Category: Liputan6.com Regional

  • Gubernur Bali Bakal Ganti Rugi Pedagang Pasar Badung Terdampak Banjir

    Gubernur Bali Bakal Ganti Rugi Pedagang Pasar Badung Terdampak Banjir

    Liputan6.com, Jakarta Gubernur Bali, Wayan Koster meminta Wali Kota Denpasar IGN Jaya Negara untuk segera mendata kerugian warga, terutama pedagang Pasar Badung dan dua bagunan toko kain yang runtuh di pesisir Tukad Badung.

    Menurut dia, barang yang hanyut dan rusak akan diganti rugi pihaknya. Adapun ini disampaikan Koster saat meninjau titik terparah banjir di Kota Denpasar.

    “Di sini pedagang pasar ada sekitar 200, jadi karena barangnya hanyut dan rusak maka akan diganti rugi, berapa besarnya saya minta Pak Wali Kota untuk menghitung semua, kemudian ada bangunan yang roboh dan rusak itu akan direhabilitasi,” kata dia seperti dilansir dari Antara, Rabu (10/9/2025).

    “Ini kan hulunya jauh, panjang ini Tukad Badung, lalu curah hujan memang sangat tinggi dari kemarin selama sehari ya, tentu saja ini menimbulkan masalah banjir,” sambungnya.

     

  • Helikopter Milik PT Intan Angkasa Hilang Kontak dalam Perjalanan Ilaga-Timika

    Helikopter Milik PT Intan Angkasa Hilang Kontak dalam Perjalanan Ilaga-Timika

    Liputan6.com, Papua – Helikopter Type AS50 PK-IWS milik PT Intan Angkasa hilang kontak dalam perjalanan dari Ilaga, Kabupaten Puncak, ke Timika, pada Rabu (10/9/2025).

    Kasubsie Operasi dan Siaga SAR Timika, Charles Y Batlajery menyampaikan helikopter terbang dari Ilaga pukul 10.30 WIT.

    “Koordinasi yang kami terima dari PT Intan Angkasa, dalam radar tracking mati. Artinya, helikopter dalam keadaan emergency,” kata Charles.

    SAR Timika juga telah berkoordinasi dengan ATC Timika dan ARC Sentani di Jayapura.

    “ATC Sentani mengeluarkan status perintah keadaan membutuhkan operasi SAR,” ujarnya.

    Charles bilang, saat ini pihaknya sedang menyiapkan sejumlah perlengkapan dan terus berkoordinasi dengan Bandara Ilaga untuk menginformasikan keadaan helikopter hilang kontak tersebut.

  • LBH Bandung Terima 230 Pengaduan Usai Demo Ricuh, 69 Belum Diketahui Nasibnya

    LBH Bandung Terima 230 Pengaduan Usai Demo Ricuh, 69 Belum Diketahui Nasibnya

    Liputan6.com, Jakarta Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Bandung menerima 230 pengaduan usai demo ricuh memprotes tunjangan anggota dewan perwakilan rakyat (DPR) sejak Jumat (29/08/2025) lalu. Menurut Ketua LBH Bandung Heri Pramono, dari seluruh laporan pengaduan yang diterima terdapat orang hilang, tertangkap dan luka-luka pada aksi demonstrasi tersebut.

    “Mengacu pada data di tanggal 29 Agustus 2025, telah teridentifikasi 100 orang yang bebas, 13 orang menjadi tersangka, 48 orang luka-luka dan terdapat 69 orang lain tidak diketahui status lanjutannya,” ujar Heri saat dihubungi Liputan6, Bandung, Rabu (10/09/2025).

    Sayangnya, terang Heri, lebih dari setengah data yang masuk tidak bisa dikonfirmasi statusnya. Kepolisian Jawa Barat (Polda Jabar) yang bertanggung jawab atas penangkapan para demonstran, jelas Heri, bersikukuh enggan memberikan data orang-orang yang mereka tangkap dan mereka bebaskan.

    Heri menyatakan tindakan menutup informasi yang dilakukan oleh Polda Jabar menjadi peluang tindakan sewenang-wenang mereka.

    “Bahkan menurut laporan yang diterima, sejak awal orang yang ditangkap memang telah mengalami tindakan sewenang-wenang aparat. Mereka selalu dipukul saat ditangkap,” ungkap Heri.

    Menurut data yang didapat dari aduan hotline, beberapa dari mereka merupakan korban salah tangkap. Banyak di antaranya merupakan karyawan yang pulang bekerja, orang yang tengah lewat, berolahraga atau sekadar nongkrong.

    Setelah dibebaskan pun ada di antara mereka yang harus menanggung kerugian karena menutup toko, tidak sekolah sampai tidak bekerja karena tetap ditahan lebih dari 1 x 24 jam.

    “Banyak yang tertangkap kemudian mengalami luka-luka berupa memar di berbagai bagian tubuh, bengkak pada seluruh permukaan wajah, kepala bocor hingga patah tulang. Hal ini terjadi karena tindakan penangkapan sewenang-wenang yang diiringi tindakan kekerasan,” lanjut Heri.

    Dampak buruk dari hal tersebut, banyak dari korban yang harus membayar biaya pengobatan akibat tindakan kesewenang-wenangan ini secara mandiri.

    Dampak lainnya, lanjut Heri, banyak juga dari mereka sebelum masuk proses pemeriksaan kembali mengalami pemukulan dari aparat kepolisian.

    “Lebih parahnya, mereka bahkan tidak didampingi oleh penasihat hukum saat proses pemeriksaan. Tentu hal ini bisa membuka peluang kesewenang-wenangan aparat kembali terjadi,” tutur Heri.

  • Aktivis Lingkungan di NTT Ditemukan Tewas Tidak Wajar, Begini Penjelasan Polisi

    Aktivis Lingkungan di NTT Ditemukan Tewas Tidak Wajar, Begini Penjelasan Polisi

    Liputan6.com, Jakarta- Seorang aktivis lingkungan di Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT), Oktavianus Ruma (30), ditemukan tewas tergantung dengan leher terikat. Vian ditemukan di sebuah gubuk bambu dekat pantai di Sikusama, Desa Tonggo, Kecamatan Nangaroro, Kabupaten Negekeo.

    Vian diketahui berprofesi sebagai guru ASN sekaligus aktif di sejumlah organisasi sosial dan lingkungan. Namun kematiannya dinilai janggal oleh beberapa pihak.

    Divisi Advokasi Koalisi Kelompok Orang Muda untuk Perubahan Iklim (KOPI), Efraim Mbomba Reda menuturkan, sebelum ditemukan tewas, Vian sempat meninggalkan rumah untuk menghadiri kegiatan Mbay Youth Day pada tanggal 2 September.

    “Vian dalam perjalanan menuju lokasi kegiatan Mbay Youth Day. Vian menggunakan motor dan membawa tas. Jadi menurut kami, Vian dalam kondisi baik karena semangat untuk mengikuti kegiatan. Namun kemudian Vian ditemukan gantung diri di lokasi menuju tempat kegiatan,” ujarnya, Rabu (10/9/2025).

    Dia mengatakan, koalisi KOPI sedang mengumpulkan data lapangan terkait kematian Vian.

    “Pandangan kami orang yang berencana untuk mengakhiri hidupnya dengan modus bunuh diri. Kita minta polisi mengusut tuntas kasus ini,” tegasnya.

    Dia menambahkan saat ditemukan, korban dalam posisi tergantung dengan tali sepatu miliknya serta lutut korban yang menekuk dan telapak kaki menyentuh lantai.

    Saat ditemukan barang-barang pribadi seperti handphone, tas, sepatu, dan sandal ditemukan masih ada di sekitar jenazah korban. Sementara sepeda motor milik korban ditemukan di luar pondok di dekat lokasi kejadian.

  • Banjir Bandang Sebabkan Akses Komunikasi dan Transportasi Nagekeo NTT Lumpuh Total

    Banjir Bandang Sebabkan Akses Komunikasi dan Transportasi Nagekeo NTT Lumpuh Total

    Tidak hanya di Kabupaten Negekeo, banjir juga berdampak di Kecamatan Golewa, Kabupaten Ngada.

    Pasca-hujan dengan intensitas tinggi, longsor terjadi di Desa Sadha pada ruas jalan negara Mataloko–Maumbawa. Material berupa tanah, batu, dan pepohonan dengan ukuran panjang sekitar 10 meter, tinggi 5 meter, dan lebar 8 meter menutup sebagian badan jalan sehingga arus lalu lintas terganggu.

    Polsek Golewa bersama aparat setempat langsung bergerak ke lokasi untuk pengamanan dan evakuasi kendaraan yang terjebak, sekaligus berkoordinasi dengan BPBD dan Bina Marga guna pembersihan material.

    Sementara di Kecamatan Jerebuu, longsor di Desa Watumanu menutup total akses jalan yang menghubungkan Jerebuu–Inerie, membuat transportasi antar kecamatan lumpuh. Longsor juga terjadi di belakang SD Rutodjawa, Desa Nenowea. Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini.

    Kapolres Ngada, AKBP Rachmat Muchamad Salihi, yang meninjau langsung lokasi longsor, menegaskan keselamatan warga adalah prioritas utama.

    “Kami bersama jajaran sudah berada di lapangan untuk memastikan penanganan cepat dilakukan. Material longsor cukup besar sehingga membutuhkan alat berat untuk pembersihan. Saat ini kami sudah berkoordinasi dengan BPBD dan Bina Marga agar jalan segera bisa dilalui kembali,” kata Kapolres, Rabu (10/09/2025).

    Ia mengimbau warga agar warga meningkatkan kewaspadaan mengingat potensi longsor susulan masih tinggi.

    “Curah hujan masih deras. Kami imbau masyarakat agar berhati-hati, menunda perjalanan jika tidak mendesak, serta mengikuti arahan petugas di lapangan demi keselamatan bersama,” tegasnya.

  • Momen Tim SAR Evakuasi Warga Denpasar dari Kepungan Banjir

    Momen Tim SAR Evakuasi Warga Denpasar dari Kepungan Banjir

    Liputan6.com, Jakarta Kepala Seksi Operasi dan Kesiapsiagaan SAR Denpasar, Juni Antara, juga memimpin evakuasi di wilayah Teuku Umar.

    “Sampai dengan saat ini kami masih terus mengupdate data dengan BPBD, terkait permintaan evakuasi ataupun data korban yang sudah terevakuasi, sehingga keseluruhannya bisa tersisir dan data pun tidak simpang siur,” jelas Juni Antara.

    Data terbaru mencatat, evakuasi di Jalan Pura Demam berhasil menyelamatkan 53 orang dewasa, 17 anak dan 11 balita. Di Jalan Pulau Misol, tim mengevakuasi lima orang dewasa dan dua balita. Sementara itu, di Kampung Jawa, Jalan Ahmad Yani, dua orang dewasa dan satu anak berhasil dipindahkan ke tempat aman.

    Sidakarya mengimbau warga di wilayah rawan banjir agar tetap waspada dan segera mengungsi jika ada tanda bahaya.

    “Warga yang berada di wilayah rawan banjir agar tetap berada di tempat aman, dan apabila sudah ada tanda-tanda bahaya segera evakuasi mandiri, sebelum kondisinya semakin parah,” ujar dia.

  • Banjir Denpasar Bali: Empat Orang Hilang Terseret Arus, Identitas Belum Terungkap

    Banjir Denpasar Bali: Empat Orang Hilang Terseret Arus, Identitas Belum Terungkap

    Menurut Laksmi, informasi tersebut dilaporkan kepada Polsek Denpasar Barat sekitar pukul 06.00 WITA. Namun tim sempat terkendala karena kondisi di sekitar lokasi kejadian terkena banjir.

    “Tadi saya dapat informasi sekitar jam 6.00 pagi, karena akses menuju lokasi ini terkendala ada banjir di beberapa ruas jalan di Denpasar sehingga mungkin sedikit terhambat, namun setelah itu pelaksanaan proses evakuasi telah dilaksanakan sambil koordinasi juga Polda dan Polresta Denpasar,” katanya.

    Laksmi menjelaskan sejak pukul 03.00 Wita, pihaknya telah memberikan perintah kepada seluruh Babinkamtibmas agar siaga di desa binaan dan memastikan setiap warga aman. Dia belum memastikan kerugian materi dari bencana tersebut.

    “Hampir setengah dari bagian bangunan itu sudah tergerus air, karena memang arus air sungai ini sangat deras sekal. Arusnya termasuk sampai ke jembatan juga kelihatan tinggi sekali. Makanya kami pun mengimbau kepada masyarakat yang kalau memang tidak ada keperluan yang penting atau urgen sekali, tolong tetap tinggal di rumah masing-masing kecuali mungkin terdampak bencana, bisa mengungsi atau lapor di 110,” katanya.

  • Analisis BMKG Penyebab Hujan Ekstrem Bikin Bali Dikepung Banjir

    Analisis BMKG Penyebab Hujan Ekstrem Bikin Bali Dikepung Banjir

    Liputan6.com, Jakarta Banjir menerjang sejumlah wilayah di Provinsi Bali. Balai Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar menyebutkan, sebagian besar kabupaten kota di Bali mengalami curah hujan lebat hingga ekstrem di atas 150 milimeter per hari, pada periode 9-10 September 2025.

    “Dalam tiga hari ke depan masih berpotensi terjadi hujan ringan hingga sedang di sebagian besar wilayah Bali,” kata Kepala BBMKG Wilayah III Cahyo Nugroho di Denpasar, Rabu (10/09/2025).

    Berdasarkan hasil pantauan, hujan turun sejak Selasa (9/9) di Kabupaten Jembrana, Tabanan, Badung, Kota Denpasar, Kabupaten Gianyar, Klungkung dan Karangasem dalam kategori lebat di atas 50 milimeter (mm) per hari hingga kategori ekstrem di atas 150 mm.

    Hujan tersebut bahkan berlanjut hingga Rabu pagi ini, hingga menyebabkan bencana hidrometeorologi, di antaranya banjir di sejumlah titik.

    Dia menambahkan, dari analisis dinamika atmosfer menunjukkan kondisi ekstrem tersebut dipicu oleh aktif gelombang ekuatorial Rosby yang berdampak memicu pertumbuhan awan konvektif atau awan hujan.

    Selain itu, ada juga kelembaban udara dalam kategori lembab hingga lapisan 200 milibar (mb) atau hingga 12.000 meter.

    “Kondisi itu mendukung pembentukan awan konvektif dengan puncak awan yang tinggi sehingga menimbulkan hujan lebat disertai kilat atau petir,” ucapnya.

    Sementara itu, banjir terjadi di sejumlah titik di Denpasar, di antaranya di permukiman Pura Demak, kemudian kawasan Pasar Badung yang berada dekat aliran Tukad (Sungai) Badung di Denpasar.

    Banjir juga melanda permukiman di Dusun Munduk, Desa Pengambengan, Kabupaten Jembrana mengakibatkan satu orang hilang terseret arus banjir yang saat ini masih dalam pencarian.

    Bencana alam di Jembrana itu juga berdampak terhadap lalu lintas vital jalur Denpasar-Gilimanuk sehingga menyebabkan kemacetan di sejumlah titik menuju Pelabuhan Gilimanuk.

    Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bali juga mendata di Tabanan dan Karangasem juga terjadi pohon tumbang yang menutup akses jalan dan menimpa kabel listrik.

  • Tipu Muslihat Komplotan Pembunuh Satu Keluarga di Indramayu: Ajak Korban Berbisnis Lalu Dihabisi

    Tipu Muslihat Komplotan Pembunuh Satu Keluarga di Indramayu: Ajak Korban Berbisnis Lalu Dihabisi

    Liputan6.com, Jakarta – Komplotan pelaku pembunuhan keluarga di Kelurahan Paoman, Kecamatan Indramayu, Kabupaten Indramayu, yaitu P dan R sempat menjebak korban Budi Awaludin. Keduanya sempat mengajak korban untuk berbisnis jual beli minyak goreng sebelum menghabisi nyawa lima orang.

    Kabid Humas Polda Jawa Barat Kombes Pol Hendra Rochmawan mengatakan, P telah merencanakan pembunuhan terhadap Budi Awaludin karena dendam dan sakit hati. Kemudian, P mengajak temannya R untuk mendatangi rumah korban untuk berpura-pura mengajak berbisnis minyak goreng.

    “Pada Jumat, 29 Agustus 2025 sekitar pukul 01.00 WIB, R mengajak Budi melihat gudang rumahnya dengan alasan untuk bongkar muat minyak. Saat itu, ia mengambil pipa besi dari tas P dan memukulkannya ke kepala Budi hingga tersungkur,” kata Hendra di Markas Polda Jawa Barat, Rabu (10/9/2025).

    Sebanyak lima korban pembunuhan di Indramayu, Jawa Barat, dimakamkan secara berdampingan. Keluarga berharap kasus pembunuhan bisa terungkap dan pelaku dihukum seberat-beratnya.

  • Kondisi Terkini Banjir di Bali, 2 Warga Jembrana Meninggal Dunia Terseret Arus

    Kondisi Terkini Banjir di Bali, 2 Warga Jembrana Meninggal Dunia Terseret Arus

    Kepala Kantor Basarnas Bali, I Nyoman Sidakarya, mengaku kesulitan mengakses lokasi-lokasi yang dipetakan BPBD Bali. Sebab banjir terjadi pada hampir seluruh wilayah Denpasar akibat hujan ekstrem selama lebih dari 24 jam.

    “Tim sulit akses ke lokasi banjir, di mana-mana banjir, setinggi truk saja sulit lewati banjir, kami masih berupaya menuju lokasi-lokasi terdampak,” kata dia.

    Hingga pukul 11.00 WITA, Basarnas Bali sudah menyebarkan personel ke lokasi banjir terparah di Denpasar yaitu di kawasan Pulau Misol, Pulau Biak 1, Pura Demak, dan wilayah Teuku Umar.

    “Posisi tim Kantor Pencarian dan Pertolongan Denpasar dan unsur SAR lainnya dari BPBD dan PMI yang berada di Pulau Misol, sampai pukul 11.00 Wita, telah mengevakuasi dua balita, dua lansia, dan tiga orang dewasa. Informasi lain di Pulau Biak 1, seluruh warganya telah berada di posisi aman di Balai Banjar,” kata dia.