Category: Liputan6.com Regional

  • Pasola, Ritual Perang Kayu di Tanah Sumba

    Pasola, Ritual Perang Kayu di Tanah Sumba

    Pasola digelar di padang luas dengan ratusan peserta dari dua kelompok berbeda. Mereka menggunakan lembing kayu beringin yang ujungnya diruncingkan namun tetap tumpul untuk mengurangi risiko fatal.

    Meski begitu, cedera serius kerap terjadi. Para peserta menunggang kuda dengan lincah sambil melempar lembing ke arah lawan.

    Keahlian menghindar dan ketangkasan berkuda menjadi kunci utama. Suara derap kuda, teriakan penunggang, dan sorak penonton memenuhi udara saat pasola berlangsung.

    Para perempuan bersorak memberi semangat, sementara penonton lokal maupun wisatawan menyaksikan. Darah yang menetes dianggap sebagai bagian dari ritual, bukan sekadar luka biasa.

    Pasola digelar setahun sekali antara Februari hingga Maret, bergilir di beberapa kecamatan di Sumba Barat. Tradisi ini menjadi daya tarik wisatawan domestik maupun mancanegara yang ingin menyaksikan langsung kekayaan budaya Sumba.

    Penulis: Ade Yofi Faidzun

  • Bayi Terlantar Ditemukan di Bandar Lampung, Wali Kota Janji Bakal Rawat

    Bayi Terlantar Ditemukan di Bandar Lampung, Wali Kota Janji Bakal Rawat

    Liputan6.com, Lampung – Warga Kelurahan Bumi Kedamaian, Bandar Lampung, digemparkan oleh penemuan seorang bayi laki-laki yang tergeletak dalam kondisi lemah dan kedinginan, Rabu sore (30/4/2025). Bayi tersebut pertama kali ditemukan sekitar pukul 16.00 WIB oleh seorang anak, kemudian dilaporkan kepada warga sekitar.

    Saat ditemukan, bayi mungil itu memiliki berat 2,6 kilogram dan panjang 46 sentimeter, dengan kondisi tali pusar yang sudah terpotong. Tak lama setelah laporan diterima, bayi langsung dibawa ke RSUD A. Dadi Tjokrodipo untuk mendapat penanganan medis. “Sore tadi Bunda dapat laporan dari Camat Kedamaian. Langsung saya minta agar bayi segera dibawa ke rumah sakit untuk diperiksa,” ujar Wali Kota Bandar Lampung, Eva Dwiana, saat menjenguk sang bayi.

    Eva Dwiana menunjukkan kepeduliannya dengan langsung datang menjenguk bayi tersebut di rumah sakit. Dia memastikan kondisi bayi dalam keadaan sehat, meski masih harus menjalani perawatan sementara di bawah pengawasan tenaga medis.

    “Alhamdulillah kondisi adek bayi sehat. Saat ini, bayi sudah menjadi tanggung jawab Pemerintah Kota Bandar Lampung,” ungkapnya.

    Tak hanya merawat, Wali Kota Eva Dwiana juga memberi nama untuk bayi laki-laki tersebut: Apriansyah. Nama itu diambil sebagai bentuk kasih sayang sekaligus harapan agar bayi bisa tumbuh menjadi pribadi yang kuat dan bahagia.

    Wajah haru tak bisa disembunyikan dari raut Eva saat menatap sang bayi. Dia berharap orang tua atau keluarga bayi bisa segera ditemukan, namun tetap berkomitmen memberi perlindungan penuh.

    “Tak bisa berkata-kata, Bunda sedih sekali. Sampai sekarang orang tua atau keluarga bayi belum diketahui keberadaannya,” tutupnya.

    Heboh Bayi Kembar 3 Lahir di Majenang, Cilacap

  • Pesta Dadung, Tradisi Usir Hama ala Masyarakat Kuningan

    Pesta Dadung, Tradisi Usir Hama ala Masyarakat Kuningan

    Usai pembacaan mantra, dadung dan hama dari tanaman diarak menuju Bukit Situ Hyang, Kuningan. Dalam arak-arakan ini, gamelan pelog atau salendro juga terus dimainkan.

    Sesampainya di tempat tujuan, hama akan ditarikan bersama ronggeng dan dibuang di kawasan perbukitan tersebut. Namun sebelum mulai ditarikan oleh sesepuh dan perangkat desa lainnya, dadung akan dibacakan kidung rajah pamunah dan dilanjutkan dengan pembacaan tulak Allah.

    Selanjutnya, dadung ditarik oleh kepala desa disertai para aparat desa dan ronggeng dalam iringan lagu renggong buyut. Setelahnya, dadung disimpan kembali dan acara dilanjutkan dengan tayuban.

    Para penari dalam tradisi ini merupakan para penggembala dan masyarakat setempat. Konon, mereka akan menari hingga pukul 04.00 waktu setempat.

    Hingga kini, pesta dadung masih menjadi salah satu tradisi masyarakat Kuningan yang terus dilestarikan. Tahun ini, Pemerintah Provinsi Jawa Barat menetapkan pesta dadung sebagai salah satu Warisan Budaya Tak Benda (WBTB).

    Penulis: Resla

  • Dusun Kaudani di Buton Tengah Terisolasi Saat Air Laut Surut, Generasi Muda Bajau Terancam Buta Huruf

    Dusun Kaudani di Buton Tengah Terisolasi Saat Air Laut Surut, Generasi Muda Bajau Terancam Buta Huruf

    Liputan6.com, Kendari – Dusun Kaudani di Buton Tengah, dihuni 284 orang warga suku Bajau. Warga lokal, mengenal mereka dengan sebutan orang Bajo Kaudani.

    Wilayahnya, mengapung di atas endapan pasir sepanjang garis pantai Desa Tanailandu Kecamatan Mawasangka Kabupaten Buton Tengah. Bukan berupa sebuah pulau, tetapi dari endapan pasir dan karang berukuran cukup luas untuk membangun sekitar 70 lebih unit rumah warga.

    Sejak ratusan tahun lalu, endapan pasir Dusun Kaidanu yang menghadap Selat Spellman, menjadi rumah turun temurun generasi Bajo. Mereka dikenal warga Buton Tengah dan sekitar Baubau, sebagai kelompok nelayan ulung penangkap teripang, cumi, dan jenis ikan karang mahal hingga ke perbatasan perairan Indonesia-Australia. Hasil laut tangkapan mereka, sudah dijual hingga ke Jepang dan negara-negara tetangga.

    Di sini, selama bertahun-tahun, terdapat ratusan anak bajau usia sekolah yang mayoritas masih mengalami kesulitan membaca. Banyak di antaranya, hingga hari ini masih belum mampu mengeja huruf demi huruf hingga menjadi satu kalimat utuh.

    Bahkan, beberapa orang dewasa di atas usia 40-an tahun tidak tahu membaca sama sekali. Penyebabnya, kondisi alam ekstrem lambat laun memaksa mereka tak bisa ikut belajar maksimal di Desa Induk Tanailandu Kecamatan Mawasangka Kabupaten Buton Tengah. Lama kelamaan, karena jenuh dengan kondisi ini dan kurangnya motivasi dan dukungan pemerintah setempat, mereka akhirnya memilih putus sekolah.

    Padahal, Dusun Kaudani dan desa induk di Tanailandu hanya berjarak sekitar 1.250 meter atau 1,2 kilometer dari tepi pantai. Namun, di balik itu ada rintangan menahun yang sampai hari ini belum terpecahkan bagi masa depan generasi muda Bajo.

    Diketahui, Dusun Kaudani, berdiri di atas hamparan bebatuan dan pasir. Sehari-hari, agar masyarakat bisa terhubung ke desa induk, mereka harus menyeberang menggunakan perahu kecil atau kapal. Namun, kondisi ini jauh berbeda ketika air laut sedang surut.

    Saat air laut surut, lumpur dan pasir memisahkan mereka dari desa Induk. Padahal, hanya di desa ini berdiri sekolah SD dan SMP yang bisa dinikmati anak-anak Kaudani.

    Kepala Desa Tanailandu Buton Tengah Rafiuddin saat dihubungi wartawan Liputan6.com mengatakan, pemukiman Kaudani sudah ada sejak zaman kesultanan Buton berdiri sekitar 350 tahun lalu. Mereka dikenal hingga dalam area kesultanan dan saat ini warganya sudah menggunakan Bahasa wolio atau bahasa tradisional di wilayah Kepulauan Buton.

    Kata Rafiuddin, ia pernah mengeluh dan berkoordinasi dengan pemerintah Buteng. Kemudian, pemerintah memutuskan membangun ruang sekolah sederhana di sana sekitar 2022.

    Sistemnya, mirip sekolah jarak jauh dengan bangunan semi permanen dilengkapi 2 ruang belajar. Guru dari daratan didatangkan mengajar di sana.

    Namun, berjalan beberapa bulan, sekolah ini tak berfungsi maksimal. Sebab, salah satu penyebab utamanya, kondisi alam tak mendukung.

    “Kalau air surut, menyisakan lumpur dan pasir membentang sejauh sekilo lebih. Jadi perahu dari Desa Induk tak bisa berlayar menuju Kaudani atau sebaliknya perahu dari Kaudani tak bisa ke Desa Induk dengan mudah,” kata Rafiudin.

    Ia menjelaskan, jadwal pasang surut air laut dalam setahun, selalu berubah setiap bulan. Kata dia, ada beberapa bulan dalam setahun, saat pagi hari air laut mulai surut sekitar jam 03.00 Wita subuh hingga jam 10.00 Wita pagi.

    Kemudian, kondisi air laut pasang akan berlangsung sejak pukul 10.00 Wita hingga menjelang pukul 18.00 Wita.

    “Padahal, saat air laut surut dan kondisi daratan berlumpur untuk menuju ke Desa Induk, saat itulah jadwal anak Kaudani harus menuju ke sekolah,” kata dia.

    Kondisi ini berlangsung terus menerus selama puluhan tahun. Tak jarang, anak-anak Kaudani yang hendak bersekolah, selalu telat datang atau bahkan memilih tak masuk sekolah daripada mendapat hukuman karena terlambat di perjalanan.

    “Kalau saya hitung hitung, mungkin tinggal 2 orang yang masih bertahan sekolah di sana, satu anak kepala dusun. Salah satunya, pelajar Kaudani yang memiliki kerabat di daratan Desa Induk,” ujar Rafiudin.

    Sampai hari ini, 2 ruangan sekolah sederhana yang berdiri di Dusun Kaudani tidak dimanfaatkan maksimal. Kata warga di sana, guru dari desa induk pernah datang mengajar hanya sekitar 1 sampai 2 bulan. Setelah itu, mereka tak pernah datang lagi mengajar.

  • Santri di Ponpes Metro Lampung Meninggal Tak Wajar, Keluarga Menduga Ada Kekerasan

    Santri di Ponpes Metro Lampung Meninggal Tak Wajar, Keluarga Menduga Ada Kekerasan

    Keluarga NW mengaku belum mengikhlaskan kepergian santri tersebut karena tidak ada penjelasan resmi dari pondok maupun aparat berwenang. Sang kakak bahkan telah tiga kali mendatangi pihak kepolisian untuk mencari tahu perkembangan penyelidikan, namun belum juga mendapat jawaban pasti.

    “Kasih gue jawaban, cepat. Kalau bisa langsung ke gue, karena gue keluarga, gue yang berhak tahu,” katanya.

    Dia juga memperingatkan masyarakat yang ingin menyekolahkan anaknya di pondok pesantren agar lebih berhati-hati. Ia menyebut isu senioritas dan perundungan masih kerap terjadi di lingkungan pondok.

    Sementara itu, Kapolres Metro, AKBP Hangga Utama Darmawan, membenarkan bahwa pihaknya tengah menyelidiki kasus ini. “Kami sudah melakukan visum terhadap jenazah korban serta memeriksa beberapa saksi, termasuk dari pihak keluarga,” ujar Hangga, Jumat (2/5/2025).

    Kasus ini masih dalam proses penyelidikan intensif. Polisi berkomitmen untuk mengungkap kebenaran di balik kematian santri NW agar keluarga mendapatkan kejelasan dan rasa keadilan.

  • Mengagumkan, Intip Keindahan 3 Gunung di Bali dari Puncak Batur

    Mengagumkan, Intip Keindahan 3 Gunung di Bali dari Puncak Batur

    Lebih lanjut Dewa mengatakan jika ingin mendaki melalui jalur ini berada di bagian timur Gunung Batur. “Jalur ini bisa mendapatkan tiga titik pemandangan. Kalau pengunjung tidak kuat sampai puncak ada dua titik yang lainnya untuk menikmati pemandangan juga,” ungkapnya.

    Menurutnya jalur menuju puncak Gunung Batur terdapat tiga jalur lain selain via Toya Bungkah. Di antaranya jalur Culali atau Bukit Mentik yang memiliki rute terpanjang di antara jalur lainnya. Pintu maauk jalur ini berada di jalur puncak utama, tidak disarankan melakukan pendakian saat gelap lantaran kondisi jalur tersebut berpasir.

    Pendakian melalui Serongga yang memilik trek sama seperti jalur via Toya Bungkah. Sementara itu, jalur keempat via Pasar Agung atau pendakian tersingkat. Jalur pendakian darinPura Jati menuju Pura Pasar Agung dan bisa memulai dari sana. Kondisi jalur terjal penuh bebatuan namun jalur ini menjadi jalur tersingkat. 

  • Simak, Tema Hari Pendidikan Nasional 2025 dan Logonya

    Simak, Tema Hari Pendidikan Nasional 2025 dan Logonya

    Melansir dari Surat Edaran tersebut Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) pada 2025 mengusung tema yang bertajuk “Partisipasi Semesta Wujudkan Pendidikan Bermutu untuk Semua”.

    Kemudian pada bagian logonya menampilkan gambaran seakan-akan tiga sosok manusia berwarna merah, biru, dan abu-abu yang menjulang ke atas dengan gerakan dinamis serta penuh semangat.

    Ketiga sosoknya digambarkan sebagai keberagaman, kolaborasi, dan semangat kebersamaan dalam dunia pendidikan Indonesia. Warna-warnanya yang digunakan juga menggambarkan semangat, kreativitas, energi positif, dan inklusivitas dalam proses pendidikan.

    Pada logo tersebut juga sosok yang berada di tengah dengan warna biru dan mengarah paling tinggi, mengarah langsung ke sebuah bintang berwarna emas di atasnya. Bintangnya memiliki lambang cita-cita, harapan, serta tujuan mulia pendidikan.

  • Hari Pendidikan Nasional Diperingati 2 Mei, Berikut Sejarah dan Tujuannya

    Hari Pendidikan Nasional Diperingati 2 Mei, Berikut Sejarah dan Tujuannya

    Hari Pendidikan Nasional atau Hardiknas merupakan salah satu peringatan nasional yang penting untuk diketahui masyarakat. Meskipun bukan termasuk hari libur nasional tetapi peringatan ini menyimpan banyak tujuan baik khususnya demi pendidikan di Indonesia.

    Melansir dari beberapa sumber, Hari Pendidikan Nasional ditetapkan dalam Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 316 Tahun 1959 dan peringatan ini jatuh pada tanggal 2 Mei setiap tahunnya.

    Adapun pemilihan tanggal tersebut berasal dari sosok tokoh penting yaitu hari lahir Bapak Pendidikan Nasional, Ki Hadjar Dewantara. Sebagai informasi, Ki Hadjar Dewantara memiliki nama asli Raden Mas Soewardi Soerjaningrat.

    Ia merupakan kelahiran 2 Mei 1889 dan diketahui sebagai bagian keluarga bangsawan Pakualaman. Ki Hadjar Dewantara yang lahir dari keluarga bangsawan kemudian memiliki kesempatan untuk masuk STOVIA.

    Sebagai informasi, STOVIA atau School tot Opleiding voor Inlandsche Artsen dikenal juga sebagai Sekolah Dokter Jawa. Namun, karena kondisi kesehatannya dia tidak bisa melanjutkan pendidikan di sekolah tersebut.

    Setelah gagal melanjutkan sekolah, Ki Hadjar Dewantara terjun dalam dunia jurnalisme dan berkarier dalam beberapa surat kabar serta majalah masa itu. Dia sering menyampaikan kritik sosial-politik kaum bumiputra kepada penjajah.

  • Simak, Prakiraan Cuaca Kota Batam Hari Ini Jumat 2 Mei 2025

    Simak, Prakiraan Cuaca Kota Batam Hari Ini Jumat 2 Mei 2025

    Liputan6.com, Bandung – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) merupakan salah satu lembaga resmi di Indonesia yang bertugas untuk memantau, menganalisis, hingga memberikan informasi terkait kondisi cuaca, iklim, dan gempa bumi.

    Lembaga ini juga aktif membagikan informasi prakiraan cuaca kepada masyarakat secara berkala mulai dari prakiraan cuaca harian hingga mingguan yang dibagi berdasarkan wilayah mulai dari Provinsi, Kabupaten, bahkan Kecamatan.

    Adapun dengan adanya prakiraan tersebut membantu masyarakat dalam mengetahui potensi hujan, suhu, kelembaban, kecepatan angin, dan kemungkinan lainnya yang penting untuk diketahui masyarakat.

    Informasinya juga kerap dibagikan melalui berbagai platform resminya mulai dari situs web, media sosial, dan lain-lain. Sementara itu, informasinya juga sering kali penting terutama bagi sektor-sektor yang bergantung pada kondisi cuaca.

    Melalui artikel ini akan membagikan informasi terkini prakiraan cuaca untuk wilayah kota Batam. Melansir dari situs resminya, prakiraan cuaca hari ini, Jumat (2/4/2025) di Kota Batam sebagian besar diprediksi hujan ringan hingga berawan.

    Misalnya untuk wilayah Kecamatan Batam Kota diprediksi memiliki cuaca berawan dengan intensitas suhu 25 hingga 29 derajat Celsius. Sementara itu, kondisi kelembaban udaranya diperkirakan mencapai 74 hingga 93 persen.

    Kemudian untuk wilayah Kecamatan Lubuk Baja diprediksi cuaca hujan ringan dengan intensitas suhu 25 hingga 29 derajat Celsius. Adapun kondisi kelembaban udaranya diperkiraan sekitar 75 hingga 93 persen.

  • Prakiraan Cuaca Hari Ini 2 Mei 2025 di Provinsi Bali

    Prakiraan Cuaca Hari Ini 2 Mei 2025 di Provinsi Bali

    Liputan6.com, Bandung – Bulan Mei di Indonesia, termasuk wilayah Bali umumnya dikenal sebagai masa peralihan dari musim hujan menuju musim kemarau. Dalam periode ini, cuaca sering kali tidak menentu karena terjadi pergeseran angin dan perubahan pola curah hujan.

    Meskipun secara umum Mei dianggap awal musim kemarau beberapa daerah seperti Bali masih kerap diguyur hujan ringan hingga sedang terutama pada sore atau malam hari. Keadaan ini tentu mempengaruhi berbagai aktivitas terutama yang berkaitan dengan wisata alam.

    Di Bali sendiri sebagai destinasi wisata utama Indonesia cuaca yang tidak menentu pada bulan Mei dapat menjadi tantangan tersendiri bagi para wisatawan. Aktivitas seperti berjemur di pantai, menyelam, ataupun menjelajah alam terbuka seringkali harus menyesuaikan dengan kondisi.

    Adapun sebagai bentuk kesiapsiagaan dalam menghadapi potensi bencana kecil akibat cuaca ekstrem penting untuk mengetahui prakiraan cuaca terkini. Melansir dari situs resmi BMKG pada hari ini, Jumat (2/4/2025) cuaca di Bali diprediksi berkabut hingga hujan ringan.

    Pada wilayah Kota Denpasar misalnya, prakiraan cuaca pada 2 Mei 2025 diprediksi berkabut atau asap dengan intensitas suhu 23 hingga 31 derajat Celsius. Sementara itu, kondisi kelembaban udaranya diperkirakan mencapai 59 hingga 95 persen.

    Sementara itu, pada wilayah Buleleng misalnya diprediksi berawan dengan intensitas suhu 22 hingga 28 derajat Celsius dan kondisi kelembaban udaranya diperkirakan mencapai 73 hingga 94 persen.