Category: Liputan6.com Regional

  • Wapres Gibran Bertemu SBY, Jokowi: Bagus Biar Dapat Wejangan

    Wapres Gibran Bertemu SBY, Jokowi: Bagus Biar Dapat Wejangan

    Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) membeberkan isi pembicaraan sang ayah, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka saat bertemu di Cikeas, Jawa Barat, Selasa (9/9/2025).

    AHY mengatakan, Gibran berkunjung ke Cikeas until memberi ucapan dan mendoakan SBY yang sedang berulang tahun.

    “Oh iya, tadi beliau (Gibran) datang ke Cikeas menyampaikan ucapan ulang tahun karena Pak SBY hari ini berusia 76 tahun, tentunya menyampaikan secara langsung dan mendoakan yang baik-baik,” kata dia di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (9/9/2025).

    AHY sendiri tak ikut dalam pertemuan tersebut sehingga tak mengetahui secara detail hal-hal yang dibahas SBY dan Gibran. Namun, kata dia, para tokoh kerap mendikusikan soal kondisi Indonesia terkini.

    “Tidak tahu saya, saya tidak ikut di peetemuan itu, tapi yang jelas pasti selalu mendiskusikan juga tentang bangsa. kita ingin Indonesia juga semakin baik, kondisinya, ekonominya, dan kita terus kawal pembangunan yang dijalankan pemerintahan yang dikomandoi langsung oleh Presiden Prabowo Subianto,” jelas Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Wilayah dan Infrastruktur itu.

  • Mendagri Apresiasi Mal Pelayanan Publik di Makassar yang Dilengkapi Gerai PBG dan BPHTB

    Mendagri Apresiasi Mal Pelayanan Publik di Makassar yang Dilengkapi Gerai PBG dan BPHTB

    Mendagri berharap, seluruh daerah di Indonesia yang memiliki MPP dapat memasukkan gerai pelayanan PBG dan BPHTB. Dirinya juga akan terus mendorong pemerintah daerah (Pemda) yang belum memiliki MPP agar segera membangunnya. Infrastruktur ini dianggap penting karena akan memudahkan pelayanan kepada masyarakat di berbagai urusan.

    “Sehingga prosesnya bisa cepat, itu menolong rakyat, termasuk di bidang perumahan,” jelasnya.

    Sementara itu, Menteri PKP Maruarar Sirait menjelaskan, saat ini pemerintah telah menerapkan pembebasan retribusi PBG dan BPHTB bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Langkah ini untuk mendorong agar mereka dapat memiliki rumah layak huni.

    “Saya tadi bersama Pak Mendagri sudah melihat di dua konter BPHTB dan PBG, betul-betul di situ sudah gratis buat MBR,” terang Menteri PKP.

  • Antisipasi Ledakan Susulan di Pamulang Tangsel, Warga Dievakuasi dan Listrik Dipadamkan

    Antisipasi Ledakan Susulan di Pamulang Tangsel, Warga Dievakuasi dan Listrik Dipadamkan

    Liputan6.com, Jakarta Polisi memadamkan listrik dan mengevakuasi warga di sekitar lokasi ledakan di permukiman Kelurahan Pondok Cabe Ilir, Kecamatan Pamulang, Kota Tangerang Selatan (Tangsel). Hal ini untuk mengantisipasi terjadinya ledakan susulan.

    “Kita amankan kemudian kita sarankan untuk masyarakat yang berada di parameter lokasi untuk tidak beraktivitas di rumah. Kemudian alternatif kepada warga untuk menempati kantor RW, kelurahan/kecamatan,” kata Kapolres Tangsel AKBP Victor Inkiriwang di Tangerang, Jumat (12/09/2025).

    Warga di Kelurahan Pondok Cabe Ilir dievakuasi ke tempat lebih aman hingga radius 10 meter dari lokasi insiden ledakan.

    “Kami upayakan semaksimal mungkin, karena rekan-rekan ini bisa lihat ini permukiman cukup padat, kami coba menarik sampai 5-10 meter, dan kami juga sampai evakuasi korban. Sampai saat ini kami mencoba sampai 10 meter,” ungkapnya.

    Hingga saat ini, jajaran tim penyidik masih melakukan identifikasi penyebab ledakan misterius yang mengakibatkan sebanyak tujuh orang jadi korban. Diduga sumber ledakan dari septic tank.

    Selain itu, satu tim peneliti dari Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Polri diterjunkan dalam proses penyelidikan atas kasus ledakan tersebut.

    “Jadi sampai saat ini, kami melakukan olah TKP. Kami juga sementara koordinasi dengan Puslabfor Polri untuk lakukan olah TKP, dan untuk jelasnya secara pasti hasil oleh TKP nanti akan sampaikan,” paparnya.

    Perbesar

    Warga melihat kondisi salah satu rumah yang hancur pasca-ledakan di kawasan permukiman Pondok Cabe Ilir, Pamulang, Tangerang Selatan, Banten, Jumat (12/9/2025). (merdeka.com/Arie Basuki)… Selengkapnya

    Menurutnya, tim yang terdiri dari para ahli forensik itu sendiri dijadwalkan akan tiba di tempat kejadian perkara (TKP). Mereka, katanya, akan memetakan lokasi untuk kemudian melakukan olah tempat kejadian perkara dan mengambil sejumlah sampel yang memang dibutuhkan dalam tahapan penyelidikan dari ledakan tersebut.

    Dia juga menyampaikan, sebagai memastikan semuanya itu, kata Victor, personel Polres Tangerang Selatan sudah diterjunkan untuk mengamankan lokasi kejadian, terutama pada rumah-rumah yang terdampak dari peristiwa ledakan tersebut.

    “Dan saat ini kami sementara bekerja sama dengan PLN, kami melakukan juga pemadaman listrik di area TKP dan rumah sekitar,” ujarnya. Dikutip dari Antara.

    7 Korban

    Perbesar

    Tujuh orang dilaporkan mengalami luka-luka. Korban luka kini dirawat di Rumah Sakit (RS) Universitas Islam Negeri (UIN) dan Hermina Ciputat, beberapa di antaranya mengalami luka bakar akibat terjangan material ledakan. (merdeka.com/Arie Basuki)… Selengkapnya

    Sebanyak tujuh orang menjadi korban dalam peristiwa ledakan ini. Para korban dirawat di rumah sakit (RS) terdekat.

    “Tiga korban yang sementara dirawat di RS, kemudian yang untuk empat orang korban lainnya sudah dirawat dan saat ini sudah diizinkan dirawat jalan oleh dokter tim RS,” kata Victor.

    Dari total tujuh korban akibat ledakan misterius itu tiga di antaranya mengalami luka berat dan sudah dilakukan perawatan intensif oleh tim dokter, dan empat lainnya mengalami luka ringan.

    Kemudian, dampak dari insiden tersebut juga mengakibatkan sebanyak delapan unit rumah warga di wilayah itu mengalami rusak berat dan ringan.

  • Kisah Pilu Ruth, Orang Tua dan Adiknya Hilang Terseret Banjir di Bali

    Kisah Pilu Ruth, Orang Tua dan Adiknya Hilang Terseret Banjir di Bali

    Ruth sangat syok dan terpukul ketika pertama kali mendapatkan kabar bahwa rumah dan keluarganya hilang, diduga terseret banjir. Dia mengetahui informasi keluarganya hilang dari om-nya. Saat itu om-nya tersebut mengontak dia dan membuat status di WhatsApp (WA) terkait peristiwa banjir tersebut.

    Saat itu Ruth meyakini keluarganya baik-baik saja, karena sebelumnya juga terjadi banjir  dan keluarganya aman.

    “Saya nggak bertanya karena sebelumnya juga pernah banjir di rumah, tetapi biasanya terlewatin. Esok paginya Om saya menanyakan kepada saya ini bagaimana, kenapa papa mamanya kok nggak ada kabar? Saya pikir mungkin karena banjir di rumah listriknya korslet,” katanya.

    Setelah tak bisa dihubungi, pada Rabu (10/9) pagi, om-nya tersebut mendatangi rumah korban dan mendapati rumah sudah hanyut, lalu memberitahukan kepada Ruth.

    Ruth juga ke Polres Badung untuk mendapat informasi tentang keberadaan keluarganya.

    “Setelah tak bisa dihubungi om saya langsung datang ke rumah sini dan dia menelpon saya bahwa rumahnya sudah rubuh. Setelah itu saya langsung ke Polres Badung. Di sana dijelaskan rumah sudah rubuh dan ternyata orang tua saya tidak ada,” katanya.

  • Tidak Terima Tanahnya Dilewati, Pria di Nias Selatan Bunuh Tetangga Pakai Cangkul

    Tidak Terima Tanahnya Dilewati, Pria di Nias Selatan Bunuh Tetangga Pakai Cangkul

    Liputan6.com, Jakarta Seorang warga Kabupaten Nias Selatan bernama Seferius (34) tega menghabisi nyawa tetangganya sendiri, Eduar Hulu (50), menggunakan cangkul hingga tewas. Pemicunya, pelaku tidak terima tanahnya dilewati.

    Kapolres Nias Selatan AKBP Ferry Mulyana Sunarya menjelaskan pelaku melarang siapa pun melewati jalan di atas tanahnya menuju ke Sungai Masio.

    “Namun, korban tidak mengindahkan larangan tersebut dan tetap melintas,” kata Ferry, Jumat (12/09/2025).

    Keduanya kemudian terlibat cekcok. Pelaku, yang saat itu sedang menggali tanah, tiba-tiba menyerang korban.

    “Pelaku memukul korban dari belakang dengan menggunakan cangkul bolak-balik dan mengenai kepala korban, sehingga kepala korban mengalami luka robek,” ujar Ferry.

    Akibat serangan brutal tersebut, korban tidak sadarkan diri. Warga yang mengetahui kejadian segera membawa korban ke RSUD dr. Thomsen Gusit untuk mendapatkan pertolongan.

    Sayangnya, nyawa korban tidak dapat diselamatkan. Usai melakukan perbuatannya, pelaku tidak melarikan diri. Namun akhirnya Seferius menyerahkan diri ke Markas Polsek Lahusa.

    “Kini pelaku ditahan untuk menjalani proses hukum lebih lanjut. Ia dijerat dengan Pasal 338 subsider Pasal 351 ayat (3) KUHP tentang pembunuhan atau penganiayaan yang mengakibatkan kematian,” tegas Kapolres.

  • Data BPBD Bali: Korban Meninggal Akibat Banjir 18 Orang, Total Kerugian Rp 20 Miliar

    Data BPBD Bali: Korban Meninggal Akibat Banjir 18 Orang, Total Kerugian Rp 20 Miliar

    Dari data laporan sementara, Agung Teja memperkirakan kerugian atas kerusakan 514 unit bangunan mencapai Rp 28.915.360.000.

    “Dengan rincian Kota Denpasar 474 los, kios, dan ruko bangunan rusak di Jalan Sulawesi dan Pasar Kumbasari senilai Rp25.537.360.000, Bangli tiga bangunan rusak dengan estimasi kerusakan Rp292.000.000,” ucapnya.

    Selanjutnya di Tabanan ditemukan 29 bangunan rusak dengan estimasi kerugian Rp3.086.000.000, Karangasem enam bangunan rusak dengan nilai kerusakan masih dalam proses penghitungan, dan Gianyar ada bangunan rusak dengan nilai kerusakan yang masih dalam proses penghitungan.

    Selama tiga hari terakhir, lanjutnya, pemerintah juga membentuk posko-posko pengungsian yang berangsur berkurang pengungsinya karena kondisi yang membaik.

    Adapun posko pengungsian hingga saat ini ada di Denpasar dengan 186 pengungsi tersebar di enam pos dan di Jembrana 250 pengungsi tersebar di dua pos.

  • Cekcok Kabel Lampu Berujung Maut, Pria di Nias Tewas Ditembak Tetangga Pakai Senapan Angin

    Cekcok Kabel Lampu Berujung Maut, Pria di Nias Tewas Ditembak Tetangga Pakai Senapan Angin

    Kapolres Nias Selatan, AKBP Ferry Mulyana Sunarya menjelaskan, peristiwa itu terjadi pada Rabu, 3 September 2025, sekitar pukul 07.30 WIB. Saat itu pelaku menyuruh temannya untuk meminta korban memindahkan kabel listriknya.

    “Korban menyanggupi permintaan itu, namun memohon agar diizinkan memasang kayu sebagai sandaran kabel, yang langsung ditolak pelaku,” kata Ferry, Jumat (12/9/2025).

    Kesal permintaannya ditolak, korban mengadukan permasalahan itu ke kepala dusun setempat. Diduga tersinggung, pelaku yang mengetahui langsung mengambil senapan angin dan menunggu korban yang sedang berjalan pulang.

    “Pelaku langsung menembaki lengan kiri korban sebanyak satu kali,” ujar Ferry.

  • Banjir Terbesar Sepanjang Sejarah Bali, Satu Keluarga Masih Hilang Terseret Arus

    Banjir Terbesar Sepanjang Sejarah Bali, Satu Keluarga Masih Hilang Terseret Arus

    Dalam pantauan Antara di lokasi, pencarian para korban terus dilakukan oleh Satpolair Polres Badung, Basarnas Bali, Satpol PP Badung, Babinsa, PMI dan warga sekitar. 

    Pantauan di lokasi, rumah korban terletak di dalam pemukiman yang berada dekat dengan jalur sungai yang bermuara hingga Pantai Mengening, Desa Cemagi.

    Menurut penuturan warga sekitar, sungai tersebut awalnya merupakan selokan sisa pembuangan air sawah, namun kemudian menjadi lebih besar hingga membentuk sungai kecil.

    Seluruh bangunan rumah korban hanyut terbawa air pada saat kejadian. Beberapa rumah warga yang ada di sekitar pun ikut hancur. Dua rumah tetangga korban juga ikut hancur.

    Pada hari pertama pencarian, satu unit motor milik korban ditemukan tidak jauh dari rumah korban.

    Dua alat berat berupa ekskavator telah dikerahkan untuk mencari korban dan menggali reruntuhan bangunan. Tim SAR juga menyusuri sungai untuk mencari keberadaan korban di sepanjang aliran sungai.

     

  • Detik-Detik Ledakan di Tangsel Diduga dari Septic Tank: Getaran Sampai 500 Meter, Bantal Terpental

    Detik-Detik Ledakan di Tangsel Diduga dari Septic Tank: Getaran Sampai 500 Meter, Bantal Terpental

    Liputan6.com, Jakarta Suara ledakan besar disertai getaran hebat terjadi di Jalan Talas, Pondok Cabe Hilir, Kecamatan Pamulang, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Jumat (12/09/2025). Informasi dihimpun, diduga sumber ledakan berasal dari septic tank.

    Ledakan ini mengubah suasa tenang pagi hari di ‘gang senggol’. Semua terkejut, selain suara keras, getaran yang timbul karena ledakan juga dirasakan warga hingga radius 500 meter.

    “Duarr!! Kaget banget, langsung pada keluar, lihat situasi, rumah Pak Agus sudah hancur, enggak bisa ditempatin gitulah, getarannya berasa sampai ke 500 meter,” kata Ketua RT setempat, Masturoh.

    Bukan hanya rumah Agus, dua rumah yang bersebelahan juga ikut hancur. Yakni rumah Madinah dan Taslimah. Bahkan deretan 10 rumah di sana juga mengalami kerusakan.

    “Gimana enggak ikutan rusak, tba-tiba asbes nyangkut di genteng rumah orang yang jaraknya 80 meter, bantal siapa juga nyangkut mental,” katanya.

    Tanpa pikir panjang, warga setempat pun langsung bergotong royong, membawa para korban ke rumah sakit Hermina Ciputat dan UIN. Terlebih keluarga Agus yang menderita luka bakar berat di sekujur tubuh.

    “Pak Agus dan keluarganya paling parah, sisanya juga dibawa ke rumah sakit terdekat. Total ada 7 orang yang dibawa ke rumah sakit,” beber Masuroh.

    Dia pun menduga, ledakan tersebut berasal dari pembuangan septic tank yang tertanam di pekaran rumah Agus. Sebab, pasca-ledakan, terdapat lubang yang besar di posisi tersebut.

    “Tapi kami masih menunggu keterangan Polisi,” ujarnya.

  • Lintasi Ribuan Kilometer, Kisah Perjalanan Panjang Dua Orang Utan Kembali ke Kalimantan

    Lintasi Ribuan Kilometer, Kisah Perjalanan Panjang Dua Orang Utan Kembali ke Kalimantan

    Liputan6.com, Jakarta Setelah bertahun-tahun hidup di kandang, dua individu orang utan jantan bernama Mungky dan Dodo akhirnya kembali menghirup udara Kalimantan Timur. Mereka bukan sekadar dipindahkan, melainkan disiapkan untuk menempati sebuah pulau suaka semi-liar yang sedang dibangun di wilayah Ibu Kota Nusantara (IKN).

    Translokasi kedua orang utan bukan perkara mudah. Proses ini membutuhkan ketelitian, pengawasan medis dan logistik yang kompleks.

    Perjalanan Mungky dimulai pada Mei 2025 dari Sintang, Kalimantan Barat. Dari sekolah hutan Jerora, ia dibawa menempuh delapan jam perjalanan darat menuju Bandara Supadio, Pontianak.

    Dari sana, Mungky diterbangkan ke Jakarta, transit, lalu melanjutkan penerbangan ke Balikpapan. Malam harinya, ia kembali diguncang perjalanan darat menuju Sepaku. Pukul 22.45 WITA, Mungky akhirnya menempati kandang rehabilitasi di PSO Arsari.

    Dua bulan kemudian, giliran Dodo menempuh jalur serupa. Dari Sukabumi menuju Jakarta, lalu Balikpapan, kemudian darat hingga Sepaku. Bedanya, ia ditangani dengan sistem logistik door-to-door.

    Kepala Balai KSDA Kalimantan Barat, Murlan Dameria Pane, menegaskan translokasi ini bukan sekadar pemindahan satwa.

    “Kegiatan ini mencerminkan sinergi antarlembaga dalam pelestarian satwa liar endemik Kalimantan. Kami berharap Mungky dapat menjalani kehidupan yang lebih baik dan aman di habitat barunya,” kata Dameria.

    Pemulangan keduanya tidak hanya soal penyelamatan satwa, tetapi juga penegasan komitmen berbagai pihak terhadap konservasi orang utan di Borneo. Yayasan Arsari Djojohadikusumo (YAD), yang menjadi inisiator suaka ini, menilai perjalanan Mungky dan Dodo adalah momentum penting bagi perlindungan satwa endemik.

    “Ini bukan sekadar translokasi, tapi simbol kepedulian banyak pihak terhadap satwa endemik Kalimantan,” ujar Wakil Ketua YAD S. Indrawati Djojohadikusumo, Kamis (11/09/2025).

    Pemulangan Mungky dan Dodo merupakan langkah penting untuk memastikan kesejahteraan mereka setelah lebih dari satu dekade hidup dalam jeruji.

    Mungky diselamatkan dari pemeliharaan ilegal di Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat, pada 2014. Ia datang dalam kondisi sehat secara fisik, tetapi sudah kehilangan banyak perilaku alaminya.

    “Kalau dari segi fisik dan kesehatan, dia bagus, sehat, anatomis lengkap. (Hanya) data tingkah lakunya tidak bisa didapat. Karena sudah lama dipelihara, dia tidak bisa dilepasliarkan,” jelas Manajer Program Sintang Orangutan Center drh. Vicktor Vernandes.

    Sementara itu, Dodo memiliki cerita yang lebih panjang. Ia diamankan dari rumah warga di Bogor pada 2008. Hampir sepanjang hidupnya, ia tidak pernah merasakan hutan.

    “Walaupun secara medis, Dodo dinyatakan sehat, namun karena ia sudah berada di dalam kandang sejak lahir, insting survive-nya sangat kecil,” ujar drh. Anatasha Reza Widiantoro, dokter hewan dari PPS Cikananga, tempat Dodo dirawat selama 17 tahun.

    Kedua orang utan ini kini dititiprawatkan di pusat konservasi Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara.

    Ke depannya, Mungky dan Dodo akan menempati Pulau Kelawasan, sebuah pulau suaka semi-liar yang sedang dibangun di wilayah IKN. Pulau ini menjadi model baru konservasi, tempat orang utan tetap bisa mengekspresikan perilaku alaminya meski dengan intervensi manusia.

    Dukungan dari IKN dan BKSDA Kaltim

    Bagi Otorita IKN, kehadiran Mungky dan Dodo menjadi bagian dari upaya memperkaya biodiversitas di kawasan calon ibu kota baru. Direktur Pengembangan Pemanfaatan Kehutanan dan Sumber Daya Air OIKN, Pungky Widiaryanto, menyebut dua satwa endemik Kalimantan ini menambah warna baru Ibu Kota Nusantara di masa depan.

    “Dengan perpindahan ini, keanekaragaman hayati di IKN akan semakin kaya. Kehadiran mereka di Pulau Kelawasan adalah simbol bahwa pembangunan bisa berjalan seiring konservasi,” katanya.

    Senada, Kepala Balai KSDA Kalimantan Timur, Ari Wibawanto menambahkan, pemindahan Mungky dan Dodo terakait dengan kesejahteraan satwa. Meski bukan di alam liar sesungguhnya, setidaknya Pulau Kelawasan, dua orang utan ini merasakan masa tua serasa berada di alam.

    “Ketika mereka tidak bisa dilepasliarkan, paling tidak mereka dapat hidup di habitat alaminya. Mereka bisa mengekspresikan perilaku alami, bukan lagi di dalam kandang, melainkan di hutan Borneo,” kata Ari.