Category: Liputan6.com Regional

  • Kalender Jawa dan Wetonnya Hari Ini, 13 Juli 2025

    Kalender Jawa dan Wetonnya Hari Ini, 13 Juli 2025

    Liputan6.com, Bandung – Kalender Jawa adalah sistem penanggalan tradisional yang masih digunakan oleh masyarakat Indonesia hingga saat ini. Adapun salah satu ciri khas dari kalender Jawa adalah keberadaan “weton”.

    Sebagai informasi, weton adalah kombinasi antara hari dalam kalender Masehi dan lima pasaran dalam penanggalan Jawa. Weton menjadi bagian penting dari kehidupan masyarakat yang masih memegang teguh budaya dan adat istiadat.

    Melalui weton, seseorang bisa mengetahui hari kelahiran yang diyakini memengaruhi sifat dan karakter seseorang. Selain itu, weton juga sering dijadikan panduan untuk memilih waktu yang dianggap baik dalam berbagai kegiatan.

    Contohnya seperti menentukan waktu untuk pernikahan, pindah rumah, hingga memulai usaha. Kalender Jawa tidak sekadar alat penanda waktu tetapi juga sarana untuk mengambil keputusan penting.

    Melansir dari Kalender Jawa, pada hari ini, Minggu, 13 Juli 2025 bertepatan dengan tanggal 17 Suro 1959 dan termasuk weton Minggu Legi. Weton ini dikenal memiliki karakteristik yang menyenangkan, ramah, dan pandai bersosialisasi.

    Orang yang lahir pada weton Minggu Legi umumnya dianggap memiliki kelebihan karakter dan sifat yaitu adil, pandai bergaul, dan mudah memaafkan. Bagi masyarakat modern, penggunaan kalender Jawa mungkin terdengar kuno.

    Namun sampai saat ini masih banyak orang yang memanfaatkan sistem kalender ini sebagai pelengkap dalam perencanaan hidup. Terutama bagi mereka yang kental akan budaya dan menggunakannya sebagai panduan dalam menjalani kehidupan.

  • Tak Semua Dapat Kompensasi Penggusuran, Dedi Mulyadi Ajak Bicara Bupati Bekasi ‘Si Raja Bongkar’

    Tak Semua Dapat Kompensasi Penggusuran, Dedi Mulyadi Ajak Bicara Bupati Bekasi ‘Si Raja Bongkar’

    Dedi Mulyadi mengaku akan bicara dengan Bupati Bekasi soal nasib warga yang rumah atau tempat usahanya dibongkar. 

    “Saya ingin ngajak bicara nanti ke Pak Bupati membicarakan nasib dari warganya yang kehilangan tempat usaha tempat tinggal di bantaran sungai,” katanya. “Untuk itu saya mohon maaf yang sebesar-besarnya atas berbagai langkah yang dilakukan,” lanjut Dedi.

    Kendati demikian, Dedi Mulyadi menegaskan, dirinya tetap mendukung pembongkaran bangunan bantaran sungai. Alasannya, antara lain, demi penanganan banjir.

    “Saya tetap mendukung Pak Bupati untuk melakukan penataan pembongkaran bangunan liar agar saluran-saluran air bisa diperlebar, bisa diperdalam kemudian banjir mulai bisa ditangani,” katanya.

    Ia mengakui, sejumlah daerah di Bekasi masih tergenang banjir. Namun, klaim dia, kondisinya lebih baik dibanding ketika sebelum bangunan-bangunan bantaran sungai itu dibongkar.

    “Hari ini Bekasi banjirnya tidak separah dulu. Memang masih ada titik-titik banjir tetapi jauh lebih baik dibanding dengan dulu yang banjirnya luar biasa,” katanya. 

    “Mari kita melakukan penataan sungai-sungai kita, rawa-rawa kita, tidak boleh lagi mengalami penyempitan, pendangkalan yang akhirnya bencananya dituai oleh bersama,” tandasnya.

  • Karya Bapa Begeg Bergaung di Ksirarnawa Lewat Sekaa Gong Taruna Mekar Tunjuk

    Karya Bapa Begeg Bergaung di Ksirarnawa Lewat Sekaa Gong Taruna Mekar Tunjuk

    Liputan6.com, Denpasar – Panggung Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya Bali, menjadi saksi pergelaran istimewa yang memuliakan karya-karya emas I Wayan Begeg, maestro karawitan Bali asal Banjar Pangkung, Tabanan. Pada Selasa (8/7/2025), Sekaa Gong Taruna Mekar Tunjuk dari Banjar Tunjuk Kaja, Tabanan, menghidupkan kembali warisan seni sang maestro melalui pementasan bertajuk “Pemuliaan Karya Maestro Bapa Begeg” dalam rangkaian Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-47. 

    Pertunjukan ini bukan sekadar seni panggung, melainkan sebuah upaya pelestarian budaya yang sarat makna. Pertunjukan yang melibatkan 27 penabuh dan 13 penari ini dipandu oleh pembina seni I Made Arnawa, SSKar., M.Sn. “Kami bawakan karya-karya orisinal Bapa Begeg, sebagai bentuk pemuliaan dan pengenalan ulang kepada generasi kini,” ujar Arnawa.

    Guna memastikan keaslian, Arnawa berkolaborasi dengan penari dari Desa Delod Peken dan menggali rekaman-rekaman langka karya Bapa Begeg, termasuk yang tersimpan dari pentas di Amerika pada tahun 1957 dan 1962, hasil kerja sama dengan Perbekel Desa Delod Peken.

    Pementasan diawali dengan Gending Gambang Misagagang, karya Bapa Begeg tahun 1956 yang diciptakan untuk lawatan Sekaa Gong Pangkung Tirta Kentjana ke luar negeri. Komposisi ini menghadirkan nuansa ritual yang kental, membawa penonton ke suasana klasik yang penuh rasa. 

    Dilanjutkan dengan Tari Pendet Pangkung (1942), sebuah tari penyambutan yang diadaptasi dari tari pependetan sakral. Tari ini pernah dipentaskan di Betawi atas undangan pemerintah Jepang, dengan gerakan penari yang menabur bunga dalam sembah bhakti, menciptakan kesyahduan yang sederhana namun mendalam.

    Puncak emosional pementasan terjadi saat Tari Oleg Tamulilingan ditampilkan. Menggambarkan kisah simbolik kumbang dan bunga, tarian ini dibawakan dalam versi klasik Tabanan yang mempertahankan format iringan asli. “Kami bawakan dengan cara lama, agar publik tahu bentuk awalnya,” kata Arnawa. Versi ini mengingatkan penonton pada kepekaan estetika yang menjadi ciri khas Bapa Begeg sebelum tarian ini berkembang dalam bentuk modern. 

    Tak hanya karya Bapa Begeg, pergelaran juga menampilkan Tabuh Kreasi Ratna Wijaya, karya I Wayan Sinti dari tahun 1970-an. Komposisi ini menonjol dengan struktur musikal yang kompleks, mencakup gegineman, gegenderan, ocak-ocakan, hingga pengecet, yang memperkaya dinamika pertunjukan.

  • Prakiraan Cuaca di Provinsi Bali Hari Ini

    Prakiraan Cuaca di Provinsi Bali Hari Ini

    Liputan6.com, Bandung – Provinsi Bali pada hari ini, Minggu, 13 Juli 2025 diprediksi mengalami cuaca yang cukup bervariasi. Sebagian besar wilayahnya memiliki prakiraan cuaca cerah sementara beberapa daerah lainnya berpotensi berawan.

    Kondisi ini menggambarkan cuaca di pertengahan tahun yang belum sepenuhnya stabil meskipun seharusnya telah memasuki musim kemarau. Adapun masyarakat dan wisatawan yang sedang berada di Bali perlu mempersiapkan diri dengan melakukan langkah antisipasi.

    Misalnya membawa payung atau jas hujan bisa menjadi pilihan untuk bisa menjalani aktivitas di luar ruangan tanpa terganggu oleh cuaca. Bagi mereka yang memiliki agenda perjalanan wisata, informasi cuaca juga penting untuk menentukan destinasi yang akan dikunjungi.

    Bali yang terkenal dengan keindahan alamnya mulai dari pantai, sawah, hingga pegunungan tentu akan lebih maksimal dinikmati saat cuaca mendukung. Saat cuaca cerah berawan, pengunjung bisa tetap menikmati suasana alam yang indah.

    Sementara itu, jika hujan turun maka aktivitas bisa dialihkan ke tempat wisata indoor seperti museum, galeri seni, atau pusat kuliner khas Bali. Para pelaku usaha pariwisata juga dapat menyesuaikan layanan dan aktivitas yang ditawarkan kepada para tamu.

    Meskipun prediksi cuaca tidak selalu seratus persen akurat data dari BMKG tetap menjadi acuan penting bagi banyak pihak. Terutama dalam menghadapi cuaca yang tidak menentu seperti saat ini.

  • Pesona Desa Adat Sade, Wisata Edukasi Menarik di Lombok

    Pesona Desa Adat Sade, Wisata Edukasi Menarik di Lombok

    Liputan6.com, Bandung – Indonesia memiliki kekayaan alam dan budaya yang luar biasa untuk dijadikan destinasi wisata. Adapun salah satu tempat menarik untuk kegiatan tersebut adalah mengunjungi desa wisata.

    Pasalnya desa wisata menawarkan banyak pengalaman menarik mulai dari merasakan suasana pedesaan yang tenang, alami, sekaligus penuh nilai edukatif. Tidak hanya menyuguhkan keindahan alam desa wisata juga menawarkan pengalaman budaya.

    Wisatawan dapat mengetahui bagaimana kehidupan masyarakat lokal hingga aktivitas tradisional yang jarang diketahui. Selain itu, setiap desa wisata memiliki ciri khas dan daya tarik tersendiri.

    Beberapa desa sering kali menyuguhkan panorama sawah yang hijau, aliran sungai yang jernih, dan udara yang seju. Sementara itu, ada juga desa wisata yang mengajak pengunjung untuk ikut serta dalam kegiatan berkesenian, bertani, membatik, dan lain-lain.

    Desa wisata juga menjadi sarana untuk melestarikan tradisi dan budaya lokal serta memperkaya wawasan tentang kehidupan sosial dan adat istiadat. Anak-anak dan generasi muda pun bisa mendapatkan pelajaran berharga dari kunjungan tersebut.

    Adapun desa wisata juga mendukung perekonomian masyarakat lokal karena ketika wisatawan datang mereka tidak hanya menikmati tempat tersebut tetapi juga membeli produk UMKM lokal, mencicipi kuliner rumahan, serta menginap di penginapan milik warga.

    Terdapat banyak pilihan desa wisata yang bisa dijelajahi dan salah satu yang bisa dikunjungi adalah Desa Adat Sade di Lombok.

  • Garap Perkebunan hingga Gunung Wayang, Pemprov Jabar Akan Kerjasama dengan Artha Graha Milik Tomy Winata

    Garap Perkebunan hingga Gunung Wayang, Pemprov Jabar Akan Kerjasama dengan Artha Graha Milik Tomy Winata

    Dedi Mulyadi menyatakan, pemerintah tidak mungkin lepas dari pengusaha. Sebagai gubernur, aku Dedi, dirinya mesti terbuka dengan dunia usaha.  

    Asalkan, dunia usaha yang legal, tidak merugikan masyarakat, taat pajak, menumbuhkan lapangan kerja, dan berlangsung secara terbuka.

    “Tidak mungkin pemerintah tidak berhubungan dengan dunia usaha. Selama berhubungannya dilakukan secara terbuka, kemudian bertujuan untuk kebaikan dan kemakmuran rakyat,” katanya.

    Selain itu, tidak merusak lingkungan, tidak merampas hak-hak negara dan hak rakyat. “Bagi saya tidak ada masalah,” imbuhnya.

    Dalam pembangunan, katanya, pemerintah perlu bekerja sama dengan pengusaha. “Yang tidak boleh itu adalah melakukan tindakan-tindakan kotor yang bertentangan dengan kepentingan rakyat, kemudian merugikan rakyat, kong-kalikong”.

    Katanya, negara dan pengusaha serta rakyat adalah satu kesatuan yang harus saling mendukung demi kemajuan pembangunan. Dia melanjutkan, lebih baik jadi pemimpin yang berhubungan dengan kalangan pengusaha lalu interaksinya ditampilkan secara terbuka, misalnya, menjadi konten media sosial.

    “Dibanding mengaku orang yang anti-oligarki, seolah-olah berhadapan dengan oligarki, tetapi saat pemilu, di belakang layar timnya mendatangi oligarki, meminta bantuan untuk dana kampanye, atau di saat pemilu menggunakan fasilitas pesawat, jet pribadi, untuk kegiatan kampanye, padahal jet itu milik oligarki,” katanya.

  • Harimau Teror Petani Kopi, TNBBS Pasang Kamera Pemantau

    Harimau Teror Petani Kopi, TNBBS Pasang Kamera Pemantau

    Liputan6.com, Lampung – Seorang petani kopi bernama Misni (63) ditemukan tewas secara mengenaskan usai diserang harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) di kawasan hutan Pemangku 6, Pekon Sukabumi, Kecamatan Batu Brak, Kabupaten Lampung Barat, Kamis petang (10/7/2025).

    Kepala Balai Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS), Hifzon Zawahiri, menyebut korban diduga diterkam saat berada di kebun kopi yang hanya berjarak sekitar 500 meter dari rumahnya. “Korban diseret oleh harimau sejauh sekitar satu kilometer ke dalam hutan sebelum dimangsa,” ujar Hifzon, Jumat (11/7/2025).

    Peristiwa tragis ini bermula saat Misni berpamitan ke kebun sekitar pukul 14.00 WIB. Namun hingga lewat dari waktu biasanya pulang, yakni pukul 16.30 WIB, ia tak kunjung kembali. Keluarga yang khawatir kemudian meminta bantuan warga untuk melakukan pencarian.

    Puluhan warga turun ke lokasi dan menyisir area kebun serta hutan sekitar. Sekitar pukul 19.54 WIB, jasad korban akhirnya ditemukan dalam kondisi mengenaskan. Terdapat luka gigitan pada bagian tengkuk leher yang menguatkan dugaan serangan harimau. “Jarak antara kebun dengan tempat jasad ditemukan sekitar satu kilometer. Dari jejak dan luka yang ada, korban kemungkinan besar diserang di kebun dan diseret ke dalam hutan,” ujar Hifzon.

    Menanggapi insiden itu, pihak Balai Besar TNBBS akan segera memasang kamera jebak (camera trap) di area sekitar lokasi kejadian. Langkah ini dilakukan untuk memantau pergerakan harimau sumatera dan mengantisipasi kemungkinan konflik lanjutan antara manusia dan satwa liar. “Kamera jebak akan membantu kami mengetahui pergerakan harimau sekaligus menjadi bahan evaluasi untuk menentukan langkah mitigasi yang tepat,” ungkap Hifzon.

    Ia juga mengimbau masyarakat yang beraktivitas di area perkebunan dekat kawasan hutan untuk tidak pergi sendirian. Selain itu, warga diminta segera melapor apabila melihat tanda-tanda keberadaan satwa buas seperti jejak kaki, cakaran, atau suara auman. “Warga harus ekstra hati-hati. Bila ada indikasi keberadaan satwa liar besar, jangan abaikan dan segera informasikan ke pihak berwenang,” tutupnya.

  • Asal-usul Sosok Mistis Jerangkong, Berikut Cirinya

    Asal-usul Sosok Mistis Jerangkong, Berikut Cirinya

    Jerangkong merupakan sosok mistis yang menjadi bagian dari cerita urban legend di Indonesia khususnya di wilayah Jawa. Nama “Jerangkong” sendiri berasal dari bahasa Jawa yang berarti “kerangka” atau tulang belulang.

    Sosoknya digambarkan sebagai sosok menyeramkan dengan ciri-ciri berupa tubuh kurus hanya tinggal tulang berjalan tertatih dengan suara berderak layaknya tulang yang saling bergesekan.

    Asal usul cerita Jerangkong biasanya berkaitan dengan roh orang yang meninggal dunia tidak wajar. Akibatnya roh tersebut memiliki dendam yang belum terselesaikan dan mengganggu manusia.

    Melalui kisah rakyat lain hantu Jerangkong disebut sebagai arwah gentayangan dari seseorang yang semasa hidupnya berbuat jahat, pelit, atau enggan bersedekah. Setelah meninggal, arwahnya tidak diterima oleh bumi maupun langit.

    Kemudian ciri khas lain dari Jerangkong adalah suara langkahnya yang berbunyi “krek-krek” seperti suara tulang yang kering. Banyak masyarakat yang percaya bahwa ketika suara tersebut terdengar berarti makhluk tersebut sedang berjalan mendekat.

  • Batam Pioner Industri Hijau, Diawali Pabrik Solder Ramah Lingkungan

    Batam Pioner Industri Hijau, Diawali Pabrik Solder Ramah Lingkungan

    Liputan6.com, Batam – Batam menjadi kota pertama di Asia Tenggara yang memiliki pabrik solder ramah lingkungan. Adalah PT Solder Tin Andalan Indonesia (STANIA), anak perusahaan Arsari Tambang itu diresmikan Kamis (10/7/2025).

    Berlokasi di Tunas Prima Industrial Estate, menurut Komisaris Utama Arsari Tambang, Hasyim Djojohadikusumo, pabrik ini bukan sekadar fasilitas produksi, melainkan simbol komitmen Indonesia menuju industri hijau yang berkelanjutan.

    “Ini lompatan besar menuju masa depan industri yang ramah lingkungan dan mandiri,” kata Hashim S. Djojohadikusumo.

    Ditambahkan bahwa pabrik ini mendukung visi hilirisasi mineral nasional yang digagas Presiden Prabowo dan menjadikan Batam sebagai pusat teknologi hijau.

    Dengan kapasitas awal 2.000 ton solder bar per tahun dan rencana ekspansi hingga 16.000 ton untuk produk seperti solder wire, powder, dan paste, STANIA menargetkan pendapatan tahunan Rp1 triliun. Menurutnya, ini lebih dari sekadar angka, pabrik ini dirancang sebagai green factory.

    Direktur Utama Arsari Tambang, Aryo P Djojohadikusumo menyebutkan bahwa pabrik ini seluruh operasionalnya menggunakan listrik dari Energi Baru Terbarukan (EBT) bersertifikat Renewable Energy Certificate (REC) dari PLN. Bahkan desain bangunan juga memanfaatkan cahaya alami untuk hemat energi.

    “Kami buktikan industri berat bisa ramah lingkungan, sejalan dengan tren global menuju energi bersih,” kata Aryo P. Djojohadikusumo.

    Ia memastikan keberlanjutan bahan baku melalui kerja sama dengan PT Freeport Indonesia. Pasokan timbal dan perak dipastikan bebas dari praktik ilegal, memperkuat prinsip produksi yang bertanggung jawab.

    Tak hanya untuk pasar lokal, STANIA menggandeng Volex, perusahaan konektivitas elektronik global, untuk mengekspor solder ke pasar dunia.

    “Hilirisasi adalah strategi nyata untuk kemandirian industri kita,” kata Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi RI, Todotua Pasaribu, yang turut hadir.

    Gubernur Kepulauan Riau, Ansar Ahmad, menyebut kehadiran STANIA sebagai sinyal kuat posisi Batam di kancah global.

    “Pabrik ini membawa teknologi, lapangan kerja, dan kebanggaan sebagai pusat industri hijau,” katanya.

    Ia optimis Batam tidak hanya menjadi bagian dari rantai pasok global, tetapi juga pelopor industri pertambangan yang hijau dan ekspansif, menunjukkan bahwa ekonomi dan lingkungan bisa berjalan seiring.

  • Kejati Sulsel Selidiki Dugaan Korupsi ART DPRD se-Sulsel, DPRD Tana Toraja?

    Kejati Sulsel Selidiki Dugaan Korupsi ART DPRD se-Sulsel, DPRD Tana Toraja?

    Diketahui, dugaan korupsi dalam pengelolaan ART pimpinan DPRD Tana Toraja lebih dulu dilaporkan oleh sekelompok mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa dan Pemuda Anti Mafia Hukum. Mereka melayangkan laporan resmi ke Kejati Sulsel usai menggelar aksi demonstrasi di depan kantor Kejati pada Senin, 19 Agustus 2024.

    Dalam orasinya, Koordinator Aksi, Issank, mengungkapkan adanya kejanggalan dalam penggunaan anggaran rutin rumah jabatan DPRD Tana Toraja yang tetap dikucurkan sejak tahun 2017 hingga 2024 meski rumah jabatan tersebut tidak pernah ditempati.

    “Anggaran pemeliharaan rumah dan kendaraan dinas mereka mencapai sekitar Rp100 juta per tahun. Ditambah konsumsi Rp25 juta per bulan, serta biaya listrik dan air sebesar Rp10 juta per bulan. Ini sangat janggal karena rumah tersebut tidak dihuni,” tegas Issank saat itu.

    Tidak hanya itu, ia juga membeberkan bahwa pimpinan teras DPRD lainnya menerima alokasi anggaran yang jauh lebih besar. Untuk pemeliharaan rumah dan kendaraan mencapai Rp152 juta per tahun, dan untuk konsumsi mencapai Rp40 juta per bulan. 

    Menurutnya, pemborosan tersebut tidak mencerminkan prinsip efisiensi dan akuntabilitas seperti yang diamanatkan oleh Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2017 tentang Hak Keuangan dan Administratif Pimpinan dan Anggota DPRD.

    Issank menyebut bahwa penggunaan anggaran tersebut bukan sekadar persoalan kelalaian administratif, melainkan sudah masuk dalam ranah dugaan tindak pidana korupsi karena negara telah dirugikan.

    “Ini bukan hanya soal kelalaian administratif. Ini bisa masuk kategori korupsi karena negara sudah dirugikan untuk membiayai fasilitas yang tidak digunakan sama sekali,” sebut Issank.

    Mereka juga secara tegas menolak jika penyelesaian kasus hanya sebatas pengembalian kerugian negara. Menurutnya, pengembalian uang negara tidak menghapus unsur pidana dan tidak boleh menjadi jalan pintas untuk lepas dari proses hukum.

    “Kalau korupsi hanya bisa selesai dengan pengembalian dana, maka hukum kehilangan wibawanya. Pelanggaran tetap harus diproses secara hukum, meski uangnya dikembalikan,” lanjut Issank.

    Laporan resmi yang mereka ajukan ke Kejati Sulsel diterima langsung oleh pihak Seksi Penerangan Hukum. Dalam laporan tersebut, mahasiswa menyertakan data-data anggaran dari dokumen APBD Tana Toraja yang dapat diakses secara publik. Mereka mengklaim tuduhan tersebut bukan berdasarkan asumsi, melainkan didukung fakta dan data resmi.

    “Kami menyusun laporan ini berdasarkan fakta dan dokumen resmi. Kami juga mendasarkan tuntutan ini pada Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari KKN,” tegas Issank.

    Aliansi mahasiswa berharap agar laporan tersebut tidak diabaikan dan segera ditindaklanjuti secara serius oleh Kejati Sulsel. Mereka menegaskan bahwa penegakan hukum harus dilakukan tanpa pandang jabatan atau kedudukan.

    “Kami tidak ingin laporan ini hanya menumpuk di meja. Ini soal tanggung jawab terhadap uang rakyat. Penegakan hukum harus menyentuh seluruh pihak tanpa pandang jabatan,” pungkas Issank dalam orasinya.

    Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

     

    Pernyataan keras dikemukakan Presiden Prabowo Subianto. Kendati telah memberikan kesempatan kepada para koruptor, hingga 100 hari pemerintahan belum ada koruptor yang melapor dan mengembalikan uang hasil korupsi.