Category: Liputan6.com Regional

  • Uang Palsu Teror Pedagang Lapang Merdeka Sukabumi, PKL Rugi Ratusan Ribu Rupiah

    Uang Palsu Teror Pedagang Lapang Merdeka Sukabumi, PKL Rugi Ratusan Ribu Rupiah

    Juli baru menyadari dirinya tertipu setelah menghitung hasil penjualannya. Meski sudah mencoba lebih teliti setelah kejadian pekan lalu, banyaknya pembeli membuat Juli kesulitan fokus. Apalagi, secara sekilas uang palsu yang beredar memang terlihat sangat mirip dengan aslinya.

    “Jadi baru ketahuan uangnya palsu setelah menghitung uang hasil jualan. Kalau di lapak kecil seperti saya ini sangat jarang ada yang belanja sampai Rp100.000 lebih. Rata-rata belanja rokok atau kopi itu kalau uangnya Rp100.000 pasti kembalian. Kalau pas lagi ramai pembeli, mau teliti lihat uang asli atau palsu agak repot juga,” jelasnya.

    Kejadian ini bukanlah yang pertama kali bagi Juli. Dalam tiga tahun terakhir, ia mengaku sudah beberapa kali menjadi korban dengan modus dan pecahan uang palsu yang sama, yaitu Rp100.000. Total kerugian yang dideritanya mencapai Rp800.000. 

    Baginya, sebagai PKL kerugian sekecil Rp1.000 saja sudah sangat berdampak bagi kelangsungan usahanya. Ia berharap pihak berwenang segera bertindak. “Buat pedagang kecil seperti kita ini, sudah jelas rugi. Sampai Rp800.000 begitu. Mau beli alat yang buat pemeriksaan uang palsu, boro-boro. Mahal. Uangnya mending buat modal usaha saja. Mudah-mudahan aparat yang berwenang bisa menumpas peredaran uang palsu ini, karena sangat merugikan dan meresahkan,” ungkapnya. 

  • Penjelasan Dosen UGM: Ciri Beras Oplosan, Kandungan Kimia dan Bahaya Jika Dikonsumsi

    Penjelasan Dosen UGM: Ciri Beras Oplosan, Kandungan Kimia dan Bahaya Jika Dikonsumsi

    Liputan6.com, Yogyakarta – Guru Besar Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Sri Raharjo menjelaskan kandungan zat-zat kimia dalam beras oplosan dapat memicu kanker. Peredaran beras oplosan bercampur bahan kimia seperti pemutih, pewarna, atau bahkan plastik sintetis menimbulkan keresahan masyarakat.

    “Praktik mencampur beras dengan bahan non-pangan atau kualitas rendah tetap melanggar ketentuan keamanan dan mutu pangan. Keberadaannya menunjukkan lemahnya pengawasan distribusi pangan, terutama di tingkat produsen dan pasar tradisional,” katanya dilansir Jumat (25/7/2025).

    Sri Raharjo menjelaskan beberapa bahan kimia yang kerap ditemukan dalam beras oplosan antara lain klorin atau pemutih, pewangi buatan, hingga parafin atau plastik. Zat-zat ini digunakan untuk menyamarkan kualitas beras yang sebenarnya rendah sehingga tampak lebih putih dan menarik.

    Praktik ini dilakukan dengan motif komersial semata tanpa mempertimbangkan dampaknya terhadap kesehatan konsumen.

    “Klorin misalnya, digunakan untuk menghilangkan warna kusam, tapi zat ini bersifat karsinogenik dan sangat berbahaya bila dikonsumsi dalam jangka panjang. Pewarna sintetis seperti Rhodamin B juga dapat menyebabkan sirosis hati atau gagal ginjal jika terakumulasi dalam tubuh,” jelas Sri Raharjo.

    Kepala Pusat Studi Pangan dan Gizi (PSPG) UGM ini menjabarkan paparan berkepanjangan terhadap zat-zat tersebut jelas berisiko memicu kanker, bahkan berpotensi merusak organ vital seperti hati dan ginjal.

    Konsumsi rutin dalam jangka panjang memungkinkan akumulasi senyawa kimia dalam tubuh yang akan memperberat kerja sistem detoksifikasi organ.

    Konsumsi beras oplosan dalam jangka panjang dapat menimbulkan berbagai dampak kesehatan serius. Tidak hanya risiko gangguan organ, beberapa zat kimia juga bersifat toksik dan bisa memicu peradangan sistemik dalam tubuh. Selain risiko kanker akibat akumulasi karsinogen, tubuh juga menghadapi ancaman gangguan fungsi hati dan ginjal sebagai organ detoksifikasi utama.

    “Organ-organ ini akan bekerja ekstra keras menyaring zat asing, dan dalam jangka panjang bisa berujung pada kerusakan permanen,” jelasnya.

     

  • Bandung Butuh 21.067 PJU, Pemkot Tawarkan Proyek Rp426 Miliar Lewat Skema KPBU

    Bandung Butuh 21.067 PJU, Pemkot Tawarkan Proyek Rp426 Miliar Lewat Skema KPBU

    Kota Bandung memiliki total panjang jalan sekitar 1.295,6 km yang terbagi dalam 3.185 ruas jalan kota. Ditambah 17 ruas jalan nasional sepanjang 45,63 km dan 28 ruas jalan provinsi sepanjang 38,44 km. Dengan kondisi eksisting saat ini, diperlukan 21.067 unit PJU baru untuk menjangkau area yang belum terlayani penerangan.“Jadi total nilai investasi secara keseluruhan, termasuk pengoperasian dan pemeliharaan selama 10-20 tahun, ditaksir sebesar Rp426,8 miliar,” jelas Panji.

    Menurut Panji, Dishub telah memetakan potensi pendapatan reklame dari 13 ruas jalan strategis di Bandung, dengan proyeksi konservatif senilai Rp10 miliar per tahun. Bersama dengan PBJT yang rata-rata menyisakan surplus lebih dari Rp200 miliar per tahun, proyek ini dinilai sangat feasible dari sisi fiskal.

    Sementara itu, Kepala DPMPTSP Jawa Barat, Dedi Taufik, menyambut baik proyek ini sebagai bentuk solusi pembiayaan infrastruktur di tengah keterbatasan APBD. “Bandung itu penting, sebagai ibu kota Jabar harus terang. PJU juga punya peran dalam menekan fatalitas kecelakaan. Ini bisa jadi model investasi berbasis layanan di level daerah,” katanya.

    Di kesempatan yang sama, Deputi Kepala Perwakilan BI Jabar, Muslimin Anwar menyatakan ucapkan selamat karena PJU Bandung masuk 10 besar proyek terbaik WJIC 2025. “Semoga nanti bisa masuk 5 besar dan ditindaklanjuti pada West Java Investment Summit 18 September mendatang,” ujarnya.

    Menurut rencana, ke-10 proyek terbaik dari WJIC akan dipromosikan secara intensif ke berbagai kedutaan dan mitra strategis selama dua pekan ke depan.

  • Dugaan Kekerasan Seksual Libatkan Guru Besar Unsoed, Tim Pemeriksa Panggil Pelapor dan Terduga Pelaku

    Dugaan Kekerasan Seksual Libatkan Guru Besar Unsoed, Tim Pemeriksa Panggil Pelapor dan Terduga Pelaku

    Diketahui, dugaan kekerasan seksual yang dilakukan seorang dosen sekaligus guru besar mengguncang Unsoed awal pekan ini. Korbannya adalah seorang mahasiswi.

    Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto mendesak pihak Unsoed untuk mengusut tuntas dugaan kasus kekerasan seksual yang diduga melibatkan seorang oknum guru besar terhadap mahasiswi di lingkungan kampus tersebut.

    Saat dihubungi wartawan di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Kamis, Presiden BEM Unsoed Muhammad Hafidz Baihaqi mengakui sejumlah mahasiswa telah menggelar aksi solidaritas di Kampus Unsoed pada Rabu (23/7) siang sebagai bentuk kepedulian mahasiswa terhadap penanganan kasus kekerasan seksual di perguruan tinggi.

    Kendati demikian, dia mengatakan aksi tersebut tidak dilakukan atas nama lembaga BEM, namun sebagai inisiatif mahasiswa yang menuntut penegakan keadilan terhadap korban.

    “Kami mendesak kampus untuk memproses dugaan pelecehan seksual ini secara adil, transparan, dan berpihak pada korban. Kami juga mendukung penuh kerja-kerja Satgas PPKS Unsoed,” katanya, dikutip Antara.

    Menurut dia, laporan terkait dugaan pelecehan seksual tersebut telah diterima oleh Satuan Tugas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (Satgas PPKS) Unsoed dan saat ini tengah ditindaklanjuti melalui mekanisme internal kampus.

    “Yang kami ketahui, pelakunya adalah guru besar, dan korban adalah mahasiswa. Dugaan sementara, baru satu korban yang melapor ke Satgas,” katanya menjelaskan.

  • Daulat Rupiah di Perbatasan, Rp13 Miliar Disebar di 5 Pulau Terluar Kepri

    Daulat Rupiah di Perbatasan, Rp13 Miliar Disebar di 5 Pulau Terluar Kepri

    Tak hanya membawa uang baru, tim ERB juga akan menggelar sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya mencintai, bangga, dan paham terhadap rupiah. Edukasi ini menjadi penting, terutama di wilayah-wilayah yang masih terbatas akses perbankannya.

    Dari sisi logistik, tantangan geografis Indonesia dengan lebih dari 17 ribu pulau menjadi alasan kuat Bank Indonesia menggandeng TNI AL sejak 2012 untuk melaksanakan ekspedisi ini melalui jalur laut.

    “Tahun ini, kami menargetkan 18 lokasi. Misi dari Batam ini merupakan pelayaran ke-11 dari 14 ekspedisi yang dijadwalkan sepanjang 2025,” ungkap Anwar.

    Sementara itu Pemerintah Provinsi Kepri, yang di wakili Staf Akhi Pemerintahan Gubernur Ansar Ahmad yang dibacakan oleh staf ahli, Misni, turut menyampaikan apresiasi. Ia menyebut ekspedisi ini tidak hanya soal uang, melainkan juga soal kedaulatan bangsa.“Melalui penukaran uang di daerah 3T, kita bukan hanya melayani masyarakat, tapi juga menjaga kekuatan simbol negara: rupiah,” tegasnya.

    Ekspedisi ini berlangsung selama sepekan, mulai 22 hingga 28 Juli 2025. Masyarakat di pulau-pulau sasaran akan mendapatkan layanan penukaran uang baru secara langsung, sekaligus penguatan literasi keuangan dan nasionalisme melalui mata uang negara.

    Hal yang sama Komandan Lantamal IV, Laksamana Pertama TNI Berkat Widjanarko melui dukungannya menyatakan Melaui Ekspedisi Rupiah Berdaulat 2025, TNI Angkatan Laut bersama Bank Indonesia kembali menyatukan kekuatan menembus batas geografis untuk mengawal mata uang negara ke Wayan Terdepan Terluar, Terpencil di kepulauan Riau sebagai wilayah perbatasan.

    “Perjalanan ini bukan sekedar distribusi yang layak edar tetapi juga simbol nyata kedaulatan Bangsa, ” Ucapannya. Ia menyebutkan ekpedisi kali ini menggunakan KRI Hasan Basri – 384. Jarak yang di tempuh sekitar 1.150 Not mile dengan rute, Pulau Tarempa, Pulau Midai, Pulau Subi Besar, Pulaua Tambelan, Pualai Singkep , hingga kembali Batam.

  • Panduan Weton dan Kalender Jawa untuk Jumat, 25 Juli 2025

    Panduan Weton dan Kalender Jawa untuk Jumat, 25 Juli 2025

    Liputan6.com, Jakarta – Kalender Jawa merupakan sistem penanggalan tradisional yang masih digunakan hingga kini terutama oleh masyarakat Indonesia. Kalender ini tidak hanya mencatat hari dan tanggal dalam perhitungan masehi dan hijriah tetapi juga menyertakan siklus pasaran. Sebagai informasi, pasaran adalah lima hari dalam kalender Jawa yaitu Legi, Pahing, Pon, Wage, dan Kliwon. Adapun pada hari ini, Jumat, 25 Juli 2025 kalender Jawa menunjukkan tanggal 29 Suro 1959 dan termasuk dalam weton Jumat Pon.

    Kemudian perpaduan hari dan pasaran ini dipercaya memiliki makna tertentu dalam budaya Jawa. Weton Jumat Pon memiliki nilai neptu 13 yakni berasal dari neptu Jumat bernilai 6 dan Pon bernilai 7. Melalui kepercayaan tradisional, angka neptu ini berperan penting dalam menentukan banyak hal mulai dari kecocokan antar individu, pemilihan hari baik, hingga mengenali watak seseorang.

    Adapun weton Jumat Pon dipercaya menggambarkan pribadi yang karismatik, pandai bicara, dan menyenangkan. Oleh karena itu, seseorang yang lahir pada Jumat Pon sering dianggap cocok menjadi penengah atau pemimpin dalam kelompok kecil. Sementara itu, penggunaan weton dalam kehidupan sehari-hari biasanya sangat beragam. Banyak masyarakat yang masih menggunakan weton untuk menentukan hari baik dalam menggelar hajatan seperti pernikahan, khitanan, pindahan rumah, bahkan memulai usaha.

    Weton juga sering kali digunakan dalam tradisi ramalan jodoh atau rejeki yang dilihat dari kecocokan neptu antara dua orang. Meski bersifat tradisional, praktik ini masih banyak diyakini dan dijalani terutama oleh kalangan orang tua atau tokoh adat.

  • BEM Unsoed Desak Pengusutan Dugaan Kekerasan Seksual Libatkan Guru Besar, Ini Respons Kampus

    BEM Unsoed Desak Pengusutan Dugaan Kekerasan Seksual Libatkan Guru Besar, Ini Respons Kampus

    Liputan6.com, Purwokerto – Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto mendesak pihak Unsoed untuk mengusut tuntas dugaan kasus kekerasan seksual yang diduga melibatkan seorang guru besar terhadap mahasiswi di lingkungan kampus tersebut.

    Saat dihubungi wartawan di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Kamis, Presiden BEM Unsoed Muhammad Hafidz Baihaqi mengakui sejumlah mahasiswa telah menggelar aksi solidaritas di Kampus Unsoed pada Rabu (23/7) siang sebagai bentuk kepedulian mahasiswa terhadap penanganan kasus kekerasan seksual di perguruan tinggi.

    Kendati demikian, dia mengatakan aksi tersebut tidak dilakukan atas nama lembaga BEM, namun sebagai inisiatif mahasiswa yang menuntut penegakan keadilan terhadap korban.

    “Kami mendesak kampus untuk memproses dugaan pelecehan seksual ini secara adil, transparan, dan berpihak pada korban. Kami juga mendukung penuh kerja-kerja Satgas PPKS Unsoed,” katanya, dikutip Antara.

    Menurut dia, laporan terkait dugaan pelecehan seksual tersebut telah diterima oleh Satuan Tugas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (Satgas PPKS) Unsoed dan saat ini tengah ditindaklanjuti melalui mekanisme internal kampus.

    “Yang kami ketahui, pelakunya adalah guru besar, dan korban adalah mahasiswa. Dugaan sementara, baru satu korban yang melapor ke Satgas,” katanya menjelaskan.

     

  • BEM Unsoed Desak Pengusutan Dugaan Kekerasan Seksual Libatkan Guru Besar, Ini Respons Kampus

    BEM Unsoed Desak Pengusutan Dugaan Kekerasan Seksual Libatkan Guru Besar, Ini Respons Kampus

    Liputan6.com, Purwokerto – Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto mendesak pihak Unsoed untuk mengusut tuntas dugaan kasus kekerasan seksual yang diduga melibatkan seorang guru besar terhadap mahasiswi di lingkungan kampus tersebut.

    Saat dihubungi wartawan di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Kamis, Presiden BEM Unsoed Muhammad Hafidz Baihaqi mengakui sejumlah mahasiswa telah menggelar aksi solidaritas di Kampus Unsoed pada Rabu (23/7) siang sebagai bentuk kepedulian mahasiswa terhadap penanganan kasus kekerasan seksual di perguruan tinggi.

    Kendati demikian, dia mengatakan aksi tersebut tidak dilakukan atas nama lembaga BEM, namun sebagai inisiatif mahasiswa yang menuntut penegakan keadilan terhadap korban.

    “Kami mendesak kampus untuk memproses dugaan pelecehan seksual ini secara adil, transparan, dan berpihak pada korban. Kami juga mendukung penuh kerja-kerja Satgas PPKS Unsoed,” katanya, dikutip Antara.

    Menurut dia, laporan terkait dugaan pelecehan seksual tersebut telah diterima oleh Satuan Tugas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (Satgas PPKS) Unsoed dan saat ini tengah ditindaklanjuti melalui mekanisme internal kampus.

    “Yang kami ketahui, pelakunya adalah guru besar, dan korban adalah mahasiswa. Dugaan sementara, baru satu korban yang melapor ke Satgas,” katanya menjelaskan.

     

  • Simbol Persahabatan Seabad Dua Bangsa, Thailand dan Kota Bandung Resmikan Paviliun di Curug Dago

    Simbol Persahabatan Seabad Dua Bangsa, Thailand dan Kota Bandung Resmikan Paviliun di Curug Dago

    Sementara itu, Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, menegaskan, Curug Dago adalah ruang terbuka hijau yang memiliki nilai sejarah dan edukatif. “Kita jaga bersama-sama,” katanya.

    Ia juga memperkenalkan sejumlah tokoh lokal yang berjasa dalam merawat kawasan ini, termasuk Mang Kuncung sebagai tokoh pejuang kebersihan, serta Pak Omas yang ia sebut sebagai “Indiana Jones dari Curug Dago”. Farhan juga menyinggung pentingnya belajar dari budaya kerja Thailand yang efisien dan tertib. Ia berharap Bandung ke depan bisa menjadi kota yang tidak hanya bersih, tetapi juga berbudaya tertib seperti masyarakat Bangkok.

    Sementara itu Sekretaris Daerah Jawa Barat, Herman Suryatman, mengapresiasi restorasi situs Curug Dago sebagai langkah konkret dalam memperkuat hubungan budaya dan diplomatik antara Thailand dan Indonesia. “Paviliun ini adalah monumen persahabatan yang abadi. Nilainya tinggi, bukan hanya bagi sejarah, tetapi juga untuk pariwisata berkelanjutan,” ujar Herman.

    Ia menegaskan bahwa renovasi yang dilakukan sejak 2024 bersama PTTEP dan Dinas Kehutanan Jawa Barat telah memberi dampak positif dalam meningkatkan daya tarik Curug Dago, baik secara historis maupun ekologis. Peresmian Paviliun Thailand dan jalur pejalan kaki Curug Dago ini bukan hanya perayaan atas infrastruktur yang diperbarui, melainkan sebuah pengingat akan pentingnya menjaga warisan sejarah dan mempererat diplomasi budaya.

    Dengan keberadaan dua prasasti peninggalan Raja Thailand dan semangat pelestarian yang diusung bersama, kawasan Curug Dago kini tidak hanya menjadi destinasi wisata alam, tetapi juga ruang kontemplatif yang menyatukan nilai sejarah, ekologi, dan persahabatan lintas bangsa. “Semoga persahabatan dan kerja sama kita terus tumbuh dan membawa manfaat bagi generasi mendatang,” tutur Herman.

  • Jerit Hati Pedagang Diprotes Warga Gara-Gara ‘Serbuan’ Beras Oplosan

    Jerit Hati Pedagang Diprotes Warga Gara-Gara ‘Serbuan’ Beras Oplosan

    Tidak jauh berbeda, pedagang beras di Jalan Raya Merdeka, Mahfud menilai maraknya isu beras oplosan tidak hanya terjadi pada saat ini. Bahkan, beberapa waktu lalu, Polres Metro Depok sudah membongkar pedagang nakal menjual beras oplosan.

    “Ya meskipun begitu, kita turut terkena dampak juga, pembeli beras premium mulai menurun,” ujar pria yang sudah berjualan selama 20 tahun.

    Sebelum maraknya pemberitaan beras oplosan, toko Mahfud mampu menjual beras premium dalam satu hari 30 kilogram. Namun, setelah beras oplosan marak, tokonya hanya mampu menjual 20 kilogram dalam satu hari.

    “Ya mau bagaimana lagi, kita serahkan semuanya kepada pembeli,” kata Mahfud.

    Sebagai penjual beras, Mahfud mengakui praktik curang menjual beras oplosan memiliki keuntungan cukup lumayan. Namun, Mahfud tidak ingin menjual beras untuk mendapatkan keuntungan tetapi merugikan pembeli.

    “Saya pastikan penjualan beras di toko ini tidak dengan cara yang tidak halal,” tutur Mahfud.

    Seperti Asnawi, Mahfud jadi rajin memberikan penjelasan kepada pembeli agar tidak salah pilih membeli beras. Hal itulah yang menjadi salah satu kunci pembeli tetap mempercayai beras yang dijual tokonya.

    “Kami berharap, kepolisian kembali menangkap para penjual beras oplosan, selain merugikan pembeli, kami pun turut terdampak,” kata Mahfud.