Category: Liputan6.com Regional

  • Niat Silaturahmi Lebaran, Pria di Lampung Tengah Malah Dibacok Tetangga Gara-Gara Utang

    Niat Silaturahmi Lebaran, Pria di Lampung Tengah Malah Dibacok Tetangga Gara-Gara Utang

    Liputan6.com, Lampung – Seorang pria di Kabupaten Lampung Tengah, HO (36), menjadi korban pengeroyokan hingga terluka parah setelah mengunjungi rumah tetangganya untuk bersilaturahmi pada momen Lebaran 2025.

    Insiden yang terjadi pada Senin, 7 April 2025, mengakibatkan korban mengalami luka serius di punggung dan pinggang akibat serangan senjata tajam jenis badik.

    Kapolsek Seputih Surabaya, AKP Mahdum Yazin menjelaskan bahwa peristiwa penganiayaan terjadi saat korban sedang berbincang santai dengan tetangganya sekitar pukul 09.30 WIB.

    Tiba-tiba, dua pelaku, MNS (43) dan RYA (43), muncul dan langsung menyerang HO dengan senjata tajam. Meskipun korban berusaha melarikan diri, ia tetap terjangkau oleh pelaku dan mengalami luka yang cukup parah.

    “Korban saat ini masih dalam proses pemulihan. Luka yang dialaminya cukup serius akibat serangan senjata tajam,” ujar Kapolsek Mahdum, Sabtu (12/4/2025).

    Setelah menerima laporan dari warga, petugas Tekab 308 Polsek Seputih Surabaya langsung bergerak dan berhasil menangkap kedua pelaku di kediaman masing-masing di Kampung Srikaton, Kecamatan Seputih Surabaya, pada Rabu (9/4/2025) malam.

    Dari hasil penyidikan, polisi mengamankan sebilah golok yang diduga digunakan dalam aksi penyerangan tersebut.

    “Kedua pelaku telah ditahan dan dikenakan pasal 170 KUHPidana dengan ancaman hukuman maksimal 12 tahun penjara,” ungkapnya.

    Motif di balik penganiayaan ini diketahui berkaitan dengan masalah utang piutang. Pelaku, yang menagih utang Rp500 ribu kepada korban, merasa kesal karena HO tidak memenuhi janjinya untuk membayar.

    Meski begitu, pihak kepolisian masih mendalami kemungkinan adanya motif lain di balik tindakan brutal tersebut.

    “Saat ini kami fokus pada masalah utang yang tidak dibayar sebagai pemicu utama peristiwa ini,” dia memungkasi.

     

    Kondisi Wanita yang Tertabrak Kuda Balap di Kebumen

  • Menguak Bisnis ‘Lendir’ di Maumere, saat Kamar Hotel jadi Bilik Esek-Esek

    Menguak Bisnis ‘Lendir’ di Maumere, saat Kamar Hotel jadi Bilik Esek-Esek

    Berdasarkan izin yang dikeluarkan Pemda Sikka, Hotel G mengantongi izin penginapan. Tapi diam-diam, pemilik hotel mengalih fungsikan jadi lahan bisnis esek-esek.

    Warga yang merasa terganggu dengan aktivitas penghuni kamar hotel karena sering ribut menggelar pesta miras, akhirnya melaporkan ke Satpol PP.

    Selain Hotel G, Satpol PP juga sudah mengintai beberapa hotel lainnya di Maumere yang sering dijadikan prostitusi terselubung.

    “Ada empat hotel yang sudah dalam target. Ada juga kos kosan dan rumah warga yang dijadikan tempat esek-esek,” tandasnya.

    Segel Hotel

    Langkah tegas yang diambil Kasat Pol PP, kabupaten Sikka, Buang Dacunha patut diapresiasi. Setelah mengamakan enam PSK, ia bersama anggotanya menyegel Hotel G.

    Penyegelan itu karena menurutnya pemilik Hotel G telah menyalahi aturan perijinan.

    “Setelah diketahui bahwa Hotel Gardena sudah beralih menjadi kos esek-esek, sejak hari ini, kami tutup,” tegasnya.

    Ia mengatakan penyegelan itu dilakukan hingga selesai proses penyelidikan yang dilakukan penyidik Satpol PP.

    “Kita masih buru pengelolanya bernama Paskal. Dia yang menerima biaya sewa kamar dari PSK. Selama belum selesai, hotel ini tidak dibuka, kecuali buat ijin baru,” katanya.

    Ia bahkan mengancam memproses hukum pemilik Hotel Gardena jika tidak kooperatif dalam proses penyelidikan.

    “Ini jelas sudah melanggar karena izinnya dialihkan, bisa saja kita proses hukum,” tutupnya.

  • Boboto, Kuliner Ternate yang Kaya Rasa dan Sejarah

    Boboto, Kuliner Ternate yang Kaya Rasa dan Sejarah

    Campuran ini kemudian dibungkus dalam daun pisang, yang tidak hanya berfungsi sebagai pembungkus tetapi juga memberikan aroma harum saat dikukus. Proses pengukusan biasanya memakan waktu sekitar satu jam hingga Boboto matang sempurna.

    Saat dibuka, aroma khas dari ikan cakalang, kenari, dan rempah-rempah langsung menguar, menggugah selera siapa pun yang menciumnya. Boboto memiliki cita rasa yang kaya dan kompleks.

    Gurihnya ikan cakalang berpadu dengan tekstur renyah dari kacang kenari, sementara rasa pedas dari lada memberi sensasi hangat di lidah. Keunikan Boboto tidak hanya terletak pada rasanya, tetapi juga pada komposisinya yang menggunakan bahan-bahan lokal yang sulit ditemukan di daerah lain.

    Ini menjadikan Boboto sebagai hidangan yang benar-benar mencerminkan kekayaan alam dan budaya kuliner Ternate. Selain kelezatannya, Boboto juga memiliki nilai gizi yang tinggi.

    Ikan cakalang kaya akan protein dan asam lemak omega-3 yang baik untuk kesehatan jantung dan otak. Kacang kenari mengandung lemak sehat yang baik untuk tubuh, serta kaya akan antioksidan yang dapat membantu melawan radikal bebas.

    Lada yang digunakan dalam Boboto juga memiliki manfaat kesehatan, seperti meningkatkan metabolisme dan membantu sistem pencernaan. Hingga kini, Boboto tetap menjadi salah satu makanan tradisional yang dicari oleh penduduk lokal maupun wisatawan yang berkunjung ke Ternate.

    Di pasar-pasar tradisional, Boboto sering dijual dalam bentuk siap santap, biasanya dikemas dalam daun pisang yang masih hangat. Banyak juga restoran lokal yang menyajikan Boboto sebagai menu andalan mereka, sering kali disandingkan dengan nasi panas dan sambal khas Maluku yang pedas menggigit.

    Keberadaan Boboto juga semakin mendapat perhatian di tingkat nasional, terutama dengan meningkatnya minat masyarakat terhadap kuliner Nusantara. Beberapa festival kuliner yang diadakan di berbagai kota besar mulai memperkenalkan Boboto sebagai salah satu warisan kuliner dari Ternate yang patut dilestarikan.

    Dengan semakin banyaknya orang yang mengenal dan mencicipi Boboto, diharapkan makanan khas ini tetap bertahan dan tidak tergerus oleh modernisasi. Dengan kombinasi bahan yang unik, proses pembuatan yang khas, serta cita rasa yang kaya, Boboto tidak hanya sekadar makanan, tetapi juga simbol dari sejarah, tradisi, dan kekayaan alam Ternate.

    Bagi siapa pun yang berkesempatan berkunjung ke Ternate, mencicipi Boboto adalah pengalaman yang tidak boleh dilewatkan. Dengan menjaga dan melestarikan kuliner tradisional seperti Boboto, kita turut berperan dalam mempertahankan warisan budaya yang berharga bagi generasi mendatang.

    Penulis: Belvana Fasya Saad

     

  • Garut Darurat Kejahatan Seks: Kejari Buka Posko Khusus Anak, Perempuan dan Disabilitas

    Garut Darurat Kejahatan Seks: Kejari Buka Posko Khusus Anak, Perempuan dan Disabilitas

    Liputan6.com, Garut – Kabupaten Garut, Jawa Barat, darurat kejahatan seks anak, tercatat dalam sepekan terakhir, Polres Garut sukses mengungkap dua kasus rudapaksa yang menimpa balita dan anak di bawah umur, dalam kasus berbeda.

    Sebelumnya, satu anak balita mendapat perlakukan asusila dari ayah, uwak dan kakek. Terbaru, seorang anak SMP mendapat perlakukan asusila dari oknum guru, setelah melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler di salah satu kolam renang Cipanas.

    “Kasusnya masih kami lakukan pendalaman. Pengakuannya, korban dicabuli di kolam renang,” ujar Kasat Reskrim Polres Garut AKP Joko Prihatin.

    Menanggkapi kondisi miris itu, Kajari Garut, Helena Octavianne siap menerima pengaduan masyarakat, yang masih segan untuk melaporkan hal yang masih dianggap tabu di Garut tersebut.

    “Jangan takut, kalau ragu datang saja ke kejaksaan, kami punya posko akses keadilan bagi perempuan, anak, dan penyandang disabilitas,” ujar dia, Senin (14/4/2025).

    Menurutnya, tingkat kesadaran masyarakat Garut untuk melaporkan tindak pidana kekerasan seksual (TPKS) masih rendah. Namun setelah hadirnya posko itu, perlahan pasti keberanian masyarakat mulai meningkat.

    Hal itu dibuktikan dengan hadirnya Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan (SPDP) terhadap delapan kasus dalam bulan ini. “Alhamdulillah, masyarakat mulai teredukasi dan berani melapor,” ujar dia.

    Posko Akses Keadilan ini ujar dia, berfungsi sebagai ruang konsultasi dan edukasi hukum bagi korban kekerasan seksual, sehingga diharapkan mendapatkan keadilan.

    “Pelaporan kasusnya tetap di Kepolisian, namun kami memberikan ruang bagi korban untuk berkonsultasi sebelum melakukan pelaporan,” kata dia.

    Selama ini, banyak korban masih merasa takut untuk melaporkan kasus rudapaksa atau pencabulan yang menjerat keluarga mereka, karena alasan norma.

    “Kami pernah terima curhat dua ibu yang anak-anaknya kabur bersama, mereka datang ke posko, bingung harus bagaimana, kami beri pendampingan, dan alhamdulillah anak-anak mereka akhirnya kembali,” ungkap dia.

    Dalam prakteknya, kejaksaan terus berkoordinasi dengan penyidik kepolisian dalam penangakan kasus TPKS yang terjadi di Garut.

    “Lewat posko akses keadilan, kami ingin masyarakat tahu bahwa negara hadir untuk melindungi korban, terutama perempuan, anak, dan penyandang disabilitas,” ujar dia.

    Untuk menekan hadirnya kasus serupa, Helena terus memberikan pemahaman, termasuk meminta masyarakat berperan aktif melapor pihak berwajib, atau datang ke posko akses keadilan Kejari Garut. “Edukasi adalah kuncinya,” kata dia.

     

    Kakek Bejat Cabuli Cucu Kandungnya Selama 2 Tahun di Kebumen

  • Polisi Pencabul Anak di Sikka NTT Dipecat

    Polisi Pencabul Anak di Sikka NTT Dipecat

    Polres Sikka di bawah kepemimpinan AKBP Mohammad Mukhson mengambil langkah tegas terhadap dua anggotanya yang melanggar hukum.

    Selain Aipda Iwan Ibrahim yang terlibat pencabulan anak bawah umur, Polres Sikka juga memecat Aiptu Hendrikus Endi.

    Kasi Humas Polres Sikka, Iptu Yermi Soludale mengatakan Hendrikus Endi dipecat karena terlibat kasus pidana menghilangkan nyawa orang.

    “Sesuai hasil sidang etik, Aiptu Hendrikus direkomendasikan untuk pemberhentian tidak dengan hormat atau PTDH,” ujarnya.

    Melalui pendampingnya, Aiptu Hendrikus mengajukan banding atas putusan itu.

    “Sesuai aturan, banding dilakukan dalam jangka waktu tiga hari kerja setelah keputusan dibacakan. Batasnya 21 hari ajukan memori banding, jika tidak maka dinyatakan inkracht,” tandasnya.

    Ia menambahkan, Kapolres Sikka AKBP Mohammad Mukhson tidak akan mentolerir anggota yang melakukan pelanggaran.

    “Sesuai komitmen Pak Kapolres, anggota yang melakukan pelanggaran-pelanggaran berat, pasti disanksi tegas,” tegasnya.

  • Evaluasi Masa Libur Lebaran 2025 di Jabar, Ini yang Disorot

    Evaluasi Masa Libur Lebaran 2025 di Jabar, Ini yang Disorot

    Selain itu, pungutan liar (pungli) maupun aksi premanisme juga ditindak cepat dengan proses hukum berkat kolaborasi dengan aparat setempat. 

    “Tak kalah penting terkait keamanan dan ketertiban masyarakat, kita saksikan kemarin ada beberapa aksi premanisme dan oleh jajaran Polri langsung ditindak dan diamankan,” ucap Herman. 

    Tak cuma itu, Herman juga memastikan selama musim Lebaran 2025, bahan pokok penting tersedia untuk masyarakat dengan harga terkendali. 

    “Ada beberapa yang meleceng (naik), terutama cabai rawit, tapi sekarang mulai turun. Beras konsumsi utama kita juga lancar, inflasi terkendali selama Lebaran ini,” katanya. 

    Kemudian terkait kebencanaan, Herman juga menyebut, sejumlah daerah di Jabar mengalami bencana, di antaranya Kabupaten Karawang, Bandung, Kuningan, Cirebon, Sumedang, Kota Banjar, yang sudah ditangani dengan respons cepat baik BPBD seluruh tingkatan pemerintahan di Jabar, serta pihak terkait lainnya.

  • ISI Surakarta Buka Perkuliahan di Banyuwangi, Etnomusikologi dan Tari Jadi Prodi Pertama

    ISI Surakarta Buka Perkuliahan di Banyuwangi, Etnomusikologi dan Tari Jadi Prodi Pertama

    Liputan6.com, Banyuwangi – Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta resmi membuka kelas perkuliahan di Banyuwangi mulai tahun ajaran 2025 ini. Pendaftaran mahasiswa baru akan dibuka mulai Mei 2025.

    Hal itu diungkapkan Rektor ISI Surakarta, Dr. I Nyoman Sukerta saat bertemu Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, di Banyuwangi, Jumat (11/4/2025). Pertemuan tersebut sekaligus mematangkan persiapan teknis pembukaan kelas perkuliahan ISI Surakarta di Banyuwangi.

    “Kita akan mulai perkuliahan di tahun akademik 2025 ini. Pendaftaran akan kami bulan Mei 2025 melalui jalur mandiri. Silakan bagi calon mahasiswa yang ingin mendaftar,” urai Nyoman.

    Nyoman menjelaskan, di tahun awal ini ada dua program studi (prodi) yang ditawarkan ISI di kampus Banyuwangi, yakni etnomusikologi dan tari. Masing-masing prodi tersebut membuka kuota untuk 15 mahasiswa baru.

    “Sementara dua prodi dulu. Nanti setelah prosedur perizinan pendirian program studi di luar kampus utama (PSDKU) selesai, kita akan tambah lagi prodinya. Misalnya bisa film televisi, desain komunikasi visual, dan lainnya karena di ISI Solo kita punya 23 prodi yang juga bisa dibuka di Banyuwangi,” ujarnya.

    Menurut Nyoman, Banyuwangi memiliki kekayaan seni dan budaya yang beragam dan khas. Seperti halnya gandrung, barong, jaranan buto, trengganis, kuntulan, dan banyak lainnya. Potensi besar di bidang seni budaya tersebut, diyakini mampu menjadi ekosistem pendidikan yang baik.

    “Banyuwangi punya warisan seni dan budaya endemik yang tidak bisa kita temukan di daerah lain. Inilah yang menarik perhatian kami untuk hadir di sini agar putra daerah Banyuwangi bisa belajar secara akademik dan ilmiah untuk pelestarian dan pengembangan warisan budaya dari leluhurnya,” ujar Nyoman.

    Ditambahkan dia, ISI Surakarta akan melibatkan seniman dan budayawan lokal Banyuwangi sebagai pengajar, selain tenaga dosen pengajar dari ISI. 

    “Begitu juga kurikulumnya, akan didesain memuat kesenian lokal Banyuwangi. Sehingga kehadiran ISI di Banyuwangi benar-benar bisa menguatkan fondasi kearifan lokal Banyuwangi,” tegasnya.  

     

    Sensasi Mengelupas EMBUN ES atau BUN UPAS Dieng, Dampak Aphelion?

  • Mulai Hari Ini, Dedi Mulyadi Larang Pungutan Sumbangan di Jalan Raya

    Mulai Hari Ini, Dedi Mulyadi Larang Pungutan Sumbangan di Jalan Raya

    Liputan6.com, Bandung – Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi mengeluarkan surat edaran nomor 37/HUB.02/KESRA yang melarang segala bentuk pungutan, termasuk pungutan sumbangan, di jalan raya mulai Senin, 14 April 2025 hari ini.

    “Pemerintah Provinsi Jawa Barat terhitung hari Senin tanggal 14 April 2025 akan mengeluarkan surat edaran larangan pungutan menggunakan jalan raya,” ucapnya dalam video yang diunggah di akun Instagram @dedimulyadi71, dikutip pada Senin, 14 April 2025.

    Menurut Dedi, aktivitas penggalangan sumbangan di jalan raya bertentangan dengan prinsip-prinsip keselamatan berlalu lintas. Maka dari itu, larangan tersebut diberlakukan untuk menjaga keselamatan dan ketertiban para pengguna jalan.

    “Jadi berbagai kegiatan pungutan atas nama sumbangan tempat ibadah, atau sumbangan lainnya yang bertentangan dengan prinsip-prinsip keselamatan lalu lintas, kami akan menyampaikan surat edaran larangan,” katanya.

    Dedi pun meminta seluruh kepala daerah untuk segera mengambil langkah aktif dari kebijakan tersebut.

    “Untuk itu kepada para kepala desa, kepala kelurahan, camat, bupati, dan wali kota, segera melakukan langkah-langkah antisipasi dampak dari larangan tersebut,” tuturnya.

    Di sisi lain, Dedi mengingatkan seluruh pihak untuk selalu menghormati hak para pengguna jalan. Menurutnya, penggalangan dana di jalan raya seringkali dilakukan untuk pembangunan fasilitas ibadah.

    “Kita akan bersama-sama menyelesaikan problem dari pembangunan tersebut. Karena itu menyangkut martabat kita semua sebagai umat Islam dan yang paling utama adalah kita tidak boleh menggunakan jalan di luar kepentingan lalu lintas itu sendiri,” tandasnya.

     

    Penulis: Arby Salim

  • Dekke Naniura, Warisan Kuliner Tradisional Batak Sarat Makna dan Rasa

    Dekke Naniura, Warisan Kuliner Tradisional Batak Sarat Makna dan Rasa

    Keunikan rasa Dekke Naniura sangat bergantung pada kesegaran ikan dan keseimbangan bumbu. Tidak semua orang bisa membuat Dekke Naniura dengan baik, karena membutuhkan keterampilan dan intuisi dalam meracik bumbu serta menentukan waktu yang tepat agar ikan matang sempurna.

    Dalam konteks budaya Batak, makanan ini memiliki makna yang jauh lebih dalam. Saat disajikan dalam adat, Dekke Naniura tidak hanya menunjukkan keramahtamahan tuan rumah, tetapi juga menjadi media komunikasi simbolik yang menyampaikan harapan akan keselamatan, kemakmuran, dan keharmonisan hidup.

    Karena maknanya yang tinggi, dahulu hanya orang-orang tertentu yang bisa menghidangkan atau menerima Dekke Naniura, misalnya raja adat, tokoh masyarakat, atau tamu kehormatan dalam pesta adat Batak.

    Sayangnya, seiring perkembangan zaman dan perubahan gaya hidup, popularitas Dekke Naniura sempat meredup. Banyak generasi muda Batak yang mulai melupakan atau bahkan tidak pernah mencicipi hidangan ini.

    Tantangan utama yang dihadapi adalah anggapan bahwa makanan mentah kurang higienis dan tidak cocok dengan selera modern. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, upaya pelestarian dan promosi kuliner lokal kembali digalakkan oleh berbagai pihak, termasuk komunitas adat, pegiat kuliner, hingga pemerintah daerah.

    Festival kuliner Batak, promosi pariwisata Danau Toba, dan peran media sosial telah membantu mengembalikan ketertarikan terhadap makanan tradisional ini. Beberapa restoran khas Batak kini kembali menyajikan Dekke Naniura, bahkan dengan inovasi penyajian modern tanpa menghilangkan keaslian rasa.

    Dekke Naniura juga mulai dilirik oleh kalangan pecinta kuliner nusantara maupun mancanegara, terutama mereka yang tertarik pada makanan fermentasi atau raw food. Kandungan nutrisinya yang tinggi, karena tidak melalui proses pemanasan, menjadikannya alternatif sehat bagi mereka yang mencari makanan alami.

    Di sisi lain, aroma andaliman dan cita rasa eksotis dari bumbu rias membuat pengalaman menyantap Dekke Naniura menjadi sesuatu yang unik dan tak terlupakan. Makanan ini juga menjadi representasi dari filosofi hidup masyarakat Batak yang menghargai alam, kesederhanaan, dan kekayaan rasa.

    Dalam setiap gigitannya, Dekke Naniura tidak hanya menghadirkan rasa, tetapi juga sejarah, warisan budaya, dan cerita panjang dari peradaban di tepian Danau Toba.

    Pelestarian Dekke Naniura tidak bisa hanya diserahkan pada satu pihak saja. Diperlukan kesadaran kolektif dari seluruh masyarakat Batak, mulai dari orang tua yang mewariskan resep, para juru masak yang menjaga keaslian proses, hingga generasi muda yang bersedia belajar dan mencintai kembali warisan leluhurnya. Pendidikan budaya sejak dini, dokumentasi resep secara digital, serta dukungan dari pemerintah dalam bentuk pelatihan, festival, maupun pengakuan resmi terhadap kekayaan kuliner tradisional menjadi langkah penting untuk memastikan bahwa Dekke Naniura tetap hidup dan berkembang.

    Lebih dari itu, mengenalkan makanan ini ke kancah nasional bahkan internasional bisa menjadi sarana yang efektif untuk membangun citra Indonesia sebagai bangsa yang kaya akan khazanah kuliner. Dalam konteks ini, Dekke Naniura bukan hanya milik Batak, tetapi juga bagian dari identitas kuliner Indonesia yang layak dibanggakan.

    Makanan bukan hanya soal perut kenyang, tetapi juga jembatan yang menghubungkan masa lalu, masa kini, dan masa depan. Dekke Naniura adalah bukti bahwa warisan leluhur dapat tetap relevan jika kita menjaganya dengan cinta, bangga menyajikannya, dan terus menceritakan kisah di baliknya kepada generasi berikutnya.

    Penulis: Belvana Fasya Saad

  • Kantor Samsat Soreang Bandung Dipadati Penunggak Pajak Kendaraan, 3 Lokasi Pembayaran Baru Bakal Disiapkan

    Kantor Samsat Soreang Bandung Dipadati Penunggak Pajak Kendaraan, 3 Lokasi Pembayaran Baru Bakal Disiapkan

    Liputan6.com, Bandung – Kantor Samsat Soreang, Kabupaten Bandung dipadati masyarakat yang memanfaatkan program pemutihan atau penghapusan pajak kendaraan tertunggak yang diselenggarakan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat.

    Terkait itu, Bupati Bandung Dadang Supriatna mengatakan pihaknya berencana menambah tiga lokasi pelayanan baru. Hal itu disampaikan Dadang saat melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke Kantor Samsat Soreang pada Jumat, 11 April 2025.

    “Saya akan menambah tiga lokasi pelayanan baru di wilayah Kabupaten Bandung, yaitu di areal parkir RSUD Otista, di Gedung Baznas, dan areal Gedung PIM Soreang,” katanya dalam keterangan tertulis, dikutip pada Senin, 14 April 2025.

    Dalam sidaknya, Dadang mengaku menerima keluhan dan masukan dari masyarakat. Dia pun menyoroti panjangnya antrean, serta loket pembayaran dan petugas penggesekan kendaraan yang dinilai sangat terbatas.

    “Mayoritas warga mengeluhkan antrean panjang pelayanan sehingga masyarakat menghabiskan waktu seharian untuk membayar tunggakan pajak kendaraan mereka. Ini sebenarnya karena animo masyarakat begitu besar,” ucapnya.

    Lebih lanjut, Dadang juga optimistis penambahan tiga lokasi pembayaran pajak tersebut dapat efektif mengurangi kepadatan dan memperpendek waktu antrean di Kantor Samsat Soreang.

    Terlebih, kata Dadang, hampir setiap hari ribuan wajib pajak memadati Kantor Samsat Soreang. Tak jarang pula, antrean kendaraan menyebabkan arus lalu lintas di kawasan Jalan Gading Tutuka tersendat.

    “Tujuannya, agar masyarakat dapat lebih nyaman dan cepat dalam membayar pajak kendaraan. Lokasi sudah siap, tinggal nanti penambahan personelnya dari Samsat dan Polresta Bandung,” ucapnya.

    Saat ini, Dadang mengaku telah berkoordinasi langsung dengan Kapolresta Bandung Kombes Pol Aldi Subartono dan Pj Kepala Bapenda Jawa Barat untuk meminta penambahan petugas yang nantinya akan ditempatkan di tiga lokasi baru tersebut.

    “Apalagi kan warga Kabupaten Bandung itu terbanyak kedua di Jabar. Wajib pajak kami besar sekali. Otomatis lokasinya harus ditambah. Ini adalah upaya kami untuk terus meningkatkan pelayanan kepada masyarakat,” tutur Bupati Bandung.

    Selain itu, Dadang juga menugaskan Kepala Bapenda Kabupaten Bandung Akhmad Djohara untuk melakukan peninjauan kelayakan tiga lokasi yang disiapkan. Apabila telah memungkinkan dan personel siap, lokasi tersebut akan segera dibuka.

    “Saya juga minta Dishub untuk mengatur parkir kendaraan sehingga tidak menganggu arus lalu lintas. Karena animo masyarakat terhadap program pembebasan denda pajak kendaraan yang digagas Pak Gubernur ini sangat luar biasa,” tuturnya.

     

    Penulis: Arby Salim