Category: Liputan6.com Regional

  • Heboh Warga Pangkep Meninggal karena Kencing Tikus, Ini Hasil Laboratorium

    Heboh Warga Pangkep Meninggal karena Kencing Tikus, Ini Hasil Laboratorium

    Liputan6.com, Jakarta Warga Kampung Bontoe, Desa Pitue, Kecamatan Ma’rang, Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep), Sulawesi Selatan, dihebohkan dengan temuan penyakit Leptospirosis atau yang lebih dikenal dengan sebutan kencing tikus. Salah seorang warga setempat bahkan telah dilaporkan meninggal dunia akibat penyakit tersebut pada 14 Juli 2025.

    Menindaklanjuti laporan tersebut, tim gabungan dari Balai Laboratorium Kesehatan Masyarakat (Labkesmas) Makassar, Dinas Kesehatan Pangkep, Babinsa, hingga Kementerian Kesehatan langsung bergerak cepat untuk melakukan surveilans dan penyelidikan epidemiologi.

    Kegiatan yang digelar sejak 16 hingga 18 Juli 2025 itu dilaksanakan di dua dusun yang berada di Desa Pitue. Sebanyak 118 perangkap tikus dipasang dan berhasil menangkap 12 tikus untuk diperiksa di Labkesmas Makassar. Selain menangkap tikus, tim surveilans juga melakukan wawancara dengan warga setempat.

    “Hasilnya, dari 12 ekor tikus yang tertangkap, tiga ginjal tikus dinyatakan positif mengandung bakteri Leptospira yang menjadi bakteri penyebab utama penyakit kencing tikus,” kata Kepala Balai Labkesmas Makassar, Rustam, Jumat (1/8).

    Dia menegaskan pentingnya edukasi dan langkah cepat pencegahan kepada masyarakat. Dia juga menyoroti bahwa kemunculan kasus ini terjadi di musim kemarau, padahal penyakit ini umumnya mewabah saat musim hujan.

    Rustam menambahkan bahwa kegiatan surveilans semacam ini merupakan bagian dari tugas pokok dan fungsi (tupoksi) Balai Labkesmas Makassar untuk memastikan pengendalian penyakit di Regional 8.

    “Kita perlu segera tindak lanjuti dan libatkan stakeholder terkait. Bahkan, bila perlu, koordinasi dengan Labkesmas Tier-5 agar penanganan bisa maksimal,” ungkapnya.

    Terpisah, Ketua Tim Kerja Surveilans KLB Balai Labkesmas Makassar, Yulce Rakkang, menyebut bahwa kasus leptospirosis di Pangkep telah ditetapkan sebagai kejadian luar biasa (KLB). Dia pun menyatakan bahwa Pangkep bakal masuk kandidat kuat untuk dilakukan surveilans sentinel pada 2026.

    “Karena sudah ada kejadian kasus, maka bisa kita masukkan dalam rencana surveilans sentinel tahun depan,” ujarnya.

    Yulce menjelaskan bahwa tim gabungan telah mengeluarkan sejumlah rekomendasi. Di antaranya adalah mengingatkan pentingnya menyimpan peralatan pertanian di tempat yang aman dan tidak dapat dijangkau tikus, menjauhkan limbah budidaya dari lingkungan permukiman, serta membiasakan diri mencuci tangan setelah beraktivitas di luar rumah.

    “Langkah-langkah ini dianggap penting untuk mencegah penularan penyakit yang bisa berujung fatal jika tidak segera ditangani,” jelasnya.

    Selain itu, untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, tim gabungan juga mengimbau agar warga menghindari kontak langsung dengan air, tanah, atau benda-benda yang dicurigai terkontaminasi, apalagi jika mereka memiliki luka terbuka di kulit.

    Penggunaan alat pelindung diri seperti sarung tangan dan sepatu bot sangat dianjurkan bagi mereka yang bekerja di area berisiko seperti sawah, tambak, atau wilayah dengan genangan air.

    “Kebersihan lingkungan, terutama di sekitar rumah dan tempat kerja juga perlu dijaga untuk menekan populasi tikus. Makanan dan minuman juga harus disimpan dengan benar agar tidak menarik kehadiran hewan pengerat ini,” dia memungkasi.

  • Cerita Tim SAR Sebelum Azka Hilang, Duduk Sendiri Hadap Laut di Sekitar Watu Togok

    Cerita Tim SAR Sebelum Azka Hilang, Duduk Sendiri Hadap Laut di Sekitar Watu Togok

    Liputan6.com, Jakarta Keberadaan wisatawan asal Jakarta Timur, Azka Nurfadillah masih menjadi misteri. Memasuki hari keenam pencarian, pengunjung Pantai Siung, Gunungkidul tersebut belum ditemukan.

    Sebelum dinyatakan hilang, anggota Tim SAR Satlinmas DIY Korwil 1 Sadeng, Catur Rahmanto mengaku sempat berinteraksi langsung dengan Azka di area tebing Watu Togok, yang sebenarnya termasuk zona terlarang untuk wisatawan karena medan curam dan membahayakan.

    “Saya waktu itu habis salat Jumat dan ngopi, lalu dapat laporan dari warga kalau ada pengunjung perempuan sendirian di sekitar Watu Togok. Saya langsung menuju lokasi bersama dua warga, dan benar saya temukan saudari Azka duduk menghadap laut,” ujar Catur, Jumat (1/8).

    Saat ditemukan, Azka duduk membawa kantong kresek besar, namun menolak ketika diminta untuk membuka isinya. Saat diajak bicara, ia tampak tidak fokus dan menghindari komunikasi. Ia mengaku datang sendiri dan menyatakan sudah ‘izin’, meski tak menyebut pihak mana yang diberi tahu.

    Setelah proses bujuk membujuk yang cukup lama, Azka akhirnya bersedia ikut turun menuju Pantai Siung, meski dengan langkah lambat dan sering berhenti bermain air.

    Sesampainya di pantai, ia tetap enggan diajak bicara. KTP tidak dibawa, dan saat diminta nomor keluarga, ia menolak. Karena ada keperluan pribadi, Catur menitipkan Azka kepada personel SAR lain. Namun sejak malam harinya, Azka tidak lagi terlihat hingga akhirnya dilaporkan hilang.

    Kesaksian juga datang dari Saido, warga sekitar Pantai Siung yang akrab disapa Ido, pemilik warung dekat lokasi tenda Azka. Menurut Ido, sejak Kamis (24/7), Azka terlihat beberapa kali mondar-mandir di jalan setapak dan bahkan sempat berbicara sendiri. Saat disapa, Azka tidak menjawab.

    “Pas saya sapa dia cuma jalan saja. Saya sempat heran juga, tapi saya pikir mungkin sedang ingin menyendiri,” kata Ido.

    Pada Jumat pagi, Ido melihat Azka salat subuh di depan tenda, tepat di depan pos SAR. Setelah itu, ia sibuk beraktivitas di warung. Menjelang siang sekitar pukul 08.00 WIB, ia mendapati tenda Azka sudah tampak sepi, seperti tidak berpenghuni.

    Belakangan, penjaga parkir mencurigai sebuah sepeda motor yang terparkir sejak Kamis hingga Sabtu di lokasi yang sama. Setelah diperiksa polisi dari Polsek Tepus, ditemukan SIM C atas nama Azka di tas yang tergantung di motor. Sejak itu, status Azka resmi dinyatakan hilang.

  • Ketika Suara Perempuan Rimba Menggema di Balai Desa

    Ketika Suara Perempuan Rimba Menggema di Balai Desa

    Liputan6.com, Jakarta Sekelompok perempuan orang rimba atau Suku Anak Dalam (SAD) dari Kelompok Tumenggung Yudi perlahan melangkah menuju Balai Desa Pelakar Jaya, Kecamatan Pamenang, Merangin, Rabu (30/7). Di antara mereka ada Mariam, Sinta dan Ponco. Berjalan berdampingan dengan Lukas dan Ngelelai, dua lelaki yang turut mewakili kelompok dalam kegiatan di balai desa.

    Langkah mereka mantap. Bukan sekadar menghadiri pertemuan, tetapi membawa harapan dan menyuarakan aspirasi komunitas mereka dalam agenda Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa (Musrenbangdes) pembahasan Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKPDes).

    Orang rimba, sebagai bagian dari masyarakat Desa Pelakar Jaya, tentu juga ingin sumber daya desa dialokasikan untuk masyarakat yang hingga ini masih tergolong marginal.

    Momen RKPDes cukup penting bagi orang rimba untuk bersuara dan memberikan usulan supaya pembangunan yang direncanakan di desa juga menyentuh komunitas mereka. Maklum, sebelumnya kelompok mereka tidak pernah dilibatkan dalam kegiatan desa.

    Semangat ini yang mendorong Mariam dan perempuan rimba lainnya ke ruang pertemuan balai desa. Kegiatan yang tahun-tahun sebelumnya tidak pernah mereka jalani.

    Pagi itu, mereka duduk di deretan kursi tetamu undangan desa, berdampingan dengan tokoh-tokoh desa lainnya. Mereka bertekad, kehadirannya bukan sebagai tamu yang datang dan mendengarkan, tetapi sudah bersiap dengan usulan yang akan disuarakan.

    Ketika kesempatan itu datang, Mariam, seorang perempuan orang rimba, berdiri dan mengacungkan tangan. Dengan suara tegas namun bersahaja, dia menyampaikan harapan. Dia ingin sumber air di wilayah permukiman.

    “Kami ingin ada sumber air bersih, Pak. Selama ini kami hanya punya satu sumur, dan semua keluarga menggunakannya. Di musim kemarau ini, airnya semakin sedikit. Kami minta ada tambahan sumur,” tutur perempuan berusia sekitar 30 tahun itu dengan lantang.

    Pernyataan Mariam disambut anggukan setuju dari perempuan rimba lainnya. Keterbatasan air bersih dirasakan oleh komunitas orang rimba. Di permukiman mereka yang terdiri dari 25 rumah bantuan pemerintah, saat ini dihuni oleh 22 kepala keluarga.

    Untuk memenuhi kebutuhan air bersih, mereka harus berjalan kaki cukup jauh ke sumber air Pamsimas. Setiap pagi, para perempuan berjalan beriringan membawa jeriken untuk menampung dan membawa air pulang ke rumah.

    Bagi orang rimba, ketersediaan air bersih untuk keperluan mandi cuci kakus (MCK) kini menjadi kebutuhan penting, tidak hanya untuk kebutuhan rumah tangga, tetapi juga untuk mendukung kesiapan anak-anak mereka bersekolah.

    Seiring bergabungnya anak-anak orang rimba di sekolah bersama masyarakat umum, mereka mulai menyesuaikan diri, termasuk dalam hal kebersihan pribadi. Kini, aktivitas mandi pagi sebelum berangkat sekolah mulai menjadi kebiasaan baru. Namun, keterbatasan air bersih sering menghambat mereka.

    “Kami ingin anak-anak kami terus bersekolah. Kami harap mereka bisa pergi ke sekolah dalam keadaan bersih dan mengenakan seragam yang layak. Kami juga berharap ada bantuan pakaian sekolah untuk anak-anak kami,” sambung Mariam.

    Mariam menyampaikan pendapatnya dengan lugas dan yakin. Wajahnya tak lagi ragu seperti tahun-tahun sebelumnya. Di sampingnya, Sinta—seorang ibu muda dengan dua anak—menyuarakan aspirasi yang tak kalah penting.

    “Kami juga ingin ada bantuan untuk beternak sapi. Perempuan rimba juga ingin maju seperti warga desa, punya penghasilan sendiri,” ujar Sinta dengan nada serius.

  • Profil Bupati Gunungkidul, Pernah Lempar Asbak ke Penipu hingga Sebut Monyet semakin Cerdas

    Profil Bupati Gunungkidul, Pernah Lempar Asbak ke Penipu hingga Sebut Monyet semakin Cerdas

    Liputan6.com, Jakarta Bupati Gunungkidul Endah Subekti Kuntariningsih menjadi sorotan masyarakat luas. beberapa waktu lalu, video Endah melempar asbak ke pelaku penipuan menjadi viral di media sosial.

    Kejadian tersebut terjadi di Padukuhan Ngunut, Kalurahan Playen, Kapanewon Playen, Gunungkidul, Senin (14/7) malam. Pria berinisial AB, pelaku penipuan dengan mencatut nama Endah berhasil diamankan warga.

    Tanpa menunggu lama, Bupati Endah yang saat itu didampingi asisten pribadi, beberapa anggota kepolisian, serta warga langsung mendatangi lokasi AB diamankan.

    Setibanya di lokasi, suasana makin memanas. Tatapan tegas Bupati Endah mengarah langsung ke sosok AB yang duduk di antara kerumunan warga. AB tampak gugup, keringat membasahi pelipisnya, dan sorot matanya tak mampu menatap balik wajah pemimpin daerah itu.

    Dengan nada tinggi dan wajah penuh emosi, Bupati langsung menyentak pelaku di depan umum. “Anda ini berani sekali mencatut nama saya!), seru Bupati Endah dalam bahasa Jawa halus.

    AB tak kuasa membela diri. Ia hanya menunduk, sesekali bergumam pelan, mencoba memberi penjelasan yang terdengar berbelit-belit. Namun, alih-alih meredakan suasana, jawaban itu justru menyulut kemarahan Bupati. Endah lantas melempar asbak hingga pecah.

    “Orang ini jelas-jelas mempermainkan nama baik saya dan institusi pemerintah. Ini mencederai kepercayaan masyarakat,” kata Bupati.

    Belum lama dari video tersebut, Endah kembali menjadi sorotan dalam forum dialog Rakordal Triwulan II 2025 yang dihadiri Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman di Yogyakarta, Selasa (29/7).

    Bicara dengan apa adanya, Endah mencurahkan keluh kesah perihal persoalan sektor pertanian yang dihadapi di daerahnya. Salah satu yang menjadi pembahasan serius adalah perihal populasi monyet.

    “Bapak Menteri, kami ini sudah bingung. Lahan kami luas, potensi produksi tinggi, tapi air belum tersedia optimal, dan monyet malah makin cerdas. Sudah sampai masuk rumah warga, merusak genteng masjid, dan melempari jalan pakai jagung,” kata Endah dalam paparannya, Rabu (30/7).

    Gunungkidul sendiri saat ini memiliki luas lahan pertanian siap panen untuk padi sebesar 35.351 hektare. Lahan sawah dilindungi mencapai 31.560 hektare atau 43% dari total LSD (Lahan Sawah Dilindungi) di DIY. Kabupaten ini juga tengah menghadapi musim panen jagung dengan hasil Januari–April mencapai 258.416 ton pipilan kering.

    “Kami ini punya potensi luar biasa, Pak Menteri. Tapi bagaimana mau maksimal kalau irigasinya tidak tuntas?” imbuhnya.

    Jika persoalan sumur bisa ditunggu, maka beda cerita dengan kawanan monyet ekor panjang yang kini kian meresahkan warga. Endah menggambarkan bagaimana monyet-monyet itu tak hanya merusak ladang jagung dan kacang, tapi juga mencuri makanan di dapur warga, memanjat rumah, hingga merusak atap masjid.

    “Mereka ini seperti manusia, Pak Menteri. Kami sampai mikir, mungkin Darwin benar. Karena sekarang mereka bisa membedakan hari: Jumat datang ke tempat pasar, Senin sampai Kamis balik lagi rusak ladang,” ucapnya.

    Lantas siapa sebenarnya Endah?

    Endah adalah seorang politikus yang lahir 23 Maret 1976. Dia resmi menjabat sebagai Bupati Gunungkidul per tanggal 20 Februari 2025.

    Sebelum menjadi bupati, Endah menjabat Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Gunungkidul periode 2019–2024.

    Endah merupakan warga asli Kapanewon Ponjong, salah satu wilayah pedesaan di Gunungkidul. Dia menempuh pendidikan dasar di SDN Kenteng 1 Ponjong, SMP Negeri 2 Ponjong dan SMA/SMEA Muhammadiyah Karangmojo.

    Endah kemudian menempuh pendidikan tinggi di AMP YKPN Yogyakarta untuk jenjang D3, lalu memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari STIE YKPN Yogyakarta.

    Di tahun 2023, dia melanjutkan pendidikan magister di Program Studi Agribisnis, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro, dan dinyatakan lulus pada Februari 2024.

    Dalam dunia politik, Endah pernah tercatat sebagai tenaga ahli Fraksi PDI Perjuangan di DPRD DIY. Kemudian terpilih sebagai anggota DPRD Kabupaten Gunungkidul.

    Saat Pilkada Gunungkidul tahun 2024, Endah mencalonkan diri berpasangan dengan Joko Parwoto. Pasangan ini diusung gabungan partai; PDIP, Golkar, PKB dan Partai Buruh.

  • Berstatus Siaga, Ini Sebaran Lokasi Karhutla di Palangka Raya

    Berstatus Siaga, Ini Sebaran Lokasi Karhutla di Palangka Raya

    Liputan6.com, Jakarta Kota Palangka Raya bertatus siaga kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Palangka Raya mencatat sebanyak 62 kejadian karhutla terjadi sepanjang Januari hingga Juli 2025. Total luasan lahan yang terbakar akibat kejadian tersebut mencapai 18,25 hektare.

    Karhutla tersebar di beberapa lokasi di Kota Palangka Raya. Berdasarkan rincian yang ada, Kecamatan Jekan Raya menjadi wilayah dengan jumlah kejadian tertinggi, yakni 37 kejadian, dengan luas lahan terbakar mencapai 7,47 hektare.

    Untuk Kecamatan Sebangau mencatat ada 20 kejadian karhutla dengan luas terbakar 6,39 hektare. Kemudian di Kecamatan Bukit Batu mengalami 3 kejadian dengan 3,35 hektare lahan terbakar, dan Kecamatan Pahandut mencatat 2 kasus dengan luas 1,06 hektare.

    “Data setiap harinya terus berkembang. Untuk saat ini wilayah terbanyak kasus karhutla ada di Jekan Raya,” ungkap Plt Kepala Pelaksana BPBD Kota Palangka Raya, Hendrikus Satria Budi, Jumat (1/8).

    Upaya penanganan karhutla melibatkan berbagai pihak, termasuk personel dari BPBD Kota Palangka Raya, TNI-Polri, Manggala Agni, Dinas Kehutanan, Satpol PP, Pemadam Kebakaran, dan Relawan Tim Serbu Api Kelurahan (TSAK).

    Selain melakukan pemadaman, tim juga melaksanakan patroli dan sosialisasi kepada masyarakat mengenai bahaya pembakaran hutan dan lahan. Ia juga menghimbau masyarakt untuk tidak membakar lahan atau membuang putung rokok sembarangan.

    “Kami juga melakukan koordinasi dengan aparat perangkat desa dan instansi lainnya untuk melakukan patroli serta sosialisasi pencegahan karhutla,” tambahnya.

  • Daftar Pemenang Tour de Banyuwangi Ijen 2025, Ini Prestasi Pembalap Indonesia

    Daftar Pemenang Tour de Banyuwangi Ijen 2025, Ini Prestasi Pembalap Indonesia

    Liputan6.com, Jakarta Tour de Banyuwangi Ijen kembali melahirkan juara baru. Tahun ini Pembalap DC Fukuoka Jepang, Benjamin Reverte Prades berhasil menjuarai kompetisi balap sepeda agenda resmi Union Cycliste Internationale (UCI) atau Federasi Balap Sepeda Dunia tersebut.

    Bagi pembalap asal Spanyol tersebut, kemenangan ini merupakan penantian selama 11 tahun untuk bisa menjuarai Tour de Banyuwangi Ijen.

    Pembalap berusia 41 tahun itu berhasil menjadi yang tercepat Etape Empat dengan catatan waktu 4 jam 9 menit 42 detik. Sementara peringkat dua diraih Adne Van Engelen dari Terengganu Cycling Team Malaysia, dan peringkat tiga oleh Nicolo Pettiti dari Swat Club Italia, dengan selisih waktu masing-masing 2 detik dan 47 detik.

    Etape terakhir tersebut start di RTH Maron Genteng dan finish di Paltuding Gunung Ijen, Kamis (31/7) yang juga dihadiri Menteri Pemuda dan Olahraga, Dito Ariotedjo.

    Benjamin pertama kali mengikuti TdBI mulai 2014. Ini merupakan keenam kalinya dia mengikuti kompetisi yang memasuki tahun ke-10 tersebut.

    Tour de Banyuwangi Ijen pertama kali digelar pada 2012. Sempat terhenti tiga tahun karena pandemi Covid-19 pada 2020 dan kembali digelar pada 2024.

    “Ini enam kalinya saya ikut. Saya pernah meraih finish di posisi dua dan tiga, tapi belum pernah juara sebelumnya. Saya bahagia karena balapan ini luar biasa. Ini salah satu balapan favorit saya,” kata Benjamin.

    Bahkan karena berhasil meraih juara TdBI, Benjamin berpikir ulang untuk pensiun. “Setelah melihat hasil ini, saya jadi bertanya mengapa harus berhenti, kalau saya masih bisa tampil bagus. Sekarang saya punya satu alasan lagi untuk lanjut setidaknya satu tahun lagi,” katanya.

    Benjamin mengaku tak menyangka bisa menjadi juara, karena tipikalnya bukan pembalap climber sejati. “Saya pikir tidak akan pernah menang di sini. Karena lintasannya cocok untuk climber sejati. Sementara saya bukan. Saya hanya lakukan terbaik untuk menang,” tambahnya.

    Benjamin mengatakan Tour de Banyuwangi Ijen tahun ini lebih menantang. “Tahun ini litasannya lebih bervariasi dan menantang. Ditambah hujan, membuat balapan menjadi lebih sulit,” katanya.

    Hasil ini membuat Benjamin berhak atas Ijen Sulfur Jersey (Yellow Jersey).

    Peraih Jersey di Tour de Banyuwangi Ijen tahun ini diraih oleh pembalap yang berbeda-beda. Meski Benjamin keluar sebagai juara, namun Pembalap Italia, Pettiti yang finish di posisi tiga berhasil mempertahankan Polkadot Jersey (Raja Tanjakan) yang didapatnya dalam dua etape terakhir.

    “Tanjakannya sangat berat dan panjang. Bahkan ada lintasan sepanjang satu kilometer dengan kemiringan lebih dari 20 persen. Saya tidak tahu apakah ada tanjakan lain seperti di sini,” kata Pettiti.

    “Saya sangat berharap bisa ikut lagi. Saya sangat menikmati balapan di sini. Saya suka tempat ini, saya suka orang-orangnya. Ini pengalaman terbaik hidup saya. Saya tidak akan melupakan momen ini,” tambah Pettiti.

    Sementara Blue Fire Jersey (Green Jersey/Best Sprinter Classification) tetap diraih pembalap Belanda, Jeroen Meijers dari Victoria Sports Pro Cycling Filipina.

    Pembalap Indonesia, Syelhan Nurahmat Muhammad, dari ASC Monster Indonesia, berhasil mempertahankan Best Indonesian Rider (Banyuwangi Reborn Jersey).

    Hasil Etape Empat Tour de Banyuwangi Ijen (TDBI) 2025

    Individual General Classification by Time (Ijen Sulfur Jersey)

    1. 61 Prades Reverte Benjamin VC Fukuoka 13:47:40

    2. 13 Van Engelen Adne Terengganu Cycling Team 13:48:30

    3. 181 Pettiti Nicolo Swatt Club 13:49:02

    Stage Individual Classification

    1. 61 Prades Reverte Benjamin VC Fukuoka

    2. 13 Van Engelen Adne Terengganu Cycling Team

    3. 181 Pettiti Nicolo Swatt Club

    Stage Best Indonesian Rider

    1. 55 Syelhan Nurahmat Muhammad ASC Monster Indonesia

    Best Indonesian Rider (Banyuwangi Reborn Jersey)

    1. 55 Syelhan Nurahmat Muhammad ASC Monster Indonesia

    2. 191 Raihan Maulidan Muhammad Pontianak Wijaya Racing

    3. 125 Ramadhan Ilham Dzukri Nusantara

    Best Sprinters Classification (Blue Fire Jersey)

    1. 72 Meijers Jeroen Victoria Sports Pro Cycling

    2. 61 Prades Reverte Benjamin VC Fukuoka

    3. 4 Bettles Carter Roojai Insurance

    Best Climbers Classification-KOM (Polkadot Jersey)

    1. Nicolo Pettiti

    2. Prades Reverte Benjamin

    3. Van Engelen Adne

    Team General Classification by Time

    1. Swatt Club

    2. Thailand National Team

    3. Roojai Insurance

    Best Indonesian Team

    1. ASC Monster Indonesia

    2. Nusantara – BYC

    3. Pontianak Wijaya Racing

  • TNI Lumpuhkan 3 Anggota OPM, Sita Senjata Api hingga Kartu Papua Sehat

    TNI Lumpuhkan 3 Anggota OPM, Sita Senjata Api hingga Kartu Papua Sehat

    Dari tangan tiga anggota OPM itu, personel TNI menemukan satu pucuk senjata api jenis SS2 V4 dengan nomor senjata BF.CS 024739 beserta teleskop Trijicon SN: 923632, yang diketahui milik anggota TNI yang gugur pada tahun 2019 di sektor Ugimba.

    Selain itu, petugas juga menemukan satu pucuk senapan angin, tiga buah magazen (2 magazen M16 dan 1 magazen SS), 64 butir munisi kaliber 5,56 mm, empat unit handphone, satu buah dompet, dua power bank, satu buah emas dan satu senter kepala

    “Kamu juga menemukan dokumen pribadi: KTP atas nama Meni Wakerwa, Kartu Papua Sehat, dan uang tunai sebesar Rp 3.800.000, dua buah noken dan 1 buah tas selempang,” jelas Lucky.

    Lucky menegaskan operasi ini merupakan bagian dari upaya TNI dalam menjaga kedaulatan negara dan melindungi masyarakat dari kelompok separatis.

    “Ini simbol keteguhan TNI dalam menjaga kehormatan prajurit dan kedaulatan negara, sekaligus mengembalikan senjata milik negara yang selama ini berada di tangan kelompok separatis,” tutup Lucky.

  • Operasi Patuh Semeru 2025: Kecelakaan di Jatim Turun 39 Persen, tapi Korban Meninggal Justru Naik

    Operasi Patuh Semeru 2025: Kecelakaan di Jatim Turun 39 Persen, tapi Korban Meninggal Justru Naik

    Sementara untuk kerugian materialnya tahun 2024 itu operasi patuh terdapat kerugian hingga Rp 1.042.500.000. Sedangkan pada tahun 2025 ini Rp672.920.000, artinya 35 persen penurunan dibanding tahun lalu.

    “Dengan operasi patuh ini, kami berharap masyarakat Jawa Timur bisa lebih tertib berlalu lintas,” bebernya.

    Operasi Patuh Semeru 2025 digelar mulai 14-27 Juli 2025 dengan menekankan untuk mencegah terjadinya pelanggaran lalu lintas yang terjadi di Jawa Timur.

    Dalam operasi akan menyasar berbagai jenis pelanggaran yang berpotensi tinggi menyebabkan kecelakaan, baik dari pengendara roda dua maupun roda empat.

     

  • Kronologi Rombongan Mahasiswa KKN Unand Tersesat di Hutan Limapuluh Kota

    Kronologi Rombongan Mahasiswa KKN Unand Tersesat di Hutan Limapuluh Kota

    Liputan6.com, Jakarta Sebanyak 24 orang tersesat di hutan Pauh Sangik, Kecamatan Akabiluru, Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat (Sumbar). Koordinator Pos SAR Kabupaten Limapuluh Kota Roni Nur menyebutkan, 24 orang yang tersesat tersebut terdiri dari wali nagari atau kepala desa, pemuda setempat dan 17 mahasiswa program kerja kuliah nyata (KKN) Universitas Andalas (Unand).

    Rombongan itu merupakan peserta tracking, dilaporkan hilang kontak pada Kamis (31/7) pukul 22.00 WIB.

    “Kontak terakhir dengan rombongan itu pukul 16.00 WIB, namun setelah itu tidak ada kabar lagi,” kata Roni. Dikutip dari Antara, Jumat (1/8).

    Mereka awalnya berangkat dari Kantor Wali Nagari Pauh Sangik pada Kamis (31/7) sekitar pukul 09.00 WIB untuk melihat kopi hutan. Belasan mahasiswa Unand itu didampingi langsung wali nagari atau kepala desa beserta pemuda setempat.

    Sesuai jadwal, seharusnya rombongan kembali ke lokasi awal pukul 18.00 WIB. Namun, hingga pukul 22.00 tidak ada kabar dan dinyatakan hilang kontak.

    Mendapat laporan dari masyarakat terkait hilangnya 24 orang, Tim SAR Posko Kabupaten Limapuluh Kota yang terdiri dari tujuh personel bergerak cepat menuju lokasi.

    Dalam misi pencarian tersebut, Tim SAR juga bekerja sama dengan personel kepolisian, TNI, Palang Merah Indonesia (PMI), relawan hingga masyarakat setempat.

    Peralatan yang digunakan di antaranya drone thermal, perlengkapan medis, alat komunikasi dan alat bantu navigasi.

    Setelah menempuh perjalanan sekitar dua jam lebih, Tim SAR akhirnya berhasil menemukan rombongan pejalan kaki pada Jumat (1/8) dini hari sekitar pukul 04.40 WIB dalam keadaan selamat dan langsung dievakuasi ke kantor Wali Nagari Pauh Sangik.

    Dia menyebutkan dari 24 pejalan kaki tersebut beberapa di antaranya mengalami cidera hingga kelelahan. Namun, Tim SAR gabungan dibantu petugas medis bergerak cepat memberikan untuk pertolongan agar cedera yang dialami tidak semakin parah.

    “Semua peserta tracking yang tersesat sudah berhasil ditemukan dalam kondisi selamat,” pungkasnya.

  • Polisi Ungkap Hasil Visum Pegawai Koperasi yang Diduga Dibunuh di Lamsel: Ada Luka Tajam yang Bikin Pembuluh Darah di Leher Putus

    Polisi Ungkap Hasil Visum Pegawai Koperasi yang Diduga Dibunuh di Lamsel: Ada Luka Tajam yang Bikin Pembuluh Darah di Leher Putus

    Liputan6.com, Jakarta – Tim Dokter Forensik Rumah Sakit Bhayangkara Polda Lampung telah merampungkan visum luar terhadap jasad pegawai koperasi simpan pinjam yang ditemukan tewas mengapung di Sungai Natar, Kabupaten Lampung Selatan, Kamis (31/7/2025) malam.

    Dokter Spesialis Forensik RS Bhayangkara, dr. I Putu Suwartama Wiguna, mengungkapkan bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan luar, kondisi jenazah mengindikasikan korban telah meninggal dunia sejak dua hingga tiga hari sebelum ditemukan. Pemeriksaan itu memakan waktu sekira enam jam.

    “Dari ukuran larva belatung yang ditemukan, yakni sekitar 0,8 sentimeter, secara teori menunjukkan korban telah meninggal dalam rentang waktu dua sampai tiga hari,” jelas I Putu.

    Dia bilang, tubuh korban sudah menunjukkan tanda-tanda pembusukan, sehingga diperlukan pemeriksaan penunjang untuk memastikan penyebab kematian secara lebih detail.

    Berdasarkan tipe luka yang ditemukan, lanjut I Putu, korban diduga kuat mengalami kekerasan dengan senjata tajam.

    “Luka yang kami temukan merupakan luka tajam yang menyebabkan putusnya pembuluh darah besar di leher, termasuk batang tenggorokan dan kerongkongan. Ini yang mengakibatkan korban mengalami pendarahan hebat hingga meninggal dunia,” ungkap dia.