Category: Liputan6.com Regional

  • Dedi Mulyadi Respons Hasil Survei soal Lapangan Kerja di Jabar: Ini Kan Baru 6 Bulan

    Dedi Mulyadi Respons Hasil Survei soal Lapangan Kerja di Jabar: Ini Kan Baru 6 Bulan

    Liputan6.com, Bandung – Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengaku senang dengan adanya kritikan mengenai survei ketidakpuasan tentang lapangan pekerjaan yang dikeluarkan oleh Litbang Kompas. Selama 6 bulan memimpin di Jawa Barat, Dedi mengatakan saat ini masih berupaya menuntaskan masalah tersebut.

    Menurut survei Litbang Kompas, Sebanyak 57,6 persen warga Jawa Barat menilai buruk sementara 7,3 persen menilai sangat buruk soal ketersediaan lapangan kerja.

    Dedi mengatakan, kepimimpinannya bersama wakilnya Erwan Setiawan baru berjalan selama enam bulan di Jawa Barat. Menurutnya, masalah lapangan pekerjaan merupakan pekerjaan rumah terbesar yang harus dituntaskan secepat mungkin.

    “Ini kan baru jalan enam nih, baru jalan enam (bulan), surveinya pada bulan kelima. Ya, tetapi itu senang saya. Di 6 bulan ini, kita kan baru mengorkestrasi tentang percepatan layanan perizinan industri. Nah, kita sudah terorkestrasi nih. Kemarin saya menangani satu problem industri, di mana industri itu berarah pada 31.000 tenaga kerja tetapi perizinannya 16.000,” kata Dedi di Sabuga, Kota Bandung, Rabu (20/8/2025).

    Dedi mengaku telah berkomunikasi dengan Menteri Ketenagakerjaan untuk mengatasi jumlah lapangan kerja di Jabar. Sebab menurutnya, penyerapan ribuan tenaga kerja di sektor industri baru bisa terjadi pada tahun 2026 mendatang.

    “Malam sudah saya bereskan dengan Pak menteri, saya bilang pak menteri ini harus segera diubah. Nah, seluruh rangkaian industri yang dibangun itu serapan tenaga kerjanya nanti 2026, kan baru bangun pabriknya, kan enggak bisa serap sekarang. Yang kedua, 2026 itu nanti akan terasa kawasan di Indramayu itu mulai rekrut lebih dari 20.000. Cirebon, kemudian sebagian Majalengka, Subang, Garut, Purwakarta ada satu kawasan hampir 1.200 hektar,” jelas dia.

     

  • Potret Miris Bangunan Madrasah Ambruk di Sukabumi, Siswa Terpaksa Belajar di Masjid

    Potret Miris Bangunan Madrasah Ambruk di Sukabumi, Siswa Terpaksa Belajar di Masjid

     

    Liputan6.com, Sukabumi – Bangunan Madrasah Diniyah (MD) Nurul Hikmah di Kampung Ciburial, Desa Gunungguruh, Kecamatan Gunungguruh, Kabupaten Sukabumi, ambruk menyebabkan aktivitas pembelajaran puluhan siswa jadi terhambat.

    Informasi yang dihimpun Liputan6.com, peristiwa bangunan madrasah ambruk terjadi pada Selasa malam (19/8/2025). Sebanyak tiga ruang kelas yang selama ini menjadi tempat belajar 90 siswa MD Nurul Hikmah, kini hancur.

    Kepala MD Nurul Hikmah, Yeti Paridayati menyebutkan, tanda-tanda kerusakan sebenarnya sudah terlihat sejak lama. Bahkan, satu bulan sebelum ambruk total, sebagian atap depan sudah roboh.

    “Kemarin sudah kelihatan lapuk. Malam itu hujan deras, banyak warga dengar suara kretek-kretek dari atap. Tidak lama, seluruh atap-plafon, genting, dan kayu penyangganya jatuh bersamaan sekitar pukul 22.55 WIB. Alhamdulillah kejadiannya malam, jadi tidak ada anak-anak di sekolah,” kata Yeti dalam keterangannya pada Rabu (20/8/2025).

    Kegiatan belajar tak sepenuhnya berhenti. Demi tetap berlangsungnya pendidikan agama, para siswa dipindahkan ke ruang-ruang darurat. 

    Kelas 3 hingga kelas 6 kini belajar di sebuah majelis tak jauh dari rumah Yeti, sedangkan kelas 1 dan kelas 2 menumpang di masjid depan sekolah.

    Belajar dalam Ruangan Sempit

    Meski dapat tumpangan, kondisi darurat itu jauh dari kata ideal. Ruang belajar sempit dan harus dipakai bergantian. Sebelum roboh pun, Yeti mengaku sekolah sudah mengalami keterbatasan ruang. 

    Dari empat ruangan yang tersedia, tiga dipakai belajar dan satu dijadikan kantin. Agar semua siswa tertampung, ruang kelas disekat seadanya.

    “Kami sekat ruangan jadi beberapa kelas. Anak-anak belajar berdesakan. Sekarang malah tambah sulit karena harus pindah ke majelis dan masjid,” katanya.

     

  • Cerita Heroik Petugas Berjibaku Padamkan Kebakaran Hebat Sumur Minyak di Blora

    Cerita Heroik Petugas Berjibaku Padamkan Kebakaran Hebat Sumur Minyak di Blora

    Liputan6.com, Jakarta Sudah tiga hari ini, petugas gabungan berjibaku berupaya memadamkan api yang masih menyembur dari sumur ilegal di Dukuh Gendono, Desa Gandu, Kecamatan Bogorejo, Kabupaten Blora, Jawa Tengah.

    Belum lagi menyaksikan warga terdampak. Keharuan berkecamuk dan menyeruak di hati para petugas saat melihat warga satu dusun terpaksa mengungsi, demi keselamatan mereka.

    Petugas tidak kenal lelah untuk terus berupaya dan berjuang menghentikan kobaran api dan asap yang membubung tinggi.

    Sehari semalam para petugas harus berkutat di sekitaran kobaran api. Mereka tak kenal lelah dan aksinya tentu patut diapresiasi, didukung, dan terus diberi semangat agar rasa lelah menjadi lillah.

    Agung Tri salah satunya. Petugas dari Tim Reaksi Cepat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (TRC BPBD) Blora ini mengaku masih berada di lokasi sejak peristiwa kejadian kebakaran hebat dilaporkan.

    Dia mandi pun belum tentu sempat, apalagi bertemu sanak famili tercinta yang tinggal di Kecamatan Cepu. Meski begitu, Agung Tri tetap mempertahankan semangatnya bersama petugas dari berbagai unsur lainnya.

    “Saya bersama tim gabungan dari Damkar Satpol PP Blora, dari BPBD Blora, dari Pertamina EP Asset Cepu. Kemudian dari PPSDM Migas, dari kepolisian dan tentara sudah berada di lokasi sejak 17 Agustus 2025 siang saat terjadi musibah,” kata Agung Tri, mengawali ceritanya kepada Liputan6.com.

    Sadar upaya menanggulangi bencana adalah tanggung jawabnya, Agung Tri mengungkapkan kondisi dukanya para keluarga yang terdampak kebakaran hebat sumur ilegal di lokasi.

    “Susahnya di sini keluarga 1 dusun mengungsi, keluarga tidak ada di rumah. 1 dusun sekitar 300 KK dengan 750 orang kondisinya mengungsi. Mereka takut dan trauma kembali ke rumah karena adanya kejadian ini,” ungkapnya.

    Petugas yang belasan tahun menjadi honorer dan baru diangkat menjadi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) belum lama ini, menyampaikan kesulitannya berada di lokasi.

    Aksesnya menuju lokasi sangat sulit dan cuaca tidak mendukung lantaran selama tiga hari ini turun hujan.

    “Sangat sulit menuju lokasi, kemudian cuaca tidak bersahabat dan besarnya tekanan gas disertai dengan kobaran api yang membubung tinggi,” tutur Agung Tri.

    Menurutnya, petugas BPBD Blora tidak ada rollingan atau bergantian. Jadi, mulai hari pertama dia standby di lokasi kebakaran.

    Agung Tri juga menyampaikan sukanya saat berada di lokasi yang terus membakar semangat bersama-sama dengan petugas lainnya.

    “Senangnya di sini, Alhamdulillah dari semua tim gabungan itu kompak, setiap ada kendala kejadian atau apa-apa responsnya cepat bersama,” tandasnya.

    Sebelumnya dikabarkan, kebakaran ini menyebabkan tiga warga meninggal, dua orang termasuk balita dirawat dan dirujuk ke RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta.

    Selain itu, sejumlah rumah yang ada di sana mengalami kerusakan berat dan ringan, serta sejumlah hewan ternak penduduk setempat banyak yang mati dan diungsikan ke tempat aman.

  • Puting Beliung Mengamuk di Kudus, 80 Rumah Warga Rusak

    Puting Beliung Mengamuk di Kudus, 80 Rumah Warga Rusak

    Liputan6.com, Jakarta Kondisi cuaca yang tidak menentu disertai hujan lebat yang mengguyur Kabupaten Kudus, Jawa Tengah dalam tiga hari ini, memunculkan bencana angin kencang. Akibat kondisi itu, perkampungan warga dua desa di Kecamatan Undaan Kudus, dilaporkan porak poranda dihajar angina kencang. Bencana itu terjadi di Desa Medini dan Desa Kalirejo.

    Puluhan rumah di dua desa yang berada di wilayah selatan Kabupaten Kudus mengalami kerusakan bervariasi. Dari keterangan yang dihimpun Liputan6.com, ada sebanyak 80 rumah warga terdampak bencana angin puting beliung.

    Dari keterangan warga desa terdampak bencana, kejadian bencana berlangsung pada Selasa (19/8/2025). Awalnya hujan mengguyur Desa Kalirejo disertai tiupan angin kencang. Kejadian serupa juga dialami Desa Medini, yang diawali hujan disertai angin kencang.

    Akibat dihantam angin putih beliung yang mencekam, sebanyak 80 rumah warga dua desa mengalami kerusakan. Perinciannya di Desa Medini sebanyak 50 rumah serta di Desa Kalirejo sebanyak 30 rumah.

    “Dalam bencana ini, korban jiwa nihil. Kerusakan yang terjadi berupa genteng rumah warga yang tersapu angina,” ujar Kasi Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kudus Munaji.

    Munaji menyebut, kerugian akibat peristiwa tersebut ratusan juta dari hasil penghitungan sementara di dua desa. Pihaknya mengimbau warga tetap waspada terhadap kemungkinan terjadinya bencana alam susulan.

    Pemkab Kudus bersama BPBD bergerak cepat menyalurkan bantuan warga terdampak bencana di Desa Medini dan Kalirejo, Rabu (20/8/2025).

    Bantuan ini berupa paket sembako, genteng dan galvalum untuk meringankan beban masyarakat yang rumahnya rusak. Tak hanya itu, Pemkab melalui BPBD TNI Polri dan relawan sigap gotong royong memperbaiki puluhan rumah warga yang rusak.

    “Bantuan ini kami serahkan untuk pelipur lara, sekaligus meringankan beban warga. Kami memastikan bahwa pemerintah hadir mendampingi dan memberikan perlindungan terbaik bagi masyarakat.” ujar Bupati Kudus, Samani Intakoris.

    Semangat kebersamaan dan gotong royong, kata Samani, menjadi kunci dalam pemulihan pascabencana. Ia berharap warga terdampak bisa segera bangkit dan menata kembali kehidupan pascabencana.

    Samani juga mengimbau masyarakat waspada terhadap potensi bencana alam, mengingat kondisi cuaca di Kudus yang tidak menentu.

  • Cerita dan Pengakuan Ibunda Raya, Bocah 3 Tahun yang Meninggal usai Ditemukan Cacing dalam Tubuh

    Cerita dan Pengakuan Ibunda Raya, Bocah 3 Tahun yang Meninggal usai Ditemukan Cacing dalam Tubuh

    Balita ini menjadi sorotan usai kondisinya terinfeksi cacing parah viral di media sosial. Keadaan kritis Raya dibagikan oleh akun Rumah Teduh, dalam video 9 menit itu terlihat cacing keluar dari hidung dan feses. 

    Dalam video itu juga disebut jika Raya tinggal bersama kedua orang tua yang mengalami gangguan kejiwaan (ODGJ). Sehingga lepas dari pengasuhan. 

    Meskipun kondisi Raya sudah lama mengkhawatirkan, Endah mengakui bahwa putrinya belum pernah dibawa ke rumah sakit atau puskesmas. Perawatan yang dilakukan selama ini bersifat tradisional.  

    “Belum pernah ke rumah sakit, belum pernah ke puskesmas. Biasanya saya hanya memandikannya dengan air hangat dan daun singkong. Iya, secara tradisional,” ungkapnya. 

    Kondisi kian memburuk, Raya pun akhirnya dibawa ke salah satu rumah sakit di Sukabumi menggunakan ambulans. 

    Namun, Endah masih belum tahu pasti penyakit apa yang diderita putrinya. “Belum tahu kalau ada penyakit dalamnya,” ucapnya. 

    Tak lama kemudian, sebuah temuan mengejutkan terungkap. Tim dokter mendiagnosis Raya menderita cacingan parah. 

    “Banyak cacing, cacingnya ada yang ukurannya sekilo. Berarti sudah besar di dalam perut,” kata Endah. 

    Dia tidak tahu pasti penyebab cacing bersarang dalam tubuh anaknya. Apakah dari makanan atau faktor lain. Endah menegaskan bahwa mereka tidak memelihara hewan peliharaan di rumah, bahkan ayam sekali pun. 

  • Di Balik Geliat Pariwisata, Gunungkidul Menghadapi Persoalan Sampah

    Di Balik Geliat Pariwisata, Gunungkidul Menghadapi Persoalan Sampah

    Liputan6.com, Jakarta Persoalan sampah kembali menjadi pekerjaan rumah besar bagi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul. Seiring meningkatnya jumlah penduduk dan geliat pariwisata, produksi sampah terus bertambah setiap harinya. Kondisi tersebut membuat Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPAS) Wukirsari, yang berada di Kalurahan Baleharjo, Wonosari, kini kian sesak.

    Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Gunungkidul, Hary Sukmono, mengungkapkan bahwa timbunan sampah di TPAS Wukirsari sudah mencapai ketinggian 7 meter. Kapasitas lahan yang ada pun hampir tak lagi mampu menampung volume sampah baru yang datang setiap hari, baik dari rumah tangga maupun dari kawasan wisata.

    “Sudah hampir penuh, untuk sekarang ini timbunan sudah mencapai 7 meter,” ujar Hary saat ditemui, Selasa (19/8/2025).

    Pemkab Gunungkidul mengusulkan agar TPAS Wukirsari tidak lagi sekadar berfungsi sebagai tempat pembuangan, melainkan ditingkatkan menjadi Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) dengan teknologi modern.

    “Kami usulkan ke pusat untuk pembangunan TPST agar bisa memaksimalkan penanganan permasalahan sampah. Bersyukur pemerintah pusat menyetujui,” jelas Hary.

    Proyek pembangunan TPST ini diperkirakan menelan anggaran sekitar Rp70 miliar. Saat ini, rancangan teknis (redesign) masih dalam proses di pemerintah pusat. Rencananya, perluasan lahan sekitar 4 hektare akan disiapkan guna menampung fasilitas baru tersebut.

    “Usulan dari sini Rp70 miliar, dan saat ini masih proses redesign di pusat. Untuk kebutuhan dan realisasinya sendiri sepenuhnya ada di pusat,” imbuhnya.

    Hary menjelaskan, TPST nantinya tidak hanya menampung sampah, tetapi juga mengolahnya dengan teknologi modern. Salah satunya adalah Refuse Derived Fuel (RDF), yakni teknologi yang mampu mengurangi kadar air dalam sampah, kemudian mencacahnya menjadi bahan bakar alternatif.

    “Nanti kami gunakan RDF untuk pengurangan kadar air dari sampah, kemudian dicacah dan hasilnya akan diolah kembali. Kami sudah bekerja sama dengan perusahaan dari luar daerah untuk hal ini,” katanya.

    Namun, menurut Hary, pembangunan TPST saja tidak cukup. Perlu adanya kesadaran bersama dari masyarakat dalam mengelola sampah sejak dari rumah. DLH Gunungkidul pun terus mendorong terbentuknya bank sampah di tingkat padukuhan, serta mengedukasi warga agar memanfaatkan sampah organik menjadi kompos.

    “Sebagian besar sampah yang masuk itu sampah umum. Nah, sekarang kita galakkan bank sampah di tingkat padukuhan untuk memilah sampah-sampah. Kemudian warga juga kita dorong agar sampah basah bisa dijadikan kompos dan lain sebagainya,” tandasnya.

  • Kronologi Dua Wanita di Gowa Diciduk Polisi Gara-Gara Bayar Cicilan Motor Pakai Uang Palsu, Berdalih Tak Tahu

    Kronologi Dua Wanita di Gowa Diciduk Polisi Gara-Gara Bayar Cicilan Motor Pakai Uang Palsu, Berdalih Tak Tahu

    Hasil interogasi awal, kedua pelaku berdalih menerima uang palsu tersebut dari seseorang sebanyak Rp 500 ribu. Karena bentuknya yang mirip uang asli, kedua tak tahu kalau itu palsu dan mengira uang tersebut asli.

    “Terduga pelaku ini awalnya mendapatkan uang Rp 500 ribu. Pada esok harinya, dia melakukan top-up untuk membayar cicilan motor. Dugaan awal, pelaku tidak mengetahui kalau itu uang palsu,” jelasnya.

    Lebih lanjut, Aditya menegaskan pihaknya masih menelusuri sumber utama uang palsu yang beredar. Ia memastikan akan terus menyelidiki dan mengungkap kasus peredaran uang palsu ini.

    “Berdasarkan keterangannya tadi, ada Rp500 ribu yang dia dapat dari pihak sebelumnya. Kami akan melakukan penyelidikan mendalam, termasuk mencari tahu ke mana Rp200 ribu itu dan siapa sumber utama peredaran uang palsu ini,” tegasnya.

     

  • Bacokan Misterius Tengah Malam di Kepala Jurnalis

    Bacokan Misterius Tengah Malam di Kepala Jurnalis

    Liputan6.com, Jakarta Jumat (15/8/2025) langit gelap Desa Tanggungharjo, Grobogan, Jawa Tengah, seharusnya menjadi perjalanan pulang biasa bagi Manik Priyo Prabowo (38). Sebagai seorang jurnalis dengan status kontributor iNews Media Group dan wartawan MNC Portal Indonesia, ia mengendarai sepeda motor matiknya menuju rumah.

    Sebagai jurnalis, Manik biasa berdiskusi dengan teman-temannya di sebuah kedai kopi. Ia tak mendua bahwa malam itu menjadi momen mengerikan yang mengguncang hidupnya.

    Baru melaju sekitar 200 meter dari kedai, Manik melihat motor lain membuntutinya. Saat berdekatan, tiba-tiba dua pria tak dikenal yang berboncengan dengan sepeda motor matik memepetnya di jalan perkampungan yang sepi.

    Salah satu pelaku, yang tidak mengenakan helm, menghunus senjata tajam, diduga parang, dan membacok kepala Manik dua kali dengan kejam.

    “Waktu itu helm masih saya pegang, belum sempat saya pakai. Tiba-tiba kepala saya dibacok benda tajam, saya juga ditendang sampai jatuh,” kata Manik saat ditemui di RSUD Sultan Fatah, Karangawen, Demak.

    Dalam kondisi bersimbah darah, Manik mendengar pelaku mengucapkan kata-kata kasar sebelum mereka kabur menancap gas. Luka di kepalanya parah. Darah mengalir dan kulit kepala bagian belakang robek 9 sentimeter, tengkoraknya retak. Tak hanya itu, tulang tengkoraknya cuil dan hilang akibat sabetan senjata yang ia yakini sangat tajam. Manik yakin perbuatan itu sudah dipersiapkan.

    “Ini jelas perencanaan untuk melukai atau menghabisi saya. Saya sama sekali tidak kenal kedua pria itu,” tutur Manik.

    Ia menepis jika insiden tersebut adalah perampokan. ini bukan perampokan karena dompet dan ponselnya tidak diambil. Termasuk motornya juga utuh.

    Dengan sisa tenaga, Manik menghubungi keluarganya untuk meminta pertolongan. Ia mengirim video kondisinya kepada kakak kandungnya, Felek Wahyu Prabowo, jurnalis liputan6.com.

    “Aku dibacok, aku pasrah anak-anakku mas,” kata Manik dalam video yang berdurasi kurang dari 10 detik itu.

    Felek segera menghubungi teman-temannya. Karena malam cukup gelap dan tak tahu lokasinya, 10 menit baru ketemu lokasinya.

    “Saat ditemukan, saya enggak tahu karena lemas dan hanya terbaring,” kata Manik.

    Ia langsung dilarikan ke IGD RSUD Sultan Fatah untuk mendapatkan pertolongan pertama. Setelah stabil, tim dokter melakukan operasi pada Sabtu dan Minggu, 16–17 Agustus 2025, untuk menyelamatkan nyawanya.

    Mengaku nyeri, ia berhasil berhasil melewati masa kritis. Senin, 18 Agustus 2025, Manik diperbolehkan pulang dari rumah sakit untuk menjalani pemulihan total di rumah.

    “Puji Tuhan, operasi berjalan baik dan lancar. Tapi efeknya, saat ini telinga saya jadi sangat sensitif. Semua suara jadi terdengar keras,” katanya.

    Felek Wahyu Prabowo, sang kakak sempat kebingungan karena kepesertaan BPJS Kesehatan ternyata tak bisa memberi manfaat.

    “BPJS Kesehatan tak mau menanggung korban kejahatan atau korban kriminal. Jadi kami menderita ganda, sudah sakit juga tak mendapatkan hak manfaat dari iuran BPJS setiap bulan,” kata Felek.

    Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) dan Ikatan Wartawan Hukum (Iwakum) mengecam keras aksi brutal tersebut. Ketua IJTI Pusat, Herik Kurniawan, menyebutnya sebagai tindak kriminal yang tidak bisa ditoleransi dan mendesak polisi untuk segera menangkap pelaku serta mengungkap motifnya.

    “Setiap warga negara harus dilindungi dari aksi-aksi tidak bertanggung jawab seperti ini,” kata Herik.

    Sementara Ketua Iwakum, Irfan Kamil, menilai kasus ini sebagai ancaman nyata terhadap kebebasan pers di Indonesia, menyerukan aparat untuk menunjukkan komitmen melindungi jurnalis.

    Sat Reskrim Polres Grobogan dan Polsek Tanggungharjo menangani kasus ini. Kasat Reskrim Polres Grobogan, AKP Agung Joko Haryono, memimpin olah TKP dan memastikan penyelidikan dilakukan secara serius.

    “Kami sedang mendalami kasus tersebut. Tim juga sudah memeriksa lokasi kejadian,” katanya.

    Ia menegaskan bahwa serangan ini mengarah pada upaya melukai atau bahkan percobaan pembunuhan, mengingat tidak ada barang korban yang hilang. Namun, hingga 19 Agustus 2025, identitas pelaku masih misterius, dan polisi masih memecahkan teka-teki ini. Lokasi kejadian yang sepi di dini hari membuat tidak ada saksi mata, mempersulit penyelidikan.

    Manik sebelumnya bertugas di Bali dan Surabaya sebelum kembali ke kampung halamannya di Grobogan. Ia mengaku bingung dan mempertanyakan motif serangan ini. Ia tak tahu apakah terkait profesinya sebagai wartawan atau motif personal lainnya.

    Kisah Manik menjadi pengingat akan risiko yang dihadapi jurnalis di lapangan, apalagi yang berstatus kontributor. Ini juga menunjukkan rapuhnya perlindungan terhadap mereka yang menggali informasi publik.

  • Resmi Turun, Ini Harga Terbaru Pertamax dan Dexlite di Bengkulu

    Resmi Turun, Ini Harga Terbaru Pertamax dan Dexlite di Bengkulu

    Liputan6.com, Jakarta Kabar gembira bagi masyarakat Bengkulu. Berdasarkan Surat Keputusan (SK) Gubernur Bengkulu Helmi Hasan mengenai penyesuaian Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBBKB), harga Bahan Bakar Minyak (BBM) resmi mengalami penurunan, Rabu (20/8).

    Keputusan ini disambut penuh suka cita oleh berbagai kalangan, khususnya para pengelola Pertashop yang tergabung dalam Himpunan Pertashop Merah Putih Indonesia (HPMPI).

    Gubernur Bengkulu Helmi Hasan mengatakan, kebijakan ini merupakan salah satu bentuk bantuan kepada rakyat yang saat ini dalam kondisi kesulitan. Sebab setiap hari masyarakat membutuhkan BBM dalam beraktivitas.

    “Kebijakan ini bentuk kami menunaikan janji meringankan beban rakyat,” ungkap Helmi di Bengkulu, Rabu (20/8)

    Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) HPMPI, Steven, menyampaikan rasa syukur sekaligus apresiasi atas langkah pemerintah daerah yang dinilai berpihak kepada masyarakat.

    “Alhamdulillah, kami menyambut dengan penuh rasa syukur penurunan harga BBM ini. Hal ini menjadi bukti nyata kepedulian Gubernur Bengkulu terhadap beban masyarakat, khususnya di tengah tekanan ekonomi global yang masih terasa hingga kini,” ujar Steven saat dihubungi Liputan6.com.

    Berdasarkan SK tersebut, mulai 20 Agustus 2025 pukul 00.00 WIB, harga beberapa jenis BBM nonsubsidi turun Rp300 per liter. Rinciannya adalah:

    Pertamax dari Rp12.800 menjadi Rp12.500 per liter.

    Pertamax Turbo dari Rp13.800 menjadi Rp13.500 per liter.

    Dexlite dari Rp14.450 menjadi Rp14.150 per liter.

    Dex dari Rp14.750 menjadi Rp14.450 per liter.

    Pertamina merespons cepat keputusan ini dengan menginstruksikan seluruh pengelola SPBU dan Pertashop di Bengkulu untuk segera menyesuaikan harga pada dispenser dan totem.

    Penyesuaian tersebut diharapkan dilakukan segera sebagai bentuk transparansi sekaligus tanggung jawab kepada konsumen.

    Steven menegaskan bahwa kebijakan penyesuaian PBBKB ini sangat bermanfaat karena mampu meringankan beban masyarakat sekaligus menjaga stabilitas ekonomi daerah.

    “Kita berharap penyesuaian ini bisa memberi napas lega bagi masyarakat, meningkatkan daya beli, serta memperkuat pertumbuhan ekonomi di Bengkulu,” ungkapnya.

    Selain itu, penurunan harga BBM dinilai dapat memberikan dampak positif terhadap sektor transportasi dan logistik yang menjadi tulang punggung distribusi barang dan jasa di wilayah Bengkulu. Dengan turunnya biaya operasional, harga kebutuhan pokok diharapkan lebih stabil, sehingga daya beli masyarakat juga semakin membaik.

    HPMPI menambahkan bahwa keberhasilan kebijakan ini sebaiknya diimbangi dengan penetapan harga bahan pokok yang terjangkau, pengaturan tarif upah angkut yang wajar, serta pengawasan harga tiket pesawat agar masyarakat dapat merasakan manfaat ganda dari penurunan biaya energi. Stabilitas suplai barang dan BBM juga harus dijaga agar harga benar-benar terkendali di lapangan.

    “Pengawasan perlu dilakukan secara menyeluruh, bukan hanya di perkotaan, tetapi juga hingga pelosok desa. Dengan begitu, dampak positif penurunan harga BBM ini bisa benar-benar dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat,” tegas Steven.

    HPMPI bersama masyarakat pun memberikan apresiasi kepada Pemerintah Provinsi Bengkulu atas kebijakan pro rakyat tersebut.

    “Kami berkomitmen mendukung kebijakan yang berpihak kepada masyarakat. Semoga langkah ini menjadi contoh bagi daerah lain, bahwa sinergi antara pemerintah, pengusaha, dan masyarakat dapat memberikan manfaat nyata,” ucap Steven.

    Kabar penurunan harga BBM ini juga disambut antusias oleh masyarakat Bengkulu. Banyak warga mengaku terbantu dengan adanya kebijakan tersebut.

    Syarif, warga Kelurahan Kadang Mas, Kota Bengkulu, yang sehari-hari bekerja menggunakan sepeda motor, mengatakan bahwa penurunan harga ini walaupun tidak terlalu besar tetap memberi manfaat nyata.

    “Mungkin memang turunnya tidak besar, tetapi tetap terasa manfaatnya bagi kami. Terkadang kalau mau isi BBM Pertalite antreannya panjang sekali, jadi saya lebih sering menggunakan Pertamax. Dulu harganya terasa berat di kantong, tapi dengan penurunan Rp300 ini cukup membantu kebutuhan harian,” ujarnya.

    Dengan adanya penyesuaian harga ini, masyarakat berharap agar kebijakan serupa dapat terus dilakukan jika kondisi memungkinkan.

  • Bocah 11 Tahun Asal Manggarai Timur Dicabuli Orang Saat Sendirian di Rumah Kakek

    Bocah 11 Tahun Asal Manggarai Timur Dicabuli Orang Saat Sendirian di Rumah Kakek

    Liputan6.com, Jakarta Nasib malang dialami KAM alias G, bocah berusia 11 tahun di Kabupaten Manggarai Timur, NTT. Dia mengalami pelecehan dan kekerasan seksual oleh orang tidak dikenal (OTK).

    Siswi kelas VI sekolah dasar ini mengalami pelecehan pada Senin (18/8/2025) malam di rumah kakeknya, Kabupaten Manggarai Timur.

    Saat itu kakek dan nenek korban sedang berada di rumah anak sulung mereka. Korban dan adiknya yang berusia delapan tahun ditinggal sendirian di rumah.

    Sekitar pukul 20.00 WITA, korban dan adiknya tertidur pulas dalam kamar dengan lampu rumah padam. Saat itulah, korban dilecehkan orang yang tidak diketahui. Korban mengalami pendarahan hebat usai dilecehkan pelaku.

    “Pelaku tidak diketahui karena saat kejadian korban sedang tertidur dan lampu rumah tidak menyala,” ujar Kasat Reskrim Polres Manggarai Timur Iptu Ahmad Zacky Shodri, Rabu (20/8).

    Kepada polisi, korban mengungkapkan saat kejadian pelaku membekap mulutnya, sedangkan tangan lainnya dimasukan ke kemaluan korban hingga terjadi pendarahan.

    Dalam situasi gelap, korban berusaha melakukan perlawanan dengan menggigit tangan pelaku dan berhasil kabur ke rumah tetangga.

    “Korban sempat menggigit tangan pelaku dan berhasil kabur ke tetangga,” ungkapnya.

    “Pelakunya langsung kabur saat rumah didatangi warga,” sambungnya.

    Hingga saat ini korban sedang dirawat di RSUD Borong, Kabupaten Manggarai Timur. Korban membutuhkan penanganan psikologis berupa pendampingan untuk menyembuhkan trauma psikologis.

    “Korban mengalami trauma berat, sering ketakutan, tatapan kosong dan hampa,” beber Kasat Reskrim.

    Polisi masih berusaha mencari terduga pelaku guna mempertanggungjawabkan perbuatannya.