Category: Liputan6.com Regional

  • Pria Tua Nekat Curi Lima Pasang Sepatu Mahal di Komplek TNI, Harga Jutaan Dijual Rp 85 Ribu

    Pria Tua Nekat Curi Lima Pasang Sepatu Mahal di Komplek TNI, Harga Jutaan Dijual Rp 85 Ribu

    Wahiduddin menjelaskan, aksi pelaku sempat terekam CCTV di area rumah korban saat melakukan pencurian. Pelaku teridentifikasi menggunakan baju jaket dan peci untuk mengelabui warga sekitar.

    “Pelaku ini teridentifikasi dari rekaman CCTV. Saat diamankan, ciri-ciri pakaiannya sama dengan yang dipakai saat mencuri, yaitu jaket merah hitam dan peci putih,” katanya.

    Dari hasil interogasi, pelaku mengaku menjual sepatu curian itu dengan cara menghentikan mobil secara acak di jalanan. Sepasang sepatu hanya dilepas seharga Rp 85 ribu dan hasilnya dipakai untuk membayar kosnya.

    “Dia jual seharga Rp 85 ribu. Hasil jual sepatu itu dipakai untuk bayar kos di Jalan Veteran Selatan,” jelas Wahiduddin.

    Selain di lokasi kompleks perumahan perwira TNI, pelaku juga diduga beraksi dan berhasi mencuri sepatu di Jalan Tupai beberapa waktu lalu. Namun, dalam kejadian tersebut korban tidak melapor ke Polisi.

    “Pelaku teridentifikasi juga melakukan aksi pencurian di sebuah rumah Jalan Tupai dan mengambil sepatu di sana. Namun, korbannya itu tidak membuat laporan polisi,” ujar Wahiduddin. 

  • Update Korban Kebakaran Sumur Minyak Ilegal di Blora: 3 Orang Tewas, 2 Luka-Luka, Ratusan Warga Mengungsi

    Update Korban Kebakaran Sumur Minyak Ilegal di Blora: 3 Orang Tewas, 2 Luka-Luka, Ratusan Warga Mengungsi

     

    Liputan6.com, Blora – Kebakaran sumur minyak ilegal di Dukuh Gendono, Desa Gandu, Kecamatan Bogorejo, Kabupaten Blora , Jawa Tengah, pada Minggu (17/8/2025) kemarin, berdampak luas terhadap masyarakat.  

    Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Blora, Agung Tri, menyampaikan bahwa sebanyak 300 kepala keluarga (KK) terpaksa mengungsi akibat peristiwa itu.

    “Dengan 750 jiwa mengungsi (ke tempat yang lebih aman dari lokasi kebakaran, red),” ujarnya pada Liputan6.com , Selasa siang (19/8/2025).

    Agung Tri menyebutkan, warga yang terdampak kebakaran sumur minyak ilegal di Blora itu mengungsi di beberapa rumah warga atau sanak saudara terdekat lainnya yang lebih aman.

    Data terbaru yang diperoleh Liputan6.com , korban yang mengungsi di rumah warga atas nama Wasis ada sebanyak 60 jiwa, di rumah atas nama Suwarno/Tulus ada sebanyak 20 jiwa, di rumah atas nama Joko Sunti ada sebanyak 15 jiwa, di rumah atas nama Pur ada sebanyak 20 jiwa, dan di rumah atas nama Sugi ada sebanyak 10 jiwa.

    Serta, di rumah atas nama Giman ada sebanyak 10 jiwa, di rumah wadak ada sebanyak 7 jiwa, dan di rumah atas nama Wanto sebanyak 12 jiwa.

    “Kemudian di tenda pengungsi balaidesa ada sebanyak 17 jiwa. Sisa pengungsi tersebar di rumah sanak saudara lain,” paparnya.

    Agung Tri memastikan ada tiga orang yang meninggal akibat dampak kebakaran hebat sumur minyak ilegal di sana, yakni atas nama Tanek (60), Sureni (52), dan Wasini (50).

    Sementara yang dirawat di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta, yakni atas nama Heti (30), dan balita atas nama Abu Dhabi (2).

    “Kondisi mereka masih dalam penanganan,” ujarnya.

    Selain itu, dipaparkan sejumlah hewan ternak milik warga yang terdampak saat ini juga diungsikan. Totalnya ada sapi sebanyak 6 ekor, dan ada kambing sebanya 3 ekor.

    “Sapi yang mati ada 1 ekor, dan kambing ada 2 ekor,” sebut Agung Tri yang juga memaparkan adanya rumah rusak berat dan ringan.

    “Tim gabungan masih berada di lokasi dan masih melaksanakan proses pemadaman, serta pemantauan,” imbuhnya.

     

  • Berburu Hewan Liar, Warga NTT Tewas Tertembak di Perbatasan Indonesia-Timor Leste

    Berburu Hewan Liar, Warga NTT Tewas Tertembak di Perbatasan Indonesia-Timor Leste

    Liputan6.com, Jakarta Warga Desa Manleten, Tasifeto Timur, Kabupaten Belu, NTT berinisial ATB (33) tewas tertembak di wilayah Fatumea, Distrik Suai/Kobalima, Timor Leste, pada Minggu (17/8/2025).

    Kabid Humas Polda NTT Kombes Pol Henry Novika Chandra mengatakan peristiwa ini bermula ketika korban bersama 20 rekannya memasuki wilayah Timor Leste untuk berburu hewan liar.

    Pada pukul 23.00 Wita, suara tembakan terdengar hingga enam kali disertai teriakan menggunakan bahasa lokal. Rekan-rekan korban sempat melarikan diri, namun korban tidak kembali. Keesokan harinya, korban ditemukan meninggal dunia.

    “Atas nama Polda NTT, kami turut berduka cita yang sedalam-dalamnya bagi keluarga almarhum. Semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan dan kekuatan,” ujar Henry kepada wartawan, Selasa (19/8/2025).

    Ia memastikan Polres Belu menangani kasus ini secara profesional, humanis, dan terus berkoordinasi dengan pihak terkait.

    Saat ini, Polres Belu dan Polsek Tasifeto Timur telah mengambil langkah cepat dengan menghalau warga agar tidak masuk ke wilayah Timor Leste.

    “Kita sudah berkoordinasi dengan Satgas Pamtas Yonif 741/GN, serta melakukan penggalangan terhadap tokoh masyarakat agar tetap menjaga kondusifitas,” jelasnya.

  • Kondisi Terkini Balita Korban Kebakaran Sumur Minyak Ilegal di Blora

    Kondisi Terkini Balita Korban Kebakaran Sumur Minyak Ilegal di Blora

    Liputan6.com, Blora – Sejumlah orang menjadi korban kebakaran sumur minyak ilegal di Dukuh Gendono, Desa Gandu, Kecamatan Bogorejo, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, Minggu (17/8/2025) lalu, yang bertepatan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan ke-80 RI.

    Sebanyak tiga orang perempuan korban kebakaran sumur minyak ilegal dilaporkan meninggal dunia, antara lain atas nama Tanek (60), Sureni (52), dan Wasini (50). Sementara yang masih dirawat di rumah sakit ada dua orang, yakni seorang perempuan atas nama Heti (30) dan seorang balita laki-laki atas nama Abu Dhabi (2). Semua korban merupakan warga desa setempat.

    Tim Reaksi Cepat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (TRC BPBD) Blora, Agung Tri, kepada Liputan6.com, mengungkap adanya kabar simpar siur soal kondisi korban balita yang masih dirawat di rumah sakit.

    “Kemarin itu tersiar kabar balita meninggal, tapi sore kemarin langsung saya konfirmasi,” ujarnya.

    Ia menyampaikan ternyata keadaan balita bersama ibunya saat dirujuk ke RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta sudah ditaruh di ruang isolasi untuk yang luka bakar.

    “Mereka masih dalam penanganan,” ungkap Agung Tri.

    Skenario Pemadaman Kebakaran

    Diwartakan sebelumnya, terhitung sejak Minggu (17/8/2025) sekitar pukul 11.30 WIB hingga Selasa (19/8/2025) siang ini, kobaran api menyala dan kepulan asap di sana sudah lebih dari 45 jam lamanya.

    Agung Tri mengabarkan situasi kondisi di lapangan. Saat ini, petugas masih terus berupaya memadamkan api.

    “Belum padam, ini masih proses penanggulan,” jawabnya saat dikonfirmasi.

    Ia menyampaikan skenario pemadaman ditanggul terlebih dahulu, baru selanjutnya dipersempit lubang sumur minyak yang kebakaran tersebut.

    “Kemudian ditembak foam (busa pemadam kebakaran, red), lalu dipasang serumbung,” kata Agung Tri.

    Menurutnya, serumbung (Foam Discharge Outlet) adalah alat yang digunakan untuk mendistribusikan busa secara merata ke area ke area kebakaran.

     

  • Membedah Skenario Pemadaman Kebakaran Hebat Sumur Minyak Ilegal di Blora

    Membedah Skenario Pemadaman Kebakaran Hebat Sumur Minyak Ilegal di Blora

    Sebelumnya, salah satu kendala selama proses pemadaman adalah konstruksi sumur yang tidak standar. Sumur minyak tersebut tidak dilengkapi dengan kepala sumur atau wellhead sehingga petugas kesulitan memadamkan api.

    Sementara itu, Kepolisian Resor (Polres Blora) belum memeriksa pemilik sumur minyak ilegal.

    Satuan Korps Bhayangkara baru melakukan penyelidikan awal dengan memintai keterangan sejumlah orang saksi, usai peristiwa nahas itu terjadi bertepatan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia (HUT RI) ke-80.

    Menurut Kapolres Blora AKBP Wawan Andi Susanto, pihaknya telah berkoordinasi dengan Bupati Blora dan Polda Jawa Tengah untuk memperketat pengawasan terhadap sumur-sumur minyak ilegal yang masih beroperasi.

    “Sudah kami bicarakan dengan Bupati dan dikoordinasikan dengan Polda. Penertiban sumur-sumur masyarakat ini akan lebih ditingkatkan kembali,” ujarnya.

    Pucuk pimpinan Polres Blora ini mengaku, saat ini pihaknya masih melakukan penyelidikan awal dengan memintai keterangan 4 orang saksi dari warga sekitar. Sementara, pemilik sumur belum diperiksa.

    “Sudah 4 saksi yang kami mintai keterangan sejak tadi malam hingga subuh. Untuk pemilik sumur, sementara ini belum dimintai keterangan,” ungkapnya.

    Diakui Kapolres Blora, pihaknya telah berkoordinasi dengan tim Labfor Polda Jawa Tengah untuk penyelidikan lebih lanjut. Terkait kehadiran tim masih menunggu padamnya api.

    “Nantinya, kalau api sudah berhasil dipadamkan, insya Allah tim Labfor akan datang ke lokasi,” ujarnya.

  • Cerita 2 Bocah Gowa Mengais Sisa Makanan di Upacara HUT RI

    Cerita 2 Bocah Gowa Mengais Sisa Makanan di Upacara HUT RI

    Liputan6.com, Jakarta Di tengah gegap gempita peringatan HUT ke-80 Republik Indonesia yang berlangsung di Lapangan Hasanuddin, Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa Sulawesi Selatan, Minggu (17/8/2025) lalu, sebuah pemandangan sederhana justru mencuri perhatian jutaan mata.

    Bukan deretan pejabat, bukan pula kemegahan upacara. Melainkan dua bocah kecil yang sibuk memunguti sisa makanan di bawah kursi tamu undangan sambil menunjukkan wajah yang penuh bahagia bak menemukan harta karun.

    Mereka adalah Syamsul (7) dan Muhammad Aidil (7). Dengan kantong kresek hitam di tangan, keduanya membuka kotak-kotak makan yang ditinggalkan, lalu mengumpulkan kue yang masih tersisa.

    Tamu undangan berlalu begitu saja, tapi kamera salah seorang peserta upacara menangkap momen itu.

    Tidak butuh waktu lama, video mereka viral. Ditonton lebih dari 10 juta kali hingga dibanjiri komentar haru sekaligus geram.

    “Kita juga kaget lihat videonya viral. Saya baru lihat di media sosial,” kata Mila (18), kakak kandung Syamsul.

    Dia mengaku kue yang dikumpulkan dari kegiatan Upacara HUT RI itu dibawa pulang ke rumah untuk dimakan bersama keluarga.

    “Dia jalan kaki ke lapangan. Itu kue yang dikumpulkan dibawa pulang, untuk orang di rumah,” tutur Mila.

    Kehidupan Syamsul dan Aidil memang jauh dari sorotan. Mereka tumbuh di rumah semi permanen sederhana di Kecamatan Somba Opu.

    Ayah Syamsul, Dorra Daeng Ngempo (52), hanya seorang pedagang sayur kelor di pasar tradisional, sedangkan ibu Aidil, Sumiati (39), mengandalkan penghasilan serabutan untuk menyambung hidup.

    “Memang dia ke sana mau nonton upacara. Daripada mubazir itu kue, jadi dia bawa pulang untuk dimakan,” kata Sumiati tentang anaknya.

  • Penanganan Kasus Korupsi Dinilai Lamban, Kerja Kejati Sulsel Dipertanyakan

    Penanganan Kasus Korupsi Dinilai Lamban, Kerja Kejati Sulsel Dipertanyakan

    Liputan6.com, Jakarta Puluhan kasus dugaan korupsi di Sulawesi Selatan hingga kini tidak jelas ujungnya. Minimnya transparansi penanganan perkara oleh Kejaksaan Tinggi (Kejati) Sulsel membuat publik bertanya-tanya, sejauh mana proses hukum berjalan.

    Anti Corruption Committee (ACC) Sulawesi pun mendesak Kejaksaan Agung (Kejagung) RI turun tangan mengevaluasi kinerja Kejati Sulsel, khususnya di bidang Pidana Khusus (Pidsus).

    Ketua ACC Sulawesi, Kadir Wokanubun, menilai keterbukaan informasi menjadi kunci dalam membangun kepercayaan publik. Namun hingga kini, kata dia, Kejati Sulsel justru menutup diri.

    “Selama ini kita selalu mempertanyakan perkembangan kasus-kasus korupsi, tapi tidak pernah ada penjelasan resmi. Padahal masyarakat berhak tahu. Poinnya lebih pada transparansi,” ujar Kadir saat dihubungi, Selasa (19/8/2025).

    Kadir menegaskan, dorongan ini bukan bentuk intervensi terhadap proses hukum. Menurutnya, ACC menjalankan fungsi sosial kontrol agar lembaga penegak hukum bekerja lebih terbuka. “Keterbukaan informasi adalah bagian penting membangun kepercayaan publik terhadap kejaksaan,” ucapnya.

    Dia juga menyinggung komitmen Kejagung RI yang selama ini dinilai cukup masif dalam pemberantasan korupsi. Namun, semangat itu tidak sejalan dengan kinerja Kejati Sulsel.

    “Regulasi jelas, Kejaksaan punya kewajiban menegakkan hukum secara profesional, transparan, dan akuntabel. Ironisnya, Kejagung sudah bekerja maksimal di banyak daerah, tapi di Sulsel justru kinerja Kejati tertinggal,” kata Kadir.

    Menurut dia, kasus-kasus dugaan korupsi yang ditangani itu seharusnya disampaikan perkembangannya ke publik, baik masih tahap penyelidikan, sudah penyidikan, maupun masuk ke penuntutan.

    “Kalau tidak terbuka, publik bisa menilai penanganan perkara jalan di tempat. Padahal ini menyangkut akuntabilitas Kejati kepada masyarakat,” tegas Kadir.

    Menanggapi sorotan tersebut, Kepala Seksi Penerangan Hukum Kejati Sulsel, Soetarmi, menyebut pihaknya telah berkoordinasi dengan Bidang Pidsus.

    “Menurut informasi dari Pidsus, semuanya masih penyelidikan. Ada beberapa yang masih butuh pendalaman lebih lanjut dan data-datanya belum lengkap,” kata Soetarmi singkat.

  • Viral Video Pegawai Samsat Lampung Asyik Bernyanyi, Bapenda: Lomba Karaoke HUT RI di Jam Istirahat

    Viral Video Pegawai Samsat Lampung Asyik Bernyanyi, Bapenda: Lomba Karaoke HUT RI di Jam Istirahat

    Kepala Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Provinsi Lampung, Slamet Riadi, membenarkan ada kegiatan bernyanyi di kantor Samsat. Tetapi dia berdalih, bukan dilakukan di jam kerja.

    “Saat itu sedang ada lomba karaoke memperingati HUT RI ke-80. Kegiatannya diadakan pada jam istirahat dan setelah jam kerja, jadi tidak mengganggu pelayanan,” ujar Slamet kepada Liputan6.com, Selasa (19/8/2025).

    Dia juga menyebut, pegawai yang terlihat dalam video bukan petugas pelayanan. Sehingga, tidak ada pelayanan yang terganggu.

    “Yang ikut lomba bukan petugas pelayanan. Jadi tidak benar kalau disebut pelayanan terganggu,” jelas dia.

  • 18 Ribu Napi di Jabar Dapat Remisi HUT ke-80 RI, Ratusan Orang Langsung Bebas

    18 Ribu Napi di Jabar Dapat Remisi HUT ke-80 RI, Ratusan Orang Langsung Bebas

    Kusnali mengatakan, Pengurangan Masa Pidana (PMP) juga diberikan kepada anak binaan. Tercatat sebanyak 102 anak binaan menerima PMP umum dan 98 anak binaan menerima PMP dasawarsa. Dari jumlah tersebut, sebagian langsung bebas pada momentum HUT RI ini.

    “Data WBP di Jawa Barat per 17 Agustus 2025 tercatat 26.858 orang, terdiri dari 22.249 narapidana dan 4.609 tahanan. Sementara untuk anak binaan berjumlah 169 orang,” ucap Kusnali.

    Kusnali menjelaskan, pemberian remisi tersebut telah berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2022 tentang Pemasyarakatan, Keputusan Presiden Nomor 174 Tahun 1999 tentang Remisi, serta peraturan terkait lainnya.

    “Dengan pemberian remisi tahun ini, tercatat 18.095 narapidana menerima remisi umum dan dasawarsa sekaligus, dan 233 narapidana langsung bebas setelah menerima kedua jenis remisi tersebut,” kata Kusnali.

  • Update Korban Kebakaran Sumur Minyak Ilegal di Blora: 3 Orang Tewas, 2 Luka-Luka, Ratusan Warga Mengungsi

    10 Perkampungan Warga Blora Berdiri Tepat di Atas Ladang Minyak Bumi

    Liputan6.com, Jakarta Sedikitnya 60 sumur minyak bumi di Kabupaten Blora dikelola oleh warga. Dari jumlah itu, eksplorasi tradisional 10 ladang minyak bumi berada di tengah-tengah perkampungan.

    Kepala Desa Gandu, Kecamatan Bogorejo, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, Iwan Sucipto mengungkapkan bahwa sumur minyak yang dikelola warga mulai marak sejak dua tahun terakhir.

    “Ada sekitar 60 sumur minyak rakyat, 10 di antaranya berada tepat di tengah pemukiman penduduk dan sudah menghasilkan setiap hari,” kata Iwan Sucipto di Blora, Selasa (19/8). Dikutip dari Antara.

    Menurut Iwan, awal mula penemuan minyak terjadi ketika warga berusaha mengebor sumur air karena kesulitan air bersih, terutama saat musim kemarau. Namun, dalam proses pengeboran itu, salah seorang warga justru menemukan minyak.

    “Kabar itu cepat menyebar, bahkan terdengar oleh orang luar desa. Mereka kemudian berdatangan, sebagian ikut membiayai pengeboran. Dari situlah sumur-sumur minyak ini terus bermunculan,” jelasnya.

    Sebelum ada sumur minyak, warga Desa Gandu selama bertahun-tahun menghadapi krisis air bersih.

    Setiap musim kemarau, mereka harus membeli air atau mencari sumber air jauh dari desa. Namun setelah adanya temuan minyak, warga berbondong-bondong mengebor lahan di sekitar rumah mereka.

    Bagi yang tak memiliki modal, mereka menggandeng investor untuk membiayai pengeboran. Kini, dalam waktu relatif singkat, desa itu telah memiliki puluhan sumur minyak.

    Kepala desa mengaku sudah berkali kali mengingatkan warganya mengenai bahaya pengeboran minyak di kawasan padat penduduk.

    Namun imbauan itu sering diabaikan karena hasil minyak dianggap memberi harapan baru bagi perekonomian warga, yang sebagian besar berprofesi sebagai petani.

    “Saya sudah berulang kali mengingatkan soal bahaya keberadaan sumur minyak di area permukiman. Tapi warga tetap nekat, karena minyak ini dianggap sebagai peluang untuk memperbaiki ekonomi mereka,” tutur Iwan.

    Sebelumnya diberitakan, kebakaran disertai ledakan sumur minyak rakyat terjadi di Dukuh Gendono, Desa Gandu, Kecamatan Bogorejo, Kabupaten Blora, Minggu (17/8) siang. Peristiwa ini menyebabkan tiga orang tewas dan dua dirawat karena luka bakar. Salah satunya adalah balita.