Category: Liputan6.com Regional

  • Dodol Nanas Simadu, Cita Rasa Legit dari Subang Menyatu dalam Setiap Lembaran Kenyal Penuh Kejutan

    Dodol Nanas Simadu, Cita Rasa Legit dari Subang Menyatu dalam Setiap Lembaran Kenyal Penuh Kejutan

    Adukan harus dilakukan tanpa henti selama berjam-jam, biasanya antara 6 hingga 8 jam, hingga adonan mengental, mengkilap, dan mulai terlepas dari pinggiran wajan. Tak ada mesin otomatis, tak ada teknologi canggih semua dilakukan secara manual, mengandalkan kekuatan lengan dan ketelatenan yang diwariskan dari generasi ke generasi.

    Di sinilah esensi dodol nanas sebuah bentuk penghargaan terhadap kerja keras dan kesabaran yang berbuah manis, dalam arti yang sesungguhnya. Keunikan dari dodol nanas Simadu tidak hanya terletak pada rasa dan bahan dasarnya saja, tetapi juga pada posisinya sebagai ikon kebanggaan daerah Subang.

    Kabupaten yang dikenal sebagai salah satu penghasil nanas terbesar di Indonesia ini menjadikan dodol nanas sebagai oleh-oleh khas yang tak tergantikan. Di setiap sudut pasar tradisional, toko oleh-oleh, hingga sentra UMKM, dodol ini tampil dalam berbagai bentuk dari yang dikemas klasik dalam balutan plastik bening panjang-panjang, hingga yang sudah modern dalam kemasan elegan yang siap dijadikan buah tangan.

    Dalam berbagai acara resmi, festival buah, hingga pameran produk lokal, dodol nanas selalu hadir sebagai duta rasa dari Subang. Bahkan di kalangan wisatawan lokal maupun mancanegara, dodol ini telah menjadi simbol kenangan manis akan perjalanan mereka ke Subang suatu bentuk pengalaman rasa yang khas dan tak bisa dijumpai di tempat lain.

    Menariknya, di tengah arus globalisasi dan maraknya camilan impor serta makanan ringan instan, dodol nanas Simadu mampu bertahan dan bahkan mulai meraih popularitas baru berkat kreativitas generasi muda dan pelaku UMKM lokal. Inovasi rasa mulai bermunculan ada dodol nanas dengan tambahan keju, cokelat, hingga varian rasa pedas manis yang kekinian.

    Namun, inti dari dodol nanas Simadu tetap tak berubah pada kelezatan asli nanas dan keuletan dalam pengolahan. Bahkan di beberapa tempat, wisatawan bisa langsung menyaksikan proses pembuatan dodol ini sebagai bagian dari wisata edukasi agro.

    Pengalaman menyaksikan adonan dodol diaduk dalam kuali besar sambil mencium aroma manis nanas yang menyeruak, menjadi daya tarik tersendiri yang menambah nilai budaya dan pariwisata Subang. Di sinilah dodol nanas menjelma bukan hanya sebagai makanan, tetapi sebagai simbol sinergi antara alam, budaya, dan manusia.

    Di tengah gemuruh industri makanan modern, dodol nanas tetap berdiri tegak membawa serta cita rasa lokal yang otentik, yang tak hanya mengenyangkan, tetapi juga menghangatkan kenangan dan mengukir kesan.

    Maka, jika kamu berkesempatan singgah di Subang, jangan lupa untuk membawa pulang sepotong kenangan manis bernama dodol nanas Simadu camilan sederhana dengan jiwa besar yang tak akan lekang oleh waktu.

    Penulis: Belvana Fasya Saad

  • Geplak, Warna-Warni Tradisi Yogyakarta dalam Sepotong Kue Kelapa

    Geplak, Warna-Warni Tradisi Yogyakarta dalam Sepotong Kue Kelapa

    Tak heran jika hingga kini Geplak masih sering hadir dalam berbagai acara tradisional masyarakat Yogyakarta, seolah menjadi benang penghubung antara generasi lama dan baru.

    Di wilayah Bantul, yang dikenal sebagai salah satu sentra produksi Geplak, para pengrajin kue ini masih mempertahankan cara-cara tradisional dalam pembuatannya memarut kelapa secara manual, merebus gula dengan hati-hati agar tidak gosong, hingga memilih pewarna alami yang aman dan ramah lingkungan.

    Proses ini memerlukan ketelatenan dan kesabaran tinggi, mencerminkan nilai-nilai kehidupan orang Jawa yang penuh ketekunan dan rasa syukur. Meski di tengah arus globalisasi dan derasnya tren kuliner modern, Geplak tetap mampu mempertahankan eksistensinya.

    Bahkan, banyak pelaku UMKM dan generasi muda kini mulai mengemas Geplak dalam bentuk yang lebih kekinian tanpa menghilangkan keaslian rasanya mulai dari kemasan menarik hingga varian rasa yang lebih variatif, seperti cokelat, vanila, atau bahkan durian.

    Hal ini membuktikan bahwa kue tradisional pun bisa berevolusi tanpa kehilangan identitasnya. Geplak tak hanya dijual di pasar tradisional atau oleh-oleh khas Yogyakarta, tetapi juga mulai menembus pasar digital, menempati etalase toko daring sebagai salah satu kuliner otentik yang patut dicoba.

    Dalam setiap paket Geplak yang dijual, tersimpan cerita tentang budaya, rasa, dan perjalanan panjang sebuah kue sederhana yang telah menjadi bagian dari denyut nadi kehidupan masyarakat Yogyakarta.

    Di setiap butiran gula yang mengilap, di setiap warna yang cerah menyala, dan di setiap serat kelapa yang lembut, Geplak menyampaikan pesan yang dalam bahwa kebahagiaan sejati seringkali hadir dalam bentuk yang paling sederhana.

    Maka, jika Anda berkunjung ke Yogyakarta, jangan lupa mencicipi Geplak karena di dalamnya, Anda tidak hanya menemukan rasa manis, tapi juga sepotong kisah tentang tanah yang kaya akan budaya dan cinta.

    Penulis: Belvana Fasya Saad

  • Gunung Dukono Erupsi, Kolom Abu Menyeruak 1.100 Meter

    Gunung Dukono Erupsi, Kolom Abu Menyeruak 1.100 Meter

    Berdasarkan data PVMBG, menurut hasil pemantauan sepanjang periode Minggu (29/6/2025), pukul 00.00-24.00 WIB, Gunung Dukono mengalami sebanyak 156 kali gempa Letusan/Erupsi dengan amplitudo 6-34 mm, dan lama gempa 30.24-208.42 detik, lalu 1 kali gempa Vulkanik Dangkal dengan amplitudo 12 mm, dan lama gempa 27.16 detik, serta 1 kali gempa Tektonik Lokal dengan amplitudo 8 mm, S-P 9.59 detik dan lama gempa 50.81 detik.

    Dalam periode pengamatan tersebut, Gunung Gukono juga mengalami 1 kali gempa Tektonik Jauh dengan amplitudo 7 mm, S-P 16.69 detik dan lama gempa 63.26 detik, lalu 1 kali gempa Tremor Menerus dengan amplitudo 2-5 mm, dominan 3 mm.

  • Mahasiswa Unpad Rancang Alat Deteksi Jatuh Kejang Pasien Epilepsi dan Lansia

    Mahasiswa Unpad Rancang Alat Deteksi Jatuh Kejang Pasien Epilepsi dan Lansia

    Keunggulan signifikan dari sistem ini, katanya, terletak pada kemampuannya membedakan secara presisi antara pola gerakan jatuh dan aktivitas normal sehari-hari, seperti berjalan, berlari, maupun gerakan ibadah seperti rukuk dan sujud.

    Dengan pendekatan algoritmik yang cermat, aplikasi tersebut diklaim tidak hanya responsif dalam mengenali insiden jatuh, tetapi juga meminimalkan kesalahan deteksi, sehingga menghasilkan akurasi tinggi dan kecepatan respons yang krusial dalam situasi darurat.

    “Inovasi menggunakan metode klasifikasi berbasis pohon keputusan yang mampu mengelompokkan data gerakan tubuh secara sistematis ke dalam empat kategori utama: jatuh ke depan, ke belakang, ke kanan, dan ke kiri,” jelasnya.

    Ketersediaan alat ini dinilai penting mengingat pasien epilepsi berisiko 57 persen lebih tinggi untuk mengalami jatuh akibat kejang dan kematian. Meskipun prevalensinya tinggi, saat ini diaku belum ada alat deteksi jatuh yang efektif dan cepat untuk pasien epilepsi.

    “Safeguard adir untuk memberikan solusi dengan mendeteksi kejang dan jatuh, serta memberikan peringatan segera kepada keluarga atau pengasuh pasien,” dikutip dari siaran pers.

     

  • Viral Pulau Sumba Dijual di Situs Daring, Begini Kata Wagub NTT

    Viral Pulau Sumba Dijual di Situs Daring, Begini Kata Wagub NTT

     

    Liputan6.com, Kupang – Pulau Sumba dijual di situs daring ramai jadi diperbincangkan di media sosial. Terkait hal itu, Wagub Nusa Tenggara Timur Johni Asadoma mengatakan, pihak nya belum bisa memastikan apakah berita itu benar atau hanya pekerjaan orang iseng saja.

    “Kita sedang selidiki hal ini. Kita sampai sekarang masih belum tahu apakah itu betul atau hanya orang iseng,” katanya, Minggu (29/6/2025).

    Sebelumnya tersiar kabar viral Pulau Sumba dijual di situs daring Private Islands, mulai dari Sumba Timur, Sumba Barat, Sumba Tengah, dan Sumba Barat Daya (SBD).

    Johni menegaskan, tidak mungkin masyarakat adat di seluruh Pulau Sumba akan rela menjual atau merelakan pulau tersebut dibeli orang.

    “Jangankan masyarakat adat, tetapi pemerintah juga tidak rela jika pulau itu dijual secara bebas, baik di situs daring atau di media sosial,” katanya.

    Mantan Kapolda Nusa Tenggara Timur itu mengatakan, pihaknya akan terus mencari tahu siapa yang membuat heboh dan gaduh di media sosial tersebut.

    “Menurut saya mungkin ini hanya orang iseng yang mau membuat kegaduhan. Tetapi nanti kita lihat saja,” katanya.

    Pulau Sumba menjadi satu dari lima pulau di Indonesia yang dijual di situs Private Islands. Selain Pulau Anambas di Kepulauan Riau, pulau Panjang di Nusa Tenggara Barat, Pulau Seliu di Bangka Belitung serta satu lokasi lagi Surf Beach Property di NTT.

    Pulau Sumba menjadi habitat asli bagi sekawanan Kuda Sandelwood, namun populasinya makin berkurang.

  • Nagasari, Kelezatan Lembut dalam Balutan Daun Pisang yang Harum Khas Jawa Barat

    Nagasari, Kelezatan Lembut dalam Balutan Daun Pisang yang Harum Khas Jawa Barat

    Tidak heran jika banyak orang yang menyebut Nagasari sebagai simbol kasih sayang keluarga, makanan yang lebih dari sekadar pengganjal lapar, melainkan juga penyambung ikatan batin antar generasi.

    Meskipun Nagasari dapat ditemukan di banyak pasar tradisional di berbagai daerah di Indonesia, namun Nagasari dari Jawa Barat memiliki keunikan tersendiri. Di wilayah Sunda, penggunaan santan kental cenderung lebih dominan, memberikan rasa gurih yang kuat dan tekstur yang sangat lembut.

    Pisang yang digunakan pun dipilih dengan cermat harus matang sempurna namun tidak lembek, agar ketika dikukus tetap utuh dan tidak hancur. Di beberapa daerah di Jawa Barat, Nagasari juga sering dibuat dalam versi mini yang lebih mungil, menyesuaikan dengan tradisi penyajian dalam acara hajatan atau sebagai suguhan tamu.

    Bahkan ada juga variasi yang menggunakan tepung sagu sebagai campuran, menciptakan sensasi kenyal yang unik namun tetap mempertahankan identitas aslinya. Tradisi makan Nagasari pun sering kali dibarengi dengan menyeruput teh hangat atau kopi tubruk, menciptakan momen santai yang penuh kekeluargaan dan keakraban.

    Namun, di tengah tantangan zaman yang semakin cepat dan praktis, keberadaan Nagasari sempat terpinggirkan. Generasi muda yang lebih mengenal donat, mille crepe, atau kue-kue viral dari luar negeri, mulai melupakan cita rasa lokal yang penuh nilai sejarah ini.

    Untungnya, dalam beberapa tahun terakhir, muncul kembali gerakan untuk mengangkat kembali camilan tradisional sebagai bagian dari identitas budaya. Para pelaku UMKM, food blogger, dan pecinta kuliner nusantara mulai mengenalkan kembali Nagasari melalui berbagai platform digital, baik dalam bentuk resep klasik maupun inovasi rasa seperti Nagasari cokelat, Nagasari keju, bahkan Nagasari pandan.

    Meskipun mengalami modifikasi, esensi dari camilan ini tetap dipertahankan kehangatan yang datang dari kelembutan adonan dan manisnya pisang yang dibalut cinta dalam daun pisang yang harum.

    Melalui adaptasi ini, Nagasari berhasil membuktikan dirinya sebagai makanan yang tidak hanya hidup dalam ingatan masa lalu, tapi juga mampu menyesuaikan diri dalam selera masa kini tanpa kehilangan jati diri.

    Penulis: Belvana Fasya Saad

  • Gempa Magnitudo 5,0 Guncang Laut Banda Maluku, Tidak Berisiko Tsunami

    Gempa Magnitudo 5,0 Guncang Laut Banda Maluku, Tidak Berisiko Tsunami

     

    Liputan6.com, Jakarta – Gempa Magnitudo 5,0 mengguncang wilayah Laut Banda, Maluku Tenggara Barat, Maluku, Senin pagi (30/6/2025), pukul 06.38.41 WIB. Badan meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan, lokasi gempa Laut Banda Ini berada pada koordinat 6,41° LS ; 131,45° BT, dengan episenter gempa berada di laut 174 Km Timur Laut Tanimbar, Maluku pada kedalaman 107 km. 

    Direktur Gempa dan Tsunami BMKG Daryono mengatakan, memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa Laut Banda ini merupakan gempa menengah akibat adanya aktivitas deformasi batuan dalam Lempeng Laut Banda. 

    “Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan geser turun (oblique normal),” kata Daryono.

    Daryono juga mengatakan, berdasarkan estimasi peta guncangan (shakemap), gempabumi ini menimbulkan guncangan di daerah Molu Maru, Wuar Labobar dan daerah Tanimbar Utara dengan skala intensitas II – III MMI.

    Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempabumi tersebut.

    “Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa tidak berpotensu tsunami,” ungkap Daryono.

    Hingga pukul 07.10 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempabumi susulan (aftershock). Meski begitu, warga diimbau tetap waspada terhadap kemungkinan terjadinya gempa susulan.

  • Turun Tanah, Jejak Lembut Tradisi Sunda Menyambut Langkah Awal Kehidupan

    Turun Tanah, Jejak Lembut Tradisi Sunda Menyambut Langkah Awal Kehidupan

    Ada bagian dalam prosesi ini di mana bayi akan diarahkan untuk memilih benda-benda tertentu yang sudah disusun di hadapannya misalnya pensil, uang logam, cermin, kitab, atau mainan kecil lainnya. Tiap benda memiliki makna simbolik tersendiri pensil bisa berarti kecerdasan, uang logam menandakan rezeki, kitab mencerminkan kesalehan, dan sebagainya.

    Tradisi ini disebut niti barang, dan dipercaya sebagai gambaran awal karakter atau minat sang anak di masa mendatang. Meskipun secara ilmiah hal ini belum tentu terbukti, namun secara psikologis dapat menjadi awal yang baik bagi orang tua untuk mengamati dan memahami perkembangan anak mereka.

    Tradisi ini juga menjadi bentuk ikatan emosional antara anak dan komunitas, karena seluruh keluarga dan tetangga biasanya turut hadir, menyaksikan, dan memberikan restu dalam kebersamaan yang hangat.

    Selain aspek spiritual dan simbolik, Turun Tanah juga mengandung nilai sosial yang sangat kuat. Upacara ini menjadi ajang untuk mempererat tali silaturahmi antaranggota keluarga, tetangga, serta masyarakat luas.

    Kegiatan ini biasanya disertai dengan jamuan makanan khas Sunda seperti nasi kuning, tumpeng mini, urap, atau kue tradisional seperti nagasari dan surabi. Dalam suasana yang penuh kekeluargaan, Turun Tanah menjelma menjadi pesta budaya kecil yang menghidupkan kembali semangat gotong royong dan kebersamaan. Tak jarang, dalam beberapa daerah di Tatar Sunda, upacara ini juga diiringi dengan musik tradisional, seperti degung atau kecapi suling, yang menambah kesakralan suasana. Di tengah arus modernitas yang kian deras, tradisi ini tetap mampu bertahan dan dihidupkan ulang oleh generasi muda yang sadar akan pentingnya melestarikan warisan leluhur.

    Bahkan, di beberapa kota besar, keluarga Sunda yang hidup di perantauan pun masih menggelar Turun Tanah meski dengan bentuk yang lebih sederhana, demi menjaga jati diri dan akar budaya mereka. Turun Tanah bukan hanya menjadi cerminan kekayaan budaya Sunda, tetapi juga merupakan perwujudan dari cinta kasih yang dalam antara orang tua dan anak, serta antara manusia dan alam.

    Di balik kesederhanaan upacara ini, tersimpan filosofi kehidupan yang luhur bahwa setiap langkah pertama anak di dunia harus disambut dengan kesadaran, kehati-hatian, dan harapan.

    Tradisi ini mengajarkan bahwa kehidupan bukan hanya tentang tumbuh secara fisik, melainkan juga tentang membentuk karakter, membangun hubungan spiritual dengan lingkungan, dan merawat nilai-nilai kemanusiaan sejak dini.

    Dalam suasana yang penuh khidmat dan kehangatan, Turun Tanah bukan sekadar mengenalkan bayi pada bumi, tetapi juga membuka jalan bagi tumbuhnya manusia yang selaras dengan alam, masyarakat, dan dirinya sendiri.

    Penulis: Belvana Fasya Saad

     

  • Prakiraan Cuaca Kota Batam Hari Ini, 30 Juni 2025

    Prakiraan Cuaca Kota Batam Hari Ini, 30 Juni 2025

    Liputan6.com, Bandung – Batam merupakan salah satu kota besar di Indonesia yang berada di Provinsi Kepulauan Riau. Letaknya yang berada di jalur pelayaran internasional dan berdekatan dengan Singapura menjadikan Batam berkembang pesat sebagai pusat industri.

    Selain itu, kota ini juga menjadi lokasi perdagangan dan kawasan manufaktur yang penting di wilayah Indonesia. Kegiatan ekonomi di kota ini berlangsung sangat dinamis mulai dari arus barang, aktivitas di pelabuhan, hingga operasional pabrik.

    Memiliki aktivitas yang padat tentunya informasi mengenai kondisi cuaca menjadi hal penting yang tak bisa dilewatkan terutama untuk memastikan kelancaran berbagai kegiatan industri.

    Letak geografis Batam yang dikelilingi perairan dan beriklim tropis membuat perubahan cuaca di kota ini dapat terjadi secara cepat. Fenomena seperti angin kencang, hujan deras, hingga kabut asap dari wilayah lain bisa muncul secara tiba-tiba.

    Kemudian bagi penduduk Batam khususnya mereka yang bekerja di sektor industri dan logistik prakiraan cuaca menjadi acuan penting dalam merencanakan aktivitas harian karena informasinya membantu untuk menyesuaikan jadwal pekerjaan di luar ruangan.

    Melansir dari data prakiraan cuaca dari BMKG pada Senin, 30 Juni 2025 Kota Batam diperkirakan akan mengalami cuaca cerah hingga berawan.

  • Menyelami Keelokan Pantai Indrayanti, Permata Tersembunyi di Selatan Yogyakarta

    Menyelami Keelokan Pantai Indrayanti, Permata Tersembunyi di Selatan Yogyakarta

    Sementara di sore hari, pantai ini berubah menjadi panggung keemasan tempat langit dan laut saling menyapa dalam gradasi warna senja yang meluruhkan segala penat.

    Keindahan ini semakin sempurna dengan keberadaan tebing-tebing batu karang yang mengapit pantai, menciptakan nuansa eksotis yang khas dan tak mudah dilupakan oleh siapa pun yang pernah menginjakkan kaki di sana.

    Tidak hanya pemandangan yang memikat, fasilitas di sekitar Pantai Indrayanti pun tergolong lengkap dan nyaman. Warung makan yang menyajikan hidangan laut segar berdiri rapi di sepanjang bibir pantai, menawarkan berbagai menu khas pesisir seperti ikan bakar, cumi-cumi goreng, hingga udang saus tiram yang menggugah selera.

    Ada pula penginapan dan homestay dengan nuansa tradisional Jawa yang mengajak pengunjung merasakan malam di tepi pantai dengan suara debur ombak sebagai alunan tidur.

    Kebersihan pantai ini juga patut diapresiasi berkat kerja sama antara pengelola dan pengunjung, Pantai Indrayanti tetap terjaga dari sampah dan vandalisme, menjadikannya contoh ideal bagaimana pariwisata bisa berjalan selaras dengan pelestarian lingkungan.

    Setiap datang ke pantai ini adalah undangan untuk merenung lebih dalam, untuk menyadari bahwa di balik kesibukan dunia dan hiruk pikuk kota, selalu ada sudut bumi yang menawarkan ketenangan sejati.

    Pantai Indrayanti adalah pelukan alam yang lembut namun kuat, mengajarkan kita bahwa keindahan tidak selalu hadir dalam keramaian atau sorotan gemerlap, tetapi sering kali tersembunyi dalam sunyi yang sederhana. Jika ada tempat di Yogyakarta yang mampu menyentuh jiwa tanpa banyak kata, maka Indrayanti adalah jawabannya.

     

    Penulis: Belvana Fasya Saad