Category: Liputan6.com Regional

  • Penampakan Buaya Putih Gegerkan Lampung, Juru Kunci Makam Jadi Saksi

    Penampakan Buaya Putih Gegerkan Lampung, Juru Kunci Makam Jadi Saksi

    Liputan6.com, Jakarta Seekor buaya berwarna terang atau diduga buaya putih muncul di aliran Sungai Way Sekampung, Kabupaten Pringsewu, Lampung. Warga resah dengan kemunculan buaya putih. Video penampakan satwa buas itu viral di media sosial, Sabtu (29/11/2025).

    Kapolres Pringsewu AKBP M Yunus Saputra mengatakan, pihaknya telah memintai keterangan sejumlah saksi dan warga sekitar terkait kebenaran informasi tersebut.

    “Sejumlah warga mengaku pernah melihat keberadaan buaya di lokasi tersebut, salah satunya juru kunci makam Pekon Panggungrejo, Kosaini. Dia menyebut pernah melihat buaya di sungai itu sekitar September lalu, namun tidak sempat merekamnya,” kata Yunus dikonfirmasi, Rabu (3/12).

    Berbeda dengan kesaksian tersebut, dua warga Pekon Mataram, Septa dan Suparni, menyatakan pernah melihat langsung sekaligus merekam penampakan buaya sekitar dua bulan lalu. Buaya itu disebut memiliki panjang sekira 1,5 meter dengan warna abu-abu cerah.

    “Kesaksian lain datang dari Tulus, warga Pekon Mataram, yang mengaku melihat buaya muncul pada Sabtu (29/11) dan Minggu (30/11) sekitar pukul 14.00 WIB saat ia memancing di tepi sungai. Buaya tersebut tampak memiliki warna lebih terang daripada buaya umumnya,” jelasnya.

    Meski begitu, Kepala Pekon Panggungrejo Induk, Supartono menyebut, selama ini belum pernah terjadi serangan buaya terhadap warga.

    Pemerintah Desa bersama kepolisian telah memasang sejumlah spanduk peringatan di titik-titik aktivitas warga di bantaran sungai.

  • Kronologi 4 Petani di Kota Serang Tewas Tersambar Petir

    Kronologi 4 Petani di Kota Serang Tewas Tersambar Petir

     

    Liputan6.com, Serang – Nasib nahas dialami para petani di Kecamatan Kasemen, Kota Serang Banten. Mereka tersambar petir hingga mengakibatkan empat orang di antaranya meninggal dunia saat beraktivitas di area persawahan Lingkungan Wadas Badamusalam Barat pada Selasa (2/12/2025) kemarin. 

    Kapolsek Kasemen Iptu Nasihin di Serang, Rabu (3/12/2025) mengatakan, peristiwa itu bermula saat para korban sedang beraktivitas membersihkan rumput liar di sawah.

    “Awalnya para korban tengah bekerja membersihkan rumput di sawah. Namun hujan mulai turun sejak pukul 15.00 WIB,” kata Nasihin.

    Akibat hujan deras tersebut, lanjutnya, para petani menghentikan aktivitas mereka dan kemudian berkumpul untuk berteduh di sebuah gubuk kecil terbuka yang terletak di Blok Si Pencil di tengah area persawahan.

    Nasihin menuturkan para korban bertahan di gubuk tersebut hingga sore hari. Sekitar pukul 17.15 WIB saat cuaca semakin memburuk, petir tiba-tiba menyambar gubuk tempat sembilan warga tersebut bernaung.

    “Peristiwa terjadi secara tiba-tiba. Salah satu korban yang masih mampu berjalan kemudian bergegas ke permukiman warga untuk meminta bantuan,” ujarnya.

    Sementara itu korban lainnya ditemukan tergeletak tidak jauh dari gubuk lokasi kejadian. Berdasarkan pemeriksaan di lokasi, empat orang dinyatakan meninggal dunia, yakni AH (48), SN (52), AW (37), dan RF (48). Adapun lima korban selamat yang mengalami luka-luka adalah SM (27), BH (60), SY (55), AK (55), dan TH (44).

    “Kelima korban tersebut masih dilakukan perawatan karena mengalami luka bakar, dua orang di antaranya dirawat di RSDP Serang, dan tiga orang lainnya di RSUD Kota Serang. Sejauh ini kondisi stabil hanya masih syok,” katanya.

    Ia juga memaparkan hasil pemeriksaan dokter forensik menunjukkan adanya luka bakar, khas pada tubuh para korban meninggal, yang menguatkan dugaan penyebab kematian akibat sambaran petir. Jenazah para korban selanjutnya diserahkan kepada keluarga untuk dimakamkan.

     

  • Detik-detik Korban Banjir Sibolga Panik Saat Diguncang Gempa Bumi

    Detik-detik Korban Banjir Sibolga Panik Saat Diguncang Gempa Bumi

    Sebelumnya, gempa magnitudo 5,0 mengguncang wilayah Nias Selatan, Sumut, Selasa malam (2/12/2025), pukul 20.16.25 WIB. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengatakan, gempa ini memiliki parameter update dengan magnitudo M4,9.

    Episenter gempa Nias Selatan ini terletak pada koordinat 0,39° LU ; 98,62° BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 91 km tenggara Nias Selatan, Sumatera Utara pada kedalaman 33 km.

    Direktur Gempa dan Tsunami BMKG Daryono mengatakan, dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa Nias Selatan yang terjadi merupakan jenis gempa dangkal akibat adanya aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia menunjam ke bawah Lempeng Eurasia.

    “Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa memiliki mekanisme pergerakan geser naik (oblique thrust),” katanya.

    Daryono juga mengatakan, gempa ini berdampak dan dirasakan di daerah Sibolga dan Humbang Hasundutan dengan skala intensitas III MMI, daerah Nias Barat dengan skala intensitas II MMI.

    “Hasil pemodelan menunjukkan gempa tidak berpotensi tsunami,” katanya.

    Hingga pukul 20.30 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa susulan (aftershock).

  • 50 Warga Bertahan Hidup di Hutan, Hanya Makan Nangka Muda dan Air Hujan

    50 Warga Bertahan Hidup di Hutan, Hanya Makan Nangka Muda dan Air Hujan

    Di hari kedua, rasa lapar yang tak tertahankan. Memaksa puluhan warga untuk bertahan hidup di tengah keterbatasan. Di hutan yang sunyi, mereka hanya menemukan satu sumber makanan yang bisa dimakan: nangka muda.

    “Kata adik saya, mereka makan nangka muda yang besarnya sebiji kelereng lalu dipanggang. Hanya itu yang ada di hutan itu,” jelas Rosmawati.

    Nangka muda sekecil kelereng itu menjadi satu-satunya sumber energi. Nangka muda dipanggang seadanya untuk menghilangkan rasa lapar. Untuk menghilangkan dahaga, mereka bergantung sepenuhnya pada alam.

    Air hujan yang mungkin terasa dingin dan pahit, justru menjadi penopang kehidupan di tengah isolasi.

    “Minumnya enggak tahu lagi, mungkin air hujan itu, enggak ada di situ minum,” tambahnya.

     

    Sebanyak 280 warga Batu Busuak, Kecamatan Pauh, Kota Padang masih terisolir dan memilih bertahan di atas bukit setelah banjir bandang tiga kali menerjang kampung mereka secara berturut-turut.

  • Menata Ulang Hidup di Rumah Berdinding Anyaman Kayu

    Menata Ulang Hidup di Rumah Berdinding Anyaman Kayu

    Kepala Desa Mekarsari M. Ilham Maulana menjelaskan Kampung KDM singkatan yang diberikan warga sebagai bentuk apresiasi kepada Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi. 

    Dari target 28 rumah, saat ini 26 unit rumah telah berdiri di lahan seluas 2.700 meter persegi yang menampung 21 KK dari Desa Mekarsari. 

    “Total semua dari Pak Gubernur ada 20 unit rumah, Pak Bupati 5 unit, dan dari desa kita baru 1 unit. Sekarang sudah 26 unit yang berdiri,” jelas Ilham.

    Rumah-rumah tersebut dibangun dengan desain unik, yakni rumah panggung berukuran 5×7 meter, dengan ruang utama 5×5 meter dan dapur dan WC seluas 5 meter. Ilham menyebut desain ini adalah permintaan khusus dari Gubernur Jawa Barat. 

    “Pak Gubernur langsung meminta supaya pembangunan itu dikembalikan ke ornamen zaman dulu. Inginnya rumah panggung,” ujarnya. 

    Desain rumah panggung ini berbeda dengan rencana awal BNPB yang mengusulkan bangunan permanen. Menurut Misbah, desain kayu ini memberikan kenyamanan.

    “Kalau di sini adem, kalau panas gini kita masuk ke dalam enak adem gitu. Ini karena kayu, jadi tidak dingin kalau malam,” tuturnya.  

    Anggaran untuk pembangunan ini mencapai ratusan juta rupiah. Meliputi bantuan provinsi sejumlah Rp 800 juta, dengan rincian Rp 40 juta kali 20 unit rumah, bersumber dari CSR Bank BJB.

    “Jadi Rp 800 juta itu dari Gubernur, Rp 200 juta dari Bupati, dari desa baru satu di angka Rp 40 juta,” jelasnya. 

    Misbah, yang kini kembali bekerja sebagai petani sawah dan kebun di sekitar lokasi baru, merasakan manfaat relokasi ini. 

    “Paling kita dari rumah yang awal dipindah ke sini. Kita tinggal terima kunci saja, tidak ada biaya tambahan,” katanya.

     

  • Polisi di NTT Menyesal Usai Hajar Wanita Pakai Popor Senjata, Propam Tidak Peduli

    Polisi di NTT Menyesal Usai Hajar Wanita Pakai Popor Senjata, Propam Tidak Peduli

    Kejadian tersebut terjadi di wilayah Kota Uneng, Sikka, NTT, Minggu (30/11/2025) sore.

    “Seorang perempuan melapor ke unit Propram Polres Sikka karena mengalami penganiayaan oleh Bripka Akmal Fajri Suksin, anggota Satpolair Polres Sikka,” kata Kabid Humas Polda NTT, Kombes Henry Novika Chandra.

    Menurutnya, dalam kondisi mabuk, Bripka Akmal menuju rumah Hartina dan Yardi, sembari menenteng senjata laras panjang jenis SS1.

    Bripka Akmal memukul kedua orang tersebut menggunakan popor senjata hingga menyebabkan luma memar pada jari tengah Hartina. Pintu rumah mereka pun juga ikutan rusak.

    Usai mendapatkan laporan, lanjut Henry, Unit Propam Polres Sikka langsung menuju ke lokasi, dan langsung menangkap Bripka Akmal.

  • Polisi di NTT Menyesal Usai Hajar Wanita Pakai Popor Senjata, Propam Tidak Peduli

    Polisi di NTT Menyesal Usai Hajar Wanita Pakai Popor Senjata, Propam Tidak Peduli

    Kejadian tersebut terjadi di wilayah Kota Uneng, Sikka, NTT, Minggu (30/11/2025) sore.

    “Seorang perempuan melapor ke unit Propram Polres Sikka karena mengalami penganiayaan oleh Bripka Akmal Fajri Suksin, anggota Satpolair Polres Sikka,” kata Kabid Humas Polda NTT, Kombes Henry Novika Chandra.

    Menurutnya, dalam kondisi mabuk, Bripka Akmal menuju rumah Hartina dan Yardi, sembari menenteng senjata laras panjang jenis SS1.

    Bripka Akmal memukul kedua orang tersebut menggunakan popor senjata hingga menyebabkan luma memar pada jari tengah Hartina. Pintu rumah mereka pun juga ikutan rusak.

    Usai mendapatkan laporan, lanjut Henry, Unit Propam Polres Sikka langsung menuju ke lokasi, dan langsung menangkap Bripka Akmal.

  • Cara Remaja Malang di Lampung Kabur usai Disekap dan Diperkosa 6 Bulan oleh Teman Orang Tuanya

    Cara Remaja Malang di Lampung Kabur usai Disekap dan Diperkosa 6 Bulan oleh Teman Orang Tuanya

    Liputan6.com, Jakarta – Remaja perempuan berinisial NA (16) akhirnya berhasil kabur dan menghubungi orang tuanya setelah diculik dan diperkosa oleh Ida Bagus Made Wibawa (27) selama 6 bulan. Kini pelaku penculikan itu telah ditahan ditetapkan sebagai tersangka oleh polisi.

    Kasatreskrim Polres Lampung Timur, AKP Stefanus Boyoh mengungkapkan kasus itu terungkap setelah orang tua korban dihubungi oleh anaknya menggunakan ponsel warga.

    Korban disekap di rumah pelaku yang berada di Kecamatan Labuhan Ratu sejak Juni 2025. Selama diculik, korban diancam akan dibunuh jika berani melarikan diri.

    “Jadi korban ini berhasil kabur dari rumah pelaku dan meminjam ponsel warga untuk menghubungi ayahnya yang bekerja di Sumatera Selatan, pada Selasa pagi 25 November 2025. Setelah menerima telepon itu, ayah korban langsung menghubungi kerabatnya untuk menjemput korban,” kata Stefanus, Rabu (3/12).

    Setelah berhasil menjemput korban, keluarga kemudian melaporkan peristiwa yang dialami bocah malang tersebut ke polisi.

    “Pada hari yang sama, Selasa sore (25/11), Tim gabungan dari Polres Lampung Timur dan Polsek Braja Selebah langsung bergerak melakukan penyelidikan dan berhasil mengamankan pelaku di rumahnya tanpa perlawanan,” bebernya.

    Pelaku dan orang tua korban saling kenal. NA diculik ketika seorang diri di rumahnya di Desa Braja Indah, Kecamatan Braja Selebah. Sementara orang tuanya, bekerja di Sumatera Selatan.

    “Korban diculik saat sendiri di rumahnya, pada Jumat (6/6) lalu. Orang tua korban sempat melaporkan bahwa anaknya hilang beberapa waktu lalu,” jelasnya.

    Tersangka telah ditahan dan polisi masih mengungkap terkait motif penculikan serta pemerkosaan yang dilakukan oleh Ida Bagus Made Wibawa.

    Karena perbuatan kejinya, tersangka dijerat dengan UU No 17 tahun 2016 tentang penetapan Perpu No 1 tahun 2016 perubahan kedua atas UU no 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 81 UU 17 / 2016 Jo Pasal 82, 83, dan tindak pidana penculikan Pasal 328 KUHP.

    “Ancaman maksimal 15 tahun pidana penjara,” tutup dia.

  • Viral MBG di Banyuwangi Berisi Lauk Ikan Teri, Bikin DPRD Geram

    Viral MBG di Banyuwangi Berisi Lauk Ikan Teri, Bikin DPRD Geram

    Liputan6.com, Jakarta Makan bergizi gratis (MBG) di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur menjadi sorotan meluas. Persoalannya adalah menu yang disajikan berupa ikan teri goreng. Kejadian in menjadi sorotan DPRD setempat.

    Ketua Komisi IV DPRD Banyuwangi Patemo menegaskan, program MBG sudah disediakan anggaran yang sesuai dan juga ada standar menu yang sudah ditentukan oleh Badan Gizi Nasional (BGN). Karena itu seharusnya masalah ini menjadi catatan dan perhatian serius.

    Menurut Patemo, suguhan MBG tak layak yang terjadi di daerah Patoman, Kecamatan Blimbingsari, pada tanggal 2 Desember kemarin, sangat ironis. Kejadian ini menurutnya menjadi catatan bagi komisi IV DPRD Banyuwangi. Terlebih beberapa waktu lalu sudah ada kasus keracunan MBG di Banyuwangi yang seharusnya dijadikan pembelajaran.

    “Menyikapi keadaan ini, harus ada pengawasan serius oleh semua pihak, sebab jika dibiarkan anak–anak sebagai generasi penerus bangsa justru yang akan menjadi korban,” kata Patemo, Rabu (3/12/2025)

    Dia melanjutkan, program yang sudah bagus dengan anggaran sudah cukup ini, realisasinya harus sesuai aturan dan tidak boleh disalahgunakan.

    Komisi IV DPRD Banyuwangi akan melakukan inspeksi mendadak (sidak) untuk mengetahui kondisi nyata di lapangan, sehingga kasus serupa tidak kembali terjadi di Banyuwangi.

    Sementara itu, Sarjana Penggerak Pembangunan Indonesia (SPPI) Banyuwangi menanggapi menu MBG di Kecamatan Blimbingsari yang menyajikan lauk utama ikan teri goreng.

    Selain teri goreng, di nampan MBG tersebut juga berisi nasi, sepotong tahu goreng, seiris mentimun dan seiris buah.

    “Kami menyampaikan permohonan maaf kepada penerima manfaat karena menu MBG tidak sesuai aturan,” kata Korwil SPPI Banyuwangi, Masrulin Dwi Manfi.

    SPPI Banyuwangi disebutnya telah melayangkan teguran kepada satuan pelayanan pemenuhan gizi (SPPG) terkait dan meminta mereka untuk memperbaiki sajian menu berikutnya.

    Teguran tersebut dilayangkan sebab SPPG yang mengampu 1.000 hingga 2.000 porsi setiap harinya itu bukan SPPG baru, lantaran telah berjalan sejak 20 Oktober 2025 sehingga dirasa telah memiliki pengalaman dalam penyajian MBG.

    Selain melayangkan teguran, SPPI juga disebutnya akan memberikan evaluasi dan pendampingan serta akan ahli gizi akan dipantau secara khusus.

    “Insiden ini sangat disayangkan. Seharusnya kita memberikan sajian sesuai ketentuan, jangan sampai yang diberikan ke siswa kurang layak, harus memberikan yang terbaik,” tandasnya.

  • Sisa Luka dan Duka Warga Palembayan Sumbar Usai Dihantam Banjir Bandang

    Sisa Luka dan Duka Warga Palembayan Sumbar Usai Dihantam Banjir Bandang

    Sebelumnya, Pemerintah Kota (Pemkot) Padang, Sumatera Barat (Sumbar) masih terus bergerak untuk membersihkan sampah yang berapa di sejumlah titik sebanyak 3.327 ton sampah yang harus segera dievakuasi demi keamanan pantai dalam waktu sembilam hari.

    “Meski volumenya sangat besar, tidak semua material perlu diangkut ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA),” ujar Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Padang, Fadelan Fitra Masta dikutip dari Antara, Rabu (3/12/2025).

    Fadelan menegaskan, total dari tumpukan sampah yang fantastis mencapai 3.327 ton itu mencakup backlog lima hari, sampah spesifik bencana yang diakibatkan dari pemukiman yang terdampak.

    “Serta kayu gelondong dalam jumlah besar yang terbawa dari hulu sungai, mengakibatkan beberapa titik di pantai ini menjadi lautan kayu, beban sampah yang terbesar adalah kayu gelondongan yang diperkirakan mencapai 1.100 ton,” kata Fadelan.

    Namun, DLH menyatakan bahwa angka sampah yang harus diangkut tidak sampai separuhnya, karena ada beberapa manfaat bagi kawasan pesisir dari hasil pascabencana tersebut.

    Masyarakat di kawasan pesisir juga membantu mengevakuasi sampah-sampah kayu yang berserakan di pesisir panti, namun ada maksud lain dari masyrakat pesisir untuk memungut sampah-sampah tersebut.

    Kayu-kayu yang diangkut oleh pesisir pantai itu memanfaatkan kayu tersebut sebagai pelaku usaha kecil yang menggunakan sebagai bahan bakar untuk produksi

    “Kami berupaya agar tidak semua sampah kayu masuk ke TPA. Selain dimanfaatkan oleh masyarakat, sebagian besar akan kami salurkan ke PT Semen Padang sebagai bahan bakar alternatif,” ucap Fadelan.