Category: Liputan6.com Regional

  • Soal RUPS Bank SulutGo, Wali Kota Gorontalo Kritik Gubernur

    Soal RUPS Bank SulutGo, Wali Kota Gorontalo Kritik Gubernur

    Juru Bicara Gubernur Gorontalo Supriyanto Radjak menjelaskan, memang ada kekecewaan dari sejumlah kepala daerah di Gorontalo selaku pemegang saham menanggapi hasil RUPS LB BSG. Kekecewaan itu sudah dikomunikasikan dengan Gubernur Gusnar Ismail. Pemprov juga akan meninjau ulang rencana penambahan modal Rp5 miliar ke BSG. Rencana itu sempat dikemukakan pada RUPS Tahunan 2025, namun berubah setelah RUPS LB yang dilakukan setelahnya.

    “Namun setelah hasil Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS LB) yang tidak menempatkan perwakilan Gorontalo pada jajaran direksi maupun komisaris, maka rencana kebijakan penambahan modal tersebut ditinjau ulang,” kata Supriyanto melalui keterangan tertulisnya, Kamis (8/4/2025).

    Lebih lanjut kata pria yang akrab disapa David itu, Pemprov Gorontalo melalui Badan Keuangan juga akan melakukan kajian dan peninjauan kembali kebijakan BSG sebagai Rekening Kas Umum Daerah (RKUD). Termasuk melakukan kajian terhadap posisi Gorontalo sebagai pemegang saham BSG. “Kajian memperhatikan ketentuan perundang-undangan terkait posisi bank daerah sebagai RKUD,” katanya.

    Sementara itu, Divisi Corporate Secretary (Corsec) Bank SulutGo (BSG), Hence Rumende, memilih tidak banyak berkomentar saat dimintai tanggapan terkait sejumlah kepala daerah yang mempertimbangkan untuk menarik saham dari BSG pasca pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

    Ketika dikonfirmasi awak media, Hence menyatakan bahwa pihaknya tidak dilibatkan dalam pelaksanaan rapat tersebut. “Saat Rapat RUPS kemarin hanya kepala daerah yang merupakan pemegang saham ada di dalam,” kata Hence Rumende.

    Ia menjelaskan, bahwa rapat RUPS dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) dilaksanakan secara tertutup, sehingga hanya dihadiri oleh para pemegang saham diantaranya kepala daerah. Menurut Hence, bahkan pihak direksi maupun komisaris tidak diizinkan berada di dalam ruangan saat rapat berlangsung. “Direksi dan komisaris saja tidak bisa ada di dalam. Apa yang terjadi di dalam saat rapat RUPS kami tidak bisa jawab, yang tahu itu hanya bupati, wali kota dan gubernur,” tegasnya.

  • Evolusi Sambal Jahe Jadi Pecak ala Masyarakat Betawi

    Evolusi Sambal Jahe Jadi Pecak ala Masyarakat Betawi

    Liputan6.com, Yogyakarta – Sambal telah menjadi pelengkap bagi beragam hidangan khas Nusantara, termasuk bagi sebagian besar masyarakat Betawi. Meski identik dengan rasa pedas, tetapi tidak semua sambal menggunakan cabai. Salah satunya adalah sambal jahe khas Betawi yang merupakan cikal bakal kuliner pecak khas Betawi.

    Mengutip dari Seni & Budaya Betawi, dalam Kuliner Cita Rasa Pedas Gigitan Nikmat yang Selalu Memikat (2019) tertulis bahwa cita rasa pedas digunakan sebagai penanda munculnya era sambal. Pada era yang berlangsung setelah 1600 M itu, bangsa Portugis, Spanyol, Belanda, dan bangsa lainnya datang ke Indonesia untuk berburu rempah.

    Sebenarnya sejak abad ke-13, cita rasa pedas dan kata sambal sudah dikenal di Indonesia. Namun, saat itu belum diketahui secara pasti bagaimana cita rasa pedas itu tercipta.

    Pada era selanjutnya, bangsa Eropa yang datang ke Indonesia juga telah mengenal sambal. Sambal kerap menjadi pelengkap hidangan Indonesia, seperti rijstaffel yang dikenal oleh bangsa Belanda.

    Seiring berjalannya waktu, sambal semakin dikenal luas oleh masyarakat Indonesia. Hampir di setiap penjuru Nusantara terdapat tanaman cabai, termasuk cabai rawit, cabai merah, cabai keriting, dan cabai hijau yang kerap digunakan sebagai bahan pembuatan sambal.

    Dalam Eten en drinken in het Oude Java (makanan dan minuman pada masa Jawa Kuno, 2005), ahli arkeologi Jawa Kuno dari Leiden University Prof. H.I.R. Hinzler mengatakan bahwa masa Jawa Kuno (sebelum 1600) adalah masa yang merujuk pada era pra-sambal. Hal ini ditandai dengan hadirnya makanan yang didominasi warna kuning yang dihasilkan dari efek kunyit.

    Pada masa ini, sensasi pedas pada makanan diperoleh dari bagian rimpang tanaman jahe. Selainmemberi cita rasa pedas, jahe juga memberikan efek hangat.

    Jauh sebelum cabai dari Amerika Selatan masuk ke Indonesia, orang Indonesia telah memanfaatkan jahe sebagai pemberi rasa pedas. Cara ini banyak dilakukan oleh masyarakat Jawa.

    Hal ini juga tertulis dalam naskah sastra kuno dari Jawa Timur, Kakawin Bhomantaka (atau Bhomakawya). Terdapat jenis sambal bernama sambal jahe. Sambal jahe menggunakan bahan berupa bawang merah, bawang putih, cabai rawit, dan jahe.

    Konon, jahe berasal dari China dan Asia Selatan (India). Kemudian, jahe banyak ditanam dan akhirnya menyebar ke Indonesia. Bagian jahe yang paling banyak dimanfaatkan adalah bagian rimpangnya.

    Kehadiran sambal jahe di Pulau Jawa lambat laun mulai tersebar ke Betawi. Sambal jahe di Betawi kemudian bertransformasi menjadi bumbu pecak, baik itu pecak ikan mas, gurame, pecak tembang, maupum pecak lele.

    Meski berakar dari sambal jahe, pecak tetap menggunakan cabai sebagai tambahan cita rasa pedas. Bumbu pecak umumnya menggunakan bahan berupa jeruk nipis, kencur, jahe, bawang merah, cabai rawit, dan cabai merah.

    Penulis: Resla

  • Olahan Pakis Khas Gorontalo, Kuliner Sehat dari Alam yang Dilirik Wisatawan

    Olahan Pakis Khas Gorontalo, Kuliner Sehat dari Alam yang Dilirik Wisatawan

    Liputan6.com, Gorontalo – Sayur pakis atau dikenal sebagai paku-pakuan liar, kini menjadi salah satu kuliner tradisional yang banyak diburu pecinta makanan sehat di Gorontalo.

    Tanaman pakis yang kaya serat dan nutrisi ini, tumbuh subur di kawasan hutan dan tepian sungai di pedesaan. Hal ini menjadikannya sajian khas yang mudah dijumpai terutama saat musim hujan.

    Di daerah yang dijuluki Serambi Madinah, olahan sayur pakis cukup beragam, mulai dari tumis pakis, gulai pakis bersantan, hingga campuran dalam sup tradisional.

    Hidangan ini tak hanya digemari oleh warga lokal, tetapi juga menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang datang mencicipi kuliner khas Gorontalo.

    “Sayur pakis itu segar sekali, apalagi dimasak tumis bawang putih dan cabai, rasanya khas,” ujar Rina, wisatawan asal Makassar yang mengaku baru pertama kali mencicipinya saat berkunjung ke Desa Dulupi, Kabupaten Boalemo, Gorontalo.

    Warga setempat pun mengakui bahwa pakis sangat mudah ditemukan, terutama di wilayah perbukitan dan sepanjang aliran sungai yang masih alami. Bahkan, sebagian warga di desa menjadikannya sebagai sumber penghasilan musiman.

    “Kalau musim hujan begini, pakis banyak sekali. Tinggal petik di kebun belakang atau pinggir sungai,” kata Harun, warga Desa Taludaa, Kabupaten Bone Bolango.

    Menurutnya, pakis menjadi sayur harian keluarga dan juga dijual di pasar tradisional. Namun demikian, pada musim kemarau tanaman pakis cenderung sulit didapat.

    Kemarau menyebabkan habitat alami pakis menjadi kering dan tidak layak tumbuh. Karena itu, warga biasanya memanfaatkan musim hujan untuk memanen dalam jumlah lebih banyak.

    Para pegiat kuliner lokal mendorong agar sayur pakis dilestarikan dan dipromosikan secara luas sebagai bagian dari kekayaan kuliner Nusantara.

    “Bagaimana pakis ini dibudidayakan secara organik, pakis juga memiliki nilai gizi tinggi yang baik untuk kesehatan, jadi bisa untuk dibudidayakan,” kata Husain pegiat kuliner Gorontalo.

    Sekolah Alam MTs Pakis, Alternatif untuk Anak-anak di Lereng Gunung Slamet

  • Daya Tarik Cikadongdong River Tubing, Destinasi Wisata Alam Menantang di Majalengka

    Daya Tarik Cikadongdong River Tubing, Destinasi Wisata Alam Menantang di Majalengka

    Liputan6.com, Bandung – Majalengka salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Barat yang dikenal luas karena kekayaan wisata alamnya yang memesona. Wilayah ini dikelilingi perbukitan dan dikelola dengan baik oleh pemerintah daerah serta masyarakat setempat.

    Kemudian Majalengka saat ini menjadi destinasi favorit bagi wisatawan yang mendambakan suasana alam yang asri dan menyegarkan. Salah satu wisata alam yang populer di Majalengka adalah Terasering Panyaweuyan.

    Hamparan sawah bertingkat dengan latar belakang perbukitan menciptakan panorama yang sangat indah cocok untuk berfoto dan menenangkan diri. Tempat ini sering dijadikan lokasi favorit oleh pecinta fotografi baik untuk prewedding maupun dokumentasi perjalanan.

    Tak hanya sawah terasering, Majalengka juga punya Curug Ibun Pelangi yang menjadi daya tarik utama wisata air terjun. Air yang mengalir dari ketinggian dan bebatuan alami menciptakan suasana sejuk dan menyegarkan.

    Selain itu, wisata Gunung Ciremai yang terletak sebagian di wilayah Majalengka juga menjadi daya tarik tersendiri bagi para pendaki. Jalur pendakian melalui Majalengka dikenal cukup menantang namun menyuguhkan pemandangan yang luar biasa.

    Para pendaki tentunya mendambakan pemandangan hutan tropis yang masih alami dan udara yang sangat bersih. Kemudian untuk pencinta alam dan kegiatan seru seperti tubing bisa mengunjungi Cikadongdong River Tubing.

    Tempat ini cukup populer di antara wisatawan yang ingin menikmati pengalaman seru dan menantang karena melalui jalur sungai.

  • Menikmati Wisata Pantai Sambil Mengenal Satwa di Sinka Island Park Singkawang

    Menikmati Wisata Pantai Sambil Mengenal Satwa di Sinka Island Park Singkawang

    Liputan6.com, Pontianak – Sinka Island Park adalah sebuah kawasan wisata yang berlokasi di Jalan Malindo Teluk Karang, Singkawang, Kalimantan Barat. Destinasi wisata ini menawarkan kombinasi menarik antara keindahan pantai dan kebun binatang Sinka Zoo.

    Mengutip dari laman Indonesia Kaya, Sinka Island Park sebenarnya merupakan kawasan wisata terpadu. Berbeda denga pantai pada umumnya yang didominasi pasir, pantai di kawasan ini justru memiliki karakteristik unik dengan bebatuan di sekitar area pantai.

    Daya tarik lainnya adalah pesona air lautnya yang jernih. Ombak di pantai ini pun relatif tenang, sehingga sangat cocok untuk bersantai sambil menikmati suasana pantai.

    Bukan itu saja, pengunjung juga bisa menikmati pemandangan pantai dengan cara berbeda, yakni menaiki delman yang tersedia di sekitar area wisata. Fasilitas lain yang juga bisa dicoba saat berlibur ke Sinka Island Park adalah kolam renang.

    Terkait kuliner, pengunjung bisa mencicipi aneka sajian kuliner yang menggugah selera di sekitar area pantai. Aneka kuliner ini akan melengkapi pengalaman wisata yang menyenangkan di Sinka Island Park.

    Daya tarik lain kawasan ini adalah keberadaan kebun binatang Sinka Zoo. Kebun binatang ini sangat cocok bagi pengunjung yang sudah bosan dengan suasana pantai dan butuh suasana baru.

    Sinka Zoo masih berada di dalam kawasan Sinka Island Park. Salah satu daya tarik kebun binatang ini adalah topografinya yang berbukit.

    Sekilas, konsep Sinka Zoo mirip dengan Taman Safari Indonesia. Pengunjung dapat berkeliling menggunakan mobil sambil mengamati 270 ekor satwa dari berbagai jenis, termasuk kerbau albino dan rusa.

    Dari 275 ekor satwa tersebut juga terdiri dari 137 ekor aves (burung), 117 ekor mamalia, dan 30 ekor reptil. Selain kerbau albino dan rusa, beberapa satwa lain yang bisa ditemui di sini adalah harimau, gajah, singa, jerapah, siamang, beruang madu, burung kakaktua, burung merak, ular, kera, dan orangutan.

    Berbagai daya tarik di Sinka Island Park dan Sinka Zoo menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Saat berkunjung ke Singkawang, kawasan ini menjadi salah satu destinasi wisata wajib yang sayang untuk dilewatkan.

    Penulis: Resla

  • Sinopsis Film Pengepungan di Bukit Duri, Berikut Daftar Pemainnya

    Sinopsis Film Pengepungan di Bukit Duri, Berikut Daftar Pemainnya

    Berikut ini fakta-fakta menarik dari film Pengepungan di Bukit Duri:

    1. Skenario ditulis sejak tahun 2007

    Sutradara sekaligus penulis skenario, Joko Anwar menceritakan bahwa skenario dari film ini telah digarap sejak 17 tahun lalu tepatnya pada tahun 2007. Saat itu skenarionya ditulis oleh Joko sejak dia pertama kali terjun ke dunia perfilman.

    Selain itu, naskahnya ditulis dengan proses riset sejak 2002 dan melakukan wawancara terhadap anak remaja yang dianggap bermasalah oleh lingkungan sosialnya. Termasuk juga wawancara bersama pendidik dan orang-orang yang terlibat isu kekerasan di kalangan remaja.

    2. Digarap setelah matang

    Joko Anwar sempat menuturkan alasannya baru menggarap skenario film ini salah satunya karena film ini membutuhkan kematangan yang baik terutama sebagai sutradara yang berkaitan dengan teknis produksi serta sebagai manusia.

    Selain itu, pada waktu tersebut skenarionya mengalami perkembangan hingga penajaman sesuai dengan kondisi sosial yang terus berubah dari waktu ke waktu terutama untuk membuat ceritanya tetap relevan dan dekat dengan masyarakat.

    3. Kolaborasi dengan Hollywood

    Film Pengepungan di Bukit Duri merupakan salah satu karya yang berkolaborasi dengan rumah produksi Hollywood Amazon MGM Studios. Kerja sama tersebut menjadi kolaborasi perdana Amazon MGM Studios dengan rumah produksi di Asia Tenggara untuk film rilisan bioskop.

    4. Casting selama 4 bulan

    Film ini melalui proses casting yang cukup panjang sekitar empat bulan dibantu dengan casting director. Joko Anwar mengaku bahwa ia sempat frustasi dalam mencari para pemain tepat sesuai dengan kebutuhan cerita film.

    5. Angkat isu kekerasan di kalangan remaja

    Pengepungan di Bukit Duri mengangkat cerita dengan isu kekerasan di kalangan remaja. Diketahui ide tersebut didapatkan oleh Joko Anwar berasal dari fenomena kekerasan yang masih menjadi isu dalam kehidupan masyarakat saat ini.

    Kemudian pihaknya juga menuturkan remaja memiliki peran penting sebagai penerus sebuah bangsa. Selain itu, perlakuan orang dewasa kepada remaja juga mempunyai peranan dalam membentuk generasi tersebut.

    “Kenapa kami mengambil tema remaja karena remaja adalah fase yang paling krusial dalam masyarakat. Apakah kelompok remaja ini nantinya akan menjadi surplus demografi untuk sebuah negara, atau justru menjadi beban. Ini penting banget untuk disorot masalah remaja ini,” ucapnya.

  • Mapasilaga Tedong, Ritual Adu Kerbau Toraja yang Hampir Punah

    Mapasilaga Tedong, Ritual Adu Kerbau Toraja yang Hampir Punah

    Liputan6.com, Makassar – Di balik kemegahan upacara kematian rambu solo, masyarakat Toraja menyimpan sebuah tradisi langka yang semakin sulit ditemui. Mapasilaga tedong, ritual adu kerbau sakral yang hanya dilakukan untuk keluarga bangsawan.

    Upacara adat ini juga membutuhkan persiapan luar biasa. Dengan biaya mencapai ratusan juta rupiah dan semakin sedikitnya generasi yang mempertahankannya, tradisi ini perlahan menghilang dari tanah Toraja.

    Mengutip dari berbagai sumber, mapasilaga tedong merupakan bagian dari upacara kematian (rambu solo) dalam strata sosial tertinggi masyarakat Toraja. Ritual ini dipercaya sebagai bentuk penghormatan terakhir bagi almarhum, sekaligus simbol perjalanan roh menuju alam puya (alam arwah).

    Kerbau yang diadu bukan sekadar hewan sembelihan biasa. Melainkan dianggap sebagai kendaraan roh menuju akhirat.

    Tidak semua kerbau bisa digunakan dalam mapasilaga tedong. Hanya kerbau bule (albino) atau kerbau lumpur (berwarna hitam legam) yang dianggap layak.

    Seekor kerbau bule berkualitas bisa dihargai hingga 500 juta Rupiah. Selain itu, keluarga penyelenggara harus mempersiapkan tempat khusus berupa lapangan berumput yang diberi pagar kayu.

    Dua kerbau terpilih dihadapkan di tengah arena. Berbeda dengan adu kerbau biasa, mapasilaga tedong tidak bertujuan untuk melukai atau mengalahkan lawan.

    Kerbau-kerbau ini hanya saling beradu kekuatan dengan kepala dan tanduk. Jika salah satu kerbau mundur, pertandingan selesai.

    Pemenangnya tidak ditentukan, karena fokus ritual terletak pada prosesnya, bukan hasil akhir. Kerbau dalam masyarakat Toraja merupakan simbol status sosial dan kekayaan.

    Dalam upacara kematian, jumlah kerbau yang disembelih menentukan seberapa terhormat prosesi pemakaman tersebut. Mapasilaga tedong menambahkan nilai lebih karena kerbau yang diadu harus memenuhi syarat fisik dan spiritual tertentu.

    Setelah diadu, kerbau-kerbau tersebut disembelih sebagai persembahan. Dagingnya dibagikan kepada masyarakat yang hadir, sementara kepala dan tanduknya dipajang di sekitar tongkonan (rumah adat) Toraja.

    Tulang-tulang kerbau juga disimpan sebagai bagian dari tradisi ma’nene. Ritual ini sebagai pembersihan jenazah yang telah diwariskan secara turun-temurun.

    Biaya yang sangat tinggi menjadi faktor utama semakin langkanya mapasilaga tedong. Selain itu, generasi muda Toraja banyak yang enggan melanjutkan tradisi ini karena dianggap tidak praktis. Beberapa keluarga bangsawan lebih memilih menyembelih kerbau tanpa mengadakan adu terlebih dahulu untuk menghemat biaya.

    Penulis: Ade Yofi Faidzun

  • H-9 PSU Pilkada Kabupaten Tasikmalaya, KPU Jabar Sebut Anggaran Belum Cair

    H-9 PSU Pilkada Kabupaten Tasikmalaya, KPU Jabar Sebut Anggaran Belum Cair

    Dilansir kanal Regional Liputan6, Pemerintah Jawa Barat (Jabar) menyiapkan bantuan anggaran untuk pelaksanaan pemungutan suara ulang (PSU) Pilkada Kabupaten Tasikmalaya. 

    Menurut Gubernur Jabar Dedi Mulyadi, dari hasil rapat koordinasi tindak lanjut keputusan Mahkamah Konstitusi terkait sengketa Pilkada Kabupaten Tasikmalaya, PSU akan dilaksanakan dengan skema pembiayaan berasal dari Pemerintah Provinsi Jabar dan Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya. 

    “PSU dilaksanakan, biayanya dibagi dua provinsi dan kabupaten,” kata Dedi Mulyadi usai rakor secara daring, Selasa (25/2/2025).

    Dedi mengatakan dari perhitungan sementara, kebutuhan penyelenggaraan PSU di Kabupaten Tasikmalaya mencapai Rp60 miliar. 

    Dedi memastikan Pemerintah Jabar akan membantu PSU dengan proporsi yang saat ini masih dihitung. 

    “Rp 60 miliar itu total kebutuhan, kemungkinan (nilainya) masih dihitung,” kata Dedi.

    Dedi juga memastikan, dana untuk PSU ini tidak akan menganggu rencana pihaknya melakukan efisiensi anggaran. Dari hasil rapat, dana tersebut akan diambil dari dana penyelenggaraan Pilkada 2024 yang masih tersisa di KPU Jabar dan Bawaslu Jabar. 

    “Dana sisa yang kemarin di Bawaslu Jabar dan KPU Jabar masih ada, aman, jadi tidak mengganggu efisiensi,” ucap Dedi.

    Sementara itu, Sekertaris Daerah (Sekda) Jabar Herman Suryatman memastikan bahwa Gubernur Dedi Mulyadi menaruh perhatian serius pada penyelenggaraan PSU di Kabupaten Tasikmalaya pascaputusan hasil sengketa oleh MK. 

    “Pak Gubernur sangat peduli, bagaimanapun juga ini kepentingan bersama, khususnya masyarakat Kabupaten Tasikmalaya,” kata Herman.

    Herman menyebutkan dalam rapat daring yang dipimpin oleh Dedi, pihaknya membahas dan mencermati sejumlah konsekuensi teknis dari putusan MK. 

    “Apa saja yang harus disiapkan, kegiatan apa yang harus dilakukan, A-Z, tentu ini domainnya KPU ya,” sebut Herman.

    Dalam rapat yang dihadiri oleh unsur KPU, Bawaslu dan Sekda Tasikmalaya tersebut membahas aspek dari mulai pembiayaan, metoda pelaksanaan hingga material PSU. 

    “Agar pelaksanaannya berjalan baik,” ujar Herman.

    Terkait pembiayaan, Herman memastikan bahwa Pemprov Jabar mengikuti arahan dari gubernur setelah melihat data dan fakta yang ada serta aturan terkait hal ini. 

    “Yang jelas ini adalah kepentingan bersama sehingga harus diantisipasi dengan baik,” ucap Herman.

  • Gagal Bobol ATM BSG, Pria di Bone Bolango Akhirnya Ditahan Polisi

    Gagal Bobol ATM BSG, Pria di Bone Bolango Akhirnya Ditahan Polisi

    Liputan6.com, Gorontalo – Upaya pembobolan mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM) milik Bank SulutGo (BSG) di Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo, digagalkan aparat kepolisian setelah mengejar pelaku beberapa beberapa hari lalu. Pelaku berinisial SR, warga Kecamatan Suwawa, ditangkap usai berlangsung upaya kejar-kejaran yang dramatis di kawasan Kampus IV Universitas Negeri Gorontalo hingga Kantor KPU Bone Bolango.

    Kejadian berawal sekitar pukul 09.30 WITA di ATM BSG Jalan Prof. Dr. Ing. BJ Habibie, tepat di depan Kantor Dinas Pendidikan Bone Bolango. Warga awalnya mengira SR adalah teknisi karena tampak sibuk di sekitar mesin ATM. Namun, kecurigaan muncul saat terlihat ia membawa parang dan pisau di pinggang. “Awalnya warga tidak curiga. Tetapi begitu melihat senjata tajam, langsung melapor ke Pos Pengamanan Center Point,” ungkap Kapolres Bone Bolango, AKBP Supriantoro, Jumat (11/04/2025).

    Tiga personel dari Polres Bone Bolango segera mendatangi lokasi. Namun, saat akan diamankan, pelaku melarikan diri sehingga aksi pengejaran tak dapat dihindari. Dalam pelariannya, pelaku sempat mengancam dengan senjata tajam, namun berhasil dilumpuhkan tanpa perlawanan serius. “SR tidak sempat membuka mesin ATM karena langsung terdeteksi warga dan petugas kami,” jelas Kapolres.

    Hasil penyelidikan sementara menunjukkan bahwa pelaku baru saja mengundurkan diri dari pekerjaannya dan tidak menerima pesangon, yang diduga menjadi motif ekonomi di balik aksinya. “Karena tekanan ekonomi, dia nekat melakukan percobaan pembobolan,” tambah Kapolres.

    Saat ini, unit Satreskrim Polres Bone Bolango masih melakukan pemeriksaan lebih lanjut. Pihak kepolisian juga telah meminta rekaman CCTV dari bank untuk mendukung proses penyelidikan. Tiga anggota polisi yang terlibat dalam penangkapan tersebut yakni Ipda Lexy dari Pama Mapolres, Brigadir Polisi Yudha dari Satlantas, dan Bripka Candra dari Polsubsektor Pinogu. Aksi mereka mendapat apresiasi publik setelah video pengejaran menyebar luas di media sosial. “Brigadir Yudha sempat berhadapan langsung dengan pelaku, sedangkan Ipda Lexy mengalami cedera lutut saat pengejaran,” terang Supriantoro.

    Kapolres juga mengimbau masyarakat agar tetap waspada terhadap aktivitas mencurigakan, terutama di area publik seperti mesin ATM. Kolaborasi cepat antara warga dan aparat terbukti mampu mencegah potensi tindak kriminal.

    Gorontalo memiliki sebuah masjid yang menjadi bukti sejarah masuknya islam, yakni Masjid Hunto Sultan Amay. Masjid ini merupakan masjid pertama di Gorontalo dan dibangun oleh seorang raja sebagai mahar pernikahannya dengan putri raja dari Sulawesi Te…

  • Dugaan Korupsi Proyek PEN Gorontalo, Negara Dirugikan Rp5,9 Miliar

    Dugaan Korupsi Proyek PEN Gorontalo, Negara Dirugikan Rp5,9 Miliar

    Liputan6.com, Gorontalo – Kepolisian Daerah (Polda) Gorontalo melalui Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) tengah menangani dugaan tindak pidana korupsi proyek peningkatan jalan. Kali ini adalah jalan Nani Wartabone yang dilaksanakan oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Gorontalo pada tahun anggaran 2021.

    Dalam konferensi pers yang digelar di Mapolda Gorontalo, Direktur Reskrimsus Kombes Pol. Dr. Maruly Pardede didampingi Kepala Bidang Humas Polda Gorontalo Kombes Pol. Desmont Harjendro menyampaikan, bahwa proyek tersebut menggunakan anggaran Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dengan nilai kontrak sebesar Rp23,97 miliar. Proyek ini dikerjakan oleh PT Mahardika Permata Mandiri dengan konsultan pengawasan teknis dari PT Fendel Structure Engineering senilai Rp761 juta.

    Pelaksanaan proyek dimulai pada 22 November 2021 dan dijadwalkan selesai pada 19 Juli 2022. Namun, meskipun telah dilakukan dua kali perpanjangan waktu (addendum), progres pekerjaan hanya mencapai 43,50 persen dan akhirnya kontrak diputus oleh pemerintah daerah. “Dari hasil penyelidikan mendalam, tim menemukan adanya indikasi penyimpangan yang mengarah pada dugaan tindak pidana korupsi,” kata Kombes Pol. Maruly Pardede.

    Hasil Laporan Pemeriksaan Investigatif Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Republik Indonesia Nomor 62/LHP/XXI/11/2024 tanggal 1 November 2024 menyebutkan bahwa proyek tersebut mengakibatkan kerugian keuangan negara sebesar Rp5,97 miliar.

    Dalam proses penyidikan, Ditreskrimsus telah mengidentifikasi tiga pihak yang diduga bertanggung jawab, yakni Antum Abdullah selaku Kuasa Pengguna Anggaran (KPA). Selain itu ada nama Irfan Ahmad Asui sebagai Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK), serta Denny Juaeni yang menjabat sebagai Kuasa Direktur PT Mahardika Permata Mandiri berdasarkan Akta Notaris H. Azwir, M.Kn.

    Direktur Reskrimsus menegaskan bahwa proses hukum masih berjalan, termasuk pendalaman dokumen dan pemeriksaan lanjutan terhadap para pihak yang terlibat. Polda Gorontalo juga tidak menutup kemungkinan adanya penambahan tersangka dalam kasus ini. “Kami berkomitmen menindak tegas pelaku tindak pidana korupsi tanpa pandang bulu. Ini adalah bentuk tanggung jawab kami dalam menegakkan hukum dan menjaga akuntabilitas penggunaan anggaran negara,” tegas Maruly.

    Polda Gorontalo memastikan bahwa seluruh proses penegakan hukum dilakukan secara profesional, transparan, dan akuntabel demi kepentingan masyarakat dan penegakan keadilan di Provinsi Gorontalo.

    Gorontalo memiliki sebuah masjid yang menjadi bukti sejarah masuknya islam, yakni Masjid Hunto Sultan Amay. Masjid ini merupakan masjid pertama di Gorontalo dan dibangun oleh seorang raja sebagai mahar pernikahannya dengan putri raja dari Sulawesi Te…