Category: Liputan6.com Regional

  • Pembunuhan Sadis Waria di Lampung: Ada 78 Luka Tusuk di Sekujur Tubuh

    Pembunuhan Sadis Waria di Lampung: Ada 78 Luka Tusuk di Sekujur Tubuh

    Iptu Pande Putu Yoga Mahendra mengatakan, penangkapan dua pelaku dilakukan pada Minggu, (31/08/2025).

    “Tim Tekab 308 bersama Polsek Kedondong berhasil mengamankan dua pelajar yang diduga sebagai pelaku pembunuhan D,” ujar Pande.

    Dia menjelaskan, RO lebih dulu ditangkap di rumah orang tuanya, sebelum polisi kemudian meringkus DA di kediaman neneknya. Keduanya kini ditahan di Mapolres Pesawaran untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut.

    “Penyidik masih terus menggali keterangan dari kedua pelaku. Karena mereka masih di bawah umur, proses hukum juga melibatkan Balai Pemasyarakatan,” jelas Pande.

  • 2 Kamera ETLE Rusak saat Kerusuhan Demo Makassar, Kerugian Diklaim Capai Rp1 Miliar

    2 Kamera ETLE Rusak saat Kerusuhan Demo Makassar, Kerugian Diklaim Capai Rp1 Miliar

    Saat ini, Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Sulsel juga tengah menyelidiki peristiwa kerusuhan yang membuat Kota Makassar menjadi mencekam kala itu.

    Penyelidikan itu dilakukan untuk mengungkap siapa pelaku yang membakar dan menjarah titik-titik vital di Ibu Kota Provinsi Sulawesi Selatan tersebut.

    Kapolda Sulawesi Selatan, Irjen Pol Rusdi Hartono bahkan menyebut bahwa pihaknya telah mengantongi calon tersangka dalam kasus pembakaran kantor DPRD Kota Makassar yang menewaskan tiga orang dan menimbulkan kerugian negara sekitar Rp253,4 miliar.

    “Potensial suspect sudah ada. Mudah-mudahan tidak berapa lama lagi kita bisa melakukan tindakan hukum yang lebih tegas,” kata Rusdi meninjau kondisi kantor DPRD Makassar, Senin (1/9/2025).

    Sebagai informasi, dalam insiden itu, kantor DPRD Kota Makassar dan DPRD Provinsi Sulawesi Selatan nyaris rata usai dibakar massa misterius. Hingga saat ini total kendaraan yang hangus dibakar mencapai 75 unit mobil dan 16 motor.

  • LBH Bandung: 147 Orang di Jabar Ditangkap Usai Demo Ricuh, Ada Kekerasan saat Penangkapan

    LBH Bandung: 147 Orang di Jabar Ditangkap Usai Demo Ricuh, Ada Kekerasan saat Penangkapan

    Dilansir kanal Regional, Liputan6, sebanyak 147 orang yang ditahan oleh Polda Jawa Barat karena diduga melakukan tindakan anarkis saat demo di depan Gedung DPRD Jawa Barat, akan segera dipulangkan.

    Pembebasan akan dilakukan secara bertahap setelah dilakukan pendataan dan pembinaan. Kabid Humas Polda Jawa Barat, Kombes Pol Hendra Rochmawan mengatakan, sebanyak 23 orang telah dipulangkan kepada keluarganya masing-masing pada Minggu (31/8/2025).

    Mereka ditangkap karena diduga telah melakukan pengrusakan fasilitas umum saat demonstrasi di kawasan Jalan Diponegoro, Kota Bandung.

    “Tanggal 29 ini kita amankan jumlahnya itu 23 orang, yang dewasa 18 dan 5 anak. Ini sudah kita serahkan kepada orang tuanya, ada yang dijemput ke orang tuanya, ada dijemput saudaranya. Ini bentuk transparansi dan akuntabilitas kita kepada publik,” ucap Hendra di Markas Polda Jawa Barat, Minggu (32/8/2025).

    Hendra mengatakan, aksi demonstrasi berlangsung sejak Jumat (29/8/2025) lalu. Polisi telah melakukan penangkapan terhadap terduga pelaku pengrusakan fasilitas umum juga kendaraan bermotor hingga Minggu (31/8/2025).

    “Tanggal 29 Agustus 23 orang, tanggal 30 Agustus 83 orang, dan tanggal 31 Agustus 9 orang. Ada dewasa 110 orang dan 37 orang anak di bawah umur. Sisanya, setelah pendataan dan pembinaan, akan dikembalikan kepada keluarganya,” kata dia.

    Hendra mengatakan, pembinaan dilakukan agar mereka yang ditahan tidak melakukan hak serupa di kemudian hari. Selain itu, mereka juga diberikan perawatan kesehatan selama dilakukan penahanan.

    “Justru di sini mereka dapat perawatan kesehatan, justru di sini kita berikan makanan, dan kita tidak sia-sia untuk memberikan amalan kepada mereka. Yang penting pembinaan ini masuk kepada mereka sehingga mereka tidak ikut terlibat lagi,” ucap dia.

    Hendra menambahkan, kepolisian telah melakukan rencana pengamanan di sejumlah objek vital di Kota Bandung.

    Dia menuturkan, koordinasi telah dilakukan bersama pihak-pihak terkait soal adanya rencana aksi demonstrasi pada Senin (1/9/2025).

    “Kita akan plotting di situ untuk kita jaga fasilitas perkantoran dan fasilitas umum agar tidak dirusak oleh aksi daripada unjuk rasa ini. Jadi jangan sampai mau yang menyampaikan aspirasi ini ditunggangi hal-hal yang lain, ditunggangi oleh siapapun. Yang terkenal di sini adalah anarko salah satunya,” kata Hendra.

  • Pembunuhan Sadis Waria di Lampung: Ada 78 Luka Tusuk di Sekujur Tubuh

    2 Pelajar Bunuh Waria di Salon Pesawaran Lampung

    Liputan6.com, Jakarta Kepolisian Resor (Polres) Pesawaran menangkap dua remaja yang diduga terlibat dalam kasus pembunuhan seorang waria bernama Dainuro (41). Korban ditemukan tewas bersimbah darah di dalam salon miliknya di Kabupaten Pesawaran, Lampung.

    Kedua pelaku berinisial DA (15) dan RO (14), masih tercatat sebagai pelajar sekolah menengah pertama (SMP) di wilayah setempat.

    Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Pesawaran, Iptu Pande Putu Yoga Mahendra, mengatakan penangkapan dilakukan pada Minggu, (31/08/2025).

    “Tim Tekab 308 bersama Polsek Kedondong berhasil mengamankan dua pelajar yang diduga sebagai pelaku pembunuhan D. Korban ditemukan meninggal di dalam salon,” ujar Pande di Pesawaran, Selasa (2/9/2025).

    Dia menjelaskan, RO lebih dulu ditangkap di rumah orang tuanya, sebelum polisi kemudian meringkus DA di kediaman neneknya. Keduanya kini ditahan di Mapolres Pesawaran untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut.

    “Penyidik masih terus menggali keterangan dari kedua pelaku. Karena mereka masih di bawah umur, proses hukum juga melibatkan Balai Pemasyarakatan,” jelas Pande.

  • Misteri Gerombolan Berpakaian Hitam Masuk Kampus Unisba Jelang Tengah Malam

    Misteri Gerombolan Berpakaian Hitam Masuk Kampus Unisba Jelang Tengah Malam

    Di saat bersamaan, tim gabungan TNI dan Polri dilempari batu juga bom molotov oleh kelompok tersebut. Polisi pun akhirnya kembali melepaskan tembakan gas air mata ke arah kelompok tersebut.

    “Tim kemudian menembakkan gas air mata ke jalan raya, namun tertiup angin hingga ke arah parkiran Unisba. Inilah yang kemudian dijadikan bahan provokasi oleh kelompok anarko, untuk membenturkan mahasiswa dengan petugas,” jelas Kombes Hendra Rochmawan. 

    Dari gelagatnya, rektor meyakini, gerombolan massa itu bukan mahasiswa. “Aksinya tidak seperti mahasiswa dan dia masuk ke area kampus kita,” ucap rektor.

    Polisi memandang, massa ini diduga merancang skenario provokatif dengan tujuan memancing petugas agar mundur ke arah kampus Unisba. Kombes Hendra membantah adanya kabar bahwa tim patroli masuk ke area kampus dan membawa senjata peluru karet. Bahkan menurutnya, tidak ada satu pun petugas yang membawa senjata api saat melakukan patroli.

    ”Mereka membuat framing di media sosial melalui akun-akun mereka bahwa petugas masuk ke kampus, membawa senjata peluru karet, dan menembakkan gas air mata. Semua itu adalah hoaks. Faktanya, di lapangan tidak ada satu pun petugas yang masuk ke area kampus, dan tidak ada petugas yang membawa senjata,” jelas dia.

     

     

     

  • Misteri Gerombolan Berpakaian Hitam Masuk Kampus Unisba Jelang Tengah Malam

    Begini Kondisi Posko Kesehatan Unisba Sebelum Massa Anarkis di Area Kampus

    Harits mengungkapkan, keluhan para korban hampir sama. “Satu sesak napas, kemudian juga ada juga yang terkena pukulan, Pak,” ujarnya.

    Kemudian terkait kondisi korban yang sempat dirujuk ke rumah sakit, Harits mengatakan sebagian besarnya sudah membaik. “Kalau yang saya tahu, kebetulan ada mahasiswa Unisba juga yang sobek disininya karena pukulan benda tumpul. Itu sudah dengan keluarganya, sudah pulang. Ya, tangannya disaring-saring,” tambahnya.

    Kronologi Versi Polisi

    Sebelumnya, Kabid Humas Polda Jawa Barat Kombes Hendra Rochmawan mengatakan, aparat gabungan menggelar patroli di sekitaran kampus Unisba, termasuk Jalan Tamansari. Petugas menemukan adanya tumpukan batu, kayu serta pembakaran ban di jalan. Sehingga, jalan tersebut pun tak dapat dilewati kendaraan bermotor sekira pukul 23.30 WIB.

    “Pada saat yang sama, muncul sekelompok orang berpakaian hitam yang diduga merupakan kelompok anarko. Mereka inilah awalnya yang menutup jalan dan membuat blokade di Tamansari sambil anarkis,” kata Hendra melalui keterangan resmi, Selasa (2/9/2025).

    Kemudian, lanjut Hendra, tim gabungan turun melakukan pengamanan serta berupaya membubarkan massa tersebut. Namun menurutnya, kolompok tersebut merancang agar seolah-olah aparat menyerang kampus Universitas Islam Bandung (Unisba) yang berada di kawasan tersebut.

    “Mereka secara khusus merancang skenario provokatif dengan tujuan memancing petugas agar mundur ke arah kampus Unisba, sehingga seolah-olah aparat menyerang kampus,” ucap dia.

  • Jalan Diblokade Massa, Rektor hingga Tenaga Medis Unisba Terjebak dan Posko Medis Ditutup

    Jalan Diblokade Massa, Rektor hingga Tenaga Medis Unisba Terjebak dan Posko Medis Ditutup

    Kabid Humas Polda Jawa Barat Kombes Hendra Rochmawan mengatakan, aparat gabungan menggelar patroli di sekitaran kampus Unisba, termasuk Jalan Tamansari. Petugas menemukan adanya tumpukan batu, kayu serta pembakaran ban di jalan. Sehingga, jalan tersebut pun tak dapat dilewati kendaraan bermotor sekira pukul 23.30 WIB.

    “Pada saat yang sama, muncul sekelompok orang berpakaian hitam yang diduga merupakan kelompok anarko. Mereka inilah awalnya yang menutup jalan dan membuat blokade di Tamansari sambil anarkis,” kata Hendra melalui keterangan resmi, Selasa (2/9/2025).

    Kemudian, lanjut Hendra, tim gabungan turun melakukan pengamanan serta berupaya membubarkan massa tersebut. Namun menurutnya, kolompok tersebut merancang agar seolah-olah aparat menyerang kampus Universitas Islam Bandung (Unisba) yang berada di kawasan tersebut.

    “Mereka secara khusus merancang skenario provokatif dengan tujuan memancing petugas agar mundur ke arah kampus Unisba, sehingga seolah-olah aparat menyerang kampus,” ucap dia.

    Hendra mengatakan, tim patroli gabungan TNI dan Polri kemudian dilempari batu juga bom molotov oleh kelompok tersebut. Polisi pun akhirnya terpaksa menembakkan gas air mata ke arah kelompok tersebut.

    “Tim kemudian menembakkan gas air mata ke jalan raya, namun tertiup angin hingga ke arah parkiran Unisba. Inilah yang kemudian dijadikan bahan provokasi oleh kelompok anarko, untuk membenturkan mahasiswa dengan petugas,” beber dia.

    Hendra membantah terkait adanya kabar bahwa tim patroli masuk ke area kampus dan membawa senjata peluru karet. Bahkan menurutnya, tidak ada satu pun petugas yang membawa senjata api saat melakukan patroli.

    “Mereka membuat framing di media sosial melalui akun-akun mereka bahwa petugas masuk ke kampus, membawa senjata peluru karet, dan menembakkan gas air mata. Semua itu adalah hoaks. Faktanya, di lapangan tidak ada satu pun petugas yang masuk ke area kampus, dan tidak ada petugas yang membawa senjata,” jelas dia.

    Tak lama kemudian, kata Hendra, polisi akhirnya dapat menguasai kawasan tersebut setelah kurang lebih setengah jam terjadi konflik sekira pukul 01.00 WIB. Kelompok tersebut pada akhirnya membubarkan diri setelah berhasil dipukul mundur oleh patroli gabungan.

    “Setelah kondisi Jalan Tamansari bisa kami kuasai, situasi kembali aman dan kelompok berpakaian hitam tersebut melarikan diri,” jelas dia.

  • Dua Ilmuwan Indonesia Temukan Senyawa Baru Kendalikan Diabetes

    Dua Ilmuwan Indonesia Temukan Senyawa Baru Kendalikan Diabetes

    Liputan6.com, Jakarta Dua ilmuwan muda asal Indonesia, Juan Leonardo dan Fahrul Nurkolis mencatat prestasi internasional lewat penemuan senyawa baru Juanleoxy Fahrulanoside (C12H23NO9).

    Berkat kontribusi penemuan senyawa itu, Juan dan Fahrul diundang sebagai pembicara pada International Congress of Nutrition (ICN) 2025 di Paris, Prancis pada 24-29 Agustus 2025.

    Dalam keterangannya, Juan menyatakan senyawa ini ditemukan manfaatnya melalui pendekatan bioinformatika dan terbukti menargetkan GLP-1 modulator, reseptor penting dalam pengendalian diabetes.

    “Mekanisme tersebut berperan menurunkan kadar gula darah setelah makan, meningkatkan rasa kenyang, sekaligus mendukung kesehatan metabolisme,” kata Juan, Sabtu (30/8/2025).

    Dijelaskannya, senyawa itu kini telah terdaftar di National Library of Medicine dan sedang diajukan untuk hak paten.

    Penelitian keduanya bermula dari eksplorasi terhadap Delites, obat herbal berbasis formula tradisional Tiongkok yang telah lama digunakan di Indonesia.

    Uji laboratorium menunjukkan perubahan signifikan pada marker metabolik, dan hasil riset tersebut telah dipublikasikan di Frontiers in Nutrition (Swiss), jurnal internasional bereputasi kategori Scopus Q1.

    Fahrul menambahkan, dalam perjalanannya riset ini tidak lepas dari dukungan dan kolaborasi para pakar senior, di antaranya Rony dari Universitas Sumatera Utara (USU) dan Nurpudji dari Universitas Hasanudin (UNHAS).

    “Dukungan dan peran mereka turut memperkuat validitas metode ilmiah dalam tim penelitian ini,” kata Juan.

    ICN merupakan kongres empat tahunan yang diselenggarakan International Union of Nutritional Sciences (IUNS). Organisasi gizi dunia yang diakui UNESCO dan WHO, serta mendapat dukungan langsung dari Presiden Prancis, Emmanuel Macron.

    “ICN dikenal sebagai forum ilmiah paling bergengsi di bidang gizi dan rujukan utama perkembangan ilmu gizi dunia,” lanjutnya.

    Juan merupakan peneliti yang lahir di Jakarta pada tahun 1993, menempuh pendidikan SMP dan SMA di Shanghai, kemudian melanjutkan studi S1 Sains di Boston, Amerika Serikat, dan sekolah medis di Beijing University of Chinese Medicine.

    Selain kiprah akademiknya, ia juga aktif membagikan edukasi gizi dan eksperimen ilmiahnya melalui akun Instagram @juan.guladarah.

    Sementara, Fahrul merupakan peneliti muda yang lahir dan besar di Madiun, Jawa Timur dengan lebih dari 105 publikasi jurnal internasional bereputasi, serta pemegang hak paten untuk senyawa antikanker dan antidiabetes.

    “Kami bertemu di sebuah konferensi di sekitar akhir 2022 dan kemudian lanjut berkolaborasi karena kesamaan visi misi dalam penelitian dan pengembangan sains khususnya penemuan obat baru,” kata Fahrul.

    Ia menambahkan, pengajuan hak paten itu biasanya memakan waktu 1-2 tahun. Sehingga, mereka berharap di tahun 2025, hak paten itu sudah didapatkan.

    “Lebih dari satu tahun, kami menginvestasikan penelitian, mulai dari karakterisasi senyawa hingga uji eksperimental pada hewan percobaan di laboratorium,” paparnya.

    Keberhasilan Juan dan Fahrul, bersama dukungan tim riset senior, tidak hanya menjadi kebanggaan Indonesia di panggung global, tetapi juga memperlihatkan bagaimana penelitian berbasis herbal dapat bersaing dan diakui dalam forum ilmiah paling prestisius di dunia.

  • Mahasiswa Kembali Gelar Aksi Demonstrasi di DPRD Bengkulu, Aparat TNI-Polri Siaga Penuh

    Mahasiswa Kembali Gelar Aksi Demonstrasi di DPRD Bengkulu, Aparat TNI-Polri Siaga Penuh

    Tindak Tegas Perusak Fasilitas

    Kapolresta Bengkulu Kombes Pol Sudarno memastikan akan melakukan tindakan tegas bagi para peserta aksi maupun masyarakat yang berada di lokasi unjuk rasa jika dinilai melakukan pengrusakan fasilitas negara.

    “Sesuai Undang-undang dan Perkap Kapolri, kami akan tindak tegas jika ada objek milik negara yang dirusak,” tegas Sudarno.

    Dia juga berharap kondisi aksi dilaksankan dengan baik tanpa kekerasan. Beberapa pihak sudah dilakukan negosiasi dan upaya dipertemukan. Termasuk perwakilan peserta aksi, Pimpinan DPRD dan para ketua Fraksi dn komisi di DPRD Provinsi Bengkulu.

    “Kita akan kawal dengan baik, termasuk pimpinan DPRD memastikan akan hadir bertemu mahasiswa,” lanjutnya.

  • Rektor Unisba Ungkap Rekaman CCTV: Massa Berlindung di Kampus, Tak Ada Aparat Masuk

    Rektor Unisba Ungkap Rekaman CCTV: Massa Berlindung di Kampus, Tak Ada Aparat Masuk

    Liputan6.com, Jakarta Rektor Universitas Islam Bandung (Unisba), Harits Nu’man mengungkap isi rekaman kamera pemantau CCTV di area kampus, saat bentrok pecah antara aparat gabungan TNI-Polri dengan massa, Selasa (02/09/2025) dini hari.

    Ketika massa kocar-kacir kena tembakan gas air mata, sebagian dari mereka berlindung di dalam kampus.

    “Itu murni pendemo. Ya, murni pendemo yang berlindung di area kampus kami. Penembakannya (gas air mata) pasti ke dalam,” kata Harits dalam konferensi pers di Bandung.

    Harits memastikan saat pengejaran massa tersebut, tidak ada aparat yang masuk ke dalam kampus Unisba.

    “Sepanjang pantauan saya, baik melalui laporan maupun langsung saya lihat di CCTV di sini, kami tidak melihat aparat kepolisian walaupun berpakaian preman masuk ke area kampus. Itu murni semuanya demonstran, ya saya sebutkan, pendemo, yang tadi di sweeping masuk ke area kampus,” jelasnya.

    Harits mengaku, tidak melihat ada mahasiswa maupun massa yang diamankan polisi dari dalam kampus.

    “Dari area kampus ini, saya tidak melihat. Jadi mereka murni melakukan sapu bersih itu membersihkan gerombolan saja. Ya, membersihkan kumpulan-kumpulan itu supaya tidak lagi berkelompok yang nantinya mungkin ada pemicu yang lainnya membuat anarkis lagi. Itu hanya bentuk pengamanan yang saya amati, yang saya yakin,” pungkas Harits.