Category: Liputan6.com Regional

  • Detik-Detik Area Tambang Bawah Tanah Freeport Longsor, Kondisi 7 Pekerja Terjebak Aman Segera Dievakuasi

    Detik-Detik Area Tambang Bawah Tanah Freeport Longsor, Kondisi 7 Pekerja Terjebak Aman Segera Dievakuasi

    Liputan6.com, Jakarta Tim gabungan PT Freeport Indonesia (PTFI) masih berupaya mengevakuasi tujuh orang pekerja yang dilaporkan terjebak longsor di area tambang bawah tanah, tepatnya di GBC Extraction 2830 Panel. Peristiwa itu terjadi pada Senin (8/9/2025) malam.

    Vice President (VP) Corporate Communications PT Freeport Indonesia, Katri Krisnati membenarkan peristiwa itu. Dia menjelaskan, pada Senin malam, 8 September, sekitar pukul 22.00 WIT terjadi aliran material basah dalam jumlah besar di tambang bawah tanah Grasberg Block Cave. Kondisi ini menutup akses ke area tertentu di tambang dan membatasi rute evakuasi untuk tujuh pekerja.

    “Namun, kami telah mengetahui lokasi para pekerja dan diyakini mereka (pekerja) aman. Kru sedang berupaya membersihkan akses untuk evakuasi yang aman dan cepat,” katanya, Selasa (9/10/2025).

  • Cerita Nelangsa Warga di Kaltim: Rumahnya Hilang Ditelan Bumi, Solusinya Cuma Janji-Janji

    Cerita Nelangsa Warga di Kaltim: Rumahnya Hilang Ditelan Bumi, Solusinya Cuma Janji-Janji

    Liputan6.com, Kutai Kartanegara – Bencana tanah bergerak menelan sejumlah rumah warga yang ada di Kilometer 28, Desa Batuah, Kecamatan Loa Janan, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. 

    Seorang warga atas nama Wati (30) mengaku rumah yang sudah ditinggalinya 30 tahun lenyap bak ditelan bumi. Kini, bagian utama rumahnya sudah tak ada lagi, hanya teras dan dapur yang masih berdiri pada posisi aslinya, sisanya terperosok turun sedalam hampir 8 meter.

    “Di sini kan rata, bukan perbukitan. Ini teras saya, di sana dapur saya,” kata Wati sambil menunjuk sisa bangunan rumahnya, Selasa (9/9/2025).

    Pernyataan itu seakan menegaskan kebingungan ibu yang sehari-hari juga berkebun ini. Kawasan datar, ternyata bukan aman dari tanah ambruk, dalam pula. Kehilangan rumah, tempat berteduh setelah puluhan tahun tinggal di tanah yang mereka yakini aman dari bahaya. Namun, tanah yang diam-diam bergeser justru mematahkan keyakinan itu.

    Wati masih ingat betul, awal tahun lalu dia merasakan tanah di sekitar rumahnya mulai bergerak. Retakan muncul di lantai.

    “Kalau kejadiannya mulai Januari, geser sedikit demi sedikit. Mulai berhenti setelah dua bulan. Bulan 5 di situ sudah puncaknya,” ujarnya.

    Kekhawatiran itu membuatnya mengemasi barang-barang seadanya, hanya beberapa meter dari teras rumah. Satu per satu dipindahkan ke sebuah tempat yang dianggapnya aman itu. Tempat itu pula yang menjadi awal Wati sekeluarga menginap setelah kejadian.

    “Awalnya sempat khawatir, jadi kita angkat sedikit-sedikit, taruh di tenda sini. Belum sempat ambil semua, sudah amblas,” ceritanya.

    Sejak rumahnya amblas, Wati bersama keluarganya hidup di pengungsian. Awalnya mereka tinggal di tenda darurat. Setelah beberapa minggu, ia menumpang di rumah seorang warga bernama Haji Asnawati.

    “Alhamdulillah ada yang kasih tumpangan walaupun ukurannya hanya 3 kali 5 meter. Tinggal berlima. Tapi kita bersyukur sekali dikasih tumpangan. Seandainya tidak ada yang kasih, kami masih di posko (tenda), pak,” tuturnya lirih.

    Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, Wati bergantung dari hasil kebun seadanya. Meski tidak pasti, menunggu masa panen, namun dia tetap berharap pada mata pencaharian itu.

    “Berkebun aja pak. Bukan penghasilan tiap hari. Itu pun kalau berbuah,” ujarnya.

     

  • Siasat Sopir Bank Bawa Kabur Rp 10 Miliar: Tancap Gas saat Polisi Pengawal ke Toilet

    Siasat Sopir Bank Bawa Kabur Rp 10 Miliar: Tancap Gas saat Polisi Pengawal ke Toilet

    Tujuan pertama, mobil mengambil uang Rp6 miliar di kantor Bank Indonesia Surakarta. Lalu, melanjutkan pengambilan uang di Bank Jateng Cabang Surakarta.

    Saat pengambilan uang di Bank Jateng Cabang Surakarta, Jalan Slamet Riyadi, Kota Solo, itulah, pelaku memanfaatkan kelengahan petugas pengawal mobil uang tersebut.

    “Pelaku membawa kabur mobil pengangkut uang itu saat petugas pengawal dari kepolisian pergi ke kamar mandi,” kata AKBP Sigit. Demikian dikutip dari Antara, Selasa (9/9/2025).

  • Respons Polda Sulsel Usai Digugat Rp800 Miliar Buntut Kerusuhan di Makassar

    Respons Polda Sulsel Usai Digugat Rp800 Miliar Buntut Kerusuhan di Makassar

    Sebagai informasi, pantauan Liputan6.com, aparat kepolisian berseragam lengkap tak terlihat sama sekali di lokasi kerusuhan. Padahal, kerusuhan itu berlangsung berjam-jam, dari Jumat malam hingga Sabtu (30/8/2025) dini hari.

    Padahal, awalnya suasana di Makassar masih berjalan damai. Aksi solidaritas atas tewasnya Affan Kurniawan, driver ojol yang dilindas mobil baracuda Brimob Polri, digelar di sejumlah titik sejak Jumat siang. Massa berkumpul di depan kampus Unhas, UMI, Unibos, UNM, Unismuh, dan beberapa lokasi lainnya.

    Namun, situasi berubah drastis ketika malam menjelang. Sekitar pukul 20.30 Wita, sekelompok massa misterius membakar Pos Polantas di pertigaan Jalan AP Pettarani–Jalan Sultan Alauddin.

    Tak berhenti di situ, amukan massa menjalar cepat. Dalam waktu nyaris bersamaan, Kantor DPRD Kota Makassar digeruduk. Pagar dirusak, enam motor diseret ke jalan lalu dibakar. Api membubung tinggi, menandai awal dari malam penuh teror.

    Kerusuhan terus meluas. Sejumlah orang melakukan penjarahan, puluhan mobil di area DPRD dibakar, bahkan bom molotov dilempar ke dalam gedung. Api pun melalap seluruh bangunan DPRD Kota Makassar sekitar pukul 22.50 Wita.

    Belum reda, titik panas lain kembali muncul. Di kawasan Fly Over Makassar, dua mobil dibakar di area Kejati Sulsel. Sekitar pukul 23.30 Wita, giliran Pos Polantas di bawah Fly Over ikut dilalap api.

    Gelombang kerusuhan semakin tak terkendali. Massa bergerak ke Kantor DPRD Provinsi Sulawesi Selatan, merusak pagar utama, lalu membakar gedung tersebut hingga api berkobar hebat pada Sabtu (30/8/2025) pukul 00.30 Wita.

    Tak lama kemudian Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman dan pihak TNI turun tangan meredam aksi massa. Secara berangsur massa pun bubar.

    Sejumlah mahasiswa di Makassar gelar aksi demo Indonesia Gelap. Dalam aksinya tersebut para mahasiswa yang kesal karena tak kunjung ditemui anggota DPRD menendang dan melempari batu pintu gerbang masuk gedung DPRD.

  • Bawa Kabur Rp 10 Miliar, Sopir Mobil Bank Habiskan Rp 300 Juta untuk Beli Mobil, HP dan DP Rumah

    Bawa Kabur Rp 10 Miliar, Sopir Mobil Bank Habiskan Rp 300 Juta untuk Beli Mobil, HP dan DP Rumah

    Saat mengambil uang, pelaku berangkat dari Bank Jateng Cabang Wonogiri bersama seorang petugas bank dan seorang polisi sebagai pengawal.

    Mobil tersebut sebelumnya mengambil uang Rp 6 miliar di kantor Bank Indonesia Surakarta, sebelum melanjutkan pengambilan di Bank Jateng Cabang Surakarta.

    Saat pengambilan uang di Bank Jateng Cabang Surakarta yang berlokasi di Jalan Slamet Riyadi, Kota Solo, pelaku memanfaatkan kelengahan petugas pengawal mobil uang tersebut.

    Pelaku membawa kabur mobil pengangkut uang itu saat petugas pengawal dari kepolisian pergi ke kamar mandi.

    Dari penangkapan tersangka yang merupakan pegawai alih daya Bank Jateng itu, polisi mengamankan uang Rp 9,6 miliar yang belum sempat dibelanjakan.

  • Terungkap Motif Pembunuhan Satu Keluarga yang Jasadnya Dikubur Dalam Rumah di Indramayu

    Terungkap Motif Pembunuhan Satu Keluarga yang Jasadnya Dikubur Dalam Rumah di Indramayu

    Liputan6.com, Indramayu – Motif pembunuhan satu keluarga terdiri dari lima orang yang jasadnya dikubur di dalam rumah di Kelurahan Paoman, Kecamatan Indramayu, Kabupaten Indramayu, akhirnya terungkap. 

    Polisi menyebut, pelaku P dan R tega membunuh karena sakit hati terhadap seorang korban, yakni Budi Awaludin.

    Kabid Humas Polda Jawa Barat Kombes Pol. Hendra Rochmawan mengatakab, peristiwa pembunuhan bermula ketika R menyewa mobil milik Budi. Namun, saat hendak dikembalikan, mobil tersebut mogok dan R pun kemudian protes kepada korban serta meminta uangnya kembali.

    “Tetapi Budi menolak dengan alasan uang sudah dipakai untuk belanja sembako. Merasa kesal, R kemudian merencanakan pembunuhan dengan mengajak P,” kata Hendra di Bandung, Selasa (9/9/2025).

    Hendra menjelaskan pada Rabu (27/8/2025), pelaku R mengiming-imingi P uang Rp100 juta untuk menghabisi korban dan memerintahkan R untuk membeli pacul yang nantinya dipakai mengubur jenazah.

    Selanjutnya, pada Jumat (29/8/2025) dini hari, R mengajak Budi bekerja sama dalam bisnis minyak goreng. Dengan dalih menunjukkan gudang, R menghantam kepala Budi menggunakan pipa besi hingga tersungkur.

    Setelah Budi tidak berdaya, R masuk ke kamar lain dan memukul Sachroni, kemudian menyerang Euis Juwita serta anaknya RA (7), yang tengah tidur, hingga tewas.

    “Sementara P menenggelamkan korban bayi B ke bak mandi. Usai menghabisi korban, keduanya mengambil uang tunai Rp7 juta dan tiga ponsel, salah satunya milik Budi yang dipakai R,” ujar Hendra.

    Setelah itu, kedua pelaku membawa mobil korban dan sempat menginap di hotel di Jatibarang. Emas rampasan juga dijual P seharga Rp3 juta, lalu digunakan untuk membeli terpal.

     

  • PAM Swakarsa Aktif Lagi di Surabaya, Wali Kota Eri Klaim Bukti Semangat Gotong Royong Warga

    PAM Swakarsa Aktif Lagi di Surabaya, Wali Kota Eri Klaim Bukti Semangat Gotong Royong Warga

    Eri Cahyadi bersama Forkopimda memimpin patroli gabungan pada Sabtu (6/9/2025) malam. Kegiatan ini digelar untuk memastikan keamanan dan ketertiban di Kota Pahlawan usai kericuhan yang sempat terjadi pada akhir bulan Agustus 2025. 

    Patroli tersebut diawali dengan apel gabungan di halaman Balai Kota dan diikuti jajaran TNI, Polri, Forkopimda, serta perangkat daerah (PD) di lingkup Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya. Setelah apel, rombongan langsung bergerak menyusuri satu kampung ke kampung lainnya hingga sejumlah ruas jalan protokol. 

    Menggunakan sepeda motor, Eri dan Forkopimda memantau kondisi keamanan Surabaya hingga larut malam. Patroli berlangsung mulai pukul 21.00 WIB hingga 24.00 WIB, dengan menyapa sekaligus berdialog dengan warga yang terlibat dalam pengamanan swakarsa di lingkungannya masing-masing. 

    Dalam kegiatan tersebut, Eri menyempatkan singgah di sejumlah pos keamanan kampung. Dia menekankan pentingnya kebersamaan seluruh elemen masyarakat dalam menjaga Surabaya agar tetap kondusif. 

    “Saya ingin memastikan bahwa Surabaya, Insya Allah hari ini dan seterusnya akan aman. Surabaya ini rumah kita, tanah kelahiran kita. Saya selalu bilang, Surabaya itu jangan diganggu. Surabaya itu seperti macan, sekarang semua macan sudah bangun (pengamanan di setiap wilayah),” ujar Eri. 

  • Kronologi Pria Lakukan Provokasi Bikin Massa Hampir Mengamuk di Alun-Alun Pati

    Kronologi Pria Lakukan Provokasi Bikin Massa Hampir Mengamuk di Alun-Alun Pati

    Selang satu jam kemudian, sekitar pukul 23.30 WIB, Husain kembali datang seorang diri dan mengulangi tindakan provokatif. Massa mulai tersulut emosi dan hampir melakukan tindakan kekerasan.

    Situasi berpotensi memburuk, Ipda Sarkoha bersama petugas Pos Pam segera mengamankan Husain ke dalam mobilnya. Ketegangan meningkat menjelang tengah malam. Sekitar pukul 23.50 WIB, ratusan warga dengan cepat memadati area Alun-Alun, jumlahnya diperkirakan mencapai 200 orang.

    Untuk mencegah kerusuhan lebih besar, aparat mengevakuasi Husain menggunakan kendaraan dinas Sat Samapta Polresta Pati menuju Pendopo Kabupaten Pati. Mobil Ayla milik Husein turut diamankan dengan cara didorong ke halaman pendopo.

  • Terungkap Motif Pembunuhan Satu Keluarga yang Jasadnya Dikubur Dalam Rumah di Indramayu

    Cerita di Balik Penangkapan Dua Pelaku Pembunuhan Sekeluarga di Indramayu: Bingung saat Kabur, Akhirnya Pulang

    Meski telah mengamankan dua orang, polisi masih mendalami kemungkinan adanya pelaku lain yang terlibat dalam kasus tersebut.

    “Sampai dengan saat ini kami masih menyimpulkan pelakunya dua orang. Namun tetap kami dalami apakah ada pelaku lainnya,” tuturnya.

    Hingga kini penyidik belum bisa menyimpulkan secara pasti terkait modus maupun motif pembunuhan sekeluarga.

    “Motif dan modusnya sedang kami dalami. Nanti akan kami sampaikan lebih lanjut setelah pemeriksaan selesai,” ucap dia.

    Untuk diketahui, warga di Kelurahan Paoman, Indramayu, Jawa Barat, terkejut dengan penemuan lima jenazah dalam satu liang pada Senin (1/9/2025). Seluruh korban merupakan satu keluarga.

    Identitas lima korban tersebut masing-masing Sachroni (76), anak kandungnya Budi Awaludin (40), menantunya Euis Juwita Sari (37), serta dua cucu korban, yakni Ratu Khairunnisa (7) serta Bela (10 bulan). Seluruh korban telah dimakamkan di Desa Sindang, Indramayu, pada Rabu (3/9).

  • Jumlah Tersangka Kerusuhan DPRD Makassar dan Sulsel Bertambah Jadi 32 Orang

    Jumlah Tersangka Kerusuhan DPRD Makassar dan Sulsel Bertambah Jadi 32 Orang

    Sementara itu, tersangka perusakan dan pembakaran Gedung DPRD Kota Makassar berjumlah 18 orang, termasuk 4 anak di bawah umur. Mereka dikenai pasal berlapis, mulai dari pasal 187 KUHP tentang pembakaran, pasal 170 KUHP tentang penganiayaan bersama-sama, pasal 406 KUHP tentang perusakan, pasal 363 KUHP tentang pencurian dengan pemberatan, pasal 480 KUHP tentang penadahan, hingga pasal 45a ayat (2) UU ITE tentang ujaran kebencian.

    Inisial para tersangkanya adalah MY (31), AG (30), GSL (18), MAP (20), AS (18), MS (23), FTR (16), MAF (16), RMT (19), ZM (22), MI (22), FDL (18), MAY (15), IA (16), HA (22), HAH (27), R (31), AAR (37).