Category: Liputan6.com Regional

  • Buntut usai Siswa di Kudus Temukan Ulat dan Lauk Basi Sajian MBG

    Buntut usai Siswa di Kudus Temukan Ulat dan Lauk Basi Sajian MBG

    Di tempat terpisah, Komandan Kodim (Dandim) 0722/Kudus, Letkol Inf Hermawan Setya Budi langsung melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke dapur Sentra Produksi Pangan Gizi (SPPG) yang berlokasi di Desa Jepang Pakis Kudus, pada Rabu sore (23/4/2025).

    Sidak yang dilakukan Dandim Letkol Hermawan, menyusul temuan MBG yang mengandung ulat dan lauk basi yang dikeluhkan siswa di SMAN 1 Kudus.

    Dalam sidak kali ini, Dandim Hermawan mengecek kondisi bahan baku yang akan digunakan untuk menyiapkan menu MBG keesokan harinya. Pengecekan detail meliputi sayur-mayur, daging ayam, buah segar, hingga bahan kering seperti susu.

    Dari hasil pengecekan yang dilakukan Letkol Hermawan, menunjukkan bahwa semua bahan makanan berada dalam kondisi baik dan layak konsumsi.

    “Temuan makanan basi kemungkinan besar akibat human error, karena hanya sebagian kecil dari total menu yang bermasalah,” ucap Dandim Hermawan dihadapan wartawan.

    Hermawan mengaku bahwa temuan yang terjadi di MBG SMA 1 Kudus menjadi bahan evaluasi. Yakni untuk meningkatkan kualitas program makanan bergizi di sekolah di Kota Kretek.

    Dalam kunjungannya di SPPG yang beralamat di Jalan Patimura Nomor 99 Desa Jepang Pakis Kecamatan Jati Kudus itu, Hermawan juga menyoroti pentingnya penggunaan bahan makanan segar.

    “Untuk ayam, harus yang segar dan tidak disimpan dalam freezer. Susu pun perlu dicek secara acak, tidak hanya mengandalkan tanggal kedaluwarsanya saja,” pinta Hermawan.

    Hermawan menyebut, hasil sidak di SPPG Jepang Pakis menunjukkan bahwa kondisi dapur di SPPG setempat juga cukup baik dan bersih. Selain itu, tidak ditemukan tumpukan sampah maupun bau menyengat yang bisa mengundang lalat.

    “Temuan makanan basi (di SMA 1 Kudus), kemungkinan besar akibat human error, karena hanya sebagian kecil dari total menu yang bermasalah,” terang Dandim.

    Untuk memperkuat pengawasan kualitas di SPPG Jepang Pakis, Hermawan segera menugaskan personel Bintara Pembina Desa (Babinsa) setempat, memantau rutin proses penyediaan MBG yang dilakukan Dani Katering sebagai pengelola dapur itu.

  • Pisang Epe, Jajanan Khas Kendari yang Melekat di Lidah Wisatawan

    Pisang Epe, Jajanan Khas Kendari yang Melekat di Lidah Wisatawan

    Liputan6.com, Gorontalo – Berwisata ke Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, belum lengkap tanpa mencicipi kuliner khas yang menggugah selera: pisang epe.

    Jajanan tradisional ini tidak hanya menyajikan rasa manis legit, tetapi juga menyimpan nilai budaya dari masyarakat Bugis.

    Pisang epe terbuat dari pisang kepok atau pisang bugis yang dijepit hingga pipih, kemudian dibakar di atas bara api. Setelah matang, pisang diolesi dengan larutan gula aren kental yang memberikan rasa manis karamel khas.

    Beberapa varian rasa juga kini turut tersedia, seperti cokelat, keju, durian, hingga baluran kacang tanah yang menambah tekstur dan cita rasa.

    Kata “epe” dalam bahasa Bugis berarti “jepit”, merujuk pada teknik memasak yang menjadi ciri khas kuliner ini.

    Dengan demikian, pisang epe dapat dimaknai sebagai pisang yang dijepit, dipipihkan, lalu dibakar, sebuah proses sederhana namun menghasilkan rasa yang autentik.

    Di sepanjang jalan-jalan utama Kota Kendari, khususnya area wisata kuliner malam, mudah dijumpai deretan pedagang yang menjajakan pisang epe. Kehadiran mereka turut memperkuat identitas kuliner daerah yang terus hidup di tengah modernisasi.

    “Aroma yang keluar saat dibakar langsung menggoda, dan rasanya juga enak,” ujar Edo Waardoyo, warga Kendari yang mengaku sering membeli pisang epe sebagai camilan sore.

  • Siap-Siap, Begini Cara Mudah Buat Akun SSCASN BKN untuk Daftar CPNS 2025

    Siap-Siap, Begini Cara Mudah Buat Akun SSCASN BKN untuk Daftar CPNS 2025

    Berikut langkah-langkah membuat akun SSCASN: Pertama, kunjungi situs resmi SSCASN di https://sscasn.bkn.go.id. Kedua, cari dan klik opsi ‘Daftar’ atau ‘Registrasi’. Ketiga, isi data diri secara lengkap dan akurat, termasuk NIK, Nomor KK, nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, nomor telepon aktif, dan alamat email aktif. Pastikan data sesuai dengan KTP dan dokumen lainnya.

    Verifikasi kode CAPTCHA. Keempat, periksa kembali semua data yang telah diisi. Terakhir, klik tombol ‘Lanjut’ atau ‘Proses Pendaftaran Akun’ untuk menyelesaikan proses pembuatan akun. Anda mungkin akan diminta untuk melakukan konfirmasi. Setelah berhasil membuat akun, cetak Kartu Informasi Pendaftaran.

    Pastikan data yang Anda masukkan akurat dan sesuai dengan dokumen resmi. Kesalahan data dapat menghambat proses pendaftaran Anda. Setelah berhasil membuat akun, Anda akan menerima informasi akun melalui email yang telah Anda daftarkan. Simpan informasi tersebut dengan baik.

    Ingat, pembuatan akun SSCASN hanya bisa dilakukan ketika pendaftaran CASN dibuka. Meskipun saat ini belum dibuka, mempersiapkan diri dari sekarang akan sangat menguntungkan.

  • Getuk Pisang, Kudapan Unik Khas Kediri

    Getuk Pisang, Kudapan Unik Khas Kediri

    Selain berburu getuk pisang di toko oleh-oleh, jajanan ini juga bisa dibuat sendiri di rumah. Bahan-bahan yang harus disiapkan adalah buah pisang setengah matang, tepung beras, tepung tapioka, vanili, garam, gula, dan daun pisang secukupnya untuk membungkus.

    Proses pembuatannya dimulai dengan mengukus pisang hingga matang selama kurang lebih 20 menit. Setelah matang, pisang dikeluarkan dan dikupas kulitnya. Pisang kemudian dihaluskan dan diberi campuran bahan-bahan lain, seperti tepung tapioka, tepung beras, gula pasir, vanili, dan garam.

    Adonan dicampur hingga merata kemudian dibungkus dengan daun pisang dengan bentuk menyerupai lontong. Kedua sisi daun dikunci dengan cara menusuknya menggunakan lidi.

    Selanjutnya, adonan diletakkan di dalam panci kukus yang telah dipanaskan. Adonan dikukus selama sekitar 25-30 menit dengan api sedang.

    Setelah matang, getuk dibiarkan dingin. Biasanya, getuk pisang disajikan dengan cara dipotong-potong agar mudah disantap.

    Penulis: Resla

  • Air Terjun Batu Dinding, Surga Tersembunyi di Riau

    Air Terjun Batu Dinding, Surga Tersembunyi di Riau

    Di sinilah, manusia dan alam bersatu dalam keharmonisan yang sukar ditemukan di tempat-tempat wisata modern yang telah terlalu banyak tersentuh oleh pembangunan.

    Selain menjadi destinasi wisata, keberadaan Air Terjun Batu Dinding juga berkontribusi penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem kawasan Suaka Margasatwa Bukit Rimbang Baling.

    Air terjun ini merupakan bagian dari sistem hidrologi alami yang memasok air bagi sungai-sungai kecil di sekitarnya, yang kemudian digunakan oleh masyarakat setempat untuk kebutuhan sehari-hari. Komunitas adat dan warga Desa Tanjung Belit juga memiliki peran besar dalam menjaga kelestarian kawasan ini, melalui berbagai bentuk kearifan lokal yang diwariskan secara turun-temurun.

    Misalnya, terdapat aturan tidak tertulis yang melarang penebangan pohon sembarangan dan membatasi aktivitas berburu, demi menjaga keseimbangan alam dan keberlangsungan ekosistem. Keberadaan air terjun ini juga mulai dimanfaatkan secara bijak untuk pariwisata berkelanjutan yang mengedepankan nilai-nilai konservasi dan pelestarian alam, bukan sekadar eksploitasi ekonomi semata.

    Wisatawan yang datang biasanya turut diberikan edukasi mengenai pentingnya menjaga kebersihan dan tidak merusak lingkungan sekitar. Meski aksesnya belum semudah destinasi wisata populer lainnya, justru inilah nilai eksklusifitas dari tempat ini.

    Ia menyimpan ketenangan, keaslian, dan keindahan yang nyaris tak terjamah. Sebuah surga alami yang hanya bisa dinikmati oleh mereka yang benar-benar menghargai proses perjalanan dan mencintai alam apa adanya. Maka tak heran jika Air Terjun Batu Dinding menjadi destinasi impian bagi para pecinta alam sejati dan fotografer lanskap yang ingin menangkap esensi alam liar Sumatera yang masih asli dan memikat.

    Penulis: Belvana Fasya Saad

  • Pusentasi Donggala, Misteri Sumur Laut Alami yang Jadi Primadona Wisata Sulteng

    Pusentasi Donggala, Misteri Sumur Laut Alami yang Jadi Primadona Wisata Sulteng

    Liputan6.com, Gorontalo – Di balik kejernihan airnya yang biru bening, Pusentasi Donggala menyimpan pesona dan misteri alam yang terus menarik minat wisatawan.

    Terletak di Desa Towale, Kecamatan Banawa Tengah, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah (Sulteng), objek wisata ini telah menjadi salah satu destinasi unggulan sejak ditetapkan sebagai tempat wisata pada tahun 2000.

    Pusentasi—yang juga dikenal dengan sebutan sumur laut atau pusat laut—merupakan sinkhole alami selebar sekitar 10 meter yang dikelilingi batuan besar.

    Lokasi ini dipercaya terbentuk secara alami akibat amblesnya tanah ratusan tahun silam, meski belum ada penelitian ilmiah yang dapat memastikan hal tersebut.

    Keunikan Pusentasi tak hanya terletak pada bentuk geologinya, tetapi juga pada kandungan air asin di dalamnya. Diduga, sumur laut ini terhubung langsung dengan laut lepas melalui terowongan bawah tanah.

    Mengingat jaraknya yang sangat dekat dengan garis pantai Donggala. Namun hingga kini, dugaan tersebut belum dapat dibuktikan secara ilmiah.

    Untuk mencapainya, wisatawan dapat menempuh perjalanan sekitar satu jam dari pusat Kota Palu. Setibanya di lokasi, pengunjung bisa berenang dan menikmati kesegaran air yang tetap jernih meski terasa asin seperti air laut.

    Hal unik lainnya adalah fluktuasi kedalaman air di dalam sinkhole yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Saat laut pasang, permukaan air di Pusentasi justru turun hingga kedalaman lima meter. Sebaliknya, ketika laut surut, permukaan air bisa naik hingga tujuh meter.

    “Pokonya asyik sekali mandi di sumur ini. Pengalaman baru jalan-jalan ke Sulawesi Tengah bisa mandi di sumur Laut Alami,” kata Titah Kamaru warga Gorontalo yang berlibur ke Donggala.

    Menurutnya, selain daya tarik alam yang memukau terdapat cerita lokal yang melekat, Pusentasi Donggala kian populer sebagai tujuan wisata alam dan geowisata.

    “Menurut warga, bahwa sumur itu terbentuk secara alami dan konon katanya tempat itu menjadi lokasi pemandian para leluhur zaman dulu karena dianggap suci,” ujarnya

    Untuk pengalaman yang lebih tenang dan privat, wisatawan disarankan berkunjung pada hari kerja (weekday), menghindari keramaian akhir pekan.

    Donggala sendiri merupakan wilayah yang terdampak cukup parah saat gempa dan tsunami melanda Sulawesi Tengah pada 28 September 2018. Kabupaten ini hanya berjarak sekitar 36 kilometer dari Kota Palu, yang juga mengalami kerusakan besar.

    Meski demikian, pariwisata di Donggala, termasuk Pusentasi, perlahan bangkit kembali dan terus berbenah sebagai ikon wisata alam Sulawesi Tengah.

  • Lantik Rektor Baru, UMKT Tegaskan Misi Pencerahan dan Islam Berkemajuan

    Lantik Rektor Baru, UMKT Tegaskan Misi Pencerahan dan Islam Berkemajuan

    Liputan6.com, Samarinda – Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur (UMKT) memasuki babak baru kepemimpinan dengan dilantiknya Dr Muhammad Musiyam MT sebagai Rektor untuk masa jabatan 2025-2029. Acara pelantikan yang berlangsung khidmat di Gedung Jenderal Sudirman, Kampus UMKT, Samarinda pada Rabu (23/04/2025) pagi, tidak hanya menandai serah terima amanah, namun juga menegaskan visi besar untuk menjadikan UMKT sebagai rumah besar bagi nilai-nilai Islam berkemajuan.

    Tak hanya itu kampus ini akan jadi pusat pencerahan bagi masyarakat, bangsa, dan umat manusia. Pelantikan ini terasa istimewa karena dirangkaikan dengan acara Halal Bi Halal keluarga besar UMKT, mempererat tali silaturahmi seluruh civitas akademika.

    Dalam sambutannya usai dilantik, Rektor Musiyam dengan penuh kerendahan hati menerima amanah ini bukan sekadar sebagai jabatan administratif, melainkan sebagai amanah perjuangan yang akan membawa UMKT terus bertumbuh secara akademik. Ia menekankan bahwa di era disrupsi yang ditandai dengan pesatnya kemajuan teknologi, perubahan sosial, dan dinamika global, UMKT memiliki peran krusial dalam membekali generasi muda.

    “Generasi muda membutuhkan pendekatan pendidikan yang lebih fleksibel, bermakna, dan personal. Namun di balik tantangan itu tersimpan peluang besar, era ini justru memberikan ruang bagi perguruan tinggi seperti UMKT untuk melompat jauh ke depan. Asal kita memiliki visi yang jernih, komitmen yang kuat, dan pijakan nilai yang kukuh,” tegas Dr. Musiyam.

    Rektor Musiyam memaparkan tiga pilar utama yang akan menjadi fokus pengembangan UMKT dalam lima tahun ke depan. Universitas ini berkomitmen untuk berani maju dan keluar dari cara berpikir lama dengan mengadopsi teknologi digital dan mengembangkan inovasi dalam proses pembelajaran serta kewirausahaan.

    “Kita harus berani maju, keluar dari cara berpikir lama,” ujarnya.

    Dia juga menekankan pentingnya respons adaptif terhadap perubahan zaman. Lebih dari sekadar mencetak lulusan yang cerdas secara intelektual, UMKT bertekad untuk melahirkan generasi yang memiliki bekal moral dan integritas yang kuat.

    “UMKT harus menjadi rumah besar bagi nilai-nilai Islam berkemajuan. Mahasiswa kita harus memiliki bekal moral dan integritas yang baik,” katanya

    UMKT juga akan memperluas jejaring kerjasama dengan berbagai pihak dan meningkatkan kontribusi nyata bagi masyarakat.

    “UMKT tidak lahir untuk jadi biasa-biasa saja. Kita siap menjadi sentra keunggulan, bukan hanya di Kalimantan, tapi juga di level nasional,” tegasnya.

    Mengakhiri sambutannya, Rektor Musiyam mengajak seluruh keluarga besar UMKT untuk terus menjaga sinergi dan keberkahan dalam perjalanan ke depan.

    “Jangan lupakan merawat hati dan silaturahmi. Inilah energi utama kita dalam membangun kampus yang mencerahkan,” ujarnya.

  • Swir Cakalang, Kuliner Gurih dan Tahan Lama Khas Pesisir Gorontalo

    Swir Cakalang, Kuliner Gurih dan Tahan Lama Khas Pesisir Gorontalo

    Liputan6.com, Gorontalo – Swir cakalang menjadi salah satu kuliner khas pesisir Gorontalo yang kian diminati, baik oleh warga lokal maupun wisatawan.

    Dikenal dengan cita rasa pedas, gurih, dan smokey (aroma asap), olahan ikan ini tak hanya menggugah selera, tetapi juga mampu bertahan lama tanpa bahan pengawet.

    Produk unggulan ini merupakan hasil kearifan lokal yang diwariskan secara turun-temurun. Mulai dari proses penangkapan ikan hingga pengolahan tradisional di dapur rumah tangga.

    Swir cakalang dibuat dari ikan cakalang segar hasil tangkapan nelayan pesisir Gorontalo. Setelah melalui proses pengasapan alami, ikan kemudian disuwir secara manual dengan cara dicabik-cabik dan dimasak dengan minyak goreng sedikit campuran cabai, bawang merah, bawang putih, dan rempah-rempah lokal.

    Proses memasak dilakukan dengan api kecil dalam waktu lama untuk menghasilkan tekstur lembut namun kering, serta rasa gurih dan pedas yang khas.

    Swir cakalang tidak hanya digemari karena rasanya yang kuat dan otentik, tetapi juga karena daya tahannya yang tinggi.

    Tanpa bahan pengawet, produk ini bisa bertahan hingga beberapa minggu dalam suhu ruangan, menjadikannya pilihan favorit sebagai oleh-oleh khas Gorontalo.

    Kombinasi rasa pedas, gurih, dan aroma asap menjadikan swir cakalang cocok dinikmati bersama nasi hangat, nasi kuning, hingga sebagai pelengkap lauk harian.

    Beberapa lokasi di wilayah pesisir Gorontalo dikenal sebagai sentra pengolahan dan penjualan swir cakalang otentik. Desa-desa di Kecamatan Kabila Bone dan Batudaa Pantai,

    “Kalau di Kabupaten Bone Bolango, merupakan contoh daerah yang aktif memproduksi olahan ini secara mandiri,” kata Warga Lanti lokal.

    Produk swir cakalang dari wilayah ini telah menjangkau pasar lokal hingga nasional. Bahkan mulai merambah pasar digital melalui platform e-commerce lokal.

    “Ada yang sudah menjual produk ikan cakalang swir ke luar negeri juga,” ia menandaskan.

     

    Simak informasi dalam Fokus Pagi edisi (16/4) dengan beberapa topik pilihan di antaranya, 10 Mahasiswa KKN Terseret Arus Sungai, Tiga Tewas, Bus Rombongan Pengantin Terperosok, Kebakaran Rumah, Satu Orang Tewas, Ditikam Seseorang ala Ninja, Polisi Gu…

  • Mengapa Pemimpin Katolik Dunia Disebut Paus, Berikut Asal-usulnya

    Mengapa Pemimpin Katolik Dunia Disebut Paus, Berikut Asal-usulnya

    Melansir dari beberapa sumber, dalam tradisi Gereja Katolik, julukan “Paus” diberikan kepada pemimpin tertinggi Gereja Katolik di dunia. Kata “Paus” berasal dari bahasa Latin papa yang berarti “ayah” atau “bapak”.

    Adapun julukan ini mencerminkan peran Paus sebagai “Bapa Rohani” bagi seluruh umat Katolik. Sebagai pemimpin tertinggi, Paus tidak hanya memimpin umat Katolik secara spiritual tetapi juga menjadi simbol persatuan, penjaga ajaran, dan wakil Kristus di dunia.

    Kemudian julukan ini telah digunakan sejak abad ke-3 dan makin diakui secara universal sejak Paus Leo I pada abad ke-5. Paus dianggap sebagai penerus Santo Petrus, salah satu dari dua belas rasul Yesus yang dipercaya sebagai paus pertama oleh umat Katolik.

    Gereja Katolik meyakini bahwa Paus memiliki otoritas tertinggi dalam Gereja dan bahwa jabatan tersebut diwariskan secara berurutan melalui para Uskup Roma yang kini dikenal sebagai Paus.

    Maka dari itu, julukan “Paus” tidak hanya sekadar gelar tetapi merupakan posisi dengan tanggung jawab rohani yang mendalam. Sementara itu, julukan “Paus” di Indonesia merupakan istilah serapan dari bahasa Belanda “de Paus” yang artinya merujuk pada “Pope”.

  • Dulu Cuma Tahan 2 Hari, Kini Kue Jongkong Bisa Awet 7 Hari Tanpa Pengawet

    Dulu Cuma Tahan 2 Hari, Kini Kue Jongkong Bisa Awet 7 Hari Tanpa Pengawet

    Liputan6.com, Belitung – Kue jongkong, jajanan tradisional khas Melayu dari Sumatra dan Bangka Belitung, kini bisa bertahan hingga tujuh hari tanpa bahan pengawet. Inovasi teknologi pengemasan modern ini membuat makanan berbahan tepung beras dan tapioka ini tetap segar tanpa perubahan rasa, warna, atau aroma.

    Mengutip dari berbagai sumber, jongkong merupakan kue tradisional yang banyak ditemui di pasar-pasar tradisional wilayah Melayu. Kue ini memiliki tekstur lembut dengan tiga lapisan warna berbeda, putih di bagian atas, hijau di tengah, dan cokelat di bagian bawah.

    Rasa manisnya berasal dari perpaduan kelapa muda, gula merah, dan sedikit garam. Ada beberapa variasi jongkong, seperti jongkong lapis, bubur sum-sum, dan jongkong ketan hitam.

    Kue ini bisa dinikmati dalam keadaan hangat maupun dingin. Hal ini menjadikannya camilan yang digemari berbagai kalangan.

    Secara alami, kue tradisional seperti jongkong memiliki daya simpan pendek. Biasanya hanya bertahan 1-2 hari sebelum mulai basi atau berubah tekstur.

    Hal ini disebabkan kandungan santan dan tepung yang mudah rusak jika terpapar udara atau suhu ruang terlalu lama. Selama ini, pedagang jongkong mengandalkan penjualan harian untuk memastikan produk tetap segar.

    Akan tetapi, hal ini membatasi distribusi ke wilayah yang lebih luas. Beberapa upaya tradisional, seperti membungkus dengan daun pisang, hanya memperpanjang ketahanan sedikit tanpa menjamin kualitas rasa dan tekstur.