Category: Liputan6.com Regional

  • Hasil PSU Kabupaten Serang, Istri Mendes Kalahkan Anak Ratu Atut

    Hasil PSU Kabupaten Serang, Istri Mendes Kalahkan Anak Ratu Atut

    Atas perolehan rapat pleno rekapitulasi PSU Kabupaten Serang, Andika Hazrumy mengucapkan selamat kepada Ratu Zakiyah – Najib Hamas. Mantan Wagub Banten 2017-2022 itu berharap pembangunan bisa terus berlanjut dan mensejahterakan masyarakat.

    Dirinya berharap amanah yang diberikan masyarakat Kabupaten Serang bisa dijalankan dengan baik oleh Ratu Zakiyah dan Najib Hamas.

    “Kami pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Serang nomor urut satu, Andika Hazrumy-Nanang Supriyatna mengucapkan selamat bekerja kepada Ibu Ratu Rachmatuzakiyah dan Bapak Najib Hamas,” ujar Andika Hazrumy, dalam keterangan resminya, Jumat, (25/04/2025).

    Dengan jiwa kesatria, Andika meminta seluruh pendukungnya, tim pemenangan dan partai koalisi untuk bersama-sama membangun Kabupaten Serang untuk kesejahteraan masyarakatnya.

    Dirinya pun siap membantu pembangunan Kabupaten Serang dengan kemampuan yang dimilikinya. Andika juga mengajak seluruh pendukung, tim pemenangan dan partai koalisi membangun daerah yang telah dipimpin bibinya, Ratu Tatu Chasanah, dalam 10 tahun terakhir.

    “Hilangkan perbedaan dan perselisihan yang ada dalam dinamika Pilkada Kabupaten Serang. Mari kita bersama-sama membangun Kabupaten Serang yang lebih baik,” jelasnya.

  • Tombak Trisula Senjata Tradisional Palembang Simbol Kekuasaan hingga Kekuatan Gaib

    Tombak Trisula Senjata Tradisional Palembang Simbol Kekuasaan hingga Kekuatan Gaib

    Dalam konteks ini, Tombak Trisula menunjukkan bukan hanya kekuatan ofensif tetapi juga strategi pertahanan dan kecerdikan dalam pertempuran. Dalam konteks budaya dan spiritual masyarakat Palembang, Tombak Trisula memiliki makna yang mendalam.

    Ia sering dianggap sebagai senjata pusaka yang memiliki kekuatan supranatural tertentu, apalagi jika telah melalui ritual penyematan atau pengisian oleh seorang pawang atau dukun kampung. Banyak masyarakat tua di Palembang meyakini bahwa tombak trisula bisa menjadi penjaga gaib rumah atau tempat suci, dan ditempatkan di lokasi-lokasi tertentu seperti di atas pintu rumah adat atau di pojok ruang utama sebagai penolak bala.

    Selain itu, dalam beberapa tradisi kesenian seperti tari perang atau pertunjukan silat, senjata ini kadang dimunculkan sebagai bagian dari narasi simbolik tentang perjuangan antara kebaikan dan kejahatan.

    Bahkan dalam beberapa cerita rakyat, trisula digambarkan sebagai senjata para pendekar sakti atau tokoh mistik yang mampu mengusir makhluk halus dan mengalahkan kekuatan hitam.

    Keberadaan Tombak Trisula ini juga erat kaitannya dengan nilai-nilai filosofi yang diyakini masyarakat Palembang, di mana tiga ujung mata tombak sering dimaknai sebagai lambang dari keseimbangan antara pikiran, perasaan, dan tindakan, atau simbol dari kekuatan langit, bumi, dan manusia yang harus selaras dalam menjalani kehidupan.

    Beberapa lembaga kebudayaan, museum daerah, dan komunitas pelestari warisan budaya mulai mendokumentasikan, merekonstruksi, dan memamerkan Tombak Trisula sebagai bagian dari koleksi yang memiliki nilai sejarah dan kebanggaan daerah. Di Palembang sendiri, senjata ini sering ditampilkan dalam pameran budaya, festival tradisional, atau menjadi bagian dari dekorasi simbolik dalam perayaan adat seperti sedekah dusun atau peringatan hari besar kebudayaan lokal.

    Selain itu, senjata ini juga menjadi objek studi bagi para peneliti sejarah dan antropologi yang tertarik dengan simbolisme dan pengaruh akulturasi budaya dalam perkembangan senjata tradisional di Nusantara.

    Dengan segala nilai historis, estetis, dan spiritual yang melekat pada Tombak Trisula, senjata khas Palembang ini layak mendapatkan perhatian dan pelestarian yang lebih serius, tidak hanya sebagai artefak masa lalu tetapi juga sebagai bagian penting dari identitas budaya bangsa Indonesia yang kaya dan beragam.

    Penulis: Belvana Fasya Saad

  • Manfaat Tanaman Hias Bunga Air Mata Pengantin untuk Kesehatan

    Manfaat Tanaman Hias Bunga Air Mata Pengantin untuk Kesehatan

    Liputan6.com, Malang – Ada banyak jenis tanaman hias merambat yang dimanfaatkan sebagai penyegar area rumah. Membuat kanopi, tiang sampai pagar rumah menjadi indah dengan aneka warna tanaman yang menyejukkan mata.

    Salah satu tanaman hias merambat itu adalah bunga air mata pengantin (Antigonon leptosus) yang dikenal memiliki warna bunga cerah. Selain dapat difungsikan sebagai peneduh, ada manfaat tanaman hias ini lainnya yakni untuk tanaman obat herbal.

    Tanaman merambat cantik ini sebenarnya berasal dari Meksiko. Namun, bunga air mata pengantin sekarang mudah dijumpai di berbagai negara di Asia termasuk Indonesia, serta di kawasan Afrika, Karibia dan Amerika.

    Sebutan lain untuk bunga ini adalah coral vine, coralina, dan bellisima grande. Warna bunganya yakni merah muda banyak mengandung nektar, cairan manis yang diproduksi tumbuhan. Membuat bunga ini sangat disukai hewan penyerbuk seperti serangga, kupu-kupu, lebah, dan lainnya.

    Tanaman ini dapat tumbuh 3-6 meter dengan panjang daun sekitar 6-10 sentimeter. Tanaman hias ini mempunyai potensi sebagai tanaman obat herbal, tulis Buletin Kebun Raya Indrokilo Volume 2 Edisi Februari 2020.

    Buletin menjelaskan, manfaatnya seperti sebagai antidiabetes dan antitrombin. Juga memiliki zat dan senyawa yang mampu sebagai hepatoprotektif, yakni dapat melindungi dan menjaga kesehatan hati.

    Selain itu, ekstrak akar dan rimpang bunga air mata pengantin menghasikan etil asetat dan metanol. Ekstrak itu tak memiliki toksin, ampuh melumpuhkan cacing parasite terutama pada konsentrasi lebih tinggi dari 80 mg/ml dibandingkan dengan obat standar.

  • Atasi Krisis Hidrologi di DAS Ciliwung, Ini Saran dari Pakar UGM

    Atasi Krisis Hidrologi di DAS Ciliwung, Ini Saran dari Pakar UGM

    Liputan6.com, Yogyakarta – Kombinasi deforestasi di hulu, urbanisasi tak terkendali di wilayah tengah dan hilir, serta lemahnya pengawasan terhadap pelanggaran tata ruang menurut Dosen Fakultas Kehutanan UGM Hatma Suryatmojo menjadi penyebab krisis hidrologi di DAS Ciliwung. Hatma yang juga Pemerhati Sumber Daya Hutan menyebut deforestasi di kawasan hulu seperti Puncak dan Cisarua sudah mengurangi kapasitas daerah tangkapan air, sementara alih fungsi lahan hijau menjadi pemukiman, pertanian intensif, dan kawasan wisata memperburuk degradasi.

    Hatma menjelaskan, tutupan hutan dan vegetasi alami hanya tersisa sekitar 9,7% dari total luas DAS yang berperan penting dalam peresapan air dari angka ambang ideal 30%. Justru sebaliknya, wilayah terbangun sudah mencapai sekitar 72% dari seluruh kawasan DAS.

    “Dampak dari minimnya area resapan sangat nyata, setiap musim hujan, air hujan tidak lagi meresap ke dalam tanah melainkan langsung melimpas ke permukaan. Sungai Ciliwung menjadi jalur utama limpasan tersebut, menyumbang sekitar 32% dari total volume banjir di Jakarta,” katanya, Senin (21/4/2025).

    Tidak hanya banjir, kini kondisi lingkungan di sepanjang DAS Ciliwung juga menghadapi krisis kualitas air. Sebab, sungai Ciliwung menanggung beban pencemaran tinggi dari limbah domestik dan sampah. Data menunjukkan beban biochemical oxygen demand (BOD) mencapai sekitar 54 ton per hari, sementara daya tampung sungai hanya sekitar 9,3 ton. “Kondisi ini menjadikan DAS Ciliwung tidak hanya kritis secara hidrologis, tetapi juga secara ekologis dan kesehatan masyarakat,” terang Hatma.

    Memang sudah berbagai kebijakan dilakukan seperti normalisasi sungai, pembangunan bendungan kering, dan reforestasi. Namun, berbagai upaya-upaya ini masih bersifat parsial dan cenderung teknis. “Solusi jangka panjang harus berbasis pada pendekatan ekosistem. Rehabilitasi hutan di hulu, restorasi sempadan sungai, serta pengendalian tata ruang secara ketat adalah langkah yang wajib dilakukan,” paparnya.

    Hatma memberikan catatan cara pendekatan pemerintah daerah yang terlalu reaktif terutama saat musim hujan. Apalagi setiap tahun, melalui BMKG melakukan teknologi modifikasi cuaca dengan menyemai garam ke awan untuk mengurangi hujan di Jakarta. “Saya kira ini langkah jangka pendek yang bersifat kosmetik dan tidak menyelesaikan akar masalah,” ujarnya.

    Hatma menyebut bahwa sisi manajemen bencana dengan keempat fase penanggulangan banjir dan mitigasi, kesiapsiagaan, tanggap darurat, dan pemulihan masih lemah. Sementara normalisasi sungai dan pembangunan infrastruktur belum menyentuh penyebab utama, sementara sistem peringatan dini dan respon masyarakat masih minim. “Pada akhirnya, banjir datang lagi, dan pemulihan hanya bersifat sementara,” imbuhnya.

    Hatma mengajak seluruh pemangku kepentingan dari pemerintah, akademisi, masyarakat, dan sektor swasta untuk terlibat aktif dalam pengelolaan DAS Ciliwung secara kolaboratif dan berkelanjutan. “Tanpa pendekatan konservasi yang menyeluruh dan penegakan regulasi yang tegas, risiko banjir akan terus meningkat dan dampaknya terhadap masyarakat hilir akan semakin berat,” ujarnya.

  • Daun Pepaya, Solusi Alami Pengendali Hama Tanaman

    Daun Pepaya, Solusi Alami Pengendali Hama Tanaman

    Liputan6.com, Yogyakarta – Daun pepaya ternyata memiliki potensi sebagai pestisida alami yang efektif mengusir hama tanaman. Kandungan senyawa aktif seperti papain dan alkaloid dalam daun pepaya mampu melindungi tanaman dari serangan ulat, kutu daun, hingga rayap tanpa menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan.

    Petani kerap menghadapi masalah serangan hama yang mengganggu produksi tanaman. Selama ini, banyak yang bergantung pada pestisida kimia untuk mengendalikan hama.

    Akan tetapi, penggunaan pestisida kimia secara terus-menerus dapat menimbulkan pencemaran lingkungan dan resistensi hama. Sebagai alternatif, daun pepaya dapat diolah menjadi pestisida nabati yang lebih ramah lingkungan.

    Mengutip dari laman Dinas Provinsi Lampung, daun pepaya mengandung senyawa aktif seperti papain, kimopapain, alkaloid, terpenoid, dan flavonoid. Senyawa-senyawa ini bersifat toksik bagi serangga pemakan tumbuhan, sehingga efektif mengusir hama. Selain itu, residu dari pestisida alami ini lebih mudah terurai di alam dibandingkan pestisida sintetis. Pembuatan pestisida dari daun pepaya tergolong sederhana dan murah.

    Bahan yang diperlukan antara lain 1 kilogram daun pepaya, 10 liter air, 30 gram deterjen, dan 2 sendok makan minyak tanah. Daun pepaya dirajang atau ditumbuk halus, kemudian dicampur dengan air, deterjen, dan minyak tanah.

    Campuran tersebut diaduk rata, disaring, dan didiamkan selama semalam sebelum digunakan. Pestisida daun pepaya dapat disemprotkan langsung ke tanaman yang terserang hama.

    Penggunaannya terbukti efektif mengendalikan berbagai jenis hama, seperti ulat, kutu daun, dan serangga penghisap. Keunggulan lain dari pestisida ini adalah keamanannya bagi manusia dan hewan peliharaan.

     

  • Pantai Kenjeran, Wisata Alam Surabaya Cocok untuk Melepas Penat

    Pantai Kenjeran, Wisata Alam Surabaya Cocok untuk Melepas Penat

    Pantai Kenjeran juga tidak hanya menawarkan keindahan alam, tetapi juga kekayaan budaya dan kuliner khas pesisir yang menggoda. Di sekitar area pantai, terdapat banyak warung makan dan kios makanan yang menjajakan berbagai jenis hidangan laut segar, seperti ikan bakar, sate kerang, cumi goreng tepung, dan banyak lagi.

    Kuliner tersebut biasanya diolah langsung oleh para nelayan atau warga lokal, sehingga cita rasanya khas dan autentik. Selain itu, kawasan ini juga dikenal sebagai salah satu pusat penjualan suvenir khas Surabaya, terutama kerajinan dari kerang, pernak-pernik laut, dan batik bermotif maritim.

    Bagi mereka yang tertarik dengan budaya lokal, Pantai Kenjeran juga kerap menjadi lokasi diadakannya berbagai acara seni dan budaya, seperti pertunjukan tari tradisional, lomba perahu, serta festival kuliner yang melibatkan masyarakat sekitar.

    Dengan segala potensi ini, tak heran jika Pantai Kenjeran menjadi simbol dari perpaduan antara keindahan alam, kekayaan budaya, dan keramahan masyarakat Surabaya. Dari anak-anak hingga orang tua, dari wisatawan lokal hingga mancanegara, semuanya bisa menemukan kesenangan masing-masing di pantai ini.

    Dengan rencana pengembangan kawasan yang terus dilakukan oleh pemerintah kota, Pantai Kenjeran memiliki potensi untuk menjadi destinasi wisata unggulan yang tidak hanya membanggakan warga Surabaya, tetapi juga Indonesia secara keseluruhan.

    Maka dari itu, jika Anda sedang berada di Surabaya dan ingin mencari tempat untuk melepas penat, merasakan udara segar, atau menikmati keindahan laut tanpa harus bepergian jauh, Pantai Kenjeran adalah pilihan yang sangat tepat.

    Penulis: Belvana Fasya Saad

     

  • Daya Tarik Tumurun Private Museum, Destinasi Wisata Edukasi di Surakarta

    Daya Tarik Tumurun Private Museum, Destinasi Wisata Edukasi di Surakarta

    Liputan6.com, Bandung – Surakarta atau lebih dikenal sebagai Solo adalah salah satu kota di Jawa Tengah yang kaya dengan nilai-nilai budaya dan sejarah. Kota ini dikenal sebagai pusat kebudayaan Jawa yang masih terjaga dengan baik hingga sekarang.

    Selain keraton dan batik Surakarta juga menawarkan banyak destinasi wisata edukatif berupa museum. Museum-museum di kota ini tidak hanya menyimpan koleksi bersejarah tetapi juga menjadi tempat yang menarik untuk dikunjungi bersama keluarga, teman, atau pasangan.

    Salah satu daya tarik utama dari museum-museum di Surakarta adalah keragaman tema yang ditawarkan. Mulai dari sejarah kerajaan Mataram, perkembangan batik, hingga koleksi seni rupa dan transportasi semuanya dapat dijumpai di kota ini.

    Contohnya, Museum Keraton Surakarta Hadiningrat memperkenalkan pengunjung pada sejarah kerajaan yang masih eksis hingga sekarang. Sedangkan Museum Batik Danar Hadi menyuguhkan koleksi batik dari berbagai era dan daerah.

    Tidak hanya menambah wawasan, berkunjung ke museum-museum di Surakarta juga memberikan pengalaman visual yang estetik. Banyak bangunan museum di kota ini masih mempertahankan gaya arsitektur kuno yang menawan.

    Interior dan penataan koleksinya pun dirancang sedemikian rupa agar pengunjung dapat menjelajah dengan nyaman. Bagi pasangan muda atau teman-teman yang ingin membuat kenangan tempat-tempat ini bisa menjadi spot foto yang artistik dan bermakna.

    Adapun dari banyak dari museum di Surakarta terdapat salah satu museum yang cukup populer yaitu Tumurun Private Museum.

  • Selamatkan Ayah dari Penganiayaan, Pemuda Lempar Batu ke Pamannya hingga Tewas

    Selamatkan Ayah dari Penganiayaan, Pemuda Lempar Batu ke Pamannya hingga Tewas

    Namun, saat sedang duduk bersama istrinya, tiba-tiba datanglah korban dari arah belakang dan langsung membacok Oktovianus di bagian kepala. Bersamaan dengan itu, anak Oktavianus, Ignasius datang setelah mendapat telepon dari ibunya.

    Melihat ayahnya terluka parah, Ignasius pun mengambil batu dan melempari korban di bagian kepala hingga terjatuh.

    “Akibat lemparan tersebut, korban meninggal dunia di tempat,” ujar Kasi Humas. Kepada polisi, pelaku mengakui perbuatannya dan siap mempertanggungjawabkan perbuatannya. “Pelakunya sudah ditahan,” tandasnya.

  • 5 Aktivitas Seru yang Bisa Dilakukan di Pulau Kolorai

    5 Aktivitas Seru yang Bisa Dilakukan di Pulau Kolorai

    3. Berwisata kuliner dengan dominasi menu seafood 

    Sebagai kampung nelayan, Desa Pulau Kolorai menjadi salah satu lokasi terbaik yang harus dikunjungi bagi pencinta seafood. Setiap harinya, desa ini memproduksi banyak hasil laut.

    Hasil tangkapan para nelayan di desa ini sebagian langsung diolah menjadi sajian makanan maupun produk UMKM. Salah satu sajian yang wajib dicoba adalah gohu ikan yang kerap disebut sebagai sashimi-nya Pulau Kolorai.

    Makanan ini berisi potongan ikan tongkol yang diberi bumbu pedas. Biasanya, gohu ikan disantap bersama sagu atau pisang goreng.

    4. Menginap di homestay berwarna-warni

    Pulau Kolorai tak hanya terkenal sebagai kampung nelayan. Desa Wisata Pulau Kolorai ternyata juga dikenal sebagai kampung warna-warni. Setiap rumah penduduk di desa ini dicat warna-warni.

    Wisatawan pun berkesempatan menginap di beberapa homestay yang juga dicat warna-warni. Tak perlu khawatir, homestay di kawasan ini sudah dilengkapi dengan fasilitas yang lengkap, bersih, nyaman, dan menerapkan konsep CHSE (Cleanliness, Health, Safety, Environment Sustainability).

    5. Berburu produk UMKM sebagai oleh-oleh

    Berwisata tentu terasa kurang tanpa berburu oleh-oleh. Di Desa Pulau Kolorai, wisatawan dapat berburu produk UMKM sebagai oleh-oleh yang berkesan.

    Wisatawan bisa membawa pulang seafood, ikan asin, maupun ikan-ikan segar hasil tangkapan nelayan sebagai oleh-oleh. Bagi pencinta olahan pedas, ada produk sambal dabu-dabu roa khas desa setempat.

    Selain makanan, wisatawan juga bisa berburu oleh-oleh berupa hasil kerajinan tangan para ibu-ibu Desa Pulau Kolorai. Mereka memproduksi kerajinan tangan berupa anyaman dari buro-buro atau pandan berduri yang disulap menjadi topi, tas, gelang, dan tikar.

    Penulis: Resla

  • 7 Hari Tanpa Musik di Timor Leste, Berkabung Wafatnya Paus Fransiskus

    7 Hari Tanpa Musik di Timor Leste, Berkabung Wafatnya Paus Fransiskus

    Menurut Agio Pareira, pemerintah mengumumkan akan mengadakan pertemuan luar biasa Dewan Menteri pada hari Selasa, di mana masa berkabung nasional akan diumumkan dan bendera akan dikibarkan selama tujuh hari, untuk memberi penghormatan kepada Yang Mulia Paus Fransiskus.

    “Di masa berkabung dan refleksi ini, Timor Leste bergabung dalam doa bersama jutaan umat Kristiani di seluruh dunia, untuk bersyukur atas kehidupan dan misi Yang Mulia Paus Fransiskus. Semoga dia beristirahat dengan tenang,” tandasnya.

    Salah satu warga negara Republik Demokratik Timor Leste (RDTL) bernama Guaberta Ferreira (26) saat dihubungi Liputan6.com dari Kupang mengaku, mereka dilarang untuk membuka musik selama masa berkabung selama tujuh hari.

    “Pemerintah umumkan kepada semua umat mulai hari Selasa kemarin sampai tanggal 27 nanti untuk tidak boleh buka musik karena sekarang Perdana Menteri mengumumkan kedukaan nasional atas wafatnya Paus Fransiskus,” jelasnya.

    Menurut Guaberta Ferreira, pada hari Sabtu (26/4) besok, akan diselenggarakan doa melingkari altar yang pernah digunakan Paus Fransiskus untuk memimpin misa Tasi Tolu, dengan menyalakan lilin sambil mengelilingi altar.