Category: Liputan6.com Regional

  • Jebar Juwes, Kesenian Asli Sleman yang Lahir dari Rasa Bosan

    Jebar Juwes, Kesenian Asli Sleman yang Lahir dari Rasa Bosan

    Dalam pertunjukannya, jeber juwes mengangkat cerita tentang Menak dalam bentuk lakon-lakon yang dipentaskan. Serat Menak menceritakan kisah dan pengalaman kepahlawanan Amir Ambyah atau dikenal Wong Agung Jayangrena dari Mekah dengan Prabu Nursiwan dari Medayin. Kisah ini merupakan transformasi dari Sastra Melayu Hikayat Amir Hamzah.

    Jumlah pemain kesenian ini beragam, antara 20 orang bahkan lebih. Jumlah tersebut belum termasuk pengrawit (penabuh gamelan).

    Pada awal kemunculannya hingga sekitar 1980-an, jabar juwes diiringi gamelan dengan laras slendro. Namun, saat ini iringan gamelannya menggunakan laras slendro dan pelog.

    Saat ini, kesenian ini berfungsi sebagai hiburan dan kerap hadir dalam berbagai acara penting, seperti HUT Kemerdekaan RI, HUT Kabupaten Sleman, hingga upacara merti dusun. Fungsi lainnya adalah fungsi adat untuk melepas nazar. Sedangkan fungsi sosial jabar juwes sebagai alat pemersatu masyarakat tanpa membedakan agama, kelas sosial, jabatan, dan lainnya.

    Menariknya lagi, kesenian jeber juwes tidak mengenal istilah tanggapan (bayaran), melainkan sekadar pengganti biaya operasional dan persiapan hingga pertunjukan rampung. Hingga kini, jabar juwes masih dipertahankan di Desa Sendangagung. Kesenian ini juga telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) oleh Dinas Kebudayaan Kabupaten Sleman dengan Nomor 103617/MPK.E/KB/2019.

    Penulis: Resla

  • Simak, Kalender Jawa Hari Ini dan Wetonnya

    Simak, Kalender Jawa Hari Ini dan Wetonnya

    Liputan6.com, Bandung – Kalender Jawa saat ini masih sering digunakan oleh masyarakat terutama seseorang yang kental akan budaya Jawa. Adapun pada hari Sabtu, 31 Mei 2025 menurut perhitungan kalender Jawa jatuh pada hari Sabtu Pon.

    Sebagai informasi, Sabtu Pon merupakan kombinasi antara hari yaitu Sabtu dan pasaran yaitu Pon. Kombinasi ini memiliki makna tersendiri dalam tradisi masyarakat Jawa terutama dalam menentukan hari baik untuk kegiatan tertentu.

    Misalnya untuk kegiatan seperti pernikahan, pindah rumah, memulai usaha, hingga kegiatan spiritual dan budaya. Masyarakat tradisional masih menjadikan perhitungan ini sebagai pedoman penting dalam kehidupan sehari-hari.

    Adapun kalender Jawa memiliki keunikan tersendiri karena memadukan sistem lunar yaitu perputaran bulan dan solar yaitu perputaran matahari. Kemudian terdapat siklus lima harian yang dikenal sebagai pasaran dan tujuh harian seperti pada kalender Masehi.

    Kombinasi inilah yang membuatnya berbeda dan tetap relevan bagi masyarakat yang menjunjung tinggi nilai-nilai budaya dan spiritual. Manfaat Kalender Jawa tidak hanya sebatas untuk mengetahui tanggal tetapi juga sebagai penunjuk waktu dalam konteks tradisi dan budaya.

    Misalnya, banyak keluarga Jawa masih menggunakan kalender ini untuk menentukan hari baik atau disebut weton dalam menyelenggarakan acara penting. Oleh karena itu, meskipun zaman telah modern kalender ini masih memiliki posisi penting dalam kehidupan sebagian masyarakat.

  • Menjelajahi Pulau Maratua, Membangun Ekowisata dan Upaya Merajut Asa Warga Lokal

    Menjelajahi Pulau Maratua, Membangun Ekowisata dan Upaya Merajut Asa Warga Lokal

    Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Kampung Payung-payung, Adriansyah, menjelaskan pihaknya menerapkan prinsip 3E dalam mengelola potensi wisata di wilayahnya. 3E yang dimaksud adalah Ekonomi, Ekologi, dan Edukasi.

    “Ekonomi di sini artinya ketika kita mendapat nilai dari wisata, kita tidak melupakan alam. Flora dan fauna tetap kami jaga,” ujar Adriansyah.

    Kesadaran menjaga lingkungan tidak hanya berhenti pada pelaku wisata. Pokdarwis secara aktif memberikan edukasi kepada pemandu lokal, pelaku wisata, pemilik homestay, hingga anak-anak sekolah.

    “Terutama untuk anak-anak SD, kami berikan pemahaman soal pentingnya menjaga alam sejak dini,” kata Adriansyah.

    Baginya, membangun budaya sadar wisata dan sadar lingkungan harus dimulai dari generasi muda, agar warisan alam Maratua tetap lestari.

    Dari sisi ekologi, Pokdarwis bersama Pemerintah Kampung dan Kelompok Maratua Peduli Lingkungan, sedang menggalakkan program transplantasi terumbu karang. Tujuannya, tidak hanya menjaga kesehatan laut tetapi juga mengembalikan habitat biota yang menjadi daya tarik wisata selam di Maratua.

    Tak hanya laut, wilayah daratan juga menjadi perhatian. Salah satu langkah nyata adalah penanaman mangrove secara bertahap.

    “Kami sudah menanam sekitar 1.000 pohon mangrove. Tahun depan, insya Allah akan ditambah lagi 5.000 hingga 6.000 pohon,” tutur Adriansyah.

    Upaya ini sekaligus menjadi benteng alami terhadap abrasi serta memperkuat kawasan pesisir yang menjadi bagian penting dari kehidupan masyarakat setempat.

    Di tengah upaya menjaga dan merawat alam, Adriansyah menyebut bahwa Pokdarwis juga konsisten menjalankan prinsip Sabta Pesona: aman, tertib, bersih, sejuk, indah, ramah, dan kenangan.

    Dengan menggabungkan prinsip Sabta Pesona dan 3E, masyarakat Kampung Payung-payung berharap wisatawan tidak hanya membawa pulang kenangan indah, tetapi juga pemahaman bahwa Pulau Maratua bukan sekadar destinasi, melainkan rumah bersama yang harus dijaga.

  • Tradisi Manten Sapi, Bentuk Penghormatan terhadap Hewan Kurban di Pasuruan

    Tradisi Manten Sapi, Bentuk Penghormatan terhadap Hewan Kurban di Pasuruan

    Liputan6.com, Pasuruan – Masyarakat Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, memiliki tradisi unik bernama manten sapi yang dilaksanakan setiap tahun menjelang perayaan Iduladha. Ritual ini melibatkan prosesi khusus terhadap hewan kurban dengan memperlakukannya layaknya pengantin melalui serangkaian tahapan mulai dari pemandian, penghiasan, hingga arak-arakan sebelum proses penyembelihan.

    Mengutip dari berbagai sumber, tradisi manten sapi telah menjadi bagian integral dari kehidupan masyarakat Pasuruan. Istilah manten yang berarti pengantin dalam bahasa Jawa digunakan sebagai metafora untuk menggambarkan bentuk penghormatan tinggi terhadap hewan yang akan dikurbankan.

    Prosesi diawali dengan seleksi terhadap sapi yang akan dijadikan hewan kurban, dengan memastikan memenuhi semua syarat. Hewan terpilih kemudian menjalani ritual pemandian menggunakan air yang dicampur bunga untuk membersihkan sekaligus memberikan aroma wangi.

    Kegiatan ini dilaksanakan secara gotong royong oleh warga masyarakat. Setelah proses pemandian, sapi tersebut dihias dengan berbagai atribut.

    Seluruh badan sapi dibalut dengan kain putih bersih, dihiasi rangkaian bunga melati, serta dilengkapi hiasan kepala berbentuk mahkota pengantin.

    Beberapa komunitas menambahkan aksesori berupa selendang berwarna-warni untuk semakin memperindah penampilan hewan kurban tersebut. Puncak acara ditandai dengan arak-arakan keliling permukiman warga.

    Sapi yang telah dihias secara khusus diarak mengelilingi kampung dengan iringan musik tradisional. Para peserta arak-arakan membawa berbagai bahan kebutuhan pokok seperti beras, minyak goreng, bumbu masak, dan kayu bakar sebagai bagian integral dari tradisi ini.

    Selama prosesi berlangsung, masyarakat melantunkan selawat dan doa-doa. Beberapa kelompok kesenian lokal turut serta memeriahkan acara dengan menampilkan permainan rebana dan kesenian tradisional lainnya.

     

  • Intip, Prakiraan Cuaca BMKG Hari Ini di Kota Batam

    Intip, Prakiraan Cuaca BMKG Hari Ini di Kota Batam

    Liputan6.com, Bandung – Pada Sabtu, 31 Mei 2025 prakiraan cuaca di Kota Batam menunjukkan potensi hujan ringan di berbagai wilayah. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan suhu udara berkisar antara 27 hingga 32 derajat Celcius dengan kelembapan relatif tinggi.

    Adapun untuk wilayah kecamatan Bulang, Sei Beduk, Galang, Sagulung, hingga Batu Aji diprediksi turun hujan petir. Namun, perlu untuk diingat bahwa prakiraan cuaca tersebut tidak sepenuhnya akurat karena cuaca bisa berubah secara dinamis.

    Melansir dari situs resmi BMKG, wilayah yang diprediksi turun hujan petir memiliki intensitas suhu berkisar 27 hingga 30 derajat Celsius. Kemudian kelembapannya cukup tinggi mulai 70 hingga 90 persen.

    Sementara itu, wilayah kecamatan Batam Kota diprediksi turun hujan ringan dengan intensitas suhu 27 hingga 31 derajat celcius dan kelembapan mencapai 67 hingga 91 persen. Kecamatan Belakang Padang juga diprediksi hujan ringan dengan intensitas suhu yang sama.

    Oleh karena itu, masyarakat disarankan untuk selalu memantau pembaruan cuaca dari sumber resmi seperti BMKG. Kemudian dianjurkan untuk tetap menyiapkan perlengkapan seperti payung atau jas hujan saat beraktivitas di luar ruangan.

  • Prakiraan Cuaca BMKG di Provinsi Bali Hari Ini, 31 Mei 2025

    Prakiraan Cuaca BMKG di Provinsi Bali Hari Ini, 31 Mei 2025

    Liputan6.com, Bandung – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan bahwa pada hari ini, Sabtu, 31 Mei 2025 prakiraan cuaca di Provinsi Bali menunjukkan potensi hujan ringan di beberapa wilayah.

    Hampir semua wilayah seperti Bangli, Karangasem, Gianyar, Tabanan, Badung, dan Jembrana berpotensi mengalami hujan ringan hingga sedang. Sementara itu, suhu udara diperkirakan berkisar antara 22–30°C dengan kelembapan relatif tinggi mencapai 77–99%.

    Adapun kondisi cuaca yang bervariasi ini disebabkan oleh faktor geografis dan topografi Bali yang beragam mempengaruhi pola cuaca lokal di masing-masing daerah. Meskipun prakiraan cuaca memberikan gambaran umum penting untuk diingat bahwa kondisi cuaca dapat berubah.

    Faktor-faktor lokal seperti angin laut dan topografi dapat mempengaruhi intensitas dan waktu terjadinya hujan. Oleh karena itu, masyarakat disarankan untuk selalu memantau pembaruan cuaca dari sumber resmi seperti BMKG.

    Bagi para wisatawan yang merencanakan kunjungan ke Bali turut dianjurkan untuk memahami prakiraan cuaca demi kenyamanan dan keselamatan. Kegiatan seperti wisata pantai, perjalanan laut, atau aktivitas olahraga di luar ruangan sebaiknya disesuaikan dengan kondisi cuaca terkini.

    Selain itu, bagi sektor-sektor seperti perikanan dan pertanian informasi cuaca yang akurat sangat vital untuk perencanaan dan pengambilan keputusan. Misalnya, nelayan perlu mengetahui kondisi cuaca untuk menentukan waktu melaut yang aman.

    Melansir dari situs resmi BMKG, berikut ini prakiraan cuaca terkini di sejumlah wilayah Bali pada hari ini, 31 Mei 2025.

  • Catat, 6 Rekomendasi Liburan di Yogyakarta untuk Long Weekend

    Catat, 6 Rekomendasi Liburan di Yogyakarta untuk Long Weekend

    5. Hutan Pinus Mangunan

    Hutan Pinus Mangunan menawarkan suasana sejuk dengan deretan pohon pinus yang menjulang tinggi. Tempat ini dilengkapi dengan berbagai fasilitas seperti gardu pandang, area panggung, dan spot foto menarik.

    Kemudian tempat wisatanya juga diketahui memiliki harga tiket masuk yang terjangkau sehingga menjadikannya sebagai tempat ideal untuk bersantai, berfoto, dan menikmati keindahan alam.

    Hutan Pinus Mangunan berlokasi di Jl. Hutan Pinus Nganjir, Mangunan, Kec. Dlingo, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Tempatnya buka setiap hari pukul 06.00 hingga 18.00 WIB.

    6. Gesing Wonderland

    Gesing Wonderland adalah destinasi wisata yang terletak di atas tebing dengan pemandangan langsung ke Samudra Hindia. Tempat ini menawarkan berbagai spot foto unik seperti jembatan pelangi, ayunan di pinggir tebing, dan gazebo bergaya minimalis.

    Adapun dengan kombinasi pemandangan laut yang memukau dan fasilitas rekreasi yang menarik Gesing Wonderland menjadi tempat yang cocok untuk bersantai dan berfoto bersama keluarga atau teman.

    Gesing Wonderland berlokasi di Pantai, Gesing, Bolang, Kec. Panggang, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Melansir dari media sosialnya, tempat ini buak setiap hari pukul 08.00 hingga 18.00 WIB.

  • Menelusuri Pesona Wisata Alam Tersembunyi di Kuningan Jawa Barat

    Menelusuri Pesona Wisata Alam Tersembunyi di Kuningan Jawa Barat

    Para pengunjung dapat bermain air di kolam alami yang terbentuk di bawah air terjun, atau sekadar duduk di atas batu sambil menikmati gemericik air dan semilir angin pegunungan.

    Bagi pecinta fotografi alam, tempat ini menjadi spot yang sangat menarik karena permainan cahaya matahari yang menembus dedaunan bisa menciptakan suasana mistis yang indah. Beberapa warung kecil dan area parkir juga tersedia sehingga tidak perlu khawatir soal logistik dasar.

    Tidak jauh dari sana, terdapat juga Telaga Remis, sebuah danau alami berair jernih yang dikelilingi oleh hutan pinus dan pepohonan tropis. Telaga ini dinamakan Remis karena dulunya di danau ini ditemukan banyak remis atau sejenis kerang kecil air tawar.

    Airnya yang tenang menciptakan suasana reflektif yang sangat cocok bagi mereka yang ingin merenung atau bermeditasi dalam kesunyian. Lokasi ini sangat ramah keluarga karena terdapat jalur-jalur pejalan kaki yang rapi, gazebo untuk bersantai, serta perahu-perahu kecil yang dapat disewa untuk mengelilingi danau.

    Keindahan Telaga Remis begitu menenangkan, apalagi saat pagi hari ketika kabut tipis masih menggantung di permukaan air, dan suara-suara alam mendominasi ruang pendengaran.

    Di tempat ini, waktu seolah melambat dan kehidupan menjadi lebih sederhana, lebih bermakna. Tidak heran jika banyak orang memilih telaga ini untuk lokasi prewedding ataupun sekadar healing dari stres kehidupan modern.

    Selanjutnya adalah Situ Wulukut, yang mulai dikenal sebagai destinasi wisata alam baru di Kuningan. Terletak di desa Kertayuga, Kecamatan Nusaherang, danau ini menawarkan pemandangan perbukitan hijau yang mengelilingi air tenang seperti cermin.

    Situ Wulukut menyuguhkan ketenangan yang sempurna dengan udara segar dan latar suara alam yang damai. Tidak seperti tempat wisata yang sudah lebih dahulu populer, Situ Wulukut masih tergolong sepi dan alami, cocok bagi mereka yang mencari keheningan dan keaslian alam.

    Aktivitas seperti piknik, memancing, atau sekadar duduk di tepi danau sambil menyeruput kopi bisa menjadi pengalaman yang sangat menyenangkan di sini. Pemerintah setempat bersama masyarakat desa juga mulai membangun infrastruktur ringan seperti dermaga kecil dan spot foto dari bambu untuk menarik lebih banyak wisatawan tanpa menghilangkan sentuhan alaminya.

    Tak kalah menarik adalah Cibuntu, desa wisata yang pernah dinobatkan sebagai salah satu desa terbaik di Indonesia. Cibuntu bukan hanya menawarkan pemandangan alam yang luar biasa seperti air terjun kecil, sungai jernih, dan perbukitan yang hijau, tetapi juga kekayaan budaya serta kearifan lokal masyarakatnya.

    Desa ini berhasil menggabungkan potensi wisata alam dan budaya secara harmonis. Pengunjung bisa menginap di homestay yang dikelola warga, mengikuti kegiatan membajak sawah, membuat kerajinan tangan, hingga menjelajahi jalur trekking ke situs-situs purbakala di sekitarnya.

    Cibuntu menjadi contoh nyata bagaimana pariwisata bisa tumbuh tanpa mengorbankan budaya dan kelestarian alam. Selain itu, keramahan penduduknya menjadi nilai tambah yang membuat siapa pun merasa diterima seperti keluarga sendiri.

    Jika Anda mencari ketenangan, petualangan, dan keindahan yang masih murni, Kuningan adalah destinasi yang sangat layak untuk dijelajahi. Potensi wisata alamnya begitu besar namun tetap terjaga, dan setiap sudutnya menyimpan cerita serta suasana yang mengajak kita kembali berdamai dengan alam.

    Dari puncak gunung hingga danau yang tenang, dari gemuruh air terjun hingga keheningan desa adat, semuanya berpadu menciptakan pengalaman wisata yang tidak hanya menyenangkan, tetapi juga memperkaya jiwa. Jangan ragu untuk memasukkan Kuningan dalam daftar perjalanan Anda berikutnya, dan biarkan pesonanya menyapa Anda dalam cara yang paling tulus dan alami.

    Penulis: Belvana Fasya Saad

     

  • Kontamale di Pulau Wangi-Wangi, Pesona Pemandian Umum di Ceruk Gua

    Kontamale di Pulau Wangi-Wangi, Pesona Pemandian Umum di Ceruk Gua

    Pemandian ini memiliki kedalaman yang beragam, sehingga harus berhati-hati sebelum menceburkan diri ke dalam air. Adapun air yang bisa dinikmati di pemandian umum ini adalah air dingin tawar yang sedikit payau.

    Masyarakat di sekitar lokasi biasanya memanfaatkan Kontamale layaknya sungai. Tak hanya untuk mandi, di Kontamale banyak juga yang mencuci pakaian. Meski demikian, air di pemandian ini tetap jernih.

    Tak hanya menawarkan air yang jernih, Pemandian Kontamale juga memiliki pemandangan pepohonan yang rindang dan menenangkan. Untuk menjajal pemandian umum ini, pengunjung tidak dipungut biaya sepeser pun alias gratis. Pemandian Kontamale menjadi destinasi yang wajib dikunjungi saat menjelajahi Pulau Wangi-Wangi.

    Penulis: Resla

  • Legenda Urban: Misteri Sumiati, Perantau yang Menghantui Kota di Sulawesi Selatan

    Legenda Urban: Misteri Sumiati, Perantau yang Menghantui Kota di Sulawesi Selatan

    Liputan6.com, Makassar – Sejak tahun 1990-an, legenda urban mengenai sosok perempuan bernama Sumiati telah melekat dalam ingatan masyarakat Sulawesi Selatan. Sosok hantu perantau dengan nama bernuansa Jawa ini dikabarkan kerap menampakkan diri di berbagai sudut kota.

    Mengutip dari berbagai sumber, legenda Sumiati telah menjadi bagian dari cerita rakyat di wilayah Sulawesi Selatan selama lebih dari tiga puluh tahun. Sosok ini digambarkan sebagai hantu perempuan dengan nama yang tidak umum dalam konteks budaya setempat, sehingga menimbulkan berbagai pertanyaan mengenai asal-usulnya.

    Sumiati dipercaya sebagai sosok perantau yang berasal dari daerah lain dengan tujuan mencari nafkah. Tidak terdapat catatan resmi yang menjelaskan daerah asal maupun alasan sosok ini memilih menetap di wilayah tersebut.

    Berbeda dengan hantu lokal pada umumnya yang terikat pada satu lokasi tertentu, Sumiati dikenal sering menampakkan diri di berbagai tempat berbeda. Penampakannya biasanya terjadi pada malam hari, dengan ciri khas berupa sosok perempuan berpakaian sederhana.

    Beberapa versi cerita menyebutkan penampakan Sumiati sering dikaitkan dengan area-area tertentu yang menjadi pusat aktivitas masyarakat. Masyarakat setempat mengembangkan berbagai kepercayaan terkait penampakan tersebut.

    Sebagian masyarakat meyakini bahwa penampakan Sumiati dengan pakaian putih tidak membawa maksud jahat, sedangkan penampakan dengan pakaian merah dianggap sebagai pertanda bahaya. Kepercayaan ini berdampak pada munculnya larangan untuk bepergian pada malam hari, khususnya bagi anak-anak dan perempuan.

    Legenda Sumiati tidak hanya bertahan dalam tradisi lisan. Dalam beberapa tahun terakhir, cerita ini semakin banyak dibahas melalui berbagai platform digital.

    Meskipun tidak terdapat bukti empiris mengenai keberadaan Sumiati, legenda ini tetap hidup dalam ingatan masyarakat setempat. Kisah ini terus berkembang dengan berbagai varian cerita yang berbeda.