Category: Liputan6.com Regional

  • Asal-usul Pasar Setan Gunung Lawu, Kisah Mistis Populer di Kalangan Pendaki

    Asal-usul Pasar Setan Gunung Lawu, Kisah Mistis Populer di Kalangan Pendaki

    Liputan6.com, Bandung – Gunung Lawu adalah salah satu gunung berapi aktif yang berada di perbatasan antara Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur. Gunung ini menjadi salah satu destinasi favorit bagi para pendaki baik pemula maupun yang sudah berpengalaman.

    Selain keindahan alamnya yang menakjubkan dan jalur pendakian yang menantang Gunung Lawu juga menyimpan banyak cerita dan kepercayaan masyarakat yang melekat erat terutama yang berkaitan dengan hal-hal mistis.

    Adapun salah satu kisah mistis yang paling sering dikaitkan dengan Gunung Lawu adalah tentang keberadaan “pasar setan”. Urban legend ini berkembang dari cerita para pendaki yang mengaku mendengar suara riuh seperti di pasar,.

    Kemudian lengkap dengan suara tawar-menawar dan aktivitas perdagangan padahal mereka sedang berada di jalur pendakian yang sunyi dan jauh dari pemukiman. Pasar ini diyakini oleh sebagian orang sebagai tempat berkumpulnya makhluk tak kasat mata.

    Meskipun kisah pasar setan ini belum dapat dibuktikan secara ilmiah, cerita ini terus berkembang dari mulut ke mulut dan menjadi bagian dari mitos Gunung Lawu. Banyak pendaki yang mempercayai bahwa suara pasar itu adalah ujian bagi pendaki.

    Terutama bagi pendaki yang tidak menjaga sikap atau mengucapkan sesuatu yang sembrono selama perjalanan. Konon, jika seseorang mendengar suara pasar tersebut dan menjawab atau mencoba ikut serta mereka bisa tersesat atau mengalami hal-hal di luar logika.

    Cerita-cerita seperti pasar setan menjadikan Gunung Lawu bukan sekadar lokasi wisata alam tetapi juga bagian dari budaya lisan masyarakat yang kaya akan mitos dan kepercayaan lokal di Indonesia.

    Para pendaki kerap diingatkan untuk tetap menjaga sopan santun dan perilaku selama di gunung sebagai bentuk penghormatan terhadap alam dan hal-hal yang tidak terlihat.

  • Polisi yang Cabuli Siswi SMK di Kantor Satlantas Polresta Kupang Kota Dipecat

    Polisi yang Cabuli Siswi SMK di Kantor Satlantas Polresta Kupang Kota Dipecat

    Liputan6.com, Kupang – Anggota Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polresta Kupang Kota, Briptu MR alias Rizky, mendapatkan sanksi pemberhentian tidak dengan hormat (PTDH) alias dipecat dari institusi Polri.

    Pria berusia 27 tahun itu dipecat lantaran melecehkan siswi sekolah menengah kejuruan (SMK) berinisial PGPS (17) saat terkena razia.

    Kabid Humas Polda NTT, Kombes Henry Novika Chandra mengatakan sanksi PTDH dijatuhkan kepada Muhammad Rizky dalam persidangan di Ruang Tahanan dan Barang Bukti (Tahti) lantai II Polda Nusa Tenggara Timur (NTT).

    “Polda NTT tegas menegakkan disiplin dan kode etik profesi (KEP) dengan menjatuhkan PTDH kepada Briptu MR (Muhammad Rizky) karena terbukti melakukan pelanggaran berat berupa pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur,” ujarnya, Senin 16 Juni 2025.

    Ia mengatakan proses persidangan berlangsung secara tertib, objektif, dan transparan. Sidang dipimpin oleh para pejabat yang ditunjuk sesuai prosedur dengan melibatkan Sub Bidang Pengawasan dan Pembinaan Profesi (Subbid Wabprof) Bidang Profesi dan Pengamanan (Propam) Polda NTT, penuntut, pendamping, dan sekretariat sidang.

    Henry mengatakan Komisi KEP menjatuhkan dua bentuk sanksi. Sanksi pertama berupa etika bahwa perbuatan Muhammad Rizky merupakan perbuatan tercela. Kemudian, kedua, yakni sanksi administratif berupa PTDH dari dinas Polri. Putusan ini tertuang dalam dokumen resmi nomor PUT KKEP/21/VI/2025.

    “PTDH tersebut adalah komitmen kami dalam menjaga integritas dan kehormatan institusi. Tidak ada toleransi bagi anggota yang mencoreng nama baik institusi dengan perbuatan tidak bermoral,” tegasnya.

    Proses sidang, jelas Henry, berjalan sesuai ketentuan hukum yang berlaku dengan merujuk pada Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 1 Tahun 2003 tentang Pemberhentian Anggota Polri dan Peraturan Kepolisian Negara Republik Indonesia (Perpol) Nomor 7 Tahun 2022 tentang Kode Etik Profesi dan Komisi Kode Etik Polri.

     

    Jenazah Nelayan Ubur-Ubur Ditemukan Mengapung di Laut Kebumen

  • Legenda Urban: Misteri di Omah Demit Bekas Area Tambang Batu Kapur Klaten

    Legenda Urban: Misteri di Omah Demit Bekas Area Tambang Batu Kapur Klaten

    Liputan6.com, Klaten – Berada di atas perbukitan kapur yang menjulang tinggi dan dikelilingi jurang, berdiri sebuah rumah yang disebut dengan Omah Demit. Konon, area ini menyimpan kisah mistis yang kerap membuat warga ketakutan.

    Lokasi Omah Dhemit berada di Dusun Mojo Pereng, Desa Krakitan, Kecamatan Bayat, Klaten, Jawa Tengah. Letaknya berada di ketinggian sekitar 30 meter.

    Kawasan perbukitan kapur ini merupakan bekas area pertambangan batu kapur yang pernah aktif di zaman kolonial Belanda. Sementara itu, Omah Demit yang berada di tengah-tengah area tersebut dahulu difungsikan sebagai gudang penyimpanan dinamit yang digunakan sebagai bahan peledak tambang.

    Dari namanya saja, bangunan ini sudah sangat lekat dengan aura mistis. Nama omah demit berarti rumah hantu, artinya bangunan ini memang sudah dikenal sebagai rumah berhantu.

    Telah lama ditinggalkan, kondisi Omah Demit terlihat suram dan angker. Lokasinya yang tak terjangkau serta rumput-rumput liar yang tumbuh di sekitar bangunan tersebut menambah kesan angker pada rumah ini.

    Konon, warga kerap mendengar suara-suara aneh dan penampakan makhluk astral dari rumah ini. Selain suara dan penampakan, aura dari bangunan ini juga cukup menyeramkan.

    Banyak warga yang mengaku merasakan sesuatu saat melewati area Omah Demit. Mereka merasa seperti sedang diawasi oleh seseorang dari dalam rumah.

    Meski terlihat jelas ada bangunan di atas bukit, tetapi tak ada yang bisa menjangkau rumah tersebut. Tak ada akses menuju ke rumah tersebut.

    Belum lagi, terdapat jurang di kanan dan kiri bukit. Selain itu, tak ada tangga menuju ke puncak bukit kapur tersebut.

     

    Detik-Detik Kecelakaan Beruntun di Tol Cipularang – Video Amatir

  • Industri Perhotelan di Bandung Lesu, Pemkot Akan Beri Insentif Hotel Bintang 3

    Industri Perhotelan di Bandung Lesu, Pemkot Akan Beri Insentif Hotel Bintang 3

    Liputan6.com, Bandung – Industri perhotelan di Kota Bandung diaku tengah lesu. Hotel bintang 3 menjadi segmen yang paling signifikan alami penurunan okupansi, pemerintah kota pun akan suntikan insentif. 

    Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, menyebut hotel bintang 3 banyak mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK) dan menjadi kelompok yang paling rentan, padahal harga sewanya cenderung lebih rendah dibandingkan hotel bintang 4 atau 5. 

    “Kondisi mereka paling memprihatinkan,” katanya dalam keterangan pers beberapa waktu lalu, (10/6/2025).

    Penurunan itu teramati saat momen libur panjang Idul Adha, tanggal 6-9 Mei lalu. Farhan mengatakan, hanya satu hari yang menunjukkan tingkat hunian 100 persen, yaitu pada Sabtu, sehari setelah Idul Adha.

    “Sisanya langsung turun tajam. Hari Minggu dan Senin hanya 50 persen. Ini sangat memprihatinkan,” ungkap Farhan.

    Ia menilai kondisi ini menjadi sinyal kuat bahwa pelaku industri pariwisata di Bandung membutuhkan insentif maupun program strategis untuk menarik wisatawan. Pemkot Bandung akan menyelenggarakan kegiatan MICE (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition) di hotel-hotel di kota Bandung khususnya hotel bintang 3.

    “Saatnya kita berikan insentif pada pelaku industri pariwisata. Ini penting agar sektor ini bisa bertahan,” tuturnya.

    Sektor perhotelan, kata Farhan, merupakan salah satu industri terbesar yang menyumbang Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan juga menyediakan lapangan pekerjaan.

    “Kita harus memastikan APBD bisa menggerakkan ekonomi, salah satunya melalui kegiatan MICE (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition),”katanya.

    Pemkot Bandung akan memberikan berbagai bentuk insentif kepada hotel bintang 3, namun dengan syarat tertentu. Salah satunya, hotel penerima insentif tidak boleh melakukan PHK terhadap karyawannya. 

    Dukungan ini, menurut Farhan, bukan sekadar formalitas. Ia ingin memastikan bahwa kebijakan yang diambil benar-benar menyentuh kebutuhan industri perhotelan secara langsung. 

    “Bukan setengah hidup lagi. Kita dukung habis-habisan industri hotel di Bandung,” tambahnya.

  • Jemaah Haji Kloter 3 Debarkasi Palembang Tiba di Tanah Air, 1 Jemaah Masih Sakit, 1 Meninggal Dunia

    Jemaah Haji Kloter 3 Debarkasi Palembang Tiba di Tanah Air, 1 Jemaah Masih Sakit, 1 Meninggal Dunia

    Liputan6.com, Palembang – Jemaah haji kloter tiga debarkasi Palembang asal kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Timur, Sumsel, telah tiba di tanah air. Meski begitu, ada satu Jemaah atas nama Ahmad Salam (69), yang tertunda kepulangannya karena sakit. Selain sakit, menurut catatan, ada satu jemaah dari kloter ini yang meninggal dunia atas nama Kamsinah Sarifal (61). Jemaah haji itu meninggal di Makkah pada 8 Juni 2025 lalu.

    Ketua PPIH Debarkasi Palembang Syafitri Irwan, Minggu (15/6/2025) mengatakan, dari data yang ada, saat berangkat jemaah haji kloter 3 Debarkasi Palembang tercatat ada 370 jemaah, 1 jemaah masih sakit, dan 1 jemaah dilaporkan meninggal dunia.

    “Jemaah sakit dirawat di RS King Abdul Aziz Makkah. Sehingga yang kembali ke Tanah Air hari ini berjumlah 368 orang,” katanya.

    Jika sudah pulih, kata Syafitri, jemaah yang sakit tersebut akan kembali ke Tanah Air bersama dengan kloter berikutnya. Dirinya juga mendoakan semoga yang bersangkutan cepat sembuh dan bisa Kembali ke Tanah Air.

    Syafitri juga mengatakan, hingga saat ini, sudah tiga kloter Debarkasi Palembang yang Kembali ke Tanah Air, setelah memberangkatkan total 1.105 jemaah haji. Dirinya juga menyebutkan, proses pemulangan jemaah haji sejauh ini berjalan lancar.

    “Kita berharap, kondisi ini dapat dipertahankan hingga pemulangan terakhir pada 10 Juli mendatang,” katanya.

    Dirinya juga berpesan, seluruh jemaah yang telah tiba di Tanah Air tetap tetap mengonsumsi makanan dan minuman sehat dan bergizi. Ini penting, katanya, agar kondisi fisik cepat pulih usai menjalani rangkaian ibadah haji yang cukup panjang.

  • Jelang Blasting, Masmindo Gelar Prosesi Adat Mangngolo Ri Arajang di Kedatuan Luwu

    Jelang Blasting, Masmindo Gelar Prosesi Adat Mangngolo Ri Arajang di Kedatuan Luwu

    Liputan6.com, Luwu – PT Masmindo Dwi Area (MDA) melaksanakan prosesi adat Mangngolo Ri Arajang di Kedatuan Luwu pada Minggu (15/6/2025) sore. Kegiatan sebagai bagian dari sosialisasi kegiatan peledakan (blasting) yang akan segera dilakukan. Prosesi ini menjadi simbol penghormatan MDA terhadap kearifan lokal dan bentuk permohonan restu adat sebelum memulai tahapan penting dalam operasional pertambangan.

    Acara sakral yang berlangsung di Salassae Kedatuan Luwu ini dipimpin langsung oleh YM Cenning Luwu Hj. Andi ST Husaima, Opu Daeng Ripajung, bersama para pemangku adat Kedatuan Luwu. Hadir pula Anak Tellue, Maddika Bua, Maddika Ponrang, Makole Baebunta, perwakilan adat Latimojong, Maddika Ulusalu, serta jajaran manajemen MDA yang dipimpin oleh Kepala Teknik Tambang (KTT).

    Mangngolo Ri Arajang merupakan ritual adat masyarakat Luwu sebagai wujud penghormatan terhadap kekuatan spiritual dan seluruh makhluk hidup, baik yang kasat mata maupun tidak. Prosesi ini menjadi bentuk permohonan izin dan restu agar seluruh kegiatan yang direncanakan dapat berjalan dengan lancar dan membawa kebaikan bagi semua pihak.

    Dalam sambutan adat, YM Opu Cenning yang diwakili oleh YM Maddika Bua menegaskan pentingnya memulai setiap langkah besar di tanah Luwu dengan niat baik dan penghormatan terhadap adat.

    “Blasting adalah bagian dari aktivitas industri yang tentu sudah melalui perhitungan teknis. Namun di Luwu, kami percaya bahwa setiap gerak harus sejalan dengan restu budaya dan kearifan lokal. Kami menyambut baik langkah MDA yang tidak hanya memenuhi kewajiban teknis, tetapi juga menunjukkan penghormatan pada nilai-nilai leluhur kami,” kata Opu Cenning. 

    Sebelumnya, MDA telah melakukan sosialisasi teknis kepada masyarakat di sekitar area tambang, berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Luwu, Forkopimda, hingga perangkat desa. Dalam sosialisasi tersebut, MDA memaparkan detail tentang aspek keselamatan, radius aman peledakan, hingga prosedur mitigasi dampak lingkungan.

    Kepala Teknik Tambang MDA, Mustafa Ibrahim, menegaskan bahwa kegiatan blasting yang akan dilaksanakan sudah dirancang dengan standar keselamatan tinggi dan memenuhi seluruh perizinan dari Kepolisian serta Kementerian ESDM.

    “Blasting kami laksanakan secara terukur, aman, dan telah sesuai regulasi. Kami berkomitmen menjaga keselamatan dan meminimalisir dampak bagi lingkungan dan masyarakat sekitar,” ucap Mustafa.

    Prosesi adat ini menjadi bagian dari komitmen MDA dalam membangun hubungan yang harmonis dengan masyarakat dan lembaga adat setempat. MDA meyakini bahwa keberhasilan operasional tambang tidak hanya ditentukan oleh aspek teknis dan investasi, tetapi juga oleh penghormatan serta kepekaan terhadap budaya dan nilai-nilai lokal yang hidup di tengah masyarakat.

     

    Presiden Joko Widodo dan Ibu Iriana membuka proses bleketepe di rumah calong pengantin pria sebagai pertanda dimulainya prosesi pernikahan adat jawa.

  • Serikat Karyawan Angkasa Pura Indonesia Bandara Kualanamu Pakai Pita Hitam Sambil Kerja, Ada Apa?

    Serikat Karyawan Angkasa Pura Indonesia Bandara Kualanamu Pakai Pita Hitam Sambil Kerja, Ada Apa?

    Informasi diperoleh, ada ketegangan karyawan di Bandara Kualanamu, khususnya disuarakan DPC Sekarpura Bandara Kualanamu yang sebelumnya karyawan eks PT Angkasa Pura II.

    Ketegangan tejadi akibat adanya kebijakan-kebijakan yang dilakukan pihak pengelola saat ini yakni PT Angkasa Pura Aviasi bersama GMR Airport asal India dianggap kurang berkeadilan bagi karyawan yang masih memlih tetap di Angkasa Pura Indonesia.

    Sebagai bentuk perjuangan dan perlawanan para anggota DPC Sekarpura Bandara Kualanamu juga membunyikan alarm dengan memasang status di profil WhatsApp.

    Status para Anggota Sekarpura Bandara Kualanamu bertuliskan “Ketika Ketidakadilan Menjadi Hukum, Maka Perjuangan Adalah Kewajiban, 1 komaNdo-336, DPC Sekarpura Bandara Kualanamu”.

     

  • Mengenal Warning, Tempat Menikmati Kue Balok dan Cincau Hijau Organik di Dago Bandung

    Mengenal Warning, Tempat Menikmati Kue Balok dan Cincau Hijau Organik di Dago Bandung

    Liputan6.com, Bandung – Kawasan Dago di Bandung dikenal sebagai salah satu pusat wisata yang tak pernah kehilangan pesonanya. Selain menyuguhkan pemandangan alam yang sejuk dan asri, Dago juga menjadi tujuan favorit wisatawan karena deretan tempat kuliner.

    Berbagai makanan khas Sunda bisa ditemukan dengan mudah baik di restoran besar maupun warung kaki lima. Suasana yang nyaman membuat Dago menjadi tempat yang cocok untuk bersantai sambil mencicipi hidangan lokal.

    Salah satu kuliner khas Bandung yang cukup populer dan bisa ditemukan di sekitar Dago adalah kue balok. Makanan ini memiliki bentuk persegi panjang kecil dengan tekstur padat dan rasa yang manis legit.

    Kue balok biasanya dibuat dari bahan-bahan sederhana seperti tepung terigu, telur, gula, dan mentega. Namun, yang membuatnya istimewa adalah cara pembuatannya memberikan cita rasa khas dan aroma yang menggoda.

    Kue balok bisa dinikmati dalam berbagai varian rasa seperti cokelat, keju, hingga green tea. Di kawasan Dago, terdapat beberapa penjaja kue balok yang menyajikan kue ini dalam keadaan setengah matang sehingga bagian tengahnya lumer ketika digigit.

    Sensasi tersebut menjadi daya tarik tersendiri terutama bagi wisatawan muda yang mencari pengalaman kuliner yang berbeda. Tidak jarang, antrean pembeli terlihat di lapak-lapak penjual kue balok saat malam hari.

    Teksturnya yang lembut di dalam dan sedikit renyah di luar membuatnya cocok disantap bersama secangkir kopi atau teh hangat. Salah satu tempat makan kue balok yang cukup populer di kawasan Dago sendiri adalah Warning Kue Balok dan Cincau Hijau Organik.

  • Status 4 Pulau Aceh Masuk Sumut Bukan di Masa Gubernur Bobby Nasution

    Status 4 Pulau Aceh Masuk Sumut Bukan di Masa Gubernur Bobby Nasution

    Direktur Jenderal (Dirjen) Bina Administrasi Kewilayahan (Adwil) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Safrizal ZA dalam rilis pers Puspen Kemendagri apada 11 Juni 2025, penetapan status administrasi Pulau Mangkir Gadang, Mangkir Ketek, Lipan, dan Panjang telah melalui proses verifikasi oleh Tim Nasional Pembakuan Nama Rupabumi.

    Setelah seluruh tahapan dilalui, status 4 pulau tersebut kemudian ditetapkan secara resmi melalui Kepmendagri.

    Diceritakan Safrizal, proses verifikasi telah dilakukan sejak 2008. Saat itu, Tim Nasional Pembakuan Nama Rupabumi melakukan verifikasi pulau di Provinsi Sumut dan Aceh.

    Tim tersebut terdiri dari Kemendagri, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal) – kini Badan Informasi Geospasial (BIG), Dishidros TNI AL, pakar toponimi, serta pemerintah daerah (Pemda) terkait.

    Hasil verifikasi saat itu menunjukkan bahwa di Provinsi Sumut terdapat 213 pulau, termasuk Pulau Mangkir Gadang, Mangkir Ketek, Lipan, dan Panjang. Hal ini juga dikonfirmasi oleh Gubernur Sumut saat itu melalui surat bernomor 125/8199 tertanggal 23 Oktober 2009.

  • Tawuran Pelajar di Sumedang, Dedi Mulyadi Kirim Pelaku ke Barak Militer

    Tawuran Pelajar di Sumedang, Dedi Mulyadi Kirim Pelaku ke Barak Militer

    Liputan6.com, Bandung – Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi menyayangkan masih adanya aksi tawuran di kalangan pelajar. Aksi tawuran antarpelajar itu diketahui terjadi di Jalan Atas Cadas Pangeran, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat pada Kamis malam, 12 Juni 2025.

    Akibat tawuran tersebut, dua pelajar mengalami luka serius karena sabetan senjata tajam. “Masih juga ada anak-anak SMK di Sumedang yang masih tawuran,” ucap Dedi dalam unggahan di akun Instagram @dedimulyadi71 pada Minggu, 16 Juni 2025.

    Dedi mengeklaim, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat telah melakukan tiga langkah untuk menindaklanjuti para pelajar yang terlibat dalam aksi tawuran tersebut. 

    Dari 29 pelajar yang diamankan, delapan ditetapkan sebagai tersangka dan dijerat Pasal 170 KUHP serta Undang-Undang Darurat Nomor 12 Tahun 1951 tentang kepemilikan senjata.

    “Yang pertama, yang terlibat kriminal dan melukai orang itu berproses secara hukum,” ucap Dedi.

    Adapun 11 pelajar diserahkan Pusat Pembelajaran Keluarga (Puspaga) DPPKBP3A Kabupaten Sumedang untuk pembinaan psikososial dan konseling.

    “Yang kedua, ada yang dirawat atau dibina di dinas sosial,” pungkas mantan Bupati Purwakarta ini. 

    Sementara 10 pelajar lainnya, kata Dedi, diserahkan ke Barak Militer Dodiklat TNI AD untuk menjalani pembinaan karakter.

    “Yang ketiga, ada yang dimasukin di Dodik Bela Negara untuk melakukan pendidikan bersama yang lainnya untuk menjadi anak-anak hebat,” tuturnya.

    Dedi lantas mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak, baik yang pro maupun kontra terhadap kebijakannya.

    “Itulah langkah-langkah yang dilakukan oleh Pemprov Jabar, dan saya ucapkan terima kasih bagi semuanya, baik yang menyukai maupun yang tidak menyukai, kedua-duanya adalah saudara saya,” tutupnya.

     

    Penulis: Arby Salim