Category: Liputan6.com Regional

  • 7 Minimarket di Sibolga Dijarah Korban Banjir, 16 Orang Ditangkap

    7 Minimarket di Sibolga Dijarah Korban Banjir, 16 Orang Ditangkap

    Liputan6.com, Jakarta Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Sibolga mengamankan 16 orang terduga pelaku penjarahan minimarket. Mereka adalah korban bencana banjir sumatera yang terdampak krisis pangan.

    “Benar, ada 16 orang diamankan Polres Sibolga terkait dugaan penjarahan,” kata Kasubbid Penmas Bidang Humas Polda Sumut, AKBP Siti Rohani Tampubolon, kepada wartawan, Senin (1/12/2025).

    Terduga pelaku penjarahan minimarket masing-masing berinisial (20), SS (24), AZ (27), ZR (24), OFH (18), ART (19), DH (20), ISS (18), A (18), MS (18), BA (18), ER (21), DAM (18), ABS (18), D (18) dan BNH (17). 

    “Lokasi yang dijarah terdapat beberapa mini market yang menjadi sasaran massa,” sebutnya.

    Siti menyebut ada 7 gerai minimarket yang dijarah, yakni Indomaret di Jalan Singamaraja depan SPBU Kebun Jambu. Indomaret di Jalan Suprapto, Indomaret di Jalan Sibolga-Barus.

    Alfamidi di Jalan Singamaraja dan Alfamart di Jalan Imam Bonjol, di Jalan Suprapto dan Jalan Merpati, Kota Sibolga. Penjarahan terjadi Sabtu (29/11/2025).

    Siti menegaskan, 16 orang itu tidak ikut terlibat dalam penjarahan di Gudang Bulog Sarudik, Kota Sibolga. “Tidak, tidak terjadi di Bulog,” ujarnya. 

    Dalam kondisi saat ini, masyarakat diimbau untuk tenang dan jangan terprovokasi terkait informasi tidak jelas.

    “Karena, pemerintah dan TNI/Polri tengah melakukan pendistribusian secara maksimal ke titik-titik pengungsian dan lokasi terdampak bencana alam ini,” imbaunya.

  • Pemuda Desa Ditemukan Tewas di Kebun, Lehernya Penuh Luka Sayatan

    Pemuda Desa Ditemukan Tewas di Kebun, Lehernya Penuh Luka Sayatan

    Liputan6.com, Jakarta Ketenangan suasana Dusun Sekuping Desa Tubanan Kecamatan Kembang Kabupaten Jepara berubah gempar pada Minggu (30/11/2025) sekitar pukul 06.00 WIB. Warga geger setelah penemuan mayat laki laki berwajah ganteng dengan penuh luka sayatan di lehernya.

    Mayat dalam kondisi mengenaskan itu diduga korban aksi pembunuhan. Korban ditemukan di perkebunan rumput gajah Dusun Sekuping Desa Tubanan.

    Mayat laki laki itu diketahui bernama Axsyal Rendy Saputra (24). Korban merupakan warga yang tinggal di Dusun Sekuping RT/RW 04/06 Desa Tubanan. Korban ditemukan di area kebun yang jarak dari rumahnya sekitar 60 meter.

    Saat ditemukan pihak keluarga, mayat korban dalam posisi terlentang berlumuran darah serta lehernya ditemukan bekas sayatan.

    Berawal dari cerita keluarga yang kebingungan karena korban tak kunjung pulang ke rumah. Keluarga korban kemudian mencari ke berbagai tempat, namun tak kunjung ditemukan.

    Pada Minggu (30/11/2025) pagi sekitar pukul 05.30 WIB, Ngatipah yang juga nenek korban kebingungan mencari cucunya itu karena tak pulang ke rumahnya. Lalu Ngatipah mengajak dua orang yakni Supriyohadi dan Kardi untuk mencari korban.

    Pencarian awalnya dilakukan di sekeliling rumah hingga akhirnya korban ditemukan tewas bersimbah darah di area kebun rumput gajah.

    Saat melakukan pencairan di sekitar kebun rumput gajah yang berjarak 60 meter dari rumah korban, keluarga dibuat kaget. Ternyata Axsyal Rendy Saputra telah tewas dengan kondisi mengenaskan.

    Atas temuan tersebut, Supriyohadi menyampaikan kepada perangkat RW dan Desa Tubanan. Informasi tersebut kemudian dilaporkan kepada Polsek Kembang.

  • Napi Dievakuasi, Ada Komunikasi yang Terputus

    Napi Dievakuasi, Ada Komunikasi yang Terputus

     

    Liputan6.com, Sumut Banjir yang melanda Kabupaten Langkat, Sumatra Utara, menyebabkan Rutan Tanjung Pura, Lapas Pemuda Langkat, Lapas Narkotika Langkat, serta Lapas Pangkalan Brandan terendam air.

    Ketinggian air rata-rata mencapai 1 sampai 1,5 meter, hal ini membuat warga binaan atau napi yang berada di sana harus dievakuasi.

    “Air sudah tembus Rutan Tanjung Pura, yang masih bertahan sekitar 234, setelah dievakuasi. Petugas bahu membahu untuk mengurangi resiko di Rutan Tanjung Pura ini diakibatkan dampak banjir,” kata Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjenpas) Sumut, Yudi Suseno, Senin (12/1/2025).

    Pihaknya pun sempat ingin meninjau kondisi di sejumlah lapas tersebut.

    “Kami belum sampai ke Lapas Narkotika Langkat dan Lapas Pemuda Langkat, medannya cukup lumayan tinggi airnya,” ungkap Yudi. 

    Selain 4 Lapas dan Rutan di Kabupaten Langkat itu, berdasarkan data diperoleh, Kantor Ditjenpas Sumut juga terendam banjir, membuat fasilitas perkantoran hingga dokumen hancur terkena air.

    Kemudian, berdasarkan laporan Ditjenpas Sumut, Lapas Barus, Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng) juga terkena dampak bencana alam itu. Seluruh warga binaan dalam kondisi aman. Tapi, stok pangan dalam kondisi memprihatinkan.

    Tim Ditjenpas Sumut tengah menembus lokasi bencana alam di Kabupaten Tapteng untuk sampai di Lapas Barus, pasalnya komunikasi terputus dengan pihak Lapas Barus.

  • Dendam Lama, Pria di Lampung Tikam Tetangganya Hingga Tewas

    Dendam Lama, Pria di Lampung Tikam Tetangganya Hingga Tewas

    Liputan6.com, Jakarta Warga Desa Banding, Kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan, digegerkan aksi pembunuhan pada Minggu pagi (30/11/2025). Seorang pria bernama Hendri Fadli (40) ditemukan tergeletak bersimbah darah di teras rumah warga setelah diduga ditikam tetangganya sendiri dipicu dendam lama.

    Dalam video amatir yang viral di media sosial, terlihat tubuh Hendri terkapar tak berdaya dengan darah mengucur deras di lantai teras. Warga yang panik berusaha memberikan pertolongan sambil berteriak histeris meminta bantuan.

    “Tolong, pak itu siapa, nanti saya hubungi orang Balai pak, tahu pak ini siapa pak,” teriak perekam histeris.

    Kasatreskrim Polres Lampung Selatan, AKP Indik Rusmono membenarkan kejadian mengenaskan tersebut. 

    Dia menuturkan, peristiwa itu terjadi sekitar pukul 09.00 WIB. Diduga dipicu dendam lama.

    “Korban dan pelaku saling mengenal. Pelaku bernama Hendri Sopian (41), masih satu desa namun beda dusun. Usai melakukan penikaman, pelaku menyerahkan diri ke Polsek Kalianda sekitar pukul 10.00 WIB. Berdasarkan keterangan awal sejumlah saksi, aksi itu dipicu dendam lama pelaku terhadap korban,” jelasnya saat dikonfirmasi, Senin (1/12).

    Korban sempat dilarikan ke rumah sakit untuk mendapat pertolongan medis, namun nyawanya tidak tertolong. Luka tusuk di dada kiri yang cukup dalam membuat Hendri menghembuskan napas terakhirnya sesaat setelah tiba di rumah sakit. 

    “Tim Inafis sudah melakukan olah TKP dan mengamankan sebilah pisau yang digunakan pelaku. Motif lengkap masih kami dalami melalui pemeriksaan intensif terhadap pelaku,” beber Indik.

  • Koalisi Masyarakat Sipil Aceh Desak Tragedi Banjir dan Longsor Sumatra Harus Jadi Bencana Nasional, Beberkan Alasannya

    Koalisi Masyarakat Sipil Aceh Desak Tragedi Banjir dan Longsor Sumatra Harus Jadi Bencana Nasional, Beberkan Alasannya

    Liputan6.com, Aceh Sejumlah organisasi masyarakat sipil mendesak pemerintah segera menetapkan status bencana banjir dan longsor yang terjadi di Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat, sebagai bencana nasional, mengingat skala kerusakan dan jumlah korbannya.

    Crisna Akbar, perwakilan dari koalisi yang mengatasnamakan diri Masyarakat Sipil Aceh, mengatakan, saat ini masih banyak daerah di Aceh yang masih belum dijangkau oleh penanganan darurat diakibatkan karena kesulitan akses.

    “Misalnya dengan cara menggerakkan seluruh sumber daya yang ada agar tim penyelamat dapat menembus daerah-daerah yang masih terisolir, sehingga bantuan segera sampai kepada warga yang membutuhkan,” kata dia dalam keterangannya, seperti dikutip, Senin (1/12/2025).

    Crisna juga menyoroti pentinganya mengaktifkan pusat informasi terpadu yang dapat mengakomodir seluruh kebutuhan mendesak masyarakat terdampak. Pusat informasi ini dapat dijadikan saluran komunikasi resmi agar tidak terjadi kebingungan di lapangan.

    “Kita juga mendesak Pemerintah Pemerintah Aceh agar mengalihkan Anggaran Pendapat Belanja Aceh (BPBA) yang belum terpakai untuk penanganan darurat bencana sehingga setiap rupiah benar-benar digunakan untuk menyelamatkan nyawa dan memulihkan kehidupan warga,” ungkap dia.

    Penanganan bencana banjir dan longsor di provinsi paling utara pulau Sumatra itu menurut Crisna harus memastikan adanya pemenuhan kebutuhan utama, mulai dari pangan, air bersih, hingga obat-obatan, dapat terpenuhi. Agar tidak ada lagi korban jiwa tambahan pasca bencana.

    “Kami menekankan bahwa keselamatan warga harus menjadi prioritas utama. Penetapan status bencana nasional akan membuka akses lebih luas terhadap sumber daya, memperkuat koordinasi lintas sektor, serta memungkinkan dukungan internasional bila diperlukan,” tegas Crisna.

    Crisna juga menegaskan bahwa masyarakat sipil di Aceh siap bergandengan tangan dengan seluruh pihak, mulai dari pemerintah, lembaga kemanusiaan, hingga masyarakat luas. Ini guna memastikan adanya penanganan bencana yang berjalan efektif, transparan, dan berorientasi pada kemanusiaan.

    Koalisi Masyarakat Sipil Aceh terdiri dari Forum LSM Aceh, Koalisi NGO HAM, WALHI Aceh, Flower Aceh, SEI, GeRAK Aceh, KontraS Aceh, Balai Syura, P2LH, dan Sekolah HAM Perempuan Flower Aceh. Selanjutnya, Mafindo Aceh, Bentala Aceh, Kamu Demres, MAHA, Lifeguard Aceh, Forhati Wilayah Aceh, AWPF, SeIA, SP Aceh, YBHI, JKMA Aceh, MaTA, Lentera Habibi, dan P2TP2 RPA.

     

  • Koalisi Masyarakat Sipil Aceh Desak Tragedi Banjir dan Longsor Sumatra Harus Jadi Bencana Nasional, Beberkan Alasannya

    Koalisi Masyarakat Sipil Aceh Desak Tragedi Banjir dan Longsor Sumatra Harus Jadi Bencana Nasional, Beberkan Alasannya

    Liputan6.com, Aceh Sejumlah organisasi masyarakat sipil mendesak pemerintah segera menetapkan status bencana banjir dan longsor yang terjadi di Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat, sebagai bencana nasional, mengingat skala kerusakan dan jumlah korbannya.

    Crisna Akbar, perwakilan dari koalisi yang mengatasnamakan diri Masyarakat Sipil Aceh, mengatakan, saat ini masih banyak daerah di Aceh yang masih belum dijangkau oleh penanganan darurat diakibatkan karena kesulitan akses.

    “Misalnya dengan cara menggerakkan seluruh sumber daya yang ada agar tim penyelamat dapat menembus daerah-daerah yang masih terisolir, sehingga bantuan segera sampai kepada warga yang membutuhkan,” kata dia dalam keterangannya, seperti dikutip, Senin (1/12/2025).

    Crisna juga menyoroti pentinganya mengaktifkan pusat informasi terpadu yang dapat mengakomodir seluruh kebutuhan mendesak masyarakat terdampak. Pusat informasi ini dapat dijadikan saluran komunikasi resmi agar tidak terjadi kebingungan di lapangan.

    “Kita juga mendesak Pemerintah Pemerintah Aceh agar mengalihkan Anggaran Pendapat Belanja Aceh (BPBA) yang belum terpakai untuk penanganan darurat bencana sehingga setiap rupiah benar-benar digunakan untuk menyelamatkan nyawa dan memulihkan kehidupan warga,” ungkap dia.

    Penanganan bencana banjir dan longsor di provinsi paling utara pulau Sumatra itu menurut Crisna harus memastikan adanya pemenuhan kebutuhan utama, mulai dari pangan, air bersih, hingga obat-obatan, dapat terpenuhi. Agar tidak ada lagi korban jiwa tambahan pasca bencana.

    “Kami menekankan bahwa keselamatan warga harus menjadi prioritas utama. Penetapan status bencana nasional akan membuka akses lebih luas terhadap sumber daya, memperkuat koordinasi lintas sektor, serta memungkinkan dukungan internasional bila diperlukan,” tegas Crisna.

    Crisna juga menegaskan bahwa masyarakat sipil di Aceh siap bergandengan tangan dengan seluruh pihak, mulai dari pemerintah, lembaga kemanusiaan, hingga masyarakat luas. Ini guna memastikan adanya penanganan bencana yang berjalan efektif, transparan, dan berorientasi pada kemanusiaan.

    Koalisi Masyarakat Sipil Aceh terdiri dari Forum LSM Aceh, Koalisi NGO HAM, WALHI Aceh, Flower Aceh, SEI, GeRAK Aceh, KontraS Aceh, Balai Syura, P2LH, dan Sekolah HAM Perempuan Flower Aceh. Selanjutnya, Mafindo Aceh, Bentala Aceh, Kamu Demres, MAHA, Lifeguard Aceh, Forhati Wilayah Aceh, AWPF, SeIA, SP Aceh, YBHI, JKMA Aceh, MaTA, Lentera Habibi, dan P2TP2 RPA.

     

  • Gempa Magnitudo 5,0 Guncang Seram, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

    Gempa Magnitudo 5,0 Guncang Seram, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

    Liputan6.com, Jakarta Gempa Magnitudo 5,0 mengguncang wilayah Seram, Maluku, Senin (1/12/2025), pukul 06:16:39 WIB. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan, gempa ini berada pada2,95 LS-130,25 BT, dengan episenter gempa 31 km Barat Laut Seram Bagian Timur.

    “Kedalaman gempa 10 km,” tulis BMKG.

    BMKG menyebutkan, gempa tidak berpotensi tsunami.

    Belum ada laporan kerusakan akibat gempa, namun warga diimbau tetap waspada terhadap kemungkinan terjadinya gempa susulan.

    “Hati-hati terhadap gempabumi susulan yang mungkin terjadi,” tulisnya.

     

     

  • Buat Sandiwara Motor Majikan Hilang saat Nonton Kuda Lumping, Aksi ART di Lampung Berakhir di Jeruji Besi

    Buat Sandiwara Motor Majikan Hilang saat Nonton Kuda Lumping, Aksi ART di Lampung Berakhir di Jeruji Besi

    Liputan6.com, Jakarta – Seorang asisten rumah tangga (ART) berinisial HW (25) tak bisa lagi mengelabui polisi. Ia ditangkap setelah berpura-pura motor milik majikannya hilang saat menonton pertunjukan kuda lumping. Nyatanya, kendaraan roda dua itu justru ia jual diam-diam.

    Kapolsek Telukbetung Selatan, AKP Galih Ramadhan Hario Mursid mengungkapkan, aksi pencurian itu terjadi pada Selasa malam, 16 September 2025, di kediaman korban I Wayan Kurniawan di Jalan Udang, Gang Fayakun II, Kelurahan Garuntang, Kecamatan Bumi Waras, Bandar Lampung.

    Usai kabur membawa motor Honda Beat putih dan uang tunai Rp 2,8 juta, HW akhirnya diringkus di sebuah angkringan di Gedong Tataan, Pesawaran, pada Selasa (25/11/2025), setelah polisi mendapatkan informasi keberadaannya.

    “Tim Opsnal langsung melakukan penangkapan dan membawa tersangka ke Polsek Telukbetung Selatan untuk pemeriksaan lebih lanjut,” ujar Galih, Minggu (30/11/2025).

    Dalam pemeriksaan, HW mengaku mengambil kunci motor yang diletakkan di atas televisi serta uang dari dompet majikannya ketika korban sedang keluar rumah.

    Motor tersebut kemudian dijual seharga Rp 5 juta kepada seseorang berinisial HR di Rajabasa, Bandar Lampung. Seluruh hasilnya sudah habis untuk kebutuhan sehari-hari.

    “Pelaku sebelumnya mengaku motor itu hilang saat ia bawa menonton kuda lumping. Dari penyelidikan fakta tersebut hanya sandiwara untuk menutupi aksinya,” ungkap Galih.

     

  • Detik-Detik Petani Dililit Ular Piton hingga Tewas di Luwu Timur

    Detik-Detik Petani Dililit Ular Piton hingga Tewas di Luwu Timur

    Liputan6.com, Jakarta – Seorang petani bernama Nurdin (57) di Kabupaten Luwu Timur (Lutim), Sulawesi Selatan, ditemukan meninggal dunia usai diserang ular piton saat pulang dari kebun.

    Peristiwa tragis itu terjadi di Desa Buangin, Kecamatan Towuti, Sabtu (29/11/2025) sekitar pukul 13.00 WITA.

    Kapolres Luwu Timur, AKBP Ario Putranto, menjelaskan korban saat itu berboncengan dengan istrinya menggunakan sepeda motor sepulang dari kebun merica milik mereka. Di tengah perjalanan, korban melintasi jalan yang rimbun dan dipenuhi semak belukar.

    “Korban bersama istrinya pulang dari kebun merica. Saat melintas di jalan yang cukup rimbun, korban diduga tidak menyadari adanya ular piton di sekitar lokasi,” kata Ario Putranto kepada wartawan, Minggu (30/11/2025).

    Ia menuturkan, ular tersebut tiba-tiba menyerang dengan menggigit kaki korban hingga membuat korban dan istrinya terjatuh dari sepeda motor. Setelah itu, ular piton tersebut langsung melilit tubuh korban.

    “Ular menggigit kaki korban sehingga korban terjatuh bersama istrinya. Korban sempat tertindih sepeda motornya, lalu ular piton tersebut melilit bagian perut korban,” jelasnya.

     

  • 3 Satpam RSUD Abdul Moeloek Nekat Curi Kamera demi Uang Rokok, Rugikan Rumah Sakit Rp 39 Juta

    3 Satpam RSUD Abdul Moeloek Nekat Curi Kamera demi Uang Rokok, Rugikan Rumah Sakit Rp 39 Juta

    Liputan6.com, Jakarta – Aksi tak terpuji dilakukan tiga anggota satuan pengamanan (satpam) di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Abdul Moeloek Bandar Lampung. Mereka ditangkap polisi setelah nekat mencuri kamera dan telepon genggam inventaris rumah sakit hanya demi mendapatkan uang untuk membeli rokok.

    Ketiganya yakni Wawan Kurnia Jaya (29), Faried Ampasya (47), dan Danu Ragil Setiawan (22). Para pelaku diamankan Unit Jatanras Satreskrim Polresta Bandar Lampung saat masih bertugas menjaga keamanan fasilitas kesehatan tersebut pada Kamis (27/11).

    Kasatreskrim Polresta Bandar Lampung, Kompol Faria Arista mengatakan pencurian itu terjadi di ruang Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS), pada Jumat sore, 22 November 2025 sekitar pukul 17.15 WIB.

    “Mereka memanfaatkan kondisi ruangan yang tidak terkunci. Dua pelaku utama masuk dan mengambil kamera serta handphone inventaris rumah sakit,” ujar Faria, Minggu (30/11).

    Barang hasil curian itu langsung dijual keesokan harinya. Handphone dilepas murah kepada seseorang yang tidak mereka kenal di wilayah Pesawaran seharga Rp 600 ribu.

    Sementara kamera Sony digadaikan kepada rekan mereka sendiri, yakni Danu yang bertindak sebagai penadah, dengan harga Rp 1 juta.

    “Ketiganya adalah satpam aktif RSUD Abdul Moeloek sehingga leluasa keluar masuk ruangan. Mereka membagi dua uang hasil penjualan barang curian tersebut hanya untuk membeli rokok,” tegas Faria.