Category: Liputan6.com Regional

  • Prakiraan Cuaca di Provinsi Bali Hari Ini Jumat 4 Juli 2025: Berpotensi Hujan

    Prakiraan Cuaca di Provinsi Bali Hari Ini Jumat 4 Juli 2025: Berpotensi Hujan

    Liputan6.com, Bandung – Bali dikenal sebagai salah satu destinasi wisata yang menawarkan berbagai aktivitas luar ruangan seperti mengunjungi pantai, gunung, hingga destinasi desa adat penuh budaya dan mempesona.

    Namun, mengingat daerah ini memiliki destinasi alam yang kaya tentunya sangat bergantung pada kondisi cuaca. Adapun untuk menghindari gangguan dalam agenda wisata masyarakat maupun wisatawan disarankan untuk membawa perlengkapan seperti payung atau jas hujan.

    Persiapan semacam ini menjadi langkah aman agar tetap nyaman meskipun terjadi perubahan cuaca mendadak. Selain itu, informasi prakiraan cuaca juga sangat dibutuhkan oleh pelaku industri wisata seperti pemandu wisata, pengemudi ojek daring, hingga penyedia penginapan.

    Memantau cuaca secara rutin dapat membantu untuk menyusun ulang jadwal kegiatan. Termasuk waktu perjalanan hingga durasi tur demi menjaga kenyamanan dan keselamatan pengunjung.

    Berdasarkan prakiraan cuaca dari BMKG untuk hari ini, Jumat, 4 Juli 2025 wilayah Bali diperkirakan berpotensi mengalami hujan. Contohnya di Kota Denpasar diprediksi turun hujan ringan dengan intensitas suhu 22 hingga 30 derajat celcius.

    Sementara itu, wilayah Gianyar, Badung, Jembrana, hingga Tabanan juga diprediksi turun hujan ringan dengan intensita suhu 21 hingga 28 derajat celcius. Kelembapannya juga berpotensi tinggi mencapai 98 persen.

  • Kisruh Belasan Tahun Tak Kunjung Usai, Presiden Prabowo Diminta Turun Tangan Atasi Konflik Kelenteng Tuban

    Kisruh Belasan Tahun Tak Kunjung Usai, Presiden Prabowo Diminta Turun Tangan Atasi Konflik Kelenteng Tuban

    Liputan6.com, Tuban – Pengurus dan umat berharap Presiden Prabowo Subianto turun tangan untuk menyelesaikan kisruh kepengurusan Tempat Ibadah Tri Dharma (TITD) Kwan Sing Bio Tuban yang telah terjadi selama 13 tahun atau sejak 2012 silam. Langkah itu diambil lantaran konflik internal kembali memanas pasca adanya pemilihan pengurus dan penilik kelenteng pada awal bulan Juni 2025.

    “Aku laporkan ke Pak Presiden Prabowo Subianto. Mohon Bapak Presiden turun tangan untuk menyelesaikan masalah yang terjadi di Kelenteng Tuban,” kata Go Tjong Ping, Ketua Umum Terpilih TITD Kwan Sing Bio Tuban, Kamis (3/7/2025).

    Mantan Anggota DPRD Provinsi Jatim itu merasa prihatin atas polemik kepengurusan di internal TITD Kwan Sing Bio Tuban yang telah terjadi bertahun-tahun tak kunjung selesai. Kisruhnya berdampak terhadap legalitas kepengurusan kelenteng periode 2025-2028 yang diajukan ke Kementerian Agama tidak bisa turun.

    “Sangat disayangkan kelenteng terbesar se-Asia Tenggara ini, cari rekomendasi sangat sulit. Akibatnya, kepengurusan macet tidak dapat rekomendasi dari Kementerian Agama,” tegas Tjong Ping panggilan akrabnya.

    Tjong Ping menyebut sudah tiga kali permohonan legalitas kepengurusan kelenteng yang diajukan ke Kementerian Agama tidak bisa ditindaklanjuti karena masih terjadi sengketa internal. Kejadian pertama pada tahun 2013, 2019, dan kali ini masih terjadi lagi menjelang perayaan hari ulang tahun kelenteng pada 17 Juli 2025.

    “Semoga cepat sadar dan bertobat orang-orang yang buat susah terhadap Kelenteng Kwan Sing Bio Tuban,” tambah Tjong Ping.

    Dia menuding macetnya kepengurusan selama 13 tahun ini dipicu oleh pihak-pihak yang tidak suka melihat kelenteng Tuban maju dan berkembang. Terbukti, ketika ada pemilihan pengurus yang baru selalu muncul penolakan dengan alasan melanggar aturan, padahal ini demi kebaikan bersama.

    “Semua ini demi kebaikan, dan tolong diingat hidup cuma sekali mengapa kok selalu bikin susah Kelenteng Kwan Sing Bio Tuban. Selama 13 tahun tidak pernah punya kepengurusan karena selalu disomasi,” beber Tjong Ping.

     

  • Dibangun Miliaran Rupiah, Bangunan Pasar Rakyat Kenduruan Tuban Berujung Mangkrak

    Dibangun Miliaran Rupiah, Bangunan Pasar Rakyat Kenduruan Tuban Berujung Mangkrak

    Liputan6.com, Tuban – Proyek revitalisasi Pasar Rakyat Kenduruan era mantan Bupati Tuban H Fathul Huda, terkesan dibiarkan mangkrak bertahun-tahun. Akibatnya, kondisi pasar yang dibangun menghabiskan uang rakyat miliaran itu sangat memprihatinkan dan tak terawat.

    “Bangunan sudah jadi tapi dibiarkan mangkrak,” kata Marwan, seorang warga Kenduruan, Tuban, Rabu (2/7/2025).

    Hasil penelusuran situs resmi milik Pemkab Tuban, keberadaan Pasar Rakyat Kenduruan di Desa Sidomukti, Kecamatan Kenduruan, Kabupaten Tuban itu dibangun menggunakan Dana Tugas Pembantuan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dari Kementerian Perdagangan (Kemendag) Republik Indonesia sebesar Rp4 miliar.

    Pemkab Tuban juga mengucurkan dana yang masing-masing Rp200 juta bersumber dari Perubahan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (P-APBD) tahun 2019 dan 2010. Anggaran tersebut diperuntukkan untuk pembangunan pagar depan, saluran air, dan jalan akses masuk pasar.

    Kemudian Pasar Rakyat Kenduruan yang digadang-gadang untuk membangkitkan perekonomian masyarakat setempat itu diresmikan oleh Bupati Tuban H Fathul Huda dan Wabup Noor Nahar Hussein pada awal Desember 2020.

    Pasar tipe D yang telah diresmikan itu memiliki 18 unit kios, 96 unit los, kantor pengelola pasar, musala, ATM, toilet, dan pembuangan sampah sementara.

    Satu tahun kemudian, pemerintah setempat kembali menggelontorkan anggaran lagi sekitar Rp1,7 miliar di tahun 2021 silam. Dana itu untuk penambahan fasilitas seperti sarana listrik, air, pembangunan tempat parkir, plengsengan dan saluran pendukung lainnya.

    Namun saat ini kondisi pasar itu malah tidak difungsikan sebagai mana fungsinya, dan terkesan dibiarkan oleh Bupati Tuban, Aditya Halindra Faridzky. Ironisnya, kondisi bangunan pasar yang sudah menjadi aset Pemkab Tuban itu sudah mulai tampak rusak, banyak rumput, dan tak terawat.

    “Kami sudah pesimis dari awal terkait bangunan pasar rakyat ini. Karena di sini sudah ada pasar tradisional desa. Kenapa bangun pasar lagi,” kata warga merasa prihatin.

    Kepala Dinas Koperasi, UMK dan Perdagangan Kabupaten Tuban, Agus Wijaya, belum bisa menjelaskan kondisi pasar rakyat tersebut ketika dikonfirmasi lewat pesan singkat lewat WhatsApp. Termasuk, pihaknya belum mampu menerangkan terkait apa yang menjadi kendala sampai saat ini kondisi pasar masih tidak difungsikan.

  • Serunya Berwisata di Edupark Mabda Islam Sukabumi: Beri Makan Satwa Lucu, Memanah, dan Berkuda!

    Serunya Berwisata di Edupark Mabda Islam Sukabumi: Beri Makan Satwa Lucu, Memanah, dan Berkuda!

    Selain sebagai destinasi wisata edukasi, Edupark Sukabumi memiliki peran vital bagi Pondok Pesantren Yatim Mabda Islam. 

    “Pertama, karena pesantren kita perlu diketahui memang khusus untuk yatim dan gratis 100 persen, sehingga adanya kawasan wisata ini diharapkan menjadi salah satu sumber pemasukan bagi pesantren untuk membiayai operasional pendidikan anak santri yang ada di sini,” ungkap Abi Sandi. 

    Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa kawasan ini juga berfungsi sebagai wakaf produktif terintegrasi antara peternakan, pertanian, dan wisata. Hasil pertanian dan peternakan di sini tidak hanya menjadi objek wisata, tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan pangan sehari-hari para santri.

    Yang menarik, santri-santri juga dilibatkan langsung dalam pengelolaan area wisata. Mereka belajar berjualan, mengurus hewan, melayani pengunjung, hingga menjaga tiket. 

    “Anak-anak santri kami ajarkan untuk memiliki mental wirausaha. Mereka belajar berjualan di sini dan perlu dicatat juga di sini santri-santri kami tidak boleh bahkan pengunjung dilarang memberikan uang ke santri,” tuturnya. 

    “Jadi kalau mau memberikan perhatian kepada santri cukup dengan membeli jualannya bukan memberi uangnya, karena kami disini sedang mendidik mereka untuk mampu menjadi pengusaha di masa depan sehingga mereka mampu mandiri secara ekonomi,” tegas Abi Sandi.

    Pelibatan santri ini juga bertujuan untuk melatih mental dan kemampuan komunikasi mereka.  Pesantren ini didirikan pada tahun 2018, bersamaan dengan pengembangan Edupark. Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi adalah permodalan. 

    “Karena kita ini benar-benar minim modal hanya mengandalkan apa yang ada dan yang kami bisa yang mungkin tantangan paling utama adalah permodalan karena kami ini memang lembaga sosial yang mengurusi anak-anak yatim yang memang setiap hari membutuhkan operasional tinggi,” jelas Abi Sandi.

    Saat ini, Pondok Pesantren Yatim Mabda Alam menampung sekitar 250 santri dari usia PAUD hingga SMA, berasal dari berbagai daerah di Indonesia seperti Sumatera, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Banten. 

    Edupark Sukabumi menjadi bukti nyata bagaimana pariwisata dapat berkontribusi positif bagi pendidikan dan kemandirian. Adapun jam operasional di sini, buka setiap hari mulai pukul 08.00 WIB sampai 16.00 WIB. 

  • Forkopimda Sukabumi dan Tokoh Lintas Agama Bersatu Redam Isu Pasca Insiden Perusakan Rumah Singgah

    Forkopimda Sukabumi dan Tokoh Lintas Agama Bersatu Redam Isu Pasca Insiden Perusakan Rumah Singgah

    Liputan6.com, Sukabumi Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kabupaten Sukabumi menggelar silaturahmi dengan tokoh lintas agama se-Kabupaten Sukabumi di Pendopo Kabupaten Sukabumi pada Kamis (3/7/2025).

    Pertemuan ini diadakan untuk menanggapi insiden perusakan rumah singgah di Kampung/Desa Tangkil, Kecamatan Cidahu, Kabupaten Sukabumi, pada Jumat (28/6/2025) lalu, sekaligus memperkuat kerukunan antar umat beragama di Sukabumi.

    Bupati Sukabumi, Asep Japar (Asjap), dalam kesempatan tersebut menghimbau seluruh masyarakat untuk tidak mudah terprovokasi. Ia juga menambahkan bahwa situasi di Cidahu saat ini sudah kondusif. 

    “Jadi saya menyampaikan kepada semua jangan mudah terprovokasi, sing nyaah ka Sukabumi (sayangi Sukabumi), masyarakat Sukabumi. Untuk Cidahu sudah selesai tidak ada apa-apa,” ujar Asjap.

    Asjap menjelaskan bahwa upaya pencegahan telah dilakukan bersama pihak kepolisian dan pemerintah daerah dengan memberikan pemahaman kepada masyarakat. 

    Ia mengindikasikan bahwa insiden keagamaan tersebut sebetulnya berawal dari miss komunikasi. Menanggapi status bangunan rumah dirusak, Asjap meluruskan persepsi yang keliru di masyarakat. 

    “Sebetulnya ada miss komunikasi antara tempat ibadah dan rumah ibadah. Jadi itu bukan tempat ibadah, dan itu bukan gereja,” jelasnya. 

    Ia juga menegaskan bahwa bangunan tersebut adalah rumah, bukan tempat ibadah, dan tidak memiliki Izin Mendirikan Bangunan (IMB) sebagai tempat ibadah.

    Terkait kegiatan retret, Asjap menyatakan bahwa semua pihak telah berembuk dan langkah ke depan akan dibahas bersama. Mengenai aktor intelektual, Asjap enggan berkomentar lebih lanjut karena bukan kewenangannya, namun ia berharap tidak ada aktor di balik insiden tersebut.

    “Dari Sukabumi warga harus bersatu, apapun agamanya, Sukabumi dari dulu aman, damai, tentram bagi seluruh umat beragama,” imbuhnya.

     

  • Kampung Adat Ratenggaro, Menyusuri Jejak Megalitikum di Sumba Barat Daya

    Kampung Adat Ratenggaro, Menyusuri Jejak Megalitikum di Sumba Barat Daya

    Kampung Ratenggaro memiliki tata letak pemukiman yang unik. Penataan kampung ini dibagi secara terstruktur dalam tiga zona sakral.

    Zona pertama adalah Ratenggaro Deta, yang berfungsi sebagai area kuburan megalitik dan menjadi tempat paling sakral dalam kampung. Area ini merupakan tempat peristirahatan terakhir para leluhur dan menjadi pusat aktivitas pemujaan.

    Zona kedua adalah Ratenggaro Wawa, yang merupakan area permukiman tempat warga menjalani kehidupan sehari-hari mereka. Zona ini menjadi pusat aktivitas sosial dan ekonomi masyarakat kampung.

    Zona ketiga adalah Pantai Ratenggaro, tempat pelaksanaan ritual pembersihan. Pantai ini memiliki makna spiritual sebagai tempat penyucian diri dan komunikasi dengan kekuatan alam.

    Kampung Ratenggaro memiliki keunikan tersendiri yang membedakannya dari kampung-kampung adat lainnya di Indonesia, khususnya di wilayah Sumba dan Nusa Tenggara Timur. Keistimewaan pertama terletak pada kepadatan kuburan megalitiknya yang merupakan yang tertinggi di seluruh Pulau Sumba.

    Keunikan kedua dapat dilihat dari arsitektur rumah tradisionalnya yang memiliki atap tertinggi di seluruh Nusa Tenggara Timur. Aspek ketiga adalah lokasinya yang berbatasan langsung dengan pantai.

    Penulis: Ade Yofi Faidzun

  • Kebakaran Markas Ormas di Sukabumi, Sebuah Peringatan Penting tentang Keamanan Listrik

    Kebakaran Markas Ormas di Sukabumi, Sebuah Peringatan Penting tentang Keamanan Listrik

    Liputan6.com, Sukabumi – Sebuah insiden kebakaran melanda ruko yang difungsikan sebagai markas salah satu organisasi masyarakat (ormas) di Jalan Siliwangi, Kecamatan Cikole, Kota Sukabumi, pada Kamis (26/6/2025) malam. 

    Peristiwa ini, yang diduga kuat berasal dari korsleting listrik pada kabel antena televisi di lantai tiga gedung, menghanguskan sebagian besar lantai tersebut. 

    Meski tak ada korban jiwa, kejadian kebakaran ini menjadi pengingat serius bagi masyarakat tentang pentingnya pemeriksaan rutin instalasi listrik. Api mulai terlihat sekitar pukul 19.25 WIB, dan dalam waktu singkat melahap lantai tiga ruko.

    Percikan api dari kabel antena televisi disebut-sebut sebagai pemicu awal, menunjukkan bahwa bahkan komponen kecil dalam instalasi listrik rumah tangga pun bisa menjadi sumber bahaya jika tidak dirawat dengan baik. 

    Rikrik Rustiana, Danru Alpha Damkar Kota Sukabumi, mengonfirmasi dugaan awal tersebut. Tim pemadam kebakaran Kota Sukabumi segera merespons dengan menurunkan tiga unit mobil pemadam, dan berkat kesigapan mereka, api berhasil dikendalikan sebelum menyebar lebih luas.

    “Dugaan api sementara, tadi ada saksi mata yang mungkin pertama melihat api ada antena dari atas dari kabel, dugaan sementara dari korsleting listrik yang terbakar mungkin lantai tiga yang di atas, ini kantor ormas,” kata Rikrik. 

    Ia juga menambahkan bahwa barang-barang elektronik di lantai tiga turut menjadi korban keganasan api.

    “Yang terbakar ini cuman bagian atas aja ruangan atas lantai tiga, alhamdulillah tidak sampai merembet ke ruangan yang lain,” terang dia. 

     

    Toko dan Agen BRI (Brilink) di Cilacap Dirampok, 2 Luka Tembak 100 Juta Melayang (Video Amatir Warga)

  • Apa Itu Ndas Glundung? Hantu Kepala yang Menggelinding dengan Wajah Mengerikan

    Apa Itu Ndas Glundung? Hantu Kepala yang Menggelinding dengan Wajah Mengerikan

    Liputan6.com, Bandung – Indonesia tidak pernah kehabisan cerita urban legend yang menarik karena beberapa di antaranya secara aktif selalu dibagikan secara turun-temurun. Adapun salah satu kisah yang populer karena mistisnya adalah cerita sosok “Ndas Glundung”.

    Melansir dari beberapa sumber, dalam bahasa Jawa “ndas” berarti kepala dan “glundung” berarti menggelinding. Sesuai namanya, Ndas Glundung digambarkan sebagai kepala manusia yang bergulir sendiri tanpa tubuh.

    Sosok mengerikan ini sering muncul pada waktu malam hari di tempat-tempat sepi atau angker. Menurut cerita masyarakat, hantu ini konon merupakan arwah penasaran dari seseorang yang mati secara tidak wajar atau karena perbuatan jahat semasa hidup.

    Kepala tersebut muncul dalam kondisi mengenaskan penuh darah, rambut kusut, dan mata melotot. Kadang-kadang, suara gelindingan atau tawa aneh terdengar mendahului kemunculannya.

    Kemunculan hantunya sering kali membuat warga ketakutan karena dianggap sebagai pertanda buruk. Cerita tentang Ndas Glundung cukup berkembang di beberapa daerah di Jawa seperti Jawa Timur dan Jawa Tengah.

    Hantu ini disebut-sebut suka menakuti orang yang berjalan sendirian di malam hari terutama di jalanan sunyi, kuburan, atau kawasan hutan. Beberapa versi bahkan menyebut bahwa Ndas Glundung bisa mengejar korbannya sambil mengeluarkan suara-suara menyeramkan.

    Tak jarang, kisah ini digunakan oleh orangtua untuk menakut-nakuti anak-anak agar tidak bermain di luar rumah hingga larut malam.

  • Izin Jadi ABK Berujung Terjebak Perdagangan Orang di Kamboja, Pemuda Sukabumi Disiksa dan Disekap

    Izin Jadi ABK Berujung Terjebak Perdagangan Orang di Kamboja, Pemuda Sukabumi Disiksa dan Disekap

    Setelah kejadian di China, Bagas menghilang tanpa kabar selama hampir setahun. Pada Jumat 27 Juni 2025, keluarga kembali menerima kabar dari Bagas. Ia sempat menelepon dan melakukan panggilan video singkat, mengabarkan bahwa ia baik-baik saja dan akan pulang ke Sukabumi karena kontrak kerjanya sudah habis.

    Namun, beberapa jam kemudian, di hari yang sama, keluarga menerima panggilan video mengejutkan dari nomor tak dikenal. 

    “Itu baru kita ditelepon di video call dengan kondisi adik saya di tali pakai tambang itu,” kata Rangga dengan nada khawatir.

    Dalam kasus TPPO ini, Bagas mengaku disekap di daerah Bavet, Kamboja, dan mengalami penyiksaan. Saat ditanya lebih lanjut mengenai lokasinya, adiknya seringkali disetrum dan dicambuk oleh para penyekapnya.

    “Waktu kami tanya, sama keluarga tanya, itu kan posisinya lagi disiksa tuh. Tiap nanya itu Kamboja-nya di mana, adik saya kan disetrum lagi, dicambuk lagi,” ungkapnya. 

    Ia juga menyebutkan bahwa tangan kanan adiknya mengalami luka akibat penyiksaan.

    Di Kamboja, Bagas dikabarkan seorang diri, meskipun ada teman sesama Sukabumi yang diketahui berada di satu wilayah perusahaan. Namun, teman tersebut tidak mau membocorkan lokasi penyekapan Bagas.

    “Di sana sendirian, terus tahu saya. Cuma ada, sebenarnya ada temannya yang satu Sukabumi. Cuma dia enggak mau membocorkan gitu. Tempatnya, lokasinya kayak gitu,” jelasnya. 

    Ia menambahkan bahwa ada seorang wanita berbahasa Indonesia yang merupakan tangan kanan bos penyekap Bagas.

     

  • Sudah Tahun 2025, 3.000 KK di Kabupaten Bandung belum Dapat Akses Listrik  

    Sudah Tahun 2025, 3.000 KK di Kabupaten Bandung belum Dapat Akses Listrik  

    Presiden Prabowo Subianto menargetkan semua desa di Indonesia sudah mendapat aliran listrik dalam waktu empat tahun. Dia akan mendorong pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) agar semua desa mendapat akses listrik.

    “Jadi Insya Allah dalam waktu yang tidak terlalu lama kita akan sampaikan listrik ke setiap desa di seluruh Indonesia. Saya kira kurang dari 4 tahun. Target saya dalam 4 tahun semua desa Indonesia harus mendapat listrik,” kata Prabowo saat meresmikan pembangunan dan pengoperasian energi terbarukan di 15 provinsi melalui video conference dari Bali, Kamis (26/6/2025).

    Dia bertekad memberikan akses listrik ke semua desa di Indonesia dalam waktu secepat-cepatnya. Prabowo memastikan PT PLN akan bekerja keras agar semua desa mendapatkan aliran listrik.

    “Saya di sini memastikan bahwa kita akan beri listrik ke semua desa di seluruh Indonesia dalam waktu yang secepat sempatnya. Itu adalah tekad saya sebagai Presiden Indonesia dan kita akan mampu dan tidak lama lagi kita akan sampai ke semua desa,” ujarnya.

    “Jadi percayalah, memang nanti PLN akan kerja keras tapi semua juga akan kerja keras. Swasta juga akan ikut kerja keras. Ini strategi kita untuk menjamin listrik sampai ke semua desa,” sambung Prabowo.