Category: Liputan6.com Regional

  • Alasan Mengapa Cirebon Bergaya Jawa, Sementara Brebes Masih Sunda

    Alasan Mengapa Cirebon Bergaya Jawa, Sementara Brebes Masih Sunda

    Proses ini berbeda dengan wilayah pedalaman Jawa Barat yang relatif tidak terpengaruh karena kondisi geografisnya yang berbukit-bukit. Sementara itu, wilayah Brebes Selatan, Bumiayu, hingga Cilacap justru menjadi kantong-kantong budaya Sunda di Jawa Tengah.

    Fenomena ini berkaitan dengan runtuhnya kerajaan Pajajaran pada abad ke-16. Masyarakat Sunda yang melarikan diri dari serangan kerajaan lain mencari perlindungan di wilayah pegunungan yang sulit dijangkau.

    Daerah perbatasan Jawa Barat-Jawa Tengah dengan topografi bergunung-gunung menjadi tempat perlindungan ideal bagi masyarakat Sunda. Perbedaan topografi memainkan peran dalam pola penyebaran budaya ini.

    Wilayah Cirebon yang datar dan berada di jalur pantai lebih mudah menerima pengaruh luar. Sementara itu, wilayah pegunungan di selatan Brebes justru menjadi benteng alami yang melindungi budaya Sunda dari asimilasi.

    Hingga kini, perbedaan budaya ini masih dapat diamati melalui bahasa sehari-hari. Bahasa Jawa Cirebon memiliki dialek khusus yang berbeda dengan bahasa Jawa standar.

    Sementara wilayah Bumiayu dan sekitarnya tetap menggunakan bahasa Sunda dalam komunikasi sehari-hari. Perbedaan ini juga tercermin dalam tradisi kesenian, arsitektur, dan pola permukiman masyarakat.

    Penulis: Ade Yofi Faidzun

  • Bertambah, Ada 31 Mantan Karyawan Perusahaan di Pekanbaru Ijazahnya Ditahan

    Bertambah, Ada 31 Mantan Karyawan Perusahaan di Pekanbaru Ijazahnya Ditahan

    Terkait maraknya kasus penahanan ijazah ini, Zulkardi menyebut DPRD Pekanbaru bakal memanggil pihak perusahaan pekan depan untuk memberikan klarifikasi. 

    “Akan ada hearing di Komisi III DPRD Kota Pekanbaru, kami minta instansi terkait untuk melihat ada nggak kontribusinya ke PAD (Pendapatan Asli Daerah),” jelas Zulkardi.

    Zulkardi ingin melihat apakah perusahaan masih membandel sehingga DPRD Pekanbaru akan membuat langkah tegas. Salah satunya membentuk panitia khusus.

    Zulkardi menjelaskan, banyak perusahaan di Riau melakukan hal serupa. Selain ijazah, dia juga mendengar ada perusahaan menahan buku pemilik kendaraan bermotor.

    “Kasus ini harus dikawal dan pastikan ijazah yang ditahan itu kembali kepada mereka serta idak mengeluarkan uang sepersen pun,” tegasnya.

    Sementara itu, Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Boby Rachmat menyebut 12 mantan karyawan telah datang ke kantornya. Seluruhnya telah memberikan keterangan kepada pengawas dan membuat berita acara pemeriksaan. 

    “Selanjutnya akan memanggil pihak perusahaan, akan simpulkan apakah benar terkait dengan dugaan penahanan ijazah tersebut,” kata Boby. 

  • Tim Voli Milik Presiden SBY Pertama Lolos Grand Final, Jakarta LavAni Belum Punya Lawan

    Tim Voli Milik Presiden SBY Pertama Lolos Grand Final, Jakarta LavAni Belum Punya Lawan

    Liputan6.com, Semarang – Lolos Grand final lebih awal, Tim putra Jakarta LavAni Livin’ Transmedia masih menunggu tim mana yang akan jadi lawan selanjutnya. LavAni Livin’ lolos Grand Final PLN Proliga setelah menundukan tim Palembang Bank SumselBabel, di GOR Jatidiri, Semarang, Sabtu (26/04/25).

    Tim putra Jakarta LavAni Livin’ Transmedia memastikan lolos ke grand final PLN Mobile Proliga 2025, usai membungkam Palembang Bank SumselBabel dengan skor 3-0 (25-18, 25-23, 25-23) dalam lanjutan final four seri kedua putaran kedua, di GOR Jatidiri Semarang.

    Kemenangan ini juga sekaligus mengantarkan tim milik Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu belum terkalahkan hingga empat laga, dengan nilai sempurna 12 pada klasemen sementara. Juara putaran satu final four ini menyisakan dua laga yang akan digelar di GOR Sritex Arena Solo, 1-4 Mei 2025 mendatang.

    Sedangkan Bank SumselBabel meski kalah, namun masih memiliki peluang lolos ke grand final. Satu-satunya tim peserta Proliga asal luar Pulau Jawa ini sudah memetik dua kemenangan dari empat laga.

    “Kita masih memilii peluang untuk ke grand final. Dari dua laga nanti kita berharap bisa menang,” ujar asisten pelatih Bank Sumsel, Memed Tarmedi usai laga.

    Sementara itu, asisten pelatih LavAni, Erwin Rusni mengaku bersyukur bisa menang dan lolos ke grand final. Namun, mantan setter nasional juga mengaku akan all-out di dua sisa laga final four.

    Pada laga ini, Erwin melanjutkan, tim asuhan Nicolas Vives ini diinstrujsikan bermain menyerang. “Anak-anak bisa menyerang,” tambah Erwin.

    Menurutnya, usai laga ini timnya tetap akan melakukan evaluasi menghadapi dua laga di dua seri penutup di Solo.

    Salah seorang pemain LavAni, Boy Arnes juga menyambut gembira timnya bisa memenangkan laga ini dan bisa lolos grand final.”Kita bersyukur bisa lolos grand final,” tuturnya.

     

    Tukang Bakso Hantam Stunting, Bagi-bagi Bakso Ikan untuk Balita di Posyandu

  • Aul, Makhluk Mitologi Serigala dari Lereng Gunung Slamet

    Aul, Makhluk Mitologi Serigala dari Lereng Gunung Slamet

    Beberapa warga meyakini bahwa Aul hanya muncul pada malam hari, terutama ketika kabut tebal menyelimuti lereng gunung Slamet. Ada juga cerita yang menyebutkan bahwa makhluk ini menghindari keramaian dan lebih sering terlihat di daerah terpencil.

    Beberapa pelaku pendakian mengaku pernah mendengar suara lolongan aneh yang tidak seperti serigala biasa. Meski demikian, tidak pernah ada laporan tentang Aul yang menyerang manusia.

    Keberadaan Aul juga sering dikaitkan dengan mitos leluhur tentang penjaga hutan atau roh pelindung alam. Beberapa ritual tradisional di sekitar gunung Slamet konon dilakukan untuk menghormati atau menangkal gangguan dari makhluk ini.

    Beberapa orang bahkan mengaitkannya dengan makhluk halus atau penunggu gunung. Hingga kini, Aul tetap menjadi bagian dari cerita rakyat Indonesia.

    Kisahnya memperkaya khazanah mitologi Nusantara yang penuh dengan makhluk-makhluk misterius. Meski hanya dianggap sebagai legenda, nama Aul masih sering disebut dalam percakapan masyarakat sekitar gunung Slamet.

    Penulis: Ade Yofi Faidzun

  • Jawa Barat Raih Peringkat 2 LPPD, Erwan Setiawan Tekankan Pentingnya Pemekaran

    Jawa Barat Raih Peringkat 2 LPPD, Erwan Setiawan Tekankan Pentingnya Pemekaran

    Liputan6.com, Balikpapan – Pemerintah Provinsi Jawa Barat kembali menorehkan prestasi membanggakan. Dalam Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) tahun 2025, Jawa Barat sukses meraih peringkat kedua nasional, naik dua tingkat dari posisi sebelumnya. Prestasi ini diumumkan dalam peringatan Hari Otonomi Daerah (Otda) ke-29 yang digelar di Lapangan Dome BSCC Balikpapan, Kalimantan Timur, Jumat (25/4/2025).

    Penghargaan diberikan langsung oleh Wakil Menteri Dalam Negeri, Bima Arya Sugiarto, kepada Wakil Gubernur Jawa Barat, Erwan Setiawan, pada Peringatan Hari Otonomi Daerah ke-24 di Balikpapan, Kalimantan Timur. Penghargaan tersebut merupakan hasil Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (EPPD) tahun 2024 yang diselenggarakan oleh Kementerian Dalam Negeri.

    Erwan Setiawan hadir langsung untuk menerima penghargaan yang diserahkan oleh Wakil Menteri Dalam Negeri, Bima Arya. Dalam kesempatan itu, Erwan mengungkapkan rasa syukur atas capaian tersebut.

    “Alhamdulillah, pada evaluasi penyelenggaraan pemerintahan tahun ini, Jawa Barat meraih peringkat kedua dari sebelumnya peringkat keempat. Ini menunjukkan kinerja kami semakin baik. Prestasi ini menjadi penghargaan bagi pemerintah provinsi, kota, dan kabupaten di Jawa Barat,” ujar Erwan saat ditemui usai menerima penghargaan.

    Namun demikian, Erwan menegaskan pihaknya tidak akan berpuas diri. Ia menargetkan kinerja pemerintahan di Jawa Barat akan semakin transparan, akuntabel, dan inovatif di masa kepemimpinannya bersama Gubernur Dedi Mulyadi.

    “Mengacu pada Undang-Undang Otonomi Daerah Nomor 23 Tahun 2014, kami ingin terus berprestasi. Ini akan berdampak pada bertambahnya Dana Insentif Daerah, yang sangat penting untuk memenuhi kebutuhan pembangunan daerah,” tambahnya.

    Erwan juga menyoroti pentingnya percepatan pemekaran daerah di Jawa Barat, mengingat tingginya jumlah penduduk yang sudah mencapai lebih dari 50 juta jiwa.

    “Yang urgent untuk dimekarkan adalah Kabupaten Bogor, Sukabumi, Cianjur, Tasikmalaya, dan Cirebon. Kecamatan di daerah ini sudah di atas 30, jadi sudah saatnya segera dimekarkan agar pembangunan lebih merata,” jelas Erwan.

    Ia juga menambahkan, selain pemekaran kabupaten/kota, pemekaran desa juga menjadi kebutuhan mendesak. Menurutnya, sumber daya manusia di Jawa Barat sudah sangat siap untuk mengelola daerah baru tersebut.

    Di sisi lain, Erwan sedikit menyayangkan karena tidak ada satu pun kota atau kabupaten di Jawa Barat yang berhasil masuk 10 besar daerah terbaik tahun ini, berbeda dengan tahun lalu ketika Kabupaten Sumedang dan Kabupaten Indramayu mencatatkan prestasi gemilang.

    “Ini menjadi catatan penting kami. Kinerja provinsi harus diikuti dengan kinerja kota dan kabupaten, agar prestasi Jawa Barat lebih lengkap,” tuturnya.

  • Bakar Batu dan Pesan Damai untuk Persatuan Papua Pegunungan

    Bakar Batu dan Pesan Damai untuk Persatuan Papua Pegunungan

    Wakil Ketua II Majelis Rakyat Papua (MRP) Papua Pegunungan, Benny Mawel menyebutkan acara bakar batu Gubernur dan Wakil Gubernur Papua Pegunungan yang dilakukan di Sentani, Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua tak perlu lagi diperdebatkan.

    Menurutnya sebagai provinsi baru, selayaknya pemerintah Provinsi Papua Pegunungan meminta restu dan doa leluhur dalam membangun daerahnya kepada provinsi induk Papua.

    “Papua sebagai provinsi induk dan sah saja melakukan tradisi bakar batu di Papua. Ini sudah tepat. Tradisi bakar batu juga menjadi ucapan syukur dan doa untuk para leluhur dan nenek moyang. Hal inilah sebagai budaya orang adat, sebelum melakukan hal lainnya untuk kehidupan lebih baik,” katanya.

    Dia menjelaskan pemilihan lokasi bakar batu tak perlu lagi diperdebatkan atau dikontroversikan.

    “Orang Papua itu satu dan kita hanya beda kebun, beda tempat. Kita bangun kebun ini untuk Papua dan tak ada perbedaan, apakah di gunung, pantai dan lainnya,” ujarnya.

    Dirinya berharap orang Papua harus banyak belajar, misalnya dalam hal memelihara hewan ternak babi hingga bisa dijual ternaknya untuk acara bakar batu.

    “Hal-hal seperti ini menjadi pelajaran. Jangan saling menyalahkan, harusnya sesama orang Papua saling mendukung dan tak perlu diperdebatkan lagi perbedaan itu,” ujarnya.

    Sebagai lembaga kultural orang asli Papua, MRP berharap John Tabo dan Ones Pahabol membangun wilayah Papua Pegunungan lebih baik lagi. 

    Benny mengatakan, MRP Pegunungan menyetujui kedua tokoh ini menjadi harapan dan aspirasi bagi Papua Pegunungan. Terlebih keduanya adalah anak adat yang sudah terbukti saat menjabat sebagai bupati di wilayah pegunungan.

    “Kami percaya, keduanya memiliki hati untuk rakyat. Lima tahun pertama keduanya harus berjuang memenuhi hal-hal yang selalu menjadi persoalan di Papua Pegunungan, terutama akses transportasi darat dan udara,” jelasnya.

     

     

  • Tugu Biawak Wonosobo, Karya Seni Realistis dengan Pesan Pelestarian Alam

    Tugu Biawak Wonosobo, Karya Seni Realistis dengan Pesan Pelestarian Alam

    Setiap detail, mulai dari sisik hingga ekspresi wajah, dirancang sedemikian rupa agar tampak hidup. Kemiripannya yang nyaris sempurna sering membuat pengguna jalan terkecoh.

    Banyak yang mengira patung ini adalah biawak sungguhan sebelum menyadari bahwa itu adalah karya seni. Viralnya tugu biawak di media sosial memicu perbandingan dengan proyek serupa di daerah lain yang memakan biaya jauh lebih besar.

    Wonosobo dikenal dengan keindahan alamnya, terutama kawasan pegunungan dan dataran tinggi Dieng. Kehadiran tugu biawak menambah kekayaan wisata daerah dengan menonjolkan fauna lokal sebagai bagian dari daya tariknya.

    Patung ini juga memperkuat identitas Wonosobo sebagai daerah yang kaya akan keanekaragaman hayati. Selain aspek lingkungan, tugu biawak juga mencerminkan semangat gotong royong warga desa Krasak.

    Pembangunannya melibatkan berbagai pihak, mulai dari komunitas pemuda hingga seniman lokal. Keunikan tugu biawak membuatnya menjadi spot menarik bagi wisatawan.

    Banyak pengunjung yang sengaja datang untuk berfoto atau sekadar mengagumi keindahan patung tersebut. Tidak hanya sebagai objek visual, tugu ini juga berfungsi sebagai media edukasi tentang pentingnya menjaga kelestarian satwa lokal.

    Penulis: Ade Yofi Faidzun

  • Diduga Terkena Peluru Nyasar Pemburu, Petani di Sukabumi Tewas Mengenaskan

    Diduga Terkena Peluru Nyasar Pemburu, Petani di Sukabumi Tewas Mengenaskan

    Liputan6.com, Sukabumi – Nasib nahas menimpa seorang petani, Otib (60) warga Kampung Cipancur, Desa Kademangan, Kecamatan Surade, Kabupaten Sukabumi. Korban ditemukan terkapar tak bersimbah darah diduga terkena peluru nyasar di bagian punggung hingga menembus ke paru-paru.

    Informasi dihimpun, insiden itu terjadi pada Selasa (22/04/2025) malam di lahan Perhutani, Kecamatan Tegalbuleud, Kabupaten Sukabumi. Korban yang menginap bersama istrinya di sebuah gubuk langsung tewas di tempat dengan luka di bagian punggung.

    Pada Rabu (23/04/2025) korban dibawa ke RSUD Jampangkulon dan kemudian dibawa oleh polisi ke RSUD R. Syamsudin Kota Sukabumi untuk diautopsi. Dokter forensik RSUD R. Syamsudin Kota Sukabumi, dr. Nurul Aida Fathia, mengungkap bahwa korban mengalami luka terbuka pada bagian punggung.

    “Dari hasil pemeriksaan itu ditemukan luka pada area punggung. Lukanya cukup dalam karena menimbulkan kerusakan pada organ dalam dan juga menimbulkan pendarahan keliatan di pakaian. Kemudian, beberapa organ juga tampak pucat,” terang Aida, Kamis (24/04/2025).

    Ia menerangkan, bahwa korban tidak seperti menderita luka tembak, luka menganga cukup lebar sekitar 18 cm dan kedalaman luka hingga organ dalam rongga tubuh berada di punggung korban

    Terkait penyebab kematian, Aida menegaskan bahwa kematian korban terjadi akibat kekerasan tumpul pada punggung yang menyebabkan kerusakan pada organ paru-paru menimbulkan pendarahan.

    “Pendarahannya sangat jelas, karena kondisi organ korban pucat. Jika dilihat dari awal dilakukan pemeriksaan, korban diperkirakan meninggal 12 jam yang lalu,” ungkapnya

     

    Terekam CCTV, Aksi 3 Menit Pencuri Bawa Kabur Mobil Pikap di Bekasi

  • 26 April 1959: Mengenang Bapak Pendidikan Indonesia Ki Hadjar Dewantara

    26 April 1959: Mengenang Bapak Pendidikan Indonesia Ki Hadjar Dewantara

    Usai masa pengasingan, Ki Hadjar Dewantara kembali membangun pendidikan yang berorientasi pada nasionalisme. Pada 1922, ia mendirikan National Onderwijs Instituut Taman Siswa (Perguruan Taman Siswa), sebuah lembaga yang memberikan pendidikan kepada rakyat pribumi.

    Kelahiran Taman Siswa memberikan nafas baru bagi rakyat pribumi mengingat pada saat itu mereka tidak memiliki akses yang sama dengan kaum bangsawan atau Belanda. Taman Siswa menekankan metode pendidikan yang berbeda dari sistem kolonial dengan tidak menggunakan pendekatan perintah dan sanksi, melainkan berbasis pada semangat kebangsaan dan kebebasan berpendapat.

    Pasca-kemerdekaan, Ki Hadjar Dewantara berperan dalam dunia politik. Ia menjadi Menteri Pendidikan pertama Indonesia pada 1950.

    Selama menjabat, ia menanamkan semangat pendidikan yang merdeka dan berkeadilan bagi seluruh rakyat Indonesia. Salah satu peninggalannya dalam dunia pendidikan di Indonesia adalah “Tut Wuri Handayani (di belakang memberi dorongan)”. Semboyan ini masih menjadi slogan Kementerian Pendidikan Indonesia hingga sekarang.

    Tut Wuri Handayani merupakan salah satu dari warisan konsep triloginya dalam pendidikan. Dua warisan lainnya adalah Ing Ngarsa Sung Tuladha (di depan memberi contoh) dan Ing Madya Mangun Karsa (di tengah membangun semangat).

    Pada 1959, Ki Hadjar Dewantara dianugerahi gelar Doktor Honoris Causa dari Universitas Gadjah Mada. Pada tahun yang sama, ia juga dikukuhkan sebagai pahlawan nasional.

    Pada 26 April 1959, Ki Hadjar Dewantara wafat. Untuk mengenang jasa-jasanya, setiap 2 Mei diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional. Tanggal tersebut merujuk pada hari kelahirannya, yakni 2 Mei 1889.

    Namanya juga diabadikan sebagai nama kapal perang Indonesia. Fotonya terpampang pada uang kertas pecahan Rp20.000 emisi 1998.

    Pada 2 Mei 1970, Museum Dewantara Kirti Griya diresmikan oleh Nyi Hadjar Dewantara. Museum ini didirikan untuk mengenang kiprah luar biasa sosok Ki Hadjar Dewantara.

    Penulis: Resla

  • 9 Anime yang Belum Tamat hingga Kini

    9 Anime yang Belum Tamat hingga Kini

    3. Nintama Rantaro

    Nintama Rantaro telah menjadi salah satu anime terlama dengan lebih dari 2.321 segmen berdurasi pendek (masing-masing 10 menit) yang masih diproduksi. Serial yang mengisahkan kehidupan Rantarō dan teman-temannya di sekolah ninja ini berhasil memadukan unsur komedi slapstick dengan edukasi sejarah dan budaya Jepang secara unik.

    Konsep dasar anime ini terletak pada parodi dunia ninja, berbeda dari gambaran serius dalam kebanyakan karya bertema serupa. Sekolah Ninja Doremisaka menjadi latar tempat Rantaro dan kawan-kawannya menghadapi tantangan konyol.

    Keunikan Nintama Rantaro terletak pada kemampuannya menyelipkan pengetahuan sejarah periode Sengoku dan tradisi Jepang melalui lelucon visual dan dialog jenaka. Karakter-karakter utamanya yang menggemaskan, seperti Rantarō yang ceroboh, Shinbei yang pintar namun penakut, dan Kirimaru yang rakus, telah menjadi ikon budaya pop Jepang selama tiga dekade terakhir.

    4. Chibi Maruko-chan

    Chibi Maruko-chan (1995) sebenarnya bisa dianggap sebagai anime yang hanya memiliki satu musim. Namun, menontonnya secara maraton jauh lebih sulit dibandingkan anime musiman yang biasanya terdiri dari 12 atau 24 episode. Anime ini pertama kali tayang pada tahun 1995 dan masih berlanjut hingga kini dengan total kurang lebih 1.417 episode.

    5. Case Closed/Detective Conan

    Case Closed (atau Detective Conan di beberapa negara) pertama kali tayang pada tahun 1996 dan masih berlanjut hingga saat ini dengan total lebih dari 1.158 episode. Analisis tajam Shinichi Kudo menjadi daya tarik utama serial ini, membuat penonton tetap setia mengikuti petualangannya meskipun sudah mencapai lebih dari seribu episode.

    6. Pokemon

    Serial ikonik ini pertama kali tayang pada tahun 1997 dan mengisahkan perjalanan Ash Ketchum selama 25 tahun, yang resmi berakhir setelah 1.232 episode. Akan tetapi, franchise ini kini memasuki era baru dengan Pokemon Horizons sebagai kelanjutannya. Jika digabungkan dengan serial terbaru ini, total episode Pokémon telah mencapai 1.269 sejak peluncuran awalnya.