Category: Liputan6.com Regional

  • Mendagri dan Mentan Tinjau Pasar Palimo Palembang, Pastikan Distribusi Beras SPHP Lancar dan Terjangkau

    Mendagri dan Mentan Tinjau Pasar Palimo Palembang, Pastikan Distribusi Beras SPHP Lancar dan Terjangkau

    Sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto, Mendagri menekankan, jika Perum Bulog akan terus menyalurkan beras SPHP ke berbagai daerah, termasuk Kota Palembang. Dari hasil tinjauan diketahui bahwa distribusi berlangsung lancar dengan harga terjangkau dan kualitas yang baik, sehingga manfaatnya dapat dirasakan masyarakat.

    “Jadi dengan adanya beras SPHP, makin gencar dilakukan oleh Bulog, atas perintah Bapak Presiden, Pak Mentan, kita harapkan beras di beberapa daerah yang agak sedikit naik itu makin turun. Sementara daerah yang sudah turun, cukup banyak, ini juga akan stabil,” ujarnya.

    Selain beras, Mendagri juga menyoroti komoditas pangan lain, khususnya cabai. Karena Kota Palembang bukan daerah penghasil utama cabai, ia mendorong pemerintah daerah (Pemda) menggalakkan gerakan tanam cabai agar tidak bergantung pada pasokan dari luar. Menurutnya, setiap orang sebenarnya mampu memproduksi cabai, baik di pekarangan maupun melalui metode alternatif seperti hidroponik.

    “Bisa sebetulnya memproduksi cabai di daerah masing-masing. Kalau daerahnya kering, ya bisa melalui hidroponik, gerakan-gerakan masyarakat tanam cabai, pekarangan, pot, sebetulnya gampang. Tapi bukan berarti pemerintah tidak tanggung jawab lho, tetap dilakukan [intervensi],” ucapnya.

  • Nama Wakil Ketua DPRD Kapuas Hulu Dicatut untuk Penipuan Rp15 Juta

    Nama Wakil Ketua DPRD Kapuas Hulu Dicatut untuk Penipuan Rp15 Juta

    Kabar ini akhirnya sampai ke telinga Ali Topan Akbar sendiri. Saat dikonfirmasi, suaranya terdengar tegas, namun ada nada lelah menahan kesal.

    “Tidak benar. Jelas itu penipuan,” kata Ali Topan Akbar.

    Ali menegaskan, dia tidak pernah meminta uang melalui pesan WhatsApp. Nomor pribadinya diretas, dan identitasnya dipakai untuk memuluskan skema kejahatan digital.

    “Saya imbau masyarakat Kapuas Hulu agar jangan gampang percaya. Kalau ragu, silakan hubungi saya langsung atau kantor DPRD,” ujarnya.

    Fenomena penipuan digital di Indonesia memang mengkhawatirkan. Modusnya kian kreatif, terutama dengan memanfaatkan figur publik. Hacker tahu, nama pejabat bisa menciptakan kesan kredibilitas.

    Menurut data Kementerian Komunikasi tahun 2024, lebih dari 11.700 laporan penipuan berbasis WhatsApp diterima sepanjang tahun. Sebanyak 35 persen di antaranya menggunakan nama pejabat atau aparat sebagai umpan.

    Pada kasus Kapuas Hulu, peretas memanfaatkan nama besar Ali Topan Akbar untuk memancing rasa percaya calon korban.

    Mereka menyasar orang-orang yang mengenal reputasi sang pejabat namun tidak dekat secara personal, sehingga verifikasi jarang dilakukan.

  • Terimpit Utang, Seorang Ibu di Bandung Nekat Gantung Diri Usai Racuni Dua Anaknya

    Terimpit Utang, Seorang Ibu di Bandung Nekat Gantung Diri Usai Racuni Dua Anaknya

    Liputan6.com, Jakarta EN, seorang ibu di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, gantung diri usai meracuni dua anaknya yang berusia 9 tahun dan 11 bulan. Ketiga korban meninggal dunia.

    “Iya benar, ada kejadian tersebut,” kata Kepala Bidang Humas Polda Jabar Komisaris Besar Polisi Hendra Rochmawan saat dikonfirmasi di Bandung. Dikutip dari Antara, Jumat (05/09/2025).

    EN mengakhiri hidup dengan cara gantung diri di tiang pintu kamar. “Diduga bunuh diri, ditemukan juga surat wasiat,” tambahnya.

    Dari foto yang diterima, terlihat sang ibu dalam kondisi tergantung di tiang pintu, sedangkan dua anaknya ditemukan tergeletak tidak bernyawa di dalam rumah.

    “Untuk saat ini anggota masih dalam perjalanan ke lokasi,” kata Hendra.

    Berikut isi surat wasiat EN:

    Mama, bapak, ibu, teteh, aa, semuanya maafkan saya, maafkan saya melakukan hal ini.

    Saya sudah lelah lahir batin, saya sudah tidak kuat menjalani hidup seperti ini. Saya lelah hidup terhimpit utang yang tidak ada habisnya, malah semakin lama semakin bertambah. Sementara saya sendiri tidak tahu utang ke siapa saja, berapa jumlahnya, atau dari mana asalnya.

    Saya lelah punya suami yang hanya besar omongan dan penuh kebohongan, tidak ada kesadarannya. Saya lelah terus disakiti, padahal orang lain sudah mengucilkan, banyak yang membicarakan, banyak yang merasa jijik, sementara saya sendiri merasa tidak salah.

    Punya suami malah semakin banyak bohong dan utang, capek. Saya pikir kalau saya dan anak sudah mati, mungkin dia baru sadar. Kalau pun tidak sadar ya biarlah, yang penting tidak menyengsarakan anak saya.

    Saya malu dan kasihan terus merepotkan kakak dan orang tua. Kalau saya sudah tidak ada, setidaknya tidak akan terus merepotkan.

    Maafkan saya karena tidak bisa membalas budi kepada orang tua dan kakak-kakak.

  • Identifikasi Delapan Korban Kecelakaan Helikopter: Lima Mudah Dikenali, Tiga Sulit

    Identifikasi Delapan Korban Kecelakaan Helikopter: Lima Mudah Dikenali, Tiga Sulit

    Liputan6.com, Jakarta Lima jasad korban kecelakaan Helikopter BK117 D3 milik Estindo Air di kawasan hutan Desa Emil Baru, Kecamatan Mentewe, Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan, bisa dikenali. Sementara tiga korban belum bisa dikenali.

    “Dari delapan jasad, sebanyak lima jasad dikenali dengan mudah oleh dokter forensik, sedangkan tiga jasad lainnya tidak bisa dikenali karena hangus,” kata Direktur Operasi Basarnas Laksamana Pertama TNI Yudhi Bramantyo dalam konferensi pers Operasi DVI Polri Kecelakaan Helikopter BK117 D3 di RS Bhayangkara Banjarmasin, Jumat (05/09/2025).

    Menurut dia, jasad itu akan diproses identifikasi lebih lanjut oleh Tim DVI Polda Kalsel, khususnya tiga jasad yang tidak bisa dikenali identitasnya.

    Di antara lima jasad yang bisa dikenali, kata Yudhi, salah satu jasad dalam keadaan hampir utuh. Sedangkan jasad lain bagian tubuhnya terpotong-potong.

    Delapan jasad itu terdiri atas seorang Kapten bernama Haryanto, Teknisi bernama Hendra, serta enam penumpang, yakni Mark Weren (Amerika Serikat), Santha Kumar (India), Claudine Quito (Brasil), Iboy Irfan Rosa (WNI), Yudi Febrian (WNI), Andys Rissa Pasulu (WNI).

    Sementara itu, Kabid Dokkes Polda Kalsel Kombes Pol dr Muhammad El Yandiko menjelaskan jasad itu belum bisa dipastikan karena petugas masih mengidentifikasi dan mencocokkan delapan jasad sesuai identitas masing-masing.

    “Tiga WNA dan lima WNI, masih proses identifikasi siapa yang hangus dan siapa yang utuh badannya. Butuh waktu dan proses,” ujar Yandiko. Dikutip dari Antara.

  • Mensos Saifullah: 7 Orang Meninggal Buntut Demo Rusuh, 9 Luka Berat

    Mensos Saifullah: 7 Orang Meninggal Buntut Demo Rusuh, 9 Luka Berat

    Terkait jumlah itu, berdasarkan data yang diterima Liputan6.com dari Komnas HAM, korban meninggal dunia akibat kerusuhan yang terjadi di berbagai daerah di Indonesia totalnya mencapai 10 orang. Data tersebut sampai 2 September 2025. Berikut daftar korban meninggal dunia:

    1. Affan Kurniawan (21 tahun) – Pengemudi ojek online di Jakarta Pusat. – Meninggal 28 Agustus 2025 usai dilindas kendaraan taktis (Brimob) saat tidak ikut berdemo, hanya kebetulan berada di lokasi mengantar pesanan.

    2. Muhammad Akbar Basri alias Abay (26 tahun) – Staf Humas DPRD Makassar, tewas 29 Agustus dalam kebakaran saat gedung DPRD dibakar massa.

    3. Sarinawati (26 tahun) – Pegawai pendamping anggota DPRD Makassar. Meninggal saat terjebak dalam kebakaran gedung DPRD Makassar 29 Agustus.

    4. Saiful Akbar (43 tahun) – Plt Kepala Seksi Kesra Kecamatan Ujung Tanah, Makassar. Juga tewas terjebak dalam kebakaran gedung DPRD Makassar.

    5. Rusdamdiansyah (25 tahun) – Driver ojol di Makassar. Meninggal 29 Agustus karena dikeroyok massa di Jalan Urip Sumoharjo, dituduh sebagai intel.

    6. Sumari (60 tahun) – Tukang becak di Solo (Surakarta), Jawa Tengah. Meninggal usai terpapar gas air mata saat bentrokan demo, mengalami serangan asma.

    7. Rheza Sendy Pratama (21 tahun) – Mahasiswa Ilmu Komunikasi di Universitas Amikom Yogyakarta, meninggal 31 Agustus. Diduga akibat injakan dan pemukulan saat demo, dibawa ke RS Sardjito lalu wafat.

    8. Andika Lutfi Falah (16 tahun) – Siswa SMK Negeri 14 Kabupaten Tangerang, tewas pada 31 Agustus. Luka berat di kepala akibat benturan benda tumpul saat demo di Jakarta.

    9. Iko Juliant Junior (~19 tahun) – Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Negeri Semarang, meninggal setelah demo; korban menunjukkan tanda luka dan pijakan, kondisi kritis sebelum wafat.

    10. Septinus Sesa – Warga yang tewas saat aksi blokade di Manokwari, Papua. Kasusnya masih diselidiki oleh Komnas HAM dan lembaga lainnya.

     

     

  • Endhog-endhogan, Tradisi Warga Banyuwangi Peringati Maulid Nabi Muhammad

    Endhog-endhogan, Tradisi Warga Banyuwangi Peringati Maulid Nabi Muhammad

    Liputan6.com, Jakarta Setiap memasuki bulan Rabiul Awal kalender Hijriyah, warga Banyuwangi menggelar tradisi endhog-endhogan. Tradisi mengarak ribuan telur ini dilakukan hampir di seluruh pelosok Banyuwangi untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW.

    Dalam tradisi ini, telur rebus dihias dengan bunga kertas lalu ditancapkan di batang pohon pisang berhias (jodhang). Jodhang tersebut kemudian diarak keliling kampung atau ditaruh di masjid, sambil diiringi pembacaan selawat, barzanji, zikir, serta doa bersama.

    Tradisi turun-temurun ini sudah berlangsung sejak lama dan diwariskan lintas generasi sebagai wujud cinta kepada Nabi Muhammad.

    Salah satu perayaan meriah terlihat di Desa Kembiritan, Kecamatan Genteng, Jumat (5/9/2025).

    Ribuan warga tumpah ruah mengikuti pawai endhog-endhogan sejauh 2,2 km dari Masjid Baiturrahman menuju Kantor Desa Kembiritan, membawa aneka jodhang telur hias dengan iringan rebana dan lantunan selawat.

    Pawai ini menyuguhkan beragam kreasi atraktif bernuansa islami. Ornamen-ornamen megah seperti replika Kabah, perahu tumpeng telur, pohon kurma, hingga unta beserta penunggangnya. Warga juga membawa plakat berisi nama Nabi Muhammad SAW, para sahabat, dan keluarga beliau, disertai berbagai replika lain yang kian menyemarakkan suasana.

    “Endhog-endhogan ini bukan hanya sekadar festival yang penuh kemeriahan, tetapi juga menjadi wujud cinta kita kepada Nabi Muhammad SAW,” kata Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani.

    Ipuk mengapresiasi atas semangat kebersamaan, gotong royong, dan keguyuban warga yang menjaga tradisi endhog-endhogan ini.

    “Mudah-mudahan kita semua yang hadir di sini, yang menyemarakkan festival endhogan, kelak mendapat syafaat Rasulullah SAW kelak,” harapnya.

    Dalam kesempatan itu, Ipuk juga berpesan kepada masyarakat Banyuwangi untuk terus menjaga keamanan, kenyamanan, dan kondusifitas daerah.

    Salah satu atraksi yang menyita perhatian adalah replika perahu tumpeng raksasa berisi sekitar 1.500-2.000 telur hias karya warga Dusun Krajan Dua. Perahu itu berukuran 6-7 meter, dibuat dengan gotong royong 30-40 warga selama seminggu penuh.

    “Kami buat secara swadaya dengan menghabiskan biaya sekitar Rp7 juta, melibatkan 30-40 orang. Kita kerjakan mulai pagi, sore, dan malam selama seminggu. Apa yang kita lakukan ini untuk menyemarakkan Festival Endhog-endhogan,” kata koordinator warga, Taufiq Hidayat.

    Panitia Festival Endhog-endhogan Kembiritan, Guntur, mengatakan tradisi tahun ini berlangsung lebih meriah di banding sebelumnya. Tercatat ada 221 kreasi dari tujuh dusun di Kembiritan yang ditampilkan.

    “Alhamdulillah setiap tahun tradisi turun temurun ini selalu bertambah meriah, apalagi Endhog-endhogan Kembiritan ini sudah dua tahun ini masuk dalam kalender Banyuwangi Festival (B-Fest),” kata Guntur yang juga Ketua Takmir Masjid Baiturrahman.

    Festival ini diikuti lebih dari 1.000 peserta. Usai pawai, festival dilanjutkan dengan pembacaan zikir maulid dan pengajian umum di Masjid Baiturrahman.

    “Sebelumnya, juga diawali dengan gerakan membaca 1000 selawat yang sudah kami lakukan sejak awal Rabiul Awal atau yang jatuh pada 25 Agustus lalu,” kata Guntur.

  • Momen Haru Puluhan Pelajar Terlibat Kerusuhan Jepara Menangis Dalam Dekapan Ibu

    Momen Haru Puluhan Pelajar Terlibat Kerusuhan Jepara Menangis Dalam Dekapan Ibu

    Tidak hanya itu, jajaran Polres Jepara pun gerak cepat dalam mengungkap aksi unjuk rasa yang berakhir anarkis, Minggu (31/08/2025) dini hari.

    Polisi memburu para pelaku kerusuhan yang telah menjarah dan membakar Gedung DPRD Jepara. Hasilnya, 9 orang pelaku aksi pembakaran Kantor DPRD Jepara diringkus.

    Dari jumlah yang ditangkap polisi tersebut, perinciannya empat orang dewasa ditetapkan sebagai tersangka. Sedangkan lima pelaku lainnya masih di bawah umur, sehingga diproses sesuai aturan hukum yang berlaku.

    Aksi kerusuhan berawal saat massa yang berkumpul di sepanjang ruas Jalan KS Tubun hingga Jalan Kartini Jepara menyampaikan aspirasi hingga pukul 21.00 WIB. Usai aksi damai, massa membubarkan diri dengan tertib.

    Usai para demonstran membubarkan diri, kemudian datang sekelompok pemuda yang langsung memicu kerusuhan. Para perusuh melakukan penutupan jalan, pelemparan batu dan bambu serta melakukan pembakaran ban.

    Setelah terjadi kerusuhan tersebut, aparat gabungan pun turun tangan membubarkan aksi kerusuhan pada Sabtu (30/8/2025) pukul 21.30 WIB sampai 22.00 WIB hingga massa berhasil mundur.

    Namun menginjak pukul 23.00 WIB, massa unjuk rasa mulai berpindah tempat dan berkumpul di depan Gedung DPRD Jepara. Setiba di area kantor DPRD Jepara, massa merusak fasilitas umum dengan membakar dan pelemparan batu kearah kantor DPRD Jepara.

    Bahkan pintu gerbang gedung DPRD pun dijebol massa. Para perusuh ini melakukan pembakaran di gedung wakil rakyat. Massa yang sebagian adalah tersangka dalam peristiwa penjarahan ini, merangsek masuk ke dalam gedung melakukan penjarahan.

    Wakapolres Jepara Kompol Edy Sutrisno mengatakan, sejumlah tersangka kerusuhan yang kini ditahan di Mapolres Jepara menjarah berbagai jenis barang inventaris kantor.

    Barang-barang yang sempat dijarah sejumlah pelaku di antaranya sepeda motor, komputer, televisi, speaker, printer, proyektor dan berbagai peralatan kantor lainnya.

    Untuk mengantisipasi kejadian serupa, pihak Polres Jepara mngerahkan aparat gabungan dari Polres Jepara, Brimob, TNI, Satpol PP melakukan tindakan preventive strike, termasuk patroli skala besar di sejumlah titik.

    Kapolres Jepara AKBP Erick Budi Santoso menegaskan, sejumlah pelaku kerusuhan dijerat Pasal 363 ayat 2 KUHP, dengan ancaman hukuman maksimal 9 tahun penjara.

  • Pembangunan Bahan Bakar Turunan Sampah di Kota Padang, Solusi atau Masalah Baru?

    Pembangunan Bahan Bakar Turunan Sampah di Kota Padang, Solusi atau Masalah Baru?

    Sementara di Padang, pemerintah kota masih terus mengupayakan pembangunan RDF di TPA Air Dingin meski hingga kini belum ada kejelasan dari pemerintah pusat yang mencanangkan proyek ini.

    “Dari pemerintah pusat hingga saat ini belum memiliki titik terang. Apakah persoalannya terkait efisiensi atau hal lain, saya tidak ingin berspekulasi,” kata Fadly.

    Ia menyampaikan saat ini lelang pembangunan RDF sudah dilakukan beberapa kali dan selalu gagal. Proses lelang memang ada di tingkat pusat, bukan di pemerintah kota.

    “Apakah kegagalannya karena faktor teknis atau efisiensi anggaran, saya tidak bisa memastikan. Yang jelas, dengan sisa waktu yang ada, sepertinya kecil kemungkinan proyek RDF dapat dibangun sesuai target,” jelasnya.

    Namun demikian pihaknya terus menjalin komunikasi dengan pihak investor, sudah ada dua pihak investor yang datang ke Kota Padang, yakni dari Jepang dan dari Jakarta.

    Terkait pengelolaan sampah yang produksinya mencapai 750 ton per hari, menurutnya pemerintah Kota Padang akan meningkatkan kontribusi masyarakat.

    “Pertama, bagaimana warga bisa berperan mengurangi timbulan sampah, baik sampah rumah tangga, organik maupun anorganik. Kedua, pentingnya pemilahan sampah sejak dari rumah,” katanya.

    Dengan begitu, ketika LPS datang mengangkut sampah, mereka hanya mengambil yang tidak bernilai. Sedangkan sampah yang bernilai bisa dikelola oleh bank sampah agar memberi manfaat kepada masyarakat sekaligus mengurangi beban TPA.

    “Saya sering sampaikan, berapa pun jumlah petugas kebersihan, tidak akan cukup jika masyarakat tidak terlibat langsung. Karena itu, fokus kita ke depan bukan hanya membersihkan kota atau menambah armada, melainkan mendorong partisipasi masyarakat. Bentuknya bisa berupa reward and punishment memberi penghargaan di tahap awal, lalu menegakkan perda dengan sanksi sosial,” ujarnya.

    Pihaknya sudah menjalin kerja sama dengan pihak pemasyarakatan untuk penegakan perda. Dengan adanya perubahan KUHP tahun 2023 yang akan berlaku pada 2026, Fadly ingin Kota Padang menjadi pionir dalam menerapkan hukuman sosial.

    “Misalnya, warga yang ketahuan membuang sampah sembarangan diminta ikut membersihkan kota sebagai bentuk empati atas pelanggaran yang dilakukan,” kata dia.

    Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Padang, Fadelan Fitra Masta menyampaikan produksi sampah di Kota Padang mencapai sekitar 750 ton sampah per hari.

    “65 persennya sampah organik, dan sisanya anorganik,” ujarnya, 22 Agustus 2025.

    Dari jumlah itu 466,49 ton masuk ke Tempat Pengolahan Sampah Terakhir (TPST) dan sekitar 136,38 ton berhasil dikurangi melalui pemilahan.

    Data tersebut menunjukkan bahwa baru sekitar 40,13 persen sampah yang berhasil dipilah, sedangkan sisanya belum terolah dan langsung berakhir di TPST.

    Menurut Fadelan saat ini pihaknya terus memperkuat layanan pengumpulan sampah berbasis masyarakat melalui Lembaga Pengelola Sampah (LPS) dan bank sampah. Masyarakat bisa memilih salah satu layanan ini.

    “Dari dua lembaga tersebut, sampah dipilah dan diolah, sehingga yang dibawa ke TPA hanya residu. Pemko juga akan memperkuat Lokasi-lokasi pengolahan sampah agar prinsip 3R semakin berjalan,” katanya.

    Terkait pembangunan RDF, Fadelan tidak mau berkomentar karena hal itu merupakan wewenang pemerintah pusat. Namun dari rencana jangka panjang dalam tiga tahun ke depan, pengelolaan sampah dari 750 ton volume sampah per hari, 250 ton organik akan dikompos. Kemudian 200 ton diolah melalui RDF, 150 ton didaur ulang anorganik, dan 75 ton organik untuk maggot.

    Jika RDF di Kota Padang jadi dibangun, palet yang dihasilkan RDF ini akan dijual ke pabrik semen PT Semen Padang. Direktur Utama PT Semen Padang Indrieffouny Indra menyampaikan keberadaan fasilitas RDF akan mendorong peningkatan pemakaian energi alternatif di pabrik semen.

    Saat ini, pemanfaatan bahan bakar non-batu bara seperti sekam padi, serbuk gergaji, dan sampah organik baru sekitar 3 persen dari kebutuhan 1,2 juta ton batu bara per tahun. Dengan adanya RDF, persentasenya ditargetkan naik menjadi 6 persen pada 2025, dan terus meningkat hingga 30 persen pada 2029.

    Sementara Direktur WALHI Sumbar, Wengki Purwanto, mengingatkan bahwa pemerintah Kota Padang jangan tergesa-gesa menjadikan RDF sebagai solusi utama untuk memperbaiki tata kelola sampah.

    Ia menekankan pentingnya fokus memperkuat pengelolaan di hulu terlebih dahulu. “Pemerintah Kota Padang seharusnya menguatkan proses pemilahan dari rumah, mengedukasi masyarakat, dan bila perlu merumuskan regulasinya,” jelasnya.

    Menurut Wengki, membangun kesadaran kolektif sangat mendesak dilakukan mulai dari rumah tangga, institusi pendidikan (SD hingga perguruan tinggi), dunia usaha hingga pemerintah sendiri harus menjadi teladan.

    Ia mencontohkan kasus RDF plant di Rorotan, Jakarta Utara sebagai pelajaran penting. “RDF justru menimbulkan polusi, bukan menyelesaikan masalah. Jika teknologi diterapkan tanpa perbaikan tata kelola dan manajemen, justru menjadi masalah baru,” tegasnya.

    Selain tata kelola, efisiensi dan ekonomi, kata Wengki, dari sejumlah penelitian potensi kegagalan RDF bukan hanya hipotetis. Pada mesin pengolah sampah menjadi RDF (misalnya mesin shredder), sering terjadi hambatan operasional ketika sampah bersifat basah atau bercampur lumpur.

    Hal ini menyebabkan penyumbatan, arus pendek listrik, dan operasi mesin yang hanya bertahan singkat (sekitar 7 jam), dengan produksi RDF hanya sebesar 3 ton per shift.

    Dalam Jurnal “Analisis Keandalan Teknologi Pengolah Sampah TPA Menjadi Bahan Bakar Refuse Derived Fuels (RDF) dengan Pendekatan Six Sigma DMAIC” diterbitkan oleh Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Jakarta pada 2020, menemukan bahwa penyebab utama kegagalan produksi RDF adalah faktor kelalaian manusia seperti kurangnya pelatihan, kualitas material yang mudah korosi, pengukuran yang tidak standar, tidak adanya SOP, minimnya preventive maintenance, kesulitan mendapatkan suku cadang, serta kondisi lingkungan seperti sampah basah karena hujan.

    Dalam jurnal tersebut, contoh empiris dari instalasi RDF menunjukkan rata-rata ketersediaan mesin (availability) sekitar 85 persen, namun masih terdapat masalah defect karena material tersangkut pisau shredder. Sebagai contoh, jumlah defect per bulan bervariasi antara 0 hingga 8 ton dari produksi 70-80 ton RDF. Artinya, downtime produksi dan kualitas output masih menjadi tantangan.

    Wengki menyampaikan, seharusnya pemerintah belajar dari banyak daerah lain yang sudah terlebih dahulu menggunakan RDF, seperti RDF Rorotan di Jakarta. Selama uji coba pada Februari 2025, pabrik RDF memicu asap pekat dan bau menyengat akibat kesalahan teknis dan sistem kontrol bau yang tidak siap.

    “Dari data Walhi, warga sekitar melaporkan gangguan pernapasan, terutama di antara anak-anak dan lanjut usia. Walhi juga menyoroti bahwa pemrosesan sampah campuran tanpa pemilahan memicu ketergantungan pada pasokan sampah, menghambat upaya pengurangan sampah di hulu, sekaligus meningkatkan risiko polusi jangka panjang, ini harus jadi Pelajaran bagi daerah lain,” ia menambahkan.

  • Berebut Berkah Gunungan Grebeg Maulud Keraton Solo Saat Puncak Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW

    Berebut Berkah Gunungan Grebeg Maulud Keraton Solo Saat Puncak Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW

    Sementara itu, Penghulu Tafsir Anom Keraton Solo Kanjeng Raden Tumenggung Muh Muhtarom menjelaskan bahwa gunungan dalam tradisi Grebeg Maulud melambangkan kehidupan yang tidak bisa dipisahkan dari peran laki-laki dan perempuan.

    Menurutnya, gunungan jalwr merepresentasikan laki-laki dengan isian sayur-sayuran mentah seperti kacang panjang, terong, wortel, cabai, dan bahan pangan lainnya.

    Sementara itu, gunungan estri atau perempuan berisi makanan siap saji, yang melambangkan peran istri dalam menerima dan mengolah hasil dari suami untuk kebutuhan keluarga.

    “Makna Grebeg Maulud sendiri sebenarnya merupakan bentuk syukurnya keraton terhadap lahirnya Nabi Muhammad SAW. Makanya gunungan ini ditempatkan pada tanggal 12 Rabiulawal. Jadi puncaknya di tanggal 12,” kata Muhtarom yang juga Ketua Takmir Masjid Agung Solo.

    Ia menambahkan pesan dari tradisi ini diharapkan dapat dipahami dan diresapi oleh masyarakat.

    “Harapan kita dengan Grebeg Maulud ini masyarakat mampu mengambil makna dari simbol-simbol yang ada. Harapan kita masyarakat menjadi tenteram, damai. Negara kita juga akan tenteram dan damai,” jelas dia.

  • Analis Kredit Bank Pemerintah Kuras Rekening Nasabah untuk Trading Kripto

    Analis Kredit Bank Pemerintah Kuras Rekening Nasabah untuk Trading Kripto

    Liputan6.com, Jakarta Kejaksaan Tinggi (Kejati) Sulawesi Selatan menetapkan ALW, analis kredit senior pada bank milik pemerintah sebagai tersangka penggelapan dana nasabah senilai Rp 2,2 miliar. Tersangka menggunakan uang tersebut untuk bayar utang dan modal trading kripto.

    Penetapan itu tertuang dalam Surat Penetapan Tersangka Kepala Kejaksaan Tinggi Sulawesi Selatan Nomor: 90/P.4/Fd.2/09/2025 tertanggal 04 September 2025, setelah penyidik menemukan dua alat bukti yang cukup.

    Kepala Seksi Penerangan Hukum Kejati Sulsel Soetarmi menjelaskan, ALW menyalahgunakan jabatannya dengan mengambil dana dari rekening nasabah maupun rekening buku tambahan milik bank. Dana hasil kejahatan itu dipakai untuk melunasi utang pribadi serta dijadikan modal trading kripto.

    “Perbuatan ini dilakukan sejak 25 Juni 2021 hingga 3 Januari 2025, dan menimbulkan kerugian sebesar Rp2,225 miliar bagi bank pemerintah,” ujar Soetarmi dalam konferensi pers di Kejati Sulsel, Kamis (4/9/2025).

    Setelah dinyatakan sehat oleh tim dokter, ALW langsung ditahan di Rutan Makassar selama 20 hari, terhitung sejak 4 hingga 23 September 2025.

    Ia dijerat pasal berlapis, yakni Pasal 2 Ayat (1) jo. Pasal 18 UU Nomor 31 Tahun 1999 jo. UU Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, serta Pasal 3 jo. Pasal 18 UU Tipikor sebagai subsidair.