indonesia akibat kehadiran Starlink yang tidak diatur secara ketat.

    Kekhawatiran tersebut meliputi hilangnya kontrol atas spektrum nasional, rentannya perlindungan data pribadi, hingga risiko penyebaran gerakan separatisme digital di wilayah-wilayah strategis dan sensitif.

    Terlebih, perusahaan penyedia layanan internet berbasis satelit milik Elon Musk itu baru saja menyetop penerimaan pelanggan baru di Indonesia.

    “Akibat karpet merah untuk Starlink, kini mereka dengan leluasa dapat menghentikan layanan tanpa pemerintah memiliki daya tawar. Pertanyaannya, bagaimana penataan internet di Indonesia ke depannya?,” Muhamad Syauqillah, seorang peneliti dari SKSG UI, mempertanyakan hal tersebut.

    Peneliti keamanan ini juga menyoroti potensi risiko layanan internet Starlink dalam menjangkau wilayah terpencil seperti Papua tanpa harus melalui jaringan telekomunikasi nasional.

    “Ini bukan hanya persoalan konektivitas, melainkan tentang siapa yang memegang kendali informasi di wilayah yang rawan akan gerakan separatis,” ucap Syauqillah dalam keterangannya, dikutip Selasa (15/7/2025).

     

  • Setop Pengguna Baru di Indonesia, Peneliti Keamanan SKSG UI: Pemerintah Perlu Audit Starlink! – Page 3

    Setop Pengguna Baru di Indonesia, SKSG UI: Pemerintah Perlu Audit Starlink! – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Pemerintah Indonesia menuai kritik dari Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia (SKSG UI) terkait komitmen mendasar Starlink, seperti kedaulatan jaringan, pendirian kantor kendali lokal, dan penyerapan tenaga kerja Indonesia yang belum juga terealisasi.

    Starlink bahkan dianggap mendapatkan keistimewaan regulasi untuk mengakses spektrum frekuensi dan infrastruktur telekomunikasi nasional tanpa pengawasan penuh dari dalam negeri.

    SKSG UI sebelumnya telah memperingatkan potensi ancaman terhadap berbagai aspek kedaulatan Indonesia akibat kehadiran Starlink yang tidak diatur secara ketat.

    Kekhawatiran tersebut meliputi hilangnya kontrol atas spektrum nasional, rentannya perlindungan data pribadi, hingga risiko penyebaran gerakan separatisme digital di wilayah-wilayah strategis dan sensitif.

    Terlebih, perusahaan penyedia layanan internet berbasis satelit milik Elon Musk itu baru saja menyetop penerimaan pelanggan baru di Indonesia.

    “Akibat karpet merah untuk Starlink, kini mereka dengan leluasa dapat menghentikan layanan tanpa pemerintah memiliki daya tawar. Pertanyaannya, bagaimana penataan internet di Indonesia ke depannya?,” Muhamad Syauqillah, seorang peneliti dari SKSG UI, mempertanyakan hal tersebut.

    SKSG UI juga menyoroti potensi risiko layanan internet Starlink dalam menjangkau wilayah terpencil seperti Papua tanpa harus melalui jaringan telekomunikasi nasional.

    “Ini bukan hanya persoalan konektivitas, melainkan tentang siapa yang memegang kendali informasi di wilayah yang rawan akan gerakan separatis,” ucap Syauqillah dalam keterangannya, dikutip Selasa (15/7/2025).

     

  • Starlink Setop Terima Pelanggan Baru di Indonesia, Ini Alasannya – Page 3

    Starlink Setop Terima Pelanggan Baru di Indonesia, Ini Alasannya – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Perusahaan penyedia layanan internet milik Elon Musk, Starlink, tidak lagi menerima pengguna baru di Indonesia.

    Pengumuan tersebut disampaikan melalui blog resmi Starlink dengan judul “Important Note for New Customers in Indonesia(Catatan Penting untuk Pelanggan Baru di Indonesia)”.

    Lantas, apa alasan Starlink setop menerima pelanggan baru di Indonesia?

    Dikutip dari blog resmi Starlink, Selasa (15/7/2025), perusahaan tidak menerima pelanggan baru karena kapasitasnya telah habis terjual di seluruh Indonesia.

    “Layanan Starlink saat ini tidak tersedia untuk pelanggan baru di wilayah Anda karena kapasitasnya telah habis terjual di seluruh Indonesia,” tulis perusahaan yang bernaung di bawah payung SpaceX tersebut.

    Selain itu, Starlink menjelaskan, aktivasi perangkat baru dihentikan sementara bagi pelanggan di Indonesia yang membeli melalui toko ritel atau penjual pihak ketiga.

    “Namun, Anda masih dapat melakukan deposit untuk memesan di daftar tunggu dan menerima notifikasi segera setelah layanan tersedia Kembali,” ucap Starlink.

     

  • Intip di Sini, Cara Indosat, Cisco, dan Nvidia Tingkatkan Daya Saing AI Indonesia – Page 3

    Intip di Sini, Cara Indosat, Cisco, dan Nvidia Tingkatkan Daya Saing AI Indonesia – Page 3

     

    Tentang pusat AI bersama ini, Menkomdigi Meutya Hafid menyebut, kolaborasi tersebut membuktikan bahwa kedaulatan digital dapat dibangun bersama. 

    “Kami ingin Indonesia tidak hanya menjadi pasar teknologi tetapi juga rumah bagi inovasi dan penciptaan teknologi AI yang relevan dengan kebutuhan pasar,” katanya. 

    Sementara, CEO Indosat Vikram Sinha, mengatakan kalau Pusat AI ini bukan sekadar menerapkan teknologi tetapi juga memastikan akses merata terhadap AI. 

    “Indosat percaya AI harus inklusif, bukan hanya tentang akses tetapi juga membuka peluang. Dukungan mitra global membuat kami diharapkan dapat mempercepat laju pertumbuhan dengan memastikan masyarakat Indonesia bukan hanya pengguna AI tetapi inovator dan kreator,” tutur Vikram. 

    Sementara, Chair and Chief Officer Cisco Chuck Robbins, menegaskan kalau transformasi di era AI membutuhkan fondasi infrastruktur yang kuat dengan SDM bersaing. 

    “Cisco mendukung pusat AI ini sebagai fondasi yang aman, cerdas, dan siap menghadapi tantangan ekonomi digital,” kata perusahaan yang sudah 25 tahun bermitra dengan sektor publik dan swasta dalam membangun ekosistem digital Indonesia. 

     

  • Top 3 Tekno: Bocoran Fitur One UI 8.5 hingga iPhone 17 – Page 3

    Top 3 Tekno: Bocoran Fitur One UI 8.5 hingga iPhone 17 – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Bocoran fitur hingga jadwal peluncuran Samsung One UI 8.5 menjadi yang terpopuler di kanal Tekno Liputan6.com, Senin (14/7/2025) kemarin.

    Berita lain yang juga populer datang dari Apple yang diprediksi bakal mengumumkan iPhone 17 Series pada awal September 2025.

    Lebih lengkapnya, simak tiga berita terpopuler di kanal Tekno Liputan6.com berikut ini.

    1. One UI 8.5: Bocoran Fitur, Jadwal Rilis, dan Daftar HP Samsung yang Kebagian Update

    Samsung mengumumkan pengembangan antarmuka terbaru, One UI 8.5. Langkah ini cukup mengejutkan mengingat sebelumnya Samsung lebih sering merilis pembaruan dengan versi x.1 atau x.1.1.

    Namun, sebagaimana dikutip dari Sam Mobile, Senin (14/7/2025), tradisi pembaruan x.5 yang sempat populer di awal kemunculan One UI kini kembali hadir. Sebelumnya, antara One UI 1.0 dan 2.0, pengguna menikmati pembaruan seperti One UI 1.1 dan 1.5.

    Begitu pula antara One UI 2.0 dan 3.0, hadir One UI 2.1 dan 2.5. Namun, strategi tersebut berubah dengan diperkenalkannya pembaruan x.1.1 yang lebih fokus pada perangkat lipat dan fitur-fitur pendukungnya.

    Kini, Samsung memutuskan untuk menghidupkan kembali versi x.5, lewat One UI 8.5 yang saat ini sedang dalam tahap pengembangan setelah perilisan One UI 8.0.

    Langkah ini diambil setelah perusahaan melompati versi 7.0 langsung ke 8.0, yang disebabkan oleh penundaan rilis versi sebelumnya untuk HP Samsung.

    Baca selengkapnya di sini 

     

  • Banjir Fitur AI di Smartphone, Revolusi Nyata atau Gimik untuk Dongkrak Penjualan? – Page 3

    Banjir Fitur AI di Smartphone, Revolusi Nyata atau Gimik untuk Dongkrak Penjualan? – Page 3

    Tidak dapat dipungkiri, beberapa penerapan AI di smartphone memang bermanfaat secara nyata.

    AI kini mampu belajar dari kebiasaan pengguna, misalnya, dalam menyesuaikan tingkat kecerahan layar atau memberikan saran balasan otomatis dalam aplikasi pesan.

    Bahkan, baterai juga bisa diatur agar lebih efisien, tergantung pola penggunaan harian pemiliknya.

    Salah satu contoh suksesnya ada pada lini Pixel dari Google. Meskipun menggunakan spesifikasi menengah, berkat algoritma AI, hasil foto tetap tajam dan detail.

    Hal serupa diterapkan Apple lewat Neural Engine-nya, yang mendukung fitur seperti Live Text dan pemrosesan gambar tingkat lanjut.

    Tak ketinggalan, asisten suara seperti Siri dan Google Assistant kini jauh lebih cepat dan responsif. Bahkan, pengolahan suara kini bisa dilakukan langsung di perangkat tanpa koneksi internet, menjanjikan kecepatan dan keamanan data yang lebih baik.

    Risiko Tersembunyi: Privasi Jadi Taruhan

    Namun di balik semua kecanggihan itu, ada harga yang harus dibayar: privasi pengguna.

    Banyak fitur AI bekerja dengan mengumpulkan dan menganalisis data dalam jumlah besar, mulai dari foto pribadi, riwayat lokasi, hingga perilaku pengguna dalam menjelajah aplikasi atau situs web.

    Semakin sering AI digunakan, kian banyak pula data yang dikumpulkan dan diproses secara diam-diam.

    Kekhawatiran muncul karena tak semua pengguna sadar akan seberapa banyak data yang diakses perangkat mereka.

    Misalnya, AI yang mampu mengatur jadwal atau memberi rekomendasi lokasi makan siang secara otomatis tentu harus mengetahui lokasi pengguna, preferensi makanan, bahkan pola kebiasaan harian.

    Meskipun perusahaan menjanjikan keamanan data, kenyataannya masih sering terjadi kebocoran atau penyalahgunaan informasi yang bersifat sensitif.

    Situasi ini menimbulkan pertanyaan penting: apakah kenyamanan sepadan dengan risiko pengawasan?

    Dalam kondisi tertentu, AI justru dapat menciptakan ekosistem digital yang mengintip setiap keputusan pengguna, mulai dari apa yang dibeli, ditonton, hingga ke mana mereka akan pergi.