Category: Liputan6.com Regional

  • Sentilan untuk 144 Koperasi Merah Putih di Gunungkidul: Jangan Buru-Buru Utang

    Sentilan untuk 144 Koperasi Merah Putih di Gunungkidul: Jangan Buru-Buru Utang

    Liputan6.com, Jakarta Koperasi Merah Putih (KMP) yang saat ini tengah digalakkan pemerintah desa di Kabupaten Gunungkidul, DI Yogyakarta, belum bisa langsung mengajukan pinjaman ke bank.

    Sesuai aturan, koperasi wajib beroperasi lebih dulu dengan modal awal yang bersumber dari anggota, sebelum dinilai layak untuk mendapat pembiayaan dari lembaga keuangan.

    Kabid Perlindungan Masyarakat Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DP3AKBPMD) Gunungkidul, Khoiru Rahmad Widiyanto menegaskan, prinsip koperasi tetap mengacu pada asas kekeluargaan.

    “Koperasi harus sehat dulu. Jangan buru-buru berutang. Kalau berjalan dengan modal anggota, baru nanti bisa dinilai layak pinjam,” kata Khoiru Rahmad, Rabu (20/8).

    Menurutnya, ada sejumlah tahapan yang harus ditempuh koperasi sebelum masuk tahap pengajuan pinjaman.

    Tahap pertama adalah penyertaan modal awal dari anggota untuk menjalankan usaha kecil yang produktif. Selanjutnya, koperasi wajib menyusun rencana usaha secara detail, termasuk proyeksi pendapatan, keuntungan, dan skema angsuran.

    Tahap berikutnya adalah Musyawarah Kalurahan Khusus yang melibatkan lurah serta tokoh masyarakat.

    Dalam forum itu, akan diputuskan apakah koperasi sudah cukup layak untuk mengajukan pinjaman. Meski begitu, persetujuan desa tidak serta-merta membuat koperasi otomatis mendapatkan pinjaman, karena bank tetap akan melakukan verifikasi independen terhadap kelayakan usaha.

    Khoiru juga mengingatkan agar dana desa tidak dijadikan sumber utama permodalan koperasi.

    “Dana desa hanya dipakai sebagai jaring pengaman jika koperasi benar-benar macet membayar angsuran,” terangnya.

    Hingga kini, sudah ada 144 KMP berbadan hukum yang tersebar di Gunungkidul. Namun, pinjaman dengan skala besar diperkirakan baru bisa dilakukan pada 2026, setelah koperasi benar-benar dinilai sehat dan memiliki unit usaha yang berjalan stabil.

    Di wilayah Kapanewon Paliyan, Lurah Grogol Latif Wahyudi menyebut koperasi di desanya sudah terbentuk dengan kelembagaan standar.

    “KMP Grogol sudah disiapkan tempatnya dan diberi waktu tiga bulan untuk persiapan operasional,” jelasnya.

    Saat ini, KMP Grogol beranggotakan sekitar 35 orang dengan struktur pengurus standar mulai dari ketua, sekretaris, bendahara, hingga pengawas.

    Modal awal berasal dari iuran anggota, sementara sejumlah unit usaha seperti sambungan air rumah tangga (SR) dan penjualan sembako mulai disiapkan untuk menopang keberlangsungan koperasi.

    Selain di Grogol, sejumlah KMP lain di beberapa wilayah juga sudah mulai beroperasi. Namun, mereka masih menunggu regulasi lebih lanjut terkait mekanisme peminjaman dari pihak bank.

    Proses ini memerlukan waktu karena menyangkut analisis kelayakan, verifikasi usaha, hingga kepastian keberlanjutan koperasi.

    Meski penuh tantangan, kehadiran KMP diharapkan mampu menjadi pilar ekonomi desa dan memperkuat kemandirian masyarakat. “Kalau berkembang pelan-pelan dari modal anggota, insyaallah lebih kuat dan tidak membebani desa,” pungkasnya.

  • VIDEO: Tangis Pecah! Paskibraka Menangis Histeris Usai Bendera Merah Putih Terbalik

    VIDEO: Tangis Pecah! Paskibraka Menangis Histeris Usai Bendera Merah Putih Terbalik

    Viral di media sosial, momen menghebohkan terjadi di Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat. Sejumlah anggota Paskibraka menangis tersedu-sedu usai insiden bendera Merah Putih terbentang terbalik pada upacara puncak peringatan HUT ke-80 RI.

    Ringkasan

  • Gunung Semeru Erupsi Lagi Pagi Ini, Warga Diminta Waspada

    Gunung Semeru Erupsi Lagi Pagi Ini, Warga Diminta Waspada

    Sigit menegaskan, Gunung Semeru masih berstatus Waspada (Level II). Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) pun mengeluarkan sejumlah rekomendasi, di antaranya: masyarakat dilarang beraktivitas di sektor tenggara sepanjang Besuk Kobokan sejauh delapan kilometer dari puncak (pusat erupsi).

    Di luar jarak tersebut, masyarakat juga tidak diperbolehkan beraktivitas dalam radius 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan, karena berpotensi terlanda awan panas maupun aliran lahar hingga sejauh 13 kilometer dari puncak.

    “Masyarakat juga diimbau tidak beraktivitas dalam radius tiga kilometer dari kawah/puncak Gunung Semeru, karena rawan terhadap bahaya lontaran batu pijar,” kata Sigit.

    Ia mengimbau masyarakat mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar hujan di sepanjang aliran sungai/lembah yang aliran airnya berhulu di puncak Gunung Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, serta potensi lahar di sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.

  • Kebakaran Melalap Pasar Baru Serbalawan Simalungun, Ratusan Kios Pedagang Rata dengan Tanah

    Kebakaran Melalap Pasar Baru Serbalawan Simalungun, Ratusan Kios Pedagang Rata dengan Tanah

    Liputan6.com, Simalungun – Kebakaran hebat melalap Pasar Baru Serbalawan, Kelurahan Serbalawan, Kecamatan Dolok Batu Nanggar, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara.

    Peristiwa terjadi Senin sore, 18 Agustus 2025, sekitar pukul 15.10 WIB. Data dari Polsek Serbalawan, ada 140 kios milik pedagang dilalap si jago merah hingga rata dengan tanah. Kebakaran tidak menimbulkan korban jiwa. 

    “Kios yang terbakar sebanyak 140, terdiri dari 100 kios pada bagian dalam pasar, dan 40 kios pada bagian depan,” kata Kapolsek Serbalawan, Iptu Gunawan Sembiring, Selasa (19/8/2025).

    Gunawan mengatakan, pihaknya menerima laporan kebakaran tersebut langsung turun ke Pasar Baru Serbalawan untuk ikut melakukan pemadam api.

    “Saat kebakaran, api menyala membakar kios-kios dan menyambar hingga seluruh kios yang berada Pasar Baru Serbalawan,” ungkapnya. 

    Proses pemadam api diturunkan armada pemadam kebakaran milik Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Simalungun dan armada pemadam milik PT Bridgestone.

    “Ada sekitar tiga jam api dapat dipadamkan dengan bantuan pemadam kebakaran,” Gunawan menuturkan.

    Penyelidikan sementara dan berdasarkan saksi-saksi di lapangan, Gunawan menyebut, asap pertama kali terlihat di kios milik Bapak Tarigan yang menjual kain.

    Selanjutnya api membesar dan membakar 8 kios, dan saat itu tiba-tiba angin kencang, dan api terbawa oleh angin dan menyambar kios kios yang berada di sekitar pasar. 

    “Untuk mengetahui penyebab pasti kebakaran masih dalam penyelidikan pihak Polres Simalungun dan Polsek Serbalawan. Kebakaran ini menyebabkan kerugian ditaksir mencapai miliaran rupiah,” pungkasnya.

     

  • Demo Tolak Kenaikan PBB di Bone Sulsel, Pagar Kantor Bupati Dijebol Massa

    Demo Tolak Kenaikan PBB di Bone Sulsel, Pagar Kantor Bupati Dijebol Massa

    Liputan6.com, Bone – Aksi lempar batu dan air gelas terjadi saat Aliansi Bone Barsatu menggelar unjuk rasa menolak kenaikan PBB-P2. Tak hanya itu, pagar utama pintu masuk Kantor Bupati Bone juga dirusak oleh pengunjuk rasa.

    Melihat pagar yang rusak, aparat kepolisian dari Polres Bone dan Batalyon A Pelopor Brimob Polda Sulsel langsung bersiap siaga. Polisi gabungan terlihat langsung berdiri memasang tameng.

    “Lebih baik mati daripada mundur,” teriak seorang pengunjuk rasa.

    Ratusan massa pun terlihat memasuki halaman Kantor Bupati Bone sembari terus melakukan orasi secara bergantian.

    “Massa mundur, massa mundur. Silakan kembali ke rumah masing-masing,” ucap polisi melalui pengeras suara.

    Hingga pukul 17.00 Wita, massa terlihat terus melakukan orasi dan meminta kehadiran Bupati Bone Andi Asman Sulaiman maupun Wakil Bupati Bone Andi Akmal Pasalluddin. Mereka menuntut agar Pemkab Bone membatalkan kebijakan kenaikan PBB-P2.

    “Pertanyaannya bupati dan wakil bupati mana? Kalau memang mau datang kami tunggu. Jam berapa?” ucap massa aksi menggunakan toa.

    “Kami minta kenaikan pajak PBB ini segera dibatalkan karena ini menyengsarakan rakyat,” ucapnya lagi.

     

  • Terbongkarnya Sextoys Berisi Kokain Senilai Puluhan Miliar di Bandara Bali

    Terbongkarnya Sextoys Berisi Kokain Senilai Puluhan Miliar di Bandara Bali

     

    Liputan6.com, Bali – Pihak Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali kembali menggagalkan upaya penyelundupan narkoba. Seorang warga negara asing (WNA) asal Peru berinisial NS (42) ditangkap setelah mencoba menyelundupkan kokain dengan cara yang tidak biasa, yakni menyembunyikannya di dalam pakaian dalam dan sextoys.

    Direktur Reserse Narkoba Polda Bali, Kombespol Radiant, menjelaskan penangkapan dilakukan pada Selasa (12/8/2025) setelah petugas mencurigai gerak-gerik NS.

    “Dan karena mereka pun juga kelihatan membawa sesuatu barang itu pasti dari CCTV gerak-geriknya sudah kelihatan. Sehingga makanya pada saat itu ditemukan dari gerak-gerik yang bersangkutan dicurigai. Sehingga dari pihak bea cukai melakukan pemeriksaan dan berkoordinasi dengan kami,” ujar Radiant.

    Penyelidikan mengungkapkan bahwa NS direkrut oleh seseorang berinisial PB melalui forum darkweb sekitar April 2025. Ia dijanjikan upah sebesar 20.000 USD atau sekitar Rp320 juta untuk membawa narkoba ke Bali.

    PB mengarahkan NS untuk mengambil paket di Bellvitge Metro, Barcelona, Spanyol, pada Minggu (10/8/2025). Paket tersebut berisi kokain dan sextoys. Keesokan harinya, NS berangkat ke Indonesia setelah menyembunyikan paket di tubuhnya.

    Rinciannya, enam paket plastik klip berisi narkoba dibalut lakban hitam diselipkan di bra, tiga paket lainnya di celana dalam, serta sextoys berisi narkoba dimasukkan ke organ intimnya.

    NS tiba di Bandara Ngurah Rai pada 12 Agustus 2025 pukul 23.30 Wita. Pemeriksaan Bea Cukai menemukan total 1.432,81 gram kokain netto dan 33,9 gram ekstasi netto. Nilai jual barang haram tersebut ditaksir mencapai Rp10 miliar.

     

  • Kasus Langka, Bocah di Sukabumi Meninggal Gara-Gara Banyak Cacing Bersarang dalam Badan hingga Otak

    Kasus Langka, Bocah di Sukabumi Meninggal Gara-Gara Banyak Cacing Bersarang dalam Badan hingga Otak

    Liputan6.com, Jakarta – Seorang anak perempuan berusia tiga tahun bernama Raya asal Desa Cianaga, Kecamatan Kabandungan, Kabupaten Sukabumi meninggal dunia setelah berjuang melawan infeksi cacing gelang parah.

    Raya meninggal di RSUD R Syamsudin SH pada 22 Juli 2025 setelah dirawat selama sembilan hari. Menurut pihak rumah sakit, kasus ini tergolong langka dan terlambat ditangani.

    Ketua Tim Penanganan Keluhan RSUD R Syamsudin SH, dr Irfanugraha Triputra menjelaskan, Raya tiba di IGD RSUD R Syamsudin SH pada 13 Juli 2025 sekitar pukul 20.00 WIB dalam kondisi sudah tidak sadarkan diri. Ia dibawa menggunakan ambulans oleh orang tuanya dan tim relawan Rumah Teduh.

    “Menurut pihak keluarga, sehari sebelumnya Raya hanya mengalami gejala demam, batuk, dan pilek,” ujar dr Irfanugraha dikonfirmasi pada Selasa (19/8/2025).

    Orang tua Raya juga sedang menjalani pengobatan TBC, sehingga dokter awalnya menduga ketidaksadaran Raya disebabkan oleh meningitis TB atau komplikasi dari TBC paru. Dugaan awal berubah saat dokter melihat cacing keluar dari hidung Raya selama observasi di IGD.

    “Kemungkinan tidak sadarnya ada dua, antara faktor TBC atau karena infeksi cacing,” jelas dr Irfan.

    Selain tidak sadarkan diri, kondisi vital Raya juga tidak stabil, terutama tekanan darahnya. Setelah penanganan awal untuk menstabilkan kondisi, Raya segera dirawat di ruang PICU (Pediatric Intensive Care Unit) setelah dikonsultasikan dengan spesialis anak.

  • Sudah 50 Jam, Kebakaran Sumur Minyak Ilegal di Blora Belum Juga Padam

    Sudah 50 Jam, Kebakaran Sumur Minyak Ilegal di Blora Belum Juga Padam

    Diberitakan sebelumnya, Agung Tri, menyampaikan bahwa warga yang terdampak mengungsi saat ini sebanyak 300 Kepala Keluarga (KK).

    “Dengan 750 jiwa mengungsi (ke tempat yang lebih aman dari lokasi kebakaran, red),” ujarnya.

    Agung Tri menyebutkan, mereka warga yang terdampak mengungsi di beberapa rumah warga atau sanak saudara terdekat lainnya.

    Meliputi di rumah warga atas nama Wasis ada sebanyak 60 jiwa, di rumah atas nama Suwarno/Tulus ada sebanyak 20 jiwa, di rumah atas nama Joko Sunti ada sebanyak 15 jiwa, di rumah atas nama Pur ada sebanyak 20 jiwa, dan di rumah atas nama Sugi ada sebanyak 10 jiwa.

    Serta, di rumah atas nama Giman ada sebanyak 10 jiwa, di rumah wadak ada sebanyak 7 jiwa, dan di rumah atas nama Wanto sebanyak 12 jiwa.

    “Kemudian di tenda pengungsi balaidesa ada sebanyak 17 jiwa. Sisa pengungsi tersebar di rumah sanak saudara lain,” paparnya.

    Agung Tri menyampaikan kembali bahwa 3 orang yang meninggal akibat dampak kebakaran hebat sumur minyak ilegal di sana, yakni atas nama Tanek (60), Sureni (52), dan Wasini (50).

    Sementara yang dirawat di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta, yakni atas nama Heti (30), dan balita atas nama Abu Dhabi (2).

    “Kondisi mereka masih dalam penanganan,” ujarnya.

    Selain itu, dipaparkan adanya sejumlah hewan ternak milik warga yang terdampak saat ini juga diungsikan. Totalnya ada sapi sebanyak 6 ekor, dan ada kambing sebanya 3 ekor.

    “Sapi yang mati ada 1 ekor, dan kambing ada 2 ekor,” sebut Agung Tri, yang juga memaparkan adanya rumah rusak berat dan ringan seperti diberitakan sebelumnya.

    “Tim gabungan masih berada di lokasi dan masih melaksanakan proses pemadaman, serta pemantauan,” imbuhnya.

     

  • Bendera One Piece Berkibar di Tengah Demo Penolakan Kenaikan PBB 300% di Bone

    Bendera One Piece Berkibar di Tengah Demo Penolakan Kenaikan PBB 300% di Bone

    Sebelumnya, Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman telah menanggapi keluhan masyarakat terkait kenaikan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) yang melonjak hingga 300 persen di Kabupaten Bone, sehingga masyarakat dan mahasiswa melakukan aksi protes.

    Menurutnya, persoalan ini masih dalam tahap koordinasi dengan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) serta menindaklanjuti temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

    “Pada prinsipnya, ini masih kita koordinasikan dengan Kemendagri karena memang ada juga temuan dari BPK. Selama ini banyak tanah yang dipajaki hanya sebatas tanah, padahal di atasnya sudah berdiri rumah-rumah mewah. Bahkan ada yang satu surat tanah, tapi bangunannya empat atau lima rumah, namun PBB yang dibayar hanya tanahnya saja,” kata Andi Sudirman, Minggu (17/8).

    Dia juga menyebut kondisi tersebut saat ini menjadi dilema, karena selama puluhan tahun masyarakat Kabupaten Bone hanya membayar pajak tanah, sementara bangunannya tidak terhitung.

    “Padahal, nilai bangunan cukup signifikan dan seharusnya masuk dalam objek pajak,” ujarnya.

    Meski demikian, kata Andi Sudirman memastikan bahwa pemerintah provinsi akan mengkaji kembali kebijakan tersebut dengan berpedoman pada arahan pemerintah pusat.

    “Kita akan koordinasi lagi, bagaimana arahan pusat, tentu kita ikut,” tuturnya.

    Menanggapi rencana aksi demo terkait kenaikan PBB, Gubernur Sulsel menilai hal itu sebagai bentuk dinamika masyarakat yang wajar. Ia menyebut hampir setiap kebijakan publik selalu ada respons berupa aksi protes.

    “Kalau demo, semua kasus ada demonya. Kemarin ada demo MBG, ada demo ojol, dan sekarang pajak. Justru ini bagus karena ada respons yang bisa menjadi bahan pemerintah untuk mereview kembali kebijakan. Itu tidak ada masalah,” dia memungkasi.

  • PBB di Bone Sulsel Melonjak 300 Persen, Ribuan Orang Gelar Demo di Kantor Bupati

    PBB di Bone Sulsel Melonjak 300 Persen, Ribuan Orang Gelar Demo di Kantor Bupati

    Sebelumnya, Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman telah menanggapi keluhan masyarakat terkait kenaikan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) yang melonjak hingga 300 persen di Kabupaten Bone, sehingga masyarakat dan mahasiswa melakukan aksi protes.

    Menurutnya, persoalan ini masih dalam tahap koordinasi dengan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) serta menindaklanjuti temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

    “Pada prinsipnya, ini masih kita koordinasikan dengan Kemendagri karena memang ada juga temuan dari BPK. Selama ini banyak tanah yang dipajaki hanya sebatas tanah, padahal di atasnya sudah berdiri rumah-rumah mewah. Bahkan ada yang satu surat tanah, tapi bangunannya empat atau lima rumah, namun PBB yang dibayar hanya tanahnya saja,” kata Andi Sudirman, Minggu (17/8/2025).

    Dia juga menyebut kondisi tersebut saat ini menjadi dilema, karena selama puluhan tahun masyarakat Kabupaten Bone hanya membayar pajak tanah, sementara bangunannya tidak terhitung.

    “Padahal, nilai bangunan cukup signifikan dan seharusnya masuk dalam objek pajak,” ujarnya.

    Meski demikian, kata Andi Sudirman memastikan bahwa pemerintah provinsi akan mengkaji kembali kebijakan tersebut dengan berpedoman pada arahan pemerintah pusat.

    “Kita akan koordinasi lagi, bagaimana arahan pusat, tentu kita ikut,” tuturnya.

    Menanggapi rencana aksi demo terkait kenaikan PBB, Gubernur Sulsel menilai hal itu sebagai bentuk dinamika masyarakat yang wajar. Ia menyebut hampir setiap kebijakan publik selalu ada respons berupa aksi protes.

    “Kalau demo, semua kasus ada demonya. Kemarin ada demo MBG, ada demo ojol, dan sekarang pajak. Justru ini bagus karena ada respons yang bisa menjadi bahan pemerintah untuk mereview kembali kebijakan. Itu tidak ada masalah,” katanya menambahkan.