Category: Liputan6.com Regional

  • Kisah Sandekala, Cerita Mistis Populer di Masyarakat Sunda

    Kisah Sandekala, Cerita Mistis Populer di Masyarakat Sunda

    Liputan6.com, Bandung – Indonesia dikenal sebagai salah satu negara kaya akan cerita mistis dan legenda yang berkembang turun-temurun di masyarakat. Setiap daerah memiliki kisah khas yang dipercaya dan diceritakan secara lisan dari generasi ke generasi.

    Di antara banyaknya kisah tersebut, masyarakat Sunda pun memiliki cerita mistis yang cukup dikenal yaitu tentang Sandekala. Adapun dalam kepercayaan masyarakat Sunda, sandekala adalah sosok mistis yang diyakini muncul pada waktu senja.

    Nama “sandakala” sendiri berasal dari gabungan kata “sande” yaitu senja dan “kala” yaitu waktu atau makhluk gaib. Sosok ini bukan hanya makhluk halus biasa tetapi dipercaya memiliki kekuatan untuk mencelakai atau membawa pergi anak-anak yang masih berada di luar rumah.

    Sandakala sendiri menjadi salah satu mitos yang dipercaya masyarakat berkaitan dengan “pamali” atau larangan. Kemudian mitosnya sering kali digunakan untuk memperingati anak-anak untuk segera masuk rumah ketika matahari terbenam.

    Popularitas kisah sandakala juga sering diangkat dalam banyak bentuk mulai dari film hingga tulisan. Bahkan penulis horor populer Jurnal Risa juga memiliki buku yang menceritakan tentang Sandekala.

    Melansir dari beberapa sumber, sosok Sandekala sering kali diceritakan memiliki wujud mengerikan berupa tubuh raksasa hingga memiliki sayap dengan kedua matanya yang berwarna merah menyala.

  • Banjir Kecaman usai Viral Perpisahan Siswa SMP di Hotel Berbintang di Batam, Kepsek Dicopot

    Banjir Kecaman usai Viral Perpisahan Siswa SMP di Hotel Berbintang di Batam, Kepsek Dicopot

    Wali Kota Batam, Amsakar Achmad, mengaku sudah menerima laporan dari tim terkait. Ia menegaskan, kegiatan perpisahan di hotel bertentangan dengan edaran yang telah dikeluarkan pihaknya sebelumnya.

    “Kami sudah sampaikan bahwa kegiatan seperti ini sebaiknya dihindari, tapi kemudian masih dilakukan. Maka konsekuensinya jelas, agar menjadi pembelajaran bersama,” ujarnya.

    Menurut Amsakar, keputusan ini tidak dimaksudkan untuk menghukum, tetapi demi menjaga lingkungan belajar yang sehat dan terbebas dari polemik sosial yang meresahkan.

    “Kami ingin suasana belajar anak-anak tidak terkontaminasi tekanan dari luar. Karena itu kami ambil sikap,” tegasnya.

    Sebelumnya, video acara perpisahan yang digelar di Harmoni One Hotel & Convention Centre itu menyebar luas dan mengundang polemik. Beberapa orang tua murid menyebut biaya kegiatan mencapai Rp560 ribu per siswa terlalu memberatkan. Namun panitia dan pihak sekolah membantah angka tersebut.

    “Kami sepakati Rp400 ribu per anak, dan ada subsidi silang bagi yang kurang mampu, termasuk pembebasan biaya bagi siswa yatim,” jelas Rini, bendahara panitia perpisahan.

     

  • SPMB Jabar 2025 Diklaim Adem Ayem, Dedi Mulyadi: Baru Kali Ini Tidak Ada Ribut dan Protes

    SPMB Jabar 2025 Diklaim Adem Ayem, Dedi Mulyadi: Baru Kali Ini Tidak Ada Ribut dan Protes

    Liputan6.com, Bandung – Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi mengeklaim Seleksi Penerimaan Murid Baru (SPMB) tahun ajaran 2025/2026 berjalan dengan mulus tanpa adanya protes dari pihak siswa maupun orangtua.

    Sebelumnya, Dedi Mulyadi menerapkan sejumlah kebijakan dalam bidang pendidikan, termasuk di antaranya menambah rombongan belajar (rombel) maksimal 50 siswa dalam satu kelas.

    “Anda kebayang kalau saya tidak ngambil keputusan itu, apa yang terjadi hari ini? Protes terjadi di mana-mana, di setiap sekolah, orangtua siswa berteriak tidak bisa masuk sekolah nanti ada orang yang memboikot mobil masuk ke sekolah, ragam akan terjadi,” kata Dedi di Bandung, dikutip pada Selasa, 15 Juli 2025.

    Sementara pada tahun ini, Dedi menilai penerimaan siswa baru justru berjalan adem ayem.

    “Tapi hari ini Anda bisa lihat bahwa sepanjang sejarah dulu PPDB (Penerimaan Peserta Didik Baru) sekarang SPMB, baru kali ini penerimaan siswa baru tidak ada keributan, tidak ada hiruk-pikuk, tidak ada protes-protes,” ucap dia.

    Dedi lantas menyoroti sistem zonasi dalam PPDB saat dirinya masih menjabat sebagai anggota DPR RI, kala itu banyak orangtua siswa yang melakukan pengukuran jarak dari titik koordinasi rumah ke titik koordinat sekolah.

    “Dulu sampai ada di Bogor saya inget betul, (sewaktu) masih anggota DPR RI, ngukur jalan dari rumah ke sekolah di-meter loh, bayangin,” imbuhnya.

    Keributan serupa, kata Dedi, tidak terjadi pada SPMB tahun ini. “Hari ini tidak terjadi karena negara sudah hadir untuk melindungi warganya agar bisa bersekolah sampai SMA,” pungkasnya.

     

    Penulis: Arby Salim

     

  • Momen Unik Polisi Digerebek Emak-Emak Nelayan, ‘Dipaksa’ Makan Bersama saat Amankan Larung Sesaji

    Momen Unik Polisi Digerebek Emak-Emak Nelayan, ‘Dipaksa’ Makan Bersama saat Amankan Larung Sesaji

    Kapolres Pemalang AKBP Eko Sunaryo mengatakan, pengamanan sedekah laut dilaksanakan oleh personel dari Polres Pemalang, Satpolairud dan jajaran Polsek, Senin (14/7/2025).

    “Pengamanan dimulai dari acara arak-arakan sesaji sedekah laut menuju Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Desa Mojo, ruwat sesaji, larung sesaji dari dermaga menuju perairan utara Comal, hingga ambeng laut,” kata Kapolres Pemalang.

    Mengenai momen akrab antara anggotanya dengan nelayan, kegiatan tersebut berlangsung di tengah acara larung sesaji, di mana sebagian nelayan yang membawa anggota keluarga menyandarkan kapalnya di muara.

    “Ketika anggota menyampaikan imbauan tentang keselamatan kepada para nelayan yang kapalnya bersandar di muara, sejumlah ibu-ibu dan anggota keluarga yang ikut rombongan mengajak kami makan bersama,” kata Kapolres Pemalang.

    “Tentunya, anggota menyambut baik dan menjadikan momentum tersebut agar lebih akrab dan dekat dengan masyarakat, khususnya nelayan di Desa Mojo,” dia menuturkan.

  • Kirab Budaya Meriahkan Tahun Baru Islam di Jati Agung Lampung Selatan

    Kirab Budaya Meriahkan Tahun Baru Islam di Jati Agung Lampung Selatan

    Kirab Budaya Nusantara itu diawali dengan suguhan tarian Singo Jawo dari Jawa Barat yang dibawakan secara atraktif oleh para pemuda desa.

    Penonton juga disuguhkan pertunjukan debus, yakni seni pertunjukan ekstrem dengan menusukkan benda tajam ke tubuh, termasuk ke bagian mulut, tanpa menimbulkan luka.

    Sebanyak 24 desa yang tersebar di Kecamatan Jati Agung turut serta memeriahkan acara. Masing-masing perwakilan desa menghadirkan ragam seni budaya khas daerah mereka, baik berupa musik, tarian, hingga busana adat.

    Menurut Ketua Paguyuban Wangsa Syailendra, Ki Ageng R. Indra Fatahillah, kegiatan itu sengaja digelar untuk menguatkan kembali semangat kebhinekaan di tengah masyarakat Jati Agung yang dihuni oleh beragam suku dan etnis.

    “Dari sini kita ingin tunjukkan bahwa keberagaman bukanlah penghalang, tapi justru kekuatan untuk bersatu lewat budaya,” ujar Ki Ageng R. Indra.

  • Bandung Go International! Wagub Jabar Ingin Industri Printing dan Konveksi Rambah Mancanegara

    Bandung Go International! Wagub Jabar Ingin Industri Printing dan Konveksi Rambah Mancanegara

    Dilansir kanal Ekonomi, Liputan6, Badan Usaha Milik Ansor (BUMA) membuka usaha konveksi di Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Ke depan, unit-unit bisnis serupa akan dibangun di seluruh wilayah dan cabang di seluruh Indonesia dengan sektor yang beragam mulai dari peternakan, perkebunan, pertanian, hingga pengolahan residu minyak sawit untuk memperkuat pondasi ekonomi organisasi serta pemberdayaan kader Ansor.

    “Hari ini kita datang ke Bandung meresmikan sublime konveksi milik sahabat-sahabat Ansor Kabupaten Bandung. Ini usaha yang luar biasa dan sangat cepat, satu mesin bisa sampai kapasitas 300 meter per jamnya, 1 meter itu tergantung ukuran bisa 1 atau 2 baju. Kaos yang kita pakai hari ini adalah hasil kerja cepat tapi berkualitas dengan bahan yang bagus. Keren dan terus semangat, BUMA pecah telor,” ujar Ketua Umum PP GP Ansor Addin Jauharudin usai, seperti dikutip Selasa (8/7/2025).

    Kemandirian ekonomi dan pemberdayaan kader memang menjadi komitmen utama Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor (PP GP Ansor) melalui pengembangan BUMA.

    Badan usaha ini berfungsi sebagai kendaraan vital untuk mewujudkan kesejahteraan kader di seluruh Indonesia, sejalan dengan konsep “BISA” (Bisnis, Inovasi, SDM, dan Anak Muda) yang menjadi pilar pengembangan organisasi dalam menghadapi bonus demografi Indonesia.

    Ketika kader Ansor bersatu dengan pemahaman yang sama, jelas Addin, jaringan kolektif akan bertransformasi menjadi rantai pasok bisnis yang kokoh, menopang pondasi ekonomi Nahdlatul Ulama. Visi ini merupakan bagian dari misi GP Ansor yang lebih luas untuk memperkuat kemandirian organisasi dan menjadi pusat lalu lintas informasi serta peluang usaha bagi anggotanya.

    Addin berharap unit usaha konveksi di Bandung ini ditopang bersama sehingga tumbuh dan berkembang menjadi besar.

    “Oleh karena itu saya sebagai ketua umum GP Ansor, kepada para sahabat-sahabat se-Indonesia apabila membutuhkan produk-produk seperti kaos untuk kegiatan-kegiatan apapun silakan berhubungan dengan PW Jawa Barat biar disambungkan dengan teman-teman Kabupaten Bandung. Dijamin secara kualitas sangat bagus dan enggak kalah dengan yang lain. Harga bersaing bahkan bisa lebih murah, bisa grosir dan eceran,” serunya, mempromosikan.

    Addin meyakini jika upaya semacam ini terus dilakukan secara berkelanjutan, Ansor akan kian berkontribusi bagi penciptaan ekosistem kemaslahatan. “Mari kita makmurkan usaha ini, dari BUMA Ansor, untuk kader dan masyarakat sekitar, berkontribusi besar untuk negeri. Saya ingin lihat usaha ini terus tumbuh dan berkembang, menginspirasi daerah lain, bisa menjadi bapak asuh bagi para pemula, dan menjadi ekosistem rantai pasok ekonomi. Dari ini akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi lokal, menciptakan lapangan pekerjaan, dan distribusi barang murah dan berkualitas,” tutur Addin.

     

  • Bahaya Tersembunyi Konten Anomali pada Perkembangan Psikologis Anak

    Bahaya Tersembunyi Konten Anomali pada Perkembangan Psikologis Anak

    Liputan6.com, Yogyakarta – Pengawasan orang tua yang minim dan lemahnya filter dari platform digital, serta ketiadaan regulasi yang ketat, membuat konten-konten absurd seperti konten anomali semakin marak. Menurut Cahyo Setiadi Ramadhan, Dosen Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), konten anomali memiliki kemasan animasi mencolok, kata-kata jenaka, berdurasi singkat, serta dilengkapi musik atau efek suara yang menarik perhatian (ear-catching).

    “Meski tampak menghibur, konten seperti ini menyimpan potensi bahaya tersembunyi bagi perkembangan anak. Dampak psikologisnya tidak bisa diremehkan, terutama pada anak usia dini, karena konten anomali dapat memengaruhi cara anak memahami realitas di sekitarnya,” jelas Cahyo saat diwawancarai di Gedung KH Ibrahim UMY, beberapa waktu lalu.

    Cahyo mengatakan anak belum mampu menyaring dan memehami informasi karena otak anak yang masih dalam tahap berkembang. Namun paparan berkepanjangan terhadap konten semacam ini bisa menghambat perkembangan logika dan kemampuan berpikir anak, sebuah fenomena yang kerap disebut sebagai brain rot.

    Sementara, konsumsi media sosial yang bersifat pasif membuat anak kurang aktif secara mental maupun fisik, sehingga merusak keseimbangan tumbuh kembangnya terutama dengan paparan konten anomali ini.

    “Anak-anak yang tidak didampingi secara tepat berisiko menginternalisasi konten negatif sebagai sesuatu yang normal. Karena itu, peran orang tua sangat krusial dalam mengawasi, mengontrol, dan membimbing pola konsumsi media anak,” tambah Cahyo.

    Menurutnya pengawasan bukan berarti melarang total akses terhadap media sosial, namun kepada penetapan batasan yang sehat dan proporsional, baik dari segi waktu maupun durasi. Perlunya pengarahan anak dalam mengakses konten edukatif yang dapat merangsang kreativitas dan kemampuan berpikirnya.

    “Disiplin adalah kunci utama dalam menghadapi persoalan ini. Disiplin tidak selalu berarti memarahi, tetapi lebih kepada menanamkan kebiasaan positif sejak dini. Orang tua perlu ‘tega’ mengatur waktu layar anak dan konsisten terhadap aturan yang telah disepakati,” tegasnya.

    Soal antisipasi konten anomali ini Cahyo juga menekankan pentingnya inisiatif orang tua dalam menyediakan alternatif konten yang mendidik dan menyenangkan. Konten yang tidak hanya hiburan, namun mampu menstimulasi anak untuk berpikir kritis, bergerak aktif, serta berinteraksi dengan lingkungan sosialnya.

  • Apa Bedanya Sekolah Rakyat dengan Sekolah Negeri?

    Apa Bedanya Sekolah Rakyat dengan Sekolah Negeri?

    Dilansir dari laman resmi Kemensos, Sekolah Rakyat merupakan sekolah berasrama dari jenjang SD, SMP, dan SMA yang diperuntukan untuk anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem.

    Seperti sekolah pada umumnya, para siswa mengikuti pelajaran formal pada siang hari. Namun, pada malam harinya, para siswa mendapat penguatan pendidikan karakter seperti nilai-nilai agama, kepemimpinan, hingga keterampilan hidup.

    Selain itu, tersedia juga fasilitas seperti asrama, laboratorium, fasilitas olahraga, dan gedung serbaguna. Seluruh biaya pendidikan pun ditanggung oleh pemerintah, termasuk biaya makan, tempat tinggal, buku, dan seragam.

    Sementara sekolah negeri merupakan satuan pendidikan pada jalur pendidikan formal dari tingkat SD, SMP, SMA, dan SMK yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah.

    Sekolah negeri menerima siswa dari berbagai latar belakang ekonomi, melalui beberapa jalur seperti jalur zonasi, afirmasi, prestasi, dan perpindahan orangtua. Selain itu, sekolah negeri tidak menyediakan fasilitas asrama. Dengan demikian, para siswa harus pulang dan pergi setiap hari.

    Adapun perbedaan utama dari keduanya adalah kurikulum yang diterapkan. Sekolah negeri saat ini menggunakan Kurikulum Merdeka dari Kementerian Pendidikan dasar dan Menengah (Kemendikdasmen). Sementara Sekolah Rakyat menggunakan Kurikulum Nasional.

    Penulis: Arby Salim

  • Simak, Kalender Jawa dan Wetonnya Hari Ini Selasa 15 Juli 2025

    Simak, Kalender Jawa dan Wetonnya Hari Ini Selasa 15 Juli 2025

    Liputan6.com, Bandung – Kalender Jawa adalah sistem penanggalan tradisional yang masih digunakan oleh masyarakat hingga kini. Adapun pada hari ini, Selasa, 15 Juli 2025 menunjukkan tanggal 19 Suro 1959 dengan weton Selasa Pon.

    Penanggalan ini tidak hanya menjadi penanda hari dan bulan tetapi juga menyimpan nilai-nilai budaya dan spiritual yang dipercaya dapat memengaruhi kehidupan seseorang di masa depannya.

    Adapun dalam kepercayaan Jawa, weton memiliki nilai-nilai tersendiri yang sering dijadikan acuan untuk menentukan watak seseorang, hari baik untuk kegiatan penting, hingga kecocokan jodoh.

    Weton sering kali digunakan untuk melihat keberuntungan atau nasib seseorang berdasarkan perhitungan neptu yaitu jumlah nilai dari hari dan pasaran. Misalnya pada weton Selasa Pon memiliki jumlah neptu 10 yang berasal dari nilai Selasa yaitu 3 dan Pon bernilai 7.

    Menurut kepercayaan, orang yang lahir pada weton ini cenderung memiliki sifat yang adil, pandai bergaul, dan mudah memaafkan. Namun juga memiliki kekurangan seperti plin-plan, sulit mengambil keputusan, dan terlalu kompromi.

    Oleh karena itu, weton sering dijadikan acuan dalam memilih pasangan hidup, membuka usaha, hingga menentukan waktu terbaik untuk mengadakan acara penting seperti pernikahan atau pindah rumah.

    Selain itu, weton juga bisa digunakan untuk menentukan nasib atau karier yang cocok untuk seseorang yang lahir di tanggal tersebut.

  • Ada Cabangnya di Bandung, Mengenal Sejarah Komunitas Digimon Indonesia

    Ada Cabangnya di Bandung, Mengenal Sejarah Komunitas Digimon Indonesia

    Pengurus pusat DIGI-IN disebut Royal Knights dan menggunakan nama karakter Digimon. Mereka bertanggung jawab mengelola komunitas secara nasional, termasuk media sosial, merchandise, kerja sama media, serta keikutsertaan dalam event nasional dan internasional.

    Komunitas ini aktif di berbagai platform seperti Instagram, TikTok, Twitter/X, Threads, Discord, YouTube, Blogger, serta memiliki marketplace jual beli koleksi Digimon.

    Marketplace DIGI-IN sendiri menjadi surga bagi para kolektor, dengan item seperti Digivice, V-Pet, kartu, dan figure Digimon yang diburu dengan harga mulai ratusan ribu hingga puluhan juta rupiah, termasuk preorder item langka dari Jepang.

    Beberapa anggotanya adalah influencer dan tokoh publik, termasuk Yoshi Sudarso, aktor Power Rangers Dino Charge, Alshad Ahmad, Frans Sanjaya, Meutia Amanda dan banyak lagi lainnya.

    Setiap tahun, DIGI-IN menggelar gathering nasional serentak di bulan Agustus untuk memperingati Odaiba Memorial Day dan Hari Kemerdekaan Indonesia. Kegiatan seperti battle Digivice, duel kartu, kompetisi game, hingga workshop komunitas menjadi bagian rutin.

    Komunitas ini juga aktif tampil di berbagai event besar seperti Indonesia Comic Con, Indonesia Anime Con, Comic Frontier, The 90s Festival, Battle of The Toys, Animetoku Con, Tanoshii World, Coolectible, Japan Heroes United, Clash of Collectibles, Jakarta Toys & Comics Fair, Grand Asia Open, Anime Festival Asia hingga Bandai Card Game Fest dan masih banyak lagi, baik untuk membuka booth, pameran koleksi, turnamen, maupun promosi komunitas.

    Tak hanya aktif offline, DIGI-IN juga menyelenggarakan event online seperti kontes toy photography, kompetisi hatch V-Pet, dan nobar film Digimon. Komunitas ini telah diliput oleh berbagai media, tampil di podcast, dan menjadi pusat perhatian di kalangan fans.

    Bahkan salah satu admin DIGI-IN, Karsyah Hidayat, berhasil mewakili Indonesia dalam Turnamen Digimon Card Game se-Asia di Jepang, sebuah pencapaian besar yang turut mengangkat nama komunitas di kancah internasional.

    Jika Anda ingin menjadi bagian dari komunitas pecinta Digimon terbesar di Indonesia, cukup bergabung dengan grup Facebook DIGI-IN [Komunitas Digimon Indonesia]. Di sana bisa mendapatkan info kegiatan, mengikuti diskusi seru, dan menjalin relasi dengan sesama penggemar dari seluruh penjuru Indonesia.