Category: Liputan6.com Regional

  • 8 Pelanggaran Prioritas Sasaran Operasi Patuh Polres Pemalang, Salah Satunya Knalpot Brong

    8 Pelanggaran Prioritas Sasaran Operasi Patuh Polres Pemalang, Salah Satunya Knalpot Brong

    Kata Eko, Satuan Lalu lintas Polres Pemalang memanfaatkan momentum hari pertama pelajar masuk sekolah setelah libur panjang kenaikan kelas, dengan menyelenggarakan dikmas lantas ke sekolah-sekolah.

    “Kegiatan ini akan dilaksanakan secara rutin, dengan harapan dapat menekan angka pelanggaran dan kecelakaan lalu lintas, serta meningkatkan kepatuhan dan ketertiban pelajar dalam berlalulintas,” kata Kapolres Pemalang.

    Pada kesempatan itu, Eko juga mengingatkan pentingnya keterlibatan seluruh elemen pemerintah dan elemen masyarakat, dalam mendukung kelancaran pelaksanaan Operasi Patuh Candi.

    “Dalam gelaran Operasi ini, Polres Pemalang bersama Forkopimda dan seluruh elemen masyarakat akan terus bekerjasama, dalam meningkatkan disiplin berlalu lintas serta menekan angka kecelakaan lalu lintas di wilayah hukum Polres Pemalang,” kata Kapolres Pemalang

  • Sekolah Swasta Tunda MPLS karena Kekurangan Siswa, Disdik Jabar: Silakan

    Sekolah Swasta Tunda MPLS karena Kekurangan Siswa, Disdik Jabar: Silakan

    Sebelumnya, sejumlah sekolah swasta di Jawa Barat mengeluhkan kebijakan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi terkait penambahan rombongan belajar (rombel) di sekolah negeri untuk tahun ajaran 2025/2026.

    Meski kuota rombel ditambah, Dedi Mulyadi mengeklaim sekolah swasta tidak akan kekurangan siswa. Sebab, masih ada ratusan ribu siswa yang tidak dapat ditampung di sekolah negeri.

    “Apakah sekolah swasta tidak akan kebagian murid? Masih ada 400.000 lebih yang tidak bisa ditampung di sekolah negeri. Jadi masih banyak siswanya. Apalagi sekolah swasta favorit, sudah full, mereka sudah tidak buka pendaftaran lagi,” kata Dedi, dikutip pada Jumat, 11 Juli 2025.

    Dedi lantas menyoroti penerimaan siswa di SMA Negeri 1 Ciasem, Kabupaten Subang. “Kayak kemarin kasus yang di SMA Negeri 1 Ciasem. Kan sayang jumlah yang mendaftarnya 258, yang diterimanya 250. Kan sayang yang 8,” tutur dia.

    Maka dari itu, Dedi menyebut kebijakan untuk menambah rombel di sekolah negeri bertujuan untuk menampung para siswa tersebut.

    “Ya sudah daripada yang 8 kemudian tidak diterima, ya sudah diterima saja,” tandasnya.

    Di sisi lain, Dedi mengatakan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat juga telah menyiapkan anggaran untuk mendukung kebijakan itu. Adapun terkait jumlah siswa, mantan Bupati Purwakarta ini menyebut tidak semua kelas akan diisi oleh 50 siswa.

    “Kemudian nanti di perubahan anggaran ini saya sudah menghitung berapa kebutuhan kursi, berapa kebutuhan jumlah bangunan. Jadi yang nanti muridnya 50 itu nanti ditambah bangunannya, sehingga nanti ada 35, ada 30, ada 25, rasionya seperti itu,” dia menjelaskan.

    Penulis: Arby Salim

  • Cerita Puluhan Ibu Muda Jadi Korban Arisan Hingga Investasi Bodong di Cirebon

    Cerita Puluhan Ibu Muda Jadi Korban Arisan Hingga Investasi Bodong di Cirebon

    “Upaya kami sebelumnya sudah mendatangi rumahnya, menagih, sampai dijanjikan dan akhirnya zonk atau nihil tidak ada hasil, tidak ada pembayaran yang dicicil sama sekali sampai hari ini,” katanya.

    Mereka yang didampingi temannya, Nathasya mengimbau kepada para korban lain agar tidak perlu khawatir karena kinerja Polres Cirebon Kota sangan bagus.

    “Alhamdulillah tersangka sudah diamankan. Dan masih banyak korban yang melapor satu per satu bahkan ada korban yang asalnya dari luar kota dengan total kerugian sampai Rp 2 miliar secara keseluruhan,” ucapnya.

    Pada kesempatan tersebut, para korban arisan dan investasi bodong meminta pelaku diproses hukum seberat-beratnya. 

    Meskipun mereka dengan terpaksa harus menerima resiko uang yang telah disetor kepada pelaku tak akan dikembalikan. 

    “Jangan sampai ada penangguhan penahanan atau apapun bentuknya yang meringankan pelaku selama proses hukum. Kalau berharap si sudah tidak berada di fase itu karena sudah sakit hati dan masa si uang nya bisa kembali. Jadi proses saja jangan ada penangguhan,” ujarnya. 

    Sementara itu, Satreskrim Polres Cirebon Kota telah mengamankan pelaku di kontrakannya di daerah Semarang, Jawa Tengah, Kamis (10/7/2025) malam. 

    Usai diamankan, TA langsung dibawa ke Mapolres Cirebon Kota untuk menjalani pemeriksaan intensif. Setelah dilakukan gelar perkara, sore harinya TA resmi ditetapkan sebagai tersangka dan langsung dilakukan penahanan.

    “Untuk sementara, laporan yang masuk baru satu orang korban, disertai tiga korban lainnya yang kita mintai keterangan sebagai saksi,” ujar Kasat Satreskrim Polres Cirebon Kota, AKP Fajri Ameli Putra, Jum’at (11/7/2025).

    Dari laporan tersebut, korban mengalami kerugian sekitar Rp300 juta. Selain itu, polisi juga menerima kedatangan sekitar 12 orang korban lainnya yang mengaku turut menjadi korban penipuan. 

    Para korban berasal dari berbagai wilayah, termasuk Kota dan Kabupaten Cirebon, hingga Surabaya. Total kerugian yang sudah didata sementara mencapai sekitar Rp700 juta.

    Atas perbuatannya, TA dijerat dengan Pasal 372 atau Pasal 378 KUHP tentang tindak pidana penipuan dan/atau penggelapan dengan ancaman hukuman maksimal 4 tahun penjara.

    Polres Cirebon Kota menghimbau kepada masyarakat yang merasa menjadi korban penipuan serupa agar segera melapor untuk dilakukan pendataan dan proses hukum lebih lanjut.

    “Kami masih membuka kesempatan bagi para korban lainnya untuk melapor ke Polres Cirebon Kota,” imbuhnya.

  • Samarinda, Tepian Harmoni Kehidupan di Antara Aliran Mahakam yang Tak Pernah Tidur

    Samarinda, Tepian Harmoni Kehidupan di Antara Aliran Mahakam yang Tak Pernah Tidur

    Di kota ini, tepian tidak hanya berarti batas air dan daratan, tetapi juga pertemuan berbagai peradaban dan kebudayaan. Pasar-pasar tradisional dipenuhi dengan aroma rempah-rempah khas Banjar, masakan Bugis yang kaya rasa, seni ukir Dayak yang magis, serta kesenian Jawa yang membaur dalam kehidupan masyarakat urban.

    Festival budaya kerap diselenggarakan untuk merayakan keragaman ini, dan menjadikan Samarinda sebagai miniatur toleransi dan persaudaraan yang berakar dari kehidupan di tepi sungai. Di sisi lain, perkembangan ekonomi dan urbanisasi Samarinda turut memperkuat citra kota ini sebagai Kota Tepian yang dinamis.

    Kawasan tepian Mahakam tidak hanya menjadi lokasi hunian dan dermaga, tetapi juga diubah menjadi ruang publik yang representatif seperti Tepian Mahakam sebuah ruang terbuka yang dipenuhi taman, tempat bersantai, pertunjukan seni, hingga wisata kuliner yang menjadi primadona di akhir pekan.

    Pemerintah kota sadar betul akan nilai strategis dan estetika dari kawasan tepian sungai ini, sehingga revitalisasi dilakukan untuk menata ulang kawasan tersebut menjadi wajah kota yang modern namun tetap menyimpan nuansa kearifan lokal.

    Dari sinilah terlihat bagaimana Samarinda membangun dirinya dengan tetap memelihara identitas historis dan geografisnya sebagai kota tepian, yang tidak hanya bersahabat dengan sungai, tetapi juga menghidupi dan menjadikannya sebagai pusat keseimbangan sosial dan ekologis kota.

    Lebih dari itu, Samarinda sebagai Kota Tepian juga menyimpan simbol harapan dan transformasi. Dari sebuah kota kecil yang dulunya hanyalah perkampungan nelayan dan pelabuhan sungai, kini ia tumbuh menjadi salah satu pusat perekonomian terbesar di Kalimantan Timur, sekaligus penyangga utama bagi Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara yang berada tidak jauh dari wilayahnya.

    Di sinilah makna tepian juga mendapat dimensi baru dan bukan hanya soal posisi fisik, tetapi juga sebagai ambang perubahan dan peluang masa depan. Kota ini berada di tepian sejarah besar, sebagai bagian penting dalam transformasi Indonesia ke arah pembangunan yang lebih hijau, berkelanjutan, dan berkeadilan.

    Peran Samarinda pun semakin strategis, dan warga kota ini memiliki tanggung jawab moral dan sosial untuk menjaga keseimbangan antara pembangunan dan pelestarian lingkungan sungai yang telah membesarkan mereka.

    Maka tidak berlebihan jika dikatakan bahwa julukan Kota Tepian yang melekat pada Samarinda adalah ungkapan penuh makna yang merangkum kekayaan alam, sejarah sosial, pluralitas budaya, dan semangat kolektif masyarakat dalam menjalani kehidupan di tengah arus zaman yang terus berubah.

    Kota ini bukan hanya terletak di tepi sungai, melainkan berada di tepian harapan, tepian kebangkitan, dan tepian perubahan besar yang akan membentuk wajah Kalimantan masa depan.

    Di tepi Mahakam yang tenang namun dalam itu, Samarinda berdiri dengan keanggunannya sendiri yaitu sebagai kota yang menjadikan tepian bukan sebagai batas, melainkan sebagai jembatan menuju harmoni, kemajuan, dan masa depan yang lebih cerah.

    Penulis: Belvana Fasya Saad

     

  • Hari Pertama Sekolah Rakyat di Solo, Gubernur Luthfi Minta Bentuk Satgas Anti-bullying

    Hari Pertama Sekolah Rakyat di Solo, Gubernur Luthfi Minta Bentuk Satgas Anti-bullying

    Gubernur Jawa Tengah itu berpesan kepada para siswa maupun tenaga pendidik bahwa selama masa orientasi pengenalan lingkungan sekolah kepada siswa melarang keras terjadinya tindak kekerasan. Oleh sebab itu, ia meminta kepada siswa untuk tidak melakukan aksi perundungan kepada siswa lainnya dalam kegiatan tersebut. Jika nantinya ditemukan adanya aksi perundungan, Luthfi meminta untuk segera melaporkan kepada dirinya.

    “Pada saat masa orientasi ini tidak boleh ada kekerasan, saya ulangi tidak boleh ada kekerasan. Tidak boleh saling mem-bully. Awas kalau ada yang sampai mem-bully, laporkan gubernur. Kalau perlu kepala sekolah membuat satgas anti bullying. Kalau ada adik-adik yang memb-bully kepada teman-temannya bikin laporan nanti tak panggil ke provinsi,” ujar dia.

    “Jadi nggak boleh, karena adik-adik sekalian mau putri, mau putra di sini sama rata, sama rasa, yaitu menuntut ilmu, jelas? Jangan sampai ada bullying mau dari pakaiannya, mau dari bentuk tubuhnya, mau dari keluarganya siapa, mau rambutnya ikal, gondrong, gundul, tambutny abang, semuanya sama,” tambahnya.

    Sementara itu, Kepala Sentra Terpadu Prof Dr Soeharso, Nova Dwiyanto menjelaskan berdasarkan penjaringan yang melibatkan Dinas Sosial Solo dan Dinas Pendidikan Solo telah berhasil merekrut sebanyak 200 siswa yang berasal dari keluarga tidak mampu yang masuk Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional. Dari jumlah siswa itu terdiri dari 113 siswa laki-laki dan 87 siswa perempuan.

    “Untuk tenaga pendidik dapat kami laporkan bahwa ada satu kepala sekolah dan 20 orang tenaga guru bidang mata pelajaran maupun bidang penunjang lainnya. Ada 12 wali asuh dan wali asrama yang selama dua minggu terakhir mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan,” ujar dia.

    Pada hari pertama MPLS Sekolah Rakyat Menengah Atas 17 Solo, Novi mengungkapkan bahwa siswa akan menjalani pemeriksaan kesehatan. Kegiatan yang melibatkan petugas medis dari Puskesmas Ngoresan, Jebres, Solo itu untuk mengetahui kondisi kesehatan para siswa yang akan menjalani kegiatan belajar mengajar dengan tinggal di asrama.

    “Tujuan dari pemeriksaan kesehatan untuk memeriksa apakah adik-adik ada yang memiliki penyakit-penyakit tertentu yang memerlukan pengobatan segera. Nanti ketika mereka dinyatakan sudah sehat dapat bergabung untuk memulai proses belajar mengajar,” ujar dia.

  • Sunan Drajat, Wali Bijak dari Lereng Paciran Mengubah Kemanusiaan dengan Laku Sosial dan Etika

    Sunan Drajat, Wali Bijak dari Lereng Paciran Mengubah Kemanusiaan dengan Laku Sosial dan Etika

    Etika dan moralitas menjadi inti dari setiap ajaran yang disampaikan oleh Sunan Drajat. Ia dikenal sering menggunakan tembang atau syair sebagai medium dakwah, salah satu yang terkenal adalah pitutur luhur berupa falsafah hidup Jawa.

    Makna dari petuah ini sangat dalam yaitu berikan tongkat kepada yang buta (bimbingan kepada yang tidak tahu), berikan makanan kepada yang lapar, pakaian kepada yang telanjang, dan tempat berteduh kepada mereka yang kehujanan.

    Ajaran ini merupakan manifestasi langsung dari prinsip tauhid sosial, yakni bahwa keimanan kepada Tuhan mesti tercermin dalam kepedulian terhadap sesama. Dalam pandangan Sunan Drajat, tidak ada ibadah yang lebih utama selain menolong orang lain.

    Oleh karena itu, ajaran-ajarannya selalu mengandung nilai-nilai kasih sayang, kerja sama, dan empati. Ia pun menolak kekerasan dalam menyebarkan Islam, dan lebih memilih jalan kelembutan, kebijaksanaan, dan keteladanan dalam bertutur kata dan bersikap.

    Keberadaan Sunan Drajat juga berhasil menciptakan tatanan sosial baru di wilayah Lamongan dan sekitarnya. Ia tidak hanya dihormati oleh kalangan Muslim, tetapi juga oleh masyarakat lintas agama yang menyaksikan langsung kontribusi sosialnya yang besar.

    Bahkan, ia seringkali menjadi penengah dalam konflik antarkelompok dan menjadi penasihat para penguasa lokal dalam menjalankan pemerintahan yang adil dan bijaksana. Tradisi-tradisi lokal yang bertentangan dengan nilai kemanusiaan secara perlahan ia luruskan tanpa menghilangkan jati diri budaya masyarakat. Inilah mengapa dakwahnya diterima luas, karena ia memahami betul bahwa agama yang datang bukan untuk merusak, tetapi menyempurnakan nilai-nilai luhur yang sudah hidup dalam budaya masyarakat.

    Peninggalannya tidak hanya berupa mushola atau pesantren, tetapi juga sistem nilai yang hidup hingga kini, menjadikan Paciran sebagai simbol dakwah sosial yang humanis dan menyentuh hati.

    Warisan Sunan Drajat masih terus dikenang hingga hari ini. Makamnya yang terletak di daerah Paciran, Lamongan, menjadi salah satu situs ziarah penting bagi umat Islam di Jawa Timur.

    Namun lebih dari sekadar tempat ziarah, kompleks makam tersebut juga menjadi pusat pembelajaran nilai-nilai sosial-keagamaan yang diwariskan oleh beliau. Para pengunjung yang datang bukan hanya untuk berdoa, tetapi juga untuk merenungkan kembali makna dari kehidupan yang saling menolong dan menjunjung tinggi etika.

    Di tengah dunia modern yang kerap kali kehilangan arah moral, ajaran Sunan Drajat terasa begitu relevan bahwa keberagamaan sejati bukan diukur dari banyaknya ibadah ritual, melainkan dari seberapa besar manfaat kita bagi orang lain. Bahwa etika dan kepedulian sosial adalah jembatan terbaik menuju keberkahan hidup, baik di dunia maupun di akhirat.

    Dengan demikian, Sunan Drajat bukan hanya seorang penyebar Islam, tetapi juga seorang pemimpin spiritual, pendidik, dan reformis sosial yang menginspirasi. Namanya harum bukan karena kekuasaan atau kemegahan, tetapi karena ketulusan dan kebijaksanaan dalam mengabdi pada masyarakat.

    Ia adalah simbol bahwa kemuliaan sejati terletak dalam pengabdian kepada sesama manusia, dan bahwa agama jika diajarkan dengan cinta dan kebaikan akan menjadi kekuatan transformatif yang membawa kesejahteraan bagi seluruh umat.

    Di tengah zaman yang kian individualistis, ajaran dan keteladanan Sunan Drajat adalah suluh yang tak pernah padam, menerangi jalan kemanusiaan yang luhur dan penuh kasih.

    Penulis: Belvana Fasya Saad

     

  • Hari Pertama Sekolah Rakyat di Bandung, Siswa Bakal Jalani Pemeriksaan Kesehatan

    Hari Pertama Sekolah Rakyat di Bandung, Siswa Bakal Jalani Pemeriksaan Kesehatan

    Sebanyak 13 Sekolah Rakyat rintisan di Jawa Barat siap beroperasi mulai Senin, 14 Juli 2025. Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jawa Barat, Herman Suryatman mengungkap Sekolah Rakyat itu tersebar di sejumlah kabupaten dan kota.

    Di antaranya Sentra Terpadu Galih Pakuan Ciseeng dan Sentra Terpadu Inten Suweno Cibinong di Kabupaten Bogor, Sentra Pangudi Luhur di Kota Bekasi, Sentra Phalamarta di Kabupaten Sukabumi, Sentra Wyata Guna dan BPPKS Kemensos di Kabupaten Bandung Barat.

    Selain itu, Kompleks Stadion Si Jalak Harupat di Kabupaten Bandung, Pokteksos dan Sentra Wyata Guna di Kota Bandung, BLK di Kabupaten Sumedang, SMPN 18 di Kota Cirebon, serta Sentra Abiyoso dan Dinsos Jawa Barat di Kota Cimahi.

    “Pemda Jabar sinergi dengan Kemensos menyiapkan 13 titik Sekolah Rakyat rintisan,” ujar Herman Suryatman di Bandung pada Sabtu, 12 Juli 2025.

    Angkatan pertama Sekolah Rakyat di Jawa Barat terdiri dari 75 siswa SD, 675 siswa SMP, dan 640 siswa SMA. Adapun tenaga pengajar, sarana dan prasarana, hingga pengelolaan akan menjadi kewenangan Kemensos.

     

    Penulis: Arby Salim

  • Gapit Pisang, Warisan Kuliner Tradisional yang Menggoda di Setiap Gigitan

    Gapit Pisang, Warisan Kuliner Tradisional yang Menggoda di Setiap Gigitan

    Oleh karena itu, pemilihan pisang yang tepat menjadi langkah awal yang sangat penting dalam proses pembuatan Gapit Pisang yang berkualitas. Setelah dijepit hingga agak pipih dan permukaannya sedikit kecokelatan karena karamelisasi alami dari gula pisang, sajian ini akan disempurnakan dengan siraman saus gula aren yang kental dan harum.

    Saus ini bukan hanya penambah rasa manis, melainkan juga pemberi identitas pada Gapit Pisang, karena aroma khas dari gula aren menyatu sempurna dengan kehangatan dan kelembutan pisang yang telah dipanggang.

    Tidak hanya enak, Gapit Pisang juga menyimpan nilai budaya dan sosial yang tinggi. Makanan ini sering disajikan sebagai camilan saat berkumpul bersama keluarga atau teman, baik di sore hari sebagai pendamping teh hangat maupun di pagi hari sebagai menu pembuka sebelum memulai aktivitas.

    Ada kenikmatan tersendiri saat menggigit Gapit Pisang yang masih hangat, apalagi jika disantap di beranda rumah sambil menyeruput kopi hitam atau teh melati. Kehangatan rasa dan suasana inilah yang membuat Gapit Pisang bukan hanya sekadar makanan, melainkan pengalaman kuliner yang menghidupkan kembali nilai-nilai kebersamaan.

    Lebih dari itu, cara pembuatan Gapit Pisang yang masih mengandalkan teknik tradisional menjadi bentuk perlawanan halus terhadap modernisasi makanan cepat saji yang kian marak. Ia berdiri sebagai pengingat akan pentingnya menghargai proses, menikmati waktu, dan menjaga warisan nenek moyang yang telah terbukti memberi manfaat, baik dari segi cita rasa maupun kesehatan.

    Saat ini, Gapit Pisang mulai kembali naik daun, terutama di kalangan pecinta kuliner tradisional yang haus akan nostalgia dan kenikmatan sederhana namun memikat. Beberapa pelaku usaha kecil bahkan mulai menjual Gapit Pisang dalam berbagai variasi modern, seperti menggunakan topping keju parut, meses cokelat, hingga krim susu.

    Meskipun inovasi ini memberikan nuansa baru, namun tak sedikit penikmat sejati yang tetap memilih versi klasiknya yaitu pisang yang dijepit hingga hangat dan diberi saus gula aren yang legit dan wangi. Keaslian rasa dan kesederhanaan penyajian justru menjadi daya tarik utama yang tak tergantikan.

    Gapit Pisang bukanlah sekadar kudapan, tapi juga cerminan dari filosofi hidup masyarakat Indonesia yang penuh kesabaran, kesederhanaan, dan kekayaan rasa. Maka tak berlebihan jika kita menyebut Gapit Pisang sebagai harta kecil dari ranah kuliner lokal yang patut terus dilestarikan, dikenalkan, dan tentu saja dinikmati dalam setiap kesempatan bersantai bersama orang-orang terdekat.

    Penulis: Belvana Fasya Saad

  • Daftar Gunung Api di Indonesia yang Masuk Kategori Level 2 hingga Level 4 per Juli 2025

    Daftar Gunung Api di Indonesia yang Masuk Kategori Level 2 hingga Level 4 per Juli 2025

    Sementara, Level III (siaga) yakni kondisi dengan hasil pengamatan visual dan instrumental memperlihatkan peningkatan aktivitas yang semakin nyata atau gunung api mengalami erupsi. 

    Per tanggal 25 Juli 2025, Badan Geologi menyatakan, ada dua gunung api yang masuk pada level ini:

    1. Ili Lewotolok – Nusa Tenggara Timur

    2. Merapi – Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah

    Terkait Gunung Ili Lewotolok, Badan Geologi merekomendasikan, masyarakat di sekitar G. Ili Lewotolok maupun pengunjung/pendaki/wisatawan agar tidak memasuki dan tidak melakukan aktivitas di dalam wilayah radius 3 km dari pusat aktivitas G. Ili Lewotolok, mewaspadai potensi ancaman bahaya dari guguran/longsoran lava dan awan panas dari sektor Selatan dan Tenggara, sektor Barat serta sektor Timur laut G. Ili Lewotolok.

    Sementara, atas Gunung Merapi, disampaikan, potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awanpanas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km.

    Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.

  • Tim SAR Gabungan Temukan Bangkai KMP Tunu Pratama Jaya yang Tenggelam di Selat Bali

    Tim SAR Gabungan Temukan Bangkai KMP Tunu Pratama Jaya yang Tenggelam di Selat Bali

    Soal apakah bangkai kapal bakal diangkat dalam operasi tersebut, Eko berharap hal tersebut bisa dilakukan.

    Meskipun secara teknis, bisa dibilang masih terlalu dini untuk menentukan dilakukan atau tidaknya proses pengangkatan bangkai kapal.

    “Semoga kita semua tetap selalu sehat dan siap melaksanakan tugas sampai dengan – ibaratnya dari fix datum ini bisa kita angkat ke permukaan,” katanya.

    Jika kapal tersebut nantinya akan diangkat dan berhasil, hal itu akan menjadi capaian tersendiri.

    “Ini harapan saya, karena kalau ini bisa kita lakukan, mungkin ini baru pertama operasi kapal tenggelam hingga pengangkatan di Selat Bali,” ujarnya.

    “Karena dari sekian banyak kapal yang tenggelam di sini, ini belum pernah diangkat ke permukaan,” katanya.