Category: Liputan6.com Regional

  • Bikin Resah, Juru Parkir Liar Getok Tarif Fantastis saat Laga Piala Presiden 2025 di Bandung

    Bikin Resah, Juru Parkir Liar Getok Tarif Fantastis saat Laga Piala Presiden 2025 di Bandung

    Liputan6.com, Bandung – Perhelatan laga pembuka Piala Presiden 2025 antara Persib Bandung melawan Port FC di Stadion Si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung, Jawa Barat pada Minggu, 6 Juli 2025 dinodai dengan adanya praktik parkir liar dengan tarif tinggi.

    “Saya bersama Dandim melakukan penertiban tempat parkir. Jadi, kami mengendus terdapat parkir liar yang nominalnya itu sangat mencekik,” kata Kapolresta Bandung Kombes Pol Aldi Subartono dalam keterangan tertulis pada Minggu, 6 Juli 2025.

    Tak tanggung-tanggung, tarif parkir yang dipasang yakni Rp50.000 untuk motor dan Rp100.000 untuk mobil. Tarif itu pun terpampang jelas pada spanduk di depan gerbang lahan parkir. 

    “Tadi kalau kita lihat, harga yang dipasang motor Rp50.000, mobil Rp100.000, sehingga ini merugikan masyarakat,” ucap Aldi.

    Dalam penindakan tersebut, pengelola lahan parkir diminta untuk menurunkan spanduk harga yang terpasang. Selain itu, pihak kepolisian juga mengingatkan agar praktik tersebut tidak diulangi karena dapat mengganggu kenyamanan masyarakat.

    “Oleh karena itu, ditertibkan supaya masyarakat menonton dengan nyaman,” imbuh Aldi.

    Apabila praktik serupa kembali terjadi, maka pihak berwenang akan menutup akses lahan dalam menerima parkir. 

    “Tentunya kalau ngeyel yang pertama kami akan tutup ya. Tidak akan memberikan akses kepada pemilik lahan untuk menerima parkir,” tandasnya.

    Polresta Bandung pun mengimbau seluruh pihak agar sama-sama menjaga ketertiban dan patuh pada aturan yang berlaku. 

    “Ini tiket Rp50.000, masa parkir Rp100.000. Nah, ini perlu peran semua peserta masyarakat di sekitar stadion untuk sama-sama menjaga nama Jawa Barat,” pungkas aldi. 

     

    Penulis: Arby Salim

  • Warga dan Pengunjung Diingatkan Patuhi Radius Bahaya Gunung Awu, Segawat Apa?

    Warga dan Pengunjung Diingatkan Patuhi Radius Bahaya Gunung Awu, Segawat Apa?

    Liputan6.com, Sangihe – Warga sekitar dan pengunjung serta wisatawan diminta untuk mematuhi radius bahawa Gunung Awu yang terletak di Kabupaten Kepulauan Sangihe, Sulut. Hal ini disampaikan pihak Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM) berharap warga mematuhi radius bahaya Gunung Awu.

    Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid AN memaparkan, berdasarkan hasil pemantauan visual dan instrumental serta potensi ancaman bahayanya, tingkat aktivitas Gunung Awu hingga tanggal 15 Juni 2025 masih ditetapkan pada Level II atau waspada.

    “Potensi bahaya yang mungkin terjadi adalah erupsi magmatik eksplosif yang menghasilkan lontaran material pijar dan/atau aliran piroklastik,” tuturnya.

    Selain itu, erupsi magmatik efusif yang menghasilkan aliran lava, maupun erupsi freatik yang didominasi uap, gas gunung api maupun material erupsi sebelumnya.

    Potensi pembongkaran kubah lava dapat terjadi jika tekanan di dalam sistem magmatik mengalami peningkatan signifikan.

    Potensi bahaya lain berupa emisi gas gunung api yang dapat membahayakan jiwa jika konsentrasi yang terhirup melebihi nilai ambang batas aman.

    “Kami ingatkan warga untuk mematuhi beberapa rekomendasi yang diberikan yaitu agar tidak memasuki dan tidak beraktivitas di dalam wilayah radius tiga kilometer dari pusat kawah Gunung Awu,” ujarnya.

    Masyarakat juga diharapkan mematuhi rekomendasi yang dikeluarkan oleh Badan Geologi melalui Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, serta tidak terpancing oleh berita-berita yang tidak benar dan tidak bertanggungjawab mengenai aktivitas Gunung Awu.

    “Masyarakat diharapkan mengikuti arahan dari instansi yang berwenang yakni Badan Geologi yang akan terus melakukan koordinasi dengan BNPB, BMKG, Kementerian/Lembaga, pemerintah daerah serta instansi terkait lainnya,” ujarnya.

    Dia juga mengatakan, BPBD Kabupaten Kepulauan Sangihe diharapkan berkoordinasi dengan Pos PGA Gunung Awu dalam memantau perkembangan aktivitas gunung tersebut.

     

    Trabas Kamtibmas untuk Antisipasi Karhutla ala Polres Pemalang

  • Intip, Kalender Jawa dan Weton Hari Ini

    Intip, Kalender Jawa dan Weton Hari Ini

    Liputan6.com, Bandung – Pada hari Senin, 7 Juli 2025 berdasarkan kalender Jawa bertepatan dengan tanggal 11 Suro 1959 dan jatuh pada weton Senin Kliwon. Sistem penanggalan ini masih digunakan oleh sebagian masyarakat di Indonesia terutama di wilayah Jawa.

    Masyarakat yang masih menggunakan sistem penanggalan ini biasanya untuk berbagai kepentingan budaya dan spiritual. Meskipun zaman telah modern, kalender Jawa tetap menjadi salah satu warisan budaya yang terus dilestarikan dan dipercaya memiliki kebaikan.

    Sebagai informasi, kalender Jawa adalah sistem penanggalan yang menggabungkan unsur kalender Hijriah, kalender Saka, dan perhitungan tradisional Jawa. Salah satu elemen penting dalam kalender ini adalah weton.

    Weton merupakan kombinasi antara hari dalam kalender Masehi dan lima pasaran Jawa seperti Legi, Pahing, Pon, Wage, dan Kliwon. Melalui sistem ini, setiap hari memiliki makna dan energi tertentu yang diyakini berpengaruh terhadap karakter seseorang.

    Weton Senin Kliwon misalnya dipercaya memiliki sifat dan karakter sabar, teliti, hingga bertanggung jawab. Orang yang lahir pada hari ini dianggap memiliki daya tarik tersendiri terutama untuk menjadi perhitungan dalam sejumlah hal.

    Adapun manfaat dari mengetahui weton tidak hanya terbatas pada memahami karakter seseorang. Tidak sedikit masyarakat Jawa masih menggunakan weton untuk menentukan hari baik dalam berbagai kegiatan penting seperti pernikahan, pindah rumah, dan lain-lain.

    Perayaan wetonan biasanya dilakukan dengan doa bersama, tumpengan, dan bentuk syukur lainnya sebagai simbol penghormatan terhadap warisan budaya leluhur. Tradisi ini memperkuat hubungan antaranggota keluarga dan menjaga nilai-nilai kebersamaan.

     

    Penyelamatan Dramatis Pemuda Terjebak di Delta Sungai yang Banjir

  • BMKG Ungkap Pemicu Hujan Deras yang Sebabkan Banjir di Kota Mataram NTB

    BMKG Ungkap Pemicu Hujan Deras yang Sebabkan Banjir di Kota Mataram NTB

    Selain hujan, gelombang laut tinggi juga berpotensi terjadi di wilayah perairan Nusa Tenggara Barat dengan ketinggian berkisar antara 1,25 meter sampai 4 meter. Kawasan perairan yang mengalami gelombang tinggi terletak di Selat Lombok bagian selatan yang berhadapan langsung dengan laut.

    “Masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di wilayah rawan bencana diimbau agar terus waspada dan siaga, terutama saat terjadi hujan lebat, untuk mengantisipasi dampak yang dapat terjadi, seperti banjir, banjir bandang, banjir rob, tanah longsor, angin kencang, puting beliung, sambaran petir, dan pohon tumbang,” pungkas Satria.

    Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Lalu Muhammad Iqbal memerintahkan organisasi perangkat daerah untuk segera mendistribusikan selimut, makanan, dan perlengkapan lainnya yang diperlukan oleh para korban banjir.

    Data sementara dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah menyebut banjir yang merendam Mataram terjadi di Lingkungan Sweta Timur, Kelurahan Mayura belakang Transmart, BTN River Side depan Vihara Avalokotesvara, Lingkungan Gedur, Kelurahan Abian Tubuh, BTN Sweta.

    Selain Kelurahan Mandalika, Bertais, Lingkungan Pengempel Indah, Bertais, Lingkungan Kebon Duren, Kelurahan Sayang Sayang, Sekarbela, dan Kekalik.

     

  • Kembangkan Sistem Senjata Kapal Selam, PTDI Gandeng Naval Group

    Kembangkan Sistem Senjata Kapal Selam, PTDI Gandeng Naval Group

    Dilansir kanal Ekonomi, Liputan6, Indonesia patut berbangga diri karena menjadi negara pertama di ASEAN yang bisa merakit kapal selam sendiri, bernama Alugoro.

    Kapal Selam Alugoro adalah kapal selam ke-3 dari batch pertama kerjasama pembangunan kapal selam antara PT PAL Indonesia (Persero) dengan Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering (DSME). Kapal selam tersebut sepenuhnya dibangun di Fasilitas Kapal Selam PT PAL Indonesia (Persero).

    Produksi kapal selam ini juga mendapat perhatian khusus mulai dari pemberian nama Alugoro hingga keseriusan pemerintah melanjutkan proyek dengan menyuntikkan PMN ke PT PAL Indonesia. Bahkan, Presiden Joko Widodo sendiri meninjau proyek ini langsung ke Surabaya.

    Berikut fakta-fakta tentang Alugoro, kapal selam pertama Indonesia yang bikin takjub ASEAN, sebagaimana dirangkum Liputan6.com, Senin (7/9/2020).

    1.⁠ ⁠Asal Usul Nama Alugoro

    Nama kapal selam Alugoro diambil dari nama sebuah senjata pemukul yang dimiliki oleh tokoh pewayangan Prabu Baladewa. Senjata tersebut berupa Gada yang digunakan oleh para ksalria atau bangsawan lainnya.

    Kekuatan senjata ini adalah dengan sekali pukul dapat menghancurkan kepala orang yang dipukulnya. Senjata ini dianggap sakti karena pemberian dari dewa yaitu Batara Guru, sebagai hadiah pada waktu menikah dengan Dewi Erawati.

    2.⁠ ⁠Dibangun di Indonesia

    Sebelum Alugoro, Indonesia juga membuat KRI Nagapasa-403 dan KRI Ardadedali-404. Dua kapal selam pertama dibangun di Korea Selatan dan saat ini telah dioperasikan.

    Sedangkan, Alugoro-405 dibangun di PT PAL Indonesia. Hal tersebut merupakan kontribusi positif bagi kemajuan industri pertahanan terutama PT PAL dalam rangka proses alih teknologi menuju kemandirian produksi dalam negeri di bidang teknologi pengembangan alutsista TNI.

    3.⁠ ⁠Bisa Menyelam Hingga 310 Meter

    Kapal Selam Alugoro sendiri harus menjalani beberapa tahapan tes lain seperti Sea Acceptance Test (SAT) atau tes berlayar di perairan terbuka hingga tahapan Final Completion, sebelum akhirnya dapat beroperasi penuh (Comissioning).

    Dalam menjalani tahap demi tahap, kemampuan menyelamnya semakin meningkat.

    Pada awalnya, Alugoro berhasil melaksanakan tahapan First Trimming Test pada 24 Oktober 2019 di dermaga kapal selam PT PAL Indonesia (Persero).Tes ini membutuhkan kondisi perairan yang tenang dan memiliki kedalaman antara 15 hingga 18 meter.

    Kemudian, pada 20 Januari 2020, kapal selam Alugoro menjalani tahapan Nominal Diving Depth (NDD) di Perairan Utara Pulau Bali. NDD merupakan bagian dari 53 item SAT Kapal Selam Alugoro. Tahapan NDD dinyatakan berhasil, Alugoro mampu menyelam hingga kedalaman 250 meter.

    Lalu pada 4 Maret 2020, Alugoro telah berhasil menjalani tahapan uji Tactical Diving Depth (TDD) hingga kedalaman 310,8 meter di Perairan Utara Pulau Bali. Artinya, kemampuan menyelamnya sudah tembus 310,8 meter.

    4.⁠ ⁠Di ASEAN, Hanya Indonesia yang Bisa Membuat

    Dalam catatan Liputan6.com, tidak semua negara bisa membuat kapal selam. Untuk di kawasan ASEAN saja, hanya Indonesia yang mampu membuat. Hal ini disampaikan oleh Menteri Pertahanan Periode Kabinet Kerja Ryamizard Ryacudu.

    “Tidak semua punya kapal selam, tidak semua negara punya kapal selam. Kita sudah bisa membuat. Different effect-nya sudah jelas,” kata Ryamizard pada April 2019 silam, mengutip pemberitaan Liputan6.com.

    5.⁠ ⁠Pengembangan Proyeknya Bakal Lanjut Di 2021

    Proyek kapal Selam Alugoro dilanjutkan tahun depan. Hal ini dibuktikan dengan rencana penyuntikan modal berupa Penyertaan Modal Negara (PMN) ke PT PAL Indonesia untuk pengembangan kapal selam. Nilainya mencapai Rp 1,3 triliun.

    Adapun, rencana tersebut sudah tercantum dalam dokumen Buku II Nota Keuangan Beserta RAPBN Tahun Anggaran 2021.

  • Alffy Rev Hadirkan “Wonderland Indonesia 3”: Keajaiban Nusantara dalam Balutan Fantasi

    Alffy Rev Hadirkan “Wonderland Indonesia 3”: Keajaiban Nusantara dalam Balutan Fantasi

    Evaraya, di sisi lain, berperan sebagai ‘ibu kos’, dirancang sebagai mobil keluarga yang menghadirkan kebersamaan dengan tenda besar berkapasitas 12 orang, dilengkapi fasilitas seperti AC untuk kenyamanan di tengah petualangan liar.

    Sementara itu, Balasena, yang diibaratkan sebagai ‘Iron Man’ ekspedisi, membawa peralatan rescue, bahan baku mentah, hingga motor legendaris untuk mengecek jalur sulit. “Ada kalanya ketika kita di persimpangan, terus kita agak ragu nih mobil bisa masuk atau enggak, motornya dikeluarin dan akan cek jalur. Aman, baru kita lanjut,” jelas Alffy. 

    Alffy juga menambahkan, “Memang bagi kita, mobil ini bukan hanya mengantar dari A ke B ke C, tapi ya memang tempat kita hidup selalu di jalan.” Perjalanan yang menghabiskan hampir 70% waktu di jalan ini menjadikan armada sebagai rumah bergerak, tempat tim tetap bersemangat, sehat, dan gembira.

    Dukungan Ford RMA Indonesia dalam misi ini, mencerminkan komitmen mereka untuk melestarikan budaya Indonesia melalui kolaborasi dengan generasi muda kreatif. Toto Suharto, Country Manager Ford RMA Indonesia, menegaskan bahwa kehadiran Ford bukan sekadar menyediakan kendaraan tangguh, tetapi juga mendukung proses kreatif dan eksplorasi budaya. “Kami bangga menjadi bagian dari perjalanan luar biasa ini. Bagi Ford, ini bukan hanya soal kendaraan, tapi tentang kontribusi menjaga warisan budaya Indonesia,” ujarnya.

    Kendaraan seperti Next Gen Ford Ranger, dengan modifikasi seperti kaki-kaki yang diperkuat, winch untuk kebutuhan rescue, dan snorkel untuk medan ekstrem, dirancang untuk memastikan tim dapat fokus mengeksplorasi tanpa khawatir soal mobilitas. “Kami ingin secara konsisten mendukung karya generasi muda, serta turut hadir dalam misi besar, melestarikan kekayaan budaya Indonesia,” tambah Toto. 

  • Politisi Nasdem Yogyakarta: Putusan MK Berpotensi Rugikan Daerah dan Langgar Konstitusi

    Politisi Nasdem Yogyakarta: Putusan MK Berpotensi Rugikan Daerah dan Langgar Konstitusi

    Liputan6.com, Yogyakarta – Suasana politik di Yogyakarta turut bergolak pasca putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang memisahkan jadwal Pemilu Nasional dan Pemilu Daerah. Di tengah diskusi yang kian hangat, Suharno, politisi Partai NasDem Yogyakarta, mengungkapkan keprihatinannya terhadap putusan tersebut yang dinilainya berlebihan dan melampaui kewenangan.

    Menurut Suharno, keputusan MK untuk memisahkan jadwal pemilihan presiden, DPR, dan DPD dari jadwal pemilihan DPRD dan kepala daerah, berpotensi menabrak konstitusi dan merugikan daerah. Ia menilai, keputusan tersebut akan memunculkan sejumlah dampak serius, termasuk pembengkakan anggaran dan kekacauan tahapan pencalonan legislatif.

    “Keputusan ini seharusnya dipertimbangkan lebih matang. Dengan kondisi anggaran negara yang perlu efisiensi, keputusan MK ini justru akan menambah beban. Apalagi kalau anggaran pemilu daerah dibebankan ke daerah masing-masing, ini sangat berat,” ujar Suharno, Kamis (3/7/2025).

    Suharno juga menekankan bahwa keputusan MK Nomor 135/PUU-XXII/2024 telah mengganggu amanat Pasal 22E UUD 1945 yang dengan tegas menyebut pemilu harus digelar lima tahun sekali secara serentak untuk memilih presiden, wakil presiden, DPR, DPD, DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten/kota. “Kalau jadwalnya dipisah dua tahun lebih, maka bisa saja masa jabatan DPRD diperpanjang tanpa pemilu. Itu jelas inkonstitusional. Apakah MK tidak menyadari ini akan bertentangan dengan UUD?” tegasnya.

    Tak hanya dari sisi hukum, Suharno juga mengkritisi potensi kerumitan dalam jenjang politik. Ia menyebut akan banyak politisi yang kesulitan dalam mencalonkan diri jika pemilu digelar dalam waktu berbeda. “Kalau ada anggota DPRD yang ingin naik ke DPR-RI, tetapi masa jabatannya belum habis, bagaimana teknisnya? Atau sebaliknya, anggota DPR-RI gagal nyalon, apakah bisa langsung nyalon DPRD? Ini semua belum ada kejelasan. Blunder,” kata Suharno.

    Ia menilai Mahkamah Konstitusi telah bertindak melampaui batas sebagai lembaga yudikatif. Menurutnya, pengaturan jadwal pemilu seharusnya merupakan domain pembentuk undang-undang, yakni DPR dan pemerintah, bukan MK. “MK ini sudah masuk ke ranah pembentuk UU. Mestinya ranah ini ada di tangan DPR dan pemerintah. Kalau seperti ini, ya mereka seolah menjadi lembaga legislatif juga,” tambahnya.

    Kritik Suharno juga menyasar inkonsistensi sikap MK terkait kedudukan pilkada. Ia menyebut dalam putusan sebelumnya (No 85/PUU-XX/2022), MK menegaskan pilkada merupakan bagian dari rezim pemilu. Namun kini, dalam putusan terbaru, MK justru memisahkannya. “Putusan ini mestinya lebih ke manajemen pemilu, bukan masalah konstitusionalitas. Tapi sekarang malah keputusan MK tidak konsisten. Ini makin memperlemah posisi hukumnya,” tutup Suharno.

  • Mengenal Fishstreat, Tempat Makan Hits untuk Pencinta Fish and Chips

    Mengenal Fishstreat, Tempat Makan Hits untuk Pencinta Fish and Chips

    Liputan6.com, Bandung – Menjelajahi kuliner di Indonesia merupakan pengalaman yang menyenangkan terutama keberagaman makanannya. Masyarakat bisa mencicipi makanan mulai dari hidangan tradisional hingga mancanegara.

    Terdapat kuliner lokal seperti rendang, soto, dan nasi goreng yang menggoda selera tetapi juga ada hidangan internasional seperti pasta, sushi, hingga fish and chips kini tersedia di berbagai kota besar Indonesia.

    Adapun salah satu hidangan yang cukup populer dan digemari oleh masyarakat Indonesia adalah fish and chips. Makanan ini berasal dari Inggris dan dikenal sebagai sajian khas yang terdiri dari ikan goreng berbalut tepung renyah yang disajikan bersama kentang goreng.

    Biasanya ikan yang digunakan adalah jenis ikan putih seperti cod atau dory yang memiliki tekstur lembut dan rasa gurih. Cita rasanya yang simpel namun nikmat membuat fish and chips menjadi pilihan yang cocok untuk makan siang maupun santai bersama keluarga.

    Di Indonesia sendiri, fish and chips bisa ditemukan dengan mudah di restoran bergaya Barat, kafe kekinian, maupun kedai makanan cepat saji. Bahkan, beberapa tempat telah memodifikasi resep asli dengan tambahan sambal, saus keju, atau rempah khas Indonesia.

    Selain menawarkan rasa yang menggugah selera fish and chips juga disajikan cukup praktis dan porsi yang pas membuatnya sering dipilih oleh mereka yang ingin menyantap hidangan cepat namun tetap berkualitas.

    Bagi masyarakat yang ingin menikmati hidangan fish and chip terdapat tempat makan yang populer menyediakan sajian tersebut yaitu Fishstreat.

  • Ubi Cilembu Sumedang, Jejak Manis dari Tanah Priangan yang Menggoda Lidah

    Ubi Cilembu Sumedang, Jejak Manis dari Tanah Priangan yang Menggoda Lidah

    Menariknya, popularitas ubi Cilembu telah memantik kreativitas masyarakat dalam mengolahnya menjadi beragam produk kuliner yang tak hanya lezat, tapi juga inovatif dan bernilai ekonomi tinggi.

    Jika dulu ubi ini hanya dikenal dalam bentuk bakar biasa yang dijual di pinggir jalan atau pasar tradisional, kini olahan ubi Cilembu telah menjelma dalam rupa aneka makanan modern yang memadukan kearifan lokal dan tren global. Salah satu contoh olahan yang populer adalah brownies ubi Cilembu.

    Dalam penganan ini, ubi yang telah dihaluskan dicampur dengan cokelat hitam, tepung, dan telur untuk menghasilkan kue cokelat yang lembut, lembap, dan memiliki rasa manis khas dari ubi madu. Tidak hanya menggoda dari segi rasa, tetapi juga menawarkan nilai jual yang tinggi di pasar oleh-oleh maupun toko kue kekinian.

    Selain itu, ada pula produk seperti keripik ubi Cilembu yang dikemas secara modern dengan berbagai varian rasa keju, pedas manis, barbeque, hingga original madu panggang. Inovasi ini menjadikan ubi Cilembu tidak hanya identik dengan kelezatan, tetapi juga kepraktisan dalam konsumsi.

    Produk ini sangat digemari oleh konsumen dari berbagai usia karena teksturnya yang renyah dan rasa manis yang khas, ditambah nilai nostalgia yang sering kali menyertainya, terutama bagi mereka yang pernah menyantap ubi panggang hangat di kaki Gunung Manglayang atau di pinggiran jalan menuju Tanjungsari.

    Olahan lain yang tak kalah menarik adalah dodol ubi Cilembu, yang memberikan alternatif lebih sehat dibandingkan dodol berbahan dasar gula pasir. Dodol ini memiliki cita rasa yang unik dengan aroma khas karamel panggang dari ubi yang telah diolah secara tradisional.

    Produk ini sangat cocok untuk oleh-oleh khas Sumedang dan bahkan mulai dilirik pasar ekspor karena keunikannya yang tak dimiliki oleh dodol dari daerah lain.Tak berhenti sampai di situ, kini bermunculan juga es krim ubi Cilembu, mochi isi ubi Cilembu, hingga donat dan pancake ubi Cilembu yang dijajakan oleh kafe-kafe di kota besar seperti Bandung, Jakarta, hingga Surabaya.

    Rasa khas manis alami dan warna keemasan ubi Cilembu mampu memberikan sentuhan eksotis pada kuliner modern, menjadikannya bahan favorit para chef kreatif yang ingin mengeksplorasi bahan lokal dalam resep kontemporer. Selain dari segi rasa dan olahan, ubi Cilembu juga memiliki nilai ekonomi dan budaya yang penting.

    Pemerintah daerah dan petani setempat telah menjadikan komoditas ini sebagai bagian dari strategi pengembangan ekonomi desa. Melalui berbagai pelatihan, pengolahan pasca panen, dan program pemberdayaan UMKM, ubi Cilembu kini menjadi simbol keberhasilan pertanian lokal yang mampu mengangkat nama daerah.

    Bahkan, setiap tahunnya, Sumedang mengadakan festival khusus yang turut memamerkan berbagai hasil olahan ubi Cilembu serta potensi lain dari Desa Cilembu dan sekitarnya. Dengan segala potensi dan keistimewaannya, tidaklah berlebihan jika ubi Cilembu dianggap sebagai permata tersembunyi dari tanah Parahyangan.

    Ia bukan sekadar umbi, melainkan cerminan dari dedikasi petani, kekayaan tanah, dan kekuatan tradisi yang terus tumbuh dan beradaptasi dengan zaman. Dari dapur sederhana masyarakat desa hingga restoran berkelas di ibu kota, ubi Cilembu telah membuktikan bahwa kekuatan kuliner lokal Indonesia mampu menciptakan pengalaman rasa yang tidak terlupakan manis, lembut, dan membekas dalam kenangan setiap orang yang pernah mencicipinya.

    Seperti tetesan madu yang muncul dari kulit ubi yang dibakar dengan sabar, ubi Cilembu mengajarkan kita bahwa kelezatan sejati datang dari kesederhanaan yang diolah dengan penuh cinta dan kearifan.

    Maka, tak ada salahnya jika dalam setiap kunjungan ke Sumedang atau pasar tradisional di Jawa Barat, Anda mencari kehangatan dari sepotong ubi Cilembu panggang yang bukan hanya mengisi perut, tapi juga menghangatkan jiwa.

    Penulis: Belvana Fasya Saad

  • Dodol Rumput Laut, Warisan Rasa Manis Memikat dari Pesisir Lombok

    Dodol Rumput Laut, Warisan Rasa Manis Memikat dari Pesisir Lombok

    Bahkan, dalam beberapa kegiatan promosi pariwisata, dodol rumput laut menjadi representasi dari sinergi antara budaya agrikultur laut dan tradisi kuliner, serta menjadi media edukasi akan pentingnya menjaga kebersihan laut dan ekosistem pesisir.

    Dengan kemasan menarik yang kini banyak dikembangkan oleh pelaku UMKM di Lombok, dodol ini kian menembus pasar nasional hingga internasional, memperlihatkan bahwa cita rasa lokal memiliki daya saing tinggi jika diolah dengan sentuhan inovasi dan narasi yang kuat.

    Lebih dari sekadar oleh-oleh, dodol rumput laut juga menjadi simbol ketahanan pangan dan kemandirian ekonomi masyarakat pesisir. Di tengah tantangan perubahan iklim yang memengaruhi hasil laut dan kondisi lingkungan pesisir, diversifikasi produk seperti dodol ini menjadi solusi cerdas dalam mempertahankan penghidupan.

    Selain itu, produk ini juga mendukung pemberdayaan perempuan, karena banyak kelompok ibu rumah tangga yang terlibat langsung dalam proses produksinya, dari tahap pengumpulan rumput laut hingga pengemasan. Aktivitas ini tidak hanya mendatangkan pendapatan tambahan, tetapi juga memperkuat posisi sosial mereka dalam komunitas.

    Maka, dodol rumput laut tidak hanya membungkus rasa manis dalam bentuk makanan, tetapi juga menyimpan nilai-nilai sosial yang berharga dan potret keseharian masyarakat yang beradaptasi dengan alam secara harmonis. Dengan segala keunikan dan nilai yang dikandungnya, dodol rumput laut bukanlah sekadar varian baru dari dodol tradisional, melainkan representasi dari semangat lokalitas yang membumi namun tetap menjangkau langit.

    Setiap gigitan adalah ajakan untuk menyelami rasa laut yang telah disulap menjadi manisan, sekaligus pengingat bahwa di balik kenikmatan sederhana terdapat kerja keras, tradisi, dan kecintaan pada lingkungan.

    Jika Anda berkunjung ke Lombok, jangan lewatkan kesempatan untuk membawa pulang sepotong kecil laut dalam bentuk dodol rumput laut dan menjadi oleh-oleh yang bukan hanya menggoda selera, tetapi juga mengikat kenangan tentang keindahan pesisir dan ketulusan tangan-tangan lokal yang menciptakannya.

     

    Penulis: Belvana Fasya Saad