Category: Liputan6.com Regional

  • 5 Jurus Pemprov Lampung Membangun Pertumbuhan Ekonomi dari Desa

    5 Jurus Pemprov Lampung Membangun Pertumbuhan Ekonomi dari Desa

    Rahmat mengatakan, konsep pelatihannya pun tidak main-main, yakni menggunakan pendekatan Mobile Training Unit (MTU), dengan menghadirkan proses pembelajaran langsung di tingkat desa, menjadikannya lebih inklusif dan menjangkau lapisan masyarakat yang selama ini sulit mengakses pelatihan konvensional.

    Total akan ada 6 materi kejuruan yang disesuaikan dengan potensi lokal masing-masing desa dan kelurahan dengan fokus pada bidang pertanian dan kewirausahaan. Program pelatihan Gercep ini sendiri akan dimulai pada Juni-November 2025 dengan durasi pelatihan berbeda untuk masing-masing kejuruan.

    “Tahun ini, pelatihan vokasi akan dilaksanakan sebanyak 60 kelas di tingkat desa, yang tersebar di hampir seluruh kabupaten di Lampung,” katanya.

    Dengan kapasitas 16 peserta per kelas, gerakan ini akan memberdayakan sebanyak 960 masyarakat desa di Lampung, yang berkesinambungan dengan 4 PHTC lainnya. Peserta pelatihan Gercep nantinya disiapkan untuk bisa bekerja merawat mesin bed dryer, mengelola hibah Pupuk Organik Cair (POC), bekerja di UMKM lokal dan bahkan menciptakan usaha baru yang membuka lapangan kerja di desa.

    “Dengan keahlian ini, peserta juga berpeluang dan berkontribusi langsung pada penguatan ekonomi desa,” ungkap Rahmat.

    Tak hanya keterampilan teknis, peserta pelatihan Gercep juga akan dibekali dengan pola pikir inovatif melalui pendekatan Design Thinking dan strategi kewirausahaan. Tujuannya adalah agar masyarakat desa mampu mengembangkan potensi desanya secara mandiri dan berkelanjutan.

    Tak hanya itu, peserta pelatihan juga berkesempatan memperoleh sertifikasi profesi yang terlisensi resmi dari Badan Nasional Sertifi kasi Profesi (BNSP).

    “Saya berharap Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) ‘Bersama Desaku Maju Menuju Lampung Emas’ ini, akan mampu menguatkan peran masyarakat desa dalam pembangunan daerah, mendorong optimalisasi potensi lokal, serta membentuk sumber daya manusia yang terampil dan berdaya saing, sehingga pembangunan tidak lagi terpusat di kota, tapi juga tumbuh dari desa,” katanya.

  • Program Jabar Caang 2025, Targetkan 121.871 Rumah Dialiri Listrik

    Program Jabar Caang 2025, Targetkan 121.871 Rumah Dialiri Listrik

    Dilansir kanal Regional, Liputan6, Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Jatigede diharapkan dapat mempercepat realisasi program Jabar Caang sekaligus memenuhi kebutuhan listrik bagi 121.871 rumah di Jawa Barat yang belum teraliri listrik hingga 2025.

    “PLTA Jatigede, yang memanfaatkan Waduk Jatigede sebagai waduk terbesar kedua di Indonesia ini diharapkan dapat mendukung program Pemprov Jawa Barat, salah satunya program Jabar Caang,” ujar Wakil Ketua DPRD Jawa Barat, Iwan Suryawan, Senin (27/1/2025).

    PLTA Jatigede yang telah diresmikan oleh Presiden Prabowo Subianto pada Senin (20/1/2025), memiliki kapasitas 2×55 megawatt (MW).

    Berdasarkan data Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jawa Barat, hingga saat ini masih ada 121.871 rumah di 1.737 desa yang tersebar di 26 kabupaten/kota di Jawa Barat yang belum mendapatkan akses listrik.

    Untuk itu, Iwan mendorong Pemprov Jawa Barat untuk segera menyelesaikan persoalan ini sebelum 2025.

    “Dengan potensi besar yang dimiliki PLTA dan Waduk Jatigede, masyarakat Jabar optimis bahwa program Jabar Caang dapat terwujud, memberikan manfaat luas bagi rumah tangga, sektor pertanian, hingga industri,” kata pria yang menjabat sebagai Bendahara DPW PKS Jabar ini.

    Irigasi dan Reduksi Risiko Banjir

    Waduk Jatigede, yang dibangun dengan anggaran Rp4,4 triliun, tidak hanya mendukung pembangkit listrik, tetapi juga memiliki berbagai fungsi lain seperti irigasi, penyediaan air baku, pengendalian banjir, dan pengembangan pariwisata.

    Untuk sektor irigasi, waduk ini menyuplai air ke Daerah Irigasi Rentang yang melayani 87.840 hektare lahan pertanian di Majalengka, Cirebon, dan Indramayu. Keberadaan irigasi ini telah memberikan dampak signifikan pada peningkatan hasil produksi padi di wilayah tersebut.

    Menurut data Dinas Pertanian Jawa Barat, produksi padi di Majalengka meningkat dari 3,6 ribu ton menjadi 11,6 ribu ton. Di Cirebon, produksinya naik dari 121 ribu ton menjadi 266 ribu ton, sementara di Indramayu meningkat dari 450 ribu ton menjadi 1,2 juta ton sejak operasional Waduk Jatigede.

    “Manfaatnya harus optimal terutama untuk masyarakat. Dengan fungsi irigasi, listrik, dan air baku, Jatigede diharapkan memberikan dampak positif di daerah seperti Indramayu, Majalengka, dan Cirebon,” jelas Iwan.

    Selain itu, waduk ini mampu menyuplai air baku sebesar 3.500 liter per detik untuk kebutuhan Sumedang, Indramayu, Cirebon, Kota Cirebon, dan Majalengka. Tidak hanya itu, Waduk Jatigede juga mampu mereduksi risiko banjir hingga 81,4 persen.

    “Pengendalian banjir, penyediaan air baku, dan irigasi merupakan kontribusi penting dari Waduk Jatigede. Dengan tambahan listrik dari PLTA, kita harap manfaat ini dapat meningkatkan perekonomian masyarakat,” tutup Iwan.

    Keberadaan PLTA dan Waduk Jatigede membawa harapan baru bagi masyarakat Jawa Barat untuk meraih kehidupan yang lebih baik, dengan akses listrik, peningkatan hasil pertanian, serta pengendalian banjir yang lebih baik di masa depan.

  • Kapal Wisata Tenggelam di Perairan Desa Lembongan Nusa Penida Bali, Semua Penumpang Selamat

    Kapal Wisata Tenggelam di Perairan Desa Lembongan Nusa Penida Bali, Semua Penumpang Selamat

     

    Liputan6.com, Bali – Kapal wisata Boat The Tanis kandas di perairan Tanjung Sangyang Desa Lembongan, Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, Bali. Akibatnya penumpang yang didominasi wisatawan mancanegara sempat panik dan berhamburan menyelamatkan diri.

    Kakansar Bali I Nyoman Sidakarya saat dikonfirmasi Liputan6.com, membenarkan adanya peristiwa kapal wisata tenggelam di perairan Bali.

    Melalui keterangan resminya, Sidakarya menyebutkan, lokasi Kapal The Tanis tenggelam di Pelabuhan Tanjung Sanghyang pada Rabu (4/6/2025), sekitar pukul 16.30 Wita. Kapal berisi 94 orang, yang terdiri dari 4 ABK, 1 Kapten, 77 penumpang WNA, dan 12 penumpang WNI.

    Kronologi tenggelamnya kapal bermula sekitar pukul 14.30 wita, setelah kapal selesai menurunkan dan menaikan penumpang Boat The Tanis lepas jangkar rencana menuju ke Pelabuhan Sanur.

    “Pada saat Boat mundur dari lepas jangkar tiba-tiba dihantam ombak dari belakang yang menyebabkan boat miring kesebelah kiri, sehingga menyebabkan kehilangan keseimbangan hingga Boat The Tanis tersebut terbalik di lokasi yang tidak jauh dari bibir pantai,” katanya.

    Mengetahui kejadian tersebut masyarakat yang berada di sekitar lokasi langsung membantu melakukan evakuasi terhadap penumpang boat The Tanis.

    Sidakarya memastikan sekitar pukul 18.30 Wita proses evakuasi terhadap seluruh penumpang telah selesai dilakukan.

    “Seluruh penumpang dalam keadaan selamat tidak ada korban jiwa,” katanya.

    Reporter: Nila

     

  • Cerita Tuntong Laut dan dan Upaya BBKSDA Sumatera Utara Selamatkan Ekosistem

    Cerita Tuntong Laut dan dan Upaya BBKSDA Sumatera Utara Selamatkan Ekosistem

    Liputan6.com, Jakarta – Salah satu misi Menteri Kehutanan, Raja Juli Antoni adalah memelihara keanekaragaman dan ketahanan ekosistem hutan untuk pembangunan yang berkelanjutan. Misi ini dapat dicapai dengan langkah strategis yaitu meningkatnya kapasitas hutan dalam memelihara fungsi ekologi dan paru-paru dunia.

    Untuk itu upaya yang dilakukan adalah melalui penurunan laju deforestasi dan indeks daftar merah nasional status keterancaman spesies. Di sinilah Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Sumatera Utara menunjukkan peran pentingnya. Menyelamatkan kura-kura langka bernama ’Tuntong Laut’.

    Pada Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Sumatera Utara, Novita Kusuma Wardani menjelaskan, BBKSDA Sumatera Utara rutin melaksanakan patroli penyelamatan di sepanjang pantai timur SM KGLTL, khususnya pada musim bertelur di bulan Desember sampai Januari.

    ”Terbukti sampai saat ini telah berhasil menyelamatkan 89 butir telur. Penyelamatan telur ini sangat penting dilakukan terutama untuk menghindari ancaman predator di alam liar seperti biawak, babi hutan bahkan manusia,” kata Novita.

    Alumnus Fakultas Kehutanan UGM 1994 itu menekankan, BBKSDA Sumatera Utara sangat mendukung upaya-upaya yang telah dilakukan dalam rangka melestarikan Tuntong Laut.

    Tuntong Laut (Batagur borneoensis) merupakan salah satu spesies satwa liar dilindungi yang terancam punah. Tuntong Laut termasuk dalam daftar 25 spesies kura-kura terlangka di dunia versi Wildlife Conservation Society dan Turtle Conservation Coalition.

    Bahkan International Union for Conservation ofNature and Natural Resources (IUCN) telah memasukkan Tuntong Laut (Batagurborneoensis) dalam daftar merah (red list) kategori “kritis” (Critically Endangered) yang berarti reptil ini disebut hampir punah dan termasuk satwa dilindungi undang-undang di Indonesia berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 7 tahun 1999 tentang Pengawetan Tumbuhan dan Satwa Liar jo.

    Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor: P.106/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2018 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor: P.20/MENLHK/SETJEN/KUM.1/6/2018 tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa yangDilindungi.

    Tuntong Laut dan mangrove memiliki keterkaitan yang sangat erat, bahkan dapat dikatakan tanpa adanya hutan mangrove, satwa ini tidak akan dapat berkembang biak dengan baik di alam liar. Demikian pula sebaliknya, Tuntong Laut berperan mendukung keseimbangan yang terjadi di ekosistem hutan mangrove. Satwa ini berperan penting untuk regenerasi hutan mangrove dengan membantu penyebaran biji Brembang (Sonneratia caseolaris).

    Kotoran (feses) Tuntong Laut yang ada di air sungai menjadi sumber makanan yang kaya akan nutrisi bagi binatang kecil yang ada pada ekosistem mangrove seperti ikan, kepiting dan udang. Binatang-binatang kecil yang bertumbuh dan berkembang inilah yang kemudian menjadi sumber protein untuk dikonsumsi oleh manusia.

    Walaupun hanya menjadi bagian kecil dari alam, tetapi Tuntong Laut ternyata sangat berperan penting untuk menjaga keseimbangan alam dan membantu manusia untuk mendapatkan sumber pangan seperti ikan, kepiting dan udang.

  • Unej Gelar Pendaftaran Mandiri, Buka Tiga Jalur di Semmaba 2025

    Unej Gelar Pendaftaran Mandiri, Buka Tiga Jalur di Semmaba 2025

    Liputan6.com, Jember – Universitas Jember (Unej) membuka pendaftaran di jalur mandiri, yang dinamakan Seleksi Mandiri Mahasiswa Baru (Semmaba) tahun 2025. Yang menarik, tahun ini ada tiga jalur yang dibuka di Semmaba. Pertama jalur Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK), kedua jalur Penelusuran Minat dan Kemampuan (PMDK) yang berbasis pada nilai raport siswa. Terakhir ada jalur hasil nilai UTBK Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT) 2025. Informasi ini disampaikan oleh Wakil Rektor I bidang Akademik

    Menurut Wakil Rektor I Unej Slamin, kebijakan membuka tiga jalur di Semmaba didasari pengalaman pelaksanaan sebelumnya, saat peserta yang berasal dari luar kota kesulitan hadir mengikuti UTBK di Jember. Dengan adanya opsi jalur PMDK dan nilai UTBK SNBT, maka peserta dari luar kota cukup mengirimkan data secara online, sehingga menghemat waktu dan tenaga. Kedua, umumnya peserta di jalur mandiri mendaftarkan diri di beberapa Perguruan Tinggi Negeri (PTN), sehingga harus pintar-pintar membagi waktu dengan jadwal pendaftaran jalur mandiri di PTN lain.  

    “Kami berharap adanya tiga jalur di Semmaba Unej 2025 memberikan kemudahan sekaligus fleksibilitas pilihan bagi peserta. Unej sendiri tahun ini merencanakan menerima 2.993 calon mahasiswa baru dari jalur Semmaba,” jela Slamin Senin (2/6/2025)

    Sementara itu, Wakil Ketua Tim Kerja Humas Unej menghimbau agar calon peserta Semmaba Unej 2025 membaca dengan seksama pedoman Semmaba yang ada di laman unej.ac.id. Sebelum akhirnya memutuskan akan memilih jalur yang sesuai dengan minat dan kebutuhan masing-masing peserta.

    Pasalnya setiap jalur memiliki tata cara, persyaratan serta jadwal pelaksanaan yang berbeda. Adanya jadwal pelaksanaan yang berbeda di setiap jalur memungkinkan satu peserta Semmaba mengikuti semua jalur yang ada. “Satu hal lagi yang harus diperhatikan oleh calon peserta Semmaba, semua program studi di Unej membuka pendaftaran di jalur UTBK saja. Sementara untuk jalur PMDK dan nilai UTBK SNBT 2025 hanya membuka pendaftaran di program studi tertentu saja,” tutur Iim Fahmi Ilman.  

    Sebagai tambahan informasi, pendaftaran jalur UTBK Semmaba dibuka dari 2 Juni hingga 12 Juni 2025 dengan hari ujian pada 17 Juni hingga 22 Juni 2025. Jalur kedua, jalur PMDK Semmaba dibuka pada tanggal 1 Juli hingga 9 Juli, dan jalur terakhir yakni jalur hasil nilai UTBK SNBT 2025 dibuka 11 Juli hingga 18 Juli 2025.

  • Viral Video Kapolres Boalemo AKBP Sigit Rahayudi Cekcok dengan Penambang Rakyat, Ada Praktik Kotor Pungli?

    Viral Video Kapolres Boalemo AKBP Sigit Rahayudi Cekcok dengan Penambang Rakyat, Ada Praktik Kotor Pungli?

    Liputan6.com, Jakarta – Isu tambang rakyat di Gorontalo, khususnya di Kabupaten Boalemo, menjadi perhatian publik karena diduga melibatkan aparat dalam pengelolaan dan pengawasan ilegal. Baru-baru ini beredar video cekcok Kapolres Boalemo AKBP Sigit Rahayudi dengan seorang penambang rakyat, diduga terkait praktik kotor pungli aparat kepolisian kepada para pebisnis tambang rakyat. 

    “Tidak ada saya memukul kamu, saya cuma bilang, jangan ada yang mengancam anggota saya. Saya tidak ada urusan, saya cuma mau menertibkan,” kata Kapolres Boalemo AKBP Sigit Rahayudi kepada seorang penambang rakyat dengan nada sangat marah.

    “Kalau saya salah SOP silahkan tangkap,” kata penambang.

     

    Seorang pengusaha tambang rakyat di Kabupaten Boalemo, Provinsi Gorontalo, bernama Martin Basaur mengungkap dugaan praktik pungutan liar (pungli) oleh oknum aparat kepolisian, dengan nilai mencapai Rp30 juta per unit alat berat setiap bulan.

    Bahkan Martin memberanikan diri membuat laporan resmi ke Propam Polda Gorontalo pada Selasa (3/6/2025), terkait dugaan pungli yang diduga dilakukan oleh oknum polisi, yang tidak berseragam dan tidak membawa surat tugas saat berada di lokasi tambang.

    “Saya bukan pelaku kriminal. Saya bekerja sebagai penambang rakyat. Namun aparat datang ke lokasi tanpa identitas resmi dan menyampaikan ancaman,” kata Martin kepada wartawan usai pelaporan, didampingi kuasa hukumnya, Rahman Sahi.

    Menurut Martin, para penambang di Boalemo diwajibkan menyetor uang hingga Rp30 juta per bulan untuk setiap alat tambang yang digunakan. Jika tidak memenuhi permintaan tersebut, mereka terancam mengalami penyitaan alat kerja.

    “Para penambang ditekan dengan alasan lokasi tambang berada di kawasan cagar alam. Padahal faktanya tidak demikian,” ujarnya.

    Martin juga menyebut tindakan penertiban tidak dilakukan secara menyeluruh dan cenderung pilih kasih. Ia menduga, praktik tersebut bukan upaya penegakan hukum, melainkan bentuk tekanan kepada penambang lokal.

    “Kalau hukum ditegakkan dengan adil, kami siap patuh. Tapi jika aparat justru jadi alat intimidasi, kami harus melawan dengan jalur hukum,” tegasnya.

    Bahkan saat berada di Mapolres Boalemo, kata Rahman, kliennya bukan diberi penjelasan, tapi justru mendapat perlakuan yang menurutnya kami sangat arogan.

    “Pak Kapolres membentak, menunjuk-nunjuk, bahkan menendang kaki klien saya. Ini tidak hanya melukai harga diri, tapi juga mencederai etika kepolisian,” kata Rahman.

     

  • Surabaya Punya Logo Baru ‘Surabaya City of Heroes’, Begini Makna Filosofinya

    Surabaya Punya Logo Baru ‘Surabaya City of Heroes’, Begini Makna Filosofinya

    Liputan6.com, Surabaya – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya bekerja sama dengan Asosiasi Desainer Grafis Indonesia (ADGI) Chapter Surabaya secara resmi meluncurkan identitas visual baru Kota Pahlawan, yaitu logo Surabaya City of Heroes.

    Logo baru ini merupakan hasil seleksi terbuka yang diikuti puluhan pendaftar dari berbagai provinsi, dan karya dari Jaffar Atthoyar terpilih sebagai pemenang. Logo Surabaya City of Heroes akan menggantikan logo sebelumnya, Surabaya Sparkling.

    “Filosofi di balik perubahan logo baru ini. Ia menegaskan bahwa Surabaya adalah City of Heroes, dengan demikian Kota Pahlawan tak terpisahkan dari identitasnya,” ujar Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, ditulis Kamis (5/6/2025).

    Eri menjelaskan, logo baru ini memiliki makna mendalam. Tulisan Surabaya yang menyerupai aksara Jawa dengan garis-garis di ujungnya, seperti Hanacaraka, menunjukkan karakter kota yang kental dengan budaya arek dan tidak melupakan sejarahnya.

    “Di bawahnya, terdapat simbol huruf S untuk Surabaya, dan di bawahnya lagi tertera City of Heroes,” ucapnya.

    Selanjutnya, simbol api berwarna kuning pada logo melambangkan semangat yang terus membara, sebagaimana disampaikan para pendahulu.

    Ini menunjukkan bahwa Surabaya akan terus membara dan bergerak maju. Logo baru ini rencananya akan disosialisasikan dan dibagikan ke seluruh wilayah Surabaya.

    “Simbol dan logo ini akan kita bagikan ke seluruh wilayah Surabaya. Maka pembangunan Surabaya adalah hasil dari pergerakan seluruh masyarakat, bukan hanya satu atau dua orang,” ujar Eri.

     

  • 5 Ragam Tradisi Menyambut Iduladha di Indonesia

    5 Ragam Tradisi Menyambut Iduladha di Indonesia

    Liputan6.com, Yogyakarta – Umat muslim akan menyambut Iduladha 1446 Hijriah pada 6 Juni 2025. Sebagai negara yang kaya akan tradisi dan budaya, di Indonesia terdapat ragam tradisi dalam menyambut Iduladha.

    Selain identik dengan ibadah kurban, Iduladha juga menjadi momen yang tepat untuk menghidupkan tradisi dan budaya lokal. Ragam tradisi menyambut Iduladha di Indonesia menggabungkan nuansa religius dengan perayaan budaya yang unik dan menarik.

    Mengutip dari laman Kemenpar RI, berikut ragam tradisi Iduladha di Indonesia:

    1. Apitan di Semarang

    Masyarakat di Kota Semarang menggelar tradisi apitan untuk menyambut Iduladha. Tradisi ini berasal dari adanya bulan yang diapit di antara Syawal dan Zulhijah, yakni Zulkaidah.

    Tradisi ini biasanya diawali dengan pertunjukan kesenian kuda lumping. Melalui tradisi ini, masyarakat ingin mengungkapkan syukur atas hasil bumi yang melimpah.

    Salah satu momen menarik dari tradisi ini adalah arak-arakan hasil panen yang akan diperebutkan warga. Konon, barang siapa yang berhasil mendapatkannya akan diberi keberkahan dan keberuntungan.

    2. Gamelan Sekaten di Surakarta

    Gamelan sekaten memiliki akar sejarah yang kuat dari masa Kerajaan Mataram, khususnya di masa pemerintahan Sultan Agung pada 1644 M. Selain dalam perayaan Iduladha, dua perangkat gamelan ini juga ditabuh saat momen-momen besar Islam lainnya, seperti Idulfitri dan Maulid Nabi Muhammad SAW.

    Dua perangkat gamelan utama ini dijuluki sebagai Kiai Guntur Madu dan Kiai Guntur Sari. Tradisi gamelan sekaten biasanya dilaksanakan usai salat Iduladha. Selain menyaksikan alunan musik gamelan, warga dan wisatawan juga dapat mengikuti tradisi mengunyah kinang yang diyakini membawa umur panjang.

    3. Grebeg Besar di Yogyakarta

    Grebeg besar merupakan tradisi yang digelar Keraton Yogyakarta sebagai bagian dari perayaan Iduladha. Tradisi ini berupa kirab tujuh gunungan hasil bumi yang dibawa dari Keraton ke beberapa tempat, di antaranya Masjid Gede Kauman, Pendopo Pengulon, dan Puro Pakualaman.

    Gunungan-gunungan nantinya akan diperebutkan oleh masyarakat. Mereka percaya bahwa gunungan tersebut membawa keberkahan dan rezeki bagi siapa saja yang mendapatkannya.

     

  • Update Kondisi Gunung Tangkuban Perahu: Tetap Waspada Walau Jumlah Gempa Turun dan Kosentrasi Gas Normal

    Update Kondisi Gunung Tangkuban Perahu: Tetap Waspada Walau Jumlah Gempa Turun dan Kosentrasi Gas Normal

    Wafid melanjutkan, aktivitas kegempaan pada awal bulan ini diserta hembusan asap putih dari Kawah Ratu yang semakin intensif, mencapai ketinggian antara 5 hingga 150 meter dari dasar kawah. 

    “Kawah Ratu juga menunjukkan aktivitas fumarola yang lebih dominan dibandingkan Kawah Ecoma, dengan tekanan hembusan lemah hingga sedang,” jelasnya. 

    Hingga saat ini, pengukuran gas menggunakan instrumen Multi-GAS baik yang portabel maupun stasiun permanen belum menunjukkan perubahan mencolok dalam komposisi gas-gas vulkanik seperti rasio CO2/SO2, CO2/H2S, maupun proporsi antara SO2 dan H2S. 

    “Konsentrasi gas masih berada dalam batas normal, dan bersifat fluktuatif,” katanya.

    “Dengan mempertimbangkan semua data tersebut, masyarakat di sekitar Gunung Tangkuban Parahu dan para pengunjung tetap diimbau untuk tidak mendekati area dasar kawah,” imbuhnya.

    Selain itu, lanjut Wafid, masyarakat juga diimbau tidak berlama-lama di kawasan aktif, serta segera menjauh jika teramati peningkatan intensitas hembusan atau tercium bau gas menyengat.

    “Meski aktivitas menurun, kewaspadaan harus tetap dijaga. Pemerintah daerah dan BPBD diminta terus menjalin koordinasi dengan Pos Pengamatan Gunung Api Tangkuban Parahu di Desa Cikole serta Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi di Bandung,” katanya.

  • Garis Wallace, Pembatas Tak Kasatmata yang Membelah Dunia Hewan Indonesia

    Garis Wallace, Pembatas Tak Kasatmata yang Membelah Dunia Hewan Indonesia

    Liputan6.com, Yogyakarta – Sebuah garis imajiner membentang antara Bali dan Lombok, memisahkan dua wilayah dengan karakteristik fauna yang berbeda. Garis ini, yang dikenal sebagai garis wallace, tidak terlihat secara kasatmata, tetapi memiliki pengaruh nyata dalam membagi persebaran fauna antara kawasan Asia dan Australia.

    Mengutip dari berbagai sumber, garis wallace pertama kali diidentifikasi oleh naturalis Inggris Alfred Russel Wallace pada tahun 1859 setelah melakukan penelitian selama delapan tahun di Nusantara. Wallace mengamati perbedaan mencolok antara fauna di Bali yang didominasi spesies Asia dengan fauna di Lombok yang menunjukkan ciri khas Australia.

    Penemuan ini kemudian diakui sebagai salah satu batas biogeografi paling penting di dunia. Sebelah barat garis wallace, meliputi Bali, Jawa, dan Sumatera, terdapat hewan khas Asia seperti harimau, gajah, dan badak.

    Sementara di sebelah timur garis tersebut, khususnya di Lombok, Flores, hingga Kepulauan Nusa Tenggara, fauna didominasi oleh spesies berciri Australia seperti komodo, kakatua, dan marsupial. Perbedaan fauna ini tidak ditentukan oleh faktor jarak, melainkan oleh sejarah geologi pulau-pulau tersebut.

    Pulau-pulau di barat garis wallace pernah terhubung dengan daratan Asia selama periode zaman es ketika permukaan laut lebih rendah. Sebaliknya, wilayah di timur garis ini merupakan bagian dari paparan sahul yang dahulu menyatu dengan benua Australia.