Category: Liputan6.com Regional

  • Pemandian Air Panas Ie Seuum, Kolam Mata Air Alami yang Penuh Manfaat

    Pemandian Air Panas Ie Seuum, Kolam Mata Air Alami yang Penuh Manfaat

    Wisatawan harus melewati jalan berkelok dan perbukitan di kaki Gunung Seulawah untuk sampai ke pemandian Ie Seuum. Perjalanan menuju lokasi akan ditemani dengan pemandangan alam perbukitan yang indah.

    Bagi penggemar fotografi, perjalanan menuju lokasi akan terasa semakin menyenangkan karena banyak spot-spot menarik yang wajib diabadikan. Tak perlu buru-buru menuju lokasi karena destinasi wisata ini buka selama 24 jam.

    Selama berada di pemandian air panas Ie Seuum, wisatawan harus mematuhi norma agama. Kolam untuk pria dan wanita bahkan berada di ruang terpisah.

    Selain sebagai tempat bersantai dan melepas penat, pemandian air panas Ie Seuum juga kerap dikunjungi wisatawan dengan tujuan terapi pengobatan. Konon, pemandian air panas ini dipercaya dapat mengobati rematik, gangguan saraf, dan penyakit kulit.

    Penulis: Resla

  • Polemik 4 Pulau Aceh Masuk Sumut, Sofyan Tan: Kekhawatiran Bung Karno Terbukti!

    Polemik 4 Pulau Aceh Masuk Sumut, Sofyan Tan: Kekhawatiran Bung Karno Terbukti!

    Polemik alih wilayah 4 pulau antara Provinsi Aceh dan Sumut kian memanas. Komunitas Milenial Berkarya Indonesia (MBI) Wilayah Aceh secara tegas menyuarakan penolakan terhadap Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 300.2.2-2138 Tahun 2025 yang menetapkan Pulau Panjang, Pulau Lipan, Pulau Mangkir Gadang, dan Pulau Mangkir Ketek sebagai bagian dari Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumut.

    Padahal sebelumnya, keempat pulau tersebut tercatat berada dalam wilayah Kabupaten Aceh Singkil.

    “Kami mendesak Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian segera mencabut keputusan itu. Kebijakan ini tidak hanya melukai masyarakat Aceh, tetapi juga mengancam keharmonisan yang telah lama terjalin antara Aceh dan Sumut,” kata Koordinator Komunitas MBI Wilayah Aceh, Muchlis, kepada Liputan6.com, Sabtu (14/6/2025).

    Muchlis menilai, keputusan tersebut berpotensi mengusik kedamaian pasca-konflik yang selama ini telah dibangun dengan susah payah di Aceh.

    Dia menyoroti bahwa persoalan alih administrasi ini bukan sekadar urusan batas wilayah, melainkan telah menyentuh akar sejarah dan semangat rekonsiliasi.

    “Ini mencederai ruh Perjanjian Helsinki dan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1956, yang telah menjadi pijakan historis dalam mengatur batas-batas wilayah Aceh sebagai daerah otonomi khusus,” sebutnya.

  • Legenda Urban: Hantu Poppo di Gunung Latimojong

    Legenda Urban: Hantu Poppo di Gunung Latimojong

    Namun beredar cerita bahwa makhluk ini juga kerap menculik pendaki maupun warga setempat yang masih berkeliaran di malam hari. Jika merdengar suara “pok…. pok…. pok….”, maka para pendaki harus waspada dan berlindung di dalam tenda.

    Namun saat siang hari, hantu poppo menjelma seperti manusia biasa yang rajin bekerja. Tanpa disadari, cerita hantu poppo menimbulkan fitnah-memfitnah di kalangan masyarakat. Orang yang rajin bekerja kemudian dianggap sebagai jelmaan hantu.

    Hingga kini, cerita tentang keberadaan hantu poppo di Gunung Latimojong masih dipercaya masyarakat sekitar dan para pendaki. Meski ada beberapa saksi yang pernah melihatnya, tetapi kebenaran hantu ini masih menjadi tanda tanya.

    Penulis: Resla

  • Anggota DPRD Langkat Matthew Diemas Bastanta: Tolak Pemindahan Sepihak 4 Pulau Aceh ke Sumut

    Anggota DPRD Langkat Matthew Diemas Bastanta: Tolak Pemindahan Sepihak 4 Pulau Aceh ke Sumut

    Liputan6.com, Medan – Anggota DPRD Kabupaten Langkat, Matthew Diemas Bastanta, menyatakan penolakan tegas terhadap kebijakan pemindahan kepemilikan 4 pulau Aceh ke Provinsi Sumatera Utara (Sumut).

    Menurutnya, kebijakan ini dinilai tidak hanya sembrono, tapi juga berpotensi memicu konflik sosial, merusak harmoni antardaerah, dan menimbulkan ketegangan horizontal antar-masyarakat lokal yang selama ini hidup berdampingan.

    “Pak Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian memang luar biasa,” ujar Matthew dengan nada tajam, Sabtu (14/6/2025).

    Disebutkan Matthew, saat rakyat sedang jungkir balik menghadapi ekonomi sulit, angka kriminal tinggi, pinjol mencekik, dan rakyat kecil seperti ojek online jadi sapi perah aplikator, pemerintah malah sibuk membuat keributan baru dengan memindahkan pulau.

    “Apa Mendagri tidak sadar langkah ini berpotensi merobek tenun kebangsaan yang sudah dirajut sejak 1945?” sebutnya.

    Matthew menilai pemindahan sepihak 4 pulau Aceh ke Sumut mengabaikan semangat konstitusi dan semestinya dibatalkan.

    Kebijakan tersebut tidak dilandasi kebutuhan mendesak rakyat Sumut maupun Aceh, serta mengalihkan fokus dari persoalan-persoalan nyata yang lebih genting, bahkan penambahan wilayah baru seperti Pulau Aceh ke Sumut hanya akan memperberat beban administrasi dan pembangunan daerah bagi Sumut.

    “Kepada Gubernur Sumut, urus saja dulu Sumut yang ada sekarang ini. Enggak usah mengambil Pulau Aceh itu kalau hanya akan menjadi beban tambahan bagi pekerjaan di Sumut. Jangan menumpuk pekerjaan baru kalau yang lama saja belum selesai,” tegasnya.

     

    Akhirnya!! Siswa Berpretasi Ini Bisa Kuliah usai UIN Gus Dur Turunkan UKT

  • Kisah Havana Hills, Lahan Bekas Tambang Kapur yang Menjadi Destinasi Wisata di Cilacap

    Kisah Havana Hills, Lahan Bekas Tambang Kapur yang Menjadi Destinasi Wisata di Cilacap

    Liputan6.com, Cilacap – Sebuah lahan bekas penambangan kapur di Cilacap, Jawa Tengah, mengalami transformasi menjadi Havana Hills, destinasi wisata dengan konsep unik yang mengangkat tema arsitektur Kuba. Perubahan fungsi lahan ini menciptakan ruang rekreasi baru sekaligus menjadi contoh pemanfaatan bekas kawasan industri.

    Mengutip dari berbagai suumber, kawasan yang kini dikenal sebagai Havana Hills sebelumnya merupakan bagian dari area penambangan PT Semen Cilacap. Aktivitas penambangan kapur selama beberapa dekade meninggalkan bentang alam dengan tebing-tebing terjal dan permukaan tanah yang tidak rata.

    Setelah masa produktif tambang berakhir, lahan tersebut sempat tidak termanfaatkan. Pada tahun 2018, proses revitalisasi lahan dimulai dengan tahapan pembersihan area dan stabilisasi tanah.

    Tim ahli melakukan penanaman vegetasi pionir yang cocok untuk tanah bekas tambang. Tahap ini memerlukan waktu sekitar dua tahun sebelum pembangunan infrastruktur wisata dapat dimulai. Pengelola mengusung tema arsitektur Kuba dengan mempertimbangkan kesesuaian iklim dan visual yang menarik. Konsep ini diwujudkan melalui pembangunan replika bangunan bergaya kolonial Spanyol yang memberikan nuansa autentik Havana.

    Hvana Hills juga dibangun pula area malecon yang menawarkan pemandangan tebing kapur. Sebagai daya tarik tambahan, tersedia zona foto dengan koleksi mobil klasik tahun 1950-an yang menjadi ikon khas Kuba.

    Seluruh konsep ini didukung oleh fasilitas pendukung yang lengkap, termasuk restoran yang menyajikan cita rasa kuliner dan kolam renang untuk kenyamanan pengunjung. Keberadaan Havana Hills memberikan pengaruh positif terhadap kondisi lingkungan sekitar.

    Area hijau yang sebelumnya hanya 10% dari total lahan kini mencapai 40%. Segi ekonomi menunjukan bahwa destinasi ini menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan pendapatan masyarakat melalui usaha terkait pariwisata.

     

  • Ini Penjelasan Ilmiah di Balik Pesona Pasir Putih Pantai Gunungkidul

    Ini Penjelasan Ilmiah di Balik Pesona Pasir Putih Pantai Gunungkidul

    Liputan6.com, Gunungkidul – Kabupaten Gunungkidul di Daerah Istimewa Yogyakarta telah lama dikenal sebagai surga bagi pecinta pantai. Deretan pantai berpasir putih yang memukau, seperti Indrayanti, Kukup, Baron, dan Pok Tunggal, selalu berhasil menarik ribuan wisatawan setiap tahunnya. Namun, pernahkah timbul pertanyaan mengapa pantai-pantai di wilayah ini memiliki karakteristik pasir putih yang begitu indah dan berbeda dari kebanyakan pantai di pesisir selatan Jawa lainnya?

    Menurut Hari Sukmono, Kepala Dinas Lingkungan Hidup yang banyak mendalami geologi dan budaya Gunungkidul, keindahan pasir putih ini bukan sekadar kebetulan, melainkan hasil dari proses geologis yang panjang dan unik. “Pantai-pantai di Gunungkidul ini istimewa karena pasir putihnya yang bersih dan halus, Ini adalah ciri khas yang membedakan mereka dari pantai-pantai lain di selatan Jawa yang cenderung berpasir hitam atau abu-abu,” ujar Hari.

    Hari menjelaskan bahwa rahasia di balik pasir putih Gunungkidul terletak pada formasi geologi karst yang mendominasi wilayah ini. Jutaan tahun lalu, daerah Gunungkidul merupakan dasar laut yang kaya akan terumbu karang dan organisme laut bercangkang.

    Ketika terjadi pengangkatan daratan akibat pergerakan lempeng tektonik, terumbu karang dan cangkang-cangkang ini kemudian mengering dan membentuk batuan kapur. Batuan kapur ini, yang kita lihat sebagai bukit-bukit karst yang khas di Gunungkidul, adalah ‘bahan baku’ utama pasir putih kita.

    “Ketika batuan kapur ini mengalami erosi oleh angin, air hujan, dan gelombang laut selama ribuan bahkan jutaan tahun, mereka pecah menjadi partikel-partikel kecil berwarna putih. Inilah yang kemudian kita kenal sebagai pasir putih,” terang Hari.

    Selain itu, keberadaan ekosistem purba juga memiliki andil. Organisme laut seperti foraminifera dan moluska dengan cangkang kalsium karbonat yang melimpah di masa lalu, setelah mati, cangkangnya ikut terakumulasi dan kemudian terfragmentasi menjadi butiran-butiran pasir putih.

  • Konten Kreator Dian Rana Jadi Narasumber Workshop Media Digital di Berau

    Konten Kreator Dian Rana Jadi Narasumber Workshop Media Digital di Berau

    Liputan6.com, Berau – Nama konten kreator Dian Rana, makin dikenal di jagat konten digital Kalimantan Timur. Bukan cuma aktif di media sosial, konten kreator yang satu ini sukses bikin peserta Workshop Pengelolaan Media Digital 2025 di Maratua, Berau, Kaltim manggut-manggut kagum. Bukan tanpa alasan, selain piawai membawakan materi, Dian juga berhasil membumikan isu berat seperti pembangunan IKN jadi lebih santai, relatable, dan nge-hits. 

    Workshop yang digelar Biro Administrasi Pimpinan (Adpim) Setda Provinsi Kalimantan Timur itu menghadirkan dua narasumber utama Dr. Rulli Nasrullah, M.Si, dan Dian Rana. Di hari pertama workshop yang digelar di Hotel Falmy Eksklusif Berau, Dian langsung mencuri perhatian. Bukan dengan jargon-jargon rumit, tetapi lewat pengalaman lapangannya sebagai pembuat konten yang aktif menyuarakan pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) di kanal YouTube pribadinya.

    “Konten yang konsisten dan jujur memiliki daya tarik tersendiri. Kekuatan narasi lokal adalah keunggulan yang harus dimaksimalkan,” ujarnya di depan 42 peserta yang datang dari berbagai daerah di Kaltim, termasuk dari Mahakam Ulu yang jaraknya lumayan jauh.

    Kepala Bagian Materi dan Komunikasi Pimpinan, Hj. Sri Rejeki Marietha, mengakui bahwa kehadiran kedua narasumber bukan cuma pelengkap rundown acara, tapi juga pemantik inspirasi.

    Memasuki ke hari kedua, giliran praktik lapangan yang digelar langsung di Kecamatan Maratua. Lagi-lagi Dian jadi pusat perhatian. Kali ini bukan karena materi, tetapi karena kisah blundernya yang relate dengan para pegiat konten pemula. “Jangan sampai ketika sampai di lokasi, baru sadar memori kamera ketinggalan atau baterai habis. Saya pernah mengalami hal itu, dan akhirnya kebingungan sendiri di lapangan,” ungkapnya sambil disambut gelak tawa peserta.

    Praktik di lapangan itu bukan kaleng-kaleng. Peserta diajak ke penangkaran penyu di Pulau Sangalaki. Suasana jadi hening ketika mereka melihat bayi penyu langsung dari dekat. Dian pun terlihat antusias. “Melihat dan memegang langsung bayi penyu ini adalah pengalaman luar biasa. Saya makin sadar pentingnya menjaga keberlangsungan ekosistem laut,” katanya.

    Dari Sangalaki, rombongan lanjut ke Pulau Kakaban yang terkenal dengan ubur-ubur air tawar serta Goa Halo Tabung di Kampung Payung-Payung. Seluruh kegiatan jadi makin bermakna karena Dian bukan cuma ‘ngomong doang’ soal konten, tapi juga praktik langsung bikin dokumentasi bareng peserta.

    Sosok Dian Rana di workshop ini seolah jadi jembatan antara dunia birokrasi dan dunia digital yang dinamis. Ia membawa cara pandang baru tentang pentingnya menyampaikan narasi daerah lewat medium yang disukai generasi muda. Kalau selama ini pembangunan IKN dirasa ‘berjarak’, lewat sentuhan kreatif Dian, isu tersebut jadi bahan obrolan yang bisa dikunyah ringan sambil scroll media sosial. Otentik, gak menggurui, dan yang pasti bisa banget jadi inspirasi buat banyak konten kreator daerah lainnya.

    Workshop ditutup dengan harapan dari Sri Rejeki agar semangat seperti yang ditunjukkan Dian bisa menular ke seluruh peserta. “Semoga workshop ini, yang didampingi oleh dua narasumber kompeten, mampu meningkatkan wawasan, keterampilan, dan semangat rekan-rekan di lapangan dalam mendokumentasikan serta menyampaikan informasi pimpinan secara profesional,” katanya.

    Dengan gaya yang khas dan pendekatan yang membumi, Dian Rana sekali lagi membuktikan kalau konten lokal bisa jadi powerful—asal konsisten, jujur, dan tahu cara menyentuh audiens.

    Informasi yang satu ini tidak untuk dicontoh. Ada dua orang konten kreator membuat konten di tengah warga yang kesulitan menghadapi banjir. Kedua konten kreator ini akhirnya diusir warga karena kehadirannya dianggap mengganggu.

  • Nasi Jemblung, Kuliner Keraton yang Menjadi Favorit Raja-Raja Surakarta

    Nasi Jemblung, Kuliner Keraton yang Menjadi Favorit Raja-Raja Surakarta

    Bentuk melingkar nasi jemblung mengandung simbolisme tertentu dalam budaya Jawa. Lubang di tengah melambangkan kesempurnaan dan keseimbangan, serta penyajiannya yang tertata rapi mencerminkan nilai-nilai keraton yang penuh tata krama.

    Dulu hanya bisa dinikmati kalangan keraton, kini nasi jemblung telah menjadi kuliner yang dapat dinikmati masyarakat umum. Beberapa rumah makan di Solo menyajikan hidangan ini sebagai menu andalan.

    Beberapa tempat bahkan tetap mempertahankan resep asli warisan keraton. Pemerintah Kota Solo melalui Dinas Kebudayaan telah memasukkan nasi jemblung sebagai salah satu warisan kuliner yang perlu dilestarikan.

    Nasi jemblung merupakan salah satu hidangan tradisional yang berasal dari lingkungan keraton. Bukti arsip dari abad ke-19 menunjukkan bahwa hidangan ini termasuk dalam daftar menu upacara adat keraton, khususnya di Kesultanan Yogyakarta dan Surakarta.

    Penulis: Ade Yofi Faidzun

  • Polisi Telusuri Penyebar Ranjau Paku di Spot Parkir Kaldera Bromo

    Polisi Telusuri Penyebar Ranjau Paku di Spot Parkir Kaldera Bromo

    Liputan6.com, Malang – Pengunjung dan pelaku jasa wisata dikejutkan dengan temuan ranjau paku di kawasan kaldera Bromo. Sejauh ini temuan itu masih jadi teka-teki sebab belum diketahui siapa pemasangnnya dan apa motifnya. Kepolisian masih menyelidiki temuan ranjau paku di kawasan kaldera Bromo. Diketahui ada enam potongan papan kecil masing-masing berdiameter sekitar 3 sentimeter. Tiap papan terdapat sebiji paku besar berukuran sekitar 8 sentimeter.

    Kapolsek Sukapura, Probolinggo, AKP Ardhi Bita Kumala, mengatakan seluruhnya tertanam di dalam pasir di satu lokasi kaldera Bromo di area Lembah Watangan dan Bukit Teletubbies, yang difungsikan sebagai spot foto wisatawan dan titik parkir. “Ada enam ranjau paku berserakan di satu lokasi. Ada satu jip wisata dan satu motor yang jadi korban saat pertama kali ranjau paku ditemukan,” kata Ardhi saat dikonfrmasi, Rabu (11/6/2025).

    Dia menepis kemungkinan potongan papan itu merupakan sisa material proyek yang terjatuh tanpa disengaja. Sebab melihat bentuk potongan papan dan tertanam di dalam pasir, diperkirakan ranjau paku sengaja dipasang oleh orang  yang tidak bertanggung jawab. “Sengaja dipasang, tetapi siapa yang memasang dan apa motifnya masih kami telusuri,” ujarnya.

    Kepolisian memastikan ranjau pakau Bromo itu hanya berada di satu area saja. Kepastian itu setelah kepolisian bersama petugas taman nasional dan pelaku jasa wisata tidak menemukan ranjau serupa usai menyisir area lain di kawasan kaldera Bromo. “Kami imbau semua pihak agar turut serta menjaga keamanan dan kenyamanan kawasan taman nasional,” ucap Ardhi.

    Tradisi Ojung atau aksi saling pukul rotan antar warga Suku Tengger di Desa Ngadas, Poncokusumo, Malang, pada 27 Agustus 2024. Tradisi ini rutin digelar setiap tahun sekali tepat pada hari terakhir penutupan perayaan Hari Raya Karo

  • Sempat Beraksi di 36 TKP, Polda Gorontalo Tangkap Pelaku Curanmor Lintas Provinsi

    Sempat Beraksi di 36 TKP, Polda Gorontalo Tangkap Pelaku Curanmor Lintas Provinsi

    Liputan6.com, Gorontalo – Tim Resmob Otanaha Polda Gorontalo akhirnya bisa menangkap seorang pria berinisial IL (27), yang diduga kuat sebagai pelaku pencurian kendaraan bermotor (curanmor) lintas provinsi. IL diamankan di Desa Saripi, Kecamatan Paguyaman, Kabupaten Boalemo, Senin (9/6/2025), usai melakukan aksi pencurian di 36 lokasi berbeda.

    Penangkapan pelaku dilakukan atas permintaan bantuan dari Polres Parigi Moutong, Polda Sulawesi Tengah, yang sebelumnya menerima dua laporan pencurian sepeda motor di wilayah hukumnya. Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda Gorontalo, Kombes Pol Yos Guntur menjelaskan, bahwa pelaku menjalankan aksinya dengan berpura-pura meminta tumpangan dari korban.

    Saat dalam perjalanan, ia pura-pura menjatuhkan ponselnya lalu meminta korban turun. Ketika korban lengah, pelaku mengancam menggunakan pisau dan langsung membawa kabur sepeda motor. “Dalam laporan lain, pelaku mencuri motor, uang tunai, dan kunci saat korban sedang tidur di kamar hotel,” ujar Kombes Pol Yos Guntur.

    Berdasarkan hasil penyelidikan dan informasi masyarakat, tim kepolisian mendapatkan lokasi keberadaan pelaku yang sedang menuju Gorontalo untuk menjual motor hasil curian. Pada Senin pagi pukul 08.30 WITA, IL berhasil ditangkap saat sedang duduk di atas motor Honda Beat Street berwarna coklat tanpa nomor polisi. Barang Bukti dan Pengakuan:Saat penangkapan, polisi menyita sejumlah barang bukti, antara lain dua unit ponsel (Oppo dan Samsung), tiga kunci motor, satu tas selempang, kartu ATM, SIM, buku tabungan, serta barang-barang pribadi lainnya.

    Dalam pemeriksaan awal, IL mengaku telah mencuri sepeda motor di 36 tempat kejadian perkara (TKP), tersebar di:

    Gorontalo: 15 lokasi
    Sulawesi Tengah (Palu dan Parigi Moutong): 13 lokasi
    Sulawesi Utara (Manado dan Minahasa): 6 lokasi
    Maluku Utara (Ternate): 1 lokasi
    Kabupaten Bone Bolango: 1 lokasi

    “Total sepeda motor yang dicuri mencapai 35 unit, termasuk Honda Vario, Beat, Scoopy, Yamaha Mio, dan Honda Revo,” kata Yos Guntur.

    Tersangka IL diserahkan ke Polres Parigi Moutong pada Selasa (10/6) pukul 01.00 WITA dalam kondisi sehat, bersama satu unit motor hasil curian. Keberhasilan ini menjadi bukti nyata sinergi antarwilayah dalam menanggulangi kejahatan jalanan yang meresahkan masyarakat. Polda Gorontalo menegaskan komitmennya untuk terus memberantas tindak pidana lintas wilayah demi menjaga keamanan dan ketertiban di Gorontalo dan sekitarnya.

    Simak informasi dalam Fokus Pagi edisi (10/5) dengan beberapa topik pilihan sebagai berikut, Angkot Jaklingko Tabrak Pemotor, Enam Orang Luka, Eksekusi Bangunan Ricuh, Kasus Paket Berisi Mayat Bayi, Dikejar Polisi, Residivis Curanmor Lompat ke Kali.