Category: Liputan6.com Regional

  • 2 Perwira Polisi Jadi Tersangka Pembunuhan Brigadir Nurhadi, Dijebloskan ke Penjara Terpisah

    2 Perwira Polisi Jadi Tersangka Pembunuhan Brigadir Nurhadi, Dijebloskan ke Penjara Terpisah

     

    Liputan6.com, Mataram – Kasus kematian Brigadir MN alias Nurhadi telah memasuki babak baru. Polda NTB telah menahan dua perwira polisi berinisial Kompol Y dan Ipda HC yang sudah ditetapkan sebagai tersangka pembunuhan.

    “Kami tahan di Tahti Polda NTB untuk 20 hari pertama,” kata Kepala Subdit III Bidang Jatanras Reskrimum Polda NTB AKBP Catur Erwin Setiawan di Mataram, Senin (7/7/2025).

    Catur memastikan bahwa penahanan kedua mantan perwira Polri ini dilaksanakan berdasarkan Surat Perintah Penahanan (SPHan) Nomor 81 dan 82.

    Penyidik menahan mantan kedua atasan Brigadir Nurhadi tersebut setelah melakukan pemeriksaan sebagai tersangka. Penahanan keduanya dilakukan secara terpisah di lantai 2 di kamar nomor 4 dan 5.

    “Jadi, yang bersangkutan kami tahan setelah pemeriksaan usai/selesai, dan melalui prosedur tes kesehatan. Mereka berdua dalam kondisi sehat,” ujarnya.

    Direktur Perawatan Tahanan dan Barang Bukti Polda NTB AKBP M. Rifai membenarkan adanya penahanan terhadap dua dari tiga tersangka tersebut. Ia memastikan bahwa tiga tersangka dalam kasus ini menjalani penahanan di ruang tahanan berbeda.

    “Satu orang untuk satu ruang tahanan,” ungkapnya.

    Tiga tersangka dalam kasus ini, selain Kompol Y dan Ipda HC, merupakan perempuan berinisial M yang sudah lebih dahulu menjalani penahanan di Rutan Polda NTB.

    Selain penahanan, progres penanganan kasus kini telah masuk ke tahap pelimpahan berkas ke jaksa peneliti pada Kejati NTB.

    Direktur Reskrimum Polda NTB Kombes Pol. Syarif Hidayat sebelumnya mengatakan penyidik telah menemukan sedikitnya dua alat bukti yang menguatkan perbuatan pidana ketiga tersangka terkait dugaan penganiayaan dan kelalaian yang mengakibatkan hilangnya nyawa orang lain.

    Alat bukti tersebut didapatkan dari hasil pemeriksaan 18 saksi dan sejumlah ahli. Salah satu yang menguatkan perihal analisa tim forensik yang menyimpulkan Brigadir MN meninggal akibat dicekik.

    Analisa itu didapatkan tim forensik berdasarkan hasil autopsi dari ekshumasi makam Brigadir MN di wilayah Narmada, Kabupaten Lombok Barat.

    Dengan hasil demikian, penyidik dalam berkas perkara menerapkan sangkaan Pasal 351 ayat (3) dan/atau Pasal 359 juncto Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.

  • Ampo, Camilan Unik dari Tanah Tuban yang Menggugah Rasa dan Rasa Ingin Tahu

    Ampo, Camilan Unik dari Tanah Tuban yang Menggugah Rasa dan Rasa Ingin Tahu

    Meskipun belum banyak penelitian ilmiah yang membuktikan secara gamblang manfaat konsumsi tanah liat, tradisi ini tetap hidup karena pengalaman turun-temurun dari masyarakat yang mengonsumsinya secara rutin dan tidak mengalami gangguan kesehatan.

    Bahkan, dalam beberapa kepercayaan lokal, Ampo dipercaya dapat menenangkan perut ibu hamil dan menjadi ‘obat’ alami untuk orang yang mengalami gangguan lambung ringan. Dalam praktiknya, Ampo kerap dijajakan di pasar-pasar tradisional di Tuban, terutama oleh para penjual tua yang telah mewarisi keahlian membuatnya dari generasi sebelumnya.

    Mereka membuat Ampo bukan sekadar untuk dijual, tapi juga untuk mempertahankan jejak budaya yang semakin tergerus zaman. Fenomena Ampo juga memunculkan beragam reaksi dari masyarakat luar daerah maupun wisatawan asing.

    Ada yang memandangnya sebagai keunikan budaya yang luar biasa dan layak dilestarikan, tetapi tak sedikit pula yang merespons dengan rasa heran bahkan jijik, mengingat kebiasaan umum yang menghindari tanah sebagai sesuatu yang tidak layak dimakan. Namun justru di sinilah nilai penting dari Ampo sebagai representasi warisan budaya lokal.

    Ia menantang persepsi umum dan membuka ruang dialog mengenai hubungan manusia dengan alam. Dalam konteks antropologi kuliner, Ampo adalah contoh nyata bagaimana masyarakat bisa memanfaatkan sumber daya alam secara ekstrem namun tetap aman dan bermakna secara sosial dan spiritual.

    Ia menjadi simbol dari kesederhanaan hidup yang penuh makna, tentang bagaimana sesuatu yang dianggap ‘kotor’ bisa diubah menjadi simbol kemurnian dan keaslian jika dikelola dengan niat dan tradisi yang kuat. Di tengah arus modernisasi yang kian deras, keberadaan Ampo semakin langka dan terancam punah.

    Generasi muda di Tuban mulai enggan meneruskan tradisi ini karena dianggap tidak praktis, kurang menguntungkan, atau bahkan malu dengan bahan dasarnya. Padahal, jika dikelola dengan inovatif, Ampo bisa menjadi ikon kuliner eksotis yang punya daya tarik kuat di dunia internasional, sebagaimana negara lain mulai mengadopsi konsep edible clay dalam bentuk produk kecantikan atau kesehatan.

    Maka, tantangannya kini adalah bagaimana mengenalkan Ampo sebagai warisan budaya yang unik namun tetap relevan dengan zaman. Pelestarian tidak hanya berarti mempertahankan cara membuatnya, tetapi juga merumuskan kembali narasi yang membingkai Ampo sebagai simbol dari filosofi hidup yang menghargai alam, kesederhanaan, dan kearifan lokal.

    Sebab dalam sebatang Ampo, tersembunyi cerita panjang tentang ketahanan budaya, keyakinan, dan rasa hormat terhadap bumi tempat manusia berpijak.

    Penulis: Belvana Fasya Saad

  • Gunung Lewotobi Laki-Laki Erupsi Lagi Selasa Pagi 8 Juli 2025, Kolom Abu Capai 4.000 Meter

    Gunung Lewotobi Laki-Laki Erupsi Lagi Selasa Pagi 8 Juli 2025, Kolom Abu Capai 4.000 Meter

     

    Liputan6.com, Jakarta – Gunung Lewotobi Laki-Laki yang ada di Flores Timur NTT kembali erupsi pada Selasa pagi (8/7/2025), pukul 05.53 Wita. Laporan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyebutkan, tinggi kolom letusan teramati mencapai 4.000 meter di atas puncak, atau sekitar 5.584 meter di atas permukaan laut.

    Kolom abu erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal ke arah barat dan barat laut. Erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 14.8 mm dan durasi 191 detik.

    Petugas Pos Pantau Gunung Lewotobi Laki-Laki megimbau masyarakat dan wisatawan yang berada di sekitar Gunung Lewotobi Laki-laki untuk tidak melakukan aktivitas apapun dalam radius 6 Km dan Sektoral Barat Daya – Timur laut 7 Km dari pusat erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki .

    “Masyarakat agar tenang dan mengikuti arahan Pemda serta tidak mempercayai isu-isu yan tidak jelas sumbernya,” katanya.

    Masyarakat di sekitar Gunung Lewotobi Laki-Laki juga diimbau untuk waspada terhadap potensi banjir lahar hujan pada sungai-sungai yang berhulu di puncak Gunung Lewotobi Laki-Laki, jika terjadi hujan dengan intensitas tinggi terutama daerah Dulipali, Padang Pasir, Nobo, Nurabelen, Klatanlo, Hokeng jaya, Boru, Nawakote.

    Masyarakat yang terdampak hujan abu Gunung Lewotobi Laki-laki, memakai masker/penutup hidung-mulut untuk menghindari bahaya abu vulkanik pada sistem pernapasan.

    Sebelumnya, pada Senin pagi Gunung Lewotobi Laki-Laki mengalami erupsi dahsyat dengan kolom abu vulkanik mencapai 18.000 meter, lalu pada Senin malam, gunung kembar ini juga mengalami erupsi dengan kolom abu 13.000 meter. Sepanjang 2015, Gunung Lewotobi Laki-Laki tercatat sudah meletus sebanyak 440 kali. Hingga hari ini, Selasa (8/7/2025), pukul 07.34 WIB, Gunung Lewotobi Laki-Laki masih berstatus Awas (Level IV).

     

  • Jam Gadang, Penjaga Waktu Hingga Saksi Bisu Sejarah Perjuangan di Jantung Bukittinggi

    Jam Gadang, Penjaga Waktu Hingga Saksi Bisu Sejarah Perjuangan di Jantung Bukittinggi

    Fungsi strategis Jam Gadang sebagai pusat kota juga menjadikannya tempat berlangsungnya berbagai peristiwa penting. Selain pengibaran bendera setelah kemerdekaan, lapangan di sekitarnya kerap digunakan untuk menggelar pidato-pidato perjuangan, rapat akbar, dan bahkan demonstrasi selama masa kolonial dan pascakemerdekaan.

    Letaknya yang berada di jantung kota membuatnya mudah diakses oleh masyarakat luas. Bahkan pada masa agresi militer Belanda, kawasan sekitar Jam Gadang menjadi titik vital karena kedekatannya dengan pusat pemerintahan dan militer. Di masa revolusi fisik, suara lonceng Jam Gadang kerap dijadikan penanda waktu bagi para pejuang untuk menyusun strategi dan menyampaikan informasi. Karena itu, tidak berlebihan bila dikatakan bahwa Jam Gadang telah menjadi nadi kehidupan sosial dan politik Bukittinggi sejak awal pembangunannya hingga kini.

    Lebih dari sekadar benda mati, Jam Gadang adalah simbol kekuatan kolektif masyarakat Minangkabau yang menjunjung tinggi nilai-nilai adat, agama, dan perjuangan. Tak heran jika hingga saat ini, masyarakat Bukittinggi dan sekitarnya menjaga dan merawat menara ini dengan penuh cinta dan hormat.

    Bahkan, perayaan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia di kota ini terasa belum lengkap tanpa adanya upacara atau kegiatan simbolis di sekitar Jam Gadang. Tempat ini pun kerap dijadikan panggung utama dalam berbagai festival budaya, seperti Festival Tabuik, Festival Budaya Minangkabau, hingga pertunjukan seni tradisi seperti randai dan silek (silat).

    Aura sejarah yang melingkupi Jam Gadang membuat setiap peristiwa di sekitarnya terasa memiliki makna yang nasionalism seolah-olah semangat perjuangan dan nasionalisme masih menggema dari tiap detik yang berdentang dari puncak menara tersebut. Sebagai destinasi wisata unggulan, Jam Gadang menjadi magnet bagi wisatawan lokal maupun mancanegara.

    Daya tariknya tidak hanya berasal dari nilai sejarah, tetapi juga dari estetika kawasan sekitarnya yang dirancang ramah pejalan kaki, lengkap dengan bangku taman, kios suvenir, serta berbagai kuliner khas Minangkabau seperti nasi kapau, sate padang, dan karupuak sanjai.

    Saat malam tiba, lampu-lampu warna-warni menghiasi menara ini dan memberikan nuansa romantis yang memikat. Namun di balik semua itu, nilai terpenting dari Jam Gadang adalah kesadarannya sebagai monumen yang merekam denyut nadi bangsa, dari masa kelam penjajahan hingga terang cahaya kemerdekaan.

    Bagi siapa pun yang berkunjung ke Bukittinggi, mampir ke Jam Gadang bukan sekadar aktivitas wisata, melainkan sebuah ziarah budaya dan sejarah perenungan akan masa lalu yang membentuk masa kini dan masa depan bangsa Indonesia.

    Penulis: Belvana Fasya Saad

  • Viral Video Penumpang Kereta Api Sancaka Dilempar Batu, KAI Buka Suara

    Viral Video Penumpang Kereta Api Sancaka Dilempar Batu, KAI Buka Suara

    Liputan6.com, Yogyakarta – Aksi tidak terpuji terhadap transportasi publik kembali terjadi. Minggu (6/7/25) siang, Kereta Api Sancaka jurusan Yogyakarta – Gubeng Surabaya dilempar batu oleh orang tak dikenal saat melintas di antara Stasiun Klaten dan Stasiun Srowot. Akibatnya, dua orang penumpang terluka terkena pecahan kaca.

    Usai sampai di stasiun Solo Balapan, kedua korban langsung mendapat perawatan medis untuk penanganan awal, kemudian mereka dirujuk ke RS Triharsi Solo. Para korban dipastikan mendapat penanganan medis dan jaminan asuransi sesuai prosedur.

    Manager Humas KAI Daop 6 Yogyakarta Feni Novida Saragih mengatakan, pihaknya memohon maaf atas peristiwa yang terjadi.

    “KAI Daop 6 Yogyakarta menyampaikan permohonan maaf kepada para penumpang atas kejadian ini dan sangat menyayangkan tindakan yang tidak bertanggung jawab ini,” kata Feni.

    Lebih lanjut, Feni menegaskan bahwa segala bentuk vandalisme terhadap kereta api tidak bisa ditoleransi. Bukan hanya membahayakan perjalanan, aksi semacam ini juga merugikan negara dan mengancam keselamatan masyarakat yang bergantung pada moda transportasi ini.

    Vandalisme terhadap kereta api, tambah Feni, tak sebatas pada aksi pelemparan kereta api. Bentuk lainnya seperti coret-coret gerbong atau pengrusakan fasilitas juga masuk dalam kategori pelanggaran serius yang membahayakan operasional dan kenyamanan penumpang.

    Untuk mencegah kejadian serupa, KAI Daop 6 terus memperkuat sistem pengamanan, mulai dari patroli di jalur-jalur rawan, pemasangan kamera pengawas, hingga peningkatan koordinasi dengan aparat keamanan serta masyarakat setempat. Pihak KAI pun mengajak publik agar lebih peduli menjaga fasilitas publik yang menjadi urat nadi mobilitas masyarakat.

    “Kami mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersama menjaga keamanan perjalanan kereta api. Transportasi publik yang aman dan andal hanya bisa terwujud melalui kolaborasi semua pihak,” ucap Feni.

    Tidak hanya menyesalkan kejadian, KAI Daop 6 berkomitmen untuk mengusut tuntas aksi vandalisme ini. Pelaku akan ditelusuri dan diserahkan kepada pihak berwajib agar diproses sesuai hukum.

     

  • Terbongkarnya Grup Gay Facebook Berisi Konten Pornografi di Lampung

    Terbongkarnya Grup Gay Facebook Berisi Konten Pornografi di Lampung

    Ketiga pelaku yang diamankan masing-masing berinisial IJM (53), SR (28), dan HAS (18). IJM diketahui sebagai admin utama grup, yang berperan sebagai fasilitator serta pendiri grup sejak 2017.

    Berdasarkan hasil pemeriksaan admin grup, awalnya, grup itu dibuat sebagai wadah pertemanan. Namun seiring waktu, nama dan arah grup berubah menjadi komunitas dengan konten-konten berbau pornografi.

    Dua tersangka lainnya, SR dan HAS, diduga aktif menyebarluaskan video dan konten asusila ke dalam grup.

    “Beberapa akun dan ponsel telah kami sita sebagai barang bukti, termasuk jejak digital berupa unggahan dan percakapan yang mengandung unsur pornografi,” beber dia

    Hingga saat ini, Derry bilang, akun grup Facebook tersebut telah dinonaktifkan. Beberapa perangkat komunikasi yang digunakan untuk mengakses grup juga tidak lagi bisa dioperasikan.

    “Para tersangka kini tengah menjalani proses penyidikan lebih lanjut. Mereka dijerat dengan Pasal 27 ayat 1 Jo Pasal 45 ayat 1 subsider Pasal 34 ayat 1 huruf a Jo Pasal 50 UU Nomor 1 Tahun 2024 tentang perubahan kedua atas UU ITE, dan/atau Pasal 4 ayat 1 Jo Pasal 29 UU Nomor 44 Tahun 2008 tentang Pornografi,” sebutnya.

    “Proses penyidikan masih berlangsung dan kami akan terus mendalami kemungkinan adanya pelaku lain atau jaringan yang lebih luas,” tegasnya. 

     

  • Rumah yang Tak Lagi Aman: Kisah Bocah 7 Tahun yang Terluka oleh Pertikaian

    Rumah yang Tak Lagi Aman: Kisah Bocah 7 Tahun yang Terluka oleh Pertikaian

    Liputan6.com, Gunungkidul – Usianya baru tujuh tahun. Seharusnya dunia AG dipenuhi canda tawa dan cerita sekolah yang penuh warna. Namun, kenyataan berkata lain. Sejak sang ayah, Ratno Widodo, ditetapkan sebagai tersangka atas dugaan penganiayaan terhadap tetangganya sendiri, dunia AG seketika berubah kelam.

    Peristiwa itu terjadi pada akhir tahun 2024, di rumah AG yang berada di Padukuhan Mendak, Kalurahan Kanigoro, Kapanewon Saptosari, Gunungkidul. Saat itu, AG tengah bermain di rumah ketika pertikaian fisik antara sang ayah dan tetangganya, Sugiyono, pecah di depan matanya. Cekcok kecil berubah menjadi insiden penuh emosi yang membekas dalam jiwa kecil AG.

    “Waktu itu AG lihat sendiri. Sugiyono sempat menendang ayahnya hingga terjatuh. Saya sempat mencoba menolong, lalu suami saya membalas dengan memukul Sugiyono,” ungkap Wasemi, ibunda AG.

    Tangisan AG memecah suasana panas malam itu. Ia meraung-raung sejadi-jadinya, berharap pertengkaran segera berakhir. Sugiyono akhirnya memilih meninggalkan lokasi, namun luka di hati AG belum sembuh hingga kini.

    Sejak kejadian itu, AG tidak pernah kembali ke rumahnya sendiri. Ia kini tinggal bersama keluarga dari pihak ibunya. Ketakutan mendalam membuatnya enggan pulang. Setiap mendengar suara keras atau pertengkaran kecil, tubuhnya langsung gemetar.

    “AG sekarang jadi sangat tertutup. Susah tidur. Kalau dengar suara motor besar atau orang bicara keras, dia langsung panik,” jelas Wasemi.

    Tak ingin berlama-lama dalam ketidakpastian, keluarga kemudian memeriksakan AG ke psikiater di Gunungkidul. Hasilnya mengejutkan, AG mengalami trauma berat yang memengaruhi kondisi psikis dan emosinya. Ia kehilangan semangat bermain, menolak bersekolah, bahkan mulai kehilangan kepercayaan pada lingkungan sekitar.

    Kasus antara Ratno Widodo dan Sugiyono sebenarnya sempat diselesaikan secara damai. Beberapa hari setelah kejadian, pemerintah desa melalui Ketua RT dan Dukuh mempertemukan keduanya. Kesepakatan damai secara lisan pun tercapai.

    Namun, tiga hari kemudian, Sugiyono melaporkan kejadian tersebut ke polisi. Ratno Widodo pun resmi ditetapkan sebagai tersangka pada awal Januari 2025. Hal ini disampaikan oleh penasihat hukum Ratno, Anggit Sukmana Putra.

    “Apakah pantas sebuah konflik kecil antar tetangga, yang disaksikan langsung oleh anak kecil, justru menjadi kasus hukum yang berdampak besar pada psikologi anak itu sendiri?” ujar Anggit.

    Dalam sidang pemeriksaan saksi, lanjut Anggit, belum ada keterangan yang menyebut bahwa Ratno memulai kekerasan. Bahkan dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP), Ratno menjelaskan bahwa ia hanya membela diri setelah ditendang terlebih dahulu oleh Sugiyono.

    “Kami tetap menghormati proses hukum yang sedang berjalan,” tambahnya.

     

    Modus Penipuan Bagi Untung Jual Beli HP, Pria Pemalang Ditangkap Polisi

  • 5 Momen Terbaik di Panggung Prambanan Jazz Festival 2025

    5 Momen Terbaik di Panggung Prambanan Jazz Festival 2025

    Liputan6.com, Yogyakarta – Rangkaian Prambanan Jazz Festival (PJF) 2025 resmi berakhir dengan penuh kemeriahan. Festival ini meninggalkan sederet momen terbaik yang membekas di hati para penonton.

    PJF 2025 digelar selama tiga hari, tepatnya 4 hingga 6 Juli 2025 di kawasan Candi Prambanan. Situs bersejarah ini menjadi saksi pertemuan musik, budaya, dan euforia ribuan penikmat musik dari berbagai penjuru dunia.

    PJF 2025 ditutup megah dengan penampilan Dewa 19 feat Marcello Tahitoe dan Maliq & D’Essentials. Ribuan penonton larut dalam nostalgia dan energi kolaborasi Dewa 19 dan Marcello Tahitoe di BRImo Stage, sementara Maliq & D’Essentials sukses menghipnotis QLola Stage hingga tengah malam.

    Sebelumnya, deretan musisi ternama seperti Kenny G, eaJ Park, Tulus, Ebiet G. Ade, hingga Raisa turut memeriahkan PJF 2025, menciptakan berbagai momen berkesan sepanjang festival yang mengusung tema “Sebelas Selaras” ini. Berikut beberapa momen-momen terbaik di panggung PFJ 2025.

    1. Sal Priadi Kenang Gustiwiw

    Sal Priadi menenang Gustiwiw saat tampil di panggung utama pada Jumat (04/07/2025). Penyanyi kelahiran Malang tersebut mengenang Gustiwiw yang sempat menemani dirinya di panggung PJF 2024.

    “Sahabat saya tahun lalu berada di panggung ini menemani saya,” kata Sal Priadi.

    Pelantun lagu Dari Planet Lain ini juga mengjaka para penonton mengirimkan doa untuk Gutiwiw dan orang yang terlah berpulang sebelum menyanyikan lagu Gala Bunga Matahari.

    2. eaJ Gunakan Batik dan Dukung Palestina

    Musisi asal Korea Selatan, eaJ Park atau Jae Park menyerukan “Free Palestine” sebagai bentuk dukungan kepada Palestina saat menutup panggung pertama PJF 2025. Para penonton pun menyambut seruannya eaJ Park dengan kembali meneriakkan “Free Palestine.”

    Seruan dukungan kepada Palestina itu dilakukannya saat melantunkan lagu When The Rains Stop. Tampak pula para kru menyebarkan balon berukuran besar berwarna merah, hijau, putih sebagaimana warna bendera Palestina kepada penonton.

    Kemudian layar LED pun menampilkan tulisan, “No Child Deserves to Die”. Selama tampil, ia turut membawa lagu-lagu populernya seperti, Castle in the Sky, Visions, Ruin My Life, hingga Pause.

    Uniknya, ia juga membawakan lagu cover dari band pop punk asal Amerika Serikat, Paramore, berjudul The Only Exception. Tak hanya itu, ia juga sempat menunjukkan detail busana bernuansa tradisional yang dikenakannya malam tadi.

    EaJ tampil memukau dengan balutan pakaian serba putih yang dilengkapi aksen kain batik di bagian pinggang.

    “Pakaian ini sangat keren, saya menyukainya. Terima kasih,” ujar Jae Park dalam bahasa Inggris.

     

  • Dedi Mulyadi Sebut Jawa Barat Tak Mungkin Dipecah jadi 5 Provinsi, Ini Alasannya

    Dedi Mulyadi Sebut Jawa Barat Tak Mungkin Dipecah jadi 5 Provinsi, Ini Alasannya

    Sebelumnya, beredar wacana pemekaran Jawa Barat menjadi lima provinsi baru. Rencananya, lima provinsi tersebut akan melingkupi 27 kabupaten dan kota.

    Dengan demikian, jika usulan tersebut direalisasikan, maka tak ada lagi Provinsi Jawa Barat. Adapun wacana pemekaran tersebut di antaranya:

    Pertama, Provinsi Sunda Galuh meliputi Kota dan Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Garut, Kabupaten Ciamis, Kota Banjar, dan Kabupaten Pangandaran.

    Kedua, Provinsi Sunda Priangan mencakup Kota dan Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Sumedang, dan Kota Cimahi.

    Ketiga, Provinsi Sunda Pakuan meliputi Kota dan Kabupaten Bogor, Kota Depok, Kota dan Kabupaten Sukabumi, dan Kabupaten Cianjur. 

    Keempat, Provinsi Sunda Taruma meliputi Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Subang, Kabupaten Kawawang, serta Kota dan Kabupaten Bekasi.

    Sementara kelima yakni Provinsi Sunda Caruban meliputi Kabupaten Kuningan, Kota dan Kabupaten Cirebon, Kabupaten Indramayu, dan Kabupaten Majalengka.

    Penulis: Arby Salim

  • Langit Mendadak Gelap, Cerita Warga Flores Timur NTT Dihujani Pasir dan Kerikil Gunung Lewotobi

    Langit Mendadak Gelap, Cerita Warga Flores Timur NTT Dihujani Pasir dan Kerikil Gunung Lewotobi

    Liputan6.com, Flores Timur – Gunung Lewotobi Laki-Laki di Kabupaten Flores Timur, NTT, kembali meletus dahsyat pada Senin (7/7/2025) pukul 11.05 Wita, dengan tinggi kolom abu teramati mencapai 18.000 meter di atas puncak, atau sekitar 19.584 meter di atas permukaan laut.

    Tak lama setelah letusan, hujan abu bercampur pasir dan kerikil mulai mengguyur deras kawasan permukiman. Warga berhamburan sambil menutupi wajah mereka dengan kain seadanya.

    Desa Boru, Kecamatan Wulanggitang, Flores Timur dan desa-desa sekitarnya pada radius terdekat dengan pusat gunung api, seketika menjadi mendadak gelap.

    Hujan abu dan kerikil menciptakan keadaan semakin mencekam. Warga berdiam di dalam rumah. Sebagian meraka melarikan diri menggunakan sepeda motor dan mobil.

    “Sungguh sangat mencekam. Hujan pasir dan abu turun sangat deras. Kami semua berlarian menyelamatkan diri,” Mia Margaretha, warga Boru.

    Ia menuturkan, sesaat setelah letusan, langit mendadak gelap karena matahari ditutupi hujan pasir.

    “Kali ini paling mencekam, karena situasi tiba-tiba gelap, kami berlarian di bawah hujan pasir,” tuturnya.

    Letusan disertai gemuruh ini terdengar sampai di Kabupaten Sikka dan sekitarnya. Akibat letusan itu, hujan abu menerjang beberapa desa di kecamatan Wulanggitang kecamatan Ile Bura.

    “Desa Boru, Dulipali, Klatanlo, Padang Pasir, Nobo, Nurabelen, Klatanlo, Hokeng Jaya, Nawakote, diterjang hujan abu dan pasir sampai sekarang,” ujarnya.

    Sementara Paul, warga Desa Boru mengatakan hingga saat ini masih banyak warga dikepung hujan pasir karena saat erupsi masih berada di kebun.

    Sebagian warga juga melarikan diri ke desa lain menggunakan sepeda motor dan mobil.

    “Suasana mencekam, gelap karena abu dan pasir sampai sekarang,” katanya.