Category: Liputan6.com Regional

  • Defile Kuda dan Kesenian 13 Daerah Meriahkan Hari Jadi Purwakarta

    Defile Kuda dan Kesenian 13 Daerah Meriahkan Hari Jadi Purwakarta

    Adapun 13 kesenian yang ditampilkan dalam acara terasebut, masing-masing kesenian Genye dan kokoprak khas Kabupaten Purwakarta; kesenian Benjang dari Kota Bandung; kesenian Surak Ibra dari Kabupaten Garut.

     

    Lalu ada kesenian Badingkut dari Kabupaten Bandung Barat;  Jajangkungan dari Kabupaten Karawang; Bebegig dari Kabupaten Ciamis; Rengkong dari Kabupaten Sukabumi; Sisingaan dari Kabupaten Subang; Wayang Geugeus dari Kota Banjar.

     

    Kemudian, kesenian topeng dari Kabupaten Bekasi; Kesenian Badud dari Kabupaten Pangandaran; lalu Ogoh-ogoh dari Provinsi Bali; serta, Reog Ponorogo dari Provinsi Jawa Timur.

     

    Tak hanya penampilan dari para seniman dari berbagai daerah tersebut, dalam kegiatan dengan konsep pawai itu juga menampilkan defile kuda termasuk ‘ngarak’ kereta kencana yang ditumpangi Bupati Purwakarta.

     

    Festival dimulai dengan iring-iringan spektakuler dari depan Kampus UPI (Parapatan Enggrang) menuju Pertigaan BTN. Bupati Purwakarta, Saepul Bahri Binzein (Om Zein),  menarik perhatian dengan menaiki kereta kencana, diiringi Wakil Bupati dan jajaran Forkopimda yang menunggang kuda.

     

    “Tidak hanya kesenian dari luar daerah, setiap kecamatan di Kabupaten Purwakarta juga akan menampilkan kelompok seni masing-masing,  menjadikan festival ini sebagai wadah ekspresi budaya bagi seluruh warga Purwakarta. Festival ini benar-benar menjadi panggung milik semua,” kata Bupati yang akrab disapa Om Zein itu.

     

    Pawai megah ini memukau warga yang berjejer di sepanjang jalan, dihiasi aksi menawan air mancur Sri Baduga di Situ Buleud. Sorak sorai dan tepuk tangan penonton mengiringi setiap langkahnya.

     

    Setiap penampilan disambut antusiasme penonton; sorak sorai dan tepuk tangan menggema, bahkan beberapa penonton ikut bernyanyi dan menari bersama. Berbagai stan makanan dan minuman menambah keseruan, dengan aroma sate, bakso, dan jajanan tradisional yang menggugah selera.

     

    Uniknya, setiap kecamatan di Kabupaten Purwakarta juga berpartisipasi, menampilkan kelompok seni masing-masing. Festival ini menjadi panggung bagi semua warga Purwakarta, menciptakan suasana kekeluargaan dan kebersamaan.

  • Tour de Banyuwangi Ijen 2025 Bakal Diikuti 128 Pembalap dari 24 Negara

    Tour de Banyuwangi Ijen 2025 Bakal Diikuti 128 Pembalap dari 24 Negara

    Liputan6.com, Banyuwangi – Balap sepeda internasional Tour de Banyuwangi Ijen (TdBI) kembali digelar. Ajang yang masuk kalender federasi balap sepeda internasional Union Cycliste Internationale (UCI) tahun ini akan digelar 28-31 Juli 2025 diikuti 128 pembalap yang berasal dari 24  negara. 

    Pada edisi tahun ini, TdBI memasuki satu dekade atau tahun ke-10 pelaksanaan. Ratusan pembalap dari berbagai negara akan menempuh total jarak 593 kilometer (km) yang terbagi dalam empat etape menantang melintasi landskap keindahan alam Banyuwangi.

    “Kami terus konsisten menyelenggarakan ajang balap sepeda internasional Tour de Ijen hingga tahun ini memasuki tahun ke-10 pelaksanaan. Digelarnya Tour de Banyuwangi Ijen merupakan salah satu upaya Banyuwangi memajukan olahraga balap sepeda di Indonesia,” kata Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, Rabu (23/7/2025).

    Sport tourism, kata Ipuk, menjadi event yang akan terus digeber sebagai bagian dari upaya untuk menarik orang datang ke Banyuwangi dan mengenalkan Banyuwangi sebagai salah satu lokasi terbaik bersepeda di Indonesia. “Tour de Banyuwangi Ijen bukan sekadar ajang olahraga tapi sudah menjadi ikon, yang membuat Banyuwangi dikenal di dunia  internasional. Terbukti sejak digelarnya Tour de Ijen wisatawan mancanegara yang datang ke Banyuwangi tiap tahun terus meningkat,” ujar Ipuk. 

    Sejak digelar pertama kali pada 2012, antisuasme peserta TdBI terus meningkat. Banyak tim dari berbagai negara yang ingin turut serta dalam salah satu kompetisi yang menyajikan tanjakan ekstrem di dunia. Catatan penyelanggara terdapat 44 tim dari berbagai negara yang ingin ikut TdBI tahun ini. “Tetapi kami pilih hanya 20 tim yang kami putuskan untuk ikut berdasarkan pertimbangan ranking tim dan pembalap mereka di UCI,” kata Ipuk.

    Ditambahkan Plt. Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Banyuwangi M Alfin Kurniawan menjelaskan, dari jumlah 20 tim yang berpartisipasi dalam TdBI 2025, 14 tim di antaranya berasal dari tim luar negeri. Sementara pembalap yang akan berkompetisi berasal dari berbagai belahan benua. 

    Alfin mengungkapkan terdapat sejumlah negara yang baru tahun ini bergabung TdBI seperti klub dari Estonia, Italia, dan Arab. Salah satu tim yang menyatakan diri untuk ikut dalam TdBI adalah Swatt Club dari Italia. Swatt Club yang merupakan salah satu klub populer di Eropa yang dikenal dengan pembalap-pembalap mudanya. Klub ini memiliki ribuan anggota, dan telah banyak mengikuti kompetisi internasional baik di Eropa, Amerika dan Asia. 

  • Momentum HUT Menjadi Upaya Disporaparbud Kembalikan Kejayaan Kabupaten Purwakarta Sebagai Tujuan Wisata

    Momentum HUT Menjadi Upaya Disporaparbud Kembalikan Kejayaan Kabupaten Purwakarta Sebagai Tujuan Wisata

    Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, Pariwisata dan Kebudayaan (Disporaparbud) Kabupaten Purwakarta, Suhandi menuturkan, air mancur menari di Taman Sribaduga menjadi salah satu ikon pariwisata di wilayahnya. Pihaknya bersyukur sektor pariwisata di kabupaten ini kembali menggeliat. Apalagi, saat dioperasikannya pertunjukan air mancur.

     “Sektor Pariwisata bisa menjadi andalan Purwakarta untuk tingkatkan perekonomian masyarakat,” ujar Suhandi, belum lama ini.

     Dengan kembali beroperasinya Taman Air Mancur Sri Baduga kemarin, diharapkan dapat menarik para wisatawan untuk berkunjung ke Kabupaten Purwakarta. Sehingga, bisa mendorong peningkatan dan pertumbuhan para pelaku usaha di wilayah ini.

     

    “Pengembangan sektor pariwisata juga jadi prioritas kerja kami. Karena, menurut kami sektor pariwisata akan jauh menguntungkan. Tentunya, hal itu akan berimplikasi pada peningkatan ekonomi masyarakatnya,” kata dia.

  • Kebakaran 12 Rumah di Gudang Utara Bandung, Pemkot Janji Bantu Lewat Program Rutilahu

    Kebakaran 12 Rumah di Gudang Utara Bandung, Pemkot Janji Bantu Lewat Program Rutilahu

    Liputan6.com, Bandung – Kebakaran melanda kawasan permukiman warga di Gudang Utara, Kelurahan Merdeka, Kecamatan Sumur Bandung, Jumat lalu, 18 Juli 2025. Sedikitnya, 12 rumah warga dilaporkan terbakar, 10 di antaranya kategori rusak berat. Wakil Wali Kota Bandung, Erwin, mengatakan, Pemerintah Kota Bandung akan membantu pemulihan kondisi warga terdampak. Sumber api diduga berasal dari sebuah gudang di belakang kompleks yang kemudian dengan cepat menjalar ke permukiman.

    Erwin menyampaikan permohonan maaf dan memastikan akan ada evaluasi terhadap kesiapsiagaan tim pemadam kebakaran. “Proses verifikasi rumah terdampak akan segera dilakukan,” katanya dalam keterangan pers di Bandung, Senin, 21 Juli 2025.

    Program Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu) akan menjadi skema bantuan untuk rumah-rumah yang rusak berat. Selain itu, untuk mendukung anak-anak yang terdampak musibah, Pemkot juga akan membantu kebutuhan seragam dan perlengkapan sekolah. “Kami akan bantu seragam sekolah untuk anak-anak di sini. Jangan sampai musibah ini mengganggu semangat belajar mereka,” tutur Erwin.

    Sejumlah warga juga mengadukan bahwa banyak dokumen penting seperti KTP, KK, dan ijazah ikut terbakar dalam kejadian tersebut.  “Saya jamin semua akan kami bantu. KTP, KK, ijazah, semua akan difasilitasi. Tidak boleh ada yang dipersulit. Semua OPD kami hadir di sini untuk membantu. Minimal mendoakan, tapi tentu juga akan bantu secara nyata. Kita gotong royong,” kata Erwin.

    Kepada warga yang terdampak, Wakil Wali Kota Bandung menyampaikan pesan empati dan spiritual. Ia mengajak warga untuk bersabar dan tetap semangat. “Saya doakan harta yang hilang diganti Allah seribu kali lipat. Di balik musibah Insyaallah ada berkah. Kami hadir untuk membantu ibu bapak semua,” ucapnya.

    Sebagai bentuk perhatian langsung, Pemkot juga menyerahkan bantuan darurat berupa selimut, makanan, dan kebutuhan pokok lainnya. Penanganan lanjutan akan terus dikawal oleh Pemerintah Kota Bandung, mulai dari pendataan, perbaikan rumah, bantuan pendidikan, hingga pemulihan dokumen. 

    Pemkot juga membuka jalur komunikasi langsung bagi warga melalui camat, lurah, atau bahkan ke wakil wali kota secara pribadi. “Silakan jika ada kebutuhan bisa langsung ke Pak RW, Bu Camat, atau WA saya langsung. Kami siap bantu,” pungkas Erwin.

    Kebakaran di Cikutra

    Selain itu, kebakaran juga terjadi di kawasan Jalan Asep Berlian, Gang Bapa Aen, RT 04 RW 11, Kelurahan Cikutra, Kota Bandung. Berdasarkan catatan Pemerintah Kota Bandung, sebanyak empat rumah terdampak, termasuk satu rumah yang mengalami kerusakan sebagian. Total terdapat 9 kepala keluarga (KK) atau 31 jiwa yang terdampak dalam peristiwa tersebut.

    Wakil Wali Kota Bandung, Erwin, mengatakan, pemerintah kota akan membantu perbaikan rumah yang terbakar. “Insyaallah bangunan ini yang kebakar akan kita bantu perbaiki. Fokus kita sekarang adalah bagaimana rumah ini bisa kembali ditinggali secepatnya. Sekarang kita mengedepankan penyelesaian masalah dengan kolaborasi dan gotong royong. Semua bergerak bersama, bukan hanya satu pihak,” imbuhnya.

    Selain perbaikan bangunan, katanya, perhatian khusus juga diberikan untuk kebutuhan pendidikan anak-anak, termasuk penyediaan seragam sekolah. Ia juga meminta warga segera memproses kebutuhan administrasi untuk percepatan penyaluran bantuan sesuai mekanisme yang berlaku.

  • Kronologi Sepasang Kekasih Buang Bayi di Sukabumi, Pacar Masuk Kamar Melalui Jendela

    Kronologi Sepasang Kekasih Buang Bayi di Sukabumi, Pacar Masuk Kamar Melalui Jendela

    Masih kata Iptu Irfan Fahrudin menjelaskan, bahwa kedua pelaku buang bayi ini menjalin hubungan asmara di luar nikah selama empat tahun. Pada malam kejadian, tepatnya pukul 00.30 WIB, sang perempuan merasakan mulas dan akhirnya melahirkan di dalam kamar rumahnya sendiri tanpa bantuan orang lain. 

    “Setelah melahirkan, perempuan tersebut menghubungi pacarnya untuk datang melalui jendela kamar,” terang dia.

    Keduanya kemudian bersepakat untuk membuang bayi tersebut. Motif utama mereka adalah rasa malu karena kehamilan yang tidak diketahui keluarga. 

    “Keduanya sepakat membuang karena malu, keluarga juga tidak mengetahui kehamilannya,” tambah dia. 

    Saat ini, bayi tersebut dalam keadaan sehat dan sedang mendapatkan penanganan medis di Rumah Sakit Bunut oleh dokter. Sementara itu, pelaku laki-laki telah diamankan dan sedang dalam proses penanganan pihak kepolisian. 

    “Untuk pelaku perempuan, karena kondisinya masih lemas setelah melahirkan, ia masih menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Syamsudin, ditangani oleh bidan dan dokter,” jelasnya. 

    Atas perbuatannya, kedua pelaku dijerat dengan Pasal 76B Juncto Pasal 77B UU Juncto Pasal 76C Juncto Pasal 80 Nomor 35 tahun 2014 tentang perlindungan anak dan pasal 308 kUHP dengan ancaman pidana paling lama 5 tahun penjara. Kasus ini berhasil diungkap dalam waktu sekitar dua hari setelah bayi ditemukan.

  • Kemiskinan dan Sistem, Dua Sekat Anak DIY ke Perguruan Tinggi

    Kemiskinan dan Sistem, Dua Sekat Anak DIY ke Perguruan Tinggi

    Liputan6.com, Gunungkidul – Yogyakarta selama ini dikenal luas sebagai Kota Pendidikan. Deretan kampus ternama berdiri megah di sudut-sudut kota, menjadi magnet bagi ribuan mahasiswa dari seluruh penjuru Nusantara. Mereka datang membawa mimpi dan harapan akan masa depan yang lebih baik melalui kuliah.

    Namun di balik gemerlap citra akademik itu, ada kenyataan pahit yang mulai menganga. Semakin sedikit anak muda asli Yogyakarta yang melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Mereka justru tersingkir secara diam-diam dari ruang-ruang kelas, bahkan di kampung halamannya sendiri.

    Fenomena ini bukan sekadar cerita bisik-bisik. Ketua Bapemperda Gunungkidul, Ery Agustin S, S.E., M.M, menyuarakan kegelisahan yang telah lama dirasakan warga. Dalam sebuah forum publik baru-baru ini, ia menyebut kondisi pendidikan di DIY, terutama Gunungkidul, sudah berada dalam titik rawan.

    “Banyak anak muda di DIY, terutama yang baru lulus sekolah menengah, tidak melanjutkan kuliah. Salah satu penyebab utamanya adalah kemiskinan,” ujarnya tegas.

    Pernyataan Ery bukan tanpa dasar. Data yang ia kutip data BPS menunjukkan bahwa 22,27 persen warga DIY hanya tamat SD, 39 persen berhenti di jenjang sekolah menengah, dan sisanya bahkan putus sekolah di tengah jalan.

    “Yang lebih mencengangkan, angka partisipasi kuliah anak-anak asli DIY hanya sekitar 15 persen, sangat timpang jika dibandingkan dengan citra Yogyakarta sebagai kota intelektual,” ulasnya.

    “Apakah ini karena mereka memang tidak mau kuliah? Atau karena keadaan yang memaksa mereka berhenti?” tanya Ery.

    Pemerintah daerah sebenarnya pernah mencoba menjawab lewat Program Kuliah Istimewa yang dijalankan Balai Pemuda dan Olahraga (BPO) DIY. Namun menurut Ery, program itu masih jauh dari ideal.

    “kuotanya terbatas, hanya mencakup jenjang D4, dan hanya berlaku di beberapa universitas tertentu. Kenapa tidak dibuat lebih luas? Harusnya bisa untuk S1, dan bisa di semua kampus di DIY,” kritiknya.

    Ia menambahkan, pendekatan kebijakan seperti ini justru berpotensi menyandera anak muda dalam pilihan yang sempit. Anak-anak yang sebenarnya memiliki potensi besar akhirnya dipaksa kuliah di kampus yang bukan minat mereka, hanya karena itulah satu-satunya akses beasiswa yang tersedia.

    “Jangan sampai karena program kuliah gratis hanya di kampus tertentu, anak-anak kita jadi kuliah karena terpaksa, bukan karena sesuai pilihan mereka,” ungkapnya.

    Lebih jauh, Ery menyoroti sistem distribusi beasiswa yang tidak berpihak pada kondisi riil masyarakat. Ia mengkritisi kebijakan yang hanya mengarahkan bantuan kepada warga di zona “kantong kemiskinan” berdasarkan peta administratif.

    “Padahal, banyak warga miskin tinggal di luar zona itu. Jangan sampai Beasiswa Istimewa justru menyandera warga miskin, karena penyalurannya hanya berdasarkan data wilayah, bukan realitas ekonomi warga,” tegasnya.

     

    Berkah, Kursi Roda untuk Nenek Lumpuh

  • Bisikan Gaib, Cobek dan Tragedi Pembunuhan Mbah Nah di Lampung Timur

    Bisikan Gaib, Cobek dan Tragedi Pembunuhan Mbah Nah di Lampung Timur

    Kasatreskrim Polres Lampung Timur, Iptu Stefanus Boyoh menuturkan, status Tito bukan sekadar anak angkat.

    “Korban membantu Tito mengurus rumah, secara ekonomi, Tito adalah majikannya,” ujar dia. Sejak bercerai, Tito tinggal seorang diri dan diduga tertekan.

    Penyidik telah menyita batu cobek sebagai senjata pembunuh dan senapan angin jenis air-gun yang dipakai percobaan bunuh diri.

    “Keduanya sudah kami amankan,” kata dia.

    Meski motif pasti menunggu hasil pemeriksaan kejiwaan, Tito telah ditetapkan tersangka dan dijerat Pasal 351 ayat 3 KUHP tentang penganiayaan berat yang menyebabkan kematian, dengan ancaman penjara maksimal 12 tahun.

  • Polisi Buka Hotline Orang Hilang usai Temuan Jenazah Pria Tanpa Kepala di Pantai Tanggamus

    Polisi Buka Hotline Orang Hilang usai Temuan Jenazah Pria Tanpa Kepala di Pantai Tanggamus

    Jenazah tanpa kepala dan telapak tangan itu kini telah dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda Lampung untuk proses autopsi lebih lanjut. Pemeriksaan dilakukan secara menyeluruh, baik luar maupun dalam tubuh jenazah.

    “Kami sudah arahkan untuk autopsi di RS Bhayangkara guna mengetahui penyebab kematian dan membantu identifikasi,” terang dia.

    Polisi juga telah melakukan penyelidikan awal dengan memeriksa tempat kejadian perkara (TKP) dan meminta keterangan dari dua orang saksi. Satu saksi merupakan warga yang pertama kali menemukan jenazah, sementara saksi lainnya adalah warga yang turut melihat kondisi korban.

    “Dari hasil pemeriksaan sementara, jenazah ditemukan dalam kondisi sangat mengenaskan tanpa kepala dan tanpa telapak tangan,” beber dia.

  • Quiet Quitting, Bukti Cerminan Krisis Budaya Kerja Anak Gen Z?

    Quiet Quitting, Bukti Cerminan Krisis Budaya Kerja Anak Gen Z?

    Liputan6.com, Yogyakarta – Fenomena Quiet Quitting diidentikan dengan generasi Z, generasi yang lahir dan tumbuh di era digital, terbiasa dengan komunikasi terbuka, mengedepankan kesehatan mental, serta memiliki ekspektasi tinggi terhadap keseimbangan hidup (work-life balance). Meika Kurnia Puji Rahayu DA Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UMY mengatakan quiet quitting bukanlah bentuk kemalasan, namun gejala dari lingkungan kerja yang tidak mendukung secara emosional dan struktural.

    “Quiet quitting itu sebenarnya perilaku bekerja secara minimalis atau sekadar menjalankan tugas sesuai kewajiban. Generasi Z tidak mencoba melakukan lebih atau melampaui ekspektasi. Dalam organisasi yang dinamis, sikap ini bisa menjadi penghambat pencapaian tujuan,” jelas dosen Manajemen Sumber Daya Manusia di Kampus Terpadu UMY Rabu 16 Juli 2025.

    Meika megatakan, kondisi di lapangan kerja saat ini sebagian besar pimpinan organisasi berasal dari generasi X, sementara staf dan karyawan didominasi oleh Gen Z. Ketimpangan nilai, ekspektasi, dan gaya komunikasi ini menciptakan celah antargenerasi yang rentan memicu konflik tersembunyi.

     

    “Quiet quitting bukan berarti mereka malas atau tidak loyal. Ini sinyal bahwa ada yang perlu dibenahi dalam sistem kerja dan budaya organisasi. Kita tidak bisa terus mengeluh dan menyalahkan. Kita harus aware dan accept bahwa ini sudah terjadi, lalu mencari strategi untuk menghadapinya,” tegasnya.

    Meika memberikan solusi dengan menekankan pentingnya budaya kerja yang mendukung dan lingkungan kerja yang sehat secara emosional. Terutama untuk mendorong lahirnya Organizational Citizenship Behavior (OCB) — yakni perilaku ekstra dari karyawan yang dilakukan secara sukarela karena mereka peduli terhadap organisasi.

    “OCB adalah kontribusi lebih dari karyawan yang tidak tertulis dalam jobdesc, namun dilakukan karena rasa kepemilikan dan komitmen terhadap tujuan bersama,” lanjutnya.

    Meika menjelaskan budaya kerja yang suportif tidak bisa dibangun melalui pendekatan otoriter atau sekadar imbalan finansial. Pola kepemimpinan yang hanya menekankan pada gaji, bonus, atau hukuman justru berisiko memperparah fenomena disengagement di tempat kerja.

    “Yang dibutuhkan adalah kepemimpinan yang memahami karakter Gen Z, menciptakan ruang yang memungkinkan mereka untuk bertumbuh, belajar, dan merasa dihargai,” tambahnya.

    Ia juga menegaskan pentingnya penguatan soft skills bagi generasi muda, seperti empati, komunikasi efektif, dan kemampuan kolaborasi lintas generasi. Agar tidak terjadi Quiet quitting di tempat kerja dengan memahami karakter Gen Z.

    “Anak-anak Gen Z itu cerdas-cerdas, tapi kecerdasan saja tidak cukup. Mereka harus dilengkapi dengan keterampilan lunak agar dapat beradaptasi di dunia kerja yang kompleks,” ujarnya.

     

    Berbagi Takjil dengan Cara Unik , Polisi Cosplay Wayang Orang

  • Prakiraan Cuaca BMKG di Kota Batam 20 Juli 2025

    Prakiraan Cuaca BMKG di Kota Batam 20 Juli 2025

    Liputan6.com, Bandung – Pada hari Minggu, 20 Juli 2025, Kota Batam diprediksi akan mengalami cuaca hujan di sejumlah wilayahnya. Berdasarkan informasi dari BMKG, hujan ini berpotensi turun dengan intensitas yang ringan.

    Kemudian suhu udara di wilayah Batam pada hari ini diperkirakan dalam rentang 26 hingga 32 derajat Celcius dengan tingkat kelembapan yang cukup tinggi yakni antara 84 hingga 91 persen.

    Kondisi tersebut tentunya bisa berdampak pada kenyamanan dan aktivitas harian masyarakat. Oleh karena itu, masyarakat serta wisatawan yang berada di Batam dianjurkan untuk membawa perlengkapan seperti payung atau jas hujan saat beraktivitas di luar.

    Para pengendara juga disarankan meningkatkan kewaspadaan ketika melintasi jalan yang kemungkinan licin akibat hujan. Permukaan jalan yang basah dapat menimbulkan risiko tergelincir atau berkurangnya jarak pandang.

    Para pelaku usaha di bidang pariwisata dan transportasi juga diimbau untuk mempertimbangkan cuaca saat menyusun rencana operasional mereka. Walau prakiraan cuaca tidak selalu tepat informasi ini tetap bermanfaat sebagai acuan bagi masyarakat.

    Terutama agar masyarakat lebih siap dalam menghadapi kondisi cuaca harian dan juga dapat memantau pembaruan cuaca melalui kanal resmi BMKG.