Category: Liputan6.com Regional

  • Anak SD di Kupang Curi 7 Sepeda Motor Lalu Dikanibal untuk Balapan Liar

    Anak SD di Kupang Curi 7 Sepeda Motor Lalu Dikanibal untuk Balapan Liar

    Liputan6.com, Kupang – Ada-ada saja gebrakan yang dilakukan tiga pelajar di Kupang NTT ini. Saat pelajar yang lain sibuk mencari ilmu untuk masa depan, ketiga pelajar ini malah mencuri sepeda motor, bahkan satu di antaranya berstatus pelajar SD.

    Ketiganya antara lain berinisial WT alias Koko (16), WT alias Titi (16), dan MCT alias Putra (12). Mereka diamankan Sabtu malam, (9/8/2025), di Jalan Damai, Kelurahan Oebufu, Kecamatan Oebobo, Kota Kupang.

    Kapolresta Kupang Kota Kombes Pol. Djoko Lestari, Senin (11/8/2025), membenarkan adanya penangkapan terhadap ketiga pelaku pencurian sepeda motor yang melibatkan anak-anak di bawah umur itu.

    “Dua orang pelajar SMA, dan satu orang pelajar SD di Kota Kupang,” kata Djoko.

    Djoko menjelaskan, pengungkapan kasus curanmor ini, berawal dari informasi masyarakat terkait adanya transaksi penjualan sepeda motor dengan harga tidak wajar.

    Tim Jatanras kemudian bergerak cepat dan berhasil mengamankan Koko dan Titi beserta empat unit barang bukti sepeda motor, yaitu dua unit Honda Beat, satu unit Honda Beat FI, dan satu unit Yamaha Mio Sporty.

    “Setelah dilakukan pengembangan, diketahui keterlibatan pelaku Putra,” katanya.

    Modus Pencurian

    Kepada polisi, ketiganya mengakui terlibat dalam sejumlah pencurian sepeda motor di Kota Kupang sejak Mei hingga Juli 2025.

    Aksi mereka dilakukan dengan berkeliling Kota Kupang mencari sepeda motor yang diparkir pemilik tanpa pengawasan.

    “Modusnya mereka mencari sepeda motor yang stang setirnya tidak terkunci. Setelah melihat situasi sekitar TKP dalam keadaan aman, sepeda motor lalu didorong dan melarikan diri,” jelasnya.

    Hasil penyelidikan sementara, ketiga pelaku terlibat pencurian tujuh unit sepeda motor. Empat di antaranya telah diamankan polisi, sedangkan tiga unit lainnya masih dalam pencarian.

    “Setelah mencuri, mereka mempreteli bodi sepeda motor, dan menggerinda nomor rangka maupun nomor mesin untuk menghilangkan identitas kendaraan. Motif mereka memodifikasi dan digunakan untuk balapan,” kata Kapolresta.

    Pelaku dikenakan Pasal 363 Ayat (1) ke-4e KUHPidana, tentang pencurian yang dilakukan oleh dua orang atau lebih secara bersama-sama, dengan ancaman pidana penjara paling lama 7 tahun penjara.

    Ia mengimbau masyarakat untuk selalu waspada dan berhati-hati saat memarkirkan sepeda motor.

    “Pastikan sepeda motor yang diparkir dalam kondisi aman, dengan menggunakan kunci stang setir, bila perlu menambahkan kunci ganda agar lebih aman dari tindakan pencurian,” pesannya.

     

  • Warga Perumahan Villa Pamulang Depok Nelangsa Kerap Dihantui Banjir Luapan Kali Angke

    Warga Perumahan Villa Pamulang Depok Nelangsa Kerap Dihantui Banjir Luapan Kali Angke

    Liputan6.com, Jakarta Pagi yang cerah menjadi secercah harapan ratusan warga RW 12 Perumahan Villa Pamulang Pondok Petir, Bojongsari, Depok. Musababnya, hujan deras yang terjadi pada Sabtu (9/8) malam, diperparah jebolnya tanggul kali Angke, menyebabkan terjadinya banjir.

    Terlihat di setiap sudut rumah, warga membersihkan rumahnya yang terdampak banjir dari kotoran yang hanyut terbawa air bercampur tanah. Tidak sedikit barang perlengkapan rumah tangga seperti karpet, bangku, meja dan lemari, harus dibersihkan dan dijemur akibat terdampak banjir.

    Salah seorang warga, Ari mengatakan, banjir di Villa Pamulang sudah terjadi sejak Sabtu (9/8) malam, Minggu pagi air sempat surut namun pada menjelang sore air kembali meninggi. Kali Angke yang berada di sebelah perumahan tidak dapat menampung tingginya debit air, sehingga merusak tanggul yang berbatasan langsung dengan perumahan.

    “Banjir karena ada tanggul yang jebol, air langsung masuk ke perumahan, ada ratusan warga yang terdampak,” ujar Ari saat ditemui Liputan6.com, sambil membersihkan karpetnya yang kotor, Senin (11/8).

    Ari mengenang saat air memasuki perumahannya sudah terjadi sejak kemarin. Secara perlahan namun pasti, luapan air kali Angke langsung memenuhi area tempat tinggalnya dengan ketinggian mencapai 60 sentimeter.

    “Kalau di sini ketinggian air sekitar 60 sentimeter, kalau yang ke arah tanggul jebol itu bisa mencapai satu setengah meter,” jelas Ari sambil mempraktikkan ketinggian air menggunakan anggota tubuhnya.

    Setiap hujan, Ari bersama keluarga merasa cemas akan terjadinya banjir yang sudah beberapa kali dialaminya, semenjak tinggal di Villa Pamulang. Menurutnya, banjir di Villa Pamulang diakibatkan tanggul yang jebol maupun luapan air Kali Angke.

    “Kalau banjir pasti ada tanggul yang jebol, kalau luapan air tidak terlalu parah, karena ada mesin pompa air,” ucap Ari.

    Ari meminta Pemerintah Kota Depok dapat segera tanggap memperbaiki tanggul yang jebol. Selain itu, Pemerintah Kota Depok dapat mencari solusi mencegah wilayah Villa Pamulang tidak terdampak banjir dari aliran Kali Angke.

    “Dari pada bangun stadion, lebih baik Pemerintah Kota Depok membangun embung, sebagai langkah antisipasi dampak banjir,” pinta Ari yang telah memiliki dua orang anak.

    Sementara, Lurah Pondok Petir, Rengga Nugraha telah berkoordinasi dengan dinas terkait untuk penanganan banjir di RW12 Villa Pamulang. Rengga mengakui, banjir Perumahan Villa Pamulang disebabkan adanya tanggul yang jebol.

    “Saya sudah turun langsung melihat dan membersihkan area tanggul yang jebol, menyebabkan terjadinya banjir,” ujar Rengga.

    Rengga telah meminta warga yang terdapat banjir dan rumahnya belum dapat ditempati, untuk sementara mengungsi ke lokasi yang dinilai aman dari banjir dan layak. Namun terdapat beberapa warga yang memilih tetap bertahan di rumahnya.

    “Kami terus berkoordinasi dengan dinas terkait untuk meminta bantuan logistik dan kesehatan sesuai harapan warga terdampak banjir,” pungkas Rengga.

  • Tidak Cuma Prada Lucky, Ini 4 Kasus Tentara Senior Aniaya Junior hingga Meninggal

    Tidak Cuma Prada Lucky, Ini 4 Kasus Tentara Senior Aniaya Junior hingga Meninggal

    Prajurit Kompi Senapan C Yonif 11 Brigif 3 Pasmar 3, Sorong, Papua Barat, Prada Mar Sandi Darmawan meninggal karena dianiaya oleh beberapa seniornya.

    Awal peristiwa penganiayaan terjadi pada Kamis (7/7/2022) di Barak Kompi C Yonif 11 Mar.

    Saat itu, korban diduga mencuri ATM milik teman satu angkatan di Barak Kompi C Yonif 11 Mar, sehingga dianiaya oleh senior yang berjumlah enam orang.

    Sejak pengeroyokan dan pemukulan terjadi hingga Jumat (15/7/2022), korban dirawat secara intensif di Barak Kompi C oleh para seniornya. Namun, karena kondisi semakin memburuk, korban dibawa ke Barak Kompi Koarmada III dan dirujuk ke Rumah Sakit TNI Angkatan Laut (RSAL) dr. Oetojo Kota Sorong.

    Jumat petang, sekitar pukul 20.00 WIT, Prada Mar Sandi Darmawan dievakuasi ke Ruang UGD RSAL dr. Oetojo Kota Sorong dengan menggunakan mobil ambulans Pasmar 3.

    Korban sempat mendapatkan perawatan medis oleh dokter jaga, Ravensca, hingga dinyatakan meninggal dunia pada Sabtu (16/7) pukul 19.57 WIT.

    Jenazah Prada Mar Sandi Darmawan diberangkatkan dengan menggunakan pesawat Lion Air dan diserahkan kepada orang tuanya di Dusun Bilia’an, Desa Montok, Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur.

  • Anjing Tendang Lampu Pelita Picu Kebakaran Rumah di Kupang NTT, 2 Anak Meninggal Dunia

    Anjing Tendang Lampu Pelita Picu Kebakaran Rumah di Kupang NTT, 2 Anak Meninggal Dunia

     

    Liputan6.com, Kupang – Malang betul nasib Herman Toleu (48), warga Desa Oelbanu, Kecamatan Amfoang Selatan, Kabupaten Kupang, NTT, ini. Rumahnya terbakar ludes hingga rata dengan tanah saat ditinggal pergi ke kebun, Minggu malam (10/8/2025). Bahkan tak cuma itu, dua anaknya turut menjadi korban meninggal dunia akibat kebakaran.

    Saat ditemukan, dua balita berusia lima dan tiga tahun itu meninggal dunia dalam kondisi tubuh hangus terbakar. Sementara satu bocah yang berusia sembilan tahun berhasil selamat namun mengalami luka bakar pada beberapa bagian tubuh.

    “Ada tiga korban dalam kebakaran rumah tinggal. Dua orang korban jiwa hangus terbakar dan yang satu (orang) selamat,” ujar Kapolsek Amfoang Selatan, Iptu Chemy Toleu, Senin (11/8/2025).

    Kebakaran tidak saja melanda rumah tinggal ukuran 3×4 meter beratap seng tersebut, tetapi juga menghanguskan dapur berbentuk rumah bulat dan beratap alang-alang.

    Kronologi Kejadian

    Chemy menceritakan, peristiwa kebakaran itu terjadi berawal pada Minggu, 10 Agustus 2025 petang, sekitar pukul 15.00 Wita. Herman Toleu bersama sang istri pergi kebun untuk mengambil pinang. Mereka meninggalkan ketiga anaknya di rumah hingga malam hari.

    Sekitar pukul 20.00 Wita, korban Helmi Patrisia Toleu (9) sedang bersama kedua adiknya di kamar. Lampu pelita yang menyala mereka letakkan di atas meja makan.

    Namun tanpa diduga, seekor anjing masuk dan naik ke atas meja dan menjatuhkan lampu pelita tersebut. Kemudian terjadi kebakaran. Korban Helmi keluar dari kamar dan melihat api sudah membesar.

    Helmi masuk kembali ke kamar dalam rumah dan mengajak kedua adiknya untuk keluar. Namun dua korban meninggal dunia menolak keluar dari kamar, sementara api makin membesar.

    Korban Helmi pun berlari keluar sekitar 50 meter untuk mencari pertolongan. Saat itu Helmi bertemu dengan Abraham Malafu dan Yakobus Toleu dan meminta bantuan.

    Abraham dan Yakobus khawatir dengan nasib dua adik Helmi karena Helmi mengaku kedua adiknya masih berada dalam rumah yang terbakar.

    Abraham dan Yakobue langsung menuju ke rumah yang terbakar. Namun setelah sampai rumah, rumah induk sudah roboh karena hangus terbakar.

    Abraham dan Yakobus bersama warga lain kemudian mencari kedua anak yang masih ada di dalam rumah tersebut.

    “Saat api sudah mulai padam, MT dan PT (kedua korban) sudah dalam kondisi hangus terbakar di dalam rumah induk tepatnya di kamar belakang rumah,” tuturnya.

     

  • Cerita Emak-Emak Anak 3 Tantang Batas Kemampuan, Berenang di Selat Madura

    Cerita Emak-Emak Anak 3 Tantang Batas Kemampuan, Berenang di Selat Madura

    Liputan6.com, Jakarta Penampilannya sangat mencolok. Mengenakan baju berwarna merah muda, dia berdiri di antara ratusan peserta dengan satu tujuan yang sama, siapa sanggup menaklukkan selat Madura.

    Namanya Euis. Dia satu dari sekian banyak peserta lomba fin swimming Selat Madura Piala KSAL 2025. Siang itu, Euis ingin menantang batas kemampuannya.

    Baginya, naik podium juara tidak penting. Kondisi berat badannya menjadi faktor utama, terlebih dia telah memiliki anak tiga.

    “Ibu-ibu punya anak tiga, berat badannya juga kategori big size, sanggup enggak ni nyebarang ke Selat Madura,” kata Euis. Dikutip dari SCTV, Senin (11/8).

    Dengan mengenakan swimming fins atau ‘kaki katak’ berwarna pink dan pelampung yang terikat di badan, dia mulai berenang. Gerakannya lincah, tangannya mengayun menyibak ombak tenang selat Madura.

    Perlahan, dia meninggalkan titik start di Pelabuhan Kamal, Bangkalan, Madura, menuju garis finish di Koarmada II, Surabaya.

    “Saya di antara anak-anak muda yang usianya belasan tahun, bahkan usianya seanak saya. Saya ingin men-chalanggange yang sedang berlomba dengan mereka. Saya tidak sedang memperebutkan juara,” ucapnya sambil senyum.

    Terdapat beberapa kategori untuk perlombaan yang digelar Sabtu kemarin. Kategori dibagi berdasarkan latar belakang peserta. Ada kategori TNI, Polri dan umum.

    “Pemenanganya yang jelas adalah siapa yang sampai finish dulu. Walau itu ada kelompoknya. Tni, Polri. Jadi tidak digabung satu. Kelompok TNI siapa, Polri siapa, umum siapa. Jadi sudah ada kriterianya,” kata Palaksa Lanal Batuporon Mayor Laut (P) Yenif Forniawan.

  • Menilik Potensi Unik Desa Telagharjo Banyuwangi, Daun Durian Disulap Jadi Teh Herbal Obat Asam Urat

    Menilik Potensi Unik Desa Telagharjo Banyuwangi, Daun Durian Disulap Jadi Teh Herbal Obat Asam Urat

    Liputan6.com, Banyuwangi – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Tegalharjo, Kecamatan Glenmore, Banyuwangi, berhasil meluncurkan inovasi produk kesehatan yang berpotensi menjadi produk unggulan desa.

    Para mahasiswa memperkenalkan teh herbal “THEDA” yang dirancang untuk membantu penderita asam urat sekaligus membuka jalan bagi kemandirian ekonomi warga, dengan memanfaatkan daun durian.

    Inisiatif ini lahir dari pengamatan jeli para mahasiswa terhadap potensi dan permasalahan di Desa Tegalharjo, khususnya di Dusun Sidodadi dan Darungan. Di satu sisi, wilayah ini memiliki kelimpahan pohon durian yang daunnya selama ini belum termanfaatkan secara optimal.

    Di sisi lain, data dari Puskesmas setempat yang divalidasi melalui wawancara langsung dengan warga menunjukkan tingginya prevalensi penderita asam urat (hiperurisemia) di kalangan masyarakat.

    “Kami melihat ada titik temu yang sempurna antara sumber daya alam yang melimpah dengan kebutuhan kesehatan masyarakat,” ujar Nilna, anggota KKN dari FISIP, Senin (11/8/2025).

    Penelitian menunjukkan bahwa daun durian mengandung senyawa flavonoid dan tanin yang dapat menghambat aktivitas enzim xantin oksidase, yaitu enzim yang berperan dalam pembentukan asam urat di dalam darah. Ini adalah solusi berbasis kearifan lokal yang sangat potensial.

    Untuk mewujudkan gagasan ini, tim KKN melakukan serangkaian persiapan matang, mulai dari koordinasi dengan Kepala Dusun Darungan, melakukan beberapa kali uji coba produk dengan mencampurkan bahan pendukung seperti serai dan jahe untuk meningkatkan khasiat dan cita rasa, hingga mematangkan konsep sosialisasi.

    Puncak dari program ini adalah kegiatan sosialisasi dan demonstrasi yang diadakan bersama warga Dusun Darungan. Dalam acara ini, masyarakat tidak hanya diberikan pemahaman mendalam mengenai manfaat, kandungan, dan khasiat daun durian, tetapi juga diajak praktik langsung untuk mengolah daun durian menjadi teh herbal THEDA, lengkap dengan panduan pengemasan hingga strategi pemasaran sederhana.

    “Dalam sosialisasi kali ini disertai dengan demonstrasi langsung bersama masyarakat sehingga masyarakat bisa praktik langsung mengenai step by step dalam pengolahan Theda,” ungkap Nilna.

     

  • Aksi Licik Sindikat Kuras ATM di Medan, Modal Tusuk Gigi dan Pura-Pura Baik

    Aksi Licik Sindikat Kuras ATM di Medan, Modal Tusuk Gigi dan Pura-Pura Baik

     

    Liputan6.com, Medan – Sindikat pencurian dengan pemberatan lintas provinsi yang menggunakan modus ganjal ATM diungkap Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Sumut.

    Diketahui, kelompok kuras ATM ini beroperasi di sejumlah daerah, termasuk Medan, Riau, dan Tangerang Selatan, dengan target korban acak di fasilitas ATM umum.

    Kasus ini terungkap setelah seorang warga Medan, LS, melaporkan kehilangan saldo rekening sebesar Rp706 juta usai bertransaksi di galeri ATM SPBU Selayang pada 20 Februari 2025. 

    Saat itu kartu ATM milik korban berulang kali gagal terbaca. Salah satu pelaku yang berpura-pura membantu kemudian menukar kartu ATM korban dengan kartu yang telah dimodifikasi, sambil menghafal PIN yang dimasukkan korban. 

    Beberapa jam kemudian, uang di rekening korban dikuras di mesin ATM lain. Pelaku ternyata menyiapkan tusuk gigi yang telah dimodifikasi untuk mengganjal slot kartu ATM. 

    “Mereka beraksi secara berkelompok, ada yang bertugas mengganjal mesin, menukar kartu, mengawasi sekitar lokasi, hingga menarik uang tunai. Modus ini sudah mereka jalankan di berbagai daerah” kata Dirkrimum Polda Sumut, Kombes Pol Ricko Taruna Mauruh, Senin (11/8/2025).

     

     

  • Kematian Prada Lucky Namo Bikin Gubernur NTT Melki Laka Geram, Janji Kawal Kasus Sampai Tuntas

    Kematian Prada Lucky Namo Bikin Gubernur NTT Melki Laka Geram, Janji Kawal Kasus Sampai Tuntas

    Sebelumnya Prada Lucky Chepril Saputra Namo (23), prajurit TNI Angkatan Darat yang bertugas di Batalyon Teritorial Pembangunan 834 Waka Nga Mere (Yon TP 834/WM) Nagekeo, tewas lantaran disiksa puluhan seniornya.

    Prada Lucky meninggal dunia pada Rabu (6/8) siang. Dia sempat menjalani perawatan selama empat hari di RSUD Aeramo, Nagekeo.

    Setelah dua hari disemayamkan di rumah duka, jenazah Prada Lucky dimakamkan pada Sabtu (9/8/2025) dengan upacara kemiliteran.

    Jenazah Prada Lucky Chepril Saputra Namo (23), sudah dimakamkan, Sabtu 10 Agustus 2025, kemarin. Mendiang meninggal dunia setelah diduga dianiaya oleh sejumlah seniornya di barak Batalyon Teritorial Pembangunan 834 Waka Nga Mere, Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT).

    Meski demikian, ibunda Prada Lucky, Sepriana Paulina Mirpey mengungkapkan sebuah fakta baru. Menurutnya, sejak Lucky dilarikan ke rumah sakit, tak ada kabar dari batalyon soal kondisi putranya itu.

    Nomor handphone Lucky yang dihubungi di luar jangkauan. Disebut, handphone itu disita Dasintel.

    Ia akhirnya menghubungi Dasintel dan berharap bisa berkomunikasi dengan anaknya. Kepadanya, ia dikabari jiwa Lucky dalam keadaan baik-baik saja.

    “Dasintel membohongi saya. Dia bilang lucky sehat. Saat saya minta bicara dengan Lucky, dia selalu alasan kalau Lucky sedang istrahat. Padahal saat itu, Lucky sudah sekarat,” cerita Sepriana.

    Ia baru mengetahui kondisi Lucky saat anaknya itu berhasil kabur dari barak dan meminta bantuan ibu angkatnya mengobati lukanya.

    “Lucky pinjam handphone mama angkatnya untuk video call. Saya kaget karena badannya penuh luka. Lucky bilang, kalau dia dianiaya seniornya,” ungkap Sepriana.

    Di rumah itu, mama angkatnya sempat mengobati luka Lucky seadanya.

    “Kata Lucky, dia dipukul oleh Bamak (Badan Pembinaan Hukum Militer) dan Dasintel (Komando Daerah Intelijen). Namun, Lucky tak sempat menyebut nama pelaku secara spesifik,” katanya.

    Sesaat kemudian, ibu Lucky mendapat telepon dari batalyon dan meminta bantuan sang ibu untuk membujuk Lucky kembali ke barak.

    “Karena saya kira pembinaan biasa, sehingga saya telpon lewat mama angkatnya suruh Lucky kembali ke barak,” katanya.

    Sesaat kemudian Lucky dijemput di rumah mama angkatnya oleh sekitar 15 orang seniornya dan dibawa ke barak. Di sana, Lucky diduga kembali disiksa hingga tak sadarkan diri dan dilarikan ke rumah sakit.

  • Kunjungan Wisata Gunung Rinjani Kembali Dibuka Mulai Hari Ini Senin 11 Agustus 2025

    Kunjungan Wisata Gunung Rinjani Kembali Dibuka Mulai Hari Ini Senin 11 Agustus 2025

    Liputan6.com, Jakarta – Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) menyatakan setelah melalui proses evaluasi secara intensif, kunjungan wisata alam di kawasan Gunung Rinjani Lombok, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) kembali dibuka mulai hari ini, Senin (11/8/2025).

    “Kami informasikan kegiatan wisata alam pendakian di 6 destinasi Taman Nasional Gunung Rinjani akan resmi dibuka kembali mulai tanggal 11 Agustus 2025,” ujar Kepala Balai TNGR NTB Yarman di Mataram, melansir Antara, Senin (11/8/2025).

    Ia mengatakan, pembukaan kunjungan wisata alam tersebut setelah setelah melalui proses evaluasi intensif dan pembenahan menyeluruh terhadap tata kelola pendakian di kawasan Gunung Rinjani.

    “Jalur pendakian di kawasan telah dilakukan perbaikan untuk meningkatkan keselamatan dan kenyamanan pengunjung,” ucap Yarman.

    Dia menjelaskan, ada pun poin penting yang perlu diketahui pengunjung setelah revisi standar operasional (SOP) pendakian telah dilakukan, termasuk penyesuaian kelas jalur (grade IV), rasio guide, dan sistem asuransi, serta kontijensi keselamatan

    Selain itu, kata Yarman, pengunjung harus melakukan pembelian tiket secara online melalui aplikasi resmi yang telah ditetapkan.

    “Kemudian kebijakan ini akan terus dievaluasi secara berkala untuk menjaga keselamatan dan kenyamanan seluruh pengunjung,” terang dia.

    Sebelumnya, Balai Taman Nasional Gunung Rinjani menutup seluruh jalur pendakian Gunung Rinjani di Lombok, Nusa Tenggara Barat mulai 1 Agustus 2025.

    Penutupan semua jalur pendakian itu berdasarkan hasil rapat koordinasi tindak lanjut penanganan kecelakaan yang terjadi di Jalur Danau Segara Anak Rinjani.

    “Penutupan ini berlaku 10 hari mulai tanggal 1 hingga 10 Agustus 2025,” kata Yarman.

     

    Pendakian menuju puncak Gunung Rinjani bakal ditutup selama 10 hari. Penutupan dilakukan untuk perbaikan jalur pendakian sekaligus mengurangi risiko kecelakaan para pendaki.

  • Lomba ‘Kolek’ dan ‘Ketinting’ Upaya Warga Lintas Pulau di Batam Merawat Tradisi Jelang HUT RI

    Lomba ‘Kolek’ dan ‘Ketinting’ Upaya Warga Lintas Pulau di Batam Merawat Tradisi Jelang HUT RI

    Dalam kesempatan yang sama, Anggota DPR RI Komisi III, Endipat Wijaya, bersama Wakil Ketua I DPRD Batam Aweng Kurniawan, sebagai penggagas berharap semua pihak terus melestarikan warisan budaya maritim perbatasan Indonesia-Singapura.

    Ke depan, dia berjanji kegiatan serupa akan digelar dengan format yang lebih inklusif tanpa label partai tertentu.

    “Acara sebagus ini jangan sampai terkotak-kotak. Semua partai, semua warga, bahkan pihak kepolisian dan unsur masyarakat bisa ikut. Kita ingin persatuan Indonesia terasa di Belakang Padang,” ujarnya.

    Apalagi, katanya, lomba ini bukan sekadar kompetisi, melainkan bentuk penghormatan terhadap budaya lama masyarakat pesisir.

    “Sampan layar itu tradisi lama yang harus dijaga. Harapan kami, kegiatan ini bisa berkembang menjadi event wisata laut yang mendatangkan pengunjung dari dalam dan luar negeri,” kata Aweng.